enopeach - Tumblr blog

[enopeach]

Ketika aku dapatkan sesuatu yang aku mau, itu karna usahaku. Jadi jangan pernah sepelekan hal itu. Suatu usaha bukan tanpa pengorbanan kan? Jika kamu tidak menghargai pengorbananku, orang lain mungkin tidak akan pernah mengerti seberapa besar usahamu.

[enopeach]

aku yang hanya sangat tahu perasaanku.

a broken pieces of heart

[enopeach]

Sungguh bahagia orang yang saling terikat oleh tulisan.

© bagusadikarya

Iya. Bahagia. Apalagi kalau ikatan itu benar-benar mengikat. Seperti menemukan diriku dalam tulisanmu. 😇

(via bagus-adikarya)

[enopeach]

Kita pernah saling bercanda kemudian jatuh cinta,kita pernah saling bertengkar kemudian berpelukan,kita pernah saling mencintai kemudian melukai,kita pernah saling melupakan kemudian saling merindukan.

Kita pernah. (via poemaris)

[enopeach]

Bukan ikhlas yang melepaskan, tapi ikhlas yang menerima. Bukan ikhlas yang saling tak peduli dan melupakan, tapi ikhlas yang saling mengingat dan mendo'akan.

Bait Puisi Mengapa ? ( Guruh Nusantara ) . Puisinya bisa didengar dan dibaca disini. (via lensasatumata)

[enopeach]

Bunga akan tetap mempersembahkan keharumannya, bahkan kepada tangan yang meremukkan kelopaknya.

Ali bin Abithalib (via segelaskopi)

[enopeach]

omg. di luar angkasa bisa bikin blog jugaaak :”D

Chasing Storms at 17,500mph

Flying 250 miles above the Earth aboard the International Space Station has given me the unique vantage point from which to view our planet. Spending a year in space has given me the unique opportunity to see a wide range of spectacular storm systems in space and on Earth. 

The recent blizzard was remarkably visible from space. I took several photos of the first big storm system on Earth of year 2016 as it moved across the East Coast, Chicago and Washington D.C. Since my time here on the space station began in March 2015, I’ve been able to capture an array of storms on Earth and in space, ranging from hurricanes and dust storms to solar storms and most recently a rare thunder snowstorm.

Blizzard 2016

Hurricane Patricia 2015

Hurricane Joaquin 2015

Dust Storm in the Red Sea 2015

Dust Storm of Gobi Desert 2015

Aurora Solar Storm 2015

Aurora Solar Storm 2016

Thunderstorm over Italy 2015

Lightning and Aurora 2016

Rare Thunder Snowstorm 2016

Follow my Year In Space on Twitter, Facebook and Instagram.

[enopeach]

at kazoku japanese restaurant – View on Path.

[enopeach]

kalo masalah perasaan, solusinya balik lagi, pasti ada di hati.

unknown

[enopeach]

I wanna hold you till the fear in me subsides

someone when we touch

[enopeach]

maaf yaa kalau semua yang gue tebak ini salah. Jadi “an overthinker” itu susah. Susah banget. Kalau suruh milih, gue gak mau jadi overthinker, gue gak mau peduli sama sekitar. Mugkin sama perasaan sendiri juga. tapi untungnya, gue jago acting juga loh. Gue jago “bersikap baik-baik saja di keadaan yang sangat tidak baik-baik saja”. orang-orang gak bisa tau bahwa gue sebenernya lagi memikir-keraskan sesuatu. Gue bisa bikin orang gak tau.. benar-benar gak tau sampai nanti gue sendiri yang lupa dan gak ada satu orang pun yang bisa mengingatkannya karna benar-benar gak ada yang tau. Kecuali, kalau baca lagi tulisan ini. kalau terbesit bahwa gue ini rumit, iya. sampai kadang gue mending milih tidur. dah~

[enopeach]

Jatuh bersimpuh. Atau bangkit, dan mencoba terus.

“The expert once is a beginner.”

[enopeach]

Hati-hati ya :)

[enopeach]

Kangen aku ke kamu itu pake tanda seru (!) Kangen kamu ke aku itu pake tanda tanya (?)

(via catatan-senja)

[enopeach]

Kangen Pengarang: WS. Rendra

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku menghadapi kemerdekaan tanpa cinta kau tak akan mengerti segala lukaku karena cinta telah sembunyikan pisaunya.

Membayangkan wajahmu adalah siksa. Kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhan.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku. Apabila aku dalam kangen dan sepi itulah berarti aku tungku tanpa api.

#kangen #rindu #cinta #rendra #sepi #racun #api #puisi #sajak #malam #wajah #indah #hati

[enopeach]

Saya Kangen

Saya kangen keadaan saat blog dan media massa menjadi ruang yang diisi di malam sebelum tidur atau pagi sebelum beraktivitas, untuk melaporkan temuan hari itu, menyebarkan semangat baru, dan sedikit kegelisahan di malam yang lewat.

Saya kangen dengan cerita-cerita anak muda tentang kebenaran, tentang hal-hal yang ideal yang membuat saya yakin bahwa masih ada yang peduli, masih ada yang belum menyerah dengan keadaan.

Saya kangen dengan tafsiran dan analisa-analisa manusia, dengan segala keterbatasan pengetahuan dan pengalamannya, tentang arti hidup versinya sendiri dan tips-trik menjalaninya.

Saya kangen dengan diskusi dan dialektika, komunikasi dua arah yang terelaborasi, tulisan dibalas tulisan, semua karena cinta akan kebebasan berpendapat dan keinginan berbagi pandangan akan kebenaran.

Saya kangen pada endorfin yang membuncah saat saya berpartisipasi dalam diskusi-diskusi serius tapi santai, dimana saya punya tempat mengupas dangkalnya pikir dan sempitnya cakrawala, bersiap diisi dengan kritik dan rekomendasi, dan mengasah selera humor soal dunia yang tidak berwarna tunggal, melainkan seperti mozaik dari warna-warna minor,

Saya kangen ketika pandangan saya bisa dipotong-potong lalu saya jahit kembali dengan cara dan desain yang lebih indah.

Saya kangen dengan kepedulian pada logika dan penjabarannya, oleh anak-anak ingusan yang akan memimpin masa depan bangsanya dua sampai empat windu lagi.

Saya kangen ketika setiap orang bebas berbicara di panggung maya yang dicipta kebebasan, dan melatih kebebasannya.

Saya kangen dengan kemerdekaan intelektual yang telah lama dibungkam oleh kepengapan suntikan uap cinta pemimpin busuk, dan dipasung oleh kemalasan.

Saya kangen itu semua karena saya tahu pemikir selalu belajar, bukan dewa, bukan juga nabi yang ditiup-tiupkan wahyu ke telinganya.

Dan sejak kapan belajar tidak menyenangkan? Sejak kapan pula belajar jadi instan?

Saya kangen pada dunia dimana kita terus bermain kata lewat bukti, bahkan yang pribadi atau masih berupa abstraksi, bersepakat atau bersepakat untuk tidak bersepakat, mengolah peka, mencairkan keangkuhan aku, dan mencari jalan keluar masing-masing demi sebesar-besar kecintaan pada masa depan dan kecintaan pada sebahagian besar yang menunggu.

O, kaum yang menunggu … bila telah tiba angin utara yang mengusik di lepas September, jangan diam karena diam berarti maut buat sekoloni.

Mari kita cari jalan, karena hidup harus terus berpindah, sebelum ditelan kemapanan, ditelan kenyamanan, yang umurnya tak lama, yang memendekkan umur kita.

Seperti gula yang banyak dan lamanya merusak metabolisma.

Aku kangen ketika aku bisa kemana-mana dengan beberapa batu pijakan yang aku pungut di perjalanan, dengan remah-remah hikmah yang bisa kukonsumsi untuk menguatkan kuda-kuda di penyeberangan menuju hakikat cinta.

Cinta yang telah mulai pudar pada diriku dan juga kamu, cinta yang sebenarnya kita tuju, cinta yang dianugerahkan.

Yaitu, cinta yang berwujud pertanggungjawaban aku pada Tuhan yang memberiku akal, membekaliku sejarah, dan menitipkan padaku masa depan.

[enopeach]

aku dibuat jatuh cinta lagi oleh hal yang sangat aku cintai

Disana ada banyak bintang dan ini pertama kalinya aku bisa menatap mereka lama. mengamati setiap jengkalnya di langit luas. sesekali awan lewat sedikit menutupi keindahan pancaran sinarnya. kelap-kelip cahanya sungguh membuat aku nyaman. aku dibuat jatuh cinta berulang kali lagi oleh hal yang sangat aku cintai.

aku sangat suka bintang, tapi malam itu adalah malam pertama kalinya aku bisa melihat beberapa bintang jatuh. malam itu malam pertama dimana aku bisa melihat bintang jatuh. awesome nite ever. thank you so much, you,,,