Tumgik
fajriahym · 3 months
Text
Siapa yang Jatuh Cinta?
Kita terlalu banyak berbeda, tapi kamu sebut itu sebagai pelengkap. Kita terlalu banyak masalah, tapi kamu yakin itu bukan masalah. Kita terlalu banyak mimpi, tapi kamu tegaskan bahwa semua bisa jadi kenyataan. Kita terlalu banyak hambatan, tapi katamu, jangan khawatir. Kita ini terlalu banyak alasan untuk tidak perlu meneruskan obrolan, tapi diammu sanggup memahamiku. Kau pikir aku jatuh cinta padamu? Dan katamu, "aku yang jatuh cinta." Hah?!?!
192 notes · View notes
fajriahym · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2K notes · View notes
fajriahym · 9 months
Text
Percaya bahwa rezeki tidak tertukar, adalah keimanan
Punya hati yang ikhlas untuk melihat pencapaiannya orang lain, adalah sebuah keistimewaan yang luar biasa.
Karena tertawa melihat penderitaan orang lain itu mudah.
Merasa baik-baik saja ketika orang lain di bawah, itu biasa.
Tapi turut mendoakan ketika orang lain sampai pada rezekinya, itu ilmu hati yang perlu dilatih berkali-kali.
Apalagi ketika kita merasa di bawahnya. Ketika kita merasa satu langkah tertinggal di belakangnya.
Percaya bahwa rezeki tidak tertukar, adalah keimanan.
Karena bisa jadi memang rezeki kita selalu berbeda satu dengan yang lainnya.
Pencapaian kita tidak akan pernah sama.
Mungkin kita hanya perlu membiasakan diri untuk memberi ucapan selamat. Turut mendoakan dan bertepuk tangan atas keberhasilannya orang lain.
Bukankah Allah sudah menakar sesuai kemampuan hambanya masing-masing?
Ketika jalan kita dirasa sulit dan orang lain begitu mudah. Percayalah bahwa garis finishnya berbeda, waktu kita tidak sekarang.
Tapi setidaknya yang bisa kita usahakan saat ini juga;
Tidak iri melihat pencapaian orang lain merupakan sebuah ketenangan hati yang tidak semua orang mampu meraihnya.
Semoga hati kita selalu berada dalam keridhoan dan keikhlasan.
—ibnufir
598 notes · View notes
fajriahym · 10 months
Text
"Mari habiskan cinta kita kepada Allah sampai tak ada ruang untuk terluka karena manusia."
@terusberanjak
748 notes · View notes
fajriahym · 11 months
Text
Ya Allaah peluk hatiku seerat-eratnya. Genggam imanku sekuat-kuatnya. Aku sudah banyak kehilangan. Dan aku tak mau kehilangan Engkau.
@terusberanjak
627 notes · View notes
fajriahym · 1 year
Text
Percaya deh, hidup tanpa berpikiran negatif terhadap orang lain itu membuat tenang. Melihat sesuatu tanpa prejudis yang justru membebani pikiran kita sendiri. Kita terbebas dari prasangka; bebas dari duga-duga. Apa-apa dibawa bahagia. Kita akan menemukan diri sendiri dipenuhi energi positif. Karena kita telah terbebas dari memikirkan orang lain dan fokus pada kebebasan diri.
457 notes · View notes
fajriahym · 1 year
Text
Menerima Kisahnya
Nanti, saat kamu menikah dengan seseorang, kamu tidak sedang menerima lembar buku yang kosong. Kamu akan mendapatkan seseorang yang sudah menulis begitu banyak catatan dan kisah, yang kamu baru akan benar-benar mengetahui kisahnya sesaat setelah akad terucap.
Pada kisah yang begitu menyedihkan, atau pada kisah yang begitu bahagia maka selalu siapkan hati yang lapang untuk menerimanya.
Sebab orang yang kamu nikahi adalah akumulasi dari masa kecil hingga ia dewasanya, bahkan sampai ia menemukanmu.
Tidak apa-apa, siapkan saja ilmu pernikahan dan mengelola rasa dalam berumah tangga. Kapan kamu harus menekan ego dan emosi, kapan kamu harus bersabar dulu untuk sesaat sebelum mengutarakan maksut dengan berbicara padanya.
Menerima kisah seseorang itu tidaklah mudah, terkadang ia jauh dari apa yang kamu harapkan, terkadang bahkan bertolak belakang dengan apa yang kamu bayangkan.
Sebab pernikahan itu menyatukan dan saling memperbaiki, kisah-kisah buruk dan hitam di masa lalu tidak perlu diungkap dan dibuka. Tutuplah serapat mungkin dan kubur sedalam-dalamnya, mulailah menjalani hari-hari dengan kebaikan yang penuh dengan keberkahan.
Andai kamu sedang menunggu seseorang yang datang padamu, maka siapkan ilmunya, perluas hatinya, dan mulailah melangitkan doa, agar apa yang kamu doakan senada dengan apa yang Tuhan takdirkan
Selamat malam, dariku yang tengah duduk di kereta menuju stasiun terakhir.
Gambir, 19 September 2023.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
fajriahym · 1 year
Text
Orang lain seyakin dan seberusaha itu buat diri kita. Tapi, diri kita sendiri yang tidak seberjuang itu dan akhirnya lambat laun kehilangan mereka yang tadinya percaya. - kurniawangunadi
495 notes · View notes
fajriahym · 2 years
Text
Yang berani "hard conversation" biasanya hubungan akan lebih "easy". Yang cuma berani "easy conversation" biasanya akan lebih "hard"
Nemu quote ini di quora
---
In my opinion, ini berlaku untuk berbagai jenis hubungan; pertemanan, rumah tangga, orangtua-anak, bertetangga dll.
Makin kita menghindari hard conversation, makin renggang hubungannya. Makin menjauh. Nggak connect.
Namanya berinteraksi dgn manusia lain, pasti ada gesekan/konflik. Ya itu seninya.
Nah yang membedakan adalah... ketika ada konflik, ada jenis orang yg menghindar, ada yg menghadapi.
Menghindar sekilas memang terlihat sebagai solusi. Atau bahkan terlihat sebagai sikap yang positif karena terkesan sabar dan nggak mau memicu keributan. Tapi itu jangka pendek. Dan justru membahayakan hubungan. Karena jika dibiarkan, cepat atau lambat akan menjadi bom waktu.
Mengurai dan menghadapinya; lebih tepatnya mengkomunikasikannya adalah solusi jangka panjang. Memang nggak enak. Memang capek. Memang menguras emosi. Tapi setelah itu, perasaan jadi lebih lega. Dan terpenting: jadi sama2 tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan satu sama lain. Jadi bukan juga hard conversation tidak berujung macem debat kusir ya.
Well, ....this part of life is probably hard and tiring.
But we have no other choice except: face and accept it.
Until this struggle become easier.. Lighter... And give back to us in form of stronger and healthier relation.
543 notes · View notes
fajriahym · 2 years
Text
Rumah Tangga dan Keletihan-Keletihan yang Berpahala
Kelak kau akan tahu.
Bahwa menikah adalah ibadah terpanjang yang tidak akan bisa kau tolak. Di dalamnya berisi ribuan pengabdian yang melahirkan pahala. Di dalamnya kau akan belajar perihal komunikasi dua arah.
Kelak kau akan tahu.
Letih yang kerap hadir dari tubuhmu saat sedang mengurus rumah adalah tetes demi tetes pahala yang akan kau raih keberkahannya kelak.
Peluh yang mengucur seluruh ragamu saat sedang berbakti kepada lelaki lain selain ayah adalah setumpuk demi setumpuk kebaikan yang akan menuai balas.
Maka bersabarlah.
Dari keinginan yang tidak menemukan pencapaian. Dari perhatian yang tidak menemukan balasan. Dari kesepian yang kau lalui seorang diri saat malam-malam sunyi.
Saat orang lain tengah tertidur pulas sedangkan engkau masih bergulat pada popok yang basah, pun tangisan dari anak manusia yang lahir dari rahimmu.
Bersabarlah dengan sabar yang banyak. Karena kunci keharmonisan rumah tangga tidak terletak hanya dari harta yang berlimpah. Atau dari rumah megah.
Kunci keharmonisan rumah tangga terletak pada takwa kepada Allah Azza Wa Jalla, juga pada sabar yang panjang tanpa batas.
Keletihan-keletihan yang kau temui saat mengarungi bahtera pernikahan adalah tabungan pahala yang akan kau buka dan lihat hasilnya di hari pembalasan.
Bersabarlah.
Pada raga yang hampir patah karena pekerjaan rumah. Pada telinga yang nyaris terbakar karena coloteh tetangga. Pada hati yang nyaris hancur berantakan karena perlakuan suami, mertua atau pun anggota keluarga.
Bersabarlah dengan sabar yang banyak.
Karena jika bukan mengharap ridho dari Allah, lantas untuk apa berlelah-lelah dalam hubungan yang bahkan kita tidak bahagia?
08.45 p.m || 26 Januari 2023
846 notes · View notes
fajriahym · 3 years
Text
Kita Tetap Menghadapinya Sendirian
Ketika kita tahu bahwa permasalahan hidup yang kita alami, ternyata juga dialami oleh orang lain. Kemudian kita merasa bahwa kita ternyata tidak sendirian, yang mengalaminya. Kita merasa seolah memiliki teman.
Tapi kemudian, tamparan keras menyadarkan kita. Karena, meski masalah itu sama. Kita tidak kenal dengan mereka. Mereka juga tidak kenal dengan kita. Dan kita tetap akan menghadapi masalah ini, sendirian.
Sampai kita akhirnya memahami bahwa agar tidak menghadapinya sendirian, yang kita butuhkan itu tidak hanya sekedar tahu bahwa ternyata ada orang lain yang nasibnya serupa. Tapi, kita harus mengenal, berteman, hingga bisa berteman ditaraf bertukar cerita. Bisa berbagi tentang apa yang sedang dilalui, saling menguatkan dan memberikan masukan.
Dan itu sebuah proses yang panjang. Memiliki teman saat kita menghadapi masalah adalah sebuah anugerah tak ternilai. Memiliki teman saat kita berada di masa-masa kritis. Dan kesadaran ini, yang kudapatkan beberapa tahun lalu, berbuah menjadi nasihat yang selalu kuberikan ke teman-temanku. Kalau kamu sedang dalam fase krisis, kamu sedang dalam masalah, saranku cuma satu: jangan sendirian. Karena aku pernah merasakan, saat sendirian, pikiran kita membawa kita ke mana-mana, kepikiran-pikiran yang mungkin buruk, dan kita kehilangan akal sehat dan logika dalam mengambil keputusan.
Jangan sendirian. 20 Maret 2021 | 23.34 WIB | ©kurniawangunadi
780 notes · View notes
fajriahym · 4 years
Text
“Nak, dunia itu melelahkan kalau kamu lihat pakai sudut pandang kamu. Sampai kapapun pasti bakal melelahkan. Karena bakal banyak ujian yang kamu hadapi. Seiring nanti kamu tumbuh dewasa, ujian yang datangpun bakal makin besar. Maka aku titip sama kamu, lihat segalanya dari sisi yang lain yak. Jangan lihat pakai sudut mata kamu yang penuh ego. Belajar percaya sama Allah kalau apa-apa yang dihadirkan-Nya pasti yang terbaik dan punya maksud baik. Nanti jangan pernah lelah buat terus berjuang. Kalau kamu lagi di titik terbawah, maka kamu harus bangkit. Nanti kalau kata orang situasi kamu lagi jatuh, maka jangan bilang “iya kamu jatuh”, tapi inget kalau Allah pengen kamu jadi pribadi yang kuat dan tangguh. Nak, dunia itu bakal terasa lama dan melelahkan kalau kamu lihat pakai sudut mata kamu yang penuh dengan ego, tapi bakal beda kalau kamu pakai sudut mata yang penuh rasa syukur dan prasangka baik ke Allah.
Nak, jangan pernah khawatir perihal hidup. Hidup itu udah diatur sedemikian rupanya sama Allah. Tugas kita mah cuman terus berusaha jadi sebaik-baiknya hamba. Jadi, berjanji kan gak akan pernah mau menyerah? :)“
10 Mei 2019 | @terusberanjak
371 notes · View notes
fajriahym · 4 years
Text
Al-Kahfi time di hari jum'at yang penuh berkah, perbanyak juga bershalawat agar kelak mendapat syafaat dan dekat dengan Nabi Muhammad SAW di akhirat kelak.
71 notes · View notes
fajriahym · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
silahkan repost klo mau repost 😊 ga usah minta izin. Klo direpost di IG, kindly mention akun IG @hellopersimmonpie . Thanks 😂
641 notes · View notes
fajriahym · 4 years
Text
“Never think you can choose better for yourself than He can.”
— Yasmin Mogahed
240 notes · View notes
fajriahym · 4 years
Text
"Dewasa"
Ketika membaca kembali catatan-catatan tentang pesan dan juga nasihat orang tua saya, ada salah satu cerita yang saya tulis, karena di dalamnya tetap ada pesan dan pembelajaran yang bisa saya ambil.
Yang masih saya ingat, ketika itu bapak sedang berkumpul dengan adik-adiknya setelah selesai kajian keluarga. Saya tidak menulis secara detail apa awal pembicaraan disana, tapi langsung ke inti dari pesan tersebut. Kurang lebih bapak sampaikan:
"Bisa dikatakan, yang menjadi salah satu ciri khas orang dewasa adalah mampu mengambil tanggung jawab atas semua persoalan dan pilihan-pilihan serta keputusan-keputusan yang diambilnya.
Kalau semisal kita sedang merasa ruwet, atau sedang merasa banyak masalah, baik itu urusan pekerjaan atau urusan rumah, lalu keruwetan itu membuat kita menjadi sering marah-marah kepada orang lain, bahkan lebih jauh lagi sampai "menuntut" anak anak kita untuk ikut mengerti kondisi kita, dengan contoh kalimat:
"Ayo dong jangan rewel terus, bapak/mama kan sedang capek, bapak/mama kan sedang banyak pikiran!"
Kira kira, kalau kita masih sering seperti itu, sudahkah kita dikatakan mampu mengambil tanggung jawab atas keruwetan diri kita sendiri?
Padahal kan kita semua mau nya di anggap sudah dewasa bukan? Lalu kenapa menuntut orang lain untuk bertanggung jawab juga ya? Apa benar kita sudah dewasa?"
.
.
Saya sebagai anak beliau, jujur.. tidak pernah melihat bapak bersikap demikian. Pulang kerumah selalu dalam keadaan senyum yang mengembang, dan tangan yang selalu bersedia menerima pelukan. Kalaupun mungkin ada saat dimana beliau mempunyai masalah, ataupun capek.. beliau lebih memilih untuk tidak memperlihatkannya kepada kami.
Tetap bersikap lembut ataupun bersikap tenang disaat ada pada situasi dimana banyak yang merasa 'dihalalkan' untuk bersikap sebaliknya, tentu bukan sesuatu yang mudah tanpa pertolongan-Nya. Dan ada proses pergelutan dengan batin dan kemampuan untuk mengontrol emosi sehingga menjadikannya demikian.⁣ laa hawla wala quwwata illa billah 💦
Semoga bermanfaat.
176 notes · View notes
fajriahym · 4 years
Text
Mereka yang terlihat sangat bahagia di dunia ini, bisa jadi orang yang sangat takut akan hidupnya, namun ia mahir menyembunyikan wajah. Mereka yang sering terlihat tertawa dalam ramainya sosial media, bisa jadi adalah orang yang sangat menangis karena hidupnya, namun ia pandai menahan air matanya.
Tidaklah pantas kamu iri dengan kehidupan sosial media, kamu ya apa yang kamu sedang hadapi hari ini, sosial media hanya kemasan yang kadang menipu isi dalamnya. Teladanilah mereka yang berhasil wafat dalam ketenangan dan kebaikan, tirulah para orang yang arif dan bijaksana dalam memanfaatkan waktu usianya, sebab kamu pun sebenarnya sering lalai dan membuang waktu bukan?
Mengapa harus menjadikan standar hidup seperti apa yang dilihat di sosial media? Mereka yang lebih berhak mendapatkan kebaikan darimu adalah keluarga dan sekitarmu, untuk apa kamu terlihat baik di media tapi untuk urusan dengan tetangga dan jamaah masjid saja masih suka tidak bertanya kabar, enggan membantu urusannya, malas membincangkan bagaimana masyarakat desa kedepan?.
Sebab hari ini, banyak yang hanya mementingkan casing daripada isi, banyak yang menghabiskan hidupnya di sosial media dan enggan keluar dari rumah dan halamannya karena malas dan tidak kenal dengan tetangga juga lingkungannya.
Bukankah sudah dijelaskan bahwa caramu bermuamalah dan berhubungan dengan warga sekitar dan pertemanan adalah bagian dari undangan kematian? Mereka yang akan memandikan dan mengkafani, mensholatkan dan menguburkan.
Hari akan terus berjalan, waktu akan terus berputar, dan usia akan semakin habis kian detiknya. Aku dan kamu, jangan sampai menyesal setelah berakhirnya waktu di dunia.
Wahai hati, melembutlah.
@jndmmsyhd
542 notes · View notes