Tumgik
dibaliklayar45 · 8 years
Text
Aku yang Tak Mengerti
Banyak hal didunia ini yang tidak dimengerti, termasuk bagaimana manusia terbentuk, bagaiamana bumi ini tercipta atau bagaimana manusia bisa memiliki rasa. Sore ini aku mempertanyakan kenapa air hujan itu mengalir membasahi kaca, kenapa hati ini sesak, dan kenapa lingkungan seakan memojokanku. Tekanan lingkungan membuat aku kalah. Awan yang dahulu putih ditemani burung yang bertebangan di bawahnya kini menghilang seketika. Gemerincik air diluar jendela yang bertirai hitam seakan menandakan olok-olokan yang tak kunjung berhenti. Aku duduk di sudut kamar seluas 3 x 4 dengan rasa yang tak bisa kutebak.
Sore ini temanku bilang sesuatu terjadi padaku, aku adalah tidak peka, aku adalah hal ia benci dalam hidupnya, segala tentang aku adalah semua menjijikan. Dia menuliskan pesan online pukul 16.57, centang biru itu menandakan pesan yang aku tanyakan hanya ia baca. Tanpa ragu ia menghujat aku seraya mengeluarkan sumpah serapahnya untuk bersumpah bahwa aku adalah seorang tapir pemakan semut merah pemakan darah, tidak lebih baik dari hyena atau burung nazar pemakan bangkai. Aku menyelami pikiran ditengah kesepian berusaha merenungkan dan bermuhasabah diri apakah yang aku lakukan. Aku alihkan semuanya pada kenangan yang telah aku ciptakan, kenangan yang aku lakukan, aku berusaha acuh namun suara detikan jam seakan mengalahkan ritme detak jantungku. Dia seakan menuntunku kedetik dimana aku mulai mengenalnya.
Tiga tahun lalu kami bertemu suatu kegiatan yang tak disangka. Aku sebagai seorang kaka baginya. Kami tidak sering bertemu. Sesekali pernah bertemu ketika tidak sengaja dalam pertemuan yang tidak direncanakan. Kami mengobrol sampai larut malam lalu itu kami tertawa lepas dan akhirnya bertukar nomor hape. Mulai dari sana kami sangat instensif berkomunikasi seperti menonton film di bioskop cabang baru di jogja. Dengan tiket beli satu gratis satu. Setelah itu kami sering bertemu untuk menghabiskan waktu atau berdiskusi tentang media, isu terhangat atau tentang ideologi masing-masing. Tidak ada sama sekali kebencian yang terpancar dari tingkah dan katanya.
Kejadian itu membuatku memikirkannya, apalah arti cinta yang tak bisa ku ungkapkan. Apalah arti suka yang hanya bisa ku pendam sebelum semua siap untuk di tuai. Apalah daya ketika aku tuai semuanya sudah membusuk tak menghasilkan apapun. Dia sigadis lugu yang menipu diriku, dia yang memakiku dengan sumpah serapahnya, dia yang menyukai aku dengan caranya. Dia penyuka awan dan langit yang menghiasinya. Dia yang masih memendam kebencian tentang apa yang aku lakukan. Dia yang tak menjawab kata-kataku. Aku selalu mendoakan mu dalam diam.
����0��3
0 notes
dibaliklayar45 · 8 years
Text
A Day in the life of freelancer as Waiter
Everyone has many problem, their were divided become several part of their life. I followed the waiter of one small hotel that has just organized an International Conference and festival for Geografical Scientist to see what his day is really like. When the participants has a presentating paper in the ball room. He need to prepare the food for the lunch. He usually need to be on stand by in the room by 2 p.m. His day starts at 11 a.m as a writer. He wears a casual uinform providing by hotel organizer.
���ǝ
0 notes
dibaliklayar45 · 8 years
Text
Pesan Dariku
Hujan menemaniku dikala sepi datang, ditengah puncak tidak ada koneksi internet yang selalu menemaniku menghubungkan segala penjuru dan tak terbatas oleh ruang dan waktu. Ketika daun berdelisik, tetesan air hujan megenainya seakan membisikan kata untuk selalu bersyukur pada tuhan, setiap tetesan hujan yang datang seakan membawa pesan untuk semua sahabatku. Pesan pertama sang daun seakan mengingatkan, Aku perhatikan hujan dari balik kaca mengenai bunga matahari yang belum mekar, aku ingat seorang sahabatku sekaligus temanku yang selalu memotivasi dengan kata ajaibnya : “kalau sukses itu bukan orang lain yang membuatnya tapi karena dirimu sendiri”. Bahkan saat ini aku berjanji untuk lebih baik. Barangkali angin pun ikut berbisik seakan berkata, “ jangan lupakan dia yang selalu mendekatkan dirimu pada sang pencipta”. Semua itu adalah sekumpulan orang yang memiliki visi yang sama untuk keyakinannya, berharap bertemu di surganya kelak. Terimakasih untuk selalu mengingatkan aku pada-Nya. Seorang bilang “jalan ini akan membawa kamu dalam keberuntungan,” seorang lainnya berkata “panggil namaku dan mintakan pada tuhan ketika kau tak menemukan aku di surga kelak”. Tidak sampai disitu hujan turun begitu deras ditemani dengan sambaran petir menggelegar seakan memecahkan jendela kaca kamarku seakan begitu lugas dan berbisik “ jangan lupakan sekelompok temanmu yang selalu memberitahukan tentang keburukan, secara tidak langsung dia mengajarkan mu untuk memilih dan lebih mengetahui mana yang telah ditentukan baik menurut-Nya”. Aku tidak mungkin lupa dengan geng ini, kadang dari ketidakpastian mereka ada banyak hal yang harus aku syukuri, bukan penghalang untuk saling menghargai dan menasehati walaupun kadang teman itu tak mengenal rasa caci, maki atau hinaan yang ada adalah toleransi, saling menghargai dan saling berbagi. Suara alunan lagu sendu mengingatkan aku dalam kesendirian dimana kini sahabat-sahabatku sedang sibuk dengan masing-masing keperluannya mengejar mimpi. Dalam hati aku berdoa mimpi yang kau kejar semoga senantiasa lebih dekat denganmu, tak perlu kau risaukan orang ,mencacimu mereka bukan faktor penentu kesuksesanmu, akan selalu ada aku disini yang mendukung kalian.
0 notes
dibaliklayar45 · 9 years
Text
Kritik “Klasik” Penghuni Lembaga Dakwah
Tumblr media
Ini adalah penghujung tahun, dimana aku bergabung dalam suatu komunitas yang bercirikan keislaman, sangat kental sekental susu kental manis yang berlogo nanak kecil memmegang gelas dengan setengah gelas susu. Kebiasaan rutin kadernya adalah mengaji, shalat berjamaah, tepat waktu, dan mengikuti berbagai pengajian baik di dalam lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus. Ketika waktu berjalan begitu cepat tanpa memandang materi yang dibawanya, aku tersadarkan setelah perjalanan entah itu spritual atau peringatan, aku dihadapkan dengan dunia aneh dimana sama sekali tidak mengenal islam sedikitpun, jagankan islam, agamapun mereka tidak mengenal, negara bagian Asia timur yang ramah dengan penerapan kesopanan yang ada didalamnya, sangat memanusiakan manusia.
Bukan untuk membandingkan cerminan islam masa kini dengan keadaan yang terjadi di negara matahari terbit, seiring perjalananku selama 2 minggu, jujur aku makin mencintai Agamaku yang banyak mengajarkan tentang apa yang penghuni negeri itu jalankan. Namun, berbeda dengan yang ada di organisasiku, mereka mengenal islam secara kaaffah, bahkan banyak dari mereka adalah penghafal alquran, mereka bilang selalu menyuarakan persatuan, kebersamaan, bahkan kekeluargaan. Aku sendiri termasuk orang yang paling buruk dalam komunitas ini, dimana aku sering menjadi pusat perhatian tentang pemahaman agama yang salah yang selalu ingin menemukan hikmah dari setiap apa yang aku lakukan, tak pelak sering aku pertanyakan, aku menyakini tidak ada yang salah dengan monoteisme, akidah, dan keyakinan aku ini. Namun, implikasi dalam perwujudan yang nyata tercermin dari akhlak keseharian setiap anggota. Melalui itu, aku fikir kita bisa menilai kualitas seseorang, bukan dari ibadahnya yang berjam-jam, berapa banyak alqur’an yang dihafalkan, dan bagaimana kita selalu berdiskusi tentang masalah keumatan.
Hal sederhana yang aku tangkap tentang islam adalah bahwa nabi besar Muhammad SAW yang aku agungkan membawa Islam untuk menyempurnakan akhlak manusia, kemudian mengajarkan tentang konsep tuhan yang satu. Mungkin sedikit koreksi dan kekurangan ilmu saya yang terlalu sempit dalam memahami islam. Sebagai rahmatan lil alamin, Islam menyentuh semua lini kehidupan. Memiliki kasih sayang untuk semua yang dicerminkan dengan keindahan ahklak rasul yang harus kita contoh dan terapkan dalam kehidupan ini.
Aku berkunjung kesana, menikmati semilir angin, hembusan angin musim dingin minus lima derajat. Bukan membandingkan setiap perilaku seseorang, namun masa kini islam jauh sekali dengan keadaan dahulu saat masa kenabian. Aku cukup memaklumi, banyak faktor yang mempengaruhi, seperti hegemoni barat, kekalahan imperium islam dan terusirnya muslim dari Andalusia, dan faktor lainnya merupakan faktor-faktor yang  tidak bisa diabaikan. Sementara aku tersadarkan bahwa seorang teman sering mengingatkan aku tentang perilaku ku yang tidak sesuai syariah, menegur dengan halus sebagaimana keluarga yang ingin anggota keluarganya selamat. Aku bersyukur akan hal itu, namun miris sekali untuk saat ini, aku merasa terkurung oleh ucapan kawan-kawan yang cendurung beramal dengan ritual-ritual ketuhanan yang bersifat wajib dengan sangat baik dan bahkan aku kagum dengan mereka. Tetapi, mereka lupa dengan tujuan rasul untuk menyempurnakan akhlak, banyak dari mereka cenderung tidak mengamalkan apa yang mereka dapatkan, seperti ketika suatu acara komunitas selesai, mereka membiarkan semua yang habis dipakai begitu saja, tidak mengembalikan ke tempat semula, yang lebih aneh lagi banyak diantara mereka seakan acuh dengan kepentingan yang tidak berhubungan dengan mereka. Contohnya seperti membantu panitia dalam membereskan hasil kegiatan, mengumpulkan berkas, dan membereskan tempat kegiatan setelah acara selesai. Mereka acuh dan pergi begitu saja seakan semua selesai dan menjadi tanggung jawab panitia teknis. Satu lagi pengalaman yang aku lihat ketika seseorang sedang repot membawa gulungan kabel dengan microfonnya, merasa kesusahan dengan itu sampai terjatuh, mereka begitu saja membiarkannya dan malah bertanya dengan santainya, “duluan Mas”. Satu lagi lewat dengan motornya yang tanpa penumpang dan tanpa membawa apapun dengan gagahnya menyapa “Mas Jalan? duluan mas”.  Disisi lain, kepedulian akan kebersihan sangat kurang, sering sekali dapur di sekretariat selalu kotor berantakan, apa mereka tidak bisa mencuci? Apa hadits kebersihan sebagian dari iman itu adalah merupakan hadits yang tidak perlu dipegang dan dipercayai?. Aku selalu ingin belajar dari negara yang mereka sebut kafir, mereka dapat menciptakan harmoni yang membentuk kedamaian. Layaknya aku ingin bercermin sendiri tentang keapatisan penghuni Lembaga Dakwah ini, aku ingin bertanya pada diriku sendiri, apakah aku seperti itu juga? Apakah seseorang itu tidak perlu sepemahaman dengannya? atau apakah dengan membantu orang lain mereka akan merasa rugi? Dakwah itu berjamaah, dalam kebaikan. --penulis— Meyentuh manusia untuk mengikuti jalan dakwah adalah dengan memanusiakan manusia melalui cerminan akhlak kita --penulis—
0 notes
dibaliklayar45 · 9 years
Text
Dia Bukan Manusia
Senandung lagu jawa berirama sembab memandu pergulatan antara jari jemari yang lihai dan keyboard di laptop, sedang menikmati suasan sore di American corner salah satu fasilitas di perpus pusat kampusku, dengan fasilitas terlengkap dan bernuansa western, tidak serta merta menghilangkan rasa bersalah yang sesak didada, membuat pikiran yang semakin berat seperti tekanan di luar angkasa. Hari ini adalah hari baik bagiku, aku selalu ditemani dengan teman yang peduli jika aku melakukan kesalahan, mengintakan jika ada yang tidak sessuai atau menegur jika ada yang tidak berjalan dengan kodratnya atau menampaku jika memang aku benar-benar melakukan kealahan yang sama yang bisa menjauhkan aku dari tuhan.
Tumblr media
Lingkungan ini membuat aku yang brutal menjadi santai, membuat aku yang pemarah menjadi ramah dan membuat aku yang tidak peduli semakin peduli, entahlah ada apa susupan itu masuka kedalam tubuh yang beratnya 52 kg ini. Tapi kedaan itu hanya terjadi 3 tahun lalu di sini, kedaan berubah ketika datangnya alat super canggih buatan korea, dialah adalah teman baiku, aku menganggapnya sebagai pacar keduaku setelah sihitam buatan jepang, bayangkan dia selalu menemaniku setelah makan, sholat, bermain sama teman, kadang dia tahu apa yang harus aku lakukan ketika aku melihat spot kecil di lantai,siput kecil di lapangan, atau bunga warna merah marun di depan kampusku, aku selalu mengabadikannya. Tak lupa dia selalu mengajaku mengobrol dengan sejuta aplikasi didalamnya, membuat aku lupa dengan lingkungan sekitar aku sangat menjaganya karena ada amanah ibuku tercinta didalamnya.
Dia hadir sejuta warna, dia hadir dengan lensanya yang memiliki resolusi 8MP, itu membiaskan aku, aku lupa dengan lingkungan sekitar, banyak teman di dunia nyataku bilang kalau aku sudah berbeda, aku yang dulu ramah kini jadi pemarah, aku yang dulu santai kini jadi brutal, seakan itu membalikan 180 derajat kearah yang berlaian ketika aku dulu. Seperti suatu ketika aku telah membuat sesorang terluka, entahlah aku hanya mendengarkannya lewat teman yang lain. Aku mencpoba tabayun, sudah 2 minggu atau lebih aku seperti ini, merenungi kesalahan, ingn berubah jadi lebih baik. Bahkan aku masih berfikir aku manusia yang hina dengan semua sifat kotor yang aku miliki, aku tak bisa berdamai dengan keadaan, tuhan selalu ada  untuk hambanya, aku percaya !! lalu apakah maaf yang aku lakukan bisa menjadikan ini kembali kemasa dimana aku selalu diingatkan atau malah semakin buruk ? huhhh aku tidak menyesal dengan sejuta kepuraa-puraan ku untuk senang, untuk terlihat bahagia, karena tuhan maha pemaaf, aku lupa kalau manusia tidak sama dengan tuhan, manusia dengan sejuta egonya, manusia dengan sejuta rasa bencinya, atau manusia dengan sejuta kesombonganya. Aku fikir manusia sekarang hanya banyak berkata saja, tanp menrapakan perkataannya dalam kehidupan yang ia jalani. Aku hanya bisa pura-pura buta, tuli dan bisu, untuk melihat, mendengar dan berbicara.
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
Terima Kasih Sahabat
Surat itu aku temukan dalam lemari kecil berisi tumpukan baju kaos, teringat ketika dulu kita selalu bermain, mengulang, mengeja atau belajar bersepeda. Tahukan apa artinya kita berceria bersama melawan hujan, angina dan gongongan angjing tetangga, entalah itu masa kecil yang bahgia tidak bsa dilukiskan didalam laptop ber-Pentium core i3.
Hari ini ku buka surat dari mu sahabat, aku temukan sejuta kata motivasi yang menyuruh aku untuk bangun ketika aku jatuh, untuk minum ketika aku haus dan untuk memberi kepada orang yang membutuhkan. Saran aku buka dengan terlipat menjadi empat lipatan kertas sudah kusam, sudah 4 tahun aku tak menemukannya.
Saat ini, aku aku duduk di depan meja belajar berwarna coklat, tepat seperti warna kesukaan mu, aku membaca surat yang kau titipkan. Aku tahu kamu begitu bahagia dengan kehidupan mu di luar sana bermain dengan salju, menikmati 4 musim atau mengirimiku bunga sakura yang sedang mekar, entahkah aku ingat kali pertma kau menyuruhku mengumpulkan prangko dari berbagai dunia entah apa maksud mu. Aku menyimpannya sampai saat ini, sejak kita lulus SMA.
Memoar setiap kata melantunkan tamparan keras terhadap wajahku, aku bertanya pada diriku sendiri kenapa kamu masih terdiam ? tak bergerak disaat orang lain lari kencang di depan mu !, disaat orang lain terbang kebulan untuk meraih mimpinya keangkasa ! disaat orang lain menguasai 7 bahasa dan bisa mengucapkan terimakasih dalam 7 bahasa !. Aku menangis sahabat dengan keterpurukan yang masih berkutat dengan media sosial, berkumpul dengan orang yang tak mendukungku, beribadah yang tidak bersungguh-sungguh dan tidak memiliki kaca mimpi seperti dirimu. Terimakasih, hatur nuhun, Gracias, Thank you, Xièxiè, Gamsahabnida, Dziakuj.
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
Untuk Adiku
Sabtu yang cerah, cakrawala mulai Nampak dari atas gunung, aku menikmatinya dilantai atas rumahku, kebetulan saja atau mungkin disengaja lantai atas rumahku sengaja tidak dibuat untuk rumah, hanya ada sebuah gudang penyimpanan yang akan digunakan ketika musim-musim tertentu saja, sehingga aku bisa melihat atap-atap rumah tetangga, langit yang kian mendekat dan sang nirwana yang terbit, juga hamparan laut yang biru.
Tumblr media
Lapangan itu tempat ibuku menjemur pakaian, atau kadang kalau musi cengkih tiba bisa juga dibuat untuk menjemur cengkih, bisa juga beralih fungsi untuk menjemur padi, sehingga hanya ada satu gudang yang berataskan asbes, mungkin sama luasnya dengan kamar kostan aku, sekitar 3x4 luasnya, tenpat itu biasanya digunakan untuk menyimpan cengkeh, dan pada ketika musim padi dan cengkeh tiba, seperti kali ini musim cengkeh sudah banyak tunpukan cengkeh kering, namun hanya ada tersisaa tempat untuk duduk diantara tumpukan-tumpukan itu, bau cengkehnya yang khas membuat aroma terapi seperti berada ditempat spa atau salon mahal mungkin, walaupun akku tidak bisa merasakannya, tapi itu hanya indraku saja.
Pagi itu tangisan kecil dan tersedu membangunkan lamunan ku, ketika aku menuju bagian belakang gudang tempat penyimpanan itu, aku mendengar seperti tangisan perempuan yang kesakitan, tapi bukan raganya yang sakit, atau mungkin kekesalan, tangisannya hanya teringsak, aku tak tahu mengapa, kulihat dari dari celah sudut dinding itu yang terbuat dari anyaman kayu, ternyata tidak lain adalah adiku sendiri ia menangis entah mengapa, aku masih bertanya kenapa ?
dia menangis, dihapusnya air matanya, tak mau berlama-lama dan membuat rasa penasaran membuncah, kuhampiri dia, agak sedikit malu dia segera menghapus air matanya, aku tanyakan apa penyebab air hangat itu bisa jatuh di pipinya, setelah bercerita panjang lebar bukan malah membuat ia mengehentikna air itu mengalir deras terus di pipinya, ia malah terus mengalir deras, seperti hujan yang turun yang awalnya gerimis menjadi hujan angin dan badai, dia tersedu, dan menunduk sambil terus bercerita, kami duduk di tumpukan cengkih kering, aroma bau cengkih seakan berubah menjadi aroma bau dupa yang ada ketika pengajian orang yang meninggal, seperti itu lah saat yang aku rasakan.
Adiku anak periang, ia selalu menuruti ibu, termasuk ia harus memilih jauh menimba ilmu di sebuah boarding school yang ada di BSD Tangerang City, hanya karena beasiswa dan disana dibekali ilmu agama, peraturannya pun ketat mungkin itu alasan ibuku mengikutkannya dalam test beasiswa itu.  Semuanya nyaman, bahkan ibuku tidak perlu mengelurkan uang seperserpun untuk membayar, banyak orang besar pendiri sekolah tersebut. Masjid bercorak jawa dengan ukiran-ukiran khas jepara, juga banyak murid yang berasal dari luar negri seperti Australia, Singapore, dan Amerika. Setelah mendengar tuturan cerita adiku, aku tak bisa membelanya, liburannya yang sebentar hanya satu minggu harus berakhir, dia hanya bisa bertemu keluarga setahun 2 kali, dan itu waktunya sangat singkat, karena kurikulum yng berbeda dengan sekolah negri, tidak ada alat komunikasi seperti handphone hanya ada notebook inventaris yang disediakan sekolah untuk satu setiap anak, itulah yang biasanya ia pakai untuk berkomuniaksi dengan kaka-kakaknya, ataupun saudaranya.
Rupanya ada acara mendadakan yang diakan sekolahnya dan memaksa ia harus pergi lagi dengan memotong masa liburannya menjadi 3 hari, baru saja datang ia harus kembali lagi, dan tidak ada yang mendukungnya, ia hanya ingin tetap tinggal disini dirumah yang nyaman ini, membantu ibu, dan bapak, mungkin ia sadar selama ini tak bisa banyak membantu ibu dan bapak kecuali hanya mendoakannya. Keadaan yang mendadak itu membuat dia harus pasrah dan hanya bisa menangis apa yang dia pikirkan, akau hanya bisa menebak, bahkan ia belum sempat bermain dengan teman-teman sebayanya, teman-temannya yang biasa menjadi murid palsunya ketika ia belajar waktu SMP dulu disini. Banyak sekali teman-temannya yang sering datang kerumah sekadar untuk sekolah-sekolahan dan dia sebagai gurunya, seperti belajar matematika, bahasa inggris dan bahasa Indonesia. tetap semangat adiku, jadikanlah ilmu yang kau cari sebagai bekal untuk mengubah peradaban, dan tentunya membahagiakan Ama dan Apa. Kaka selalu mendoakan mu.
o��(�
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
Is not About Cow Brains
Mungkin menapaki jejak gua setahun lalu disini, dimana masih seperti anak yang polos, tidak ada orang yang patut dipercaya atau bahkan seklipun membawakan sandalku yang sudah usang, tapi sangat berbeda sekali ketika aku masuk sebuah lembaga tempat aku menuntut ilmu agama (ceritanya). Aku selalu bertanya hal yang rasional, tanpa dasar yang aku dpatkan dari kegiatan rutin membaca al quran setelah solat subuh, dengan mengartikan bahasa sendiri, dan aku mulai pertanyakan kekeliruan dan memastikan apakah maksud dari al quran yang aku baca itu sudah benar,  bukan maksud aku berubah so liberal bahkan aku pernah ada yang bilang tanpa dasar, lalu aku bertanya lagi pada diriku sendiri ternayata ilmu tentang penafsiran alquran itu tidak mudah untuk ditafsirkan harus ada guru yang mahir berbahasa arab dan sekolah yang tinggi setidaknya aku mendapati itu semua ketika aku mulai suka dengan kajian-kajian yang diadakan oleh salah satu lembaga yang aku tempati sekarang, dan tidak untuk menanyakan kebenaran atau maksud dari kebenaran tersebut pada orang yang seumuran, aku merasa paling bodoh saat itu, makanya aku selalu ingin bertanya, mencari jawaban yang benar, namun ketika aku bertanya aku malah cenderung disalahkan, entah lah ini hanya awal buat aku mencari lagi, aku hanya bisa diam dan tak melanjutkan celotehan mesra tentang Al quran.
Seperti cerita masa lalu aku selalu berbeda, akau selalu ingin tahu, bukan sebuah pembenaran terhadap nafsu, mungkin ketika sebagain orang berpikir kalau aku aneh dan tidak pantas masuk dalam anggota mereka yang kadang pertanyaanku malah terkesan jadi bahan bulian, aku tidak mengerti juga karena disini niatku hanya mencari ilmu, tentang islam yaitu agamaku.
Sudahlah, takdir berkata lain, aku ingat ada hadist nabi yang mengatakan kalau bercanda itu jangan berbohong, atau menjaga mulut kita karena mulut itu lebih tajam dari pedang, maksud hadis itu kalau boleh aku tafisrkan adalah senantiasa menjaga ucapan kita, agar yang keluar dari mulut kita itu hanya yang bermanfaat saja, banyak aku temukan di organisasi aku ini, mulai dari orang yang pendiam, penghafal alquran, pembaca buku atau penyuka sunah sungguh beruntung aku ada didalamnya disekililing mereka yang jauh diatas aku, hanya bisa mencba untuk seperti mereka semampu aku.
Bulan ini menginjak bulan suci kedua menurutku dalam islam, karena ada hari raya islam yang kedua yaitu hari raya idul adha, aku ingat ketika kami semua berbincang tentang hewan kurban salah satu kegiatan yang ada dalam organisasi ini, berkurban disatu desa yang terpencil dan masyarkat yang kurang beruntung. Menarik untuk dilihat karena dalam hal ini aku menemukan phenomena baru tentang OTAK SAPI. Masalahnya hal sepele, kenapa aku tulis disini OTAK SAPI.
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
Tanpa Anabelle, Tanpa Sate “JADI ?”
 Entah berada dimana saat ini, yang aku rasakan hanyalah kesalahan, aku menyusuri setiap langkah ditengah malam yang gelap gulita, ketika burung hantu hanya menjadi satu-satunya teman, suara begitu nyaring ditengah sunyi malam. Teringat kejadian 2 jam lalu, yang membuat aku sedikit ragu apakah yang harus aku lanjutkan selanjutnya, menetap atau meninggalkan, entah itu semua terikat dengan waktu dan aku masih belum bisa melepaskannya, apalagi ketika mengikuti kajian sore ini, katanya kita haus seimbang anatar ailmu dunia dan akhirat apabila kamu berat sebelah maka kemungkinan akan timpang, jalan dakwah ini harus terus dikibarkan, walaupun kadang banyak ujian, seperti cemoohan, ketidaksukaan atau bahkan hinaan.
Hari ini tepat tayang perdana film anabelle, sekuel ke 2 lanjutan dari the conjuring film holywood bergenre horror. Rencana memang rencana ada saja halangannya, termasuk ketika kami hendak pergi menonton film anabelle, sampai disana tiket yang hendak kami buru habis, hanya bisa mengigit jari dan berdiri di tempat pintu masuk bioskop, aku lihat kesekitar, entah apa yang terjadi aku melihat bnyak sekali orang yang mengenakan setengah bahan, ingin sekali aku mendonasikan sebagian hartaku untuk mereka. Tapi saying saat itu uangku hanya cukup untuk membeli tiket, selian itu rasanya cukup bnyak orang yang memakai baju kekurangan bahan, mungkin dengan uangku ang segitu rasanya tidak akan cukup untuk aku belikan. Rasanya besok seperti bertemu anabelle, tapi hanya saja dia sedang menemaniku berjalan, menuju kost 3 lantai yang tanpa lampu hias, aku tak tahu kenapa setiap jam 3 malam, lampu kamar mandi kadang tidak tahu tempat, dia suka menyala kemudian mati, menyala dan mati lagi. Mungkin dia mengikuti manisnya bau bunga sedap malam, yang kerap tercium.
Tumblr media
Setelah anabelle bermain dengan penontonnya yang berjibun, aku kembali ketempat dimana kini menjadi rumah keduaku, masjid kampus, entah mengapa ketika aku solat disana rasanya ketenangan berada di sudut 90 derajat, apalagi ketika kamu berbaring ditengah lingkaran lampu yang berisikikan belasan lampu neon setelah waktu salat isya, seperti ada ketenangan yang membatin, menatap langit-langit masjid yang tinggi, dengan ornament khas jawa, beserta kerlipan lampu sorot lantai dua membuat jantung dan sekujur rambut yang menempel ditubuh mu berdiri.
Ketenangan mala mini terusik rupanya perut yang sudah lapar mulai berbisik, menempel pada lantai maskam yang dingin, ketika pesta dimulai, memulai untuk bersilaturahmi, dengan hidangan special ala JSer, dengan sate kambing dan sate sapi, aku ikut membantu, mungkin hanya sedikit memotong daging kecil-kecil yang harus mengikuti kontur daging, menyalakan sebelum berangkat melihat anabelle yang tidak jadi untuk bertemu, entah sudah lama terhidang akhirnya perut yang sudah lapar, mata yang sudah mengantuk berubah menjadi ketakutan, disaat detik yang dinantikan, sate siap terhidang, membentuk tumpukan yang sangat manis, membuat lidah inginh menyantapnya, entah mengapa semua tiba-tiba berubah menjadi tidak enak, rasanya ada niat yang berbeda ketika ku hendak melahapnya, mungkin sedikit aneh, hanya saja aku tidak menemukan keihlasan setiap yang memakannya, aku hanya pergi meninggalakan itu semua, dari pada merusak suasana yang ada, dan menulis cerita ini, ditemani suara bising mesin penghisap air, burung hantu besahutan, dan getaran bunyi HP, dan bunyi perut yang bernyanyi Lingsir wengi.
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Photo
just FIX ur problem, and go out from my life. so simple !!!
Tumblr media
118 notes · View notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
TOLONGGGG !!
Gelap gulita awan menyelimuti jum’at pagi yang cerah, dimana mentari mulai bersinar menanmpakan wajahnya yang ceria, entah mengapa ketika aku bangun dari tidur panjangku pagi itu, aku merasakan ada aroma mau busuk yang tercium dari angina yang mencium hidungku, aku piker itu hanya bau makanan basi yang aku bawa tadi malam, ku pastikan melihat bungkusnya yang rupanya maakanan itu sudah hilang dari tempatnya, plastic berwarna hitam, bergaring putih seperti otot lurik, bukan seperti  papan catur, penasaranku naik sekian derajat persen lebih dari 90 derajat, ku perhatikan sekeliling kamaru yang sudah aku pakai pengharum ruangan aroma lavender, pengusir ngamuk, atau bahkan sedikit semprotan farfum yang aku beli dari bapak penjual parfum dijalan malam kemarin, farpum merek terkenal dengan harga yang tidak wajar, hanya saja aku merasa iba pada bapak penjual farpum itu di usia senjanya dia sanagt semangat sekali untuk berjualan farpum, sampai ketika jam sudah setengah malam, dia terus berjualan.
Tumblr media
Parfum yang aku semaikan rupanya tidak memberikan efek jera bau itu masih saja menyearang indra penciumanku, aku menimbang apa yang sebenarnya terjadi, bau itu makin menusuk hidungku, aku berpindah keluar kamar, menuju lantai tiga kostku, alangkah kagetnya aku menemukan tumpukan bangkai burung gagak, berada di sebelah jendela kamarku, mungkin lebih dari 50cm, gagak itu meneumpuk seperti tumpukan sampah di bantar gebang, menumpuk membentuk gundukan segitiga dengan kepala gagak yang terpotong, dari atas kulihat banyak sekali elang dan burung nazar yang hendak memakannya, kudengar suara rubah dan hena, mereka berdecit bersahutan, entah mengapa keadaan itu membuat aku bising dan ingin jatuh dari lantai 3, ku pejamkan mataku dan aku berharap ini hanya mimpi semu, ku sebut nama tuhan untuk kesekian kalinya, ku buka pelan-pelan mataku yang coklat, saat aku memenjamkan mata aku mendengar suara menangis kesakitan, seperti korban peperangan, dia berteriak minta tolong, suara anak kecil usia 12 tahun, namanya A dia terus berteriak menyebutkan namanya berkali-kali, puluhan kali, ratusan kali atau bahkan ribuan kali.
“Namaku A… Toloonggg Aku….” “Namaku A… Toloonggg Aku….”
Entah untuk bebarapa kali dia menyebutkan namanya, mataku yang mulai terbuka seketika aku tidak mendengar suara itu namum tetap bisa melihat keadaan ku seperti sebelumnya, berbeda untuk kali ini, ada ular yang siap menjaga tumpukan gagak yang sudah mati, ular itu sangat besar sehingga yang hanya aku lihat kepalanya saja, ular itu tidak memakan tumpukan bangkai gagak, entah mengapa ketika ia melihatku dia menatap begitu dalam, dimatanya kulihat bayanganku yang terlihat aneh, aku seperti orang kesakitan, dengan pakaian serba hitam, penuh luka lebam, mataku yang coklat terlihat seperti membesar, rambutku yang hitam mulai banyak ubannya, kulitku masih kencang namun penuh luka, aku perhatikan seksama, dari ujung kakiku sampai ujung kepala, semua terlihat berbeda, aku bukan lah aku yang sekarang, aku adalah aku yang datang dari masa lalu.
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
TODAY is 180 degree Part II
Pesan kedua datang dari adik kelas ku, entah sudah sejak kapan aku tidak bertemu dengannya, dia sudah pindah dari Indonesia sejak SMA dulu, dia terpaksa harus ikut dengan ayah tirinya ke Jerman, kami masih sering berkomunikasi apalagi minggu ini hari libur, kadang aku juga berkomunikasi melalui skype, atau FB video call, dia bercerita ingin curhat, aku tak tahu harus membalas apa, karena dia tidak pernah seserious itu, aku hanya bisa membalas dengan bercandaan dan membuatnya jadi badmood. Dua tiga bercanda mengembalikan moodnya balik, mudah saja aku hanya mengirimkan gambar kucing orange kesukaannya pasti ia akan kembali senang, sepertinya ia masih ingat ketika akan pergei ke german dulu aku sempat meberinya boneka kucing warna orang, tidak mirip seperti Garfield, namun mirip seperti push and boot’s dalam film Shrek. Dia mulai mengetik dengan jarinya yang mungil, aku tahu itu dengan mukanya yang kebanyakan darah chinese dia mulai menangis, perlahan bunyi-bunyi suara pemberitahuan pesan beiringan sepertinya lagunya Applause by Lady Gaga, sepertinya banyak yang berubah dengannya, apalagi sekarang sudah menempuh semester 3 di  Universitas Johann W. Goethe Frankfurt, sedang speliasisi Kedokteran Gigi, dia sudah memakai kerudung, disana dia merasakan begitu terdiskriminasi karena kerudungnya, dia tidak diperkenankan untuk salat ketika waktu salat tiba, dan tidak di izinkan untuk keluar sebelum kuliah selesai, sampai sering sekali solat di akhir waktu dengan tempat seadanya, kadang di tempat kuliah, di laboratorium, atau bahkan di perpustakaan, pilihannya untuk berkerudung membuatnya lebih tegar, walaupun dulu ia tidak berkerudung dan segala agak lebih mudah ia bisa meminta izin keluar untuk mencuri waktu salat, namun sekarang ia merasa seperti sendirian, banyak teman disana yang agak menjauhinya, termasuk ketika kegiatan kelompok, dia bercerita tentang temannya yang berasal dari Jordania, temannya sangat baik banyak membantunya, sehingga memutuskannya untuk berkerudung, aku tak mau bertanya banyak, aku hanya bersyukur, dia sudah menjadi lebih baik, dari dulu, dia sudah menganggap aku sebagai kakaknya sendiri, aku ingat ketika aku selalu mencercainya dengan banyak nasihat terutama dengan masalah penampilannya yang selalu membuat orang terpana, dengan pakaian modis yang ia kenakan walaupun ada yang ia lupakan yaitu kerudungnya, namun kini ia begitu berubah kulihat photo yang ia kirimkan bersama temannya yang berasal dari jordania, dia seperti terlahir kembali, lebih cerah dan sedikit berkerut didahinya, aku menimpalinya dengan candaan kalau dia agak sedikit tua dibandingkan dulu masih di Indonesia, kami tertawa tergelak dengan tulisan chat “wkwkwkwkw”. Nasihatku adalah tetap pertahankan apapun kebaikan yang kamu lakukan, penilaian manusia itu tidak penting yang penting penilaian tuhan, aku bertanya tentang sikap ayah dan ibumu dengan pilihan mu untuk berkerudung denga mayoritas orang german yang bukan muslim, dia megirim sesuatu sticker sedih, akupun mulai bertanya da menebak mungkinkah ayah dan ibunya tidak setuju, atau dia malah dibuang karena pilihannya, dia hanya tertawa dengan tanda ketikannya HAHAHA, setalh sekian menit aku penasaran dia hanya menunjukan kode kata HAHA, aku terus membajirinya dengan banyak pertanyaan, sampai beberapa menit tanpa balasan dan akhirnya dia membalas, begini katanya “ aku terharu, karena kedua orang tuaku mendukung”.
Chating kami akhiri dengan sticker saling mengemangati, dia harus mengantar ibunya pergi ke suoermarket untuk membeli garam, dia bilang untuk salju yang meyelimuti rumahnya.
Pesan ketiga datang dari teman kuliahku, satu organisasi, kita sering bertemu, ngebolang atau bahkan melakukan ide gila, seperti ide membuat paper yang tidak pernah terlaksana, menikmati senja di GSP, atau bahkan menghitung banyaknya sepeda kampus yang berjejer rapi di stasiun perpus pusat. Kali ini bukan hal yang tidak penting yang akan kami obrolkan, penting sekali sehingga membuatku berkoreksi diri, entah mengapa keprofesionalanku di uji, aku merasa sudah sangat berusaha untuk professional, aku bertemakasih sudah dingatkan, dan aku sadar sekali, mungkin karena aku sok lugu sehingga sempat tidak tahu maksud pembicaraan, kualihkan perhatian ketempat lain, dan tidak bilang masalah organisasi itu tak berhasil, keadaanku yang serba kekurangan dan menyebabkan banyak alasan seperti kurang pulsa, untuk 2 hari yang lalu sehingga memutuskan komunikasi, karena HP ku bukan smartphone tapi masih stupid phone, sepeda yang temanku pinjamkan tidak secepat sepeda motorku yang ada di tempatku kakaku, memaksa aku untuk datang lebih awal dari yang lainnya, ataupun laptop cantik berwana hitam yang sudah menjadi teman hidupku selama 4 tahun ini, yang kadang-kadang menangis, atau merengek ketika tugas pengetikan menumpuk kadang dia bisa mati mendadakn, atau pun nge-hang, sudahlah alasan itu tidak mempan aku hanya ingin dia segera pulang dari negri sebrang dan menjadi aku yang bersusah payah untuk mencoba professional dengan apa yang ku pilih, InsyaAllah berkah.
(
Tumblr media
sumber gambar :  http://www.deviantart.com/art/Wheel-of-Fortune-57069850)
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
TODAS is 180 degree part I
Pagi ketika mentari masih menutup matanya, entah mengapa ia enggan untuk memberikan sinarnya lebih cepat, memberikan kehangatan untuk tanaman lidah buaya yang bertengger di lantai 2 kamar kost ku. Yang aku tahu dari dosen Patologi anatomi ku kalau cahaya matari itu mengandung vitamin D baik untuk kesehatan ketika ia mulai muncul sampai menjelang setengah 8 pagi.
Tumblr media
Dengan badan yang masih berat seperti tertimpa bongkahan batu, sangat berat sekali untuk bangun, apalagi disini sudah dua minggu aku tak mengunjungi kost lamaku, tempatku kakak ku tinggal saat ini, dan kenapa rasanya begitu nyaman setelah lama tak berkunjung, berniat memebandingkan dengan kost yang baru yang berhawa dingin, dan sepi itu sangat berbeda 180 derajat dengan kost yang baru  dekat kampus ku meinmba ilmu. Disini begitu rame, berisik dan tentunya tontonan yang tak mendidik selalu aku dapatkan, tapi entah mengapa saat ini aku suka dengan keadaan ini, tak seperti kegiatan dikampsuku yang begitu padat dihari-hari biasa, aku tak bisa tidur siang, membeli buah di pinggir jembatan, atau bahkan bermain basket sore hari dilapangan kebanggan masyarakat Jogjakarta.
Sabtu kelabu, sabtu mengaharu rasanya tepat julukan itu ku semaikan mengingat aku kembali ketitik awal dimana aku sebagai orang asing di tempat dimana aku pernah tinggal disana selama setahun silam, entah mengapa seperti ada yang hilang, termasuk teman yang menjengkelkan kini berubah menjadi baik, termasuk teman yang selalu menggangu ketika aku sedang menikmati untaian rumus tentang peluruahan atau bukunya Mr Frank “Human Atlas of Anatomy” yang berhalaman 2000, aku hanya bisa mengalah dan menyudahi pekerjaanku saat itu, atau ketika harus terbangun malam karena ketukan pintu sang peminta air, lagi-lagi aku harus mengalah dan berfikir kalau ini hanya tempat singgah sementara selama setahun itu. Namun, keadaan itu berbanding terbalik aku disambut bak keluarga lama yang baru datang dari tempat jauh dimana yang hanya datang setahun sekali, mereka banyak mencercaiku pertanyaan seperti agak membuat sedikit aku bingung, mulai dari kegiatan kampus, kenapa tak pernah berkunjung, atau bahakn menanyakan hal yang retoris, akau hanya terseyum dan merasa nyaman dengan keadaan ini.
Disudut lain yang berlantai keramik tua, aku duduk diatas pagar lantai dua yang dibuat pipih atasnya sehingga aku bisa duduk dan leluasa menikmati indahnya pagi, dan lalu lalang pedagang ataupun sekedar mendengar music jepang yang diputar salah satu penghuni kost. Aku meliahat barbell kecil dengan berat 5kg sepertinya ia bukan hanya temanku tapi teman untuk semua penghuni kost, dimana ketika minggi pagi menyambut atau hari libur datang mahasiswa kawakan akan mengangkat dan membelainya, membuat warnanya agak sedikit pudar di tengahnya tempat barbell itu diangkan, aku melihat sangat menyedihkan, karena selama setahun lalu aku bahkan tidak pernah bermain dengannya, mungkin karena pura-pura tidak ingin melakukan kebugaran atau bahkan hanya membersihkannya karena bekas para penghuni kost yang lain, hari itu aku menghampirinya, memainkanya dan ternyata cukupa baik sedikit berolahraga, stelah tidur yang begitu lama sekitar 8 jam.
Setelah puas berdansa dengan barbell silver, tiba-tiba kedengar bunyi nyaring khas suara pemberitahuan FB, entah lah kebiasaan burukku meninggalkan laptop menyala ketika tidur sampai pagi. Ku buka pesan FB yang rupanya sudah berisi 10 pesan, pesan pertama dari seorang sahabat lama yang menyakan keadaan ku, aku hanya menjawab sama dengan dengan keadaan ku saat ini, semoga selalu baik, dan tak lupa menyakan keadaan dia balik, rupanya dia sudah di jepang selama setahun ini, bekerja sebagai buruh di pabrik sepatu, dia banyak bercerita tentang pekerjaan yang menyenangkan, tentnag pestanya dengan wanita jepang ketika malam minggu datang, atau bahkan menghabiskan uangnya hanya untuk membeli sake termahal sampai harus terpaksa berhutang ke sesame temannya yang berkerja sebagai TKI juga, percakapan kami berlanjut hingga melupakan waktu yang berjalan semakin cepat, aku hanya bisa mengingatkan dan ikut senang saja karena rupanya ia sudah bisa memberikan uang kepada orang tuanya hasil keringatnya sendiri, kadang dia juga mengirimiku akun FB cewek jepang temannya disana namun aku tak pernah menggubrisnya, kadang aku hanya bilang sudah membukanya dan ia cantik sekali, terakhir dia mengirimi ku seorang pekerja di restoran yang sudah memiliki anak 2, sehingga enggan lagi aku untuk membuka akun lainnya yang ia kirimkan.
Beranjak dari sana, aku sangat iri padanya, dimana ia hidup selalu berjuang untuk keluarganya, ingat sekali ketika SMA dulu, dia mebeli motor dengan uangnya sendiri, jadi tukang ojeg, dan penjaga pantai adalah pekerjaannya, banyak orang bilang kami berdua adalah kembar, namun memiliki sifat yang berbeda, sangat berbeda sekali, dimana dia suka hal yang menantang, olahraga dan kegiatan social, sementara aku yang cenderung menyukai ketenangan, hal yang pasti, eksak dan tidak menyukai olahraga berat kecuali renang.
Kami mengambil jurusan yang berbeda, ia lebih memilih IPS sebagai bidang ilmunya dan aku IPA, hal yang paling mengeherankan bahwa kami lahir berbeda satu tahun, sudahlah dia memang teman sekaligus kakaku.
(Sumber gambar : http://www.deviantart.com/art/For-Hope-78394869)
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
Rahasia Kecil di Keluarga
 Suasana kumpul seperti ini seperti meyulut kembali ingatan 10 tahun lalu, ketika saat itu berusia 10 tahun, kelas empat SD atau dibawahnya. Banyak cerita yang menggugah, lucu, menyenangkan, dan kadang menjengkelkan. Kegiatan buka puasa lengkap dengan keluarga, seperti biasa Apa (ayah) memiliki tempat istimewa ia selalu memimpim kami berdoa sebelum kami memulai membatalkan puasa, dan ia juga yang berhak mengambil pertama setiap makanan yang disajikan entah sudah sekian lama kebiasaan ini berlangusng toh rupanya aku merindukannya. Suasana ini yang tidak aku dapatkan di perantauan.
Kedua adalah Ama (ibu) yang berperan sebagai koki terbaik kami, makanannya selalu aku rindukan.  Seperti enaknya makan yang tersaji walaupun hanya 2 jenis bahan makanan, Ama seperti pesulap di meja makan, hebatnya Ama selalu bisa menvariasikan dari 2 jenis bahan bisa dibuat menjadi masakan yang berbeda. Seperti kali ini, bahan udang dan cumi semuanya makanan laut karena tempat tinggal kami dekat dengan laut. Makanan berbahan laut kerap kami nikmati. Ama tak pernah memberikan nama pada masakannya, tapi entah kenapa masakan yang buat selalu enak, walaupun aku belum pernah mencobanya kali ini Ama mencampur bakso, telur dan jamur lalu ditambah udang kemudian disatukan dan ditambahkan campuran brokoli, lalu senjatanya didapur siap digunakan dan ditumisnya,  ini enak sekali sampai aku tambah untuk kedua kalinya sementara menu yang lain cumi di potong kecil kemudian di lumuri  terigu yang sudah dAmambui dan hanya dikasih sause, mungkin jika aku tebak sausnya itu bikinan sendiri terdiri dari kecap, cabe dan bawang digroeng sedikit minyak kemudian tepung maijena, wah sausnya tidak ada duanya,  dipadukan cumi goreng pake tepung, mungkin sedikit pedas karena sepertinya tepunya ditambahkan lada hitam, membuat lidah ini tak berhenti bergoyang, berdendang bahkan sesekali bernyanyi dengan riang, ada juga cumi dan udang di campur dioseng, aku fikir paduan itu tidak akan enak karena biasanya cumi  memiliki cairan berwarna hitam, ternyata salah, cumi yang disajikan wrnanya merah sama seperti udang dan hampir tidak ada sedikitpun tinta, dan rasanya tidak ada keraguan sedikit bumbu pun didalamnya.
Tumblr media
Ditengah kami makan, aku heran melihat adiku yang paling kecil mengambil oseng cumi dan udang banyak sekali, seperti porsi Apa bahkan lebih, hingga membuat kami tertegun dan sedikit menasehati, aku hanya bilang seperti ini
“ini kan bulan puasa jangan memdahulukan nafsu”.
Kemudian adik perempuanku tak kalah untuk menasehatinya juga,
“ia Jang, puasa itu jangan berlebihan, Allah tidak suka sama orang yang berlebihan”.
Disisi lain Ama sudah ingin sekali meluapkan kekesalannya, ia masih menahan dengan nada lembutnya, pada adiku yang paling kecil ini, seperti nada yang mengancam namun tentu bukan itu maksudnya,
“perhatikan saja kalau misalkan tidak habis kamu makan, kasian orang diluar sana masih banyak yang membutuhkan kalau sampai makanannya dibuang, dan tahu gak, kalau nasi,ikan juga sayurnya itu bakalan nangis diakherat nanti, karena kamu tidak memanfaatkannya dengan baik”.
Mendengar apa yang Ama bilang, adiku sangat lahap sekali memakannya, Tak salah Ama bilang seperti itu, karena biasanya masakan kami bagikan kepada saudara kami yang lainnya apalagi kalau tersisa banyak. Melihat adiku yang makan sangat lahap sampai tersendat, Ama kembali menasehtainya, selang waktu tersebut suasana menjadi hening dan aku hanya dan adik perempuanku hanya tertawa kecil, untuk menenangkan adiku yang mulai memerah karena kesal sudah mendapat ceramah gratis untuk kedua kalinya, aku menenangkannya dengan mengusap kepalanya, dan aku bilang seperti ini,
“jang, tahukan ujang sayidina Ali r.a, sahabat nabi yang dijanjikan masuk surga “?.
Mendengar pertanyaan itu adiku hanya terdiam, dan melanjutkan makannya dengan agak kesal, karena kulihat dia seperti tidak menikmatinya karena kejadian tadi, aku pun melanjutkan ceritaku.
“ketika saat itu sama seperti kita, mereka sedang berpuasa, beliau dan istrinya hendak menikmati makanan berbuka, yang hanya ada sisa satu saja roti kering, ketika hendak memakannya datanglah seorang pengemis, merekapun memberikan suma roti yang mereka punya, dan hanya berbuka air putih saja, mengapa mereka masih sempat memikirkan pengemis itu padahal mereka hanya memiliki air putih saja ? lalu masihkan kita berlebihan, padahal diluar sana masih banyak yang mebutuhkan, cara kita bersyukur adalah dengan tidak berlebihan, makan sekukupnya, sangat jauh sekali kita untuk mendekati apa yang dilakukan sahabat nabi karenanya kita hanya berusaha untuk meniru apa yang dilakukannya.”
Adiku hanya diam, dan ia sejenak berhenti melahap udang dan cuminya, ia bilang,
“ia A, Ujang akan menghabiskan semua makanan dengan tenang, ini sebagai bentuk syukur ujang kak..”.
Mendengar itu semua, semua seisi ruangan terseyum, lalu Ama bercerita.
“Mendengar itu, Ama jadi ingat waktu dulu kamu berusia sama sepetti adikmu ini de, Ama ingat betul kamu dan kakakmu itu, gak pernah rapi, kalian selalu berantem, seperti hal kecil ketika Ama hanya membelikan satu bungkus bakso dipasar, niatmu Ama baik agar kalian bisa berbagi atau kakak mu mengalah karena sudah besar, eh malah berantem sampai baksonya tumpah tak termakan satupun, dan Ama memarahi kalian berdua, kakak mu biasanya dia hanya diam dan mendengarkan, tapi kalau kamu de, kamu pergi dan menghilang, sampai waktu sore mamah, apa, dan kakak mu juga mencari, Ama sampai khawatir bahkan nenekmu pun ikut mencari. Mamah kira kakak kedua mu ini kabur dari rumah”.
Cerita itu menimbulkan rasa penasaran kedua adiku, sehingga memangcing adik pertama ku bertanya, disisi lain kau hanya mengernyit malu, dan pura-pura tak mendengar sampai terus makan.
Lalu Ama menemukan Aa dimana ?
“Nah, kalian pasti tidak akan menyangka kalau Ama menemukannya, dibawah tempat tidur, kakaku tertidur pulas disana sampai sore. Nah itu kebiasaan Aa mu kalau marah, dia pasti diam dan pergi lalu berbsembunyi kalau tidak dibawah tempat tidur, biasanya di balik daun pintu, tak jarang Ama menemumkannya ketiduran, sampai ketika SMA pun seperti itu”. Lalu kalau di jogja biasanya sepeerti itu gak A ?
Aku menjawab dengan wajah malu  tak berani menatap semua anggota keluarga yang hadir, termasuk adikku yang paling kecil yang dari tadi tertawa puas mendengarnya, hanya menatap makanan dan melahapanya.
Ya engga lah ma, Soalnya di kontrakan gak ada kolong kasurnya, dan pintunya pun Cuma satu.
Semua orang yang ada di ruangan pun tertawa bersama-sama, dan itu mengahangatkan suasana yang ada, dan akhirnya rahasia kebiasaan kesal dan marahku terungkap, dan aku sangat malu sama adiku, tidak bisa mencontohkan dengan baik bagaimana harus bersikap ketika marah, aku hanya menunjukan kalau kamu kesal dan marah maka diamlah, dan salah satu tempat pavorite ku adalah dibawah tempat tidur yang terbuat dari kayu, lantainya keramik putih dan itu membuat sejuk dan nyaman apalagi setikit cahaya yang masuk, ketika aku masuk ke bawah tempat tidur itu aku harus masuk sambil terlentang dan mengeser badanku agar aku bisa masuk, dibwah tempat tidurku sangat bersih karena Amaku selalu membersihkannya setiap pagi.
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
How Big Is The Brain? Here’s Some Perspective.
Chris Whittaker and Laura White of Ashfield Healthcare Communications, and Craig Armstrong of CreativeFusion used a metaphor approach that put them in first place. They scaled the human brain all the way up to the scale of the world and described the size the structures of the brain would be at that size. This brings the tiniest brain structures into a scale we can all relate to. This approach combined with a crisp, clean style, does a great job of clearly explaining the scale of the human brain.
Some of the runners up are pretty impressive, too.
1K notes · View notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
Orang Pertama yang menyapa ku di UGM
Tumblr media
Sudah aku mulai kisah perjalanan hidup seperti  taman kosong yang tiada bunga. Seperti lahan kosong yang tiada sumber kehidupan. Aku ini asing. Aku mulai merasakan kebisingan disetiap penjuru jalan. Tanpa seorang pun aku kenal. Aku sudah seperti orang tidak bernyawa. Dimana ibu?”, dimana bapak?”. Pertanyaan yang selalu aku ulang disetiap momentum waktu tidurku. Kehidupanku saat ini benar-benar berada di titik keritis dalam suat sub yang aku sebut itu adalah koordinat bumi. Aku hidup di koordinat sama , tetapi aku berada di titik yang jauh dari hiruk pikuk masyarakat dan keluarga desaku. Aku mencoba memahami ikhtisar hati dari batinku, Ia selalu berkata “Aku ingin kembali dan aku harus kembali”. Dan aku dengar lagi suara ikhtisar hati dibatinku”Tidak,,,,,,tidak….jangan…….jangan”. Sejenak aku rebahkan tubuh yang sudah mulai berdosa ditempat yang membuatku penat, lelah, bising, kecewa, dan semua hal yang membuatku merasa terjerat dikehidupan yang tidak sepantasnya aku dapatkan. Aku ini siapa?, Kenapa aku harus ketempat seperti ini?, Apa tujuan hidupku disini?. Kalimat pertanyaan itu tiba-tiba saja datang dan menjadi penguat tekad dari semua kegelisahanku dan menjadikan sebuah solusi kehidupan awal kedewasaanku. Aku baru percaya kata yang diucapkan dari mulut seorang ibu. Ibu yang melahirkanku, menyusuiku, menasihatiku, memberiku makan, uang jajan, dan memberi semua hal kesukaanku. ”Nak, sebentar lagi kamu akan merasakan kesusahan yang terjadi pada kedua orangtuamu. Aku akan sangat kecewa jika tidak bisa melanjutkan cita-citamu. Aku akan bersedih jika aku sudah mampu menopang cita-citamu, tapi kamu tidak sadar dengan apa yang sudah aku beri padamu. Nak, kami adalah orangtuamu. Kami akan selalu bangga terhadap apapun pencapaianmu. Aku akan selalu merindukanmu”. Inilah perkataan seorang ibu dengan mata yang tersenyum seperti bibir dan mata yang selalu bersedih akibat harapan untuk seorang anak.
Ternyata aku sudah mulai tumbuh dewasa. Dengan gaya trend rambut ala beckham, celana jeans ala Elvis Presley, dan mata sipit ala Andilau, tubuh langsing ala Fabregas sang bintang baru dari Barcelona. Aku adalah penduduk palabuhan ratu, sukabumi jawa barat. Desa kecil yang bernaung jauh dari keramaian kota. Desa yang masih asing tersentuh oleh pembangunan. Tapi , Aku sekarang sudah benar-benar berada di Yogyakarta. Kota yang sering disebut-sebut sebagai kota pelajar dan juga terkenal dengan potret kehidupan malam para waria dan wanita bayaran. Kota ini adalah kota persinggahan awal untuk mengajariku tentang kemandirian. Karena aku yakin masih akan ada lagi tempat-tempat lain yang mungkin dengan kehidupan dan pergaulan yang berbeda. Aku sekarang sudah menjadi Mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. Universitas ternama yang menjadi favorit para sang juara dan para pemimpi. Aku adalah orang yang beruntung. Padahal saat itu aku merasa memiliki kemampuan yang biasa saja dibandingkan dengan teman-temanku yang mengikuti jalur prestasi. Syukur Alhamdulillah, Tuhan semesta alam dan tidak ada sekutu bagi-Nya berkehendak bahwa aku adalah orang yang pantas menerima semua kebaikan dari-Nya.”Wow…….this is amazing”. Ini adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut seorang calon Mahasiswa Teknik Nuklir yang tiada lain adalah diriku. Pagi itu, ketika udara terasa basah oleh embun, dengan mata yang berkaca-kaca dan kebahagiaan yang menggebu-gebu aku akan melangkahkan kakiku menuju Kampus. Kampus yang akan menjadi penentu eksistensi dari mimpi-mimpiku. Bismillah……”kreeggg”…sudah aku masukkan satu buku dan berkas-berkas untuk verifikasi data, saatnya menuju kampus. Dag…..dig…dug……debaran jantung yang berdetak tidak seperti biasanya. Ini benar-benar menakutkan. Aku sudah sampai di depan Fakultas Teknik . Tidak ada seorang pun yang aku kenal. Aku hanya berjalan lurus berubah beraturan seperti cacing kepanasan, alias bingung mau kemana. Aku masih ingat, Aku putuskan untuk duduk sejenak sambil melepas rasa lelahku setelah 3 jam berjalan memutar tanpa tahu arah dan tujuan yang jelas. Tanpa sengaja seorang cewek menghampiriku. “Mas, maaf mau Tanya nih,,,,tempat buat daftar ulang dimana ya?” Tanya cewek tanpa nama. “Buset nih anak, dia mengira aku ini angkatan atas”, gumam hatiku. Spontan aku jawab ”didepan DAA mba”. Padahal aku sendiri tidak tahu DAA itu dimana. Dengan diam-diam aku ikuti wanita tanpa nama itu secara perlahan. Seperti detektiv jadi-jadian aku terus mengawasi langkahnya. Sampai akhirnya tiba di depan tempat daftar ulang data seluruh calon Mahasiswa. Dengan sengaja aku melangkah dan berada disampingnya.
“ Ehh……mba yang tadi ya?”, tanyaku.
“ Iya..mas!”. Makasi ya sudah beri tahu tempatnya.
“ Oh…ya mba , santai wae..gpp. Nama mba siapa ?”.
“ Aku Erika,,,,nama Mas siapa?”.
“ Aku Herdian,,,,,,,,,ambil jurusan apa ?’’.
“ Jurusan Ilmu Kehutanan, kamu?”
“ Jurusan Teknik Nuklir”.
“ Wow……..itu keren Her, cucunya Enstein donk !!! hehehe”.
“ Wah…si Enstein tokoh kesukaan saya di fisika lho…….!!! he”.
“ Beneran? Padahal aku sekedar ucap loh…!!! hehe”.
“ Iya mbak, aku harus pergi ke Fakultas. Dengan acuh aku langsung pergi tanpa menolehkan  kepala kewajah manis Erika.
0 notes
dibaliklayar45 · 10 years
Text
Mitigasi Radioaktif dan Priotas
Malam ini seperti hukuman, aku tak bisa menentukan arah,. Selalu berputar menuju titik yang sama, aku mau bilang seandainya tuhan menunjukan arah lainnya aku akan memilih kearah barat saja karena disana aku bisa melihat suatu yang indah di waktu malam ini, saat bulan malu-malu memunculkan wajahnya yang rupawan.
Aku tak mau di hantui waktu apalagi harus diaturnya, tapi buktinya saat ini dia mengalahkanku, melucuti ku, tak bisa kah aku menang untuk kali ini saja. Seperti pagi tadi mungkin keadaan lah yang tepatnya mengalahkan aku aku buktinya aku sudah bersiap utnuk berangkat dari pukul 8 pagi dan acaranya akan dimulai pukul 9 pagi, setelah itu aku menuju perempatan jalan tempat seperti biasanya menunggu bus kota jalur 7, jalur menuju kampusku. Setelah setengah berlalu tak kunjung ada, bus yang aku tumpangi rupanya sudah hilang, seakan mereka malas membawa ku, ku alihkan perhatian pada trans jogja, tapi aku harus berfikir 3 kali untuk menaiki trans jogja, karena jarak yang jauh menuju haltenya, sekitar 2 km. kupikir arah kesebelah timur lebih baik itu artinya aku kembali menuju kontrakan tua tempat aku bernaung sekarang, dan berharap semoga motorku sudah kembali ketempat semula karena sejak pagi tadi motor ku hilang tak berbekas hanya saja masih tersisa kunci cadangannya, seperti biasa hari sabtu yang padat untuk jadwal motor ku karena kakak ku biasanya memakainya untuk ketempat berolahraga.
Sudahlah itu hanya masalah usaha ku saja yang kurang, aku mengalihakn ke jadwal lainnya dimana masih ada satu lagi pukul 12.30 yaitu latihan kepemimpinan ke 2 yang diadakan oleh UKM kerohanian di kampusku, apalagi kalau JS (Jamaah Shalahudin). Kekososongan ini membuat aku bosan sehingga akhirnya kuputuskan untuk membaca sedikit tentang jurnal yang baru aku download sangat menarik memang aku mendownloadnya dengan kecepatan ekstra yaitu 5MB persekon. Semua itu bercerita tentang  analysis tindakan protektif pada PLTN apabila terjadi kecelakaan.
Dalam jurnal itu postulasi kecelakaan yang diambil adalah teras reactor yang meleleh dan kegagalan kontaimen reactor, dengan PLTN yang diambil disumsikan PWR yang ada di Muria dan Pesisir Banten. PLTN merupakan instalasi  nuklir  yang  memerlukan  adanya  system pengendalian  keselamatan  dari  pengoperasian reaktor, untuk memitigasi adanya lepasan radioaktif yang terdispersi ke lingkungan. Sebenarnya PTLN pada saat beroperasi mengeluarkan radiasi juga namun besarnya radiasi terpantau melalui monitor. Pada saat kecelakaan terjadi berdasarkann yang telah di postulasikan dalam jurnal itu maka akan terjadi Lepasan  bahan-bahan  radioaktif  ke  atmosfir  dapat  mengakibatkan  paparan  ke  manusia melalui sejumlah alur (pathway). Radionuklida di udara dapat meningkatkan paparan melalui 2 alur utama:
(1)   irradiasi eksternal oleh foton dan  elektron yang dikeluarkan sebagai hasil proses peluruhan radioaktif,
(2)   irradiasi  internal  menyusul  terhirupnya  radionuklida  tersebut. Radionuklida yang terdispersi dalam kepulan asap diudara (plume) akan melalui proses deposisi ke permukaan tanah dan peluruhan radioaktif. Radionuklida dapat kembali terhirup oleh manusia karena  terjadinya  gangguan  yang  disebabkan  oleh  angin  dan  manusia.  Di  samping  itu,  deposisi radionuklida  ke  dalam  tumbuhan  dan  tanah  akan  menyebabkan  perpindahan  radionuklida  ke bahan pangan manusia.
Tindakan protektif yang bisa kita lakukan untuk mengatasi apabila terjadi pelepasan radionuklida tersebut adalah dengan cara: pemberian  tablet  jodium,  dekontaminasi  personil,  sheltering (berlindung  di ruangan  dengan  ventilasi  minimum),  dan  evakuasi.  Sedangkan  tindakan  tunda  (late  counter measure) dilakukan dengan melakukan dekontaminasi area, pembatasan makanan (food banning) dan relokasi. Tujuan protektif itu adalah untuk mitigasi konsekuensi radiologis yang terjadi terhadap lingkungan dan manusia.
Tentu saja persebaran radioaktifnya dipengaruhi oleh kondisi  meteorologi  tapak  yang  meliputi  kecepatan  angin,  arah  angin,  dan stabilitas cuaca; dan kondisi lingkungan tapak yang meliputi kerapatan dan distribusi penduduk, produksi pertanian dan peternakan penduduk lokal, dan konsumsi hasil pertanian dan peternakan setempat. Hanya itu yang aku dapat, mungkin persebaran random dari radiasi membuat aku ikut random dalam menentukan sebuah prioritas, aku masih belum bisa memilih mana yang harus diutamakan, akhirnya sekitar pukul 16.35 aku berkunjung ke pabrik roti di Banguntapan, sepertinya tidak ada tanda-tanda dia akan marah seperti postulasi dalam jurnal yang telah aku baca, rumahnya sederhana, pabriknya bersih dan satu hal dia mengandalkan sekali apa yang namanya makanan halal, sehingga semua produknya mengandalkan kehalal-halalan.
Tepat pukul 18.45 kami sudah sampai di sekre, lagi-lagi aku ditemptakan pada pilihan sulit aku diajak untuk ikut outbound yang pagi telah gagal, tapi setidaknya aku bisa menyusul dengan temanku, disisi lain kakak ku menyuruh aku untuk segera pulang, entah apa yang aku pilih sebagai seorang anak yang berbakti pada orang tua aku segera pulang dan tidak jadi untuk ikut outbound, aku ingat sekali pesan ibu untuk menuruti kaka mu selama di jogja ini, dan menganggap kakak adalah orang tua keua setelah amah dan apa.
Ternyata aku salah memilih rupanya setelah aku sampai di rumah yang paling tua satu komplek, sang kaka sudah pergi tanpa meninggalkan jejak, aku terpaksa dam diruang tamu, tidak bisa masuk ke kamar karena kunci kamar dibawa oleh kaka ku, sampai waktu yang tidak ditentukan sampai mata ini terpejam.
Aku tak ingin hidup ini random, karena suatu yang random akan menunjukan ketidak jelasan, aku ingin hidup ini bisa ditentukan, meniti jalan sesuai apa yang yang kita inginkan semuanya bisa diusahakan. Kita hanya bisa berencana tapi tuhanlah yang menentukan.
Tumblr media
0 notes