Tumgik
coretanliya · 1 year
Text
Hai, teman lama!
0 notes
coretanliya · 1 year
Text
Ketika segala rasa berkumpul, tapi banyaknya rasa bersalah sih. Hiya waktu bermelankoli~
Hai Diri
Hai diri, aku tahu kamu babak belur menghadapi dunia ini. Aku tahu kamu mencoba bertahan meskipun rasanya sudah tak tertahankan. Aku tahu, kamu terjebak pada lingkaran tekanan yang tak putus, dari pasangan, dari orang tua yang kita harapkan, dan juga dari diri sendiri yaitu ketakutan.
Hai diri, aku ingin kamu menyadari bahwa kamu sangat berharga dan kamu sama sekali tidak layak untuk menerima semua ini. Kamu sangat layak untuk memiliki hidup yang lebih baik. Sangat layak untuk bisa memiliki kebahagiaan, tidak hidup dalam tekanan dan rasa takut yang berlebihan.
Hai diri, aku ingin kamu sadar bahwa orang-orang yang saat ini mengekangmu pada kondisi ini tidak layak sama sekali untuk mengendalikan hidupmu. Apakah kamu ingin hidup seperti ini seterusnya? Bangun, hadapi, dan beranilah. Sadarlah!
Hai diri, aku ingin kamu juga tahu bahwa banyak sekali orang yang bersedia menolongmu. Tidak usah malu untuk meminta pertolongan, mengatakan yang sejujurnya tentang hidupmu. Mereka yang sejati tidak akan mencela hidupmu, tidak juga mengolok pilihanmu kemarin-kemarin. Mereka akan membantumu, menciptakan ruang yang aman untukmu tinggali.
Hai diri, jangan malu untuk meminta tolong. Daripada kamu mati konyol, meninggalkan hal-hal yang seharusnya kamu jaga dan itu sangat berharga, yaitu hidupmu. ©kurniawangunadi
627 notes · View notes
coretanliya · 3 years
Text
Ikhlas
Adalah pembelajaran sepanjang waktu; pada setiap detik yang dilalui.
Ternyata ada yang lebih tinggi dibanding ilmu tentang cinta. Ikhlas.
3 notes · View notes
coretanliya · 3 years
Text
😌
“Jaga saja apa yang saat ini kamu miliki dengan sepenuh hati karena kehilangan tak pernah datang dengan pemberitahuan.”
Taufik Aulia
667 notes · View notes
coretanliya · 4 years
Text
Mengolah Rasa
“Yang suka nulis.. yang suka nulis, mari bergabung bersama KLIP”, ajakan pada grup chat warga baru di kampung komunitas IP.
“Merasa terpanggil?” Engga juga sih hehe hanya merasa sedang butuh sekali untuk saat ini.
.
Aku bukan seseorang yang pandai mengungkapkan sebuah rasa, rasa-rasanya lebih baik disimpan saja semua sendiri. Di hati. Yeah! Sampai di suatu waktu aku menonton salah satu kartun di mana sang tokoh lupa dengan namanya karena memori sebelumnya ia bakar dan hilang. Menghadirkan memori baru dengan menghilangkan yang lama~
Kemudian aku mulai mengenal platform menulis. Saat berorganisasi di masa-masa kuliah dulu, di situlah tempat aku mengolah rasa; mengolah rasa menjadi kata; mengolah rasa menjadi makna. Agar rasa-rasa itu tersimpan rapi. Mungkin sesekali perlu untuk membongkarnya dan merapikannya kembali. 
Ya meskipun kata-katanya belum tertata dengan rapi. Tentu hal itu berbanding lurus dengan jam terbang dalam menulis dan membaca. 
.
Lama sekali semenjak aku berkeluarga, aku jarang menuangkan rasa itu.  Entah mengapa, mungkin aku terlalu malas untuk sekadar membuka laptop; Mengolah kembali rasa yang hadir itu menjadi untaian kata. 
Maka, saat kubaca pesan di grup chat tentang KLIP ini aku merasa aku sedang membutuhkan hal ini; untuk mengolah rasa; merapikan rasa agar tersimpan rapi. 
Seringkali berniat untuk mulai menulis kembali, memposting minimal satu dalam sepekan. Namun hingga saat ini hal itu masih menjadi sebuah wacana yang hanya sebatas rencana. 
.
Berharap rasa-rasa yang berserakan itu menjadi sebuah rasa yang lezat karena diracik dan diolah dengan sedemikian. Sebuah masakan terasa lezat karena sang koki dapat mengolah bumbu dan rempah-rempah menjadi istimewa. Bayangkan saja dengan begitu banyak rasa; asin, manis, asam, pedas dapat menghadirkan seblak sang favorit. Seandainya makan garam saja lidah ini tak kuasa; jika hanya gula mungkin enak diawal tapi enek pada akhirnya. Pun dengan rasa asam dan pedas saja. Tapi jika diolah maka menjadi luar biasa. Seperti rasa yang berserakan di hati ini, dapat diolah menjadi kata yang bermakna dan kemudian menjadi hikmah bagi semua. 
Hidup ini memang punya banyak rasa (ups bukan iklan hehe)...
2 notes · View notes
coretanliya · 4 years
Text
Aliran Rasa 1
12 pekan sudah mengikuti babak main 1 di Sambut Semai Orientasi Kampung Komunitas
Perasaannya? Bahagiaa
Di babak main 1 ini, diajak untuk menjelajahi diri sendiri Berkaca kembali pada diri Ternyata, aku belum mengenal dengan sungguh-sungguh diriku sendiri
Diawali dengan lembar main 1 yang luar biasa membuat merenung; Merenungi diri akan tantangan yang sedang dihadapi, bertanya pada sekitar tentang aku di mata mereka, dan tak lupa aku diajak untuk mengapresiasi diriku sendiri Memilih dan memilah aktivitas yang ku suka dan ku bisa.  “Apa betul ini aktivitas yang ku suka?” “Apa betul ini aktivias yang ku bisa?”
Membuka kenangan dan tantangan yang kuhadapi di tahun ini, kemudian merapikannya. Mencoba untuk bangkit kembali menaiki setiap anak tangga. Berusaha untuk menjadi lebih baik. Dan, mungkin sebelumnya aku tak pernah mengapresiasi diriku yang sudah membersamaiku dalam kondisi apapun.  Lembar Main 1 yang begitu berkesan bagiku.
Dilanjutkan dengan warta warga 1 Pun diingatkan kembali bahwa tak ada kata terlambat untuk menemukan potensi diri. Berkenalan kembali dengan diri. Berproses. Pasti. Gagal, coba lagi. Hingga mutiara potensi itu ditemukan. 
Penutup yang luar biasa Layar tancap bersama bu Septi Lagi dan lagi diingatkan kembali, bahwa potensi itu mungkin ada dalam aktivitas yang kita lakukan sehari-hari, tinggal temukan kegiatan yang dapat membuat kita bergairah
.
PR untuk berkenalan kembali dengan diri dan berteman dengan tantangan-tantangan di depan sana. 
Diriku, terimakasih!
0 notes
coretanliya · 4 years
Photo
Tumblr media
Podcast Filosofi Ibu | Satu Tarikan Nafas dalam Menjalankan Aktivitas *sedikit diolah kembali https://www.instagram.com/p/CGmz5itHdAZl86jY442IsLrHkWKtnfJI--C0-s0/?igshid=1mq2k5jyoifhu
0 notes
coretanliya · 4 years
Photo
Tumblr media
Podcast Filosofi Ibu | Satu Tarikan Nafas dalam Menjalankan Aktivitas *sedikit diolah kembali https://www.instagram.com/p/CGmz5itHdAZl86jY442IsLrHkWKtnfJI--C0-s0/?igshid=1mq2k5jyoifhu
0 notes
coretanliya · 4 years
Text
Cerita lama yang baru diposting, selamat satu tahun!
“Telah datang ketetapan Allah, maka janganlah kamu minta agar disegerakan datangnya.” (QS. An-Nahl : 1)
Allah... Allah... Tak ada segala sesuatu yang Allah ciptakan dengan kebetulan, semua ada ketetapannya; semua ada tujuannya. Rezeki; usia, jodoh, jalan hidup. Bukankah Allah yang akan menuntunmu pada jalan hidupmu? Asal kita miliki hati yang bersih agar lebih memahami apa yang Allah mau.
.
.
.
“Barakallah, kak... (dengan lope gede-gede)”
“Waahh, maa syaa Allah”
“Terharu, gak nyangkaa..”
“Seneng bangeeeett...”
“Aku kaget bacanya, sampai baca berulang-ulang”
Begitulah sepenggal komentar-komentar netizen kakak-kakak sahabat di Salman. Komentar soal apa?
Hehehe... soal rencana pernikahanku. Segitunya banget ya? (Sejenak dalam pikiranku).
“Jadi bagaimana ceritanya sampai bisa di tahap ini?”. Hingga beberapa orang menanyakan hal itu padaku. Mau tahu bangeeeet? Hehe
.
Insyaa Allah pada tanggal 15 Muharam 1441 H/ 15 September 2019 M akan dilaksanakan akad dan walimahku dengan Bayu (a.k.a Ka Uya).
.
Jadi, gini ceritanya wkwk ...
2013 aku mulai aktif di Salman ITB. Di sana, kami bertemu. Di sebuah organisasi pembinaan anak-anak. Sesungguhnya kami adalah kawan satu angkatan di PAS, kaka limas alias 59. Namun, kami memang tak saling mengenal ketika di awal-awal “lulus” di PAS. (Jadi, di tahun ini kami belum saling tahu, apalagi kenal hihi).
2014 dalam sebuah organisasi pasti ada yang namanya kaderisasi. Pada tahun berikutnya aku diamanahi menjadi kepala divisi, pun dengan beliau. Saat itu aku hanya tahu sebatas posisi beliau sebagai kepala divisi apa. Sedangkan nama belliau, kadang-kadang aku tak dapat mengingatnya. Saat itu, karena memang kita berbeda bidang, tak banyak interaksi yang terjalin. Hanya sebatas tahu nama dan orang (kalau lagi gak lupa hehe).
2015 di pertengahan periode beliau berpindah bidang dan berada satu bidang denganku. Beberapa kali pernah mengirim pesan kepada beliau karena beliau memegang jarkom kakak. Tapi juga interaksi kami hanya sebatas itu. Singkat cerita, di pergantian periode, beliau terpilih menjadi Ketua Umum PAS. Seyogianya beliau mencari partner untuk kepengurusannya. Saat itu aku sudah berada di posisi lain. Namun, qadarullah aku hijrah menjadi pengurus utama sebagai wakil ketum bersama beliau dan dua kawan lainnya.
Meskipun kami adalah kawan satu angkatan dan pernah sama-sama menjadi kepala divisi, namun sesungguhnya kami belum saling mengenal. Ketika berada sama-sama menjadi pengurus, frekuensi interaksi kami menjadi lebih sering (karena kebanyakan rapat wkwk, kalau bukan rapat offline ya online)
2016 pada pertengahan 2016 kami lengser dari kepengurusan. Alhamdulillah setelah itu kami tetap menjaga silaturahim. Pada waktu tertentu masih kumpul bersama dengan pengurus lainnya. Meskipun saat itu beliau sudah meng-alumni-kan diri dari PAS sedangkan aku masih aktif, interaksi kami sepertinya tetap lebih banyak mengenai topik-topik organisasi.
2017 di tahun ini beliau magang di Jakarta. Dalam rentang waktu tertentu beliau ke Bandung. Meskipun demikian kami masih bersilaturahim melalui grup whatsapp kepengurusan.
Di akhir tahun 2017 beliau sempat bercerita mengenai kegiatannya terbaru; mengurusi beasiswa pendidikan bagi adik-adik di Bandung (kembali ke Salman :D)
2018 di awal tahun 2018 aku bergabung menjadi relawan pendidikan rumah amal salman. Aku niatkan bergabung selama satu tahun periode berjalan. Selang beberapa bulan, ternyata beliau menonaktifkan diri dalam program beasiswa pendidikan tersebut. Katanya, ada hal-hal yang harus dipersiapkannya untuk masa depan. Tetapi, kami beberapa kali masih bertemu di kegiatan PAS atau lainnya.
Pertengahan 2018 aku mengalumnikan diri dari PAS-ITB. Dan di akhir tahun 2018 aku juga menyelesaikan amanahku di beasiswa baraya. Rencanaku bahwa tahun ini adalah tahun terakhir aku mengekspresikan diriku di organisasi.
2019 aku tak memiliki lagi agenda ke-organisasian di Salman, khususnya. Sehingga hal itu membuatku menjadi jarang ke Salman. Saat itu pula aku dan teman-teman pengurus 33 (salah satunya beliau) sudah mulai jarang bertemu (sudah memiliki aktivitas masing-masing). Namun, sesekali menyempatkan untuk saling bertemu dengan obrolan yang sudah mulai tak membicarakan perihal organisasi. Di awal tahun ini beberapa kali kami bertemu. Namun, semua tampak biasa saja (sepertinya wkwk).
Di pertengahan Ramadan, aku dan 4 kawan lainnya (masih ada ka Uya) melakukan safar ke Jogokariyan. Niatku hanya ingin mencoba untuk melakukan buka puasa dan tarawih di Jogokariyan. Perjalanan ke sana juga berjalan seperti biasa (tak ada sesuatu yang menurutku aneh dari sikapnya ka Uya kepadaku) ya seperti biasanya saja.
Ternyata keesokan harinya, saat tiba di Bandung beliau memberikan buku yang dipinjamnya kepadaku. Aku tak berpikir apapun wkwk cuman kok bisa-bisanya bawa laptop dan buku bahasa arab pas lagi safar gini (karena diantara kami cuman ka Uya yang bawa gituan).
“Ka Liya, aku mau balikin buku”
“Lah, ntar aja gak aku pake kok bukunya”
“Sekarang aja lah”
(dalam hati, ini orang mau balikin bukunya maksa wkwk). Akhirnya aku terima deh bukunya.
“Di dalamnya ada surat.”
(heh, mikir bentar. Surat? Apa aku nyimpen surat di dalam buku itu, kayaknya engga deh.. Surat apaan yaa..)
“Tapi dibacanya nanti aja” kata ka Uya membuyarkan pikiranku (jiaah)
“Ohh..”
.
Dan, jadi penasaran dengan isi surat itu. Hal apa yang mau disampaikan sampai harus pakai surat. Hihi.
Akhirnya, setiba di rumah aku baca surat itu. Daaan, ku baca berulang kali wkwk barangkali aku salah baca hehehe
Apa iya ka Uya tulis surat ini dengan sadar se-sadar-sadarnya.
Tiba-tiba jadi keringat dingin haha
.
Setelah aku membaca surat itu, yang pasti aku butuh waktu. Untuk bertanya pada Allah, pada keluargaku, pada hatiku (wkwk).
.
Singkat cerita,
30 Mei 2019, Ka Uya silaturahim ke rumah untuk bertemu kedua orang tua ku.
30 Juni 2019, Ka Uya dan keluarganya silaturahim ke rumah. Dan memutuskan tanggal untuk akad dan walimah.
.
Alhamdulillah, 15 September 2019 M /15 Muharram 1441 H kemarin kami sudah melangsungkan akad pernikahan. Alhamdulillah sudah SAH.
.
Jazakumullahu khairan katsiron kepada semua sahabat atas kehadiran dan doanya. Semoga doa yang teriring kembali kepada semua. Aamiin
.
Jadi gitu ceritanya… *********************************************** Alhamdulillah, satu tahun sudah kami lalui. Semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah dan menjadi ahli sabar, syukur, dan ikhlas. Aamiin
5 notes · View notes
coretanliya · 4 years
Text
Mainan Baru!
Menuju satu bulan!  Iyap, menuju satu bulan aku belajar di Pasar Ibu Profesional. 
Diawali dengan Welcoming Party yang diselenggarakan secara online. Di sini dijelaskan alur mengenai cara pembelajaran di Pasar Ilmu Ibu Profesional. Waktu denger alurnya, belum kebayang sih ya akan seperti apa belanja di pasar ini., tapi justru jadi penasaran apa yang akan dihadapi selama sebulan ke depan. 
Pekan pertama adalah pekan orientasi. Pekan di mana, peserta belajar mengenai pedoman berperilaku dalam sebuah komunitas. Tentu, dalam setiap komunitas terdapat kode etik panduan berperilaku bagi anggotonya. Di sini juga peserta belajar mengenai manajemen diri dalam berbelanja. Karena umumnya para emak-emak, terkadang lupa diri jika sudah berbelanja; merasa semua butuh, padahal... belum tentu dibutuhkan untuk saat ini. Nah, ini adalah hal penting yang mesti dikontrol agar tidak kalap saat berbelanja, kalau kata bu Septi istilahnya adalah ‘tsunami informasi’.
Pekan kedua adalah pekan promo pasar ilmu. Yap, disini banyak sekali promo yang ditawarkan. Salah limanya adalah mengenai komponen yang terdapat di Ibu Profesional. Yap! Ada Institut Ibu Profesional, dimana anggotanya disebut sebagai mahasiswa. Di Institut ini cara belajarnya bertahap, jadi gak bisa langsung loncat-loncat. Kedua, adalah Kampung Komunitas. Di Komunistas ini, ada rumah belajar (rumbel), ada rumah berbagi (rumba), dan ada rumah bermain (rumin). Seperti layaknya komunitas, di sini para anggota berkumpul untuk belajar bidang-bidang yang ditekuni, ada menjahit, crafting, coooking, dll. Ketiga, ada Sejuta Cinta Ibu Profesional. Nah, Sejuta Cinta mewadahi para anggota yang suka dengan dunia sosial kemanusiaan; berbagi pada masyarakat di jalan atau bahkan berbagi pada korban bencana. Keempat, adalah KIPMA. Kipma ini semacam koperasi, di mana komponen ini mewadahi para anggotanya yang senang dengan berbisnis seperti berjualan. Cocok deh! Dan terakhir adalah RCIP, singkatan dari Resource Center Ibu Profesional. Waah apa tuuh? Ini tempatnnya sumber daya, Sumber daya apa? Data-data mengenai para anggota ada di sini, jadi ketika tim membutuhkan pemateri untuk suatu kegiatan bisa dicari nih di sini. 
Pekan ketiga adalah pekan bazzar ilmu. Di sini peserta mendengarkan lebih dekat cerita-cerita dari bu Septi dan pak Dodik. Seru! Bagaimana awal mulanya IP ini dibangun hingga saat ini terdapat 59 regional. Dan bagaimana kita menemukan bahagia dalam komunitas. Semuanya adalah proses. 
Pekan keempat adalah pekan check out. Yaitu pekan terakhir para peserta di pasar ilmu. Di sini para peserta belajar menuangkan perasaannya dalam bentuk tulisan. Yap! Melalui ‘aliran rasa’ ini aku juga belajar dan tertuntut kembali untuk menulis. Belajar bagaimana merangkai kata dan menuangkannya dalam tulisan. Pekan keempat inilah juga pekan yang ditunggu, karena para peserta memilih komponen yang akan diikutinnya ke depan. 
Tumblr media
Setiap peserta dapat mengikuti maksimal tiga komponen. Wooow! Tapiiii, eits! Ingat, jangan kalap! Lihat kembali mana yang sedang dibutuhkan oleh diri ini. Di sini aku memiliki dua pilihan, yaitu Institut Ibu Profesional dan Kampung Komunitas. Keduanya membuatku tertarik dan tertantang untuk belajar lagi. Namun, setelah dipertimbangkan dengan kapasitas diri ini, aku khawatir tidak dapat ‘adil’ pada keduanya. Maka, ku coba pertimbangkan mana yang lebih ku butuhkan saat ini. Dan, di Kampung Komunitas aku menetapkan hati untuk belajar. Awalnya khawatir karena taku tidak bisa belajar di Institut, namun ketika diingat kembali penjelasan Mba Uut, saat di penjurusan berikutnya para anggota dapat menambah komponen, berpindah komponen, dan mengurangi komponen. Maka, bismillah. Aku siap untuk belajar di Komunitas 
Persiapan ku untuk mengikuti pembelajaran di komunitas adalah dengan memantapkan hati dan menyiapkan diri menghadapi tantangan tantangan baru dalam mengikuti pembelajaran di komunitas. 
1 note · View note
coretanliya · 4 years
Text
Jurnal Quizz Pra-Check Out Gamifikasi Pasar Ibu Profesional
Tiga pekan sudah berlalu mengikuti kegiatan di pasar ilmu ibu profesional. Kini, tiba waktunya untuk check out. Pekan check out ini adalah pekan untuk memilih jurusan sesuai dengan kebutuhan dan passion masing-masing. 
Sejak pekan awal mengikuti kegiatan di pasar ilmu ibu profesional memang seru. Dari pekan orientasi hingga pekan promo ilmu. Ternyata, sebelum check out setiap peserta diminta untuk mengikuti quizz. Quizz ini tujuannya untuk mengulang kembali materi yang telah didapatkan selama tiga pekan sebelumnya. 
Awalnya kaget karena saya skip untuk buka grup di weekend. Saat cek ternyata ada quizz dan merasa ketinggalan karena teman-teman lain sudah mengerjakan. Saya pun me-review materi sebelumnya, tapi dengan kilat ehhee. Saya berencana mengerjakannya keesokan paginya, dan saya buka ko gak bisa ikuti kuis. Saya coba berkali-kali tapi tetap tidak terbuka. Saya pun berinisiatif untuk bertanya di grup kecil saat challenge tas. Daaaan ternyata saya baru teringat bahwa memang tidak bisa dibuka jika bukan melalui aplikasinya. Waduuh. Malu deh hehe, iya saya pede aja kalau pakai laptop itu seperti buka di aplikasi padahal kan bukaan. 
Setelah itu, saya pun mengerjakan kuis. Wah saya mesti ulangi 3 kali untuk mendapatkan skor 100. Waduuh! Ini jadi refleksi buat diri saya yang selama ini mungkin ketika menyimak materi belum mindfullness. Menyimak materinya masih nyambi-nyambi, jadi saat mengerjakan kuis, gak yakin sama jawaban yang dipilih dan ada bisikan-bisikan wkwk “kayaknya yang a deh, kayaknya b” aduh lupaa. Percobaan awal dapat 50% artinya 5 betul dan 5 salah. Kemudian di percobaan kedua saya dapat 90%, barulah di percobaan ketiga saya dapat 100%. Quizz ini unik, kalau belum dapat 100% minta diulang terus hehe...
Tumblr media
Semangaaaat! Semangat masuk ke komponen yang dipilih.  Soal komponen ini, awalnya juga mau pilih dua komponen. Tapi, setelah dipikir-pikir, saya belum tau ritme dalam setiap komponen seperti apa dan setelah direnungkan mungkin saya butuh salah satu saja dulu. Jika masih ada rezeki usia dan waktu, di penjurusan selanjutnya saya bisa pindah atau menambah komponen. 
0 notes
coretanliya · 4 years
Video
Pass the bag challenge #foundationip_9 #ibu_profesional #pasar_ilmu_ibu_profesional https://www.instagram.com/p/CDINSGpnce3ia_wEIBex2pL6NBAvW3Vw8JuJyg0/?igshid=1w6qgpm50ops8
0 notes
coretanliya · 4 years
Text
Kejutan #1
Voucher...voucherr Siapa yang tak suka voucher?  Emak-emak jangan ditanya, suka banget apalagi promo!
.
Bahagianya dapat voucher! Voucher kejutan karena telah menyelesaikan tantangan unit 1-4. Yeay!
.
Pekan Orientasi done. Super deg-degan. Selalu ada kejutan di setiap postingannya.
Karena ini kali pertama aku mengikuti kegiatan yang menggunakan grup facebook, jadi tantangan untuk belajar bagaimana mengikutinya. Bahan pembelajaran yang terdapat di unit, kemudian kita sebagai peserta dapat melakukan self checking dengan melihat unit. Sudah atau belum tugas itu dikerjakan. Keren! 
Dari pekan orientasi yang diikuti, dimulai dari bagaimana berperilaku dan adab dalam komunitas hingga bagaimana mengatur diri dalam menyelam di dunia nyata dan dunia maya.  Kata-kata yang mesti di highlight 
“Kita yang memanfaatkan gadget, bukan gadget yang memanfaatkan kita!”
Supeeer jleeb!
.
Welcome pekan parade ilmu!
inframe: Kejutan voucher promo yang bisa digunakan untuk hunting ilmu di pekan parade Ilmu. 
Hati-hati tsunami informasi!
Tumblr media
0 notes
coretanliya · 4 years
Text
Persiapan
Alhamdulilah, setelah sebelumnya belum berhasil bergabung di IP, di batch kali ini Allah izinkan untuk gabung :)
Hari ini mendapat hadiah dari pramuwiyata, taraaa tas belanja
Tumblr media
Kenapa tas belanja? 
Di batch kali ini, mengusung tema PASAR. Tim Sekretariat sebagai Pramuwiyata dan peserta program foundation sebagai pelanggan. 
Wah, seru ya! Ibu-ibu identik dengan suka belanja. Belanja apapun. Keperluan rumah tangga, keperluan anak atau suami. Dan juga keperluan pribadi. 
***
Lalu, apa hubungannya tas belanja ini dengan persiapan mengikuti IP?
Ketika hendak berbelanja ke pasar tentu kita mempersiapkan tas untuk menampung belanjaan. Dengan berbagai ukuran; besar, sedang, kecil. Ukuran tersebut dapat kita persiapkan sesuai dengan jumlah barang belanjaan. Tapi, yang pasti yang harus dipersiapkan adalah tas yang kosong. 
Begitu pula dalam mencari ilmu. Ada bekal yang harus dipersiapkan. 
Lalu, apa yang telah aku persiapkan?
Dalam pembelajaran daring ini, yang pasti dipersiapkan adalah media; handphone, laptop, kuota, dll hehe Oh ya, waktu. Waktu juga salah satu yang sudah dipersiapkan setelah mengetahui bahwa aku lolos di batch ini.  Dan, tas yang kosong. Pernah mendengar “Siapkan gelas kosong sebelum mencari  ilmu”. Karena konsepnya pasar, jadi kita persiapkan tas yang kosong. Tas lama atau baru tidak masalah hehe yang penting tas khusus untuk berbelanja di program ini. 
Tas sebelumnya yang sudah ada isinya gak perlu dibuang. Simpan ia di tempat lain. Suatu saat mungkin mereka bisa saling berkolerasi :)
.
Namun, ada yang juga penting jauh sebelum persiapan di atas. 
Ketika membaca postingan pramuwiyata “ibu peri Yani” tentang hadiah ini, kemudian aku teringat wasiat Imam Malik
Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu
Hal ini agar lebih mudah memahami ilmu. 
Wasiat itu menjadi pengingat bahwa ada hal lain yang perlu dipersiapkan.  Selain persiapan di atas, maka aku berusaha mempersiapkan diri dan hati. Ketika sedang berbelanja belajar, maka aku persiapkan diri agar duduk rapi dan siapkan hati sepenuhnya supaya ilmu yang didapat berkah. 
Semangaaaat!
19 Juli 2020 | 22.41 WIB
1 note · View note
coretanliya · 4 years
Text
Satu bulan.
.
Masih butuh waktu~
.
"Baru satu bulan. Gak apa, kalau ingat. Butuh waktu" begitu katanya :"
.
Bisa ko bisa :)
0 notes
coretanliya · 4 years
Text
Rindu.
Rindu aja. Hehe.
Rindu nulis-nulis walau gak keruan. Rindu main ke sana ke mari. Rindu chit chat sama kalian-kalian. Rindu tempat-tempat yang dulu ditongkrongin. Rindu orang-orang. Rindu dedek :"
.
Ujungnya masih ke situ juga. Heu. Semua berproses. Tak serta merta hilang dalam bayangan. Tak serta merta lupa dalam ingatan. Bukan untuk dilupakan dan dihilangkan sih. Semua menjadi kenangan. Disimpan dan dirapikan dengan baik.
.
Tapi sungguh tak sesederhana itu. Atau mungkin aku memang terlalu mudah terikat. Bukan kali ini saja merasa sangat sedih karena ditinggalkan. Dulu pun begitu. Hanya saja, dulu sekadar ditinggalkan dalam posisi organisasi dan aku masih bisa bertemu mereka jika rindu.
.
Hidup ini memang pilihan. Termasuk menjadi yang meninggalkan atau ditinggalkan. Adalah hal pasti.
Waktu terus berputar. Hari demi hari. Aku berusaha untuk belajar ikhlas setiap hari. Melangitkan doa-doa untuknya. Kadang ku berpikir, apa ia akan mengenal kami jika suatu saat bertemu?
Bukankah tugas aku saat ini adalah senantiasa memperbaiki diri. Semakin mendekat kembali pada Allah, semoga kelak kami bisa bertemu denganmu. Aamiin.
.
6 Juli 2020
1 note · View note
coretanliya · 4 years
Text
"Setiap yang bernyawa pasti akan mati." (QS. Al-Ankabut : 57)
.
Meninggalkan atau ditinggalkan~
0 notes