Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo

Patung selamat datang #GWK With @r_djangkaru Captured by @shinyoshining #yoga #yogapose #yogagirl #lordofdancepose #natarajasana #Bali #brikpiknik #namaste
0 notes
Text
Pura-pura juga mesti #rela totalitas
Hari ketiga adalah kunjungan ke Museum Trick Art 3D Bali. Kami sudah sangat bersemangat karena selama ini hanya melihat postingan foto 3D di akun sosmed orang. Inilah saatnya kami balas dendam pamer foto!
Museum ini terletak di Sunset Road 789, Seminyak, Bali. Di sini kita bisa menikmati berbagai macam seni lukisan bernuansa trick, yaitu gambar multi dimensi yang cara pembuatannya dengan teknik tertentu sehingga menghasilkan ilusi yang luar biasa ketika berfoto di objek tersebut. Terdapat 80 gambar di museum tersebut.
Untuk mendapat gambar yang ciamik, kita pun harus bisa menyatu dengan gambar tersebut. Acting mesti totalitas agar terkesan nyata. Hal yang pertama dilakukan mencari perspektif lukisan tersebut. Setelah dapat maka kita mencari sudut di mana harus pose dan di mana harus mengambil gambar. Kemudian bagaimana untuk bisa menyatu dengan foto agar hasilnya memiliki makna.
Inilah bentuk totalitas ala grup #rela!




0 notes
Text
Kalau #rela x itu ngapain aja sih?
Pada hari kedua kunjungan #brikpiknik adalah pantai. Karena di Bali tentunya tiga dari lima destinasi kunjungan adalah pantai. Ada yang berbeda dengan pantai sebelumnya, di Benoa Marine Recreation (BMR) peserta bisa seru-seruan main air. Kami adalah grup #brikpiknik kongsian yoga. Jadi punya cara sendiri untuk bisa relaks di pantai. Apa saja?
Untuk bisa #rela x atau dibaca relaks, maka grup #rela memilih membuka hari yang cerah dan ceria dengan yoga. Tidak hanya peserta wanita, akan tetapi semua anggota peserta merasakan relaks dengan yoga.
Karena sudah di pantai, kurang afdol jika tidak menikmati air kelapa muda yang kelembutannya bisa menyegarkan kerongkongan. Menikmati kelapa muda di pinggir pantai sambil menikmati signal kenceng Indosat adalah perfect!
Sudah di BMR, maka wajib banget untuk mencoba watersport di sana. Ada Banana Boat, Donat, Parasailing, Jetski, dan lainnya. Tapi kami memilih hanya Banana Boat dan Donat. Bukan karena tidak ada nyali untuk yang lebih ekstrim, tetapi karena waktu yang sudah mendekati makan siang.
Di antara kedua permainan tersebut, lebih seru pada Donat. Karena yang naik hanya dua orang, jadi pergolakkan ombak sangat terasa hingga mengocok isi perut. Bahkan kami bisa sampai setengah terbang.Kalau pegangan tangan tidak begitu kuat mungkin sudah terpelanting ke air laut. Tapi kami #rela sih. Sudah memakai vest pelampung jadi jika sampai nyemplung ya tetap nikmati aja. Untungnya sih enggak hehe..
0 notes
Text
#Rela Tergoda Senja di Balangan
Siapa yang tidak tergoda dengan keindahan senja? Banyak orang yang mengejar “sunset” hingga ke berbagai tempat. Senja menunjukkan kepada kita bahwa sesuatu yang singkat pun bisa sangat dirindukan. Sesaat tapi berarti.

Begitu pula dengan perjalanan #brikpiknik kali ini. Beberapa dari kami ada yang sudah ke sana dan ada yang baru pertama kali. Tapi kebersamaan ini membuat kami merasakan “malam pertama” menikmati senja di Balangan. Pantai Balangan merupakan pantai yang bersih yang sangat menggoda wisatawan. Saat berdiri di tepi pantai, maka kita bisa melihat aktivitas pesawat yang landing dan mengudara, dari dan menuju Bandara Ngurah Rai. Pantai Balangan juga merupakan tempat favorit para wisatawan untuk berselancar.
Lupakan semua itu dan hanya fokus pada pasir putih dan senja. Warna langit senja kala itu sangat menggoda. Seperti perempuan muda yang baru menguaskan perona pipi ke wajahnya. Apapun tingkatan warnanya, tetap akan cantik. Tempat yang cantik akan terlihat menarik apapun polesannya. Pantai yang bersih ditambah pemandangan langit yang kekuningan membuat kita tidak perlu banyak beraktivitas. Kami #rela untuk tergoda kecantikan senja. Hanya bersantai dan POSE!

0 notes
Text
#Rela Tidak Seragam

Di suatu hari yang cerah, kelima orang anggota grup #rela sedang menikmati kehangatan pantai Pandawa. Di atas pasir putih yang cemerlang kami duduk mengamati pantai dan pada akhirnya lebih fokus ke pengunjung pantai. Akhirnya kita jadi tergoda untuk membahas kultur orang Indonesia saat menunjungi pantai.
---
Kamu suka memperhatikan tidak, bagaimana jika kebanyakan masyarakat Indonesia , terutama yang hidup di perkotaan, main-main piknik di pantai? Mulai dari pantai buatan di Ancol, hingga gemuruhnya pantai Kuta di Bali. Ada beberapa ciri yang sebenarnya mudah kita lihat, yang memberikan sedikit perbedaan dengan para turis asing yang juga sedang asyik piknik di tepi lautan yang lembab, panas dan penuh keriaan. Berikut adalah beberapa cirinya : 1. Rela pengap celana jeans panjang. Sering lihat kan? Biasanya para kaum Adam usia matang, dengan aura ketampanan ala Ari Wibowo di masa lalu , tampak sigap mengenakan jaket Bomber lengkap dengan celana jeans panjang model baggy dilengkapi dengan ikat pinggang kulit. Lalu jika usianya sedikit lebih muda, ya katakanlah angkatannya Ariel Noah, diperhalus dengan menggunakan sweater hoodie dengan topi baseball. Atau jika kamu pria canggih masa kini, kemungkinan terbesar celana jeans panjang kamu akan berpadu ganteng dengan polo shirt resik yang kerahnya dinaikkan. Pasha Ungu –lah yang salah satunya bertanggung jawab terhadap kepopuleran gaya ini. 2. Rela menjadi tempat penitipan tas. Itu kaum Adam, bagaimana dengan kaum Inul, ..eh maksudnya kaum Hawanya? Mudah untuk bisa membedakan mana ibu, mana Nyonya Besar. Biasanya ia mudah diketahui keberadaannya melalui ciri sedang duduk sendiri dengan tumpukan tas di sekitar, atau berada di antara batas pasir dan ombak kecil dengan berbagai jenis tas tergantung di bahu, pinggang hingga lengan. Di dahinya yang berkerut melawan cahaya matahari , wajahnya penuh kesiagaan. Ibu- walau banyak barang yang ia bawa- adalah radar pemenuh keinginan terbaik. Entah kenapa, ia tiba-tiba sudah ada di sebelahmu dengan sebotol minuman dingin sambil memaksamu meminumnya sampai habis ketika habis berpanasan berenang di laut. 3. Mobile BTS Selain lihai mencari alasan, konon bangsa Indonesia juga lihai mencari sinyal. Pemeriksaan sinyal secara berkala, walau telepon genggam sedang tidak digunakan adalah kebiasaan yang baik untuk para turis asing yang sedang kebingungan mencari sinyal yang baik untuk mengunggah Instagram atau Skype, misalnya. Kelihaian anak bangsa ini kini sudah ditunjang dengan keberadaan monopod yang memberikan akses dan juga akelerasi pada pembuatan foto diri sendiri. Walau Whatsapp, BBM, tak ada yang masuk, sesekali melihat telepon genggam seraya berujar “ Wuiih, kencang juga sinyalnya di pantai ini..!” juga merupakan salah satu bahan obrolan yang menarik jika ingin berkenalan dengan bangsa Indonesia kala sedang liburan. Bahkan Mama siapa saja di Indonesia bisa minta pulsa ke orang asing manapun tanpa ragu. Ada banyak ciri lain yang mudah kita lihat, tapi tanpa mengurangi rasa hormat terhadap keragaman , 3 hal di atas merupakan hal yang utama. Bukan berarti sehabis membaca tulisan ini kamu mendadak ragu memakai celana jeans panjang ketika di pantai dan lain sebagainya, keragaman inilah yang membuat Indonesia menjadi menarik. Lihat pantai di Eropa, kebanyakan terbagi dua, jika tidak pakaian renang, ya mungkin pantai nudis. Banyak teman pelancong mancanegara bertanya kepada saya : “ Kok bisa ya orang Indonesia pengap-pengapan pakai jaket dan jeans begitu di pantai?” , jawabnya mudah ; bangsa Indonesia begitu membaur dengan segala cara adaptasinya, karena buat bangsa Indonesia, bukan bikini mahal yang buat piknik pantai jadi asik, tapi soal kebersamaan dalam keragaman yang memberi warna pada setiap destinasi piknik. Karena relax hanya milik orang yang #rela.
Penulis: Riyanni Djangkaru
0 notes