eccedentesiastpage
eccedentesiastpage
Unspoken words
51 posts
I could look numb but still write pages about teary nights, lullaby gaze, unseen wounds, and unchanged clause for the past.
Don't wanna be here? Send us removal request.
eccedentesiastpage · 4 months ago
Text
15022025
Galur panjang diantara kenang
Seumpama—kiranya siap sedia berjaga-jaga
benih-benih yang tertanam
untuk membuat taman kemarin sore
tak lah jadi layu sebelum tersemai
namun kaki-tangan liar
barangkali terlalu ganas
menyiram ramuan entah berantah
yang katanya bisa membuat semakin ranum tak terukur
Lagi-lagi—andai saja tau akan begini adanya
lebih baik lahan-lahan kosong itu
terbebas dari pijakan-pijakan
biar semakin panjang pula tercipta galur
Tapi yasudah
Tak perlu lagi jejak ringkih
dan senandung pesimis
kelak, musim kemarau akan beringsut pergi
sebab para penanti hujan
sudah silih berganti berbisik pada langit
meminta tangis mereka turut diiringi gerimis
2 notes · View notes
eccedentesiastpage · 4 months ago
Text
Tumblr media
14022025
Dahulu, konon katanya jikalau sepasang bisa bertahan mengucap angan-angan dari larut malam menuju siang mendongengkan janji-janji bisu demi langkah-melangkahi datangnya aral melintang.
Lalu kembali mempertanyakan kapan kiranya bisa meruntuhkan lagak tenang sementara tak ada lagi sepatah dua patah kata yang menghidupkan malam-malam panjang.
Bilamana telah siap menyambut gersang yang kian menjelang sementara nampan kosong dibumbui semerbak bimbang dengan jumlah yang tak terbilang.
Pun, kapan waktu lagi rasanya pembatas ruas-ruas bambu di ujung tebing kian menjulang berselaras mantra-mantra penuh harap tak terhingga dirapal berulang-ulang.
-Ditulis di hari yang (katanya) penuh kasih sayang, namun tak ada riang yang diundang menelisik menuju ruang (yang kamu pinta bahkan di waktu penuh luang).
10 notes · View notes
eccedentesiastpage · 5 months ago
Text
Tumblr media
08022025
Sekitar satu bulan yang lalu, salah satu teman mengajakku untuk pindah tempat kos yang dekat dengannya. Lalu dengan mantap aku menolak karena aku yakin belum ada alasan yang megharuskanku untuk pindah. Sama sekali. Toh, aku masih merasa nyaman, jadi untuk apa pindah?
Tapi memang ya, kadang ada saja hal yang tidak terduga, datang tiba-tiba pula.
Sejak menerima surat penjadwalan dan penempatan lokasi praktik, akhirnya aku memutuskan untuk pindah per awal februari ini. Tidak pindahan total memang, tapi dengan waktu yang terbilang sangat tiba-tiba, awalnya aku sempat bingung hendak memulai dari mana.
Hari ini, ternyata sudah satu minggu aku menempati tempat baru.
Dari pindahan kali ini, aku belajar untuk mempersiapkan segala sesuatunya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Walaupun kemudian berdampak ada beberapa barang yang tertinggal karena saking buru-burunya. Tapi tak apa, kan masih bisa diambil kapan-kapan, saat ada waktu senggang, saat ada kesempatan untuk ‘pulang’.
Beberapa hari terakhir, aku juga sempat menyalahkan diri sendiri karena beberapa barang yang tak ikut terbawa, aku yang masih belum bisa beradaptasi, tidur masih belum nyenyak, masih belum terbiasa dengan tempat asing. Mungkin singkatnya, bisa dibilang belum ‘krasan’ di sini.   
Tapi, bukannya kita semua butuh waktu ya? Meskipun, lagi-lagi, perihal waktu bukan hal yang absolut untuk setiap orang.
Barangkali aku butuh waktu lebih untuk mulai mengenali situasi, terbiasa dengan suasana dan orang-orang baru yang aku temui
Barangkali rasa nyaman tak sekejap mata langsung bisa menghampiri sementara aku masih mempertanyakan, “bagaimana semuanya bisa ku selesaikan dengan baik di sini?”
Bukankan kita memang perlu berproses untuk berhadapan dengan hal-hal yang baru? Dengan tempat baru... Orang-orang baru... Ruangan baru... Tuntutan baru... Tanggung jawab baru... Rute pulang-pergi baru... Termasuk juga, menyambut sekeping hati yang baru.
1 note · View note
eccedentesiastpage · 5 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
02022025
Secuplik momen hari ini; aku, 3 serangkai yang membersamai pindahan tiba-tiba, 3 cup es krim & 1 cup milktea boba, dan bunga-bunga di halaman kosan baru.
2 mingguan terakhir, sebenarnya aku diam-diam menyimpan banyak khawatir. Tempat praktik yang sudah berapa kali-pun aku kunjungi bolak-balik, bisakah ku tempuh seorang diri?
Apakah setiap hari harus pulang-pergi dengan jarak yang sedemikian rupa? (Sebenernya aku pernah menempuh perjalanan yang lebih jauh, sendirian. Tapi belum pernah ngelewatin jalan yang sebegininya)
Nanti pindahannya gimana? Siapa yang mau bantu? Haruskah angkut-angkut semuanya sendirian?
Ini aku bakalan jauh dari sesiapa pun terus nanti gimana?
Gimana?
Gimana?
Dan gimana?
Pertanyaan itu muncul berulang kali, setiap hari. Tapi setiap ada teman yang tanya, "kamu nanti bakalan gimana?"
Lalu dengan (sangat berupaya) santai, aku jawab saja sekenanya, "liat nanti aja, bisalah. Aku bisa kok insyaAllah"
Sore ini, setelah kembali ke tempat lama dan teman-teman sudah balik ke tempatnya masing-masing,
Ku akui juga kecemasanku yang tertolak sejak kemarin.
"Ya Allah, sebenarnya aku masih takut. Aku masih ragu dengan diriku. Amat sangat. Masih seperti yang sudah-sudah, tolong temani aku lagi, seterusnya."
"Aku ditempatkan di sini atas kehendakNya. Maka, Dia sudah mempercayaiku untuk dimampukan menjalani ini. Jarak tuju, waktu tempuh, akan ku hadapi. Sebagaimana mestinya, akan aku jalani. Lagi dan lagi".
2 notes · View notes
eccedentesiastpage · 5 months ago
Text
Tumblr media
01022025
Oh Allah,
Jika kekhawatiranku perihal masa mendatang kian memuncak, tolong jangan biarkan aku lalai, mengesampingkan berkah dan rezeki yang kini ada di hadapan.
Tapi Duhai Sang Maha Kasih,
Jika boleh aku membuat pengakuan
Aku mulai takut merasa sendirian, lantas aku berharap kepada manusia secara berlebihan.
Aku tak tau apa saja yang ada di depan, jadi mohon tuntun aku dengan cara yang terbaik menurut Mu.
Tolong sematkan kembali di dalam hatiku jika Engkau adalah sebaik-baiknya pengharapan.
Langkahku mulai gentar, Tuhan.
Mohon kuatkan, perkenankanlah diriku senantiasa bertahan.
14 notes · View notes
eccedentesiastpage · 1 year ago
Text
Tumblr media
Dari sudut ruangan lama
Renungan tengah malam menyadarkan jika tidak mudah untuk pindah ke tempat baru.
Mengemas banyak barang, membawa dengan tergopoh, mengangkat kesana kemari, memastikan tidak ada yang tertinggal.
Untungnya di tengah hiruk-pikuk situasi ini, ada orang-orang baik yang membersamai.
Membantu menyusun barang kedalam kotak penyimpanan, memastikan semua perbekalan diantar dengan aman sampai ke tujuan, hingga membantu menata ruangan agar tidak tampak berantakan.
Tapi, ya mereka cuma hadir untuk memberikan bantuan.
Semua barang yang ku bawa, ruang lama yang ku tinggalkan, dan ruang baru yang ku tempatkan—semua menjadi tanggung jawabku.
Tanggung jawabku agar tak meninggalkan noda maupun barang di ruang lama—membuat nyaman ruang baru agar layak disebut 'rumah'.
Malam ini, dari sudut ruangan lama yang dulu sempat ku jadikan tempat singgah.
Aku masih merasakan nyaman disini, masih ada sisa memori tawa hingga tangis yang disimpan sendiri.
Tapi, ruangan ini sudah berpenghuni, bukan punyaku lagi.
Aku tidak kembali kesini untuk memungut barang yang tertinggal, bukan pula sengaja mengulas tata ruang baru yang terlihat sedikit janggal.
Aku masih menyimpan rasa nyaman disini, meski sekarang aku hanya tamu yang diizinkan oleh penghuni barunya untuk singgah dan beristirahat sebentar.
Besok aku akan pulang, dan bukan kesini lagi.
-Jogja, 22 Mei 2024
0 notes
eccedentesiastpage · 1 year ago
Text
Tumblr media
Dua buku dan dua gelas signature menu yang berbeda—coffee dan non coffee.
Bertanya kepada barista tentang filososfi dibalik menu dengan nama-nama unik, sebelum memutuskan mencari tempat duduk yang nyaman.
Kemudian, hening.
Masing-masing dari kita sibuk menjelajahi kata per kata dari halaman satu ke halaman berikutnya. Sesekali menyesap minuman yang rasanya cukup asing. Hingga akhirnya kita terbuai dengan Jogja dan langit cantiknya menjelang petang.
Dan keheningan usai sebab ntah kenapa aku menguarkan pertanyaan...
“kenapa beberapa orang dengan mudahnya tergantikan oleh yang baru?”
Kembali hening sejenak. Semoga ada yang sadar jika sejak tadi aku menyimpan sesak,
“Hei, kamu sepertinya harus tahu hal ini. Peran seseorang di kehidupan kita tidak selalu linier dengan lamanya waktu yang sudah dihabiskan bersama. Menurutku, lebih ke bagaimana orang menganggap kita di kehidupan mereka-sebagai keluarga, sahabat, teman biasa, lebih dari teman biasa (hehehe) atau sebagai yang hanya pernah sekadar bertukar sapa. Kadang, mereka menemukan peran yang mereka butuhkan dari orang baru-peran yang tidak bisa diberikan oleh orang yang sudah dikenalnya, tidak peduli sudah berapa lamapun itu.
"jadi bukannya tergantikan, tapi mungkin...bisa jadi, kamu tidak bisa memberikan peran yang sedang dia butuhkan. Sesederhana itu”.
Padahal pertanyaanku sejak awal tentang ‘beberapa orang’. Atau, aku salah satu dari beberapa orang itu?
2 notes · View notes
eccedentesiastpage · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
23.02.2024
Bismillahirrahmanirrahiim...
Teruntuk sahabatku, Windy.
Selamat untuk salah satu momen yang paling membahagiakan dalam hidupmu.
Sebagai orang yang pernah menjadi saksi dari beberapa kisah dan perjalananmu terdahulu, aku ingin mengungkap syukur karena akhirnya kamu sudah menemukan bahtera serta tempat untuk berlabuh.
Semoga lembaran baru yang diawali dengan kebaikan ini senantiasa dilimpahi Ridha-Nya, dihadiahi kebahagiaan, dibersamai oleh banyak keberkahan. Halang dan rintang tentu tak bisa terlepas dari perjalanan kalian, dan saat hari itu tiba, semoga Allah juga menguatkan dan memberikan ketabahan untuk menghadapi segala yang akan datang dengan tetap bersama dalam naungan cinta dan kasih-Nya.
Sahabat, meski pelukku tak bisa ku persembahkan langsung di hari bahagiamu, tapi do’aku selalu menyertai sejak pertama kamu memberikan kabar yang menggembirakan tentang tanggal-tanggal yang sudah jauh-jauh hari kalian siapkan.
Terakhir, aku masih akan selalu menyambut dengan aamiin untuk segala doa dan harapan baikmu, masih seperti dulu.
Dari sahabatmu yang turut berbahagia,
di Yogyakarta.
1 note · View note
eccedentesiastpage · 2 years ago
Text
Tumblr media
01112023
Mengawali bulan November dengan meromantisasi me time sejak pagi. Dimulai dengan menikmati sarapan semangkok soto batok dan segelas teh tawar hangat. Lalu dilanjutkan melipir ke salah satu coffe shop favorit di sudut kota. Cukup sering aku menghabiskan waktu disini (hampir selalu) ditemani dengan bangku kosong di depan dan segelas ice latte, persis seperti hari ini. Ice latte nampaknya menjadi pilihan yang tepat untuk membuatku tetap terjaga dan (semoga saja) fokus menulusuri rentetan huruf dan angka-angka yang meminta untuk diselesaikan.
Dengan kesadaran yang tersisa dan mulai menahan kantuk sebab waktu tidurku < 3 jam semalam (atau tepatnya dini hari tadi), tapi berkat menyesap latte ini sedikit demi sedikit, aku masih bisa merapal harapan-harapan yang sama berulang kali.
Atas semua mimpi dan harapan yang sedang berusaha untuk ku upayakan dan perjuangkan hari demi hari menuju pengakhiran tahun ini, semoga Tuhan berkenan memberikan jalan untuk ku wujudkan di waktu yang tepat (dan bersama orang yang tepat juga, semoga).
0 notes
eccedentesiastpage · 2 years ago
Text
Coretan Tanpa Judul
Tumblr media Tumblr media
Tengah malam nampaknya waktu yang kurang tepat untuk membuka coretan-coretan tanpa judul ini. Tapi ya anggap saja sebuah kebetulan lalu tanpa sengaja renungan tak berdasar membawaku kembali ke masa lampau. Masa yang melibatkan perasaan gamang dan akhirnya dituangkan dalam halaman-halaman tak berjudul.
Halaman ini salah satunya. Kembali ke hari itu…
“Boleh aku pinjam HP mu? Aku mau gambar ya…”
Lalu aku biarkan saja tanganmu mencoret-coret sesukamu sementara aku berkutat mencari artikel sebagai tambahan teori untuk tugas akhir.
“Nih, udah”
Aku mengambil kembali ponselku, melihat sejenak hasil gambarmu disusul senyum simpul setelahnya.
“Udah? Ini mah bukan gambar, tapi sketsa. Ga mau diselesaikan aja? Diwarnain lagi gitu?”
Dan ternyata sudah. Gambarnya cukup begitu saja.
Sekarang aku jadi lebih paham, sejak dulu kamu memang suka mencoret-coret, menggambar sketsa yang tak dirampungkan. Memberikan warna di beberapa titik, dan membiarkan titik yang lainnya didominasi oleh coretan tak karuan hanya dengan guratan hitam atau putih. Lalu kamu membiarkan coretan itu rapat aku simpan dan sampai sekarang tidak terselesaikan.
Sketsa itu tamat, bahkan tanpa sempat diberikan judul oleh sang pembuat.
1 note · View note
eccedentesiastpage · 2 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media
'Di Balik Layar'
29072023
Aku ingin sedikit berbagi kebahagiaan melalui secuplik foto yang diunggah siang ini.
Tentang dua teman baik yang ku kenal 3 tahun belakangan.
Perihal waktu bisa dikatakan relatif memang.
Fase yang dilewati selama 3 tahun bisa jadi terlalu singkat untuk kemudian bisa menjadikan mereka sebagai teman dekat. Atau…3 tahun rasanya waktu yang cukup untuk saling menemani saat menghadapi momen-momen pelik, jadi tak ada salahnya menganggap sebagai teman baik.
Terima kasih sudah bersedia menyambut hadirku dengan perkenalan yang hangat, dilanjutkan dengan melempar candaan yang tak ayal berperan penting untuk membuat kita semakin dekat, hingga akhirnya membantuku bangkit dan berdiri kembali saat semua yang ku lalui mulai terasa berat.
Ada perasaan yang sulit aku jelaskan ketika melihat dua foto ini. Entah terlampau bahagia atau mengucap syukur pada Sang Kuasa atau takut kehilangan atau sembari mempersiapkan diri kalau-kalau nantinya akan mengucap perpisahan…
Pesan ayah dan ibu, ”Di hari bahagiamu nanti, undang juga teman yang selama ini tak enggan menemanimu saat kamu merasa jatuh, saat kamu butuh di rengkuh, saat kamu merasa sedih, dan saat kamu merasa sakit ketika harus terus berjalan padahal langkahmu sudah mulai tertatih. Mereka sudah bersedia hadir di saat sulitmu, maka mereka juga harus terlibat di saat bahagiamu”
Lantas tak sepatutnya aku mangkir mengucap syukur atas sukacita yang sudah terukir, dan menghaturkan terima kasih kepada Sang Maha Pengasih karena sudah menghadirkan teman-teman baik di sepanjang hidupku.
Sungguh, aku tak mampu menjanjikan untuk segera membalas kebaikan yang telah diberikan. Namun, mulai saat ini, teriring doaku semoga Sang Maha Memberi, senantiasa memberikan teman-teman baikku kekuatan, ketabahan, dan kebahagiaan dalam setiap jengkal kehidupan.
Sampai jumpa di hari-hari baik lainnya!
1 note · View note
eccedentesiastpage · 2 years ago
Text
Syahdu Penyambut Rindu
Sisip angin malam
Meliuk ragu menyambut kesah berwajah muram
Menengadah jemari pada sedikit sisa temaram
Menahan tetes gerimis dari mata yang enggan terpejam
Sementara nun jauh disana
Sepasang daun jatuh perlahan
Kembali disambut dengan sepasang dua pasang ranting yang hampir patah namun tertahan
Menyisakan tanah basah bekas hujan semalaman
Hujan yang menepis sunyi
Yang sempat membuat sejenak menepi
Yang menyadarkan perasaan selaras adalah nisbi
Yang meyakinkan tentang nyanyian dari hati ke hati
Yang kemudian kembali membuat ragu bilamana lirik-lirik sendu hanya sebagai pengusir sepi
Yang menjadikan bias larik kata berirama senada sebagai wujud takut merasa sendiri
Diantara rinai hujan
Diiringi gemeretak ranting yang beradu
Di sana nyanyian syahdu hakikatnya merayu
Lagu indah yang seutuhnya mengalun merdu
Nada asa terkomposisi dalam harmoni indah
Sudah sepatutnya tak lagi tertinggal gundah
Walau penyambut lagu pengantar pulang
Pergi mencari teduh, mengelak menghilang
Menyisakan embun membentuk bayang-bayang
0 notes
eccedentesiastpage · 2 years ago
Text
Tumblr media
Terbuai Ruang Imaji
06032023
Basa basi bak desir angin menyentuh pucuk daun
Lalu hilang tanpa meninggalkan kesejukan
Omong kosong di tengah padang
Bak sabana tanpa oase
Kering kerontang tanpa makna
Selain dari sebentuk ilusi dalam fatamorgana
Kicau burung pun bernyanyi kesana kemari seakan bangga dengan paruhnya yang bisa bersiul indah
Namun ia tak sadar kehilangan arah
Lupa dimana sarangnya berada
Ruang ia berteduh membawa serta keluhnya
Tempat ia kembali dengan segala lelahnya
Terlena dalam buaian imajinasi
Membuat kehilangan eksistensi diri
Meninggalkan gua tempat bernaung
Menuju hiruk pikuk canda tawa yang berselubung
Teruslah dengan segala persona semu yang masih bisa dimainkan dalam panggung seni
Sampai manakala nanti terhenti pada titik tak bisa lagi dinikmati
Maka basa basi akan mulai disadari
Meski akan tetap tak bisa dimengerti
Apalagi untuk dipahami sebagai sebuah pelajaran yang berarti
Pengkhianatan yang ada pun tak akan pernah diketahui
Maka yang ada tetaplah sebuah basa basi
Di depan ramai bernyanyi
Di sepi hanyalah diam tanpa arti
Di kala sendiri berakhir menyesali sunyi
7 notes · View notes
eccedentesiastpage · 2 years ago
Text
Tumblr media
Februari dan Segala yang Sepatutnya Diakhiri
Semburat merah muda
Merangkai di ujung senja
Melodi harmoni dua hati
Berlagu di sepi bermisteri
Hangat di bawah mentari
Bercanda di balik rembulan berseri
Melukis khayal bersama di kanvas hati
Lalu tenggelam bersama mimpi
Indah hanya sebatas maya dan asa
Ego diri dan emosi bercumbu seirama
Hilang kendali tak tentu arah
Seakan semua menjadi patah
Semburat hitam membayangi
Mengganti suasana dalam panggung hati
Hiruk pikuk seakan menjadi sunyi
Menggelayuti warna-warna hari
Tak bertepi pun tak pula mati
Selaksa cerita biar jadi saksi sejati
Kala Sang Malam masih terus berganti
Misteri hidup selalu meniti
Februari...
Indah disana harap tak berujung duka
Walau menyisakan luka
Biar menjadi sebuah hikmah
Tuk menata dan mendidik hati lebih indah
Februari ku
Februari mu
Februari kita yang menamatkan kisah semu.
1 note · View note
eccedentesiastpage · 3 years ago
Text
Tumblr media
Obrolan dini hari tentang keluh Tuan pengukir harapan
"Dituang dengan hangat, disajikan dengan rapi. Kugores lengkung indah diatasnya, namun kau biar dia terdiam kaku sampai hangat tak lagi terasa. Aku hanya ingin melihat sedikit senyum dari peluh yang barusan ku asah. Namun yang kulihat hanya terlukis kisah dari sebuah kesah."
Terima kasih sudah menyajikan lukisan indah di atas kehangatan yang sudah kau berikan, Tuan. Maaf jika malah membiarkannya terdiam kaku, karena aku sedang menanti Tuan duduk disini bersamaku. Barangkali jika minuman ini kurang manis, aku bisa langsung protes kepada Tuan,
"ah minuman ini tidak manis, jadi tetaplah kau diam disini. Memandangmu lebih lama sepertinya dapat menjadi penawar dari rasa pahitnya."
Maaf juga tentang senyum yang akhir-akhir ini jarang ku tampakkan, semoga kesahku tak mulai menjemukan. Sementara tuan giat menggores lengkung indah tu, izinkan aku kembali menggores lengkung di kedua sudut bibirmu. Sekali lagi, terima kasih, Tuan.
2 notes · View notes
eccedentesiastpage · 3 years ago
Text
Tumblr media
Bersua Hampa
Salam jiwa merambat senja
Menyungging senyum berbalut tetesan telaga
Sendiri menyepi di sudut sunyi
Menanti riuh Merak bernyanyi
Salam jiwa merambat senja
Puji cinta diantara belantara
Terselip pelangi menghias maya
Setelah rinai hadir menyapa
Salam jiwa merambat senja
Terpekur dalam kabut rahasia
Mengeja huruf diantara kata
Mencari sebuah titik dimana tampaknya
Salam jiwa merambat senja
Coba tenggelamkan diri di kedalaman samudera
Harap bersua sebutir mutiara
Putih bersinar menembus rasa
Salam jiwa merambat senja
Disanalah dia hilang untuk selamanya
Hampa
0 notes
eccedentesiastpage · 3 years ago
Text
Hitam Berpadu Suci
Aadjs
31102021
Dawat hitam diatas kertas putih
Mengukir lukisan selaksa noda
Mengering tak hilang dengan setetes air
Bekas terpapar diantara getir
Dawat hitam diatas kertas putih
Tak terhapus dalam terpaan bayu
Rentetan tersurat di lontar kayu
Selama hayat dikandung tak akan layu
Dawat hitam diatas kertas putih
Catatan Sang Penulis cerita pada semesta
Tercurah dari buku langit tanpa ada celah
Maka tak kan bisa menafikannya
Dawat hitam diatas kertas putih
Akan selalu menyisakan satu ruang yang jernih
Dimana akan ada setitik putih
Yang tak bisa di tampik dengan dalih
Dawat hitam diatas kertas putih
Adalah kepastian yang tak perlu ada penolakan
1 note · View note