danttttt
danttttt
danti
9 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
danttttt · 5 years ago
Text
Kutanyakan kepada siapapun yang membaca ini, dimana letak kebahagiaan?
224 notes · View notes
danttttt · 5 years ago
Text
Menulis untuk menginspirasi orang lain? Ah, kita yang paling tahu aib diri kita. Menulis untuk kewarasan diri. Mengabadikan nasihat yang sering kali paling cocok ditodongkan ke hadap muka diri sendiri, terlebih dahulu.
#diri
633 notes · View notes
danttttt · 5 years ago
Text
Jangan lupa, kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain. Kenyamanan kita juga dibatasi oleh kenyamanan orang lain.
Kalau dalam satu lingkungan yang saling membutuhkan kamu bersikap bodo amat dengan reaksi orang-orang di lingkunganmu, bukan seni bersikap masa bodoh lagi namanya. Semoga saya, kamu, kita terhindar dari perasaan selalu merasa benar.
200 notes · View notes
danttttt · 5 years ago
Text
Pemahamanku terhadap sesuatu justru karena aku belajar lebih banyak pada kemalangan. Bahkan soal keberuntungan; bahwa ia tercipta dari sela-sela sempit saat aku ada dalam keadaan terjepit.
118 notes · View notes
danttttt · 6 years ago
Text
Tentang Kamu:
Biarkan aku mengabadikan segala kisah yang dahulu pernah tertera. Biarkan aku mengindahkan kamu dalam tatanan diksi yang aku atur sedemikian rupa.
Biarkan aku, untuk selalu mencintaimu. Meski hanya dalam sebuah dekapan aksara yang nanti akan aku ramu.
— Arief Aumar Purwanto
528 notes · View notes
danttttt · 6 years ago
Text
Aku telat menyadari bahwa jauh dari rumah ternyata benar-benar menyakitkan. Alih-alih agar menjadi mandiri, aku malah merasa bahwa sendiri tak baik untuk diri.
Bukan! Aku bukannya mengeluh pada rindu; aku bukannya mengeluh pada jarak. Aku hanya takut saat langkah ini sukar pulang. Tempat yang aku sebut rumah itu, akan bermutasi menjadi tempat yang berbeda. Segalanya.
— Arief Aumar Purwanto
727 notes · View notes
danttttt · 6 years ago
Text
Langit boleh mendung, perasaanmu jangan. Pagi boleh dingin, percakapan kita tidak. Kita adalah matahari yang saling menghangatkan. Kita adalah pelangi selepas hujan reda.
—ibnufir
182 notes · View notes
danttttt · 8 years ago
Text
Barangkali ini sebuah rasa yang sementara singgah. Mungkin juga rasa yang berawal dari candaan semata. Tapi aku merasa ini sedikit berbeda. Bedanya? Ya, beda, semacam ada yang menggebu? Atau yang lainnya. Apakah kamu juga merasakannya? Atau justru malah mengabaikan? Tolong, ya. Kalau aku saja sudah terbawa perasaan, apa kabar kamu yang telah menciptakan degup ini? Samakah perasaanmu denganku? Perihal tangan yang terpaut 'waktu itu', cukupkah ku jadikan sebagai bukti bahwa kamu memang inginkanku? Atau memang aku saja yang berharap lebih? Tapi, kurasa kamu pun sama berharap. Betulkah yang kuucapkan? Atau aku keliru? Aku tidak ingin terjebak dengan segala sifatmu belakangan ini. Ajakanmu 'waktu itu' (aku yakin kamu paham yang ini menjurus kemana) sudah membuat harapanku sedikit luruh. Tentu. Apa maksudmu dengan mengajakku ke tempat yang menjadi kenangan masa lalu mu? Menemanimu mengenang masa lalu lantas membiarkan kamu hanyut dalam fikiranmu sendiri? Bukan apa-apa, hanya saja aku sedikit takut jika kamu berniat kembali pada masa lalu itu. Kembali dengan nona mu yang sepekan lalu kamu tinggal pergi.
Tapi apakah pantas aku merasakannya? Pantaskah rasa cemburu itu hinggap sebentar? Sekali lagi, tolong jangan bermain main dengan perasaanku. Aku cukup tau, kamu mudah mencintai, tapi janganlah kamu mudah melepaskan.
2 notes · View notes
danttttt · 8 years ago
Text
Ayah, aku diam. Tapi diamku tak membuatku menjadi disayang. Dia setiap hari menghujaniku dengan kalimat tajam bagai sayatan pedang. Aku tersesat dirumah sendiri. Aku ingin menumpahkan segala camuk dalam pikirku. Sesak, adalah penyebab utama aku tak dapat bersuara hingga kini. Apakah ini yang ayah maksud sebagai perlakuan kasih penuh sayang dari dia? Dimana letak kasihnya? Pun dimana letak rasa sayangnya? Tenggorokanku tercekat, ayah. Beribu kata dalam benak tak mampu ku beberkan, sebab dia adalah medusa, tatapannya membuatku membatu. Tolong bawa aku bersamamu, ayah.
0 notes