fatihahmadm
8 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Tonton "Dr. Rasyidah Zebiri | Kisah Sayyidah Atikah binti Zaid ibn Fudhail" di YouTube
youtube
2 notes
·
View notes
Text

Logika Abu Hanifah ketika beliau tidak mewajibkan membaca surat Al Fatihah bagi Makmum
Sekelompok jamaah datang kepada Abu Hanifah R.A kemudian bertanya kepada beliau "kami mendengar bahwasanya anda tidak mewajibkan kepada makmum membaca Al Fatihah dibelakang imam? Beliau menjawab "apakah kalian semua mendebatku? Ataukah hanya salah satu dari kalian yang mendebatku? Kemudian mereka menjawab "kami semua dihitung satu wahai Imam. Kemudian beliau berkata "apakah kalian ridlo engan ucapan dia sebagai ucapan kalian? Mereka Menjawab " Iya, kemudian beliau berkata "jadi untuk apa kalian mendebatku? Maksudnya kalian telah ridlo dengan ucapan teman kalian ini bahwasanya ucapan dia sudah mencukupkan (mewakili) ucapan kalian semua.
Imam Abu Hanifah "Kenapa ucapan imam sholat dan bacaannya tidak mencukupkan (mewakili) makmum? Padahal jawaban bagi kalian merupakan jawaban pula bagi kami.
Foto untuk memperindah saja😄
0 notes
Text

Kairo kita, kuharap kita bisa menulis cerita bersama di Kairo ini.
1 note
·
View note
Text
Ketika manusia sudah tidak peduli lagi dengan tempat hidupnya, mulailah mereka melakukan sesuatu seenak mereka dengan cara menghancurkan lingkungan. Padahak dunia sekarang ini sedang beramai ramai berbucara tentang environment ethic. Manusia dan sejuta alasan
Merusak bumi dengan kesombongan yang sempurna
Ketakpeduliannya, lelah aku bertanya
Mungkinkah akan tiba hari terakhir di dunia?
Kapankah kita akan tersadar?
Bumi terluka, ia pun menangis
Bukalah mata juga hatimu, kawan!
Marahnya bumi, makin tak terkendali
Marahnya bumi, kita semua akan mati
Marahnya bumi, makin tak teratasi
Marahnya bumi, semua mati dan terluka!
Manusia, cinta kemunafikan
Hancurkan bumi dengan kebodohan yang sempurna
Rasa ke-aku-annya, muak 'ku melihatnya
Mungkinkah akan tiba hari terakhir untuknya?
#marahbumi #etikalingkungan #world
0 notes
Text
FIIQIH SOSIAL SEBAGAI TEORI PROBLEM SOLVING SOSIAL MASYARAKAT MUSLIM
Dunia pesantren dimata dunia mungkin hari hari ini masih dibilang terkucilkan padahal sebenarnya belum tentu dunia pesantren tidak bisa berperan dalam masyarakat dunia (world sosiety), saya disini ingin mencoba untuk mennggabungkan antara pengetahuan yang ada didalam khazanah keilmuan klasik islam dengan teori teori sosial yang ada di barat yang secara spesifik mengkritisi ideologi ideologi yang sudah ada yang tumpul untuk menyelesaikan masalah sosial masyarakat muslim (muslim sosiety social problem), dengan menggabungkan antara sosio-epistemologi, dan kritik terhadap ideologi yang bersandarkan sains rasional empiris saya mencoba untuk meminjam dari dua variabel itu untuk saya jadikan sebagai landasan dari fiqih sosial dalam menyelesaikan atau melihat problem sosial masyarakat muslim tanpa menafikan sumber utama umat muslim al_Quran dan Hadits, beserta perangkatnya yang lain.
Penulisan ini bertujuan untuk memperkokoh pondasi fiqih sosial dari arah kekritisisannya dalam menyikapi dan menyelesaikan problem sosial masyarakat muslim yang mana dari munculnya islam di Arab sapai sekarang ini problem sosial masyarakat muslim selalu ada, tak terkecuali di dunia barat maupun didunia timur pasti terjadi masalah sosial masyarakat muslim dimanapun ia berada, mungkin dengan teks nas yang terdapat dalam literatur literatir klasik kita bisa menyelesaikan problem sosial tesbeut dengan sentuhan kontekstual yang selama ini menjadi corak atau manhaj kita umuat muslim untuk membaca teks dan megaktifkan nalar rasional kita, akan tetapi lebih jauh dari itu saya mencoba untuk mencermati lebih dalam apakah sudah sampai disitu saja tentang problem solving kita terhadap masalah sosial masyarakat muslim atau kita perlu lebih banyak bahan lagi untuk mengantisipasi kejadian kejadian yang tidak bisa diselesaikan oleh teks dan nalar, padahal bisa jadi kejadian kejadian yang akan berlangsung adalah merupakan kebutuhan orang banyak, yang mana jika dalam kaidah fiqhiyyah bahwasanya kebutuhan komunal suatu masyarakat الحاجة العامة masuk didalam level darurat (emergency الضرورة) ,
Zaman modern ini ilmu pengetahuan merupakan sebuah kebutuhan yang mutlak bagi seluruh umat manusia tak terkecual dari kalangan bawah, kaum proletar, agamis konservatif, maupun agamis progresif, perlu kita amati bahwasanya perkembangan ilmu dalam kaitanya dengan masyarakat modern banyak bersinggungan dengan masalah sosial, yang mana episteme sosial tersebut muncul dari masalah sosisal itu sendiri akan tetapi kita perlu amati juga bahwasanya disetiap struktur masyarakat tidak semua komunitas mempunyai satu corak keprihatinan (kegelisahan bersama), misalnya kita ambil contoh keprihatinan yang terjadi dalam masyarakat di benua afrika berbeda dengan keprihatinan masyarakat di benua eropa, bahkan ada yang mengatakan bahwa teori ilmu sosial yang merupakan konstruksi teoretis atas realitas sosial manusia yang secara hakiki bertautan dengan kepentingan manusia, misalnya emansipasi, humanisasi, dan demokrasi atau otonomi, justru telah berubah menjadi alat legitimasi dan “aparat birokratis” yang menindas kemanusiaan itu sendiri(1). Maka dari itu dalam realita di masyarakat berbeda beda dalam menanggapi isu masalah sosialnya, sosio epistemologi ingin menghadirkan penalaran yang mempertanyakaan apakah benar jika kebenaran persoalaan yang terjadi di masyarakat itu harus berdasarakan hitung hitungan empiris rasional. Ataukah perlu kajian lebih mendalam tentang rasionalisasi masalah sosial dengan sosio-epistemologi (pengetahuan yang berwatak sosial).
Nyatanya manusia sebagai makhluk yang berfikir pasti mempunyai hubungan yang erat dengan sesamanya, dan mempunyai cara untuk berinteraksi dengan makhluk yang lainnya, dan tidak terbatas dengan ideology tertentu, menurut Karl Manhenheim pada dasarnya manusia dapat menganalisa sebuah hubungan antara pengetahuan dan sebuah eksistensi (fakta) (2). Akan tetapi manusia tidak bisa hidup secara natural sebelum dia mempunyai pikiran untuk menetukan jalan kehidupannya sendiri(3).
Maka dari itu dengan sebuah keadaan sosial masyarakat yang sekarang ini dimana mereka telah pasrah dengan apa adanya mereka secara terpaksa dan tak mereka sadari tergerus oleh paradigma paradigma atau alur alur modern yang secara tidak langsung menggerus kesadaran mereka untuk berfikir dalam hal ini menggunakan haknya untuk berfikir sebagai manusia selayaknya makhluk sosial atau katakanlah masyarakat yang sudah terbiasa dengan keadaan tersebut, fiqih sosial menjadi sebuah teori problem solving sosial masyarakat khususnya umat muslim untuk lebih berpikir secara sosial yang mana hal ini sudah merupakan kebutuhan umum yang sudah begitu darurat.
Pada faktanya sains (ilmu pengetahuan) sekarang ini secara arogan memandang fakta fakta sosial secara serampangan dan hal ini sangat mengecewakan dikarenan sains(ilmu pengetahuan) belum mampu untuk menyelesaikan problem sosial tersebut, malahan sains (ilmu pengetahuan) sendiri menarik masalah kedalam sains itu sendiri, tidak ke problem sosial yang terjadi, Sosiologi pengetahuan bertujuan mengurangi kesimpulan yang diperoleh oleh kebenaran sains yang bersifat rasioanl empirik, atau bisa dibilang sosiologi pengetahun ingin mencoba mengkritisi ilmu pengetahuan yang secara berani melakukan problm solving tapi pada realitanya malah jatuh di area ilmu pengetahuan itu sendiri bukan pada penyelesaian problem sosial.(4)
Sebenarnya sosiologi pengetahuan tidak menolak adanya ideologi tertentu akan tetapi minatnya terletak pada pertanyaan pertanyaan yang belum mampu terkafer oleh sains kapan dan dimana struktur sosial datang, sosiologi pengetahuan ini akan jauh dari nama ideologi , sosiologi pengetahuan disatu sisi adalah teori dan disisi lain adalah metode historis-sosiologis. ada dua corak kerja dalam sosiologi pengetahuan pertama yaitu Empiris-deskriptif dan yang kedua yaitu analisis struktural cara hubungan sosial, dan letak dari fiqih sosial yaitu setelah menemukan fakta empiris-deskriptif atas sebuah problem sosial dan struktur dimana hubungan sosial itu lahir.
semoga aja ada yang baca
besok besok lanjut,,
sumber:
(1) Watloly, Ahotliab. (2013)Sosio epistemoligi – Membangun pengetahuan berwatak sosial.
(2) Ideology and Utopia mannheim, Karl hal 237
(3) Durkheim, Emile hal 77-71(1988) Qowaidul Manhaj fi ilmi al ijtima’
(4) Watloly, Ahotliab. (2013)Sosio epistemoligi – Membangun pengetahuan berwatak sosial.
#pemikiranislam#fiqihsosial#ushulfiqih#fiqih#sosioepistemologi#utopia#pesantren#islamicthought#coffe#islamicquotes#bacaan#quotes#sosial
1 note
·
View note