edgarhamas
edgarhamas
1K posts
Pengumpul yang Terserak, Penyusun yang Terhambur, Pecinta Sejarah dan Makna, Menulis untuk menciptakan Sudut Pandang baru • Founder Gen Saladin
Don't wanna be here? Send us removal request.
edgarhamas · 5 months ago
Text
Lagi menjelajah dalam bacaan, tetiba berhenti di tulisan ini, "Feeling useless for a friend is probably one of the worse feelings in the world."
Bener. Setuju. Merasa tidak berguna bagi seorang teman mungkin adalah salah satu perasaan terburuk di dunia. Kita dan Gaza misalnya.
471 hari perjuangan teman-teman di Gaza menyisakan rasa itu. Merasa bahwa sebenarnya bisa melakukan sesuatu, tapi terlalu banyak alasan, terlalu jauh jarak, anggapku.
Akhirnya mereka seperti berjuang sendiri, dan baik hatinya mereka: kita dianggap sebagai teman, akhirnya.
Baik banget ngga sih? Kalau kamu punya seorang teman yang lagi susah. Kamu sebenarnya bisa bantu lebih, bisa banyak ada di sisinya. Tapi kamu ngga lakukan penuh.
Namun di akhir, saat masalah itu selesai, temanmu berterima kasih padamu dan menganggapmu telah melakukan banyak.
Justru selanjutnya malah kita yang merasa bersalah, ya. Tidak banyak berbuat, tapi dianggap banget pertolongannya.
Jadi, karena itulah, hari-hari depan aku ingin lebih siaga membersamai mereka. Jauh dekat, kita bela.
Hidup peduli, itu sebenarnya sedang merayakan keberadaan diri.
115 notes · View notes
edgarhamas · 5 months ago
Text
471 Hari, Gaza Mengubah Dunia
@edgarhamas
Aku menulis ini beberapa saat setelah juru bicara pejuang, Abu Ubaidah, tampil setelah ratusan hari tak terlihat. Badannya makin kurus, namun suaranya tak pernah merendah. Kata-katanya ditunggu, dan setiap kalimatnya dijadikan headline media. Salah satu pesan historisnya adalah,
"inilah 471 hari sejak dimulainya Pertempuran Thufan Al Aqsha yang bersejarah, yang telah memaku paku terakhir bagi peti mati penjajahan yang pasti akan lenyap."
471 hari ini, telah mengubah tak hanya peta kekuatan di kawasan Baitul Maqdis, tapi juga dunia seluruhnya. Di awal pidatonya, Abu Ubaidah menjadikan ayat 4 sampai 7 Surat Al Isra sebagai mukadimah. Seakan menegaskan bahwa perjuangan ini berlandaskan inspirasi Al Qur'an, dan bahwasanya kemenangan mereka telah berhasil "menyuramkan wajah-wajah musuh", sebagaimana yang termaktub dalam ayat 7 Surat Al Isra.
Tumblr media
471 hari, dan lihatlah betapa banyak orang-orang Eropa yang memutuskan untuk masuk Islam setelah melihat keteguhan Gaza. 471 hari, dan lihatlah bagaimana respon dunia hari ini kepada zionis. Meskipun didukung penuh oleh AS, mereka tak berkutik melawan rakyat pejuang. Alon Mizrahi seorang penulis Yahudi menulis, "mereka (pejuang Gaza) adalah legenda bagi generasi yang akan datang. Mereka telah mengalahkan kami, bahkan seluruh Barat, dan bertahan dalam konfrontasi."
471 hari melawan kaum zalim dan jahat. Dalam press release terbaru pun, juru bicara pejuang mengatakan bahwa menghadapi zionis di medan tempur menjadi tantangan yang sangat besar. Sang juru bicara berkata,
"Para pejuang kami bertempur dengan keberanian yang luar biasa dan keberanian besar hingga jam-jam terakhir pertempuran, meskipun kami bertempur dalam kondisi yang tampaknya mustahil. Kami menghadapi konfrontasi yang tidak seimbang, baik dari segi kemampuan tempur maupun dari segi etika pertempuran."
471 hari perjuangan, dan di detik saat gencatan senjata terjadi, dunia dibuat kaget. Kita mengira, masyarakat Gaza sudah kehilangan harapan, tenggelam dalam sendu, dan tak punya lagi semangat hidup sebab rumah-rumah mereka hancur beserta segala kenangannya. Tapi, biarkan jurnalis zionis bernama Tzvi Yehezkeli ini mengungkapkan ketakjubannya,
"Di Gaza, nyatanya ada perayaan kegembiraan. Hal yang paling sulit bagi saya pagi ini adalah melihat pemandangan-pemandangan ini. Para pemimpin mereka kembali dengan kendaraan-kendaraan yang telah memerangi kami. Selama 15 bulan pertempuran, kami gagal mengubah aturan permainan perang di Gaza."
Tzvi melanjutkan, "Sebenarnya, saya bertanya pada diri sendiri, apa yang telah kami lakukan di sini selama satu tahun lima bulan? Kami menghancurkan banyak rumah, mengorbankan putra-putra terbaik kami, dan pada akhirnya hasilnya tetap sama. Mereka gembira, bantuan masuk, dan para pemimpin mereka kembali."
Hal senada juga dikatakan oleh gembong penjahat Itamar Ben Gvir menteri zionis, "kegembiraan di Gaza dan Tepi Barat membuat kita tahu, siapa yang sebenarnya kalah dalam perang ini."
"Dunia sebelum dan sesudah 7 Oktober tak lagi sama", tulis Ahmad Mansour jurnalis senior Al Jazeera.
Israel yang tadinya dikenal sebagai negeri yang membedaki dirinya dengan slogan toleransi dan kedamaian, telah menampakkan wajahnya aslinya yang penuh dengan kusta. Abu Ubaidah mengatakan,
"Thufan Al Aqsha telah menunjukkan bahwa penjajah adalah pihak brutal dan kriminal, para pemimpin dan tentaranya diburu sebagai penjahat perang. Pertempuran ini menunjukkan bahwa berlanjutnya penjajahan musuh atas tanah kami akan memengaruhi seluruh kawasan dan dunia."
471 hari, dan kita telah banyak berubah. Ada teman baru, ada ilmu baru, ada perasaan juang yang baru, ada semangat baru dalam menjalani hidup. Termasuk bagi kami, Gen Saladin, yang merasakan terulangnya kisah-kisah pahlawan zaman dulu di medan Gaza.
Abu Ubaidah pun berkata, bahwa rakyat Gaza telah mengulang kisah kepahlawanan para nabi, generasi sahabat dan salafus shalih yang menggetarkan.
Terakhir, inilah pesan Abu Ubaidah yang membuatmu tersenyum, "banyak pesan-pesan bantuan, dukungan dan penguatan, bahkan gerakan untuk ikut berjuang bersama kami, dari teluk Arab di timur hingga Umat Islam di barat. Dan dari seluruh umat Islam sedunia, dari Tangier hingga Jakarta!"
Jakarta!
107 notes · View notes
edgarhamas · 6 months ago
Text
5 Pesan yang Jadi Bekal Saya Memulai Awal 2025
@edgarhamas
Saya suka dengan pepatah ini, "In the beginning there is meaning, in the end there is feeling." Di permulaan ada pemaknaan, dan di akhir biasanya ada rasa.
Orang memulai harinya dengan membuat pengalaman, lalu senja harinya ia pulang membawa pengalaman, dan malamnya ia merenungi kenangan dari sebuah pengalaman. Dan, itulah yang membuat hidup jadi dinamis. Kita, memaknainya, setiap pergantiannya. Ada zikir pagi, ada pula wirid sorenya.
Bagi kita yang hidup di zaman ini, rasa-rasanya kita yang terbiasa menggunakan kalender Masehi jadi perlu membuat pemberhentian sejenak. Bukan, bukan kita merayakan akhir tahun gregorian. Kita sudah punya kalender sendiri. Namun terbiasanya kita menggunakan tahun-tahun gregorian ini akhirnya membuat kita jadi butuh juga memuhasabahi: akhir tahun 2024 aku sudah jalan sejauh apa, dan bagaimana aku memulai hari-hari setelahnya?
Maka, "in the end, there is feeling."
Alih-alih fokus membeli bahan bakar-bakaran, makin dewasa ini, saatnya diam sejenak bersama Allah dan diri kita sendiri. Hadiri kajian jika ada, mabit jika memang ada agendanya. Kalau saya sendiri, saya biasanya diam saja sambil merenung.
Saya selalu menanyakan dua hal: tentang apa yang telah saya lakukan, dan apa yang kelak akan saya azamkan. Saya akan lihat 100 target 5 tahunan, dan mulai memindai mana yang masih relevan, mana yang telah terjadi, dan mana yang masih mimpi.
Dan, pesan-pesan ini membantu saya —dan semoga kamu— untuk kembali menyegarkan sudut pandang menjalani hari-hari ke depan.
1. "Allow yourself to be a beginner"
Izinkan diri kita untuk menjadi pemula pada hal yang baru. Pada potensi yang kita baru asah, pada pekerjaan yang baru kita jalani. Sebab banyak orang menuntut dirinya harus langsung ahli, dan itu mustahil. Banyak guru bilang pada saya bahwa setiap hal butuh "Husnul Bidayah", awal yang baik.
Dan salah satu makna awal yang baik itu adalah: berikan hak pada dirimu untuk berproses.
2. "Some years you win, some years you build characters."
Hendaknya kita memahami bahwa tahun-tahun yang berjalan, tak selalunya berakhir memuaskan. Kadang ada masa dimana kita menang. Tapi, jangan overthinking kalau memang tahun ini kita "rasanya" tak menghasilkan banyak hal berarti. Kamu salah jika berpikir begitu.
Sebab pada akhirnya kita bertumbuh: kadang berakhir dengan momentum, kadang berubah menjadi pelajaran berharga. Baca surat Ali Imran 140, dan kita akan memahami siklus ini.
3. "I'rif qadraka..."
Seseorang pernah datang pada Imam Ibnu Mubarak, lalu dia meminta nasihat. Dan, jawaban Ibnu Mubarak singkat padat jelas namun sangat dalam, "i'rif qadraka", ketahuilah kapasitasmu. Dalam jalan panjang hidup ini, kita sering mengenal orang, tapi kenapa kita jarang duduk mengenal diri kita sendiri?
Mengetahui kapasitas kita, itu artinya memetakan apa yang bisa persembahan buat Islam dan umat ini.
Sebab generasi pembebas Al Aqsha bukanlah hanya dari orang-orang militer, tapi oleh siapapun yang memenangkan potensinya di bidangnya masing-masing. Dan itu hanya bisa benar-benar terjadi jika setiap orang mengetahui kapasitasnya, sehingga ia mampu menentukan posisinya.
4. "Maa kaana Lillahi yabqaa"
"Apapun yang dilakukan karena Allah, maka akan bertahan", itulah yang dikatakan Imam Malik bin Anas ketika menulis Kitab hadits Al Muwattha. Saat itu, buku-buku hadits sudah banyak. Namun Imam Malik tetap menulis dan bahkan karyanya bertahan sampai kini. Apa rahasianya?
Ya, beliau melakukannya tulus karena Allah, maka Allah menjadikan karya itu "abadi" menginspirasi umat melintasi ruang dan zaman.
Mirip-mirip dengan quote Maximus, "What we do in life echoes in eternity"
5. Terhubung dengan misi para kesatria: Al Aqsha
Dan ini yang pamungkas. Saya terkesan dengan salah satu quote demonstran pro Palestina di Amerika, "bukan dunia yang telah membantu Gaza, tapi Gaza lah yang membangunkan dunia." Clear. Jernih.
Permasalahan Al Aqsha dan Palestina adalah milik pendekar hati nurani. Selama kita masih bertaut dengan Al Aqsha, maka kita akan sadar: beban kita belum ada apa-apanya, dan visi kita bertaut dengan mereka; yang terabadikan dalam lisan seorang ibu di pengungsian Gaza, "Al Aqsha, jika tidak dibebaskan oleh aku, maka oleh anak-anakku. Jika bukan oleh anak-anakku, maka oleh cucuku!"
263 notes · View notes
edgarhamas · 7 months ago
Text
Banyak yang bilang bahwa saya penulis buku yang produktif.
Mereka tidak tahu bahwa saya menulis untuk menolak tertinggal. Sejak 2020 hidup saya berubah drastis. Setiap hari saya membersamai tumbuh kembang buah hati yang terbilang "istimewa." Yang mesti memberikan waktu sepenuhnya tanpa bisa digantikan oleh siapapun.
Maka, menulis, bagi saya adalah jalan yang saya ambil untuk menolak diam dan tertinggal. Agar saya tetap merasakan napas intelektual meski tersengal-sengal.
Agar saya tetap bertumbuh, meski merangkak lambat, sampai kelak saya bisa kembali lagi berbaur dengan semesta, yang saya tak tahu kapan itu terjadi.
136 notes · View notes
edgarhamas · 7 months ago
Text
Jadi penulis itu keliatannya ngga kerja.
Makanya disuruh-suruh terus.
26 notes · View notes
edgarhamas · 7 months ago
Text
Begitu lelahnya menjadi orangtua anak berkebutuhan khusus. Semoga Allah kuatkan
105 notes · View notes
edgarhamas · 7 months ago
Text
Everyone is struggling. Semua orang sedang berjuang. Semuanya lelah. Semuanya punya masalah sendiri-sendiri.
Insight itu membuat saya ingin memberi rasa hangat pada orang lain. Sesederhana senyum pada penjual asongan atau terimakasih tulus pada security.
Di tengah hari-hari yang berat ini, saat ekonomi tidak baik-baik saja; kita jangan menambah runyam hidup orang dan hidup kita sendiri dengan bersikap kusut.
Sikap tulus kita, bahkan mungkin bisa membuat orang jadi tersenyum lagi setelah lama hatinya kebas.
Bisa jadi, sedikit perhatian kita menanyakan kabar, membuat mendung di pikiran mereka mereda; merasa ada yang memerhatikan mereka meski hanya dalam obrolan ringan.
Dunia sudah kasar. Pekerjaan sudah menghabiskan tenaga. Pikiran sudah bercabang kemana-mana.
Jadilah lentera.
15 November 2024
547 notes · View notes
edgarhamas · 8 months ago
Text
Tumblr media
Kau tahu?
Tidak sampai sebulan sejak syahidnya Syaikh Ahmad Yasin, pemimpin Hamas kedua —dr Abdul Aziz Ar Rantissi— akhirnya menyusul syahid.
Apakah kemudian perjuangan hilang? Tidak, bahkan kau dan aku menyaksikan sebuah operasi heroik terbaik abad ini:
Thufaan Al Aqsha...
Dan kita menjadi saksi, beberapa bulan setelah syahidnya Ismail Haniyah 31 Juli 2024, Sang Singa Yahya Sinwar menyusul kesyahidannya.
Apakah perjuangan tumbang? Tidak.
Kelak kau dan aku menjadi saksi: terjadinya peristiwa lebih besar lagi yang akan menghapus penjajahan di Al Aqsha selama-lamanya!
Bangkitlah Umat Muhammad...
Sejarah hidupnya ﷺ telah menginspirasi singa-singa terbaik Gaza.
Maka, kisah-kisah perjuangan Nabi ﷺ jugalah yang akan membangkitkan generasi baru penyelamat Al Aqsha dari Indonesia.
Kisah-kisah perjuangan di zaman ini telah terbentang buat kita, bukan sebagai pengantar tidur, tapi untuk membangunkan kita dari tidur!!!
300 notes · View notes
edgarhamas · 9 months ago
Text
Buat Kita yang Hidupnya Lagi Ada Aja Ujiannya
"Orang yang tumbuh dalam keadaan serba mudah", nasihat Ibnu Qayyim suatu hari, "ia tak akan merasakan apa yang dihadapi oleh mereka yang terbiasa dengan ujian."
Orang yang biasa nyaman, kena masalah ringan rasanya terombang-ambing. Orang yang sudah biasa, ya sudah terbiasa.
Ini bukan tentang cari-cari masalah. Jangan berharap dapat ujian. Itu yang Rasul ajarkan.
Tapi, hakikatnya hidup ini adalah gelombang ujian demi ujian. Allah ciptakan seperti itu, justru agar kita bertumbuh dan makin kuat. Allah menyayangi kita dengan menguatkan kita; lewat diuji.
Orang yang sudah biasa menjalani hidup yang penuh tantangan; ia lebih cermat, hidupnya dinamis, dan ia belajar dari pengalamannya.
Dan berpindahlah kita dari mentalitas berbunyi "kenapa aku yang diuji?", menjadi mentalitas: "apa yang Allah ingin ku pelajari dari ujian ini?"
—ceritaedgar, Founder Gen Saladin
352 notes · View notes
edgarhamas · 9 months ago
Text
Makin dewasa, sadarkah kamu apa salah satu tempat yang paling ngeri?
The same place as last year. Kondisi yang itu-itu saja yang sama sejak tahun kemarin. Tapi aku ingin beri saran: jangan gunakan mata kepala melihat hal yang kau anggap sama.
Gunakan mata hati dan prasangka baik pada Allah. Mungkin kau sedang ditempa, disiapkan.
Berbaik sangkalah, sembari memantaskan diri. Sebentar lagi takdir terbaik-Nya akan datang.
Selasa, 17 September 2024
371 notes · View notes
edgarhamas · 10 months ago
Text
Justru karena keadaan tak baik-baik saja, kini doa terbaik kami haturkan pada Allah buatmu, Indonesiaku
Kata para bijak, zaman yang berat akan melahirkan orang-orang yang kuat. Jika mesti memilih antara harapan dan pesimis, aku memilih optimis pada masa depanmu. Masa depan kita.
Sebab aku melihat anak-anak muda yang mulai rajin mengaji dan memperbaiki diri. Pasangan-pasangan halal yang teguh tekadnya membangun keluarga hebat. Pada guru yang ikhlas, pada orangtua yang mulai sadar agama.
Pada ulama yang mulai peka tentang problem iklim dan lingkungan. Tentang para pekerja kantoran yang zikir pagi sorenya haru meski di tengah kemacetan. Tentang para artis yang hobi ikut kajian, model yang berhijab, mantan koruptor yang bertaubat, da'i yang terjun memahami anak-anak jalanan.
Ya, yang kami lihat di media sosial seringkali membuat mata terbelalak dan hati sesak. Tapi kabar baik itu ada, membanyak, meski dalam senyap. Petualangan bangsa ini terus berlanjut, yang zalim memang makin terang-terangan. Tapi itu tanda mereka akan berakhir.
Katanya, perubahan itu terjadi "gradually, then suddenly", bertahap dan butuh waktu, namun kemudian terjadi tiba-tiba.
Kini kita sedang bertumbuh, sedikit-sedikit, perlahan menggeliat, nyaris tak begitu kau rasakan.
Tapi kelak jika semua tetap berjuang dan mengatur napasnya dengan sabar, datanglah momentum itu, yang bahkan dikira tiba-tiba, padahal adalah hasil konsistensi generasi demi generasi. Momentum itu, kita siapkan sejak kini. Sekarang.
Dirgahayu Indonesiaku,
Kami mencintaimu, mendoakan kekuatan buatmu; agar suara kita lebih didengar dunia, hingga kelak kita bisa penuh asa membebaskan Al Aqsha.
17 Agustus 2024
205 notes · View notes
edgarhamas · 1 year ago
Text
Pendidikan tersier
Seminggu terakhir di beberapa sosial media riuh soal tingginya UKT pasca SK Kemdikbud yang baru launching dan pernyataan staff Kemdikbud soal Perguruan Tinggi itu termasuk pendidikan tersier, bukan wajib 12 tahun SD-SMA.
Mari kita lihat datanya. Per 2017, hanya 9.35% lulusan Universitas (D3/D4/S1/S2/S3), 7 tahun kemudian, menjadi 10.15% di 2023.
See? Dalam 7 tahun, hanya naik 0.75% dari total penduduk. HANYA 0.75%, menuju Indonesia Emas 2045. Itu pun dengan sistem UKT yang belum naik 4-5x lipat seperti sekarang.
APBN pendidikan 20%, setara 665 T. Yang didapat Universitas? hanya 1,2% atau 8 T, dibagi ke 184 PTN, tergantung besar-kecil PTN tersebut.
Info nya juga, 50% dari 665 T angggaran pendidikan diberikan ke Dinas Pendidikan daerah. Padahal kalau Universitas dapat porsi 10% saja, itu sudah sangat membantu.
Tapi, the gov is not willing to improve it. Bukan prioritas :) tapi bikin patung api 335 M bisa, bikin rumah menteri 14 M x 36 menteri ada, tunjangan DPR seumur hidup ada, lucu memang.
Katanya 10 juta genZ tidak sekolah juga tidak bekerja, tanggapan orang pajak apa? "beresiko rendah penerimaan pajak", ya gak salah sih, kan orang pajak, memang kaum middle class hanya diharapkan untuk support negara, tapi negara is not willing to support them first. What do you expect? Golden era in 2045? :)
Memang mencerdaskan bangsa adalah tugas muhammadiyah.
18 Mei 2024
261 notes · View notes
edgarhamas · 1 year ago
Text
Pesan ini sederhana tapi cukup penting, "tanda bahwa pikiranmu mulai matang, adalah ketika kau tak lagi menganggap ada seseorang di zaman ini yang bebas dari kesalahan."
391 notes · View notes
edgarhamas · 1 year ago
Text
Just be real, it saves everyone’s time.
Kalimat itu membantu saya untuk tegas berkata iya jika memang iya, dan berkata tidak jika memang tidak. Sebab tidak enakan membunuh kita perlahan-lahan.
Lebih baik be real, jadi kita apa adanya. Dan itu menghemat waktu semua orang.
Mungkin yang seperti ini tidak cocok bagi seorang politisi yang mesti menentukan timing paling cocok agar bisa berkoalisi atau oposisi.
Tapi buat orang-orang ngga enakan seperti saya, ternyata lebih nyaman dan melegakan jika ngomong saja langsung di depan.
Ada pepatah bahasa Arab, "fii sharahah, raahah", dalam keterusterangan, ada istirahat sebenarnya.
Memang sulit. Saya juga masih harus belajar. Tapi saya makin merasakan bahwa ternyata orang juga suka dengan terus terang. Ia jadi merasa lega dan tak ada dinding tebal keraguan.
311 notes · View notes
edgarhamas · 1 year ago
Text
Kamu lebih bisa powerful justru ketika tidak semua hal kamu share di media sosial.
When you build in silence, people don't know what to attack. Oversharing bisa terlalu membuka dirimu sehingga banyak celah lemahmu dipelajari dengan baik oleh mereka yang tak suka padamu.
Maka lagi-lagi saatnya mengingatkan diri saya dan kita tentang nasihat Imam Asy Syafi'i...
"Terlalu membuka diri bisa membuatmu berkawan dengan circle buruk. Menutup diri total bisa mencipta permusuhan. Maka, jadilah orang yang tahu kapan membuka diri, kapan punya privasi." (Hilyatul Auliya)
805 notes · View notes
edgarhamas · 1 year ago
Text
"Masa Ini Akan Berlalu..."
Edgar Hamas | @ceritaedgar
Pernah dengar kisah seorang raja yang memiliki cincin bertulis "masa ini akan berlalu?"
Ia kisah singkat, tentang seorang raja bijak yang selalu diingatkan dengan kalimat "masa ini akan berlalu" setiap kali ia mendengar sebuah laporan dari menteri-menterinya.
Ketika ada laporan tentang hal buruk dan itu sampai ke telinga sang raja, ia pun sempat gelisah dan khawatir berlebih. Namun ia melihat cincinnya dan membaca "masa ini akan berlalu."
Gelisahnya hilang. Ia tahu masa buruk tak akan selamanya. Maka ia fokus membenahi masalahnya.
Pun ketika ada kabar gembira yang membuat semua orang bersorak-sorai, sang raja pun kembali menoleh melihat cincinnya, "masa ini akan berlalu."
Tadinya ia senang berlebihan. Namun setelah diingatkan oleh tulisan itu, ia kembali tenang. Ia senang, namun tak terlena dan bereuforia.
Siklus, itu adalah kuncinya. Sang raja jadi bijak karena tahu masa buruk tak akan selamanya. Masa senang pun tak akan berlama-lama. Sebab ia mengerti bahwa hidup berputar.
"Masa ini akan berlalu", kini coba kau renungkan. Jika kau sedang sedih, ketahuilah ia tak akan selamanya.
Pun bagi siapapun yang berbuat zalim. Kau mengira mereka akan di atas selamanya? Mengira bahwa mereka tak terkalahkan?
"Masa ini akan berlalu", yang zalim akan hilang. Yang di bawah akan naik. Yang tenggelam akan timbul. Yang dizalimi akan menang.
Termasuk di Gaza, Palestina.
Semua ada masanya. Semua ada waktunya. Yang sedang naik daun akan ada saatnya hilang. Yang terkenal akan redup. Yang berkuasa akan usai.
Semua yang di bumi itu fana. Akan usai. "...tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal..." (Ar Rahman 27)
275 notes · View notes
edgarhamas · 1 year ago
Text
Doa saya sederhana.
Abah menang satu putaran.
Biar kita bisa langsung on fire lagi suarakan Palestina.
Apakah mungkin? Jangan-jangan dengan keberkahan perjuangan membela saudara kita yang lagi terzalimi ini, yang terasa mustahil Allah buat sangat mungkin.
297 notes · View notes