gausah serius, ini fiktif belaka, cuma catatan harian liar tanpa aturan punyanya anak kecil ingusan yang ingin ke Camp Nou
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
(Aku) Seorang Pengecut
30 HARI BERCERITA: HARI KE-SEMBILAN/ 6 FEBRUARI 2019

Dulu saya sering terheran-heran dengan halayak teman-teman yang curhat masalah percintaanya, telinga saya rasanya sudah beralih peran menjadi buku diary mereka, hal tersering yang telinga saya temui dari ucapan mereka yakni bermusuhan dengan pacarnya hanya karna hal sepele. Tahukah kalian, aku tak habis heran mengapa hanya sekedar pacarnya menyukai postingan perempuan selainnya harus seheboh itu bermusuhan
“gak suka aja ganjen like-like foto cewe”
“ya gak apa apa atuh, kan temennya, masa dia harus kamu rubah jadi manusia keinginan kamu” -aku
“ih tapi yang dia like itu nya cewe lain”
“ya mungkin selebgram, gak apa apa atuh” -aku
“bukan dhi, dia follow cewe itu, tapi cewe itu gak follback dia, terus buat apa coba di like gitu”
“ya mungkin fotonya bagus” -aku
“ah elu mah gak ngerti, gapernah nge stalk sampe segitunya yaa? ya pokonya gua gasuka aja dia gitu, gua kurang apa, pacaran aja sama cewe yang itu”
Dari contoh di atas saya berfikir, segitunya kah cemburunya seorang perempuan? Apa karna status saya yang hanya menjadi pendengar kala itu? Apakah seorang kekasih harus dibentuk menjadi apa yang diinginkan? Saya pikir mereka yang seperti teman-teman saya itulah yang pengecut, tidak percaya diri bahwa telah dipilih untuk menang diantara perempuan perempuan lain. Itu dulu. Ya, itu pemikiran saya dulu.
Kini saya pun menjadi ultras pengecut sama seperti teman-teman saya dahulu. Dan kasusnya pun sama. terdengar sepele bukan? Namun setelah saya rasakan, memang betul sedikit membuat sesak berkepanjangan. Entah apa maksudnya kamu berlaku sama seperti orang yang diceritakan teman saya. Namun kini saya mengerti yang dahulu mereka rasakan.
Telah dipilih bukan berarti selamanya aman. Dalam riwayatnya pun hati manusia diciptakan berbolak-balik. Saya mengerti ketakutan mereka, digantikan lalu dilupakan. Saya akui, saya pengecut. Saya akui, saya tak sepertinya.
Saya akui juga kehebatan teman-teman saya yang sanggup hati menahan rasa kacau melakukan hal stalking, jujur saja sebagai golongan pengecut yang baru, saya tidak sanggup.
Lanjutkan saja sayang, aku tak akan mengganggu. Carilah sesuai yang kau mau, satu, dua, atau bahkan ratusan wanita sekalipun tak apa. Anggap saja aku tidak tahu, aku tidak akan bermusuhan denganmu seperti teman-temanku dan aku tak akan mencari tahu lagi, bebas sesukamu.
Aku tidak berharap kamu membaca ini, namun jika iya pun, aku suka orang yang bertanggung jawab, tidak kelimpungan menghilangkan jejak dengan cara tidak mengikuti perempuan itu lagi seperti perempuan pertama yang seketika langsung kau hilangkan dari daftar yang kau ikuti setelah aku menanyaimu walaupun secara tidak langsung. Kau pikir aku tak tahu? Jika kau bertanggung jawab ku harap kita bisa bertukar pikiran atau argumen. Sapa aku saja sayang.
Saya akui, saya pengecut.
Namun bukankah seorang pengecut pun punya hak untuk pergi?
Haruskah aku pergi sekarang agar kamu leluasa?
Sekali lagi saya sampaikan. Saya akui, saya seorang pengecut.
Terimakasih.
Aku sayang kamu.
4 notes
·
View notes
Text
Maaf (2)
30 HARI BERCERITA: HARI KE-DELAPAN / 22 JANUARI 2019
Hari ini tak banyak, hanya maaf mungkin aku ucapkan. Hari ini aku ceritakan padamu sepulang berkegiatan aku sudah makan 2 buah roti berturut turut dengan mentega dan meses coklat kesukaan ku. Sesederhana itu aku berbagi cerita. Namun sesulit itukah dibagi cerita oleh mu? Maaf membuat mu mencurahkan cerita cerita mu hari ini di media akun burung biru muda itu. Aku selalu menunggu, menunggu, dan menunggu apapun itu keluhkesahmu. Sadarkah dengan secepat kilat aku membuka pesan darimu hari ini? Karna aku tau kau sedang rapuh. Aku selalu disini, menunggu sepenuh hati apapun bentuk cerita mu. Entah kalau kamu. Sepertinya aku mulai tidak berguna. Maaf.
1 note
·
View note
Text
Maaf
30 HARI BERCERITA: HARI KE-TUJUH / 28 DESEMBER 2018

Saya gak ngerti sama diri saya sendiri yang niat gak niat keliatannya buat nulis 30 hari bercerita. Jauh sekali ya rasanya dari hari ke enam ke hari ke tujuh,Kurang lebih sepuluh bulan vakum dari 30 hari bercerita, ya berhubung tumblr bisa diakses kembali, sedikit bercerita walaupun sudah bosan menungu cerita dari aku gak apa apa kan? hehe
Sebenarnya bukan karena tumblr yang diblokir pemerintah saja sih, alasan utamanya karena sibuk dengan rutinitas baru yang gak salah lagi. K U L I A H.
Tapi aku mau bercerita:
Kepada tumblr aku sampaikan, apakah kamu tahu selama kepergianmu aku pernah keluar dari rumah seminggu lamanya dan tinggal lain tempat? Kepada tumblr aku sampaikan, apakah kamu tahu keluh kesahku selama di bangku perkuliahan? Kepada tumblr aku sampaikan, apakah kamu tahu pada postingan ini gambar itu diambil dari mana? Tenang aku akan ceritakan semuanya.
Selama sepuluh bulan kemarin aku berbagi cerita ke panglima tempurku seperti biasa. Maaf beribu maaf kuucapkan kepada tumblr yang telah aku selingkuhi perihal cerita bercerita. Maaf beribu maaf kuucapkan kepada tumblr yang telah aku selingkuhi perihal guyonan-guyonan yang sering aku keluarkan kini di twitter. Maaf beribu maaf kuucapkan kepada tumblr yang telah aku selingkuhi perihal posting memposting gambar yang ciamik yang awalnya ku prioritaskan untuk post pada mu, aku sajikan di instagramku.
Maaf beribu maaf kepada kamu. Ya kamu, entah itu panglima tempurku atau siapapun orang lain, menunggu hidupmu diceritakan ataupun menunggu cerita demi cerita dari sisi yang berbeda dari aku yang sebenarnya.
Maaf. Aku perbaiki.
3 notes
·
View notes
Text
Aku yang Salah
Untuk setiap waktu-waktu perih yang kau jalani sendiri.
Untuk setiap tangis yang tak kuseka lagi.
Untuk setiap langkahmu yang tak ditemani lagi.
Untuk setiap bahagia yang tak bisa dibagi berdua lagi.
Untuk setiap luka yang harus kau hadapi sendiri.
Untuk setiap saat-saat terpurukmu,
Sayang; Aku minta maaf karena tak bisa menghadirkan bahagia yang lebih lama.
Sayang, sebarkan berita buruk tentangku. Karanglah cerita menyakitkan yang begitu pilu dan aku adalah pelaku utamanya. Ceritakan kejelekanku pada orang-orang terdekatmu. Ceritakan hal-hal jahat yang pernah tak sengaja kulakukan kepadamu. Sumpah serapahkan aku. Menangislah di pundak sahabatmu dan buat mereka ikut membenciku. Ceritakan itu semua, sayang. Ceritakan. Selama itu membuatmu mampu bangkit lagi setelah perpisahan ini; Aku rela.
Selama itu bisa membuat orang-orang jadi menemanimu dan kau tak harus menjalani hari-hari sendiri lagi, aku rela.
Dan Sayang; Maaf,
Aku yang salah.
542 notes
·
View notes
Text
“Mungkin yang paling menyakitkan adalah ketika kau terbangun di pagi hari, dan kau teringat tentang sesuatu yang sangat ingin kau lupakan di malam hari sebelumnya.”
— (via mbeeer)
979 notes
·
View notes
Text
“Kekalahan terbesarku adalah ketika kita saling menatap, tapi bukan aku yang ada dalam matamu.”
— (via mbeeer)
963 notes
·
View notes
Text
(Kali ini) Langit Ingkar Janji
30 HARI BERCERITA: HARI KE-ENAM / 24 FEBRUARI 2018

Entah kamu, atau memang langit yang ingkar janji, sehingga senja tak datang hari ini. Senja ada, namun tidak tampil dengan wujud yang biasanya. Semenjak hari ini aku berfikir:
Tenanglah saja sayang, Aku akan selalu melatih diri sendiri untuk menjadi perempuan yang mandiri sehingga jika realita berjalan seperti langit yang sudah tidak perduli akan senja nya lagi, aku akan bangkit kuat berjalan sendiri tidak seperti perempuan-perempuan lain yang terkurung nestapa, aku bisa mandiri.
Coba kamu fikir dimana posisi mu hari ini. Siapa yang membingungkan? aku? atau kamu? Maaf aku memang begini. Aku adalah jiwa yang tidak mudah mengutarakan apa yang aku ingin kan pada seseorang, aku tak ingin kamu repot, aku bisa mandiri. Namun di saat aku melakukannya sendiri, persepsi yang keluar adalah: aku tidak menganggap dirimu ada. Apa yang harus aku lakukan sayang? Maka aku ambil keputusan aku tak akan melakukan keduanya; mandiri maupun melibatkan kamu. Tenang, aku kuat memendam.
Hari ini aku memiliki kesimpulan:
Ternyata kamu sepenuhnya belum bisa mengerti aku.
Sekarang aku sadar, bahwa laki-laki yang mencintai aku dengan tulus adalah ayah. Walau dengan diamnya, ia selalu mencoba menjadi versi terbaik untuk menyayangi aku dengan cara yang ia punya.
0 notes
Text
Aku Ibaratkan Kamu itu Langit.
30 HARI BERCERITA: HARI KE LIMA / 17 FEBRUARI 2018

Hari ini aku bahagia. Apakah boleh ceritanya hanya segitu? hehe.
Hari ini kamu tau hari apa sayang? jika kau jawab hari sabtu, maka aku akan teriak dengan lantang “bukan”. Jika kamu tahu, beberapa tahun lalu tepat di hari ini aku mendengar ucapan janji dari seseorang yang tidak akan pergi namun akhirnya orang itu lenyap juga. Dan hari ini kenyataannya berbeda, aku tepat duduk dibelakang mu panglima tempur-ku. Aku akan selalu ingat hari ini, dimana aku menikmati akhir- akhir hariku di tanggal yang suram ini di atas sepeda motormu.
Tiada hal yang aku sukai selain duduk di belakangmu menikmati angin yang berhembus, mendengarkan ceritamu, menempelkan pipiku di pundakmu dan melihat senyumu dari balik spion. Aku selalu berharap dibalik mata mu yang memicing karena tersenyum sangat ikhlas itu, ada andil aku sebagai dalang di balik terciptanya. Mungkin ini alasan senja begitu tampil indah di penghujung sore ini. Salah satu alasannya karena senyum-mu itu. Jangan berhenti untuk terus tersenyum wahai langit, agar senja selalu bisa hadir menghibur hati semua orang yang menunggunya. Terimakasih selalu menerima senja apa adanya. Aku sayang kamu apa adanya.
1 note
·
View note
Quote
Langit akan selalu sama. Selalu menerima senja apa adanya. Serupa denganmu. Selalu membahagiakan tanpa pernah meminta dibahagiakan. Tanpa ku, kamu sempurna. Dengan mu, aku disempurnakan. Terimakasih, aksaramu menghangatkan tiap sudut ruang kosongku.
Kamu, sehari setelah hadirnya hari ibu. (via hujansaatsenja)
532 notes
·
View notes
Text
Aku mencintaimu, bagaimana caramu mendekatkan diri kepada tuhanmu
Aku mencintaimu, bagaimana caramu menghormati dan berbakti kepada kedua orang tuamu
Aku mencintaimu, bagaimana caramu menghargai saudara dan teman sejawatmu
Aku tahu, tak ada yang bisa dengan sempurna melakukan semua itu
Namun sekali lagi, aku mencintaimu
Mencintai caramu berproses sebagai seorang hamba yang taat dan itu lebih dari cukup meyakinkanku untuk menjatuhkan pilihan kepadamu
392 notes
·
View notes
Text
Coba Dengar Apa Kata Tulus
30 HARI BERCERITA: HARI KEEMPAT / 6 FEBRUARI 2018

Bener nih kayanya saya gacocok aja gitu kayanya jadi penulis, masa aja target 30 cerita dalam satu tahun, bisa nyebrang ke tahun yang baru lagi. Baru mau cerita keempat lagi. Yaudah deh maaf ya saya jadiin ini hari yang keempat.
Selamat datang kembali Februari! Akan aku kenalkan tokoh baru untukmu. Jadi, begini. Aku bertemu dia kurang lebih dua bulan lamanya. Terdengar singkat, namun sudah cukup dapat menutup luka ku karena nya. Bagaimana tidak senang bila dipertemukan dengan sosok seperti panglima tempur-nya Milea yang mencintai ia sederhana, namun beda. Namun maaf Milea, panglima tempurku lebih istimewa. Aku tanya, Pernahkah panglima-mu dengan sabar mengajarkanmu cara memilih busi motor yang baik, Milea? Pernahkah motormu dititipi makanan saat kamu kelaparan, Milea? Aku yakin tidak. Yaiyalah dhi, Milea kan gapake motor.
Aku senang. Intinya aku senang bertemu dengannya. Sudah cukup, gatau gimana aku jadi sulit merangkai kata-kata sekarang, tidak seperti dulu. Mungkin karna terbiasa dengan dia yang selalu menunjukkan aksi nyata bukan dengan kata-kata. Terimakasih sudah mau mampir. Terimakasih membuat Februari-ku keluar kembali dari kata suram.
Betapa istimewanya aku, Ia tak sedikitpun pernah marah ketika aku salah.
Namun coba dengar apa kata Tulus, panglima-ku. Bisakah kamu memandang aku yang sudah payah ya memang payah. Aku rasa kamu tidak.
Coba dengar apa kata Tulus, sayang. Jangan cintai aku apa adanya.
0 notes
Quote
Apabila masih terlintas untuk bermain-main dan sulit untuk tidak pergi, baiknya tak usah memaksa meminta aku membuka hati lagi.
(via mbeeer)
561 notes
·
View notes
Text
230917: Untungnya, kamu kesulitan melihat siapa aku di bawah remang penerangan lampu pju kampus. Lucunya, di bawah langit pukul 22.00 yang di gelar megah, Tuhan meramu skenario kecil, aku duduk di jok belakang motor kamu.
biasa saja memang.
tidak ada yang spesial.
tapi kalimat dari kamu 'Tenang aja gak apa-apa kok, gak ngerepotin.' membuat bagian akhir tulisan ini tertulis.
Hati-hati pulangnya ya orang baik!
0 notes
Text
Lirik Favorit
Kalau kebanyakan orang saat ini begitu mengidolakan ayat-ayat pada surah Ar-Rahman, saya juga. Tapi, ada ayat-ayat lain yang saya selalu tersentuh karenanya. Beberapanya, empat ayat terakhir surah Al-Fajr.
Allah SWT berfirman:
يٰۤاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ “Wahai jiwa yang tenang!” (QS. Al-Fajr: Ayat 27)
ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً “Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.” (QS. Al-Fajr: Ayat 28)
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى “Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,” (QS. Al-Fajr: Ayat 29)
وَادْخُلِيْ جَنَّتِى “dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr: Ayat 30)
Kenapa? Karena saya selalu tersentuh, bagaimana Allah selalu menerima dan menunggu kita untuk kembali bertaubat kepadanya. Bahkan Allah yang dengan lembut mengajak kita kembali. Allah dengan lembut mengajak kita menjadi hamba-hambaNya yang taat. Allah dengan lembut ‘meminta’ kita memasuki surgaNya. Dengan setiap dosa-dosa yang kita perbuat, yang dengan cukup satu dari sekian dosa itu saja mampu menjadikan alasan bagi Allah untuk memasukkan kita ke neraka, tapi Allah ‘meminta’ kita kembali.
Sudahkah kita memenuhi panggilannya?
2 notes
·
View notes
Text
Satu Hari di Bulan Februari
30 HARI BERCERITA: HARI KETIGA / 27 JANUARI 2017

Boro-boro jadi penulis kayanya, target 30 hari selalu ada cerita saja sampe aku lupa hehe. Tapi aku tiba-tiba ingat sesuatu.
Hai, apa kabar?
Aku harap kamu selalu baik-baik saja layaknya yang aku lihat saat ini. Kemarin-kemarin entah mengapa semuanya terasa sama, Setiap pertemuan kita, masih terasa seperti bersama dahulu. Kekonyolan mu masih tidak berubah seperti dulu. Senyuman mu tak berubah, masih sama seperti senyuman yang aku jumpai kala kita waktu itu. Aku selalu bisa menikmati detik-detik kita kemarin walau tak ada ikatan apapun. Rasanya sama. Percayalah. Aku tak bohong. Aku rindu. Mungkin memang benar apa yang ditulis di buku karya Brian Khrisna itu:
Kata mereka, kita masih terlihat hebat berdua.
Kata mereka, kita tetap serasi saat jalan bersama.
Kata mereka, kita adalah satu yang tak bisa menjadi dua.
Seharusnya kita menuruti apa kata mereka.
Maafkan aku jika aku terlalu kuat untuk mengingat.Aku ingat semuanya walau lebih banyak duka, tapi aku senang, kau ciptakan 1000 luka, dan kau juga bisa menghapusnya seketika dengan satu kebahagiaan. Namun satu kebahagiaan tak selalu kau ciptakan kala itu. Hingga aku lelah ditumpuk luka. Maafkan aku, aku menyerah.
Hari-hari kala tak bersama, rasanya selalu sama, hingga kamu bertanya “aku dan kamu itu apa?” aku sulit menjawab. Memang benar aku salah, nyaman dalam keadaan seperti itu, dan mengabaikan perasaan orang lain, Kamu. Mana ada hati yang kuat dalam keadaan seperti itu, begitu pula kamu, aku hargai itu. Kubuka hati kembali. Namun tak aku sangka juga, pertanyaan mu juga berakhir pada ucapan kebingungan mu akan kepastian aku atau dia, jelas hati mana yg tak sakit dijatuhi pertanyaan yang menjaskan bahwa ternyata bukan hanya aku pemberitahuan pesan yang kau tunggu. Aku menyerah kembali untuk kedua kalinya. Rasanya mustahil jika disatukan. Maka aku mengalah, biarkan dia kini yang berperan menggantikan aku.
Entah mengapa setelah hari itu, aku hancur, tapi kini aku sadar, aku terlalu percaya padamu hingga aku lupa mungkin kau mencinta orang lain. Entah mengapa setelah hari itu, sekarang ini aku tak pernah menyangka untuk berbicara dengan mu saja bisa sesulit ini. Kita asing, tak seperti yang saling mengenal dulu. Aku tak akan berkata panjang-panjang, mudah mudahan kamu membaca ini.
Aku hanya ingin kau tau sebelum aku pergi yang mungkin tak kembali lagi.
Bahwa pernah mengenalmu adalah hal yang terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku. Percayalah.
Kepada semua perempuan yang aku yakin cintanya tak bisa membuat dia bahagia se isi kebahagiaan nikmat susu bubuk yang di setrika, bolehkah aku meminta tolong? Aku titipkan dia padamu, aku tak mungkin bicara banyak. Mungkin kini kau lebih mengenal dia ketimbang aku. Bagaimana? Berdegup kencangkah jantungmu ketika melihatnya tersenyum? Ya, aku juga pernah merasakan hal yang sama itu, dulu.
Dan untuk kamu ‘satu hari di bulan februari’ , aku sudah bahagia sekarang, tak perlu lagi kau khawatirkan. Cara mu menyakitiku kemarin, adalah cara Tuhan mempertemukan ku dengan kebahagiaan hari ini.
Dari : aku yang nulis panjang banget ehehe
untuk : kamu yang kali ini aku harap membaca nya.
0 notes
Text
Anonim
30 HARI BERCERITA: HARI KEDUA / 4 JANUARI 2017

Kayaknya hari ini saya jadiin hari kedua, karena kemarin saya lupa nulis hehe
“aelah dhi, mimpi aja jadi penulis, tapi nulisnya aja masih lupa”
hehe
“kebanyakan hehe lu”
hehe
Pagi ini saya ke Dinas kependudukan di daerah saya, tujuannya ngambil E-KTP yang dijanjiinnya bulan ini, tapi ternyata belum ada juga. Pertama kali saya masuk saya langsung melihat sesosok laki-laki yang saya duga sebaya dengan saya di meja pelayanan pendaftaran. Benar saja, saat ia berdiri, ia mengenakan seragam sekolah, putih-abu. Kayanya anak itu lagi ngerjain tugas akhirnya magang kerja, ya pasti ia mengambil Sekolah Menengah Kejuruan. Dari caranya bekerja, menulis dengan serius, dan terlihat melayani dengan sepenuh hati, senang sekali rasanya melihat laki-laki yang bekerja keras seperti itu, aku tak tahu siapa nama jelas anak tersebut, namun penyakit ‘mudah suka pada orang’ yang dulu aku miliki, kumat lagi. Maafin aku wahai anonim yang sedang magang.
Selamat magang, semoga sukses, dari aku yang belum tentu ketemu lagi. hehe
#30haribercerita
0 notes
Text
BEDA
30 HARI BERCERITA: HARI PERTAMA / 2 JANUARI 2017
Tiba-tiba hati dan pikiran saya tergerak untuk nulis lagi nih mumpung lembaran baru gitu, kaya nya lebih senang jika tulisannya dibuat seperti jurnal harian, sekalian latihan, siapa tau aja kewujud bisa jadi penulis hehe.
Karna ini yang pertama, selalu diistimewakan, untuk yang ini saya beri judul, dan kayanya bawa dulu cerita di tahun kemaren yg paling membekas ya sekalian nutupin hari ini yang sebenernya gak ada cerita nih.
Rasanya saya tak pernah lelah untuk menulis, namun saya selalu lelah akan menjelaskan. Rasanya saya tak pernah lelah untuk mendengarkan, namun saya selalu lelah akan keluhan. Ada sesuatu yang tak selalu harus semua orang pahami. Ada sesuatu yang hanya perlu dijadikan konsumsi pribadi. Sepenasaran itukah kamu akan hidup saya? Jika segalanya selalu memiliki pembanding, apakah hidup harus juga masuk di dalamnya? Layakkah hidup setiap orang di banding-bandingkan? Rasanya semua orang tak mau dibanding-bandingkan maupun disamakan, lantas mengapa kamu ingin selalu sama dengan dia? mengapa kamu ingin lebih di bandingkan dengan dia?
Jika aku aku cetuskan kau lebih dari dia lantas kau puas? atau Jika aku cetuskan kau tak ada artinya dari dia lantas kau kecewa? Lalu apa tujuanmu jika itu melukai kamu dan perasaan orang lain terutamanya aku? Apa yang selama ini kau cari?
Dia mungkin memang apa yang kutulis, kamu mungkin memang apa yang terbaca, begitu terus-menerus sebaliknya, dan aku, Aku mungkin memang apa yang tak pernah terpahami. Tetaplah menjadi seperti itu dengan pribadi yang alami dari dirimu, walau meski harus membandingkan, biar aku yang coba membiasakan diri. Aku suka yang alami, layaknya dia yang apa adanya, bukan apa dari hasil yang di bandingkan, lalu di ada adakan.
Dari aku : tukang nulis gajelas.
untuk kamu : pembaca yang sangat hebat mengartikan.
0 notes