ellalailatn-blog
ellalailatn-blog
A Cup of Coffe
1 post
Don't wanna be here? Send us removal request.
ellalailatn-blog · 8 years ago
Text
Allah Bilang “Kamu Bisa”
You don’t choose your family. They are God’s gift to you, as you are to them. --- Desmond Tutu--- Terlahir dari keluarga yang kurang mampu, tidak menjadikan saya berhenti bermimpi dan menyerah pada keadaan. Saya adalah anak keempat dari empat bersaudara, dengan seorang ibu yang menjadi tulang punggung keluarga sejak sepeninggal ayah delapan belas tahun silam. Berbekal motivasi untuk tidak membebani ibu dan ingin membantu perekonomian keluarga, saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak putus sekolah dan terus berprestasi agar mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan saya. Berbagai perlombaan tingkat lokal hingga tingkat Nasional saya ikuti, selain untuk mengasah kemampuan saya dalam berkompetisi, juga mengharapkan uang hadiah lomba yang saya peroleh nantinya, bisa membantu membiayai kehidupan sehari-sehari saya tanpa harus meminta kepada orangtua. Menjadi seorang dokter adalah salah satu mimpi terbesar saya, karena di desa tempat saya tinggal belum ada tenaga dokter. Selain itu, saya ingin masyarakat kurang mampu disekitar saya tidak lagi khawatir dengan biaya kesehatan mereka ketika mereka sakit dan datang ke dokter. Namun, mimpi saya ini sempat membuat saya kurang percaya diri. Banyak orang-orang disekitar saya yang menertawakan, mencibir dan berkata “Sekolah dokter itu mahal nduk, jangan bermimpi terlalu tinggi. Kamu hanya seorang perempuan dari keluarga pinggiran, jangan berhayal yang tidak mungkin terjadi.” Berawal dari tertawaan dan cibiran dari orang-orang disekitar saya, membuat saya merasa tertantang untuk mengejar mimpi saya, dan membuktikan kepada orang lain, bahwa meskipun saya dari keluarga kurang mampu dan kurang berpendidikan, saya bisa berprestasi dan mewujudkan mimpi saya. “Man jadda Wa jadda, Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.” Semboyan ini selalu saya pegang teguh dalam keseharian saya untuk menggapai impian saya. Kerja keras tidak akan menghianati hasil, do the best let God do the rest. Ketika semua orang menyangsikan dan mengatakan IMPOSSIBLE kamu bisa menjadi dokter, namun Allah mengatakan bahwa I’M POSSIBLE be a doctor. Dengan izin Allah saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (UNISMA) melalui program beasiswa santri berprestasi (PBSB) dari Kementrian Agama Republik Indonesia tahun 2013. Tak henti-hentinya saya mengucap syukur atas keajaiban ini, hingga saya dan ibu saya tak kuasa membendung air mata syukur kami ketika mengetahui kabar ini. Amanah menjadi mahasiswa kedokteran dengan biaya dari rakyat Indonesia melalui beasiswa PBSB yang saya peroleh, membuat saya bertekad untuk tidak menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja, let’s never take this opportunity for granted. Sejak dinyatakan resmi diterima menjadi mahasiswa kedokteran Universitas Islam Malang, saya menggunakan kesempatan ini untuk aktif dalam organisasi kemahasiswaan, kejuaraan ilmiah hingga belajar ke luar negri. Beberapa aktivitas saya selama menempuh pendidikan sarjana kedokteran diantaranya menjadi pengurus harian nasional bidang Medical Education and Profesion Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) dan pengurus harian nasional Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSSMORA) tahun 2016. Berbagai perlombaan juga saya ikuti dan Alhamdulillah keluar menjadi juara, diantaranya yaitu juara III lomba karya tulis ilmiah mahasiswa tingkat nasional tahun 2012, juara I lomba Syarkhil Al-Quran dalam rangka Dies natalis UNISMA tahun 2013, ICON (duta) FK UNISMA tahun 2015, juara III lomba karya tulis ilmiah mahasiswa tingkat nasional dalam acara Temu Ilmiah Nasional Tahun 2014, juara I seleksi mahasiswa berprestasi (Mawapres) Universitas Islam Malang tahun 2016, 2nd Winner LIMBIC’s public poster competition on national journalistic competition tahun 2016 dan Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah FORMULA FAIR FK UNISMA tahun 2016. Selain itu, saya juga terpilih menjadi salah satu perwakilan mahasiswa dari FK UNISMA dalam Program UNISMA Goes to Adelaide South Australia tahun 2016 di SA Pathology Adelaide, South Australia. Kesempatan ini adalah pengalaman yang luarbiasa dan merupakan bagian dari mimpi besar saya yang akhirnya terwujud. Kesempatan ini juga dapat membuktikan bahwa meskipun dari universitas swasta, dan dari keluarga kurang mampu, namun saya bisa belajar ke luar negeri tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun. Belajar ke luar negeri tidak hanya mengasah kemampuan meneliti saya, namun juga membuat saya belajar tentang etos kerja dan profesionalitas yang tinggi, serta kemampuan bertahan hidup dengan kebudayaan yang berbeda serta mayoritas masyarakatnya yang nonmuslim. Bisa berangkat ke luar negeri terlebih untuk melakukan kolaborasi riset, adalah kesempatan yang hampir mustahil bagi saya. Karena, biaya keluar negeri yang cukup tinggi, dan kemampuan dalam berkomunikasi dalam bahasa inggris, maupun kemampuan meneliti saya masih terbatas. Namun dengan keterbatasan itu, tidak menyurutkan semangat saya dan tetap memberanikan diri untuk mengikuti seleksi delegasi ke luar negeri dengan berbekal keberanian, kesungguhan belajar dan doa dari ibu. Richard Branson pernah mengatakan “If somebody offers you an amazing opportunity but you are not sure you can do it, say Yes-then learn how do it later”, hal ini yang coba saya praktikan disini. Karena bagi saya kesempatan emas tidak datang dua kali, belum tentu juga ketika kita sudah siap sepenuhnya, kesempatan itu akan datang lagi kepada kita. Hal yang terpenting menurut saya adalah tetap konsisten untuk mau terus belajar dan berlatih. Karena dengan belajar dan berlatih kemampuan kita akan terus terasah. And It works, seiring dengan berjalannya waktu, keterbatasan kemampuan yang saya miliki sebelum berangkat berangsur-angsur membaik seiring dengan berjalannya waktu. Terhitung setelah setengah bulan saya menghabiskan waktu di Adelaide South Australia dan bekerjasama dengan para peneliti professional dengan alat-alat laboratorium yang canggih telah mengasah kemampuan meneliti saya dan kemapuan berkomunikasi saya. Kuncinya adalah mau belajar dan mencoba, because we are not obligate to win, but we are obligate to keep trying. Bumi Allah ibarat sebuah buku, jika kita tidak menjelajahinya, ibarat kita hanya membaca satu halaman. Sehingga menjelajahlah kebanyak mungkin tempat dan sejauh mungkin yang bisa kamu jangkau, because life’s not meant to be lived in one place. Tidak ada seorangpun yang menjamin hidup di negeri orang akan menawarkan banyak kemudaha, namun dengan pergi ke negara yang lebih maju akan membuat kita menjadi lebih terbuka dengan persepsi yang berbeda, memberi kesempatan kita untuk bertemu dengan orang-orang yang berbeda dan mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih maju. Kesempatan ini membuat saya tak henti-hentinya bersyukur dengan semua kesempatan yang telah Allah berikan. Kuncinya adalah jangan pernah puas untuk belajar, jangan pernah lelah untuk mencoba dan selalu menyertakan Tuhan disetiap fase kehidupan kita. Thanks God for blessing me much more than I deserve. Kuliah di universitas swasta terlebih dari lulusan pondok pesantren terkadang sering tidak diperhitungkan oleh mereka yang merasa hebat bisa kuliah di universitas negeri dan dari lulusan sekolah favorit yang bergengsi. Lulusan pondok pesantren sering dianggap hanya jago dalam ilmu agama dan lemah dalam ilmu-lmu sains. Namun saya tidak berkecil hati dengan asumsi tersebut. Ustadz di pondok saya pernah berpesan “Mutiara sekalipun di buang ke selokan, tetap akan menjadi mutiara. Jadi, bukan masalah kamu kuliah dimana, bukan sebesar dan sehebat apa kampusmu, tapi tergantung bagaimana kamu memaksimalkan potensimu dimanapun kamu berada”, pesan tersebut selalu saya pegang teguh dalam menuntut ilmu dimanapun saya berada. Menurut pendapat saya, tidak perlu saling berdebat siapa yang paling hebat dan kuat, tidak perlu berkecil hati karena berasal dari pondok pesantren dan tidak diterima dikampus-kampus besar, cukup buktikan kapasitas dan integritas pribadi kita, agar mereka yang mencibir dan meremehkan kita menjadi terdiam dan percaya bahwa kita bisa bersama Allah. Prinsip saya, selagi saya memiliki kesempatan, saya akan berusaha yang terbaik semaksimal yang saya bisa, karena motto hidup saya adalah do the best that you can do, and be the best that you can be. So, keep doing our best, and showing it off to the world that it’s not over. Setiap orang memiliki amalan masing-masing yang menjadikannya dekat dengan Tuhannya, begitupun saya. Dalam perjalanan saya mencapai setiap fase keberhasilan yang saya peroleh, saya selalu melibatkan Allah dan do’a dari Ibu saya dalam setiap aktivitas yang saya kerjakan. Ibu saya adalah motivasi dan penguat terbesar saya dalam menjalani hidup. Sejak kecil hingga sekarang, beliau selalu meanti-wanti saya untuk selalu istiqomah menjalankan puasa senin-kamis, tidak meninggalkan sholat tahajud, dhuhah dan baca Al-Quran meskipun dalam kondisi sesibuk apapun. Dan satu hal yang selalu membuat saya bersyukur dan terharu pada sikap ibu saya adalah ketika saya sedang maju dalam kompetisi ataupun ujian seleksi apapun, beliau akan berpuasa tiga hari berturu-turut dari sebelum saya maju kompetisi, hingga hari-H saat kompetisi saya tengah berlangsung. Beliau selalu mengatakan “ketika kamu berjuang mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan dewan juri, pada saat yang sama ibu akan puasa dan mendoakanmu dari rumah.” Motivasi inilah yang menjadikan saya semangat untuk tidak mudah menyerah, meski dalam situasi yang sulit, meskipun tak jarang saya merasa sedih ketika harus pulang dengan tanpa piala di tangan. Empat tahun menempuh gelar sarjana kedokteran telah saya lewati. Saat ini saya sedang dalam proses melanjutkan jenjang pendidikan dokter saya menjadi seorang dokter muda di salah satu rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang. Melalui cerita ini, saya ingin menyampaikan kepada orang lain agar tidak putus asa dan tidak menyerah dengan mimpi yang kita miliki. Jika orang lain mengatakan tidak mungkin bisa, tapi Allah mengatakan kamu bisa bersama Allah dengan terus berdoa, berusaha, dan selalu berprasangka baik kepada Allah. Satu hal yang harus diingat bahwa Amanah tidak jatuh pada pundak yang salah, jangan pernah lelah untuk belajar, berproses dan memantaskan diri untuk mendapatkan Amanah Allah dalam mencapai impian kita, karena kerja keras tidak akan menghianati hasil. Do the best and let God do the rest, No Excuse!!!
0 notes