daunkecil
daunkecil
Tsariy Humairah
59 posts
Segelintir kisah dan rasa menuai hikmah
Don't wanna be here? Send us removal request.
daunkecil · 5 years ago
Text
“Jangan-jangan telah berlalu sekian hidup kita belum sempat menghafal Qur'an dengan baik. Salat belum dimengerti bacaannya. Puluhan tahun salat, tidak mengerti apa yang dibaca dalam salat. Mau sampai kapan? Bagaimana salatnya bisa khusyuk kalau tidak paham apa yang dibacakan? Al-Qur'an belum sempat dipahami, jangankan menghapal, sudah puluhan tahun, untuk baca saja nggak sanggup bacakan dengan baik. Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan?”
— Ustaz Adi Hidayat
152 notes · View notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Uzlah.
“Malam ini aku menemukan kata-kata yang kamu sembunyikan dalam lacimu.”
“Aku tidak bisa menemukanmu di media sosial kecuali di Cookpad.”
Sudah sejak setahun yang lalu memutuskan secara sadar untuk menonaktifkan beberapa akun di media sosial, bukan sengaja menghilang agar dicari. Namun, “Rekam jejak digital; bumerang dunia dan akhirat.”; salah satu alasannya.
Akun yang masih aktif seperti Tumblr serta Cookpad sudah ada sejak lama, tetapi memang tidak banyak yang tahu dan tidak memberi tahu sehingga terkesan hilang dari peredaran oleh sebagian teman-teman yang mengenal di dunia nyata.
“Uzlah adalah pilihan terbaik.”, dalam postingan Kak Amar.
Menurut (KBBI) uzlah/uz·lah/ n Isl pengasingan diri untuk memusatkan perhatian pada ibadah (berzikir dan tafakur) kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Sebab, banyaknya media sosial kerap menyita waktu dan mudarat lainnya. Hal yang juga turut menjadi perhatian, mengutip kata-kata yurikoprastiyo,
“Pastinya setiap yang kita lakukan di media sosial, nantinya akan dimintai pertanggungjawaban.
Semakin banyak tulisan akan semakin banyak yang perlu pertanggungjawaban.
Semakin banyak pengikut, akan semakin banyak yang meminta pertanggungjawaban.
Maka, takperlu bangga dengan yang serba banyak. Termasuk banyak like dan komentar yang diberikan. Yang banyak itulah yang justru akan memberatkan.”
Jika tidak kamu temui saya di media sosial. Kamu masih bisa mengetahui kabar saya melalui berkirim pesan bukan? :)
109 notes · View notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Esensi Hidup
@edgarhamas
Ada orang yang hidup tapi nggak hidup. Dia hidup untuk makan, hidup untuk minum, hidup untuk tidur, hidup untuk mandi, hidup untuk bengong.
Semoga bukan kita.
Nyatanya banyak manusia kehilangan maksud tujuannya, buat apa dia dikasih kesempatan 24 jam hidup di dunia. Entah bisa karena belum tahu, tidak tahu, atau tahu tapi pura-pura lupa, atau parahnya: sudah tahu, tapi memilih untuk tetap main-main.
Esensi hidup ini perlu dikembalikan. Hidup yang ibarat jalan jauh itu butuh rest area setiap harinya. Butuh lihat lagi petanya, lihat lagi tujuannya, lihat lagi bekalnya sudah banyak atau belum menuju tujuan.
Nah, rest area itu bernama shalat. Peta GPS itu adalah Al Qur'an, dan mengevaluasi jumlah bekal itu adalah tafakkur harianmu, dengan zikir pagi dan sore.
428 notes · View notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Aku Sakit, Bagaimana jodohku?
Tumblr media
Jika berbicara tentang jodoh, maka akan selalu menjadi topik hangat dikala hujan dan mencairkan suasana ketika panas mulai terasa. Cerita tentang jodoh tak akan ada habisnya. Apalagi sudah memasuki bulan-bulan mendekati Ramadhan dan bulan setelahnya. Syawal. Topik ini akan mendapat rating yang tinggi dalam perbincangan kabar berita. Bagaimana tidak? bulan Syawal menjadi waktu yang disunnahkan untuk menjalankan ibadah yang paling panjang waktunya, yaitu me-ni-kah .
Sedikit cerita tentang seorang gadis yang kala itu baru lulus dari studi S1-nya. Usianya 23 tahun. Dia masih muda dan baru mulai hijrah saat duduk disemester kedua, mungkin saat itu usianya sekitar 18 atau 19 tahun. Saat memutuskan diri untuk berhijrah dan melepaskan semua embel-embel kisah cinta masa lalunya, ia mulai meniatkan diri untuk "menikah muda" dan menjadikan niat itu sebagai mimpi pertamanya setelah hijrah. "Kak, aku mau menikah muda jak" perkataannya yang muncul setelah diskusi ringan dengannya.
Februari, 2019. Pesan wa darinya masuk ke ponselku untuk memberi semangat kepadaku karena akan menjalankan ujian sidang skripsi di kampus yang mana saat itu dia sudah lulus lebih dulu dariku. Pesannya kubalas, bercanda ringan dan akhirnya mentok pada keluhannya tentang jalan jodohnya yang begitu rumit dan sulit menurutnya, tersebab penyakit yang dideritanya.
Saat duduk disemester akhir, tepatnya ku lupa semester berapa. Ia sangat sering menabrak benda yang ada didepannya, bukan karena tak tahu, tapi setiap ia menghindar, tetap saja ia menabrak bagian pinggir dari benda didepannya. Tersebab sangat sering ia menabrak, berbanding lurus dengan omelanku pula. Siapa yang tidak gemesh, setiap berjalan berdampingan dengannya, tiba-tiba "duar" dan dia tertinggal dibelakang karena tersangkut meja atau kursi saat keluar-masuk kelas.
"meja tuh kan besar dek, masih juga ditabrak. liat-liat lah neng kalo berjalan" kalimat ini yang sering keluar dari indra ucapku dan dia hanya cengengesan. Ahh dasar..sebel tapi kasihan juga.
Dia juga sangat sering jatuh dari motor. Mungkin ada-lah sebulan sekali. Awalnya kupikir dia sering menabrak benda tersebab matanya minus dan jatuh dari motor karena baru belajar mengendarainya. Namun, terlalu sering accident itu terjadi, membuat orang terdekatnya cemas dengan keadaanya. Akhirnya meminta ia untuk memeriksakan keadaan matanya ke rumah sakit. Qadarullah, ia divonis mengalami penyakit genetik yaitu "Retinitis Pigmentosa".
Retinitis Pigmentosa adalah penyakit pada indra penglihatan yang dapat menyebabkan kebutaan. Penyakit ini yang membuat penglihatannya terbatas mulai dari pandangan sisi tepi atau penyempitan lapang pandang (tunnel vision). Jika aku duduk disebelahnya dan matanya lurus lihat kedepan maka ia tak bisa melihatku yang ada disebelahnya, itulah yang menyebabkan ia sering menabrak benda yang ada didepannya. Ia merasa sudah menghindar tapi tetap saja tersangkut di siku meja, kursi atau benda lainnya. Begitu pula dengan mengendarai motor yang sering mengalami kecelakaan tunggal atau dia yang menabrak orang lain saat menyebrang.
"Kakak sih enak, bisa ketemu orang banyak. Sedangkan aku, sejak lulus kuliah dirumah jak, ngajar les juga dirumah, ikut kajian juga ndak bisa sering karena ndak ada yang antar. Kan salah satu ikhtiar untuk cari jodoh tuh bertemu dengan banyak orang, jalin silaturahim" begitulah keluhnya saat itu.
Menurutnya, penyakit yang dideritanya membuat kegiatan sosialnya terbatas dan menurunkan kepercayaan dirinya untuk mendapat jodoh.
Mungkin ada perempuan ataupun laki-laki diluar sana yang berpikiran sama dengannya. Saat mengidam suatu penyakit, maka itu menjadi penghambat untuk mencapai mimpi yang sudah dirancang sebelumnya termasuklah perkara pasangan hidup, Jodoh. Kekhawatiran yang muncul sungguh itu perasaan manusiawi. Apalagi jika sudah memasuki usia quarter life, khususnya perempuan karena dominan menggunakn perasaan dibanding logika. Sangat mudah terpuruk.
Berhati-hatilah dengan pikiran negatif yang bermunculan dengan berbagai macam bentuk alasan, lalu mendoktrin hati kemudian menyebar ke seluruh tubuh sehingga membuat sakit itu menjadi lebih parah.
"Aku sakit, memang ada yang mau sama aku?"
"Usia udah mau masuk kepala 3, penyakitan pulak. Mana ada yang mau"
"Aku pengen dapat pasangan yang sehat, tapi akunya aja penyakitan. Gak adilkan? Pasti mereka yg sehat juga pengen dapat yang sehat"
"Penyakitan kek gini, ngurus diri sndiri aja sulit gimana mau ngurus orang lain"
"Kalo sakit gini, ya udalah, pasrah aja. Kalo ada yg mau ya syukur kalo gak ada ya sabar ajalah. Kasian jugakan kalo dapat pasangan penyakitan kayak aku".
Oh tidak..jangan..jangan pernah biarkan pikiran itu muncul di kepalamu atau bahkan berbisik di hatimu. Muslim yang baik tak ada kamus pesimis didalam hatinya. Muslim yang baik tidak akan takut dan bersedih hati, tersebab ia punya iman. Iman kepada Allah. Allah yang Maha mengatur hidup hambaNya
Jodoh itu adalah rezeki. Rezeki itu akan datang jika dicari dengan adanya usaha. usaha itu akan mendapat hasil jika Allah menghendaki. Ingatlah saudaraku, bukanlah urusan seorang hamba untuk memikirkan dan menentukan apakah hari ini atau dimasa mendatang akan mendapat rezeki atau tidak. Biarlah Allah yang mengurusnya. Jangan bebankan pikiran dan hati kita terhadap sesuatu yang bukan menjadi urusan seorang hamba.
Yakinlah, rezeki itu tak pernah melewati kita, jika itu memang ditakdirkan untuk kita.
Allah telah menyampaikan dalam firman-Nya:
وَخَلَقۡنَـٰكُمۡ أَزۡوَ ٰ⁠جࣰا
"Dan Kami ciptakan kamu berpasang-pasangan"
Q.s an naba:8
ٱلۡخَبِيثَٰتُ لِلۡخَبِيثِينَ وَٱلۡخَبِيثُونَ لِلۡخَبِيثَٰتِۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِۚ أُوْلَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَۖ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ
"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."
Q.s An-Nur: 26
Setiap manusia pasti akan ada pasangannya. Yang baik untuk yang baik, begitu pula sebaliknya. Allah tak sampaikan, yang sakit untuk yang sakit atau yang sakit bukan untuk yang sehat. Tidak ada yang demikian! Bahkan, terbatas sosial sekalipun itu tak bisa menjadikan alasan untuk kita ragu dengan apa yang Allah firmankan dalam Al Qur'anul kariim.
Lalu bagaimana dengan dia, gadis muda yang sakit itu? Dia sekarang masih berjuang dengan penyembuhan sakitnya. Semoga allah memberi kesembuhan padanya dan mengangkat sehala penyakit dalam dirinya tanpa sisa. Amiin.
Diawal tahun 2020, ia menikah. Masya Allah, Allah kabulkan doanya untuk menikah muda 💕. Suaminya bagaimana? Alhamdulillah suaminya sehat dan menerima dia apa adanya begitu juga dengan keluarga besar suaminya. Allah tak pernah ingkar dengan janji-Nya. Wahai saudaraku.😊
So, jangan pernah khawatirkan perkara jodoh apapun kondisimu. Jadikan sakitmu dan sehatmu adalah bagian dari takdir hidup yang membuatmu semakin banyak bersyukur kepadanya. Perbanyak syukur maka nikmat hidup akan semakin bertambah. Sakitmu jadi penggugur dosamu dan sehatmu menjadi penyemangat untuk meningkatkan ketaatanmu kepada-Nya.
Semoga siapapun yang sakit Allah angkat segala penyakitnya dan Allah sembuhkan segala penyakit dalam tubuh dan hatinya, Allah jadikan setiap rasa sakitnya sebagai penggugur dosa baginya. Allahumma amiin.
Wallahu a'lam bishawab
-Ts.14syawal1441H.05Juni2020
2 notes · View notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Pribadi yang Memaku Jam Dinding di Dadanya.
Dikatakan oleh Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah bahwa,
“Saya melihat orang-orang, sosok-sosok yang begitu menjaga waktunya melebihi kalian menjaga uang kalian.”
Diriwayatkan oleh Imam Nawawi rahimahullah bahwa,
Jika beliau kelelahan maka akan ketiduran dan berusaha begitu; tidak tidur kecuali ketiduran. Jika beliau bangun maka bangunnya seperti orang yang kehilangan atau kemalingan. Karena bagi beliau yang paling mahal dari dunia adalah waktu bukan harta.
Ketika beliau bangun, “Ya Allah, saya sudah kehilangan waktu 5 menit, 10 menit.”
Kemudian melanjutkan membaca lagi, terus dipaksa. Itulah orang-orang yang berhasil.
Sedang kebanyakan dari individu saat ini, gemar bersantai-santai dan tidak merasa kehilangan. Buka media sosial, tiba-tiba waktu habis 1 jam, 1,5 jam, 2 jam biasa saja.
Dan inilah blind spot-nya manusia, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Padahal, kelak akan ditanya oleh Allah Subhanahu Wata’ala sebagaimana dalam (HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946)
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabb-nya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).”
Dikatakan oleh Al-Imam At Taj As Subki rahimahullah bahwa Imam Nawawi rahimahullah itu kontinu dalam mengerjakan kebaikan. Tanda-tanda orang sukses adalah kontinu jika mengerjakan sesuatu; istikamah.
Dan beliau tidak menghabiskan waktu walaupun sesaat di aktivitas yang bukan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, hal maksiat atau hal mubah yang berlebihan.
Itu yang seharusnya diteladani, semaksimal mungkin jangan buang-buang waktu, semaksimal mungkin isi waktu dengan ketaatan apa saja - Ust. Muhammad Nuzul Dzikri.
Jadilah demikian, pribadi yang memaku jam dinding di dadanya, sehingga bukan kesia-siaan yang ditanamnya di dunia dan penyesalan yang dituainya di akhirat kelak.
Ditulis; untuk mengingatkan diri sendiri :)
180 notes · View notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Seringkali berpikir apa selama ini sholat sudah benar, perkataan apa sudah sesuai dg perlakuan, lintasan pikiran sudahkan jernih, hati sudahkan lepas dengan dzonnya, perlakuan baik dengan orang diluar, apa sudah sama dengan dikeluarga atau bermuka dua, lembutnya dg orang tua diluar sana, apa sudah lembut dg orang tua dirumah, menahan amarah di mata orang lain tapi membludak jika dengan orang rumah.. ya salam...Faghfirlana...
0 notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Tumblr media
Bersama Dia
Lengkingan tiang listrik tepat 03.00 dini hari
Teriakan 'sahuuuurrr'
Sibuk dan ribut suara dapur,
Menanti makanan tersaji
Adzan subuh yang membuat debar hati
Menahan kantuk sembari mendengar kuliah subuh hingga terbit matahari
Adzan maghrib yang sangat dinanti
Antara Tv dan masjid, memilih mana yang lebih cepat suara takbir itu berbunyi
Kurma tersaji
Kue dan minuman manis siap menemani
Membuat keluarga menjadi hangat setiap hari
Dia masih membersamai
Menjadi bulan berbagi
Menyenangkan hati manusia yang patut disantuni
Pahala berlipat, jangan ditanya lagi
Bahkan tidur pun menjadi ibadah tersendiri
Tarawih yang ditunggu anak-anak usia dini
Tadarus Al Qur'an di malam hari, bersama ibu-ibu yang khusyu membaca, menenangkan hati
Rutinitas yang belum tentu didapati lagi
Kini dia akan pergi
Setahun sekali membersamai
Belum tentu kita akan jumpai
Meski hati rasa tak ingin ditinggali
Bersama dia, Ramadhan yang suci.
Semoga menjadi insan yang Allah cintai,
Takwa teranugrahi
Rahmat-Nya tak terbatasi
Dan rindu tersemai
Menanti perjumpaan kembali.
Semoga Allah ijabah doa tulus penuh iman dalam hati.
-Ts.30Ramadhan1441H
0 notes
daunkecil · 5 years ago
Text
“Sebab dunia hanyalah senda gurau, demikian Tuhan-ku berfirman. Apalah guna tangis-tangis itu. Bergembiralah saja di hidup yang sebentar ini. Boleh sedih, asalkan dua; dalam sepi dan sendiri. Lain itu, jangan. Kita mesti tunjukkan pada seluruh dunia bahwa kita adalah manusia sekuat karang yang hanya bisa rapuh ketika sujud.”
Absurditya Eko P - Sabdameru.
“Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.“ (QS. Al-‘Ankabut: 64) 
Berbahagialah secukupnya dan bersedihlah sewajarnya.
Seperti dicontohkan oleh Salafus Saleh mengenai menyembunyikan amal. Salah satunya menyembunyikan tangisan.
Sufyan Ats Tsauri mengatakan,
“Tangisan itu ada sepuluh bagian. Sembilan bagian biasanya untuk selain Allah (tidak ikhlas) dan satu bagian saja yang biasa untuk Allah. Jika ada satu tangisan saja dilakukan dalam sekali setahun (ikhlas) karena Allah, maka itu pun masih banyak.”
Ditambahkan oleh Mu’awiyah bin Qurroh bahwa, “Tangisan dalam hati lebih baik daripada tangisan air mata.”
P.S: cukup bahagia yang dibagi, selebihnya simpan sendiri. La Tahzan, Innallaha Ma’ana :)
It’s okay not to be okay, kamu hanya manusia biasa. Namun, penting menggarisbawahi bahwa tidak semua orang berhak tahu. Bagikan kepada mereka yang memang bisa kamu percaya.
“Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47)
Jika 1 hari di akhirat = 1000 tahun di dunia maka jika umur manusia (rata-rata hanya mencapai 60-70 tahun) maka ia hanya memiliki 1,5 jam saja di dunia. Jika kurang dari itu maka lebih sedikit lagi :’(
Dan modal manusia di dunia hanya waktu,
“Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir’aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir’aun hampir tenggelam, dia berkata: ‘Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri)’.”
“Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.”
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS. Yunus: 90-92) 
Pengakuan Islam mengandung iman kepada Allah dan Rasul-Nya, namun pernyataan iman tersebut sangat terlambat dan tidak diterima oleh Allah. Sebagaimana dalam (QS. Ghafir: 84-85),
“Maka ketika mereka melihat azab Kami, mereka berkata, ‘Kami hanya beriman kepada Allah saja dan kami ingkar kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah’.”
“Maka iman mereka ketika mereka telah melihat azab Kami tidak berguna lagi bagi mereka. Itulah (ketentuan) Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan ketika itu rugilah orang-orang kafir.”
Tidak ada manfaatnya lagi jika azab Allah telah datang dan pintu tobat telah tertutup.
Iman yang dimiliki oleh seseorang yang beriman kepada Allah dalam kehidupan dunia yang sementara ini menjadikan pikiran dan hatinya senantiasa merasakan kebesaran dan kekuasaan-Nya sehingga ia merasa bahwa hanya dengan rahmat dan kehendak-Nya ia hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Nya ia mati, dan hanya kepada-Nyalah kembali (makhluk setelah dibangkitkan). Jika ia melakukan kesalahan maka ia bersegera untuk bertobat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan dan penyakit (yang terus menimpa), kekhawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari no. 5641)
Dikatakan oleh Haani’ Maula Ustman radhiyallahu ‘anhu,
“Utsman jika berada di suatu kuburan, ia menangis sampai membasahi jenggotnya. Dikatakan kepadanya, ‘Disebutkan surga dan neraka engkau tidak menangis, tetapi engkau menangis karena ini?’. Beliau berkata, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya kubur adalah tempat persinggahan pertama dari beberapa persinggahan di akhirat, jika ia selamat maka ia dimudahkan, jika tidak selamat maka tidaklah datang setelahnya kecuali lebih berat’.“ (HR. At-Tirmidzi no. 2308, dihasankan oleh Al-Albani dalam sahih At-Tirmidzi no. 1878)
Sebagaimana kamu selalu beranggapan punya hari esok, padahal belum tentu. Untuk itu, geser fokusmu.
Berbahagialah secukupnya dan bersedihlah sewajarnya :)
566 notes · View notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Bagaimana Cara Berinteraksi dengan Masa Lalu Kita?
@edgarhamas | disampaikan dalam Kajian Online Cendekia Membumi
"Dulu, kami hanyalah penggembala domba
Lalu datang Al Qur'an, kemudian kami menjadi pemimpin bangsa-bangsa
Lalu kami menjauh dari Al Qur'an
Dan jadilah kami kaum yang digembala bangsa-bangsa"
Syair itu pernah saya baca dalam sebuah thread yang disampaikan seorang pakar sejarah Dr Ali Muhammad Al Audah. Ia singkat, tapi merangkum kisah sebuah umat yang berumur 1400 tahun lamanya dengan ringkas. Ia sekaligus juga menjadi kaidah yang memberikan kita pelajaran, bahwa kita jadi hebat dengan Al Qur'an, kemudian lemah jika menjauh darinya.
Saya jadi ingat apa yang disampaikan Khalifah Umar bin Khattab suatu hari kepada para panglimanya ketika membebaskan wilayah Syam yang mahal harganya, "kita adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam. Jika kita mencari kemuliaan selain darinya, maka Allah akan menghinakan kita."
Ibarat sebuah serial, sejarah kita adalah rangkaian episode berisi gelombang naik dan turun. Ada klimaks, ada antiklimaks, ada episode kebangkitan, ada episode kejatuhan. Ada masa-masa dimana pemimpin shalih dan rakyatnya yang baik, ada juga masa dimana pemimpinnya lemah dan rakyatnya tercerai berai. Semua itu ada dalam sejarah Kaum Muslimin.
Maka masa lalu kita sebenarnya tidak selalunya dikaitkan dengan masa-masa kejayaan. Ternyata umat kita ini hidup dalam gelombang; tidak selalunya di atas, dan tidak selalunya di bawah. Tapi, bagi orang-orang yang mempelajari sejarah, mereka akan tahu bahwa ada setiap di atas syaratnya apa, dan setiap jatuh sebabnya apa.
Itulah yang dalam Al Qur'an disebut sebagai sunnatullah. "Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah)" (QS Ali Imran 137) bahwa kemenangan dan kekalahan itu dipergilirkan. Umat Islam pernah menang, tapi juga pernah kalah.
Nah, di situlah cara kita berinteraksi dengan masa lalu kita;
untuk mencari apa syarat-syarat kalau umat ini mau menang, dan mempelajari apa sebab-sebab yang membuat pendahulu umat ini terjatuh. Semua itu hanya bisa didapatkan dari mempelajari sejarah.
Benarlah kemudian hikmah ini berkata, "siapa yang tidak belajar dari sejarah, maka sejarahlah yang akan mengajarkannya."
Syarat-syarat Kemenangan
Apa yang membuat kita menang?
Mari kita belajar dari sejarah. Dalam rentang perjalanan Umat Islam, tercatat kita sering sekali memenangkan kemenangan besar dengan spektakuler. Kemenangan yang nampaknya hari ini kita bergeleng kepala karena cukup kaget ternyata kita pernah sehebat itu.
Ada kemenangan Kaum Muslimin di Badar, ada kemenangan Khaibar, kemenangan Khandaq, kemenangan Fathu Makkah, kemenangan Tabuk, kemenangan pembebasan Persia dan Syam, terbebasnya Andalusia, terbukanya India dan Asia Tengah, sampai kemudian pembebasan Konstantinopel. Banyak sekali. Dan inilah yang selalu diangkat oleh banyak sekali sejarawan.
Tapi pertanyaannya; apa persamaan kemenangan-kemenangan tersebut? Apakah keadaan Umat Islam saat mereka mendapatkan kemenangan itu?
Dalam setiap kemenangan yang Allah berikan pada Kaum Muslimin, kemenangan itu pertama-tama adalah kemenangan iman terlebih dahulu sebelum kemenangan fisik. Kondisi spiritual Kaum Muslimin sedang dalam puncak-puncaknya, sehingga akidah mereka mantap, iman mereka kuat, ibadah mereka berkualitas, dan dzikir mereka sangat banyak.
Hal ini sangat kentara dalam kemenangan di Badar. Saat itu jumlah Kaum Muslimin sedikit, perlengkapan perang mereka sama sekali tak sepadan dengan musuh, sementara kala itu pasukan Quraisy ada dalam keadaan angkuh, logistik yang mantap dan segala keperluan yang tersedia. Tapi iman menjadi poin penting yang membuat Kaum Muslimin dimenangkan.
Tak hanya kualitas iman saja, Rasulullah pun melakukan segala persiapan manusiawi dan manajemen yang maksimal. Pemilihan tempat yang strategis, bahkan sampai memikirkan arah sinar matahari. Penyusunan komposisi pasukan yang rapi, dan segala ikhtiar manusiawi yang bisa dilakukan.
Bersatunya iman yang total dan ikhtiar yang mantap menjadikan 17 Ramadhan 2 Hijriah itu sebagai kemenangan Badar yang besar dan paripurna. "tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS Al Anfal 42)
Pola seperti itu berulang dalam segala ekspedisi yang diberangkatkan Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Berkali-kali Kaum Muslimin memenangkan sebuah pertempuran yang sulit dilogikakan 'kok bisa menang' seperti Yarmuk —36 ribu Muslimin menang atas 250 ribu Romawi—, lalu Qadisiyah —30 ribu Muslimin menang atas 200 ribu tentara Persia— dan banyak lagi terjadi di masa-masa setelahnya seperti kemenangan Shalahuddin Al Ayyubi di Pertempuran Hittin —13 ribu Muslimin menang atas 60 ribu pasukan Salib— dan Pertempuran Manzikert —20 ribu Muslimin menang atas 200 ribu pasukan Eropa.
Sebab-sebab Kejatuhan
Namun ternyata sejarah kita tak selalunya berisi kemenangan. Ada masa-masa dimana iman Kaum Muslimin lemah. Ada masanya Kaum Muslimin bangga dengan jumlah dan terlalu cinta pada dunia, dan itulah sebab-sebab yang menjadikan kekalahan dalam banyak episode Kaum Muslimin.
Seperti kisah Uhud, meskipun tak sepenuhnya kalah, tapi di situ ada sebuah kesalahan besar para pemanah yang buru-buru ingin mengambil harta rampasan perang. Lalu perang Hunain, ketika jumlah Kaum Muslimin ada di puncak-puncaknya, 13 ribu orang, tapi sempat mengalami kekalahan di ronde-ronde pertama pertempuran.
Lalu ada kekalahan Kaum Muslimin di Battle of Tours, ketika Kaum Muslimin sibuk menjaga harta mereka dan saling membenci saudara mereka sendiri. Kemudian kekalahan Lepanto, ketika Kaum Muslimin lengah dengan kehebatannya, menggampangkan musuh dan tidak berikhtiar sekuat tenaga. Semua kekalahan itu bermula dari lemahnya iman, hati yang terkena penyakit Al Wahn (cinta dunia dan takut mati) dan menggampangkan tanpa berikhtiar.
Semua itu belum seberapa dibandingkan dengan catatan sejarah lainnya. Ada 4 bencana besar Kaum Muslimin yang disebabkan jauhnya Umat Islam dari Al Qur'an, dari Ulama, dan dari Islam itu sendiri. Empat bencana itu adalah terjajahnya Palestina tahun 1096 dan sekarang, lalu hancurnya Baghdad tahun 1258, berakhirnya Islam di Andalusia tahun 1492, dan runtuhnya Negara Utsmaniyah tahun 1924.
Penyebabnya ternyata ya itu-itu saja; jauhnya Umat dari ulama, cinta dunia dan takut mati, tertutupnya pintu ijtihad, perpecahan internal di kalangan Umat, hilangnya semangat jihad dan acuhnya generasi muda pada permasalahan keumatan. Ya, seperti sekarang-sekarang ini. Persis.
Maka untuk berinteraksi dengan masa lalu, itulah caranya; mempelajari syarat kebangkitan dan berusaha membentangkannya hari ini, lalu mempelajari sebab-sebab Kejatuhan dan mawas diri jangan sampai ia ada di tengah-tengah kita sekarang. Sebab Rasulullah ﷺ bersabda, "seorang mukmin tidak akan terjungkal dua kali di lubang yang sama."
609 notes · View notes
daunkecil · 5 years ago
Text
"Diperpanjang"
Katanya "ia akan terasa jika sudah tiada" begitulah memang adanya, jika terlampau terlena dengan situasi seakan semua akan tetap sama dan baik-baik saja.
Hari ini tepat 1 mei 2020, hari dimana peluncuran informasi oleh kepsek tempatku mengajar bahwa School From Home (SFH) diperpanjang lagi untuk ke sekian kalinya sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan karena kondisi wabah Covid 19 yang tak bisa diprediksi kapan ia akan berakhir. Tak terasa sudah 1 bulan lebih #dirumahaja dengan aktifitas Work From Home (WFH) sampailah tiba masuknya bulan Ramadhan 1441 H. Subhanallah, Maha suci Engkau ya Rabb yang tak akan pernah salah untuk setiap ketetapan yang Engkau kehendaki.
Teringat pada masa dimana Indonesia masih beraktifitas seperti biasanya, walaupun sudah ada kewaspadaan dari pemerintah dengan wabah yang menyerang negara yang mayoritas bermata sipit itu. Tepatnya dibulan Februari, terduduklah aku diatas karpet hitam dengan motif vektor bergaris hijau dan putih setelah selesai mengajar anak-anak mengaji. Mata fokus kearah layar sentuh dr benda tipis bewarna pink, asik melihat selancaran beranda di Instagram dan berhenti pada satu postingan video sesesorang yang aktivitasnya membuka jendela-ambil masker- buka pintu kamar-jalan ke arah lift-turun-cek suhu-ambil makanan-naik lagi dengan lift-masuk kamar-cuci tangan dan begitu seterusnya sampai beberapa menit video itu berjalan. "Ya Allah, kasihannya. Tak terbayang klo itu terjadi disini. Seakan terpenjara" kata dalam benakku saat itu. Video itu adalah rekaman aktifitas warga Wuhan yang tinggal seorang diri di apartemennya dan dwngan melihatnya, membawaku pada satu titik kesyukuran, bahwasanya Allah masih memberi kesempatan untuk beraktifitas diluar rumah dan aku tidak sendiri karena masih ada keluarga.
Qadarullah akhirnya, yang dialami oleh orang itu mungkin dirasakan juga oleh orang lain saat ini dinegaraku. Covid 19 datang, kata 'diperpanjang' menjadi kata yang membuat hati menjadi pilu dan rindu membesar. Namun, tetaplah ada hikmah dibaliknya. Nasihat dari guru "ibu perhatikan kamu full aktivitas diluar rumah dan dengan wabah ini kamu bisa jd lebih dekat dengan keluarga" benarlah kata guruku. Dulu pernah berpikir sejenak, melihat penuhnya agenda diluar rumah dan ingin sekali berada dirumah dengan waktu yang panjang memperbaiki apa yang rusak, menjernihkan apa yang keruh dalam keluarga. Dakwah keluarga. Kali ini Allah kasih kesempatan, begitu pula dengan Ramadhan, inginnya Ramadhan fokus beribadah dan sibuk dg Al Qur'an dan kali ini Allah beri kesempatan. Alhamdulillah 'ala kulli hal.
Apapun kondisinya yakinlah bahwa ada hikmah dibaliknya untuk yang mau mempelajarinya.
Apapun kondiainya bersyukurlah bahwa Allah tak kan pernah mempersulit hambanya karena Ia tak akan memberi ujian diluar kesanggupan umatNya.
Apapun kondisinya terus berdoa-jangan berputus asa karena Allah satu-satunya tempat kita bergantung dan berlindung.
Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbu 'afwa fa'fuanni.
-Ts.9Ramadhan1441H.01mei20
0 notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Dear me: Terima kasih
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimusholihat
Terima kasih untuk juang keyakinan bahwa kamu bisa, saat bisikan hati mulai meminta untuk mengubur asa tersebab tak mampu untuk bertahan. "Ayo semangat, sedikit lagi. Sayang udah sampe sini, udah banyak wktu yang dihabiskan".
Terima kasih untuk juang keteguhan bahwa kamu kuat dan mampu, saat tubuh merasa tak ingin untuk meng-iya-kan mimpi yang terlampau menguras kinerjanya. "Oke, rehat sebentar. Gak apa-apa besok coba lagi. Pasti bisa"
Terima kasih untuk juang kesabaran, saat rencana jadwal sudah apik dan matang, namun belum bisa terlaksana dan ketinggalan jauh dari seharusnya. "Gak apa-apa. Sabar...sabar...bisa insya Allah. Semoga Allah mudahkan untuk setelahnya"
Terima kasih untuk iman yang selalu diperjuangkan dan sadar bahwa kamu hanya seorang hamba yang sangat lemah dan tidak ada tempat untuk bergantung selain pada-Nya. Allahu shomad. "Bermohonlah padaNya dengan kesungguhan. Laqad yasaarnal qur'aana lidzikri fahal mim muddakir"
Ya Rabbi, Ya Khalik, Engkaulah sebaik-baik pencipta. Jagalah aku, rawatlah aku, untuk selalu dalam rahmat dan maghfirahMu, senantiasa menggagungkanMu dan bersujud padaMu dan menjadikan Al qur'an sebagai sahabat terbaik dariMu. Ya Rabbi, taqobbal du'a. Innaka anta sami'ul 'alim.
-Ts.5Ramadhan1441H.280420
0 notes
daunkecil · 5 years ago
Text
#Khotiroh
مُّدَّكِرٖ
Jangan terburu-terburu untuk menghafal (al Qur'an). Allah janjikan untuk memudahkan dalam mempelajari al Qur'an tidak serta merta dengan ikhtiar yang sederhana. Adanya kesungguhan dan azzam yang kuat dengan proses yg panjang untuk mendapatkan kemudahan yg Allah janjikan. Nabi Yusuf harus dikeluarkan dr penjara dg waktu yang tidak sebentar tersebab lamanya ingatan (proses yg panjang) teman sepenjaranya kembali tentang pesan Nabi Yusuf menakwil mimpi.
-Ts.3Ramadhan1441H.260420
0 notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Tumblr media
Dear me: Fase kehilangan (lagi), it's okay!
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimusholihat
Sempat terisak tangis saat kabar berupa pesan wa dan terlihat foto tangan jemarinya yang terjulur dengan cincin yang terpasang sampai disela jari. Masya Allah.
"Mohon doanya, pekan kemarin kk sudah dilamar. Semoga Allah mudahkan dan lancarkan di tengah wabah seperti ini" begitulah kira-kira pesan singkatnya.
Ya Rahman,,,tak kuasa mata menahan air yg ada. Menetes tanpa diminta, gemetar tangan dengan layar petak yang tergenggam. Dirundung bahagia dan kesedihan. Bahagia mimpinya, doanya, di ijabah Allah. Sedih, apa dia akan sulit untuk didatangi, untuk menjadi tempat berbagi, untuk menjadi teman yang bisa dibawa kesana-kemari, utk menjadi org yg selalu memberi nasihat kebaikan dan apakah dia akan hilang seperti lainnya?
Ingat betul dengan satu malam, berdua kami berbincang sebelum mata terlelap " ya Allah, syari...kk tak mau sendiri..jangan lah sampai kk wafat masih dlm keadaan sendiri. Ya Allah.. kk tak mau sendiri" dengan ekspresinya saat itu yang membuat ku senyum tipis. "Amiin" sahutku.
Ingat betul pula Romadhon tahun lalu. I'tikaf beberapa malam dengannya, perbincangan ringan sebelum mata kami terlelap diantara kerumunan manusia di aula masjid dengan beragam aktivitas sebelum tidur. Perbincangan yang berujung pada doa "semoga tahun depan Allah pertemukan dan romadhon sudah bertemankan pasangan halal". Masya Allah. Wallahu sami'un 'alim
Dan lagi, fase kehilangan itu terjadi tapi kali ini aku lebih mengerti. Bahwa memang fase-fase itu akan ada selama nafas masih berhembus. Hilang-datang akan begitulah dia. Tapi, itu tak mutlak, karena ada lingkaran dimana fase itu terbantahkan, dia tetap ada dan bertahan insya Allah. Kurasa, dia bagian dr lingkaran itu.
One of good circle on my life..
Barakallahulakuma wa baraka 'alaykuma wa jama'a baynakuma fii khoir. Kk eka rindayani dan suami.
Keluarga dakwah visimu,, allahumma amiin 💕
-Ts, 22.04.20
0 notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Jangan Takut Kehilangan Teman
Di usia selepas kuliah, selepas menikah, permainan kita tidak akan lagi di area yang sama. Jika kita lebih dulu masuk ke fase itu, mungkin kita akan merasa hidup di dunia yang berbeda.
Kalau teman kita masuk ke fase itu lebih dulu, kita mungkin akan merasa teman-teman itu tak lagi menjadikan kita sebagai prioritasnya, sebab prioritas mereka telah berganti; pekerjaan dan keluarga. Semakin dewasa, lingkaran pertemanan dekat kita akan semakin mengecil. Mengerucut. Kita akan mulai bisa memilah mana yang bisa kita jaga seterusnya dan mana yang perlu dilepas. Dan tak perlu takut melepaskannya karena kita akan memperoleh pengganti-penggantinya.
Setiap teman itu ada fasenya, setiap fase ada temannya. Setiap kali terjadi perubahan besar pada fase hidup, pasti akan terjadi hal-hal yang membuat kita kebingungan, khawatir, dan semua hal yang disimpulkan sebagai sebuah krisis. Semakin ke sini, semakin banyak fase kita lalui. Kita akan semakin paham bahwa teman dekat dan berkualitas itu bukan tentang seberapa banyak, melainkan seberapa dalam. Bahkan bisa jadi, orang-orang baru yang akan kita temui di fase yang baru kita masuki justru menjadi teman yang jauh lebih dalam dibanding dengan teman-teman kita di fase sebelumnya.
Jangan menggenggam terlalu erat apa-apa yang seharusnya kita lepas, karena teman yang sejati itu akan ada di setiap fase, tidak peduli skala prioritas silih berganti, nanti kita akan mendapati bahwa mereka selalu ada meski tak pernah jumpa, tak pernah berbagi kabar dan cerita. Tapi, mereka selalu bisa memahami perubahan-perubahan fase yang kita hadapi. ©kurniawangunadi
2K notes · View notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Karena Dia tak kan pernah ingkar dengan janji-Nya.
Ya Rabbi, Engkau janjikan ketenangan saat lisan menyebutkan ayat-ayat suci-Mu.
Ya Rabbi, Engkau janjikan ayat-ayat suci-Mu adalah obat dari segala penyakit di hati. Hati baik maka seluruhnya akan menjadi baik.
Ya Rabbi, Engkau janjikan pula ada kebaikan disetiap huruf ayat-ayat suciMu dan kebaikan itu dapat menghapus dosa.
Ya Rabbi, tiada tempat utk menyampaikan dan menyimpan asa serta harap selain Kepada Mu. Karena Engkau yang Maha mengetahui apa yang terbaik untuk ku, hidupku dan akhiratku. Aku bertawakkal atas segala TakdirMu. Karena Engkau Tuhanku dan aku adalah hambaMu. La ilaha ila anta, subhanaka inni kuntu minazholimin.
-Ts.18.04.20
0 notes
daunkecil · 5 years ago
Text
❝If you are making dua in a hurry and your heart is not at peace then focus all of your duas for Allah to forgive you. Because if you are forgiven, Allah will fulfill all your needs without even asking for it.❞
— Ibn Al Qayyim
259 notes · View notes
daunkecil · 5 years ago
Text
Dear me: (harus) Berbeda!
Setelah lama berdiam diri tersebab wabah, maka akan keluar pada masanya dengan keadaan yang berbeda. Iya, berbeda bagi mereka yang mau melakukan perbaikan.
Jangan sama, karena akan merugi.
Jangan lebih buruk, karena akan celaka.
Menjadi lebih baik itu yang beruntung.
ingat كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ
Ingat, taubatan nasuha bukan taubatan pendusta. Bersemangatlah, berjuanglah, untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain agar menjadi lebih baik saat tempat yang lama sudah tak aman untuk imanmu.
-Ts
0 notes