Last Seen Blogs
lucass2
Argentino como el mate
ashwinrock
AshwinRocks
sehveni
❦
luanaaliice
Luana Aliice
wheerl
i have a “passing interest” in transformers
Text
Cerita Senja - Pagi Hari
Adam’s POV
Lagi-lagi KRL mengalami gangguan.
Ntah kenapa akhir-akhir ini sering banget gangguan.
Apa karena sudah masuk musim hujan?
Sudah sejam lebih kereta mengantri menunggu masuk stasiun Manggarai. Jam sudah menunjukkan jam sebelas kurang sedikit. Pikirku pun kembali melayang memikirkan pekerjaanku. Bukan, bukan karena jam segini blm sampai kantor, tapi karena ada sesuatu yang blm sempat aku lakukan.
---------
Tak lama kereta pun mulai bergerak.
“Yeah, finally.” pikirku lega.
Aku yang sudah terlalu lelah berpikir (dan berdiri) mencoba membuka hp, mencoba melihat-lihat chat di aplikasi Whatsapp.
Tidak ada yang menarik.
Kalau sudah sampai di sini, isi kereta yang penuh sesak tiba-tiba menjadi kosong melompong. Aku pun kemudian mencari tempat duduk kosong, meski tujuanku hanya tinggal 3 stasiun lagi.
“Ah, lega sekali.”
Setelah tiba di stasiun tujuan, aku pun bergegas turun dari peron dengan menggunakan tangga biasa. Eskalator penuh sesak. Jarak dari stasiun ke kantor kurang lebih tujuh menit dengan jalan kaki jika lancar, karena harus menyebrang beberapa persimpangan yang terkadang ramai.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang.
“Lah lu juga baru nyampe, kita satu kereta dong ternyata.” ucapnya.
Ternyata mas Pohan, teman satu tim ku yang sama-sama tinggal di daerah Depok.
“Lah, mas Pohan. Emang di gerbong berapa tadi?”
“Di blkg tadi gw, pas nyampe stasiun kereta nya uda mau berangkat.”
“Anah gw lagi rewel tadi, sebelum berangkat minta digendong dulu.” tambahnya.
Kami pun melanjutkan obrolan tentang lalu lintas Depok tadi pagi sembari berjalan menuju kantor.
“Gw mau mampir beli gado-gado dulu.” kata mas Pohan di pertigaan dekat kantor.
“Lu ga beli juga? Biasa nya lu kan doyan.”
“Ga deh mas.” jawab ku.
Ntah kenapa lagi tidak nafsu makan.
“Yaudah lu duluan aja.”
Akhirnya aku pun melanjutkan perjalanan menuju kantor yang tinggal beberapa meter lagi.
---------
Setibanya di kantor, orang-orang sudah bersiap-siap untuk istirahat siang.
Hanya tinggal beberapa orang yang ada di ruangan dengan model open space ini. Ada 4 tim di ruangan ini yang menempati masing-masing satu meja besar.
DI mejaku, masih ada mas Adrian, yang memang biasa masih suka kerja pada jam segini.
Mbak Sari yang uda siap-siap mau cari jajan.
Dan Pak Richat, manager dari tim Sapphire.
"Yeah, akhirnya sampe juga.”
Saat akan sampai meja, aku pun baru menyadari sosok yang tidak familiar di meja Violet.
“Eh...?”
“Nah Adam! Gmn, uda beres blm?” tiba-tiba pak Richat memanggil menanyakan progress kerja.
Ah~
“Right away sir!” jawabku singkat.
0 notes
Quote
Where should I put love, that can neither be true or forgotten?
A precious soreness
0 notes
Text
Cerita Senja
Pemuda itu setengah berlari menuju pintu keluar stasiun Bekasi.
“Wah, gawat.”, gumamnya setelah melirik jam tangan.
Bergegas ia menuju minimarket di seberang stasiun, tempat ia janjian dengan supir ojek online.
Penuh sesak.
Ternyata bukan hanya ia saja yang menunggu di minimarket tersebut.
Sambil mencari-cari plat nomor yang sesuai dengan yang tertera di aplikasi, tiba-tiba HP nya berdering.
“Mas Adam, saya di belakang mobil Avanza hitam. Honda Beat putih, helm pink.”
Seakan menemukan jarum di tumpukan jerami, pemuda itu segera menuju ke arah sang penyedia layanan.
“Bang MM tau yak.”
“Siap mas!”
Motor pun melaju membelah kemacetan kota di hari Sabtu. Seakan normal.
Pikiran pemuda itu pun melayang jauh.
Walaupun bukan pertama kalinya ia mengunjungi kota ini, ia masih belum benar-benar hafal jalan-jalan yang ada di kota penyangga ibukota ini.
Sedang enak-enaknya menikmati perjalanan, tiba-tiba motor si abang ojek berhenti.
“Uda sampe mas, mau di sini aja turun nya?”
Perjalanan terasa singkat.
Kembali ia lirik jam tangannya.
“Tak begitu singkat rupanya.”, pikirnya kecewa.
Kembali ia bergegas menuju pintu masuk mall, bertanya pada petugas keamanan dimana letak toko buku, menaiki tangga dua-dua sekaligus, dan menyisir rak-rak yang ada di toko tersebut.
Langkah nya hampir berubah dari jalan cepat menjadi setengah berlari
Sedikit panik.
Sudah hampir sampai ujung lorong dan ia masi belum menemukan apa yang ia cari.
Kembali ia lirik jam tangannya sembari menengok ke arah rak-rak buku.
“Jangan-jangan...”
Belum selesai ia bergumam, tepat di rak ketiga sebelum ujung lorong ia berhenti.
Lalu ia tersenyum.
0 notes
Text
You just never know...
Have you ever felt that you didn't realize if you prevent your friend doing something stupid.
Not only you save one
Not two
It's three, minimum.
At once
Something simple that might be really meaningful to the other one.
I should be grateful it turns out like this
It may be better like this
I owe you one, again.
And you
Congratulation!
Welcome to your new checkpoint
It's a long journey from ‘point zero’
And it's still gonna be long long journey
Keep going on, don't look back
You're gonna be okay
I really hope you're okay
So, tonight you're an Angel, huh?
It suit you better, I think.
0 notes
Conversation
03.40
Me : Are you okay?
Her : Are you nuts?
Aku tak tahu kenapa aku tiba-tiba menghubungi mu.
Entah kenapa, I got this strong feeling about you.
Bukan nya aku ingin mengusik mu lagi.
But I sincerely hope you're okay.
Me : If you really okay just say so!
0 notes
Text
Berkunjung
Aku tak tahu kenapa, (lagi-lagi) dirimu datang ke dalam mimpiku.
Di sana, dirimu terlihat kaget ketika melihat keberadaanku. Seolah-olah aku lah yang mencarimu. Namun, raut terkejut itu berubah menjadi wajah sendu, seperti biasa.
Apakah dirimu di sana baik-baik saja? Aku harap begitu.
Aku kah yang belum bisa melupakanmu, atau dirimu yang sedang merindukanku?
0 notes
Text
New moon
Just in the mood to write something, somehow.
“Bulan lahir, lalu datang bulan baru.”
Welcome!
1 note
·
View note