cilul
cilul
Sekitaran Pikiran
42 posts
sedikit makna, banyak nggak jelasnya
Don't wanna be here? Send us removal request.
cilul · 2 years ago
Text
MBELGEDHES MBELEK SINGA NGISING BELING wkwk. Postingan ini aku edit setahun kemudian. Sebenernya pengin kuhapus karena agak malu tapi biarlah. Biar jadi kenangan. Gak bisa ngasih judul. Mau curhat aja.
It's been a (very) long time since I --kinda-- fall in love with someone. Of course I've been falling in love with Sungjin and Day6, with Bangchan and Stray Kids, hehe. Sebenernya aku tipe yang mudah having crush on someone tapi ya sekadar suka aja, eh lebih ke nge-fans sih. Kayak, "Wah, Mas nya keren banget." That's it. Enough. No action (ya paling cuma ngefollow medsos nya aja). Sekalipun tiba-tiba dikasih kesempatan buat dekat secara jarak, yaudaaah, aku nggak bisa memanfaatkannya. Karena emang nggak kepengin yang gimana-gimana juga, cuma menikmati fase mengagumi aja. Nah sekarang... sama orang ini nih.. NGGAK. AKU NGGAK CUKUP YA KALO CUMA NAKSIR DOANG. PLIS, AKU MAU ORANGNYA SUKA BALIK JUGA KE AKU. AKU MAU KAMI HAVING ROMANTIC RELATIONSHIP. Pas aku inget-inget, terakhir aku punya perasaan kayak gini tuh awal masuk kuliah apa yaa, pun ke orang yang aku suka sejak SLTA, dan itu yang pertama juga kayaknya wkwk.. alias perasaan itu bikin trauma karena turns out dia cuma PHP doang. Jebul pacaran sama orang lain (sekarang malah orangnya dah nikah). Sejak itu aku selalu hati-hati banget kalo ada yang ngedeketin, selalu, "Hallah, palingan main-main doang", "Ah, dia mah baik ke semua orang", "Stop kege-eran". Gituuuu terus, sampe usia udah seperempat abad, tetep males mau invest perasaan ke seseorang. Makanya larinya ke cowok kpop. Hehe.
Dan bener aja, baru beberapa hari menerima perasaan ini (sebelumnya agak denial sih). Aku udah tersiksa. HAHA. Karena dia tidak menunjukkan tanda-tanda kalau suka balik. Kayak ada, kayak enggak. Nggg gimana yaa, he seems doubtful. Aku bingung harus gimana. Selama ini aku emang pasif, ya sejak kejadian naksir cowok semasa SLTA ituu, aku takut mau "bergerak", takut salah ngartiin sesuatu. Sampai akhirnya aku baca buku, ada kalimat begini:
Jangan pernah playing hard to get, seharusnya selectively hard to get. Kita perlu being difficult to catch for everyone but the person we're trying to attract. Sejatinya crush kamu akan lebih mudah tertarik apabila kamu juga menunjukkan ketertarikan. Jadi kamu tidak perlu gengsi.
Jadilah, untuk pertama kalinya, aku mengambil langkah berani (mungkin bagi orang lain biasa aja, tapi bagiku, i've never done this before). Udah nih yaa, udah ngeberaniin diri. Ternyata semakin ke sini semakin, "Ini orangnya nggak punya interest ke aku apa ya?"
TAPI SEMOGA ENGGAK, YA ALLAH. SEMOGA DIA SUKA BALIK, DAN NGGAK RAGU. DAN BERGERAK SAT SET. BENERAN, AKHIR-AKHIR INI AKU TIAP PULANG KERJA NANGIS DI MOTOR, MAU TIDUR NANGIS DULU. Aku belum pernah sebegininya pengin punya romantic relationship dengan seseorang. Aku kirimin Alfatehah tiap hari. Wkwk. Mungkin efek udah didesak nikah juga sama orang tua. Sampe ditanya, "Mau cari yang kayak apa sih?". Nah ini lhoo, yang kayak giniii. Kayak, "Dia adalah alasan dan jawaban atas semua pertanyaan" kalo kata Maliq & D'Essentials. Wkwk.
Ya udah sih, segitu dulu aja. Semoga tulisan ini ada kelanjutannya, yang bahagia...
4 notes · View notes
cilul · 3 years ago
Text
As Jae said, "Life is getting hard. But maybe we can be each other's reason to continue."
6 notes · View notes
cilul · 3 years ago
Text
my man. my sungshine
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
7 notes · View notes
cilul · 3 years ago
Text
PSJ
Awal tahun 2022, kebetulan yang agak disengaja, aku 'berkenalan' dengan seorang pria. Berkenalan di sini adalah aku baru tahu kalau sosok itu ada. Namun kami belum pernah 'bertemu' secara langsung. Sejauh ini aku hanya mendengar cerita dari orang-orang, melihat video-video lamanya, mengamati bagaimana ia berinteraksi di dunia maya, dan itu cukup membuatku 'jatuh cinta'.
Selama hampir satu tahun ini hari-hariku dipenuhi semua hal tentangnya. Aku dipenuhi perasaan ingin jumpa. Aku sangat menantikan hari di mana pada akhirnya dia akan 'menemuiku': membayangkan bagaimana model rambutnya hari itu, baju apa yang akan ia kenakan, bagaimana suaranya (aku ingin mendengar tawa renyah itu secara langsung), dan aku siap mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulutnya (katanya dia senang menceritakan apa saja).
Lalu tibalah hari ini, 7 September 2022. Dia berjanji akan muncul pukul 4 sore. Lalu. Dia. Muncul. Mengenakan kemeja kotak-kotak warna abu-abu dan celana warna senada. Sepatu putih. Rambut cepak. Dan kacamata. Nampak segar dan berwibawa, namun juga menggemaskan karena cara jalannya yang kadang terlihat seperti anak TK.
Aku menangis. Benar-benar menangis. Selama ini aku hanya bisa mengamatinya dari arsip yang ada. Dan sekarang ia muncul secata nyata. Seketika aku mengamini cerita orang-orang. Dia memang memberi ketenangan, memberi kenyamanan. Apa pun yang keluar dari mulutnya serta bagaimanapun gestur tubuhnya, rasanya seperti, "Tenang, semua akan baik-baik saja. Segala hal bisa saja terjadi, baik ataupun buruk. Tapi tidak apa, aku yakin kau bisa melewatinya. Mungkin aku tidak selalu bisa membantu menyelesaikan masalahmu, tapi akan kupastikan bahwa aku ada di sisimu. Semoga hal itu cukup memberimu energi, sebagaimana aku."
Kok bisa ada orang seperti kamu, Park Sungjin?
0 notes
cilul · 3 years ago
Text
Seharusnya aku sudah tahu sejak awal, bahwa kamu memang hendak meninggalkan. Dari yang tak ada kabar, hingga pesanku yang kau diamkan.
Saharusnya aku sudah bersiap dari awal, bahwa kelak kau tak akan bertahan. Entah karena sifatku yang menyebalkan, atau memang ada sosok lain yang lebih menyenangkan.
.......................
Sebenarnya skenario semacam ini sudah pernah menyesakki pikiranku. Tapi bodohnya, masih ada sedikit harap yang memeluk erat asaku. Hingga, saat kekhawatiran itu menjadi nyata, runtuhlah segala... aku porak poranda.
0 notes
cilul · 3 years ago
Text
Ya apalagi kalo bukan mau berterima kasih sama Allah dan diri sendiri dan orang-orang terdekatku karena entah bagaimana "semesta bekerja", sehingga tahun ini aku merasa aku telah mengambil keputusan yang baik. Soal pekerjaan, maksudku. Entah soal yang lain, hihi.
Diawali dengan mengambil resiko cukup besar untuk resign dari pekerjaan sebelumnya, yang padahal belum ada kepastian akan segera dapat pekerjaan baru. Tapi hamdallah, alhamdulillah, sekabehe puji kagungane Allah.. aku sudah hampir setahun bekerja di tempat yang jauuuuhhh lebih menyenangkan. Tempat yang dulu sempat aku idam-idamkan tapi tak berani benar-benar aku "kejar" karena aku merasa tak cukup punya kemampuan. But, lihatlah, aku! Ternyata sekarang aku bisa di sini, hihi. Memang butuh waktu cukup lama untuk beradaptasi. Ya begitulah, di mana pun tempatnya, aku selalu merasa butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri. Tapi nggak nyangka, mereka mengapresiasiku jauhhh lebih baik dari dugaanku, dari harapanku.
Terima kasih!
Semoga tahun-tahun selanjutnya juga lebih banyak bahagianya, sehatnya, kebermanfaatannya, dan cuannya.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
cilul · 4 years ago
Text
kadang kita cuma butuh "kehadiran" orangnya aja.
kehadiran.
cukup.
nggak butuh orang itu melakukan ini itu dan kasih solusi fafifu wasweswos.
cuma pengin dia ada,
di deket kita.
udah.
1 note · View note
cilul · 4 years ago
Text
Aku mendoakan kebaikanmu
Aku berdoa semoga baikmu adalah bersamaku
Aku mendoakan kebaikanku
Aku berdoa semoga baikku adalah bersamamu
Lalu bagaimana
Jika kamu mendoakannya?
Lalu bagaimana
Jika aku tak pernah kau pinta?
:(
4 notes · View notes
cilul · 5 years ago
Text
Ibuku; bukan deskripsi
Ibuku menjelma langit-langit yang kutatap saat pertama kubuka mata usai tidur delapan jam lamanya.
"Bangun, Nak!" katanya. Kadang terlampau lembut bagai selimut yang enggan kutinggalkan. Kadang serupa kentongan dipukul berulang-ulang sebab subuhku hampir kehabisan.
Ibuku menjelma sarapan pagi nasi putih hangat yang asapnya menari di sekujur muka. Meski menunya itu-itu saja, Ibu tetap memaksa aku menjejalkan apa saja atas nama tenaga. Sebab hariku masih panjang, sebab aku masih harus terus berjuang.
Ibuku menjelma barisan bus kota, dan sekelompok anak sekolah yang mengayuh sepeda, dan tukang sayur yang menjajakan dagangannya, dan lampu lalu lintas yang bergantian menyala, dan pepohonan di sisi jalan raya, dan baliho iklan yang seluas papan tenis meja. Rentetan doa agar perjalananku sentosa, agar anganku semakin nyata.
Ibuku menjelma sore yang sering juga disebut senja oleh banyak anak muda. Teduh merengkuh tubuh yang lelah berkejaran dengan setumpuk tanggungan. Senyumnya tergambar pada gelas berisi teh hangat keemasan. Segaris jingga jatuh pada pisang goreng yang terhidang di meja.
Ibu tak menanyakan bagaimana hariku siang ini. Tapi ia sepenuhnya tahu bahwa hadirnya sudah mampu membuatku lupa sakit di lututku. Bagai pereda nyeri nomor satu, aku cukup mengetahui bahwa Ibu ada di sini sore ini, malam hari, esok pagi, dan seterusnya lagi.
Ibuku menjelma Ibu sebagaimana Ibu pada umumnya. Mata yang menatap lekat padahal sekitar kerap tak menganggap. Telinga yang sedia mendengar dari yang berupa teriakan lantang hingga ucap lirih menyesakkan. Tangan yang mendekap saat seluruh seolah meninggalkan. Doa yang harapnya melesat jauh di angkasa, memenuhi singgasana Sang Kuasa.
Ibuku menjelma apa saja yang vital, dasar, primer, pokok, utama, atau apa pun sebutannya. Serupa udara yang kuhirup, masuk ke paru-paru, dan aku tetap hidup.
Kebumen, 13 April 2020
Ulul Mustafidah
2 notes · View notes
cilul · 5 years ago
Text
Capek jadi orang yang apa-apa perlu validasi dari orang lain :(
Am I good enough?
Did I do something wrong?
Does everyone hate me?
Tiap hari selalu dipenuhi dengan prasangka. Bagaimana persepsi orang lain tentang saya? Namun parahnya, tidak cukup berani untuk mengkonfirmasi (bagaimana pun bentuknya). Kumpulan tanda tanya berakhir tanpa makna. Sendiri pun tak menemukan jawabnya.
0 notes
cilul · 5 years ago
Text
Baru sadar ya kalau ternyata kita 'nggak punya daya apa-apa'?
Rencana yang sudah kau susun jauh-jauh hari; daftar tempat yang ingin kau kunjungi; orang-orang yang hendak kau temui; beganti dengan 'nanti' yang waktunya belum terdefinisi.
0 notes
cilul · 5 years ago
Text
Bumi semakin tua, dan kita semakin kerap membuatnya luka.
Ia sudah berulangkali memperingatkan, tapi kita sama sekali tak menghiraukan.
Kita, manusia, semakin bebal.
0 notes
cilul · 7 years ago
Quote
Setiap orang punya nilai sendiri-sendiri. Selagi itu baik, pertahankan. Tak perlu menjadi mereka hanya agar nampak mulia di mata sesama. Kau begini saja, ya!
4 notes · View notes
cilul · 7 years ago
Quote
Dia nggak sombong, bukan mau pamer, nggak maksut riya. Barangkali saya aja yang bebal, tak menerima kebaikan yang ia tebar.
0 notes
cilul · 7 years ago
Text
Hari Ini
Aku sebenarnya benci mengingat hari ini sebab kau bertambah usia
Membuatku tersadar kau semakin tua sedang aku belum apa-apa
Dasawarsa demi dasawarsa kau pusatkan semestamu padaku
Berkawan lelah menjemput asa serupa bahagiaku dan banggamu
 Aku sebenarnya tak pernah berani memandang wajahmu lekat
Membuatku tersadar bahwa dahimu makin legam, pipimu makin kempot, wajahmu penuh kerut
Kenapa bisa begitu?
Apakah karena kapitalisme kau harus bekerja lebih keras demi bertahan hidup atau ini perihal mencukupi biaya hidupku yang seenaknya studi di Ibukota provinsi?
 Aku ingin kau tetap muda serupa raja bergelimang bahagia
Tapi singgasanamu adalah berupa kendaraan beroda tiga tempatmu mencari rezeki
Mahkotamu adalah berupa rambut putih yang bermunculan sebab beban yang sesekali tertutup peci kusam kala kau sembahyang
Jubahmu adalah berupa sarung pemberian tetangga kala idul fitri tiba yang sesekali kau gunakan sebagai selimut saat flu mendera sebab kehujanan saat mengantar penumpang
 Kau tetap raja bagaimanapun rupa
Istana kita sederhana dan kita tetap bahagia
Tunggu sampai waktunya tiba
Kau duduk di teras sambil menikmati senja yang tercipta dari secangkir kopi dan kudapan yang kubeli sepulang kerja
Lalu kita berbicara tentang banggamu berhasil menyekolahkanku
Tentang ayammu yang baru bertelur
Atau tentang, pangeran mana yang hendak mengambilku darimu?
Tenang, kau tetap rajaku
Semarang, 24 Februari 2018
5 notes · View notes
cilul · 7 years ago
Text
Memulai
Aku memberanikan diri menyapa. Selain karena tak ingin pertemuan kita (dulu) berakhir sia-sia dengan kembali (berpura-pura) tak saling kenal, sesungguhnya aku juga ingin menunjukkan bahwa, “Hey, aku sudah baik-baik saja! Tak ada perasaan tersisa pada percakapan kita. Aku bahkan bisa leluasa bercanda tanpa terbawa harap yang tak pantas.” Walau kau tak merasa demikian, setidaknya hal itu berhasil kubuktikan pada diri sendiri.
Bagaimana pun, hadirmu banyak memberi pelajaran. Kau menjadi sumber dari beberapa tulisan.
1 note · View note
cilul · 7 years ago
Text
Hari yang sedang berat, lelah dan kecewa yang bercampur, mengingatkanku berkali-kali, bahwa sekuat apa pun, senyaman apa pun dengan kesendirian, seseorang tetap butuh tempat untuk melepaskan penatnya: sebuah pelukan dan kalimat penenang yang tidak berlebihan.
560 notes · View notes