colloquiumfabula
colloquiumfabula
Berdialog
45 posts
Mencuri Nafas dalam Pena
Don't wanna be here? Send us removal request.
colloquiumfabula · 7 years ago
Text
“If you don’t know where you want to go, then it doesn’t matter which path you take.”
— Lewis Carroll, Alice’s Adventure in Wonderland
704 notes · View notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Text
Terimakasih
Sudah, ku tau,dengan keyakin seratus persen akan seperti ini, seharusnya ku sudah bisa menjaga nya, atau setidaknya ku sudah bisa mengatasi segala perasaan yang muncul. Rasa yang kini hanya sebatas saling sapa tanpa makna yang diharapkan bisa lebih, tidak. ini bukan kisah romansa, bukan sama sekali, ini kisah persahabatan.
Persahabatan dari dua jenis kelamin yang berbeda, yang masing-masing darinya mempunyai poros yang berbeda, tentang pandangan yang berbeda, perilaku yang tidak sama, dan pola pikir yang bertolak belakang tapi apakah kau sadar selalu meronta untuk saling melengkapi. apakah sebuah kesalahan?
Sebuah problematika ketika sudah menyangkut dengan perasaan orang lain yang sebenarnya bisa kita atasi dan tak akan terjadi, iya kau ingin menjaga sebuah komitmen dan perasaan, tapi apakah memang harus mengorbankan sebuah cerita, cerita yang tidak menerka nerka masing-masing darinya, cerita yang bukan tentang kita tapi tentang bejana-bejana yang ada di luar sana.
aku berbohong katamu, tidak akan menyangkal dan tidak akan begitu saja menyetujui. karena yang kutau, setiap sisi selalu ada dampak dari sisi lain nya, terbukti bukan? ya, kita tidak seperti dulu ketika sisi yang lain bisa tertutupi, karena ada sebuah cerita dalam satu kotak yang tersimpan rapat dan merupakan bagian dari sisi lain nya yang akan selalu kusimpan hingga pada waktu nya menyebarkan rasa bahagia.
Situasi selalu menjadi tolak ukur sebuah keganjalan kenyataan, semua menghampiri dengan sedikit merayap tanpa kata sedikitpun.
Ya sudahlah, terimakasih untuk beberapa waktu ini, aku kan merindukan cerita-cerita kita, cerita yang belum selesai dan tak akan pernah berakhir, buat cerita mu selalu menarik pada setiap harinya, tulis dibuku mu dan tunjukkan pada generasi-generasi mu selanjutnya, selalu menjadi dirimu sendiri walaupun pada suatu situasi kau harus menjadi orang lain untuk mengerti dengan keadaan. Buat ceritamu semenarik mungkin agar kau bisa menjadi apa yang kau inginkan, dan selalu ingat untuk bersyukur dengan segala hal dan sekecil apapun yang bisa kau gapai, terimakasih untuk senyum mu itu, kan ku ingat hingga nyawa tak ada.
0 notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Audio
Badai puan, telah terlalu Salahkah ku menuntut mesra Tiap taufan menyerang, kau di sampingku Kau aman ada bersamaku
Selamanya Sampai kita tua, sampai jadi debu Ku di liang yang satu, kau disebelahku
Sebait lyric dalam Lagu ini, selalu menyayat sedalam yang ku ijinkan, untukmu yang tidak bisa diam hanya sejenak karena 2 anak kecil yang berlarian kesana kemari dengan imajinasi nya, yang paling besar seraya memanggil “bunda temenin adek maen” bersautan dengan rengekan bayi mungil meminta perhatian ibu nya juga.
Terima kasih, Sudah mencintaiku sedalam yang kau mampu Terima kasih, Sudah bersedia untuk peluh mu mengasuh dan membimbing mereka ketika aku tak sempat ada
Terima kasih untuk rasa ini
0 notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Video
youtube
“Mari Bercerita”
Pertama kali mendengar lagu ini, yang terlintas di fikiran adalah dirimu
Iya kamu, yang belakangan ini sering berkomunikasi lewat gawai
Gawai usang yang kita gunakan tidak untuk membuat jadwal bertemu, tapi hanya mendegar suara dari masing-masing, rindu ku akan sedikit terobati 
Kadang bertemu melalui panggilan video, ketika kita bosan dan ingin mengomentari situasi dan wajah konyol dari masing-masing kita, tapi buatku paras wajah mu selalu menyemangati
Banyak yang kita ceritakan, bukan tentang kita, tapi tentang sekeliling kita yang menarik untuk di ceritakan kembali
Tentang rasa, bukan rasa kita, tapi rasa saling bersyukur dengan hidup yang walaupun tidak disangka akan mengambil sebuah jalan, Jalan yang pada suatu masa mempertemukan kita, kita yang mungkin sama-sama bosan dengan realita tetapi terlihat fana
Tentang manusia, manusia dalam bejana tua berisi air yang tidak lagi suci, fikiran dan perasaan yang dipenuhi oleh rasa kecemasan akan manusia lain nya
Tentang kamu, kamu yang berjuang demi sebuah tanggung jawab dan kecintaan mu dengan ilmu yang sedang kau kumpulkan di satu kotak dalam fikiran mu, berharap akan berguna untuk manusia dalam bejana yang sudah tua maupun yang masih muda, agar tidak retak dan menjadi pecah
Tentang aku, aku yang..apa yang bisa kuceritakan tentang aku? kurasa tidak ada, sebagian besar sudah kuceritakan, detail dan hal lain nya biar aku saja yang tau
Ingin sekali sebenarnya bertemu, satu hari ke hari lain, menemani atau sekedar bertegur sapa dan saling berhadapan dengan obrolan menarik yang langsung ku sampaikan di depan mu tanpa melalui gawai sebagai perantara
Sayangnya ku tak bisa sanggupi, iya, ku tak bisa sanggupi kalau ternyata aku harus menyimpan sebuah rasa bersalah, tak bisa ku sanggupi kalau ternyata ketika bertemu kau selalu bertanya-tanya apa yang ada di fikiranku, tak akan pernah bisa kusanggupi kalau ternyata kau harus mereka-reka di dalam fikiranmu yang akan membuat perbincangan kita sedikit menjauh
Biarkan seperti ini, kamu dan aku lebih bebas untuk berbicara tanpa harus mereka-reka yang ada dalam fikiran, kamu dan aku lebih leluasa dalam bertukar fikiran dan bercerita tentang apa saja dan tak membuat salah satu dari kita menjadi canggung untuk bercerita
Biarkan seperti ini, aku akan memilih kata yang tepat agar perbincangan kita terus berlanjut, karena aku senang bertukar cerita dengan mu
Harus kuakui mungkin memang kita tidak di pertemukan di waktu yang tepat, tapi rasa ini sangat tepat untuk ada
Jadi mari bercerita kembali, tidak perlu tentang kita, karena kita adalah dua manusia dalam bejana nya masing-masing, seperti lyric lagunya, semoga selalu membuat lebih bersahaja dalam setiap ceritanya
0 notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Quote
We do not remember days, we remember moments.
Jennifer Nevin (via quotemadness)
3K notes · View notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Photo
Tumblr media
EXACTLY.
139K notes · View notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Conversation
Allura: You lied?
Lotor: I may have.
Allura: You may have, or you did?
Lotor: I may have did.
2K notes · View notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Quote
Make a habit of two things: to help; or at least to do no harm.
Hippocrates (via quotemadness)
2K notes · View notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Text
-Keramaian
Hujan dan lampu sudut kota malam kembali menjadi teman setia yang tak pernah bertanya apapun.
Tanpa kata perkenalan seseorang bertanya “kemana kau akan pergi setelah ini?”
dan kau pun menjawab “ke suatu tempat yang sunyi dan sangat pribadi”, raut muka yang sama sekali tidak terganggu.
Orang itupun kembali bertanya “untuk apa? sedangkan di luar sana banyak yang lebih menarik”
muka mu mulai menunduk dengan sedikit menghela nafas “aku sudah cukup menikmati semua ke indahan di luar sana”
Wajah orang itupun berubah mengikuti Ego nya, seakan ada hal yang dia tau dengan pasti “aku tak yakin untuk yang satu ini, apa kau yakin sudah menikmati semuanya?”
Raut wajahmu mulai berubah, perasaan yang selama in kau tahan hingga pada akhirnya menyesakkan nafas mu, “memang,terkadang kita perlu berbohong pada suatu hal bukan!”
Orang itu pun perlahan bersandar dan merogoh kantong sebelah kanan, seraya mengambil sebatang rokok nya dan mulai menyalakan api, dia pun kembali bertanya “dan apakah kau sudah sangat memikirkan kalau hal itu memang pantas untuk kau bohongi?”
Tanpa ada ancang-ancang yang jelas, kau terbangun dari lamunan mu setelah sedari tadi hanya memandang setengah kosong ke genangan air sehabis hujan di hadapanmu, wajahmu sangat bersinar menerima pantulan cahaya bulan dari genangan itu,
“tidak pantas, tapi aku pantas untuk melakukannya”
Satu tarikan yang tegas, di tahan beberapa detik kemudian dihebuskan dengan panjang menirukan garis putih yang bercerai di akhirnya, dengan sedikit terbata-bata Orang ini mulai mengakhiri semua percakapan,
“kenapa? ada sesuatu yang kau hindari?”
Kau kemudian membalikkan wajahmu untuk memandang si orang itu, tersenyum, dengan pelan kau berkata “ada, keramaian”
keramaian.
1 note · View note
colloquiumfabula · 7 years ago
Photo
Tumblr media
539K notes · View notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Text
The Other Side of Rahwana
By.Puspita Artha Trisnano
Rahwana adalah Penjahat. Rama adalah Pahlawan. Pemahaman ini sudah meluas dalam masyarakat. Namun dalam urusan Cinta, bisa saja pemahaman ini diperdebatkan.
Saya percaya bahwa manusia itu mempunya dua sisi (tidak ada yang sepenuhnya hitam, dan tidak ada yang sepenuhnya putih), Saya ingin mencoba melihat dari sisi Rahwana sebagai pribadi yg jatuh cinta.
Dalam sebuah kisah lalu diceritakan Rahwana hanya mencintai satu wanita, istrinya, Dewi Setyawati namanya. Hingga kemudian sang Dewi meninggal dan kemudian menitis ke Dewi Sinta. Cinta di hati Rahwana tak pernah padam, hingga akhirnya sang waktu mempertemukannya dengan Dewi Sinta, yang sayangnya sudah menjadi istri Rama, Raja Ayodya, karena memenangi sayembara.
Melihat cinta sejatinya sudah menjadi milik orang lain, Rahwana punya dua pilihan: merelakannya atau merebutnya dengan taruhan apa pun, bahkan nyawa. 
Dan, Rahwana memilih pilihan kedua.
Sinta pun diculiknya dan dibawa pulang ke Alengka. Selama tiga tahun disekap, Sinta diperlakukan bak ratu oleh Rahwana. Meski dia bisa memaksa atau bahkan memperkosa Sinta, Rahwana tak pernah mau melakukannya.  Rahwana tahu, cinta sejati tak butuh dipaksa.
Dia tak pernah menyentuhnya. Dia menunggu. Menunggu adalah hal terbaik agar Sang Dewi tak terluka hatinya. Agar Sang Dewi mencintainya sepenuh hati. Suatu saat nanti, Walaupun itu entah kapan. Padahal dia tahu benar bahwa titisan Dewi Setyawati itu terlahir begitu setia pada suaminya.
Setiap hari Rahwana mendatangi Sinta dengan beragam puisi. Dia selalu minta maaf karena telah menculiknya. Semua itu dilakukan agar Sinta bersedia menjadi Permaisuri, satu-satunya istri terkasih. Namun, Sinta selalu menolak.
Apa yang datang dari hati, pasti sampai ke hati. Sekejam apa pun Rahwana, ketulusannya pelan-pelan dirasakan oleh Sinta. Selama dirinya di Alengka, Rahwana berubah menjadi baik dan murah senyum sehingga mengubah suasana kerajaan menjadi baik pula dan penuh kedamaian. Sinta mulai tergoda tapi di sisi lain dia tak mau mengkhianati suaminya. Namun, hingga hampir tiga tahun lamanya, kenapa Rama tak kunjung juga menyelamatkannya? Apakah suaminya sudah tak mencintainya lagi?
Dalam diam mereka saling bicara.
"Tidakkah kau juga mencintaiku Sinta? Tidakkah kau mengingatku walau sedikit saja, sebagai pria yg pernah kau cintai sampai mati"
"Aku sebenarnya juga mencintaimu. Namun aku terikat dengan Rama. Jika kamu mencintaiku, tolong relakanlah aku dan kembalikanlah aku.."
Kata-kata Sinta ibarat mantra yang menyihir Rahwana. Sebab, selama hidupnya, hanya kata-kata itulah yang dinanti.  
"Jika itu maumu, sebagai ksatria, aku akan berduel satu lawan satu dengan Rama. Jika dia bisa mengalahkanku, maka aku akan mengembalikanmu kepadanya"
Ketika Rama datang dengan balatentara Wanara plus Hanoman, dengan gagah berani Rahwana menyambutnya.  
“Aku mencintai Sinta, Rama! Aku akan melakukan apa pun untuknya. Aku benar-benar mencintainya, bukan sepertimu yang menikahinya hanya karena berhasil memenangkan sayembara. Semua perbuatanku yang kau sebut ‘mengacau’ sebenarnya adalah usahaku dalam rangka mendapatkan cintaku kembali"
Pertarungan pun terjadilah.  
Dengan dibantu Hanoman, Rama berhasil mengalahkan Rahwana dan membunuhnya. Sinta pun kembali jadi miliknya. Dia lari menghambur ke pelukan Rama. Namun, sambutan Rama justru tak dia duga, Rama curiga, jangan-jangan Sinta telah dinodai Rahwana.
Berkali-kali Sinta menjelaskan bahwa dirinya masih suci. Rahwana tidak sekali pun pernah menyentuhnya. Tapi Rama tak juga percaya. Hingga akhirnya, Sinta nekat membuktikan kesuciannya dengan menceburkan diri ke bara api. Karena dia masih suci, api tak bisa membunuhnya. Barulah setelah itu Rama mau menerimanya kembali.
Tinggal kemudian Sukma Rahwana yang menangis sejadinya karena nestapa cinta. Kenapa takdir tidak memilihnya? Andai dia ikut perlombaan pasti Sinta menjadi miliknya, bukankah kesaktian Rama masih jauh di bawahnya. Kenapa pula Sinta memilih pria yang tidak mempercayainya 100 persen? Sementara bagi Rahwana, Sinta ternoda atau tidak, cantik atau tidak dia tetap akan mencintainya.
Disudut lain yg tak terlihat. Sinta tersedu pilu karena Rahwana sdh tak ada lagi di dunia yg ditempatinya, tak menghirup lagi udara yg dihirupnya.
Sosok yg mencintainya tanpa tapi.
Tumblr media
0 notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Link
Ini Cerita ketika tulang mulai menua
masih mungkin ada hasrat
yang menggebu gebu
berkumpul dan bernyanyi seperti dulu
wajah tampanku, keriput dan badanku membungkuk
rasa ingin tak percaya, kini ku menua
tak menggoda layaknya saaat muda
kita pasti tua
lemah dan tak bertenaga
mulai rentan berkelana, di balik rambut putihku
wajah tampanku, keriput dan badan ku membungkuk
rasa ingin tak percaya, kini ku tlah menua
tak menggoda layaknya saat muda
kita pasti tua
lemah dan tak bertenanga
mulai rentan berkelana, di balik rambut putihku
kita pasti tua
mulai pelan dan pelupa
rabun sudah bola mata, ada yang tak berubah
awas nanti tua
kita pasti tua
lemah dan tak bertenaga
mulai rentan berkelana, di balik rambut putihku
kita pasti tua
mulai pelan dan pelupa
rabun sudah bola mata, ada yang tak berubah
jiwa masih muda
jika nanti sudah tua
mulai jarang bersenggama, tunggu saja waktunya
0 notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Audio
Beberapa bulan terakhir, lagu ini sukses mengantar kan imajinasi ku menjadi kenyataan. Tentang rasa, tidak terlalu pahit, dan tidak akan menjadi manis. Sebuah kenyataan yang kusangka tidak akan pernah terjadi, sebuah cerita yang dengan sangat jelas tidak akan pernah ku ceritakan kembali.
Ketika kau mengagumi dari segala keindahan yang di tawarkan, tidak secara terbuka, perlahan dan sulit untuk di lupakan. Begitu pelan hingga Kau tak sadar bahwa semua yang Kau lakukan sangat salah dan tidak adil.
Apakah harus berhenti? Logika selalu berkata demikian, berulang dan bergema. Bisakah aku sebentar saja menikmati rasa ini, tidak akan lama mudah-mudahan, hanya sebentar saja.
0 notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Text
Ini Aku
Ada yang menuliskan prosa ini di buku ku, akan menjadi bijak untuk ku tuliskan kembali
Dia menuliskan pikiran nya,
Tak jarang perasaan nya,
Kemudian menulis apa yang tak dia pikirkan,
Berlanjut menulis sesuatu yang bahkan tak pernah dia rasakan,
Diantara semua itu,
Dia menulis hal yang benar dan salah,
Dia sedang memperkenalkan diri pada dunia dengan berkata "Ini Aku".
Untuk kau yang sempat bercengkrama.
0 notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Text
Operator Telepon
Waktu saya masih amat kecil, ayah sudah memiliki telepon di rumah kami. Inilah telepon masa awal, warnanya hitam, di tempelkan di dinding, dan kalau mau menghubungi operator, kita harus memutar sebuah putaran dan minta disambungkan dengan nomor telepon lain. Sang operator akan menghubungkan secara manual.
Dalam waktu singkat, saya menemukan bahwa, kalau putaran di putar, sebuah suara yang ramah, manis, akan berkata : "Operator". Dan si operator ini maha tahu.
Ia tahu semua nomor telepon orang lain! Ia tahu nomor telepon restoran, rumah sakit, bahkan nomor telepon toko kue di ujung kota.
Pengalaman pertama dengan sang operator terjadi waktu tidak ada seorangpun dirumah, dan jempol kiri saya terjepit pintu. Saya berputar putar kesakitan dan memasukkan jempol ini kedalam mulut tatakala saya ingat, Operator!!! Segera saya putar bidai pemutar dan menanti suaranya.
" Disini operator..." " Jempol saya kejepit pintu..." kata saya sambil menangis. Kini emosi bisa meluap, karena ada yang mendengarkan. " Apakah ibumu ada di rumah ? " tanyanya. " Tidak ada orang " " Apakah jempolmu berdarah ?" " Tidak , cuma warnanya merah, dan sakiiit sekali " " Bisakah kamu membuka lemari es? " tanyanya. " Bisa, naik di bangku. " " Ambillah sepotong es dan tempelkan pada jempolmu..."
Sejak saat itu saya selalu menelpon operator kalau perlu sesuatu. Waktu tidak bisa menjawab pertanyaan ilmu bumi, apa nama ibu kota sebuah Negara, tanya tentang matematik. Ia juga menjelaskan bahwa tupai yang saya tangkap untuk dijadikan binatang peliharaan, makannya kacang atau buah.
Suatu hari, burung peliharaan saya mati. Saya telpon sang operator dan melaporkan berita duka cita ini. Ia mendengarkan semua keluhan, kemudian mengutarakan kata kata hiburan yang biasa diutarakan orang dewasa untuk anak kecil yang sedang sedih. Tapi rasa belasungkawa saya terlalu besar. 
Saya tanya " Kenapa burung yang pintar menyanyi dan menimbulkan sukacita sekarang tergeletak tidak bergerak di kandangnya ?" 
Ia berkata pelan " Karena ia sekarang menyanyi di dunia lain" . Kata - kata ini tidak tau bagaimana bisa menenangkan saya.
Lain kali saya telpon dia lagi. " Disini operator " " Bagaimana mengeja kata kukuruyuk?" Kejadian ini berlangsung sampai saya berusia 9 tahun. 
Kami sekeluarga kemudian pindah kota lain. Saya sangat kehilangan "Disini operator". Saya tumbuh jadi remaja, kemudian anak muda, dan kenangan masa kecil selalu saya nikmati. Betapa sabarnya wanita ini. Betapa penuh pengertian dan mau meladeni anak kecil.
Beberapa tahun kemudian, saat jadi mahasiswa, saya studi trip ke kota asal. Segera sesudah saya tiba, saya menelpon kantor telepon, dan minta bagian "operator"
" Disini operator " Suara yang sama. Ramah tamah yang sama. Saya tanya " Bisa ngga eja kata kukuruyuk " Hening sebentar. Kemudian ada pertanyaan "Jempolmu yang kejepit pintu sudah sembuh kan ?" Saya tertawa. " Itu Anda.... Wah waktu berlalu begitu cepat ya " Saya terangkan juga betapa saya berterima kasih untuk semua pembicaraan waktu masih kecil. Saya selalu menikmatinya. Ia berkata serius " Saya yang menikmati pembicaraan dengan mu. Saya selalu menunggu nunggu kau menelpon "
Saya ceritakan bahwa , ia menempati tempat khusus di hati saya. Saya bertanya apa lain kali boleh menelponnya lagi. " Tentu, nama saya Saly "
Tiga bulan kemudian saya balik ke kota asal. Telpon operator. Suara yang sangat beda dan asing. Saya minta bicara dengan operator yang namanya Saly.
Suara itu bertanya " Apa Anda temannya ?" " Ya teman sangat lama " " Maaf untuk kabarkan hal ini, Saly beberapa tahun terakhir bekerja paruh waktu karena sakit sakitan. Ia meninggal lima minggu yang lalu..."
Sebelum saya meletakkan telepon, tiba tiba suara itu bertanya "Maaf, apakah Anda bernama Paul ?" "Ya " " Saly meninggalkan sebuah pesan buat Anda. Dia menulisnya di atas sepotong kertas, sebentar ya....." Ia kemudian membacakan pesan Saly : " Bilang pada Paul, bahwa IA SEKARANG MENYANYI DI DUNIA LAIN... Paul akan mengerti kata kata ini...."
Saya meletakkan gagang telepon. Saya tahu apa yang Saly maksudkan.
Jangan sekali sekali mengabaikan, bagaimana Anda menyentuh hidup orang lain.
0 notes
colloquiumfabula · 7 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
colloquiumfabula · 12 years ago
Text
Untitled#1
Malam semakin larut ketika kita berdua hanya saling menatap dalam bisu, saling menatap dengan perasaan haru, kaku...
CON BRIO
Berbeda sekali dengan malam-malam sebelumnya, malam ketika bintang menyembunyikan cahayanya di balik senyum mu, yang saat ini kurindukan. Matamu yang seakan memberi tahukan suatu rahasia besar dengan apa yang terjadi padamu hari ini, mata yang bulat sempurna, hitam, dan pas berada di tempatnya. kau percayakan keluh kesah dan kesan mu padaku.
Ada begitu banyak hal yang tak bisa aku lupakan tentang kamu, dan yang paling aku selalu ingat saat dimana ketika alunan lagu yang kau sukai membuat mu tak henti-henti nya menyanyikan bait-bait dari lagu itu tanpa ada yang terlewat sedikitpun, bahkan sampai lagu habispun kau bergumam kecil mengikuti nada dan irama dari lagu tersebut.
“  If only I could find my way to the ocean
I’m already there with you
If somewhere down the line
We will never get to meet
I’ll always wait for you after the rain ”
Bait reffrain dari lagu “Adhitya Sofyan – After The Rain”  terus kau ulang hingga kau menari-nari kecil mengikuti musik nya, jujur aku tak bisa menahan tawa karena tingkah mu. Iya aku tau, kau berulang kali bilang kalau kau tak suka di tertawakan karena sikap-sikap konyol mu, dan kembali berakhir dengan cubitan pedas mu karena aku selalu tertawa melihatmu seperti itu.
Moment itu berharga untukku, dimanapun dan bagaimanapun keadaanku, ketika mengingat hal itu, selalu membuatku kembali bersemangat dengan tawa kecil. Kau berpengaruh besar untuk hidupku.
Kau wanita hebat, kau membuatku lupa akan hari-hari berat yang aku rasakan, layaknya obat daya tahan tubuh yang terus di konsumsi hingga aku ketagihan, seluruh perhatianmu kau berikan untukku tanpa kau lupakan perhatian untuk mu sendiri, kau membuatku merasakan apa itu cinta, apa itu kasih sayang, apa itu peduli, apa itu ikhlas, apa itu sabar, dan apa itu Jujur. Aku banyak belajar darimu, seperti bait lagu dari SheilaOn7 “Anugerah terindah yang pernah ku miliki”.  Sekarang aku tau betul bagaimana rasa nya memiliki anugerah tersebut. Terima kasih Tuhan. Kau berikan wanita terhebat setelah ibuku untuk menemaniku di setiap langkah kaki yang aku pijakkan di bumi ini...
CON DOLORE
Hari ini hujan nya awet, dari pagi tadi hingga matahari menyembunyikan diri untuk menyinari belahan dunia lain, hujan ini seakan enggan untuk berhenti. Dan yang pertama kali ku ingat, kau suka sekali hujan, betul kan. Ini harimu sayang.
Lampu kota malam terasa hangat sekali malam ini, kutenggelamkan tubuhku lebih dalam ke pelukanku di balik sweeter yang kurang tebal, sembari menyusuri blok demi blok jalanan kota. Trotoar yang basah, wangi khas tanah setelah hujan dan angin yang membuatku sesekali menggertakkan gigi ku, membuatku semakin gugup untuk terus berjalan. Sesekali ku hentikan langkahku untuk menghirup dalam-dalam udara malam yang basah dan mengumpulkan kekuatan yang lebih besar untuk bertemu denganmu.
Ya, malam ini kita akan bertemu, di tempat pertama kali kita mempertemukan dua hati yang berbeda menjadi serpihan hati yang harus di susun menjadi satu. Entah apa yang harus aku rasakan, antara aku harus senang seperti malam-malam sebelumnya ketika kita akan bertemu, berbagi kisah, berbagi rindu, berbagi cinta, atau tidak sama sekali. Rasa ini seakan mencekik ku sangat kuat hingga aku kehabisan nafas, bisa ku dengar degup jantungku sendiri, kencang tak beraturan. Karena malam ini aku sangat berharap ini bukan malam terakhir kita untuk bertemu.
Aku engga menceritakan nya dari awal, ketika tumpuan rasa percaya akan cinta tidak lagi bisa di pegang, ketika hati menampilkan sisi buruk nya dengan membagi diri seperti amoeba untuk mencari yang lain. Aku tau akan ada yang tersakiti di akhir cerita ini, dan ku harap itu bukan kamu. Aku hanya manusia yang tak pernah lepas dari “rasa”. Sekarang aku menyakiti mu.
Semakin dalam aku rasakan udara dingin nya malam ini, dengan fikiran-fikaran tak karuan terhadap apa yang akan terjadi malam ini, aku sampai di tempat itu. Bisa kulihat kau di ujung sana, di satu-satu nya kursi besar yang ada di tempat itu, itu kursi favorit kita, di balik kaca besar yang menghadap ke jalanan, sembari memandang kosong ke arah cangkir kopi hangat yang baru saja datang, bisa kulihat hangat yang di berikan dari cangkir kopi itu yang kau butuhkan, kau pasti kedinginan.
Dengan perlahan aku mendekati mu, aku tau kau melihatku datang, tapi tak ada reaksi sedikitpun. Aku pun ragu, “apa sudah sangat benar aku datang? Atau sebaiknya aku tinggalkan saja, membiarkan mu sendiri dulu?” , aku mengernyitkan dahi dan mencoba untuk tersenyum ketika menyapa “hai!, sudah lama ya?” , dengan mantap, sigap, dan seperti sudah di rencanakan, aku hanya mendapatkan balasan “hmm!” .
Akupun duduk tanpa di persilahkan, aku rasa aku tidak harus meminta izin untuk ini. Kau masih diam larut dalam keheninganmu sendiri memandang kosong kearah cangkir kopi hangat yang kau pesan, se akan aku tidak berada disana. “bagaimana hari mu?”  Tanya ku, mencoba mencairkan suasana yang kikuk. ”biasa saja, tak ada yang special” , bisa kullihat senyum sinis memenjarakan diri di wajahmu ketika menjawab. Akupun diam.
“bagaimana denganmu?”  ah! lega kau bertanya, setiap detik yg berjalan seakan berjalan lebih lama dan sangat lama sampai kau mulai bertanya. “same old same old, agak dingin hari ini, hujan nya gak berenti, tapi pasti kamu suka itu kan?” aku menjawab agak sedikit panjang, selain mencoba lagi untuk mencairkan kikuk, juga mengingat-ingat hal-hal kecil yang kau sukai. “tidak juga, untuk hari ini” kemudian diam lagi.
Ingin rasanya memeluk mu, sungguh. Ketika kau mendekap tubuh mu sendiri dengan kedua tanganmu yang kau silangkan sambil meringis yang aku tau itu artinya kau sedang kedinginan. Tapi apa yang bisa kuperbuat, bukan aku yang ada di hadapanmu ini yang sedang kau inginkan ada di hadapanmu, aku yakin kau akan menjawab “Iya!!” dengan tanda seru besar dibelakangnya kalau saja aku tanyakan itu.
Ini siksaan untukku, kau tau aku bukan orang yang banyak bicara, bukan orang yang menceritakan setiap detail hari ini tanpa harus di Tanya duluan. Keheningan ini benar-benar menyiksa, kesunyian dua orang yang terikat cinta lebih sunyi dari kesunyian apapun yang ada di bumi maupun di dimensi manapun.
Kau diam, akupun akan demikian.
You never know how much I love you..right now.
CON ESPRESSIONE
Keheningan ini berlanjut, tak satupun dari kita mengucapkan suatu kata, kadang hanya lengguhan, kemudian diam, tarikan nafas panjang untuk memulai sedikit percakapan, tapi ku urungkan, dan kemudian diam, bahasa tubuh mengisyaratkan kebosanan, tapi tak satu patah katapun keluar, baik oleh aku maupun kamu. Dan kemudian diam, lagi.
Malam semakin larut ketika kita berdua hanya saling menatap dalam bisu, saling menatap dengan perasaan haru, kaku.
Kau menatapku makin dalam, ada emosi disana, ada kekecewaan disana, ada airmata disana. Semenjak tadi, baru kali ini kau menatapku. Dan bukan tatapan yang aku sangka-sangka, tatapan yang aku harap tak pernah aku dapatkan dari mu, tidak kemarin, sekarang, atau nanti. Sedikit terbata kau berucap
“berikan aku satu saja alasan, kenapa kau berikan cinta ini padaku?”
"Aku tidak pernah membutuhkan alasan untuk mencintaimu", kau bisa lihat bagaimana sulitnya aku untuk membalas menatapmu, apalagi sambil memberikan jawaban, tapi ya aku mengatakan nya juga.
"Tapi aku selalu ada alasan untuk meninggalkanmu", kau tertunduk ketika mengatakan itu, kita tau itu bukan hal yang kita berdua inginkan, sudah terlampau nyaman hidup ini aku jalani berdua denganmu. Kamu, itu cukup sampai aku selesai menjalani waktu yang diberikan Tuhan untukku menikmati dunia ini.
"Setidaknya kau tau aku mencintaimu, itu cukup", aku benci mengatakan ini, karena sebenarnya itu tidak cukup, aku ingin lebih, lebih, dan lebih dari sekedar kau tau saja.
"Kau lupa ya?kau mencintai aku. Tapi kau mencintai dia jg", aku lihat sebuah kengerian disini, ini dia. Jantungku seakan ingin meledak mendengar kau berkata seperti ini. Aku bisa lihat airmata mu jatuh disana, airmata yang kau tahan, tak hanya bisa ku lihat, tapi merasakan nya. Perih, luka, pengkhianatan. Ingin rasanya aku lari dari semua ini, hentikan sedetik saja.
"Aku Mencintainya itu benar, tapi mencintaimu itu lebih indah", aku berusaha untuk jujur dan aku harus jujur padamu, tentang semuanya, tanpa berfikir panjang aku menepis mu dengan ini, terlalu sakit untuk ku terus melanjutkan percakapan ini. Apalagi dengamu.
"maaf,tapi untukku itu sama saja kau berbual.", dan kau diam, Sedikit terisak. aku tak punya kekuatan apapun untuk itu saat ini.
"Tulus bukan berarti harus memilih bukan? Setidak nya aku dan kau tau tanpa harus di tutupi", bodoh,bodoh,bodoh! Harusnya tak kukatakan hal ini, harusnya aku simpan saja dalam hati, memperkeruh keadaan, brilliant!
"itu sama saja kau membunuhku secara perlahan..", tubuhmu semakin masuk ke dalam dekapanmu, dingin mulai menguasai, senyum itu, please jangan berikan aku senyum itu sekarang. Senyum seakan mengolok-olok, bukan begitu maksudku.
"Coba untuk hilangkan persepsi dari sudut pandang mu, kekuatan ku bukan untuk melukaimu", harus aku akhiri percakapan ini, bukan berarti aku ingin mengakhiri, tapi aku rasa sudah cukup.
"iya memang bukan melukaiku, tp mematikan ku!!", sedikit berteriak kau mengatakan ini seakan apa yang kau barusan bilang itu adalah “hargai aku, gak semudah itu, ini hati ku yang kau rusak, apa aku dimatamu, se ber arti apakah aku disini, jelaskan sejelas-jelasnya”!
"melukaimu pun aku tak sanggup, apalagi mematikanmu? Hampir mustahil. Dimana ada cinta, disitu ada kamu", terkesan agak meremehkan memang, tapi ini yang hatiku katakan.  Sesal mungkin, tapi tidak sekarang.
 "Ya Tuhan..seperti itu kamu mencintaiku?lalu apa kabar dengan dia yg kau cintai juga?!", aku tertunduk malu, malu untuk hal-hal yang memang tidak seharusnya aku lakukan, malu dengan semua sikap tak berdaya oleh cinta yang aku bagi. Ada suatu saat ketika tak ada rasa bersalah untuk memperjuangkan ini, tapi ada juga saat dimana semua akan runtuh menjadi kepingan debu yang takkan bisa di satukan kembali, se besar apapun usaha untuk itu, tidak akan pernah bisa.
 "bukankah sudah kukatakan sebelum nya, aku mencintainya memang benar, tapi mencintaimu lebih indah. Sayang", sudah cukup aku melihat mu bersedih, sudah cukup aku kali ini melihat mu menangis, sudah cukup rasa ini berkecamuk di batin yang sama sekali aku pikir tak ada ruang yang tersisa untuk mempertahankan yang seharusnya di pertahankan. Kalo memang harus berpisah, aku harap kau mengerti, aku harap cinta tak membuatmu takut.
 "lalu siapa yg kau pilih? Tidakkah terlalu sesak hatimu jika diisi oleh 2 cinta sekaligus?!", pertanyaan yang kau lontarkan sangat benar, sesak sekali hati ini di isi oleh 2 cinta yang dua-duanya menginginkan lebih dari sekedar perkataan. Aku luapkan amarah ku pada diriku sendiri dengan mengepalkan kedua tanganku di bawah meja. Kau tidak melihatnya, tapi aku tau kau tau.
Kau cantik sekali malam ini, bintang seakan tidak ada apa-apanya dibanding kan seorang wanita yang tengah berada di depan ku malam ini. Tangis mu akan selalu aku ingat. ini akhir untuk kita. Butuh lebih dari sekedar ke ajaiban untuk kau mau memaafkan ku untuk hal ini. Hati tak bisa di bagi, itu yang ingin kau sampaikan kan.  Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang “sempurna” bagi seseorang. Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri. Aku anggap aku gagal untuk mu.
Hujan mulai reda, maaf malam ini tidak seperti malam biasanya, aku melukaimu, aku memberikanmu sisi gelap dari manis nya cinta, aku memberikan tusukan tajam di hati mu, hati yang sekeras baja, halus dan penuh kasih sayang.  Aku harap kau bisa melupakannya lebih cepat dari perkiraan ku, ada banyak cinta di luar sana. Tetap jadi dirimu ya. Aku tau kau dengar isi hatiku saat ini. Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kamu inginkan dan menyayat sedalam yang kamu ijinkan. Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi kesedihan dan kerinduan itu, tapi bagaimana belajar darinya..
 Aku tidak akan memilih siapa-siapa. Aku harap kau pun begitu, untuk saat ini.
"aku tidak ingin memilih, hidup ini sudah terlalu sesak dengan pilihan. Lagipula, kau dan dia bukan untuk di pilih, tetapi di cintai", dan Malam semakin larut ketika kita berdua hanya saling menatap dalam bisu, saling menatap dengan perasaan haru, kaku..
CON AMORE FIN.
0 notes