Tumgik
densky9-blog · 7 years
Text
Cerita Yogwes
Suatu hari seorang feminist berteriak-teriak pada seorang laki-laki yang kebetulan lewat di jalur ia berdemo.
"Dasar kalian laki-laki kotor, jangan kalian halangi semangat kami untuk kelas yang sama"
Seorang anak menghampiri sang wanita
"Tante jangan marah-marah, Ayah saya orang baik. Ibu meninggalkan kami dengan Ayahnya temanku"
-The End-
0 notes
densky9-blog · 7 years
Text
2018
Kembali tahun baru ini saya hanya di kamar dengan KFC dan MPC (it's rhyme lol). Kembang api bersahut-sahutan juga Beat yang saya buat hanya karena saya linglung jika tidak bersentuhan dengan musik tanpa tahu apakah beat" ini akan terjual atau terkubur bersama ribuan beat lainnya didalam hard drive. Let me do the recap for 2017; saya (akhirnya) masuk dalam label setelah 5 tahun ngalor ngidul tanpa arah, 2 album atas nama saya sudah beredar dan terjual habis tanpa pemasaran berpuluh-puluh juta, puluhan track kolaborasi bersama penggiat bahkan dari folk, beberapa proyek komersil juga sudah saya pegang dengan mantap hingga mengisi soundtrack dalam sebuah web series. Menyenangkan bukan?
Tidak juga. Saya masih punya hutang besar pada keluarga, mandiri pun masih belum bisa dibilang "sudah", kehilangan "studio" kecilku karena masalah sepele anak muda labil (percintaan, what else?) dan segala macam problematika remaja menuju tua yang tidak ada habis-habisnya. Stress? Pastilah.
Tapi , mengutip kata Bang E-one "namanya juga laif bro" yah hidup punya grafik toh. Tapi sampai detik ini saya masih bersyukur dengan kemampuan ini. Mimpi saya mulai menuju titik terangnya. 2 penghargaan sudah disabet, setidaknya saya dapat piala selama tinggal di Bandung yang terpajang diatas lemari baju. Puluhan tutorial produksi musik selalu ditonton karena belajar itu penting juga terbuka untuk semua proyek yang datang baik berbicara royalti atau bentuk support sesama penggiat. Saya berani bilang, tahun 2017 adalah tahun yang cantik. Banyak pengalaman juga banyak kesempatan.
Bagaimana 2018? Entahlah. Mungkin saya obrak-abrik album Isyana yang baru, atau tiba-tiba saya rilis single bareng Raisa, mungkin juga tampil di TV jadi bintang iklan susu penggemuk badan. Entahlah. Yang pasti, saat itu semua menjadi angan, saya masih setia dibelakang MPC, membuat lagu berpuluh-puluh GB karena cuma ini yang bisa saya lakukan.
Sampai jumpa di 2018, terimakasih atas kalimat "Sukses terus Mif, Gas nian" yang selalu hadir di inbox instagram saya. Doaku kembali untuk kalian. Terimakasih
Tumblr media
0 notes
densky9-blog · 7 years
Video
Peace upon you guys. For all the dreamers out there, We Can Make It #beatmaker #producer #producerlife #hiphop
0 notes
densky9-blog · 7 years
Video
For it own purposes #hiphop #beatmaker #producer #producerlife
0 notes
densky9-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
"To the Wicked, Everything serves as Pre-Text" - Voltaire Soon, The Real Infamous
0 notes
densky9-blog · 7 years
Video
Drumless session for...... 😉. Wish you all a great Sunday from the studio!! #hiphop #producer #producerlife #beatmaker
0 notes
densky9-blog · 7 years
Text
Catatan Kaki Diri Untuk Sendiri
1. Karyamu mungkin tak merubah dunia, tapi bisa merubah jalan hidupmu
2. Musik tak buat kau jadi miliarder, tapi cukup untuk ke kfc setiap hari
3. Orang akan tanya pekerjaanmu apa, bilang saja kau menghibur orang.
4. Ini pilihan hidupmu. Jika kau hidup untuk musik, berharaplah musik kan menghidupimu
5. Jika putus asa dan jatuh, kembali ke nomor 1
Teruntuk aku, di 5 tahun yang akan datang. Ku harap kau masih di studio dibelakang alat-alatmu.
Tumblr media
0 notes
densky9-blog · 7 years
Text
Sampling Tak Sekedar Mencuri (Part 1)
Tumblr media
Kemajuan teknologi yang supercepat dan super mobile dalam hal ini sangat membantu siapapun untuk menciptakan karya apa saja, khususnya musik. Saat akses produksi sudah bisa kita dapatkan dalam satu link software dalam laptop yang kita jinjing kemana-mana, posibilities become endless. Semua orang bisa menjadi the next big thing dalam kamar mereka.
Saya sendiri lahir dari generasi teknologi modern 2.0 . Memulai perjalanan dari FL studio crack yang saya beli di emperan ITB tahun 2012. Membuat beat (walau saya akui jelek sekali saat saya dengarkan sekarang) rasanya saya bisa bermimpi tuk menjadi The Next Dr. Dre dari Indonesia. Hahahahah taik!
Pergelutan saya dengan FL dan Hip Hop mulai memasuki fase kritis di tahun 2013. Menonton semua video producer favorit saya; Pete Rock, Preemo hingga Jake One, ada yang berbeda. Ada apa dengan vinyl yang mereka koleksi hingga ratusan ribu jumlahnya. Dan saya bersentuhan dengan dunia sampling. Sebuah seni "kolase" dalam produksi hip hop, mengambil sumber dari apa saja dalam hal ini vinyl untuk menciptakan suara yang saya inginkan dengan bantuan "sumber" yang tersedia.
Saya tak paham dengan apa guna sampling jika saya bisa memainkan nada itu sendiri. Sampai di saat saya sedang bertapa di album Nas-illmatic diatas track dari Pete Rock " The World Is Yours". Saya kenal bunyi piano ini, rasanya lengket sekali. Teringat saya punya sebuah album dari pianist Jazz terkemuka, Ahmad Jamal dan guess what? Dia ambil dari lagu ini!? Waw, did he know jazz or something? Imajinasi saya meledak. Timbul tanya, apakah producer hip hop yang saya sukai menyukai jazz hingga di level tertentu. Sense of hearing mereka pasti luar biasa bisa menangkap lantunan serumit ini untuk dijadikan Hip Hop. Ketertarikan saya tentang sample based dimulai dari detik itu.
Sebelum saya masuk ke Hip Hop, saya sudah memiliki koleksi ratusan album jazz karena Ayah (Rest In Peace) mengharuskan saya untuk berhenti main Metal dan mulai mendengarkan Jazz. For that, thank you dad, at least i have some ammunition to start with hehehe. Saya mulai mendengarkan album" koleksi saya dan "mencuri" apa saja yang bisa saya curi. 100 koleksi menghasilkan ribuan beat dengan merekreasi cara para idola saya dalam kanvas kosong fruity loops. Seperti saya bilanh, teknologi menciptakan kemudahan dalam hal apapun. Menciptakan hip hop dari sampling adalah hal paling adiktif selain nonton variety show Korea.
Tapi, beat saya terdengar seperti copy paste Pete Rock. Mungkin karena saya menggunakan sample yang sama. Tapi semua itu ditepis saat saya mendengarkan 9th Wonder. Dia menggunakan sample yang sama dengam Pete Rock, tapi taste mereka berbeda. Apa yang membuat semua producer punya taste masing-masing. Yah mungkin ilhamnya belum dapat. Jalani saja, hingga 2014 datang.
2014, tahun saya mendengarkan seseorang bernama J Dilla (Rest In Beats) and he gave the answer about the art of sampling. Literally, he change my life 180'.
Tumblr media
Sebuah track dari Album The Shinning merubah segalanya. How he layed his drum, and of course, the sample. This man literally an alien. Saya tertarik mengetahui lebih lanjut tentang beliau. Saya yakin jawabannya akan ada dari berbagai dokumentasi hidupnya.
-next-
0 notes
densky9-blog · 7 years
Video
Saturday cooking for...... Hope it will get accepted 😊 #hiphop #beatmaker #producerlife
0 notes
densky9-blog · 7 years
Text
Insthinc Dalam Metropolis
youtube
“Ini Track Terbaik Saya Sepanjang 2017 ini” Densky9
Dalam kurun waktu 11 bulan, saya terlibat dengan banyak sekali project baik itu single maupun album dalam kategori Hip Hop. 2017 menjadi awal perjalanan saya dalam Industri bawah tanah Hip Hop Indonesia khususnya Bandung. Sebuah pencapaian dari 10.000 jam mempelajari luar dalam Hip Hop dan memperdalam pengetahuan saya tentang musik pada umumnya dengan tangis, menyerah dan (literally) darah. 
Saya tak coba untuk berbicara masalah perjalanan saya. Tulisan ini adalah sebuah cerita darimana track ini terbentuk mulai dari alam bawah sadar hingga ia lahir kepermukaan. Mari saya mulai.
Track ini diisi oleh salah satu pekerja Rima yang berbahaya dalam lingkar metropolis padat nan brutal yaitu Jakarta. Insthinc, sebuah nama lain yang saya rasa tepat mendeskripsikan bagaimana ia menulis. Observasi tajam luar dalam terhadap target yang ingin ia serang, rasa lapar atas kualitas dan bertahan hidup dari lingkungan keras ibukota yang saya sendiri menyerah walau cuma 2 hari, itupun karena saya mengunjungi serta “manggung” di perilisan album sahabat saya Juta. Lucunya, track ini lahir dalam keadaan saya belum pernah bertemu dengan Insthinc. Singkat cerita, kami dipertemukan di acara Juta waktu itu.
Track ini sebelumnya hanya berupa Drum dan alunan gitar akustik yang saya sample dari piringan hitam yang labelnya rusak. Tak puas, saya simpan saja track ini dalam bangsal hardisk bersama dengan ribuan track yang tidak pernah saya selesaikan hingga detik tulisan ini saya buat. Saya punya kebiasaan yang sangat buruk untuk seorang musisi/producer/manusia, tidak pernah menyelesaikan apa yang sudah saya buat. Mungkin memang bukan jodohnya atau sudah mumet mencari suara yang pas. Ya sudah, saya tinggalkan saja sampai waktu yang menjawabnya. Dan itu terjawab.
Saya dipertemukan Insthinc melalui track yang saya buat untuk persembahan Ulang Tahun salah satu pioner Hip Hop Indonesia juga seorang panutan kami dalam Group WA, Ucok Homicide. Track itu bernama “Nekrofon” yang diisi oleh 13 MC dan Insthinc berada dalam daftar MC yang ada di track itu. Saat saya mendengarkan bagaimana ia berucap dalam track yang lumayan lamban, saya terkesima. Anggap saja ini musikalisasi puisi dengan ritme yang lebih ramai. Bagaiman Instingnya menyeruak memberikan sinyal layaknya Singa di tengah savana. Anggun dan kuat. Saya tertarik untuk bekerja sama.
Singkat cerita saya menghubungi Insthinc, kami berelaborasi tentang visi masing-masing dan terlintaslah track yang terkubur itu. Saya buka lagi track ini, mengubek gudang sample di belakang meja komputer saya. Dan saya menemukan sebuah sample orkestra dari sebuah vinyl tanpa cover (koleksi saya lebih banyak yang murah dan sudah dalam keadaan mengkhawatirkan). Sample sudah ditemukan, saya coba berikan layer baru diatas alunan gitar akustik diawal. Warna baru muncul dari track ini dan mulai terlihat titik terang akan kemana arah track ini. Saya menghubungi Insthinc untuk memberitahukan progress track ini. Dalam perbincangan melalui DM twitter, terlintaslah ide bahwa track ini adalah track yang mendeskripsikan hiruk pikuk kota yang kehilangan nyawa. Manusia sudah seperti mesin, hasrat mereka hilang. Mungkin inilah kutukan Ibukota yang diagung-agungkan. 
Saya pun mendengarkan kembali track ini. Masih ada yang harus ditambah dalam hati saya berucap. Sebuah bumbu terakhir untuk memberikan “nyawa kota” dalam track ini. Kembali, track ini masuk dalam timbunan hardisk hingga saya mendengarkan sebuah track dari penyanyi pop yang mengisi 50 Shade Of Gray (Yah Kalian Tau Siapa DIa), saya masih ingat intronya, ia memulai dengan bergumam dengan nada yang cukup alun (saya kurang tahu istilahnya). Dan ini lah sound terakhir itu. Tak butuh waktu lama, saya bergegas ke studio lalu menambahkan suara pada track ini dan the rest is history.
Apapun yang terjadi nanti, jika saya besar nanti dan terlibat dalam sebuah wawancara personal. Jika saya harus memilih track terbaik maka inilah track terbaik yang pernah saya buat. Tingkat kerumitan track ini berbeda dari track yang pernah saya buat sebelumnya dan untuk pertama kali juga, saya bisa berbicara banyak hanya melalui track ini tanpa Insthinc harus meberikan rima diatasnya. Kota adalah kutukan, kau adalah mesin, di hamparan lampu kota dan tumpukan concrete tinggi mencakar langit dan esensi semua orang didalamnya. 
METROPOLIS
0 notes