Tumgik
fatmafath · 2 months
Text
Tumblr media
Tumblr media
Tumblr media
574 notes · View notes
fatmafath · 5 months
Text
bayangkan
bayangkan sebuah pernikahan
yang masing-masingnya tidak perlu khawatir yang lainnya tidak setia. karena kuat agamanya, kokoh komitmennya.
bayangkan sebuah pernikahan
yang jarak separuh bumi pun tidak akan membuat jauh apalagi terpisah. karena rindunya diwujudkan dalam bentuk menjaga. karena hatinya sudah selalu bisa ditata.
bayangkan sebuah pernikahan
yang keduanya tidak perlu khawatir akan hari yang belum datang. karena kesadaran bahwa semuanya adalah titipan. karena keyakinan bahwa rezeki selalu tepat takaran. karena keimanan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
bayangkan sebuah pernikahan
yang pasangannya tidak perlu khawatir menjadi tua, diuji kesehatannya, menjadi lupa, atau tidak lagi elok rupa. karena cintanya jauh lebih dalam dari yang terlihat, jauh lebih besar dari yang memikat.
bayangkan sebuah pernikahan
yang orang-orangnya hanya khawatir akan perpisahan. khawatir bilamana kehidupan yang selanjutnya tidak mempertemukan mereka. khawatir bilamana bekal mereka belum cukup. sehingga mereka pun berupaya bersama, mencukupkan semua perbekalan.
pernikahan itu bisa saja adalah pernikahan kita.
1K notes · View notes
fatmafath · 7 months
Text
Pernah Gak Terpikir Kenapa Rumah Tangga Itu Dinamain ‘Rumah Tangga’?
Rumah + tangga
Rumah itu berarti setelah menikah kamu dan pasangan ‘punya’ rumah yang kalian pegang kendali penuh di situ. Rumah di sini tak selalu dimaknai rumah fisik, melainkan juga bangunan abstrak bernama keluarga yang terbentuk setelah sahnya pernikahan.
Sedangkan tangga itu berarti tahapan. Bayangkan tangga darurat sebuah gedung pencakar langit. Seperti itulah ‘tangga’ dalam rumah tangga. Harus dilalui selangkan demi selangkah, dan rasanya lebih berat daripada berjalan di bidang datar.
Tangga inilah yang harus dilalui jika ingin rumahmu tumbuh jadi rumah yang besar, aman, dan nyaman.
Ingat, ini rumah tangga, bukan rumah eskalator atau rumah elevator. Gak ada jalan pintas untuk naik dari satu tahapan ke tahapan berikutnya. Setiap anak tangga harus dilalui satu demi satu. Harus ada effort. Harus ‘capek’ seperti naik tangga yang bikin kita ngos-ngosan. Tidak seperti orang naik eskalator yang hanya perlu melangkah satu kali, lalu dalam satu menit kurang lebih sudah sampai di lantai berikutnya.
Jadi apa artinya? Artinya jangan cuma bayangkan bagian enaknya berumah tangga. Sadari pula bahwa begitu detik pertama kamu menikah, peran dan tanggung jawab lebih besar sudah dipikul. Kamu bukan hanya kamu sendiri, tapi kamu adalah penghuni sebuah rumah yang harus terus kamu jaga, rawat, dan terus bangun sampai akhir hayat.
Jangan bayangkan bahwa tangga yang harus dilalui itu hanya yang sifatnya materil saja seperti punya anak, punya kendaraan, punya rumah, menyekolahlan anak, dan punya uang banyal, melainkan juga tangga-tangga kualitas seperti kebahagiaan dan kedewasaan kita yang harus terus naik nilainya.
Semakin lama kamu menikah kamu akan merasa cinta itu semakin abstrak, sedangkan yang kongkrit adalah tanggung jawab. Dan pada akhirnya kita akan jatuh cinta sekali lagi kepada kesungguhan dan tanggung jawab pasangan kita dalam menjalani perannya dengan sebaik-baiknya. Dari sini, keutuhan rumah tangga itu dipertahankan bukan dengan cinta, tapi dengan kesungguhan dalam menjaga tanggung jawab.
Berangkat dari kesadaran ini saya menyadari bahwa sangat mungkin rumah tangga ini kelak akan dihadapkan pada situasi-situasi yang tidak ideal. Karena itu, ikhtiar paling logis yang bisa saya lakukan untuk menjaga keutuhan rumah tangga ini adalah dengan mengisi peran saya sebagai suami, kepala keluarga, dan ayah sebaik-baiknya.
Meski kadang rasanya lelah juga, sering patah juga, tapi menyempurnakan ikhtiar dalam mengisi peran setidaknya akan memperkecil probabilitas datangnya penyesalan di kemudian hari.
@taufikaulia
392 notes · View notes
fatmafath · 9 months
Text
Setialah berlaku baik. Meski itu tak menjamin bahwa orang lain akan berlaku baik padamu juga, tapi setidaknya itu akan menjamin rezekimu akan hadir dari jalan-jalan yang baik.
451 notes · View notes
fatmafath · 11 months
Text
Bayangkan jika dengan bebalnya cara berpikir kita saat ini, dengan kerasnya hati kita saat ini. Kita pernah menyakiti orang lain tapi tidak merasa bersalah. Dan orang tersebut juga tidak memaafkan kita karena kita tidak meminta maaf, ya karena kita tidak merasa bersalah. Kita mencari pembenaran ke sana ke mari.
Sampai di akhir waktu, waktu yang terus beranjak, menua, dan kita baru menyadari kalau kesulitan hidup kita selama ini disebabkan oleh mudahnya kita menyakiti orang lain. Dan kita tidak punya waktu lagi untuk meminta maaf. Bagaimana jika yang demikian itu, ternyata diri kita.
597 notes · View notes
fatmafath · 11 months
Text
Orang-orang yang pernah kukenal dalam hidup ini tidak semuanya harus menjadi karib. Ada yang cukup untuk kenal, cukup untuk bekerja, cukup untuk hal-hal tertentu saja. Karena memang kehadirannya untuk bersinggungan takdir, mungkin sehari, seminggu, atau beberapa saat. Maka dari itu, tidak perlu terlalu mengambil hati apa-apa yang hanya lewat itu. Apalagi jika yang hanya lewat sebentar itu, membuatmu tidak nyaman sepanjang waktu dan kamu memeliharanya dalam pikiranmu bertahun-tahun.
Jangan sampai, sesuatu yang hanya sebentar, mengganggumu seumur hidup. Perasaan kagum, cinta, kasihan, marah, dan semua hal yang naik turun di dalam hatimu. Tidak perlu terlalu diambil hati. Lain kali, lebih hati-hati. Lain kali, lebih mawas diri.
952 notes · View notes
fatmafath · 1 year
Text
Ternyata ada yang lebih berat ketimbang berekspektasi terhadap manusia, apa itu?
Dibebani ekspektasi.
335 notes · View notes
fatmafath · 1 year
Text
Iya capek. Gapapa menghindar sebentar pergi ke tempat sepi hanya untuk menangis. Gapapa kok. Ga ada yang salah dengan menjadi lemah. Jika sudah agak lega dan tenang, angkat kepala, dan yuk berjalan lagi. Pelan2 juga gapapa. Toh semua orang punya waktunya sendiri-sendiri.
297 notes · View notes
fatmafath · 1 year
Text
Manipulatif
Eh pernah nggak ketemu sama orang yang manipulatifnya nggak karuan, dia yang sebenarnya salah, tapi dia membuat dirimu terus merasa bersalah. Padahal kamu nggak salah. Terus menerus begitu, sampai kamu berpikir "apa benar aku yang salah?" Capek banget emang berinteraksi sama orang yang manipulatif. Apalagi terjebak dalam relasi dengan orang manipulatif, beuhhh wasalam. Selain akan membuat banyak dampak negatif, perasaan berhargamu mungkin akan hilang perlahan demi perlahan. Bahkan kamu jadi tidak bisa memvalidasi bahwa apa yang sebenarnya benar, jadi bingung.
Perhatikan baik-baik sekitarmu.
Kalau kamu merasa bahwa justru semua parameter itu ada di dalam dirimu, coba datang ke layanan kesehatan mental untuk melakukan asesemen. Agar jangan sampai, kita merasa sebagai korban, tapi sebenarnya kitalah pelakunya. Kita yang berkontribusi besar pada badai hidup orang lain.
Semakin dewasa, saat kita memerlukan kualitas hubungan yang semakin baik, jangan ragu untuk memutus manusia-manusia manipulatif di sekitarmu. Jangan ragu juga untuk datang ke profesional, jika kamu khawatir bahwa itu adalah dirimu. Demi kebaikanmu dan juga orang-orang yang kamu sayangi.
523 notes · View notes
fatmafath · 1 year
Text
Meskipun kita bisa mengcopy-paste kehidupan orang lain, tapi tidak dengan bahagianya, tidak pula dengan jatah rezekinya. Nikmati setiap pemberian yang Tuhan bagi, nanti rezeki kita akan ada sendiri, dan bahagia kita juga akan datang sendiri. Tidak semuanya harus mengcopy-paste hidup orang lain. Lelah.
@jndmmsyhd
415 notes · View notes
fatmafath · 1 year
Text
Menemukan tempat bercerita adalah keberuntungan. Mendapati telinga yang peduli adalah karunia. Sebab dunia ini sejatinya sepi. Jauh dari penerimaan yang tulus dan apa adanya. Manusia cenderung menikmati harinya sendiri. Juga membenarkan pendapatnya tentang hidup. Maka menyaksikanmu yang jujur, boleh jadi lebih banyak yang tetap meneruskan langkahnya.
150 notes · View notes
fatmafath · 2 years
Text
Tadi pagi nangis tersedu-sedu dalam mimpi sampai rasanya sesak banget sampai terbangun. Karena kecapaian habis liburan kemarin, setelah shalat shubuh saya tidur lagi. Tidak kepikiran apa-apa trus mimpi ketemu Om Udhin yang sudah 2 tahun berpulang. Memang dulu pas Om meninggal, saya tidak bisa melihat jasad beliau karena rumah duka ramai banget sampai saya tidak bisa masuk ke dalam rumah apalagi sambil gendong anak balita. Waktu beberapa kali pulang pun saya belum sempat menjenguk makam beliau. Hanya bisa mendoakan setelah shalat. 😭
9 notes · View notes
fatmafath · 2 years
Photo
Tumblr media
[1] • Karena yang dadakan selalu jadi. 🤣 Tengkiyu jamuannya Kak @rahmah_akhmad @fatahulla Sekaligus malam perpisahan ini ceritanya. 😆 See you next time. #sukasuka #familytime (at Puri Darmo Serviced Residence) https://www.instagram.com/p/Cm16qR3v21t/?igshid=NGJjMDIxMWI=
1 note · View note
fatmafath · 2 years
Text
Ini gimana caranya ganti ava tumblr yak? Sudah dicoba berkali-kali tapi gagal terus. 😔
1 note · View note
fatmafath · 2 years
Photo
Tumblr media
[16] . . . Cek-cek feed, ternyata foto ini belum masuk. 🤦🏻‍♀️ Circle yang (wajib) ditemui kalau pulang. Luph luph dan sehat-sehat semuanya supaya bisa jumpa-jumpa (lagi). 🥰 • • #sobatjumpajumpa #suka-suka https://www.instagram.com/p/Ckz07sOJfrd/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
fatmafath · 2 years
Text
Mencari Pertanyaan
Sampai usia saat ini, sudah kepala tiga. Masih banyak hal yang ingin kucari tahu, bukan jawabannya, tapi pertanyaannya. Menjalani kehidupan dengan rencana ternyata tak selalu membuat kita begitu semangat dan bergairah menjalaninya. Sering juga muncul pertanyaan, kenapa aku menjalani apa yang sedang kujalani saat ini? Tapi dulu, waktu umur 20an. Kebingunganku pada masa depan membuatku lebih banyak membaca buku, lebih banyak bertemu orang lain, melakukan perjalanan, dan beragam hal hanya untuk mendapatkan pertanyaan yang tepat untuk diriku dan juga hidupku sendiri.
Aku percaya kalau aku tidak akan mendapatkan jawaban yang tepat, jika pertanyaannya sendiri salah, atau bingung, atau bahkan tidak tahu sama sekali pertanyaannya apa. Untuk itu, aku berusaha menemukan sebenarnya apa pertanyaan yang harus kujawab. Apa pertanyaan yang harus kutanyakan ke diriku sendiri. Pertanyaan yang menuntunku pada jawaban yang tepat. Aku mulai terbiasa seiring berjalannya waktu, membuat pertanyaan. Meski di umur sekarang ini, masih ada hal yang harus kupelajari, untuk bisa merangkai pertanyaan yang tepat. Apakah kamu sudah menemukan pertanyaanmu sendiri? 
Apakah kamu sudah tahu bagaimana cara membuat pertanyaan yang tepat, untuk dirimu sendiri? atau,
Justru saat ini kamu sedang mencari jawaban dari pertanyaan yang sebenarnya kamu juga tidak tahu pertanyaannya apa? (kurniawangunadi)
165 notes · View notes
fatmafath · 2 years
Text
Menyerah
Narasi kata menyerah selalu dilihat dari sisi negatif, kayak kalah aja gitu, kayak nggak berjuang. Padahal, menyerah bisa jadi bagian dari strategi, taktik, dan cara untuk memenangkan sebuah pertempuran yang sedang kita hadapi, dalam diri, dalam hidup, dalam realitas kenyataan. Menyerah untuk membuat kita berhenti dari sebuah pertempuran yang kita tahu ujungnya akan menyakiti banyak orang, menyerah untuk menyelamatkan lebih banyak orang, ya diri kita sendiri, dan juga orang-orang yang akan kena dampaknya. 
Menyerah untuk memutar balik jalan yang sudah tahu ini adalah jalan yang salah, tapi terus kita paksa diri meneruskannya selama ini karena omongan orang lain, karena berharap diujungnya bahagia -tapi kenapa kamu tidak berharap bahagia saat ini?. Kita punya pilihan untuk memutar balik jalan, daripada terlalu jauh salahnya. Menyerah untuk melepaskan diri dari medan pertempuran yang salah. Kita tidak sedang berperang dalam hal ini, kenapa kita terlebit dalam pertempuran yang bukan pertempuran kita? Kenapa kita menjebak diri sendiri ke dalam pertempuran orang lain, kenapa kita repot-repot mau memenangkan pertempuan yang sebenarnya sekalipun kita menang, kita juga kalah. Banyak hal yang sudah hancur di dalam diri dan hidup kita sendiri. Kalau ingin menyerah, tidak apa-apa. Tidak ada yang menyalahkanmu kecuali orang lain yang tidak menjalani masalahmu.  Kita bisa menentukan jalan yang ingin kita ambil, hidup lebih baik yang ingin kita jalani, kebahagiaan yang bisa diraih dengan melepaskan kegelisahan dan ketakutan.  Ketahuilah batas kekuatan dan kemampuanmu, ujian yang Tuhan berikan tidak akan melebihi batas kekuatan dan kemampuan kita. Jangan-jangan ujian tersebut memang untuk memberi tahu kita untuk tahu batasnya, bukan untuk dijalani terus menerus karena memang bukan kemampuan kita. Apa jangan-jangan selama ini kita sombong karena merasa ujian ini hadir pasti dibawah kemampuan dan kekuatan kita? Padahal maksud sebenarnya adalah, ini bukan kapasitas dan kemampuan kita, berhentilah.  Bahkan dalam urusan bisnis, memutuskan bisnis berhenti/tutup itu bukan keputusan yang mudah. Sama hal nya dalam hidup, apa yang terjadi saat ini barangkali memang sedang mengajarkan kita untuk tahu batas, untuk tahu kemampuan dan kapasitas, untuk tahu tujuan sebenarnya, untuk tahu bahwa ini bukanlah pertempuran kita - tapi kita dilibatkan/melibatkan diri. Kurniawan Gunadi | 3 November 2022
420 notes · View notes