Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Memo
Photo: pinterest.com Pagi meludahiku dengan ingatan akan bibirmu.Aku meraba dinding,menemukan saklar dari tahun yang salah.Tidak ada cahaya tentu saja,hanya aroma keputusan basi,menghantui sudut tirai.Kamu pernah tinggal dalam laci kecilberisi kantong belanja, kertas pembayaran,dan sisa roti yang ditulis dengan nama kita.Namun aku dilarang membukanya kembali:kuncinya dikuasai absen…
0 notes
Text
Pagi meludahiku dengan ingatan akan bibirmu. Aku meraba dinding, menemukan saklar dari tahun yang salah. Tidak ada cahaya tentu saja, hanya aroma keputusan basi, menghantui sudut tirai. Kamu pernah tinggal dalam laci kecil berisi kantong belanja, kertas pembayaran, dan sisa roti yang ditulis dengan nama kita. Namun aku dilarang membuka kembali: kuncinya dikuasai absen dan…
0 notes
Text
Lepas
Photo: pinterest.com Cinta kau tulis di atas uapkaca bekas genggam kebohongan;janji, gairah, kepalsuan—Dan aku diam, menontonmu berlagak luka.Kau, badut sirkus asmara,menawarkan bunga layu retorika,Padahal hatiku: museum dari semua nan sia-sia.Kau ratapi bangkai jam saat bulan usang.Terlambat, pengemis tua; waktuku tak kau sewa.Cinta bukan teka-teki dalam bungkus makanan ringan,yang…
0 notes
Text
Cinta kau tulis di atas uap kaca bekas genggam kebohongan; janji, gairah, kepalsuan— Dan aku diam, menontonmu berlagak luka. Kau, badut sirkus asmara, menawarkan bunga layu retorika, Padahal hatiku: museum dari semua nan sia-sia. Kau ratapi bangkai jam saat bulan usang. Terlambat, pengemis tua; waktuku tak kau sewa. Cinta bukan teka-teki dalam bungkus makanan…
0 notes
Text
Sonet jiwa tua
Artwork: AI Image Generator Riuh menari, menumpahkan suara,lampu bersiul, menggoda kabin.kursi tua, jiwa tua,menyesap lantunan dingin.Ia tak bicara, kata terlalu berhantu,lidahnya kelu di altar lama.Pernah ia menanam di ladang semu,menuai janji serupa drama.Cinta, katanya, harus datang tanpa tali,bebas, meski ini ingin dihuni.Jika bebas tak ingin tinggal disini,apa bedanya dengan…
0 notes
Text
Riuh menari, menumpahkan suara, lampu bersiul, menggoda kabin. kursi tua, jiwa tua, menyesap lantunan dingin. Ia tak bicara, kata terlalu berhantu, lidahnya kelu di altar lama. Pernah ia menanam di ladang semu, menuai janji serupa drama. Cinta, katanya, harus datang tanpa tali, bebas, meski ini ingin dihuni. Jika bebas tak ingin tinggal disini, apa bedanya dengan…
0 notes
Text
Manekin di persimpangan
Artwork: pinterest.com Jam berdentang dari menara gedung,bergetar di ubun-ubun perempuan bertumit retak.Langkahnya tak cepat,juga tak berani lambat.Bibirnya dicat senyum sisa semalam.Layar iklan menampilkan wajah-wajah tanpa keringat,cahaya palsu dan gigi putih.Ia berdiri dengan mata mematung,menanti gairah,di depan deru knalpot dan peluit lalu lintas.Tangan kirinya menggenggam…
0 notes
Text
Jam berdentang dari menara gedung, bergetar di ubun-ubun perempuan bertumit retak. Langkahnya tak cepat, juga tak berani lambat. Bibirnya dicat senyum sisa semalam. Layar iklan menampilkan wajah-wajah tanpa keringat, cahaya palsu dan gigi putih. Ia berdiri dengan mata mematung, menanti gairah, di depan deru knalpot dan peluit lalu lintas. Tangan kirinya menggenggam…
0 notes
Text
Mati-matian tak mati duduk
Photo: Pinterest.com Aku memaksa bangun, meski tubuhmubelum puas mencacinya.Wajahku bukan wajah,Sekadar analogi agar tak ditinggaloleh dunia dan kamu yang gemar memilih.Benda-benda menatapku iba—Belakangan, aku mudah menangishanya karena suara sendok jatuh.Lalu sembunyi dalam tawa kecil,karena menangis tampak terlalu mewah.“Darah tidak mengalirtapi menggenang di pikiranku”,kata…
0 notes
Text
Aku memaksa bangun, meski tubuhmu belum puas mencacinya. Wajahku bukan wajah, Sekadar analogi agar tak ditinggal oleh dunia dan kamu yang gemar memilih. Benda-benda menatapku— Belakangan, aku mudah menangis hanya karena suara sendok jatuh. Lalu sembunyi dalam tawa kecil, karena menangis tampak terlalu mewah. “Darah tidak mengalir tapi menggenang di pikiranku”, kata Sexton dari…
0 notes
Text
Curriculum vitae
Artwork: chatgpt image generator I. Ruang TungguLift berdenting, bukan menyambut.Lorong bau pendingin dan parfum promosi,mengantar tubuhmu yang setengah jadimenuju meja tempat cita-cita kau kubur dengan sadar.Di kaca lobi, refleksimu tak menyapa balik.Hanya siluet—dengan kartu ID dan punggung kaku,mantan anak kecil yang dulu ingin jadi astronotkini tahu: gravitasi sebenarnya bernama…
0 notes
Text
I. Ruang Tunggu Lift berdenting, bukan menyambut. Lorong bau pendingin dan parfum promosi, mengantar tubuhmu yang setengah jadi menuju meja tempat cita-cita kau kubur dengan sadar. Di kaca lobi, refleksimu tak menyapa balik. Hanya siluet—dengan kartu ID dan punggung kaku, mantan anak kecil yang dulu ingin jadi astronot kini tahu: gravitasi sebenarnya bernama…
0 notes
Text
Doa para dusta
Artwork: pinterest.com Angin April menyapu ujung alamat,membaca matahari lewat mata malas—bukan musim, hanya muslihatgugur di genggam, hangus dalam harap.Daun-daun diam, debu berdebat,tentang siapa sempat sebelum sempat,mencintai luka lambat-lambat,menyulam janji dengan jarum berkarat.Setiap pagi, pintu pura-pura lupamenutup nama di kertas yang tak jadi berita;kita terbiasa percaya…
0 notes
Text
Angin April menyapu ujung alamat, membaca matahari lewat mata malas —bukan musim, hanya muslihat gugur di genggam, hangus dalam harap. Daun-daun diam, debu berdebat, tentang siapa sempat sebelum sempat, mencintai luka lambat-lambat, menyulam janji dengan jarum berkarat. Setiap pagi, pintu pura-pura lupa menutup nama di kertas yang tak jadi berita; kita terbiasa percaya…
0 notes
Text
Ku cubit pipimu di kala aksi
Artwork: freepik Aku keluar dari gang sempit,bau bensin dan mie instan masih numpang di jaketku.Tangan kiri selebaran, tangan kanan dosa-dosa negarayang aku print pakai sisa tinta skripsi temanku.Mukaku bukan pahlawan di mural,tapi aku paham cara membaca anggaran dan menyumpahi kementerian dengan nada mesra.Seseorang mendekat, gaya ala-ala indie pop gagal,nanya:”Ngapain sih, gak ngopi…
0 notes
Text
Aku keluar dari gang sempit, bau bensin dan mie instan masih numpang di jaketku. Tangan kiri selebaran, tangan kanan dosa-dosa negara yang aku print pakai sisa tinta skripsi temanku. Mukaku bukan pahlawan di mural, tapi aku paham cara membaca anggaran dan menyumpahi kementerian dengan nada mesra. Seseorang mendekat, gaya ala-ala indie pop gagal, nanya: ”Ngapain sih, gak ngopi…
1 note
·
View note
Text
Mata burung dan jejak rumah
Photo:pinterest.com Kamu tahu,denah hidup kita telah terkoyak,tergantung di tiang-tiang retorika,ditarik tali tak terlihatdililitkan pada tangan-tangan lapar.Kita menjadi perayaan tanpa pesta,nama yang tercatat sepanjang buku rekening orang lain,dicoret ketika label harga terhapus dari kening.Malam-malam kita lahir lewat sudut meja, tempat percakapan susah tumbuh.Cinta bukan lagi…
0 notes