Text
Padahal maksudnya baik ya. Tapi rasanya kok bebanin. Sedih ih. Rasa lama yang selalu ada, ga berguna, benalu.
Jelek sekali ada rasa ini, terlebih aku sadar bisa pengaruhi baby ini. Maafkan ibumu yang terlalu lemah ini ya Nak. Kasihan sebenarnya kamu.
Tak berdaya. Lagi-lagi dihadapkan kondisi no choices. Rasanya ga mudah. Terlebih dengan segala keterbatasan diiringi tuntutan. Terlalu banyak hal harus tertahan.
Hanya berharap jika memang kelak ada sosok lebih baik dari aku, aku menguatkan diri untuk merelakan. Kasihan. Sadar diri kok aku 🙃
6 notes
·
View notes
Text
Rasanya ga asing. Sendiri lagi ya :) ga deng, ada io dalam tubuhku. Maaf ya sayang, ibu kamu kurang tangguh sepertinya. Semoga kelak kamu jadi anak yang kuat fisik dan mental ya.. Ga sabar kamu lahir sehat sempurna, temani Ibu ya nanti.
He asked me, ask again and again.. 😊thank you for asking.. I don't want answer his question. Padahal aku tahu tingkat kepekaan dia terlalu rendah. Hanya aku ga punya energi untuk memberi penjelasan.
Funny things, selalu bertolak belakang. Satu sisi mau tenangin sendirian, tapi sisi lain mempertanyakan kehadiran yang aku tau ga akan terpenuhi. Yuph, aku butuh dia.. tadi malam, tadi pagi dan saat ini 🙃
Agak khawatir kedepannya, ga ketemu pada akhirnya. Solusi versi kamu, sisi egois aku dan kamu. Aku ga suka penyelesaian berjeda, karena hal itu yg buat aku semakin meragu. Ragu akan diriku dan tentu kita berdua. Sedangkan pilihan kamu memberi 'jeda', mungkin memang baik untukmu, tapi maaf rasanya sakit saat itu. Dan akumulasi sakit itu yang ntahhlah, jadi tidak seringan pada awalnya.
Yaa, sakit banget.
Tenang, ga ada niatan ekstrem aku muncul, tanpa itu aku sadar diri tubuh ini terlalu responsif dengan apa yang kurasakan. Maafin ibu ya io.. Semoga kami bisa memperbaiki kedepannya tanpa mengorbankan diri kamu yang mungkin ikut merasakan.
1 note
·
View note
Text
Lonely... Gimana si nadanya, hanya terngiang part itu aja. Padahal sudah terlatih loh Far. Kok masih cengeng aja?
Yuk kontrol ekspektasinya yuk. Ga ada yang sempurna. I did many mistakes, so does he..
Tapi... Ntahlah. Kalo ga sadar ada jiwa lain yang sedang bertumbuh, pikiran liar ini berkelana kembali. Rasa sakit yang lebih mampu ku nikmati 🙃
Calm, I won't do that things. Hanya sekelebat sesekali. Terlebih saat-saat seperti ini.
Wow, berat ya.. Hope better soon
0 notes
Text
You know what's even worse than sin?
The *normalization* of sin.
Be careful. That's the *actual* agenda.
-Yasmin Mogahed
357 notes
·
View notes
Text
12 Hari menjadi Istri
Hallo, How do I feel? Can't describing. Euphoria kebahagiaan tentu masih ada. Ntahlah, kesenangan itu bagi aku menakutkan. Berusaha menahan rasa sekaligus menikmati asa. Kebahagiaan tentu menjadi suatu kenyamanan tak terhindarkan. Kata orang ini masih fase bulan madu, bagiku ntah bagi kami sama-sama menjadi fase penyesuaian..
Semenjak memutuskan melangkah, ntah sudah terbiasa atau menjadi terlatih untuk rela dengan keadaan. Karena itu pengukuran diri untuk menahan agar tidak 'terlalu'. Pun berulang kali Masku reminder, jangan berlebihan :)
Rintik hujan merdu mengalun dari balik jendela kamar Masku. Tenang.. Seperti yang sudah-sudah, hujan memberikan ketenangan yang tidak terdefinisikan. Seolah ikut mengikis keruwetan pikiran yang tidak teruraikan.
Maaf ya jika aku membingungkan. Aku pun bertanya kenapa belakangan terlalu sensitif. Terlalu mudah meneteskan air mata. Kondisi pikiran? Seperti pesan kamu, aku berusaha untuk mengurangi overthinkingku tapi tetap saja. Kekhawatiran ini dan itu tentu ada. Aku pun menyadari, kamu juga berusaha menutupi. Kamu dan aku sama saja. Berusaha menampilkan baik-baik saja tapi salih takut dan khawatir, bukan?
Beberapa hari di rumah keluarga suami. Dibilang kerasan, ga juga, tapi dibilang ga betah juga biasa saja. Masih canggung, tentu. Masih merasa asing. Masih sungkan melakukan ini dan itu. Masih takut salah bertindak atau merusak penilaian. Berulang kali menanyakan diri, sudah pantaskah aku menjadi istri? Apa yang seharusnya aku lakukan? Aku salah langkah tidak ya. Yaa, itu isi pikiranku.
Anehnya, aku kira aku tidak akan mengalami 'homesick'.. Dengan segala drama di rumahku sendiri seolah pernikahan memang menjadi tiket keluar rumah. Nyatanya aku mengalami itu. Benar kemarin tangisku memang lebih karena memikirkan Mamah. Bagaimana pun juga, aku sudah terbiasa dengan segala ocehan, komplain dan petuah beliau. Ku sempatkan pula kemarin call Mamah, dan seperti biasa ada aja ketidakcocokan aku dan dia.. Yang lucunya aku hanya sikapi dengan pikiran, ah sudahlah tidak mau ambil pusing. Sudah capek dengan segala drama hidup ini.
Suamiku, maafkan aku jika celotehku jauh berkurang. Aku pun khawatir jika yang keluar dari lisanku hanya kebawelan, komplain dan tuntutan untuk ini dan itu. Jujur aku pun rindu canda tawa ringan, ungkapan kasih, kalimat sayang tanpa penggunaan kata sayang, perbincangan lekat dan intens yang menjadi alasan kita memilih penyatuan. Maaf ya Mas, aku masih harus banyak belajar. Kata orang jadi istri harus bisa kontrol emosi. Nyatanya ketidakstabilan aku kambuh di saat aku harus beradaptasi.
Walaupun jujur aku juga tidak tahu harus bersikap bagaimana. Ketika kamu pun tampak lebih asik dengan hp kamu. Batinku bertanya apakah mereka lebih menarik dari aku. Apa kamu sudah melihat aku biasa. Aku harus apa untuk menarik perhatian kamu. Yuph, ini alasan tangisan aku semalam. Aku ga mau menjadi sosok yang penuh larangan. Karena itu aku memilih untuk mendiamkan.. dan menahan haha.
Apakah dengan menulis ini aku lega? Ternyata tidak ya. Beda dari sebelumnya. Disaat tulisan bisa menjadi wadah media 'muntahan' diri. Saat ini? Lebih kepada, oh ini akan jadi memori. Progress aku menjalani peran baru saat ini.
We're good? Ahhh, yaaa. Part favorite aku. Ketika kita saling mengucapkan maaf, terima kasih dan keridhoan. Salah satu hal yang sangat aku syukuri.
Doaku tidak terputus untuk kita, kamu dan aku. Agar dapat membina rumah tangga yang diridhoin Allah. Tolong bimbing aku dengan cara terbaikmu. Aku telah memilih untuk menyerahkan diriku seutuhnya dan ku hanya mengharapkan dapat hidup di dunia dan kekal di surga bersama kamu Mas..
I wuff you Mas Shemi...
1 note
·
View note
Text
10 jam menuju...
Bismillahirohmanirohiim..
Pertanyaan seharian ini? Yakin Far?
Sudah pantaskah aku? Benar akan jadi istri? Benar akan menjalani peran baru? Dan satu yang berusaha banget aku hindari dari kemarin... Ga ada Papah :")
Terasa ya mellownya.. Berulang kali menahan diri.. Sedih karena belum sempat ke makam Papah juga..
Duluuu banget waktu masih ada Papah salah satu kalimat yang aku sampaikan saat Papah sakit, ayo semangaaat sehat Pah.. kan mau nikahin Farah.. dan here I am.. without you Pah.. tapi gapapa.. I have 2 brother yang walaupun ga sempurna I know kok mereka berusaha.. ga akan sebanding sama Papah tapi yaaa denial aja aku kalo ga bersyukur.. ahh mellow.. dah tahan.. besok aja..
Yuk bobo. Udah minum melatonin dan panadol. Semoga esok lancar.. doakan kami ya 😄
1 note
·
View note
Text
H-4, 7"
Kemarin ada yang protes, kok ga ada tulisan baru. Maaf ya.. Padahal seru kalo rutin dan konsisten nulis ya.. Benar-benar persiapan itu menjadi proses pendewasaan dan kesiapan. Tiada hari tanpa ucapan syukur dan berterima kasih telah berjuang sejauh.
Terima kasih ya sudah hadir di hidupku. Meyakinkan kembali aku pantas bahagia. Menyadarkan aku akan tujuan, keinginan dan ambisi yang pernah ku enyahkan. Ga jarang aku merasa pantaskah aku mendapat kesempatan ini? Sepertinya aku masih terlalu banyak kurangnya. Tingginya ego aku. Demandingnya aku.. Terima kasih telah berusaha menyesuaikan dan mengingatkan aku.
Masih ada kekhawatiran. Lebih pada ketakutan juga. Belum ada kepastian. Belum terikat perjanjian kokoh kalo seperti yang dikatakan di bimbingan perkawinan kemarin. Yuph, di waktu yang semakin singkat ini, wajar kan semakin takut.
Ntahlah, beberapa hari ini lebih ke legowo aja sudah. Bukan menyerah pada keadaan atau tidak berusaha lebih. Tapi ya seperti kata kamu, nikmati prosesnya.
Ternyata terlalu banyak alasan aku menerima kamu. Bukan pilihan. Tapi memang apa yaa... mungkin belum pantas ku katakan, tapi disisi lain aku sadar kamu sosok yang aku butuhkan.
Laki-laki yang berusaha sewajarnya.. Mampu meredam emosi.. Aku tahu kamu pun ada sisi batu, keras kepala tapi disisi lain kamu mau dan berusaha menciptakan ruang komunikasi, kamu mau mendengar. Kamu mengarahkan aku untuk bertindak ketika aku ragu akan sesuatu. Ntahlah, beberapa kali kutatap wajah kamu secara langsung, apa yaa.. Ohh dan foto, sebal yaa foto sama asli berbeda. Aku juga si. Hahaha..
Intinya... Terima kasih. Apa pun yang terjadi di kemudian hari, aku berusaha untuk menjadi lebih baik. Yuph, kamu salah satu motivasi terbesarku saat ini.
0 notes
Text
H-22
Takut.
Questioning myself.. Doubting myself.. Am I good enough? Maaf ya.. Bukan maksud aku jika menambah beban kamu...
Mencoba afirmasi diri.. Gapapa kok. Jangan dibawa beban ya. Jangan stress. Nikmati aja. Pasti untuk kebaikan kok niatnya. Jangan terlalu khawatir yaa..
Tapi langsung mental.. Kembali ke kondisi. Yaudah terima ya. Ikut aja. Manut yaa. Sudah terlatih kan :)
Yuph, kayaknya lebih mudah diterima. I'm good. Hanya lagi ngobrol sama diri sendiri. Melatih diri jadi istri. Sudah terbiasa mengalah dan menekan ego kok, harusnya bisa lebih mudah. Tapi ternyata masih perlu penyesuaian.
Kepala aku berisik. Tapi ga tahu bagaimana cara menguraikannya..
For the first time, merasa lebih baik menghindar sejenak. Butuh ruang.. Padahal sudah candu dengar suara kamu. Tapi malam ini aku takut. Khawatir yang ada nanti adalah perdebatan. Aku belum siap sepenuhnya menerima informasi. Semoga tidak membebani kamu ya. Maafin aku Mas...
Aku belum sejago kamu untuk tetap menghadapi dengan bersikap konyol. Dan aku ga mau jadi jahat yang akhirnya pasti nanti aku menyesal. Maaf yaa... Tolong bimbing aku
Harusnya besok sudah santai kok. Istirahat ya.. NIte Mas...
0 notes
Text
H-29
Kenapa rasanya sedih banget. Padahal sudah diduga dari awal. Tapi kaya sedih aja.. Ternyata ga mudah. Memang ga mudah.. Masih belum tahu ya mekanismenya seperti apa. Yasudahlah..
Kalo ditanya maunya apa? Bingung. Takut salah memberi opsi. Rasanya malah ga pengen ketemu dulu. Bukan solusi.
Lucu ya ternyata. Lagi-lagi disadarkan ga bisa bersikap bodo amat. Ga bisa semaunya sendiri. Setiap keputusan ada pertimbangan berbagai pihak. Dan aku cukup terlatih kok menekan ego :")
Jadi ga usah khawatir. Nanti juga jawaban aku akan ikut aja.. sudah terbiasa... :P
0 notes
Text
H-33
Ga tau kenapa, dua-tiga hari ini rasanya oversensitive. Capek iya, bukan hanya capek fisik, pikiran juga kerasa penuh banget. Overthinking ini itu. Dan semalam aku ga bisa tahan diri lagi, tiba-tiba nangis ke kamu. Benar-benar mau ini segera selesai aja. Persiapan mostly memang sudah berprogress, tapi terasa aja capeknya. Belum lagi ada aja keributan, ketidakcocokan aku sama Mamah. Dan akhirnya nangis kejer ke kamu semalam. Mungkin kamu kaget, maaf yaa. Aku berusaha ga mau bebanin kamu. Aku juga khawatir beberapa hari ini kamu drop sakit, aku belum tau lagi cerita kamu di kantor seperti apa. Aku coba untuk melonggarkan karena ya ga mau ganggu kamu juga, ga tau kamu pace sibuknya seperti apa, pressurenya bagaimana, udah gitu pasti capek tiap hari jaraknya ke kantor lumayan, dan kesenangan kamu main. Aku ga akan larang kok selama batas wajar dan kewajiban terpenuhi. Suka khawatir aku kalo kamu telat makan, belum shalat, waktu yang bisa dipakai istirahat kamu masih suka paksakan scroll twitter atau main.. Tapi aku ga mau terlalu bawel juga, capek sendiri soalnya sering dicuekin kamu sekarang.. Karena itu juga aku tanya ke kamu kemarin, tentang dua opsi better aku bawel banget atau aku jadi diam? Dan kamu jawab mendingan aku bawel ya? Tapi aku pernah bilang juga ke kamu. Faktanya aku ke kamu itu akan jadi cerminan kamu ke aku kok.
Jujur perihal ragu tentu masih ada. Tapi banyak pertanyaan yang juga muncul. Benarkah kita bisa jadi pasangan, partner yang tetap bertumbuh baik. Atau kemudian kelak sama-sama saling merasa terjebak satu sama lain. Iya aku khawatir. Perubahan sikap kamu dan aku yang perlahan kentara. Aku coba ga terlalu memikirkan tapi terasa..
Terima kasih karena kembali meyakinkan diri ini. Pesan kamu semalam. I didn't expect get that long text from you. Terima kasih selalu mengingatkan untuk berfokus pada tujuan. Untuk menyadarkan tujuan hidup ini saat ini dapat saling mendukung satu sama lain. Terima kasih untuk menjadi sosok yang sabar, walaupun cuek dan bisa tidak memedulikan secara bersamaan. Iya, cueknya kamu, cara kamu menggampangkan keadaan seringkali buat aku ngebatin juga. Cliche, persoalan lama. Kamu yang seolah tidak mau berjuang, ga mau capek. Tapi nyatanya kamu selalu berusaha ada buat aku. Terima kasih ya..
Segera pulih ya Mas. Khawatir tau! Dan kabarin aku.
0 notes
Text
H-35
Holaa, cepat sekali waktu berlalu. Funfact, H-40 aku sudah drafting hiks tapi crash dan bye hilang sudah tulisan yang menari dari jemariku.
Lemme try to pharaphase ya..
Bolehkah ku katakan persiapan almost 90%? Or still 80%? Dunno, yang terjadi semua sedang berprogress saat ini...
Perintilan dari yang paling terakhir kami persiapkan:
Dokumen pernikahan, alhamdulillah sudah terdaftar di KUA Jatinegara, tinggal proses pembayaran dan nanti 16-17 Juli InsyaAllah ada bimbingan perkawinan. Wow, ini kalo diruntutin lumayan bolak-balik, segala drama kumbara diomelin Pak RT berujung pada aku nangis ke Masku, pokoknya mau pindah KTP. Yaa, uglytruth memang, sudah tidak ada hak di lokasi tersebut. Jakarta masih menjadi 'elitis seksi' untuk administrasi, tapi sayangnya memang sudah tidak tinggal disana. Bolehkah aku berdoa semoga dapat tinggal, memiliki rumah di Jakarta kelak sama kamu Mas. Who knows rezeki kita kelak? Memang terlalu seksis perihal adminstrasi ini. Bukan aku underestimate KTP Tangerang atau Depok yaa, tapi lebih ke pertimbangan nanti sekolah anak, akses rumah sakit kesehatan yang mumpuni. Kalo menggunakan fasilitas pemerintah, faktanya Jakarta masih memiliki keunggulan tersendiri.. Oke, runtutan pengurusan administrasi ini dimulai dari surat pengantar RT/RW, pelajaran versi aku, mintanya nyicil. Diperlukan 2 surat pengantar, 1 untuk ke kelurahan dan 1 untuk ke puskesmas + 1 surat pernyataan belum menikah atau status lah. Nah lanjut ke Puskesmas, diperlukan copy KTP, KK untuk tes kesehatan, untuk Masku berbayar karena bukan KTP DKI. Kita tes pagi, dimana aku ambil antrian sekitar pukul 6 pagi meskipun layanan baru mulai 7.30, why? Lama cuy, dan masku kan kantor ya, jadi sebisa mungkin kita upayakan yang bisa cepat selesailah. Dan hari itu juga langsung dapat hasil juga sertifikat layak kawin dalam bentuk digital. Besoknya langsung ke Kelurahan, bawa copy-copy KTP, KK, Akta kelahiran, Akta kematian Papah, KTP Ibu, kemudian nanti dapat 2 surat pengantar kelurahan gitu. Ada aja kejadian konyol, Pak Lurahnya salah ttd dan petugasnya cetak ulang deh. Sebenarnya ada kolom ttd kecamatan, tapi pas aku ke kecamatan ternyata bisa langsung ke KUA Kecamatan. Cuss deh berangkat diriku siang itu juga ke KUA Kecamatan, dan gue salah parkir. Yaudahlah numpang gedung PKK apa gitu. DI KUA, Bapaknya baik tapi lola terus sayangnya belum ada sistem antrean yang ajeg. Jadi yaudah lumayan ngepush lah aku kemarin ke bapaknya, mana ada salah no KTP Masku, dan ternyata kendala sistem kemenag ga bisa langsung diubah, jadilah formnya isi ulang. Sabar Farah, pikiranku mencoba menenangkan diri aja saat itu. Harusnya hari itu agenda aku ke dr. Yovi tapi ga mungkin keburu akhirnya ku langsung pulang. Dan kemarin, Jumat pagi langsung lah aku dan Masku janjian ke KUA Jatinegara. Oh ya sebelumnya Minggu lalu atau sebelumnya gitu, aku sudah daftar online dulu, intinya untuk book jam akad aku ya. Dan ya dikasih batas waktu 15 hari, paralel deh jalaninnya ini. Terus juga aku minta kontak KUA Jatinegara ke pihak Al Jazeera Resto yang ternyata langsung Kepala KUAnya dan InsyaAllah beliau juga yang akan jadi penghulunya.. Tinggal bayar ya kalo ini..
Next, apa ya.. Baju deh baju.. Drama kumbara baju pernikahan aku. Kinda exciting tapi juga agak waswas.. Jadi setelah ntah berapa belas sanggar yang kami kunjungi, sudah agak pasrah jujur kaya yaudahlah. Ada aja yang kurangnya, aku suka tapi kok ga lengkap, means belum sama keluarga gitu dan sanggar yang terakhir ku pilih ini pun awalnya aku underestimate juga. Oh ya sebenarnya ada satu sanggar yang aku pengen banget!!! Seriously I do really want to wear their Kebaya or gown but.. Sadly, after a day I contacted them. I lost opportunity to wear those kebaya.. Hiks. yuph seramai itu, nangis iyaahh yaudahlah takdir sudah. Akhirnya di sanggar yang aku udah pesimis duluan nih. Selain mereka tidak ada katalog ternyata memang pilihannya pun terbatas. But, aku suka baju resepsinya, kinda smaller for me but can adjust yaa. Dan mereka baik banget! typically small family business yang super memperhatikan keinginan klien. Dan awalnya mereka menyanggupi penggunaan kebaya akad dari akuh, tapi memang belum dengan payetan ya. Sadly last minute mereka tidak menyanggupi, jadilah idean aku untuk langsung kontak jasa payet dan cari payet. Ini pun jadi proses pembelajaran juga untukku. Kayaknya memang proses persiapan ini bukan hanya mempersiapkan acara pernikahan semata melainkan juga persiapan kami untuk menghadapi dunia, hahaha lebay ah Far, tapi beneran, ketemu banyak orang, vendor ada sosok-sosok yang benar-benar nice, membantu, harga terjangkau ada yang memang mereka jual nama, sudah ada kualitas tentu tetapi juga apa yaya wajar harganya, dan beberapa kali pun kita ketemu yang aji mumpung, duh main tembak harga yagitulah hidup ya.. Oke jadi kebaya aku lagi berprogress dipayetin untuk akad, sedangkan untuk resepsi aku juga belum fitting lagi nih hemmm.. apalagi ya.. Ohhh baju juga aku memilih untuk warna agak kecokelatan gitu untuk sepupu dekat Masku dan tanteku. Dan Mamah juga keidean buat akad mau buat baju kebaya sendiri. Tentu kita pun cari veilnya juga, seru.
Undangan cetak, alhamdulillah dikabarin sudah selesai. Pelunasan minta mamah, karena memang dana dari masku sudah ludes des des. Its time to asking my family.. Tinggal tunggu kedatangan nih.
Venue, mendadak kemarin dikontak pihak resto. Ntah mereka khawatir ppkm lagi atau apa intinya mereka menanyakan dp kedua. Dan aku nego lah, karena kalo sesuai dengan term invoice belum due datenya juga. Jadi yaudah, ini pun sudah kuinfo ke Mamah dan Masku..
Seserahan, duh belum kelompokin nih apalagi, tapi dari perkiraan aku, aku mau beli skincarenya Masku dan sepatu/tas kali ya. Kalo perhiasan bukan emas aku skip deh, sayang kayaknya. Aku juga jarang pakai aksesoris. Pengen beliin Masku jam dan dompet juga hemmm..
Cincin kita mau ganti warna ya.. Awal Juli deh ya..
Souvenir! Ada beberapa opsi, awalnya keukeuh kita mau notebook tapi akhirnya kita pilih dompet STNK. lebih fungsional kayaknya ya..
Itu aja si yang aku ingat ya. Mau tulis apalagi juga ga tau lagi. Sekarang rasanya lebih ke terbiasa, mulai terbiasa ada sosok kamu. Terimakasih sudah hadir di hidup aku. Mungkin aku sepakat dengan pernyataan kamu, kalo memang usiaku ternyata terbatas dan sudah dekat waktunya, aku tidak memiliki penyesalan saat ini. Maaf ya kadang aku terlalu demanding, sering si. I wuff you.
0 notes
Note
Orang yang kamu sayang dan gak bisa lepas saat ini?
Calon suami aku..
0 notes
Text
H-50, 3 Juni 2022
Sekipnya jauh yaa... Karena banyak hal yang mengakibatkan ketidakberdayaan diri ini. Seriweuh itu ternyata mempersiapkan ini itu. lalala lilili..
Banyak hal yang terjadi. Oke dari sejak terakhir menyisakan tulisan, masuk kesibukan aku buat kue orderan lebaran yang niat ga niat, teteup keteteran. Sampai ada keributan di malam takbiran sama Maskuh yang khawatir aku belum tidur seharian. Ahhh cobain hidangan lebaran di rumah camer ketika di rumah ga masak hidangan lebaran tuh.. Alhamdulillah hahaa..
Lebaran tahun ini berbeda, ada bahasan dimana aku jadi sentral. Tentang persiapan pernikahan juga lamaran. Cukup terharu dengan perhatian om, tante, keluarga besar semuanya. Lagi-lagi pembahasan kami pun sama-sama saling tersentuh. InsyaAllah jadi lebaran terakhir dengan status sendiri ya Mas.
Lanjut ke pertemuan keluarga Billy, di hari Sabtu dimana situasi lalin ke Bekasi macetnya parah banget, dan kami mendapat kabar duka. Sahabat Mas Shemi berpulang ke Rahmatullah. Fase ketidakberdayaan kami. Di tengah pertemuan keluarga yang tertunda akibat gilanya kemacetan. Kesedihan Masku yang.... I couldn't describe it. Aku hanya dapat berusaha menenangkan. Mengingatkan untuk tidak menyalahkan diri ataupun keadaan.
Kemudian masuk ke persiapan ina ini, apa aja ya... Drama kumbara baju pernikahan, ntah berapa banyak sanggar yang aku kunjungin selama kurang lebih dua minggu. Patah hati terdalam dengan salah satu sanggar karena tetiba baju inceran aku unavailable gitu aja. Kejadian ban bocor, harus servis mobil. Sampai akhirnya diputuskan di satu sanggar untuk baju wedding, itu pun masih ada drama belakangan yang masih berlangsung ini, baju kebaya aku dan payetannya... Oh ya, baju lamaran, keributan tipis-tipis mengkhawatirkan aku dan Masku. Unforgetable si untuk bisa keliling Thamcit tidak menemukan batik couple yang sesuai. Undangan cetak, berdasar referensi sanggar yang kita pilih, dimana ownernya pun pengantin baru jadilah kita dapat rekomendasi percetakan undangan di Kebumen! Semoga hasilnya memuaskan ya. Vendor seserahan box rustic, ada yang lucu. Mendadak request ring box untuk lamaran dan alhamdulillah dipermudah.
Lamaran dan foto prewedd.. Ahhh ini persiapannya... Gemash gemash lucu. Ada baju yang aslinya untuk seserahan akhirnya dipakai dulu untuk prewedd. Lamaran itu... titik I feel being loved. Thank you Mas..
Terharu aku dengan Masku diterima kerja di tempat baru. Aku sekip-sekip aja ya.. Ada kejadian di 1 Juni yang aku yakin sulit dilupakan. Tapi ini itu.... harus berdamai. Harus diterima.. Everyday, I love him...
0 notes
Text
H-91 & H-90
H-91 It was my day! Hello 28! Wow, sudah hampir di penghujung usia 20an.. Kelakuan aku masih merasa seperti awal 20an. Masih sering tidak bertanggungjawab dan tidak dewasa. Hmmm, mungkin karena itu juga baru saat ini benar-benar perlahan melangkah. Dipertemukan dengan sosok yang lumayan sabar sepertinya menghadapi polah aku tapi aku pun sudah mengetahui sisi tidak sabarnya dia. Kadang ada sisi sumbu pendeknya antara aku dan dia. Masih sama-sama penyesuaian. Kadang seru, kadang oh my... speechless gue. Kadang masih bertanya, ini beneran ini orang ini yang akan jadi imam gue, suami gue? Keraguan itu masih ada tapi semakin hari, biasanya setiap setelah ketemu ada aja hal yang buat aku kembali meyakini. 23 April 2022, hari Sabtu, seperti hari kelahiran aku. Ga ada yang spesial. Pun aku pun sudah tidak lagi merayakan. Seperti biasa bangun agak siang, dilanjutkan dengan persiapan buat brownies, the simplest cake I thought. Lanjut bersiap. Kata kamu acara setelah ashar dan estimasi aku meleset. Jalanannya ampuuun macet banget! Ditambah sebenarnya dari sahur aku merasa kurang sehat. End of period tapi aku tidak makan dengan proper hari sebelumnya, plus tekanan ini itu. Tiba di rumah kamu ternyata teman-teman kamu belum pada hadir. Ada kelegaan. Jujur aku bertanya walaupun menduga ini kamu keasikan main sampai lupa waktu dan benar itu kenyataannya. Agak bete tapi yaudahlah, sepele. Salah aku seharusnya datang lebih awal untuk perhitungan undangan yang ajeg. Waktu tipis, belum fokus juga jadilah tertunda lagi setelah teman kamu mulai berdatangan. I'm trying to enjoy the momment but i couldn't. Pusingnyaa aku makin-makin ntahh kurang asupan, mual dan terlalu ramai rasanya. Jadilah setelah shalat, kamu pun sadar aku disuruh kamu rebahan sebentar di kamar adik kamu. Maaf ya. Ga lama kamu cek aku dan aku putuskan balik gabung ke teman-teman kamu yang sebagian juga sudah pamitan. Ternyata ga lama ya kumpul-kumpul teman kamu. Oke pengennya aku bantuin ini itu tapi ditahan kamu sama mamah kamu.. Udahannya kita saling kerjain undangan di laptop masing-masing di kamar kamu, cepat banget waktu berlalu. I must go home... Aku minta kamu temani aku sampai pintu toll. Macetnya jalanan malam minggu. Sampai rumah aku lapar, akhirnya makan dan tiba-tiba mati lampu. hiks ga bisa telp kamu..
H-90! WOW.. 90 hari lagi jadi istri orang! aamiiin. Niat awal buat adonan dan rekap pesanan. Jadinya, ngitung uang saya yang ternyata masih menyebar... Dan langsung bersiap juga karena rencana hari ini kita mau bukber di Al Jazeera dan sempatin untuk cek venue di Bhima Sakti Pancoran. Gedungnya tua euy. Hmm dilematis. Dari akses oke si, tapi jujur too old.. Jauh banget kalo dibandingkan dengan Al Jazeera. Pelan-pelan ku tata egoku. Dan yaudahlah, mode manut, ngikut. Thank you Buni, kaka iparku yang super detailing bersedia runtutin notulensi diskusi malam ini. I'm kinda happy si, kamu sudah benar masuk dan terlibat di keluarga aku.. Secara terbuka juga menjelaskan kondisi dan rencana kedepannya. Harapanku semoga rencana kita dilancarkan dan tetap dalam keberkahan Allah ya. Thank you for today!
0 notes
Text
H-93 & H-92
H-93 Harusnya hari ini aku mulai produksi tapi lagi-lagi, berlalu begitu saja. Pikiran aku terlalu berkecamuk dan merasa ga cukup aman untuk buat adonan. Jadilah ya berlalu begitu saja. Kita juga lagi berjarak. Ntahlah aku merasa kita sama-sama perlu waktu jeda sejenak. Jadilah kamu dan aku minim berkabar. Hanya sedikit sapaan canda via twitter. Malam aku sempat antar Mamah teraweh dan itikaf. Akhirnya kita berbincang singkat. Kamu lagi asik main, yasudah aku biarkan kamu dan duniamu. Aku tertidur gitu aja
H-92 Di hari ini aku dan Mamah ke salah satu sanggar pengantin dengan tujuan lihat-lihat koleksi pakaian mereka dan tanya harga. Ternyata berujung dengan diinfokan mengenai all package include venue. Jadilah kita minta referensi dengan yang kira-kira paling terjangkau. Thanks to Mba Umi yang super helpful. Penjelasan detil dan rinci, nyaman rasanya diskusi dengan beliau. Pun semoga keinginan ku satu-satunya yang tersisa, pakai baju jahitan sendiri dapat terwujud. Waktu survey yang ku kira akan singkat ternyata jadi lama. Ku merasa belum fokus juga untuk buat adonan akhirnya secara random ambil foto nastar ala kadarnya dan buat poster sekejap. Yuph, akhirnya aku release harga setelah dikejar beberapa orang juga. Dan aku juga hubungin tante-tante aku, perihal kue juga perihal persiapan aku. Okelah lanjut ke tiba-tiba survey venue. Dari semua yang dilist aku dan Mba Umi, akhirnya nyangkut satu venue yang ga jauh dari rumah aku. Dan ternyata masih bisa disurvey sore itu juga. Langsunglah kita kesana. Dari segi lokasi relatif terjangkau ya, ga jauh dari pintu tol! juga aksesnya dan dari keluasan cukup. Ga berlebih ga kurang juga. apalagi ya, yaudah lanjutlah diskusi meja makan. PR kita tentuin warna baju...
Dah ah tbc, lagi diceritain hal nyebelin.
0 notes
Text
H-94
Capek. Cuma mau ngeluh capek. Beneran capek. Ga tau juga sekarang kalo nangis tuh kenapa. Capek badan, capek pikiran, capek perasaan. Default aku tuh tahan sendiri kok. Gapapa ya Farah.
Kekhawatiran terbesar aku hanya bila Mas menyerah. Aku ga tahu lagi. Sudah ga ada ego yang mau ku tahan. Aku capek. Banget.
Hari ini kembali ke Griya Karang Tengah, kali ini sama Mamah, Abang dan Kakak. Respon mereka bagus, tapi.. Teteup ada tapinya, di bayangan mereka akan costly. Ugly truth persoalan cost aku kicep. I don't have any power on that things. Belum bisa dapat bayangan gimana-gimana juga. Akhirnya kita move ke tempat kedua.
Al Jazeera Polonia Harus aku akuin tempatnya bagus, sudah proper, kekinian, penjelasan pun detail. Persoalan cost pun dijelaskan transparan dan detail. Jujur di luar kendali aku untuk cost ini. Apa ya, sudah dititik terserah, gue cuma mau nikah. Nikahin gue di KUA juga gapapa kok. Yatapii sadar si, posisi saya.. The only daughter, the last child who will wedding in this fam, apalagi, ya begitulah. Hmm.. Bebanan loh status itu. Kayaknya di banyak tulisan dulu banyak aku selipkan, bagi orang yang lihat aku mungkin nyaman-nyaman aja, happy-happy aja. You don't know... Yaaaahh, dah balik ke si venue ini. Kalo dari bahasan, aku sadar keluarga aku sreg disini. Aku dititik terserah beneran terserah. Mau kasih pendapat juga yaa mereka memang akan "berperan" besar. Wajar juga Mas khawatir campur tangan setelah. Dan lucunya disini aku tengah-tengah ya.. Kaki aku masih di keluarga ini, mimpi aku bersama Mas ya gimana.. Aku ga punya kekuatan untuk memaksa, meminta ataupun membujuk. Seperti yang pernah aku tulis sebelumnya, jika memang ga mau berjuang, ga kuat mengalah jangan kasih harapan. Semakin jauh ini akan semakin menyakitkan jika berakhir gitu aja. Sisi lain, ku coba melihat sudut pandang keinginan. Mewajarkan hal yang biasa mereka lakukan. Yasudah, standarnya memang seperti itu. Aku si boneka yang harus patuh kan? Maaf jika untuk 'mengambil' aku ada proses seperti ini. Aku lelah dengan semua tuntutan ego. Hal yang membuat aku memilih tidak memiliki ambisi, hidup biasa saja, ga harus jadi sesuatu.. capek.
Pikiran aku berisik. Aku mencoba paham kedua sisi. Tapi aku pun merasa tidak mampu menahan sendiri.
Salahnya aku langsung menghubungi kamu. Ego kamu kena. Pride kena. Wajarrr.. Dan aku menyalahi diri sendiri. Kamu yang dingin, hal yang aku benci. Di kondisi saat ini, kenapa aku merasa sendirian? Bahkan aku ga bisa mendeskripsikan persoalan. Aku tidak paham.
Ntahlah.. semoga tetap lancar. Kata kamu kan untuk fokus ke tujuan. Nyatanya coba lihat peran keluargaku, itikad mereka bantu kok. Ya untuk jarak, maaf, justru karena menyesuaikan cost yang dianggap paling feasible dengan benefit lebih ada disini. Aku butuh penjelasan, apa yang jadi isu kamu sekarang. Untuk runtutan acara konsep semula pun, bisa jadi costnya tidak jauh berbeda dengan saat ini. Butuh mendinginkan kepala. Melihat obyektif realita. Maaf jika terlalu membebani. Nyatanya ini baru permulaan. Lucu sekali menyerah sebelum berjuang. Mana yang katanya mau jadi director aku. Bukannya aku yang biasa memilih menyerah duluan? Aku bersedia mendampingi kamu dengan kondisi apa pun. Itu fakta. Keluarga aku jadi atribut aku saat ini, yang melepaskan atribut itu ya peran kamu. Aku butuh kamu. Mengalah untuk menang kok.
0 notes
Text
H-95
Jadwal hari ini survey venue. Setelah keputusan besar untuk berubah konsep, berubah tempat, berubah total akhirnya. Iya acara keluarga ya Farah, bukan acara sendiri. Yawess yang penting halalnya, yang penting SAHnya. Berulangkali afirmasi ke diri, its oke.
Semalam, lagi kita ga telpan. Agak emosional sebenarnya. Aku memutuskan memberi ruang jeda. Capek juga ngobrol pernikahan terus. Dan pertanyaan konyol di pukul 1-2 dini hari. Mempertanyakan keputusan. Wahh kalo sudah di titik ini rasanya.. Segitu dramanya ya persiapan itu, sampai apa ya, asli aku capek nangis. Bingung. Aku memutuskan memberi ruang, karena toh paginya kita ketemu seharian.
Pagi ini ternyata tidak mampu sepagi yang dibayangkan. Pukul 9.30, aku baru berangkat. Kita janjian di Tendean. Ada kejadian kocak si, kita salah masuk gedung, malah masuk Indonesia Power dong, padahal tujuan kita sebelahnya. Oke, Tempat yang kita kunjungin hari ini:
Gedung Bulog! Wow, asli kita suka tapiiii kapasitas masih 50% belum bisa prasmanan alias masih bentukan hampers, hiks. Vendor lain masih free charge. Rate sewa 15jt.
Kemnaker, si Mas kurang sreg. Secara gedung oke sebenarnya menurutku, tapiii harga lumayan ya, kena di 20,2jt, aslinya 19jt + 700 kepolisian + 500 akad. apa kebolak? mbuhh
SC Hotel Cawang, ini gedung baru, kapasitas nyaman 400 bisa up to 600 dengan tambahan outdoor swimming pool. Catering harus dari hotel, masih jadi opsi, lagi minta penawaran
Menara Hijau MT Haryono, pas kita mau datang lagi ada demo ala-ala di gedung sebelahnya. Hmm, ini masuk kunjungan karena rekanan dari catering Delima. Gedung lama si, harga masuk-masuk aja. Minusnya, lokasi itu di lantai 2, agak kasian kalo naik tangga atau pun antri lift, hmmm
Aldevco Warung Buncit, B aja si. Endingnya di bahasan grup keluarga, ceilingnya terlalu tinggi dan lost gitu aja jadi lumayan pe-er buat dekor nanti
Deptan, bagus si parahh bagus banget auditoriumnya! harga? hmm kita kena di 25jt, dan unavail di tanggal yang kita mau. Pun kayaknya kita bukan sama pihak pengelola langsung melainkan pihak WO jadi kena harga atas deh, hiks. Oh ya ini juga dikasih suggest di Griya Puspa apa ya namanya, yang samping Pasfest, ratenya 20 dan 22,5. Hiks mahal yaa
Lanjut kita putuskan ke Masjid Darul Adzkaar, sebenarnya di tanggal kita mau udah unavail, tapi berhubung kang Mas harus shalat ashar yowesss, cuma mampir shalat si karena merasa percuma juga mau nanya
AW100, alias Griya Karang Tengah. I like it! Asli suka banget. Emang dasarnya aku masih denial di gedung huhuhu, kaya apaan si nikah di gedung, hiks. Tapi pasrahlah sudah mau dikata apalagi. Harga oke si, tapi mesti hitung-hitungan lagi karena kan belum charge kursi. Tapi vibenya ituloooh... duhhh.
Disela perjalanan seharian ini ntah berapa kali tiba-tiba mewek, tiba-tiba ketawa-ketawa becanda. Jujur ga kebayang kalo pasangan aku bukan kamu Mas. How pressure my fam ituuu.. hahaha yaa gitulah. Jadilah saya cenderung manja ke Masnya hari ini, berapa kali merajuk juga yaudah. Sempat bete memang ketika kamu bahas satu perempuan lain. Tapi yaudah.. Ga penting. Faktanya kita sama-sama pencemburu.
Survey hari ini ditutup dengan HolyGyu! Makan daging kekenyangaaan. Tercukupi sekali protein saya hari ini. Terimakasih Masnya. Ga sabar 95 hari lagi! Aku sudah lelah, mau bobo.
Agak berharap ditemenin bobo alias sleepcall, tapi ga tega juga. Ku paham kamu pun lelah seharian ini..
Oh ya, besok ada survey sama ibu negara. Ada venue pilihan keluarga, yang sebenarnya cukup berjarak untuk keluarga Mase. Tapi apa dayaa. Dahlahh...
0 notes