egindjournal
egindjournal
Unspoken Tyas
308 posts
Writing with Heart
Don't wanna be here? Send us removal request.
egindjournal · 6 months ago
Text
It's my 11 year anniversary on Tumblr 🥳
0 notes
egindjournal · 9 months ago
Text
i'm not okay
hari aku merasa lelah, sedang tidak baik-baik saja.
tiap pagi aku merasa gemetar, jantung berdetak lebih kencang, perasaan lemas dan tidak nyaman.
Sepertinya efek pandemi menyergap, saat ini aku sering cemas ketika di tengah keramaian, tanpa tau alasan nya kenapa..
Perasaan ini melelahkan, sungguh melelahkan.
Namun aku berusaha menerima, ketidaknyamanan yang aku rasakan.
Terkadang muncul amarah karena tidak diperlakukan baik oleh orang tua. Muncul bentakan,amukan dan amarah orang tua, tekanan-tekanan untuk menjadi anak pertama yang sempurna.Tekanan dan berbagai kewajiban yang harus aku jalani. Aku di titik kelelahan, dengan semua tanggung jawab yang aku pikul.
Saat ini aku disini, bersama keluargaku berusaha mencari ketenangan jiwa melepaskan segala tekanan hidup, menjalani hidup tanpa tuntutan, merayakan setiap keberhasilan kecil.
I'm not okay, yesterday, today maybe tomorrow
But lets embrace it, as a journey.
Let's talk about it. say it loud " it's okay to not to be okay "
2 notes · View notes
egindjournal · 10 months ago
Text
Hari ini aku merasa “envy”, melihat social media orang dengan mudahnya liburan keluar negeri sedangkan aku struggle dengan permasalahan sekolah dan terapi anakku. Biaya pertahun nya bisa untuk liburan kami bertiga ke eropa.
Kebetulan aku menjadi fasilitator untuk sesi manajemen emosi di keluarga kita. Salah satu cara untuk mengelola emosi adalah dengan cut hubungan dengan orang yang menguras energi kita.
Aku validasi dan mengakui aku merasa iri, aku coba kelola dengan mute temanku. Keluargaku perlu aku yang memiliki mental yang sehat, hidup lambat pelan dan lebih sadar akan emosi yang aku rasakan.
Saat ini aku juga sudah mulai dengan kegiatan rangkul. Aku memutuskan untuk aktif, cita-citaku kedepan nya adalah menjadi pelatih di rangkul. Semoga terwujud, aku merasa bangga dengan diriku karena bisa bermanfaat bagi orang lain.
Terus bertumbuh regina, setiap perasaan valid dan harus di rayakan ☺️
0 notes
egindjournal · 10 months ago
Text
Sedang overwhelmed menghadapi orang sotoy..
Lelah banget nih,
Tarik nafas dan hembuskan 🥲
Aku bingung, jemariku lemas.
Aku bingung harus bagaimana 🥲
0 notes
egindjournal · 10 months ago
Text
Beberapa hari ini overwhelmed banget.
Bosan dengan rutinitasku, berulang
Akupun melakukan nya sendirian, tak ada tantangan
0 notes
egindjournal · 10 months ago
Text
Hari ini merasa sedih dan overwhelmed karena rei ingin duduk sama teman nya di shuttle bus, namun teman nya menolak dan memilih duduk dengan teman lain nya.
Sebagai ibu aku sedih, merasa rei sudah ingin berbaur namun sulit dan kurang di terima 🥲
0 notes
egindjournal · 10 months ago
Text
Hari ini aku merasa kecewa dan terluka
Kemarin aku parkir di saat hujan deras aku pindahkan mobilnya. Namun niat baik memindahkan mobil, malah orang lain tidak mau memindahkan mobilnya.
Dunia kadang begitu kejam, ternyata masalah tsb hanyalah trigger dari sesuatu yang aku simpan di hatiku.
Aku marah, aku kecewa, aku mengingat hatiku yang tulus menolong ketika aku sma dan kuliah namun orang terdekatku yaitu orang tua malah memaki, meminta aku mengganti rugi uang yang sudah mereka keluarkan.
Aku kecewa dgn suamiku, dengan keluarga nya. Ketika aku membantu suamiku melunasi hutang karena dia ingin menjadi “anak baik” keluarga aku melakukan nya dengan ikhlas. Namun ketika aku hamil atau melahirkan mertuaku pun tidak peduli. Bahkan ketika anak ku di diagnosis autis, tidak ada satupun yang bertanya bagaimana keadaanku?
Atau apa yang bisa di bantu?
Aku kecewa, aku marah, aku putus asa
Aku berusaha untuk menerima perasaan ini.
0 notes
egindjournal · 11 months ago
Text
Aku merasa sunyi dan hampa hampir tiap pagi.
Aku coba menghadapinya dan berbicara dengan tubuhku.
Ternyata, aku menyadari tubuhku selama 28 terbiasa dengan rutinitas bangun pagi— buru2–sibuk.
Hiruk pikuk itu membuatku stress ketika aku tidak begitu sibuk.
Tubuhku sedang beradaptasi dengan suasana sunyi, lambat. Terkadang tubuhku menolak, hampa di jiwa namun aku berusaha untuk terus mencoba dengan melakukan apapun perlahan tanpa terburu-buru.
Hidupku terbiasa terlalu cepat sehingga aku tidak pernah merasakan bosan. Padahal bosan itu penting, supaya jiwa kita bisa terkoneksi dengan badan.
Melewatkan momen-momen untuk memvalidasi diri karena selalu merasa rush/terburu-buru.
Tubuhku bersiaplah untuk berjalan lebih lambat.
0 notes
egindjournal · 11 months ago
Text
Bersandar
Tangerang selatan, BSD -- 13/09/2024
Hai regina, apa kabarmu?
Hampir menuju 8 tahun pernikahan, sudah atau sedang melewati cobaan-cobaan dalam pernikahan. Memilih untuk berdiri tegap menghadapinya.
Aku yang dulu sering terpenjara dalam pikiran bahwa akulah "victim" dari pilihan-pilihan yang aku buat. Aku mulai berproses, menghadapi setiap konsekuensi dari setiap piihan yang aku ambil.
Hidup terus memberikan kejutan, tahun lalu sungguh kalut, Rei anakku satu-satunya di diagnosis high function autism hati orang tua mana yang ga kalut.
Tapi kembali lagi, hidup adalah pilihan apakah aku memilih menjadi korban, atau memilih menjadi pejuang. Aku adalah pejuang, untuk keluargaku. Menopang setiap cobaan keluarga, mengendalikan emosi yang ingin menguasai.
Aku lelah, aku overwhelmed, aku sedih, hatiku sakit namun aku percaya aku bisa melalui nya. Perasaan ini valid.
2 Tahun ini ekonomi kami juga terguncang, impia 1Miliar sebelum 38 pupus sudah, uang itu harus kami relakan untuk proses terapi anak.
Kalau di hitung-hitung, gaji yang suamiku dapat sangat besar, namun pengeluaran anak yang hampir 20juta sebulan sungguh berat.
Apa aku menyerah?
Lalu apa yang aku lakukan untuk diriku? Aku sekarang aktif di kegiatan sosial menjadi fasilitator, berbicara di depan umum lagi.
Aku senang dengan hobiku ini, walau aku tetap harus memprioritaskan anakku. Aku yakin anakku akan bertumbuh, tidak agresif lagi, lebih mandiri.
Saat ini aku menangis namun sangat sulit, sehingga aku mulai lagi dengan journaling. Aku ke psikolog loh, aku mengikuti 4 sesi brainspotting lumayan membantu.
Kehidupan dengan suami? Aku mulai merelakan dan berhenti berharap. Aku mulai mempercayai suamiku bisa melewati masalahnya mandiri. Aku yang dulu merelakan mimpiku, untuk support suami, namun ternyata menaruh harapan ke orang lain juga sesuatu yang salah.
Keluarga?
aku mulai merekalan dan menerima bahwa orang tua ku toxic, dan sulit untuk support aku.
mertua, aku merelakan dan menerima bahwa mereka abai.
Wah pahit sekali rasanya hidupku, pahit memang menyadari hidup tanpa merasa di cintai keluarga.
Tapi aku mulai menerima, sehigga hatiku lapang dan bisa mencintai anakku apa adanya.
Sampai jumpa lagi ya di tulisan ku nantinya
0 notes
egindjournal · 11 months ago
Text
Berkenalan lagi dengan diriku membuatku harus belajr lagi menamai emosi. Entah itu marah, sedih, kecewa, cemas.
Menyadari bahwa semakin bertambah umur, semakin sulit mendaatkan support system. Kadang kita harus berjuang di jalan nya masing-masing.
Ketika awal mula kesadaran muncul, hal yang timbul adalah perasaan marah dan cemas. Marah bahwa hatiku sedemikain terluka saat tumbuh kembangku. Marah aku tidak pernah memvalidasi perasaan tsb. Cemas, akankan aku bisa berjalan lagi menjadi lebih baik.
Ada momen dimana aku kesepian, ada momen di mana aku merasa "solitude". Momen yang ingin aku rayakan, perasaan hati yang tak nyaman, perasaan yang selalu dihindari ingin kurayakan satu persatu
Selamat datang di tulisan yang berantakan dari wanita umur 35 tahun.
1 note · View note
egindjournal · 5 years ago
Text
maju dan melihat kebelakang
Dalam perjalanan hidup kita akan menemukan hal-hal yang bisa menjadi turning point. Warren Buffet menemukannya ketika berumur 16 tahun, Kolonel Sanders menemukannya ketika beumur 65 tahun. Ada yang menemukan turning point di saat terpuruk dan kalut hidupnya, seperti JK Rowling.
Aku pikir perjalanan hidupku soal bersenang-senang, tanpa tau tujuan. Aku bahkan tidak bertanya tujuan hidupku. Hanya memilih tanpa berpikir panjang. Sampai saatnya aku resign, sebuat keputusan yang kubuat tanpa perencanaan tapi sebuah turning point dalam hidup.
Aku percaya hidup soal berjeda, memberi spasi pada diriku. Di awal masa resignku aku mencari pekerjaan apa yang harus kulakukan, 
apa seperti dulu bekerja di perusahaan? apa membuka bisnis atau apa?
JEDA memberiku ruang, ruang untuk bernafas, ruang untuk berpikir, ruang untuk menemukan diriku. Jeda memberiku waktu untuk menoleh kebelakang menganalis setiap pilihan yang aku ambil.
Pernah salah itu baik, selalu salah adalah bodoh
Diriku yang pernah salah dalam mengambil arah hidup bukan diriku yang sepenuhnya salah. Aku hanya tidak mengetahui kemana seharusnya layar itu kubentangkan, bukan bagaimana cara berlayar. Arah akan menentukan goal dalam hidup kita lalu bisa semakin kita perkecil menjadi target-target yang bisa kita raih
Dalam pencapaian target akan banyak angin ribut yaitu cibiran, diremehkan, tapi jika kita sudah tau arahnya, maka yang kita lihat hanya titik yang ingin kita tuju.
Ada banyak orang hidup, tapi tak tau untuk apa hidup
Ada banyak orang bekerja untuk memenuhi kewajiban, sampai terjebak dalam rutinitas, tanpa tau ada kehidupan yang bisa membebaskan.
Kebebasan selalu memiliki resiko, namun kebebasan akan membuat kita berpikir, belajar, mencari tau, dan mempertanyakan lagi apa yang kita cari.
Que Sera, Sera, Whatever will be, will be The future's not ours, to see
0 notes
egindjournal · 6 years ago
Text
Ajariku arti kesuksesan
Kata orang berdoa dan berusaha akan membuatmu sukses. Apa iya? Berapa sih orang yang benar-benar sukses, yang dulunya miskin, tinggal di tempat terpencil, Punya keluarga miskin bisa melaju sukses dan kaya? Kalaupun ada pastinya akan dijadikan buku dan film dong. Sebagain besar punya “keistimewaan” atau yang sering di sebut privelege. Aku juga bisa melihar orang-orang sekelilingku yang punya karir cemerlang atau bisa memilih apapun yang dia mau, melibatkan sokongan orang tua mereka. Mungkin ini terlihat sinis, tapi toh memang kenyataan. Kadang terlihat kurang adil, sedari kecil sudah di puji dengan harta orang tua, dewasa pun juga demikian. Struktur sosial mungkin yang paling berperan dalam negara kapitalis. Kata orang banyakin doa biar rejekinya banyak. Lah, gimana bisa, jika pendidikan, akses kesehatan terbaik hanya bisa dinikmati orang kaya. Kamu bisa lihat dong, saat kamu sekolah dulu, punya pembantu? Kamu ga perlu mikikirin cuci piring. Kamu lapar kamu bisa jajan. Kamu capek ke sekolah kamu naik mobil. Kamu kuliah salah jurusan pun, tetap bisa pindah jurusan tanpa rasa bersalah. Bayangkan temanmu yang disana yang kalau pulang sekolah tetap harus bantu kerjaan rumah. Naik bus atau angkutan umum kesekolah, panas, harus berjalan jauh ke rumah. Ga mungkin bisa milih jurusan, dimana saja yang penting ketrima. Lalu kamu dengan mudahnya bilang teman kamu yang masih kuliah ini norak. Hanya karna makan daging iga sepiring berdua. Tanpa tau kami harus mencari pekerjaan tambahan demi bisa membiayai tugas kampus. Saat ini rumahmu besar, tapi tanpa bapakmu kamu bisa apa? Untuk temanku yang pongah. Yang tak pernah merasakan makan nasi dengan kremesan
0 notes
egindjournal · 6 years ago
Text
Di depan kelas agama
10 menit sebelum pulang sekolah Surya memanggilku. Mukanya lusuh, guratan sedih di wajahnya. "Nin, gue mau cerita" ujarnya. Kenapa lagi sih, si putri lagi?"sahutku. "Iye nin, ntar lo tunggu gua yak di depan kelas agama, gue ganti baju bentar, ntar gue traktir mie ayam bang sel dah" Ku anggukkan kepalaku tanda setuju, lumayan siang ini dapat mia ayam gratis. Beberapa hari ini aku agak bosan dengan menu makanan asrama. Surya berlari ke arah asrama putra yang berada satu komplek dengan sekolahan kami untuk meletakkan tas di loker sambil berganti baju. Kutunggu surya di depan kelas agama sambil mendengarkan siaran radio sekolah. Aku melamun, membayangkan nilai sosiologi ku yang harus remedy. Ku rebahkan setengah badanku ke tiang penyangga di depan kelas. Tiba- tiba sosok itu datang. Kusembunyikan wajah pucatku di depannya. Tanpa sadar tanganku berkeringat deras. Namanya Deni, cowok yang kutaksir dari hari pertama inisiasi asrama. Aku ingat waktu itu ia memakai kemeja hawai, warna biru dan ada bunga-bunga putih. Wajahnya tidak begitu tampan, kacamatanya menutupi hampir seperempat wajahnya dan giginya berantakan. Aku ingat dia waktu itu berjalan bersama surya (surya saat itu sok ganteng banget). Mereka mengajak setiap orang yang mereka temui berkenalan, saat aku menatapnya aku tidak pernah lupa hari itu. Ia mungkin lupa, tapi aku tidak. Aku mengaguminya, kami tidak pernah satu kelas. Yang aku dengar dia menyukai gadis kelas XI 2 bernama Franda. Franda, gadis pujaan setiap lelaki, kulitnya putih, gaya berbicara manja minta di kunyah. Apalah aku si gadis rata-rata ingin bersaing dengannya. "Nin, ngapain disini?" Ujar Deni memecahkan lamunanku. Sulit sekali menyembunyikan degupan keras jantung ku. Lidahku seperti terjepit sulit sekali menjawab pertanyaannya. "Nunggu Surya" jawabku kaku "Nin, aku duduk sini ya" ujarnya sambil duduk di sebelahku persis Aku seperti tertusuk panah, panas sekali dadaku. "Nin, kamu katanya suka sama band aku ya.? "Ujarnya sambil menatap mataku lekat. "Iya Den". Aku bisa merasakan dirinya yang hangat. Rasanya ingin menyentuh rambut ikalnya, dan menikmati momen ini terus. Nin,Kira- kira lagu apa ya yang bagus kubawain di welcome party adik angkatan kita? Ujarnya dengan semangat. Belum ku jawab tanyanya, teman sekelasku Murti tiba-tiba berdiri di depan kami. "Nin, kok lo beduaan sama Deni?" Ujar murti nyolot. Ingin rasanya kukeluarkan sumpah serapah padanya. Namun aku hanya bisa terdiam tanpa kata. "Nin lo bukannya suka ya sama Deni? " . Tanpa disaring murti menanyakan pertanyaan yang membuatku ambyar, sampai tak bisa menapak. Aku tundukkan wajahku, ingin rasanya menangis. Aku malu. Tak ada jawaban tanpa ba bi bu. Murti menatap Deni lalu melontarkan pertanyaan kepadanya. Den, kalian cocok loh, kenapa ga jadian aja? Deni terdiam. Aku tak berani menatap wajahnya. Kulirik deni, ia menatapku, lalu menatap murti. " murti, aku pingin jadi romo, jadi aku memang tidak ingin pacaran" jawab deni, dengan intonasi sangat halus. Deni berdiri,menatapku, " Nin, aku duluan ya mau latihan band" Aku menggangguk, hatiku amblas saat itu. Beberapa bulan kemudian, aku melihatnya bergandengan dengan franda. Aku dengar kabar mereka pacaran dari sahabatku. Yang bahkan tidak mengetahui kalau aku mengagumi deni dari semenjak hari pertama kami di sekolah ini. Deni, kamu tidak perlu berbohong hanya untuk menjaga perasaanku. Melihat matanya dari dekat kala itu sudah lebih dari cukup. Lereng gunung, 2005
0 notes
egindjournal · 6 years ago
Text
Perempuan dan sepeda barunya
Mesin waktu tiba-tiba datang, memutar kenangan. Aku berbalik pada memori dimana aku naik sepeda di Jogja. Kala itu umurku masih 19 tahun, temanku Rio baru saja lulus dan menghibahkan sepedanya kepadaku. Bagai durian runtuh kala itu aku hanya bersemangat dan gembira sekali. Perlu kalian pahami, sudah lama aku menginginkan sepeda. Tiap minggu pagi gebetanku selalu bersepeda dengan beberapa teman-temanku.Sepeda itu layaknya amunisi untuk dekat dengannya. Mungkin ini jalan Tuhan. Rio mengatakan ia menitipkan sepeda di tempat Dina pacaranya. Tanpa pikir panjang, sehabis kuliah aku mampir ke kos Dina. Kulihat sepeda warna biru itu,senyum simpulku merekah,kubayangkan diriku bersepeda bersama gebetanku. Tanpa pikir panjang Ku kayuh sepeda itu dari babarsari kubawa pulang ke bausasran (kosku).
Jaraknya 7,1 km, ku ingat aku harus melewati jalan besar. Jogja di tahun 2010 sudah ramai para pengendara motor, aku naik sepeda melewati flyover janti hingga jalur kereta timoho dengan sepeda itu. Ada rasa haru yang kuingat, ada rasa berani dari gadis muda yang kurasa. Kini di usiaku yang tak lagi muda aku hanya ingat aku pernah seberani itu, aku pernah se spontan itu. Aku bebas aku lepas.
0 notes
egindjournal · 7 years ago
Text
Kukatai kau ego
6 bulan saya di semarang dan minggu depan adalah hari baru saya untuk menginjakkan kaki pertama kali ke tanah borneo.
Harapan saya borneo berhati baik layaknya batam, yang membuat hati nyaman. Batam selalu mengingatkan saya dengan momen masa kecil dan remaja, lalu dilanjut masa kerja.
Malam ini saya teringat Infineon tempat dulu saya bekerja. Saya teringat bau parfum ruangannya, saya teringat dingin ruangannya dan saya teringat senyum sapa rekan kerja.
Saya juga teringat boss saya, sebut saja pak A. Pak A ini punya banyak sekali orang yang sebel sama beliau. Pak A punya hobby membully orang, mengejek ringan saja. Pak A sering sekali mengejek saya sebelum menikah. Kadang ejekannya bikin kesel, bikin marah. Tapi namanya boss kita cuma bisa diam.
Dia juga tidak suka disela pembicaraannya. Aduh pokoknya sering banget ngeselinnya, namun kita cuma bisa diam.
Malam ini saya chat beliau, kebetulan sedang ulang tahun setelah lama tidak chat beliau. Saya bilang makasih pak ya saya sering di bully. Lucunya beliau minta maaf.
Saya bukan membenarkan bullyan beliau cuma, dari beliau saya belajar menahan ego. Kritik, hinaan dan ejekan yang dilontarkan orang adalah tolak ukur besar kecilnya ego kita. Jika disenggol sedikit marah, maka kita perlu pertanyakan ego kita.
Yah, pada akhirnya saya belajar lebih nyantai dan tidak terlalu ambil pusing. Tidak terlalu membesar-besarkan masalah. Ikhlas dalam menjalani hidup.
Kadang kita baru sadar Tuhan memberikan pelajaran hidup lewat hal yang tidak mengenakkan.
# btw tumblr di block ya, ini bukanya pake vpn hiks
0 notes
egindjournal · 8 years ago
Text
God, i wanna be good wife and mother for my little family
0 notes
egindjournal · 8 years ago
Text
Kembali ke Surga yang Sama
Tumblr media
Pagi ini aku terbangun begitu pagi. Aku memimpikan kejadian yang pernah aku alami ketika aku masih kecil. 
Dulu sekali ketika aku duduk di sekolah dasar, aku pernah di sekolahkan di salah satu sekolah negeri di Batam. Lalu aku ingat, aku mempunyai seorang teman yang sangat nakal dan jarang mengerjakan PR. Lalu guruku berujar di depan kelas,Itulah dia orang Kristen, pemalas dan nakal. Aku terdiam dalam kesunyian yang kuciptakan sendiri mendengar ucapan guruku. 
Kebetulan dulu aku termasuk salah satu anak cerdas di SD itu, aku selalu menduduki peringkat pertama di kelas, namun guruku tidak pernah menyampaikan aku meraih prestasi itu karena aku seorang KATOLIK. 
Aku juga masih teringat ketika dulu beberapa orang anak kelas lain memanggilku kafir. Ingin sekali aku ganti agama yang tertulis di raporku, menjadi agama yang mayoritas mereka anut.
 Ini hanya sepenggal kisahku ketika kecil dulu. Masih ada ribuan anak kecil minoritas saat ini yang diperlakukan seperti itu. Aku bukan bermaksud memojokkan agama tertentu, namun aku begitu kecewa dengan pendidikan kala itu. 
Masa kecil adalah penentu seseorang di masa dewasa. Guru adalah salah satu agen pembawa perubahan (agent of change) di dalam masyarakat. Jika salah satu pembawa perubahan bersikap membenci perbedaan yang ada. Tidak bisa di salahkan banyak orang yang begitu membenci adanya perbedaan di kemudian hari. Aku begitu bersyukur terlahir di keluarga yang memiliki perbedaan yang begitu mencolok. 75 % darah yang mengalir dalam diriku adalah MUSLIM. Aku sudah sangat terbiasa melihat kakek ku sholat 5 waktu, atau seluruh sepupuku memakai jilbab. Perbedaan itu sungguh membuatku terbiasa, berjalan beriring seperti harmoni musik paling indah. 
Di usiaku yang tidak lagi kecil, aku mulai melihat perbedaan itu menjadi sesuatu yang seharusnya di jaga oleh setiap individu di alam ini. Saat ini aku terapkan ketika berteman, bersosialisasi, bahkan mencari pacar tidak lagi kulihat dari agama, Ras, Suku mereka. 
Aku mulai mempercayai jika kita dilahirkan di dunia yang sama, maka kita akan hidup abadai di surga yang sama. Entahlah kamu seorang KRISTEN, ISLAM, KATOLIK, BUDDHA, HINDU, KONGHUCU , atau apapun yang kamu anut. Kita akan kembali ke Sang Hyang Widi di tempat yang sama, bertemu untuk kedua kalinya. 
Salam, Syalom, Wassalam, Om Swastiastu :)
Tulisan ini saya buat 17 Oktober 2012
0 notes