Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Jangan Siakan
Pesan untuk lelaki yang sudah menikah. Seseorang yang saat ini berada bersamamu adalah seseorang yang dulu kamu pilih dengan sadar. Bahkan, dengan perjuangan. Orang yang menemanimu saat ini adalah orang yang dulu begitu dicintai oleh orang tuanya, diberikan semua yang ia butuhkan, diberikan keleluasaan untuk bergerak mengaktualisasikan dirinya, menjadi dirinya sendiri dengan segala mimpi dan cita-citanya.
Jangan sampai karena dia menikah denganmu. Hidupnya yang dulu berwarna, kini menjadi kelabu. Mimpi-mimpinya yang dulu selalu diupayakan jalannya oleh orang tuanya, kau belenggu, diikatnya hingga tak ada lagi harapan yang tersisa untuk mimpinya menjadi kenyataan. Alih-alih kita membantunya mewujudkan, malah mematikan.
Jangan sampai karena menikah denganmu, ia kehilangan dirinya sendiri hanya karena dituntut untuk terus menjadi seperti apa yang kamu mau. Mendiktenya harus ini dan itu. Mengerdilkannya dengan membuatnya semakin tak berdaya dan tak berarti.
Kamu memang tidak mengikatnya dengan tali, tapi keberaniannya telah mati, hatinya telah mengecil, mimpinya telah hilang, dan kepercayaan dirinya telah runtuh. Menikah denganmu, bukannya menjadi bahagia malah sebaliknya.
Orang yang saat ini berada bersamamu, adalah orang yang dulu begitu diperjuangkan oleh kedua orang tuanya. Dibesarkan dari kecil hingga dewasa, saat kamu datang mengambilnya. Mungkin juga saat kamu berhasil memenangkannya, ada orang lain yang saat itu juga begitu mencintainya, memperjuangkannya, dan memperlakukannya dengan begitu terhormat.
Tapi kamu tidak, merusaknya, menginjak-injak harga dirinya. Hingga ia tak lagi memiliki energi untuk menghadapi hari demi hari yang begitu kelam. Kamu telah menyia-nyiakannya.
Jangan sampai, kita menjadi demikian.
880 notes
·
View notes
Text
Tidak ada manusia di muka bumi ini yang tidak memiliki keinginan, kebutuhan dan juga keperluan, begitu juga permasalahan, kegundahan dan kesedihan
Lalu kenapa begitu malas berdoa?
Lalu kenapa begitu enggan mengadu kepada-Nya?
346 notes
·
View notes
Text
Jika Allah nanti bertanya
“Tidak kah engkau malu berbuat dosa kepada-Ku? kau sembunyikan dosamu dari makhluk-Ku, kemudian saat sendiri kau berbuat dosa?”
Apa jawaban yang kan kita berikan?
226 notes
·
View notes
Text
Terlalu sombongnya manusia, yang berharap pada manusia lainnya. Maka rasakanlah pedihnya, sesaknya dan pilunya sekarang 😣

0 notes
Text
Kadang kita sendiri yang mengerti kesedihan kita, tidak orang lain, tidak orang terdekat kita. Hanya kita yang paham bagaimana perasaan itu. Bagaimana tersayatnya. Hanya kita
Dan Tuhan tentu saja
1K notes
·
View notes
Text
dia yang pergi
Betapa aku rindu dia
Yang pergi tanpa berkabar
Yang menjauh tanpa ragu
Yang ku tak tahu alasan dibalik itu
Oh,
Mungkin dia pergi karena muak denganku
Mungkin dia pergi karena jengah dengan ceritaku
Mungkin dia pergi karena bosan denganku
Dan segala mungkin mungkin yang selalu berkecamuk dihatiku
Kamu, yang sekarang sedang pergi dariku
Yaa kuharap sedang, karena kuingin kau kembali
Maaf untuk segala keegoisanku selama ini
Yang selalu berharap didengar tanpa mendengar
Yang selalu berharap kau ada tanpa aku ada
Kamuu, yang aku rindu
Maafkan aku , sahabatku 🙏
0 notes
Text
Saat tak tau apa yang dirasa
Saat tak tau kemana harus bercerita
Kepada Alloh lah harusnya bermuara
0 notes
Text
Sungguh berbahaya sebuah pertemuan singkat dua insan. Meninggalkan hutang yang entah kapan terbayar. Hutang pertanyaan yang tertahan dan pertanyaan yang terlambat ditanyakan saat pertemuan. Ditambah prasangka-prasangka yang liar tak terkandang. Ergh. Sampai kapan? Sedangkan pertemuan selanjutnya pun belum tentu melahirkan jawaban.
398 notes
·
View notes
Text
Titip Dek. Titip ke Allah. Aku, aku serahkan perasaan aku ke Allah. Semuanya. Allah tu dak akan mengecewakan hambaNya. Allah tu…baik. Kau harus yakin tu. Harus, dek.
-Mbak.
613 notes
·
View notes
Text
Sebuah sapa yang berakhir luka
sedari kecil setiap ketemu orang atau temennya bapak ibu kita, terlebih kalau udah lama ga ketemu. Pasti basa basi dong yaa ditanya ini dan itu. Pertanyaannya klasik bangeet.
"eh udah besar ya kelas brp sekarang? " ketemu gedean dikit
"udah lulus belum? " trus kalo udah lulus
"kerja dimana sekarang? " giliran udah kerja
"kok belum nikah? " habis nikah ditanyain lagi
"kok belum isi? "
Seakan ga ada habisnya rentetan pertanyaan itu sampe kita tua kali yaaa.
Tanpa mereka yang "bertanya" sadari bahwa pertanyaan basa basi nan klasik itu berbuah luka di hati seseorang.
Dengan entengnya kita bertanya,
Kok belum lulus, tanpa kita tau ada dia yang selalu di php dosen pembimbing padahal udah begadang sampe malem
Kok belum kerja, tanpa kita tau ada dia yang berjuang mengirim surat lamaran dari satu tempat ke tempat lain
Kok belum nikah, tanpa kita tau ada dia yang setiap malam berdoa dalam sujudnya memohon dipertemukan dengan jodoh nya yang terbaik
Kok belum punya anak, tanpa kita tau ada dia yang berpindah dari satu dokter obgyn ke dokter yang lainnya *yang ini pengalaman keluarga sendiri yang bahkan lebaran memilih ga mudik karena takut nangis kalo ditanya orang-orang kenapa belum isi
Sungguh satu kata sapa bisa berakhir luka dan tangis bagi seseorang disana.
Karena setiap orang pasti punya "saat" nya sendiri-sendiri, dan hanya Alloh SWT yang tau saat terbaik itu tiba.
Bukankah rezeki, jodoh, maut itu Alloh SWT yang takdirkan, tugas kita sebagai manusia adalah sabar, ikhtiar dan tawakal.
Jadi yuuk mulai belajar menahan diri untuk "kepo" berkedok basa basi nan klasik kalo ketemu temen kita
#selfreminder
0 notes