diniaputri
diniaputri
duniadinia
252 posts
Dinia bukan Dini😊Because writing more have feelings // Medical student // Indonesia//diniaaput.wordpress.com
Don't wanna be here? Send us removal request.
diniaputri · 1 year ago
Text
Tumblr media
0 notes
diniaputri · 1 year ago
Text
Assalamu’alaikum my tumblr❤️
Postingan terakhir, 5 tahun lalu saat menikah. Bionya masih med student, gpp insyaallah doa long life learner.
Hehe iyaaa! I am now a doctor, a wife and a mother.
Welcome back to my wernicke area;
0 notes
diniaputri · 5 years ago
Text
Wedding Reception
Tumblr media
Part 3 #Wedding Reception. The beauty of togethernes.
Resepsi pernikahan kami. The beauty of togetherness / everyone present was happy / thousands of invited guests pray for kindness, may it be blessing for our marriage / all look elegant-sweet, all wrapped in shades of brown according to my favorite color ❤
Setelah touch-up, ganti pakaian resepsi (bedanya sekarang udah satu ruang make up…
View On WordPress
5 notes · View notes
diniaputri · 5 years ago
Text
Prosesi Adat Sunda
Tumblr media
Part 2 #Prosesi Adat Sunda. Warmth and beauty in culture❣️
Siger sunda//ngabageakeun (melati)//sungkeman//nasi punar//huap lingkung//betot bakakak//saweran//mapag pangantèn//. Itu semua rangkaian adat sunda yang ada di hari pernikahan kami. Sebenernya aku ga terlalu mengerti simbol-simbol adat sunda dan artinya, ga percaya juga akan mitos/kebenarannya. Tapi bagiku ya, ini hanya tradisi yang…
View On WordPress
2 notes · View notes
diniaputri · 5 years ago
Text
AKAD
Tumblr media
Part 1 #akad
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamiin…
Minggu, 15 Desember 2019. Sesuai rencana, sesuai dengan qadarullah tertulis Dinia & Rotala dijodohkan, menikah di hari tersebut, di jam tersebut. Insyaallah. Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan yang paling penting adalah ‘khidmat’.
Aku mau cerita all about tentang…
View On WordPress
1 note · View note
diniaputri · 5 years ago
Text
Sebulan Yang Lalu, Adalah Tanggal 15.
15 Januari 2020,              
Hari ini tepat 1 bulan usia pernikahan aku dengan Rotala, suami tercinta. Sejauh sebulan ini, rasanya bagiku banyak sekali perubahan dalam menjalani kehidupan, entahlah bagaimana menurut suamiku. Dari mulai habit keseharian, rasa keutuhan saling memiliki sehingga timbul rasa tanggung jawab terhadap suami, secara rohani mungkin bisa dikatakan lebih tenang ada seseorang yang menjaga, baik buruk, benar salah ga sendirian lagi.
               Aku ingin menyampaikan, saat berangan-angan membayangkan suatu pernikahan impian… mimpiku ingin menikah dalam keadaan diri sudah ‘mantap’ terutama dalam hal ibadah, pembentukan diri. Mungkin sudah berhijab lebih syariah, bersikap lebih agamis lagi (selayaknya seorang muslim-muslimah yang baik), lebih dewasa mengatur ego dalam berbuat; mengurangi hal yang ga berfaedah banyak seperti berlama-lama liat instagram atau nonton youtube konten yang kurang berfaedah, ga keseringan mager leha-leha, disiplin/rapi terhadap task atau target tujuan. Itu yang selalu aku targetkan, insyaallah, mungkin itu usahaku untuk memberikan sebaik-baiknya diri ini untuk suamiku.
               Hari demi hari dilewati, sampai akhirnya tiba hari diucapkannya janji suci antara kami. Mimpi yang disebutkan tadi bukanlah tidak tercapai. Justru dengan pernikahan ini, dengan cara Rotala bermaksud ingin memilikiku, aku percaya penuh kepada Rotala bahwa dia bisa membawaku mencapai mimpiku itu. Aku tidak menuntut kesempurnaan, tapi itulah definisi ideal-nya aku. Kita harus slalu berusaha mencapai itu, sebaik-baiknya diri kita yang mampu kita lakukan.
               Bukan menuntut untuk tercapai sekarang juga, semua adalah proses, sabar. Kita akan bersama merajut kehidupan pernikahan ini hari demi hari, sampai syurga tujuan kita nanti. Insyaallah.
               Tapi aku punya keyakinan, bahwa hal-hal ajaib pertolongan Allah itu nyata adanya tapi tidak slalu harus tampak. Taukah apa yang aku fikirkan saat suami mengucap janji akad nikah? Aku ingin tahajud, aku ingin rutin salat duha, aku ingin memperbaiki ibadah-ibadah wajib dan menambah sunnah tepat setelah aku berstatus menjadi seorang istri. Karena aku pernah merasakan nyata, dan sangat percaya, ketenangan dan kebahagiaan datang dari situ.
               Hehe, sumiku…
               Bahasan kali ini terlalu berat dan serius ya? Pindah yuk
               Semenjak tinggal bersama di hunian kecil ber-bed ukuran 2 person, berdapur, dan khususnya bermesin cuci wkwk banyak hal and to do list baru dalam hidupku. Yaaa tidur jadi berdua hihi, pada dasarnya jadi banyak ‘melayani’ hehe; “sayang, mau apa? Ini itu mau bagaimana?” – “kamu harus bla bla bla ya, ini udah aku siapin” – “iya siap yang, iya mangga…”, nyuci piring dan all perabotan setelah kami pakai, pas ada waktu pasti nyangu dan berfikir keras belajar masak-mau masak apa, daaan nyuci-jemur-nyetrika. And all bukan buat seorang diri aja, tapi ber2.
               Sekarang jujur-jujuran aja bagaimana drastisnya keseharian aku yang dari kecil di rumah ada bibi, yang bahkan ngepel luar rumah aja sesekali kalo subuh pas idul fitri doang karena bibi libur lebaran. Tapi aku bisa ko nyuci ‘banyak’ (wkwk basic pernah boarding school) tapi buat cucian seorang diri aja aku merasa numpuk dan capek dengan alasan yaaa kegiatan sehari-hari capek, jadwal padat, kaya sekarang hehe. Belum lagi kalo nyuci, sampai baju dipakai harus disetrika pula. Akhirnya londri deh atau dibekel ke rumah tuh cucian pas aku boarding school, karena biar ga ngeganggu kegiatan sekolah kita. Sisanya disana aku belajar dan nempel sampe sekarang jadi mandiri tapi sebatas untuk tanggung jawab seorang diri aja. Menurut aku sih, adanya bibi seperti selama di rumah itu juga karena Mamah punya pekerjaan kegiatan yang dengan mengerjakan pekerjaan rumah sebanyak dan secapek itu akan mengganggu kegiatan keseharian Mamah. Tanpa mengurangi skill atau peran mamah sebagai istri. Mamah seseorang yang bisa masak, bisa melakukan semua pekerjaan rumah. Aku ga bisa masak, kurang ilmu-kurang belajar tentang memasak selama bertahun-tahun menempuh pendidikan ini, dan menurutku yaaa masak juga bukan sekedar feel atau skill aja, tapi memang harus dipelajari. Dan aku meminati itu, semoga diberi waktu luang untuk belajar masak.
               Jadi semenjak jadi istri nih ya, banyak hal and to do list baru dalam hidupku tuh aku jadi suka nyuci, jemur, nyetrika, bebersih beberes rumah, langsung cuci parabot/piring setelah kami pakai, mikirin makan dan sarapan atau mau belajar masak apa. Sambil koas. Dan yang paling menantang adalah, mengajak dan saling mengingatkan suami buat sgala hal-hal; ibadah, belajar.
Masyaallah… tapi indahnya pernikahan, setiap secapek apapun, kembali lagi ke hakikat ‘berbakti’ atau ‘kewajiban istri’ atau ingat bahwa aku mencintai suamiku, dan ridho Allah terhadapku ada pada suami. Kalo dirasa belum indah, sabar aja…. Yakinlah bahwa suami adalah orang paling mengerti kita, bukan?
               Tapiiiii, hal-hal indah jauh lebih mengisi hari-hari setelah menikah ko insyaallah, suami jadi teman keseharian banget, keluhan-keluhan internal dan external pasti dia terima dan atasi, pokonya ‘belahan jiwa’ bgt deh wkwk. Setelah menikah baru akan merasakan definisi dua jiwa/pribadi yang berbeda melebur menjadi satu, seperti yaaa Rotala ada dalam diri aku, gakan bisa lepas darinya…
               Selamat tanggal 15 ya, suamiku, Rotala Alfarisyi, yang sebulan lalu mengucap akad disampingku.
Tumblr media
Next chapter (pengen share/nulis):
- nikah dan segala persiapannya
1 note · View note
diniaputri · 6 years ago
Text
My life has never been...and I don't want to be “free”.
Because I'm comfortable w/ thinking about u ❣️
Berharganya ucapan, selamat tidur & selamat malam. Thats the most favorite greeting for better tomorrow.
“Freedom, is to sleep at night without thinking about someone.”
3K notes · View notes
diniaputri · 7 years ago
Text
“aku ini cuma bisa diam untuk sementara, saat aku merasa tidak enak”
Diam yg demikian adalah salah satu cara berhati-hati...karena gamau sedikitpun nyakitin km, ngeselin km, atau buat km marah.
Aku takut akan hal-keadaan itu, hal yang sama sekali gamau itu terjadi. Yang justru makna kehadiran adalah untuk tujuan bahagia kan? Bukan untuk hal kaya gini:’)
Obat yang manjur memang: slalu lihatlah kebaikan orang lain, yg baik2nya, yg indah2nya. Dan redam ego, tawadlu’.
Tapi kadang kalo kita diam, mau tambah miskom? Ya, diam kan hanya salah satu cara. Tapi ini cara terbaik maybe, biarkan hati nurani melawan ego, saling memperbaiki diri dari dalam.
Mah, pak...kadang aku ingin pulang. Tapi, sejatinya aku bahagia ko, sure. Insyaallah, pasti. Karena itulah, makna terdalam cinta. Aku percaya:)
3 notes · View notes
diniaputri · 7 years ago
Text
A person feels appreciated enough by time. Time you have given. He gave up the seconds of his life for you. The time he has in a day is not 24 hours away.
——
Seseorang merasa dihargai cukuplah oleh waktu. Waktu yang diberikan seseorang untukmu. Dia melepaskan detik-detik (walau dalam hitungan detik, sebentar saja) hidupnya untukmu. Waktu yang dia miliki dalam sehari bukan lagi 24 jam.
Begitulah orang mengahargai seseorang.
Seberapa besar kamu berharga menurutnya ~ seberapa besar waktu yang seseorang (dia) relakan untukmu.
10.41
1 note · View note
diniaputri · 7 years ago
Text
Semoga Hari Ini, Harga Maaf Tak Semahal Kemarin
Suatu hari, kamu mungkin menemukan dirimu merasa kesulitan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sebab yang dilakukannya terhadapmu bisa apa saja: mengkhianati kepercayaan, melanggar janji, menertawakan mimpi, mematahkan semangat, menyakiti dengan kata atau sikap yang tidak disadarinya, atau bahkan memasuki pintumu terlalu jauh lalu membuat kekacauan di dalamnya. Bagaimana pun, jika memang memaafkan menjadi sesulit itu, maka sebabnya mungkin memang bukan sebab-sebab yang biasa hingga kamu pun tersakiti sedemikian dalamnya dan maaf itu jadi tak mudah untuk diberikan secara cuma-cuma. Hatimu terluka, hingga rasanya berat bagimu untuk mengingat apa-apa yang telah terjadi sebelumnya dan memaafkan semuanya.
Entah bagaimana, luka-luka di hatimu bertransformasi menjadikan dirimu seseorang yang belum pernah kamu kenal sebelumnya. Kamu pun terkaget-kaget sebab caramu bersikap dan berkata-kata menjadi sangat berbeda, baik dalam interaksi tatap muka atau pesan singkat di dunia maya.
Kamu merasa tidak kenal dengan dirimu yang pemarah, tapi di hari-hari itu, entah mengapa kesalahan kecil pada orang yang menyakitimu itu menjadi mudah terlihat besar, pun dengan kebaikan kecilnya, kamu merasa itu menjadi tidak ada artinya.
Kamu merasa tidak kenal dengan dirimu yang dingin, mudah marah, dan tidak ramah, tapi di hari-hari itu, entah bagaimana, kamu malas untuk beramah tamah, malas menanggapi, dan malas berinteraksi, sebab mungkin, jika semua itu dilakukan, energimu akan habis tak bersisa.
Kamu merasa tidak kenal dengan dirimu yang menyederhanakan kata-kata dan bicara seperlunya, tapi di hari-hari itu, entah bagaimana, kamu merasa tidak perlu membicarakan atau menceritakan apa-apa, sebab untuk membagikan senyum saja rasanya melelahkan luar biasa.
Energi saat sulit memaafkan orang yang menyakitimu ini ternyata besar, sangat besar! Jika boleh, mungkin kamu ingin menggunakannya untuk berteriak di depan mukanya, menyampaikan marah, sedih, kecewa, dan seluruh perasaan yang lainnya, hingga bahkan membentak dan menyuruhnya pergi sejauh yang tidak bisa kamu temukan lagi. Tapi, secercah kebaikan, ketulusan, dan kelapangan yang masih ada di sudut hatimu yang lain menahannya, sebab hatimu memahami bahwa jika kamu melakukan semuanya, maka yang berperan adalah hawa nafsumu, bukan hatimu yang seluas lautan langit itu.
Sepagi ini, sudahkah kamu mengambil waktu untuk berdua saja dengan dirimu lalu bertanya pada hati kecilmu tentang apa kiranya yang membuatmu menjadi demikian?
Kamukah itu orangnya, yang memupuk amarah di dalam hati hingga tersakiti sendiri? Kamukah itu orangnya, yang menggenggam benci hingga untuk menerima kebaikan ruangnya menjadi tak tersisa lagi? Kamukah itu orangnya, yang menaikkan harga maaf hingga tak mampu terbeli oleh orang yang bersalah kepadamu? Kamukah itu orangnya, yang menjadikan kesal dan amarah sebagai bahasa ibu?
Bukan, sayang! Itu bukan kamu, bukan dirimu, bukan hatimu! Sebab, sebagaimana sebelumnya, kamu adalah orang yang wajahnya teduh dan meneduhkan, kata-katanya tenang dan menenangkan, dan hatinya luas seluas lautan. Maka, meski ia menyakiti hatimu, meruntuhkan seluruh benteng pertahananmu, dan meninggalkan luka yang berdarah di hatimu, maafkanlah dan didiklah hatimu untuk menjadi yang bermudah-mudah dalam memaafkan. Kamu tahu, pemenang bukanlah yang menunggu orang lain meminta maaf dan melonjakkan harga maaf menjadi sedemikian mahalnya, tapi yang lebih dulu memaafkan dengan tulus dan tanpa banyak pertimbangan.
Bagaimana pun, ia yang menyakitimu atau siapapun itu tidak ada yang sejak awal sudah berniat ingin menyakiti, sebab pada awalnya ia mungkin tidak sengaja, tidak bermaksud membuatmu terluka, juga tidak ingin mengacaukan ruang-ruang hatimu sedemikian rupa. Hanya saja, setiap kejadian adalah ketetapan, sebab Allah ingin kamu belajar. Sudah cukup kamu menuruti egomu, sekarang selesai dan maafkanlah, ya! Seperti halnya dirimu, setiap orang memang berpotensi mengecewakan, berpotensi juga untuk melakukan kesalahan. Tapi, semua orang juga berhak untuk termaafkan.
Lalu bagaimana jika semua masih terasa sulit? Maafkanlah dirimu sendiri terlebih dahulu yang telah bersalah pada diri dan Penciptamu sebab terlalu mudah mengikuti hawa nafsu. Kabar bahagianya, Dia Maha Pemaaf dan tak ada yang sulit bagi-Nya untuk membuatmu mudah memaafkan. Selamat berjuang, semoga hari ini harga maaf tak semahal kemarin :”)
418 notes · View notes
diniaputri · 7 years ago
Quote
‘Aisyah dan Hafshah pun cemburu, mereka berkata “ kami adalah para istri nabi dan putri putri pamannya.” hal itu lekas diadukan Shofiyyah kepada nabi dan beliau berkata : tidakkah kau katakan وكيف تكونان خيراً مني ؟ وزوجي محمد وأبي هارون وعمّي موسى ) . Bagaimana bisa kalian lebih baik dariku? Suamiku adalah Muhammad, Ayahku adalah Harun, dan Pamanku adalah Musa.
Shofiyyah adalah istri nabi yang berasal dari keturunan Yahudi. Yang beliau nikahi setelah penakhlukkan khaibar.
Tidak hanya itu, rasa cemburu terhadap Shofiyah juga pernah muncul dari Zainab. Ketika itu keluarga besar Rasulullah berangkat bersama untuk menunaikan Haji Wada’. Unta yang dikendarai Shofiyah kelelahan hingga tak mampu berjalan. Sementara itu, unta Zainab binti Jahsyi berlebih. Rasulullah meminta Zainab memberikan salah satu untanya untuk membawa Shofiyah. Namun Zainab menjawab ketus, “Akankah aku memberi kepada seorang perempuan Yahudi?”
Kata-kata itu berbuntut panjang. Rasulullah menegur zainab atas kalimat pedasnya. Tak hanya itu, beliau tidak mendatangi Zainab selama tiga bulan hingga zainab sangat menyesal.
Shafiyah radhiallahu ‘anha memang dari bangsa Yahudi yang sangat dibenci oleh kaum muslimin. Akan tetapi Shafiyah radhiallahu ‘anha termasuk dari keturunan yang terhormat, nasabnya sampai pada Nabi Harun ‘alaihissalam dan bersambung sampai Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Darah Yahudi-nya menjadi celaan bagi Shafiyah diantara istri-isri Nabi. Ia sering mendapatkan perkataan yang kurang menyenangkan mengenai dirinya, itu karea dia berasal dari bangsa Yahudi.
Sebagaimana kisah yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Abu Bakar radhiyallahu’anha. Yaitu tatkala Hafshah binti Umar radhiallahu ‘anha mengejeknya dengan berkata “perempuan Yahudi!”, Shafiyah lalu sedih, menangis dan mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian Rasul menghiburnya dengan berkata,  “Engkau adalah anak Nabi (Harun ‘alaihissalam), pamanmu adalah Nabi (Musa ‘alaihissalam), dan saat ini suamimu adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Wanita, setinggi apapun iman nya. Ia tetaplah seorang wanita yang diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok—
Artinya setinggi apapun imanya, ia tetap memiliki kekurangan bahkan rasa cemburu terhadap wanita lain.
Karena dahulu ‘Aisyah radhiyallahu'anha pernah cemburu terhadap khadijah Radhiyallahu'anha dengan kecemburuan yang sangat..
Dahulu ‘Aisyah juga cemburu terhadap shafiyyah dan memecahkan mangkuk makanan milik shafiyyah…
‘Aisyah juga pernah cemburu kepada ummu salamah radhiyallahu'anha dan pernah memecahkan mangkuk makanan milik umm salamah..
Dan ummu salamah juga seorang wanita yang memiliki kecemburuan yang besar. Karenanya Rasulullah shallalahu'alaihiwasallam berdoa agar Allah menghilangkan kecemburunya…
Dan seluruh wanita anshor adalah pecemburu.
Rasulullah mengatakan “إن فيهم لغيرة شديدة” Pada diri mereka terdapat kecemburuan yang sangat.
Sarah…
Dan Sarah istri nabi Ibrahim 'alaihissalam cemburu terhadap hajar.. Padahal sarah lah yang menyuruh Ibrahim menikahi hajar.
Jadi, percalah setinggi apapun iman seorang wanita, ia tetaplah wanita dari anak anak adam 'alaihissalam. Inilah rahasia seorang wanita yang terkadang sulit untuk mereka akui.
Berapa banyak kita mendengar dengan sebuah ungkapan bahwa seorang wanita itu mampu menahan cintanya  atau merahasiakan cintanya selama bertahun-tahun. Namun ia akan sulit menyembunyikan perasaan cemburunya meski itu sebentar.
Tapi, sekali lagi ini bukan menunjukkan kelemahan seorang wanita namun lebih kepada inilah tanda kesempurnaan seorang wanita. Karena kecemburuan adalah tanda kesempurnaan cinta. Mustahil seseorang yang mengaku cinta terhadap kekasihnya namun tidak memiliki cemburu. Jika hal itu terjadi, maka cintanya perlu dipertanyakan. *bagi saya ini manis
dan saya sedang cemburu, tidak apa-apa kan??
Desember akhir || 22.25
(via andromedanisa)
262 notes · View notes
diniaputri · 7 years ago
Quote
Selagi aku belum kehilangan rasa. Tolong jaga apa yang aku titipkan kepadamu. Semua rasa tulus, serta kepercayaan hati yang aku berikan pada masa itu. Jangan melupakan apa yang kita perjuangkan dari awal. Jangan mengabaikan apa yang kita kukuhkan semenjak kita berikrar. Cinta tak seharusnya dibuat janggal. Perasaan tak senaif itu untuk dibuat terlantar. Tolong—cinta bukanlah perihal yang semudah itu kamu permainkan.
Arief Aumar Purwanto (via sajaksesak)
1K notes · View notes
diniaputri · 7 years ago
Text
Dosa adalah penghalang kebaikan. Maka ketika kamu menemukan dirimu sudah jarang baca Al-Qur'an, jarang bangun malam, jarang puasa sunnah, dan terlambat shalat subuh, jangan-jangan ada dosa yang menghalangimu.
— Taufik Aulia
4K notes · View notes
diniaputri · 7 years ago
Text
Kelak akan ada yang lebih kita sesali dari melakukan kesalahan, yaitu melewati waktu tanpa berbuat kebaikan.
— Taufik Aulia
2K notes · View notes
diniaputri · 8 years ago
Text
Iringi tumbuhku...
Ntah aku yang tumbuh dan tidak pernah salah dihadapan bapak
Ntah aku yang tumbuh, pernah salah, tapi kerasnya bapak selalu diselimuti kehangatan
Ntah aku yang tumbuh, salah ataupun tidak, tapi aku slalu lari pada mamah dengan kelembutan hatinya
Yang jelas terlalu jarang bahkan tidak pernah, aku mendengar nada bicaranya meninggi. Atau aku lupa karena detik itu pula langsung meredam dengan diam, ma'af, dan sebuah pelukan.
Detik ini, aku kangen. Kangen diiringi tumbuhnya, hidupnya... oleh bapak & mamah.
1 note · View note
diniaputri · 8 years ago
Quote
Menurut saya, tidak ada beda antara sebutan/panggilan ‘cewek’ dan ‘akhwat’.
Selama ini orang-orang mendeskripsikan ‘akhwat’ sebagai muslimah yang berkhimar lebar, ‘wow’ luar-dalam, dan sudah ngaji di sana-sini.
Padahal bisa jadi banyak sekali perempuan yang tidak berkhimar lebar, namun amalan-amalan mereka sangat mempesona dan kedalaman ilmu syari'at mereka membuat kita iri.
Saya rasa, setiap perempuan yang beragama Islam berhak dipanggil akhwat.
Jika orang-orang memanggil atau menyebut saya sebagai ‘akhwat’ hanya karena khimar saya yang lebar, maaf. Maaf, saya hanya perempuan biasa, yang tidak ingin dibebani oleh ekspektasi.
(via bringmetojannah)
Nah. Ini mau Nai tulis tapi ga sempet-sempet. Mewakili~
(via nailymakarima)
menurut saya, pemilihan antara kata cewek dan akhwat sama saja dengan pemilihan antara kata perempuan dan girl.
lha, yang beda ini asal bahasanya thok, lhooooo ._.
(via sendingfailed)
Lha yo tha Kak Dir @sendingfailed. Heran e. *geleng-geleng elegan*
(via nailymakarima)
Nah!
Ini cuma beda bahasanya doang kan~
Ya sama juga dengan sebutan ‘ukhti’ atau ‘mbak’.
Yang berkhimar panjang & lebar dipanggil ‘ukhti’, yang berkhimar pendek atau gak berkhimar dipanggil 'mbak’. *geleng-geleng elegan*
(via bringmetojannah)
Saya juga, tidak ada beda antara panggilan 'ikhwan’ dan 'cowok’. Ga suka kalau ada yang membeda-bedakan, dia ikhwan, dia bukan ikhwan, dia akhwat, dia bukan akhwat. Lha terus apa? Masa banci 😬
Namun, lebih baik kita dudukkan pada tempatnya masing-masing. Cowok-cewek adalah tentang jenis kelamin. Sedangkan ikhwan-akhwat menegaskan hubungan, sebagai saudara. Saudara laki-laki, saudara perempuan. Kalau dalam konteks yang sering dipakai di kalangan anak-anak aktivis dakwah, istilah ikhwan-akhwat menegaskan hubungan atas dasar iman.
Yang perlu dicatat, ikhwan-akhwat sama sekali bukan tentang derajat keshalihan. Untuk dianggap/dipanggil ikhwan, seseorang gak perlu jadi aktivis dakwah atau berpenampilan super syar'i. Dia cukup beriman dan loyal kepada keimanannya. Yang celana cingkrang dan yang ga cingkrang sama-sama ikhwan selagi menjaga shalatnya.
Itu. ✌️
(via taufikaulia)
588 notes · View notes
diniaputri · 8 years ago
Quote
Diantara kewajiban seorang Ayah bagi anaknya adalah memilihkan ibu yang shalihah untuknya, setelah itu baru memilihkan nama yang baik, dan pendidikan adab yang baik
 Adanya ibu yang shalihah menjadi pilar anak sholeh. Maka jika kita telah terlanjur dipilih, berusahalah sebaik mungkin untuk menjadi ibu yang shalihah itu~ (via rahmaisna)
Saat aku ngereblog ini. Serasa waktu semakin dekat untuk menjadi seorang ibu.
Eh din, jadi seirang istri dulu kali😂
63 notes · View notes