Tumgik
fitriyaninik · 3 years
Text
6-8-21
Hari dimana semua telah berakhir, seperti menyaksikan drama kolosal di episode terakhir, yahh... ternyata ini. Harus menerima dan mengikhlaskan semuanya.
Karna alloh tau. Mana yang terbaik buat kita.
7 notes · View notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Tumblr media
SEMUA KARENA ALLOH
Terimakasih ya alloh sudah menunjukan semuanya.
Terimakasih sudah menjadikan diri ini sadar bahwa tidak ada yang kuasa di dunia ini kecuali se izin-Mu.
0 notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Dari sekian banyak keputusan yang pernah kamu ambil, adakah keputusan yang kamu sesali?
Saat kita tak berdaya dan berandai bisa memutar waktu, meski tak mungkin. Dan kita menjalani sebuah keputusan yang ternyata membawa kita pada kondisi yang begitu berat. Dan kita tak tahu seberapa jauh ujung dari konsekuensi atas keputusan yang pernah kita buat.
Kita karena kondisi saat ini pula kita menjadi takut untuk membuat keputusan lagi, karena khawatir membuat keputusan serupa, serupa gegabahnya, serupa beratnya, serupa melelahkannya. Kita tak cukup berani, tak cukup percaya diri bahwa kita bisa membuat keputusan yang lebih baik. Kita takut kembali mengecewakan orang-orang terdekat. Kita takut melukai orang-orang yang kita sayangi.
Dan akhirnya kita berkutat pada masalah yang sama, seumur hidup, kita takut untuk lulus dari ujian ini. Padahal, kalau memang kita ingin mndapatkan pembelajaran dan hikmah, barangkali jalannya adalah dengan kita perlu membuat keputusan baru. 
©kurniawangunadi
438 notes · View notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Penuh resiko
0 notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Hari ini mata saya bergetar melihatnya, air mata turun begitu tak tertahan dari kelopak mataku.
Sore tadi temanku sebagai penanggung jawab pasienya yang satu ini. Usia nya 46 tahun. Masih bujang, retardasi mental dan punya banyak penyulit lainnya.
Ya. Dia tidak bisa apa-apa sebagaimana orang dewasa lainnya. Dia hanya terbujur kaku di atas kasur. Makan pun harus disuapi pelan-pelan. Bak dan bab pun harus di bersihkan berkala. Emosinya kadang tak stabil. Dia tidak bisa meronta-ronta, dia meraung saat mulai kesakitan karena obat suntikan yang diberikan temanku, dan aku melihatnya. Tapi hayy..apa yang aku lihat hari ini.
Sosok yang berada disampingnya. Renta dan begitu sabar. Sosok perempuan renta yang saat temanku memberikan obat suntikan. Dia membisikan ditelinga pasiennya. "Bismillah.. bismillahhh." Selang beberapa menit kemudian. Dia pelan-pelan menyuapi buah apel yang dikunyahnya dengan lembut. Wajahnya begitu tenang. dia sosok IBU dari pasien tersebut. Seketika aku sangat iba melihatnya. 🥺🥺
Wanita ini sendirian menjaga putranya. Aku tanya dimana keberadaan anak-anak yang lain.
Beliau menjawab "anak pertama sudah pada kerja di bandung, anak yang kedua sudah berkeluarga sus. "
Ibu ini mengurus anaknya yang RM (retardasi mental ) sejak bayi. Hatiku bergetar, merasakan begitu dalam energi sang IBU untuk anaknya.
46 tahun. Beliau sabar dan ikhlas menerima kondisi anaknya. Bukankah kesabaran itu hanya ada pada orang-orang pilihan seperti beliau.??
Terimakasih ibu, energimu membuatku semakin belajar ikhlas dan sabar hari ini. 😊
Yakinlah. Surga jaminanmu atas kesabaran dan keikhlasan didunia yang sementara ini.
Tak ada pengorbanan yang begitu tulus dan nyata selain dari IBUMU, IBUMU DAN IBUMU.
TAKKA PERNAH ADA.
Cirebon, 23 maret 2021.
0 notes
fitriyaninik · 3 years
Text
10 ways to prepare for Ramadan:
Start doing some voluntary fasts to get yourself used to controlling your good intake.
Cut down on junk food and try to avoid snacking.
Change your sleeping pattern and try to wake up before fajr time to do some ibaadah (the act of worship).
Focus on praying regularly and recite the Qur'aan more often.
Make a habit of sadaqah (charity) whenever you go out.
Try to control your anger. Be calm or leave the conversation if you think you're losing your temper.
Stop listening to music, you can replace it with nasheed instead.
Stay away from anything which is haraam or friends that my engage you towards anything haraam.
Practice more and more dhikr/zikr, always try to keep your tongue moist with it.
Recite this beautiful du'aa
اَللّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَان 🌿
Allahumma Ballighna Ramadan. 🌸
Oh Allah, let us reach the month of Ramadan. 🕊️
688 notes · View notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Kita Tetap Menghadapinya Sendirian
Ketika kita tahu bahwa permasalahan hidup yang kita alami, ternyata juga dialami oleh orang lain. Kemudian kita merasa bahwa kita ternyata tidak sendirian, yang mengalaminya. Kita merasa seolah memiliki teman.
Tapi kemudian, tamparan keras menyadarkan kita. Karena, meski masalah itu sama. Kita tidak kenal dengan mereka. Mereka juga tidak kenal dengan kita. Dan kita tetap akan menghadapi masalah ini, sendirian.
Sampai kita akhirnya memahami bahwa agar tidak menghadapinya sendirian, yang kita butuhkan itu tidak hanya sekedar tahu bahwa ternyata ada orang lain yang nasibnya serupa. Tapi, kita harus mengenal, berteman, hingga bisa berteman ditaraf bertukar cerita. Bisa berbagi tentang apa yang sedang dilalui, saling menguatkan dan memberikan masukan.
Dan itu sebuah proses yang panjang. Memiliki teman saat kita menghadapi masalah adalah sebuah anugerah tak ternilai. Memiliki teman saat kita berada di masa-masa kritis. Dan kesadaran ini, yang kudapatkan beberapa tahun lalu, berbuah menjadi nasihat yang selalu kuberikan ke teman-temanku. Kalau kamu sedang dalam fase krisis, kamu sedang dalam masalah, saranku cuma satu: jangan sendirian. Karena aku pernah merasakan, saat sendirian, pikiran kita membawa kita ke mana-mana, kepikiran-pikiran yang mungkin buruk, dan kita kehilangan akal sehat dan logika dalam mengambil keputusan.
Jangan sendirian. 20 Maret 2021 | 23.34 WIB | ©kurniawangunadi
779 notes · View notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Perjalanan paling jauh di muka bumi ini adalah perjalanan antara hati dan pikiran kita.
Kita hanya perlu mengambil jarak untuk melihat dengan lebih jelas. Entah menjauh atau mendekat. Jarak itu memberi pengaruh besar. Barangkali, masalah yang  sama dan berulang-ulang kita hadapi juga berasal dari jarak hati dan pikiran kita. Kita tidak bisa menakar dengan baik antara rasionalitas dan perasaan kita.
Ketidakmampuan kita mengambil keputusan juga karena kita tidak bisa melihat dengan baik risiko yang ada, dan juga tidak bisa jujur dengan perasaan yang kita miliki.
Permasalahan itu berputar-putar tanpa henti, pada pusaran yang sama. Bertahun-tahun. Dan kita kita tetap terperangkap dalam asumsi dan perasaan yang tertekan.
Hanya karena, kita tidak mau melakukan perjalanan yang berliku antara hati dan pikiran kita. Yang selama ini, jaraknya jauh sekali. Padahal keduanya ada di dalam diri kita.
23 Maret 2021 | ©kurniawangunadi
786 notes · View notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Tulisan : Terlihat Mudah
Satu hal yang kemudian kusadari setelah sekian lama mengamati, tidak hanya mengamati perjalanan sendiri melainkan juga perjalanan hidup orang lain. Pada setiap urusan hidupnya yang terlihat mudah, ternyata tidak semata-mata karena memang orang tersebut adalah orang yang pandai, cakap, terampil, memiliki banyak keahlian.
Seringkali saya meminta nasihat kepada mereka, tentunya selain mendapatkan nasihat-nasihat umum seperti kita harus belajar, berinvestasi leher ke atas, menambah jejaring dan keahlian. Ada nasihat-nasihat tambahan yang saya simpulkan, hampir sama. Berbuat baik, kepada siapa? Kepada orang tua.
Katanya, kita bisa jadi pandai dalam bersedekah bersama teman-teman kita, rutin setiap senin dan jumat. Selalu ada untuk menolong teman-teman kita. Selalu meluangkan waktu untuk orang lain. Selalu mencurahkan energi dan pikiran kita ke dalam organisasi, komunitas, dan lain-lain. Tapi, bisa jadi kita jarang hadir di rumah, tidak meluangkan waktu untuk orang tua kita, tidak membantu meringankan pekerjaannya sesederhana membersihkan kamar kita, membukakan pintu dan menutup pintu pagar ketika orang tua hendak keluar atau masuk rumah, merapikan meja makan, dan hal-hal yang tampak sederhana dan seolah tak bernilai bagi kita, dibanding dengan aktivitas kita di luar rumah. Temanku yang lain, yang tampak biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial dengan kemampuan akademiknya di kampus, pun tidak menjadi pejabat penting dalam organisasi. Ketika dia mendaftar magister di luar negeri, dengan mudahnya mendapatkan beasiswa, bahkan beasiswa penuh. Lulus dari sana langsung mendapatkan pekerjaan yang sangat baik, ketika para lulusan yang lain masih bingung mencari pekerjaan ketika pulang. Tentunya, kalau orang lain yang tak mengenal bagaimana orang tersebut tidak akan tahu kalau temanku tersebut adalah orang yang selalu ada untuk orang tuanya. Bahkan, ketika ada urusan organisasi dan orang tuanya meminta tolong untuk diantar ke suatu tempat, dia tak segan untuk minta izin ke organisasi dan memilih mengantar orang tuanya. Dulu, sebagai seorang aktivis mungkin agak jengkel ketika ada anggota yang tidak bisa hadir karena ada urusan keluarga. Tapi, hari ini, semakin dewasa, saya menjadi lebih paham skala prioritas seseorang. Itu belum termasuk dengan segala kesiap sediaannya yang lain untuk orang tuanya, yang saya tahu dari orang tuanya langsung. Anaknya adalah anak yang selalu bisa diandalkan. Ujarnya. Temanku yang lainnya lagi pun demikian. Tak jauh beda ketika memberikan nasihatnya kepadaku. “Sekalipun orang tua kita mungkin tak begitu memahami dunia kita saat ini, tetaplah berbuat baik selama itu bukan kekerasan dalam rumah tangga dsb. Perbedaan pendapat dengan orang tua, sikap dingin, perbedaan pandangan, itu semua adalah hal yang niscaya terjadi antara orang tua dan kita sebagai anak. Kita perlu untuk mencari celah di mana kita bisa berbuat baik.” Akan lebih menyesakkan kalau kita sudah tahu bahwa orang tua kita sebenarnya mudah untuk kita dekati, bisa diajak bicara, tapi justru kemudahan itu membuat kita merasa tidak perlu merawatnya dengan baik. Dan kemudian kita merasa banyak sekali hambatan dalam hidup kita, ketika mau sekolah, bekerja, memasukin kehidupan berumah tangga, bahkan mungkin saat berumah tangga. Bisa jadi, penyebabnya sedekat itu. Dan kita tidak berusaha mengatasi penyebabnya, tapi sibuk mencari cara dari luar yang jauh, yang mahal, yang berputar-putar jalannya. Lihat raut wajah kedua orang tua kita, jika keduanya masih ada, atau mungkin salah satunya. Yang mulai menua, tenaganya tidak sekuat dulu, yang lelah menyiapkan makanan di rumah yang jarang kita makan. Yang setiap pagi membangunkan kita tapi kita tak kunjung mau beranjak bangun. Setiap hari harus mengurus rumah seisinya dan kita masih mengeluh karena rumah ini terasa tidak hangat, berharap orang lain yang menghangatkan rumah ini tapi kita sendiri tidak mau.  Tak terlintas dalam benak kita untuk mengantar orang tua kita ketika mereka ada urusan, menemaninya berkunjung silaturahmi, ke rumah sakit, membeli makan, tidak harus urusan yang sangat penting. Memang mungkin agak sulit bagi kita, membatalkan sedikit urusan kita, mengurangi aktivitas kita yang terlihat begitu memukau banyak orang. Tapi kesibukkan itu justru meniadakan kesempatan-kesempatan kita untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidup, melalui doa-doa orang tua kita yang begitu dekat, kepada anakknya yang dilahirkannya dan selalu ada memudahkan orang tuanya. Kehilangan orang tua itu sama saja dengan kehilangan doa-doa yang paling mustajab. Jangan sampai, kita kehilangan doa-doa itu bukan karena orang tua telah meninggal dunia. Mereka masih ada di sekitar kita, tapi kita sudah kehilangan doa-doa mustajab tersebut, karena kita tidak pernah memintanya, tidak pernah meluangkan waktu untuknya, dan tidak pernah hadir sebagai anak yang dulu pernah diberikan kasih sayang yang begitu besar ketika masih kecil.  Ketika sudah besar, anak-anaknya tak lagi sedekat dulu. Tak lagi menunjukkan keinginannya untuk dekat dengan orang tuanya. Seolah-olah anak tersebut tidak menginginkan kehadiran orang tuanya, bahkan dianggap orang tua sebagai penghambat langkah kakinya. Padahal, kemudahan yang kita cari begitu dekat. Tapi, kita mencarinya begitu jauh. 18 Maret 2021 | ©kurniawangunadi
922 notes · View notes
fitriyaninik · 3 years
Text
SKEPTIS
Kepercayaan adalah hal yang mahal. Saat kepercayaan kau abaikan, hanya ada kecurigaan yang tersisa.
0 notes
fitriyaninik · 3 years
Text
usia
yang terus merambat tak kenal waktu
yang megikis ambisi, gengsi dan mimpi- mimpi
semakin jauh semakin terkikis olehnya
semakin jauh semakin semu bahkan hilang gairah
tapi main dekat dengan sesuatu yang nyata
yaitu KEMATIAN
cirebon, 30 DESEMBER 2020
#poemnf
0 notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Curiga kepada Takdir
Saat Allah menakdirkan hatimu terluka oleh seseorang, kamu perlu curiga bahwa Allah juga sudah menakdirkan seseorang yang lain untuk membantumu sembuh.
Manakala ia datang, sambutlah dengan gembira. Namun, ketika ia mendekat dan menawarkan diri untuk membalut lukamu, katakan, “Aku akan menyembuhkannya sendiri, dan ini butuh waktu. Setelah aku pulih, aku siap dengan kehidupan baru denganmu.”
Ia sudah berbesar hati bersedia mendatangi kamu yang terluka. Ia berhak atas dirimu yang utuh, yang siap mencintainya dengan sungguh…
Buku Cinta Memang Seperti Ini linktr.ee/nurunala
604 notes · View notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Kelar deh baca 1 buku ini. Abis itu itung-itung terus pengeluaran bulan-bulan kemaren uda bener belum yah? 🤔🤔
Point review
JUDUL BUKU : KAKEIBO
Penulis : AE ZEN
Penerbit : Caesar media pustaka
Halaman : 192
Tahun terbit : 2020
Harga : 50K
WHAT IS KAKEIBO ? ?
Kakeibo dalam bahasa jepang adalah buku rekening.
Kakeibo ditemukan oleh hani makoto seorang jurnalis jepang. Metode ini lahir di tahun 1908.
Metode kakeibo ini sebenernya sudah booming di indonesia pertengahan tahun ini.
Langsung aja, 5 point ini yang penting, penulis sampaikan di buku ini. Tentunya ini point-point versiku.
1. Mencatat sekecil apapun pengeluaran
Prinsip dasar kakeibo adalah mencatat sekecil apapun uang yang kita keluarkan. Sekecil apapun.
2. Mereview kembali ke diri kita tujuan untuk melakukan kakeibo.
4 pertanyaan dasar dalam kakeibo
A. Berapa banyak uang yang tersedia?
B. Berapa banyak uang yang disimpan?
C. Berapa banyak uang yang dibelanjakan?
D. Bagaimana memperbaiki agar lebih baik?
Coba renungkan dan telaah lebih dalam lagi. Pertanyaan diatas. Sehingga kita dapat menyimpulkan seberapa pentingnya konsep ini.
3. Menetapkan skala prioritas kebutuhan
Skala prioritas setiap orang beda-beda. Di metode kakeibo ini ada 4 jenis kebutuhan.
1. Survival (kebutuhan pokok. Ex: makan transportasi dll)
2. Optional (kebutuhan sekunder. Ex: belanja, makan di resto, ngopi2 dll)
3. Culture (kebutuhan wawasan. Ex: buku, flim, majalah, koran harian dll)
4. Extra (Tambahan. Ex : kado lahiran, charity, kondangan, service dll.)
Sekali lagi, kebutuhan semua orang beda-beda. Dan setiap orang secara alamiah sebenernya sudah melakukan konsep ini. Bahkan jauh sebelum mengenal metode ini. Kalau di awal bulan setiap orang pasti sudah menentukan post -post keuangam mereka sesuai dengan keburuhan mereka masing-masing. Akan tetapi kakeibo hadir untuk merancang pengeluaran uang di masa depan. Agar uang yang sudah diatur dan di prioritaskan ini lebih jelas dan terperinci lagi kemana dan kapan uang harus dikeluarkan.
4. Langkah KAKEIBO
1. Catat pemasukan
Darimana pun pendapatanmu sekecil apapun CATAT !! Di buku ini terdapat tabel untuk melihat bagaimana cara kamu menuliskan dengan rapih pemasukan- pemasukan yang di dapat.
2. Memilah 4 langkah untuk jenis kebutuhan.
Balik lagi, memilih skala prioritas di no 3 tadi yang saya jelaskan.
Bikin tabel atau skema sendiri tentang pembiayaan yang wajib untuk di bayar dan untuk kebutuhan pokok dll. Di buku ada tabel untuk mempermudah kita dalam merinci pengeluaran.
3. Merencanakan pengeluaran
Dahalukan uang untuk tagihan terlebih dahulu. Targetkan berapa uang yang akan di tabung dan alokasikan untuk kebutuhan bulanan.
5. Menerapkan hidup minimalis.
Orang jepang menerap hidup minimalis. Dan memang sudah seharusnya kita tiru konsep ini. Bukan pelit atau menjadikan diri kita "kikir" tapi untuk menjadikan diri ini lebih waras, bahwa tidak semua bisa kita beli dengan uang yang di dapatkan dengan susah payah. Buang benda-benda yang tidak berguna. Beli sesuatu yang memang BUTUH ! Bukan INGIN !!
Ae Zen sangat cerdas dalam menuliskan kembali buku ini. Secara simpel dan mudah dipahami, beliau menjelaskan konsep dari kokaeibo. Dan yang paling bagusnya buku ini disertai format catatan-catatan pengeluaran bulanan tahunan. Bahkan di halaman terakhir, ada kokeibo budget book nya loh. Kalian bisa scan barcodenya dan dapat template pencatatan pemasukan, pengeluaran, rencana anggaran bulanan secara gratis. 😊😊
Memanage uang memang butuh cara. Dan kadang kita punya cara sendiri dalam memanage nya. Ini review versiku.
Terakhir aku kutip qoute dari buku ini
Uang memang bukan segalanya, bukan satu-satunya jawaban, tetapi dalam hidup, uang jelas membuat perbedaan.
3 notes · View notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Tumblr media
POINT REVIEW.
Judul buku : Lisanul Hal
Penulis : K.H. Husein Muhammad
Penerbit : Qaf
Cetakan 1, Maret 2020
Price : 50k
Buku ini berisi tentang kisah-kisah teladan Nabi Muhammad Saw dan para sahabat nabi. Kesan yang saya tangkap setelah membaca buku ini adalah, penulis ingin memberikan pesan dan informasi tentang berbagai keteladanan yang sudah ditunjukkan oleh para pemimpin terdahulu. Kisahnya sangat mengharukan hati, karena bahasanya yang ringan dan menyentuh qalbu. Bukan hanya itu, penulis juga mengambarkan beberapa kisah pandangan islam tentang kesetaraan gender terhadap wanita yang di bungkus dengan kisah teladan orang-orang shaleh, sunggug menarik sekali.
Ada 73 kisah yang penulis kisahkan dibuku ini. Salah satunya yang saya suka adalah kisah "yahudi buta" di halaman 87.
Kisah ini sering banget dituliskan diberbagai buku genre religi. Namun dibuku ini bahasa sangat menyentuh, seakan-akan saya hadir didalam kisah tersebut, dan masih banyak lagi kisah yang membuat air mata menggelinang. 😊
Untuk bahas satu persatu ceritanya tidak sangat memungkinkan, mending beli bukunya saja terakhir saya kutip dari halaman 37 dikutip dari buku Husain Haikal dalam bukunya berjudul "Hayat Muhammad" .
"Lihatlah betapa indahnya pengampunan itu ketika ia mampu (mengalahkan). Alangkah besarnya jiwa ini, jiwa yang telah melampaui segala kebesaran, melampaui segala dengki & dendam dihati. Jiwa yang telah menjauhi segala perasaan duniawi, jiwa yang telah mencapai segala yang diatas kemampuan insani."
0 notes
fitriyaninik · 3 years
Text
Tumblr media
Point Review
Uda beres nih kelarin 3 buku, tapi aku mau mereview yang ini karena baru banget kelar dibaca dan ingetan aku masih anget banget buat gambarin gimana isi buku ini.
Judul buku :
NASIHAT PERNIKAHAN IMAM AL-GHAZALI MENUJU KELUARGA SAMAWA.
Penulis : Imam Abu Hamid Al-Ghazali.
Penerjemah : Fuad Syaifudin Nur
Penerbit : Turos pustaka.
Halaman : 324 halaman
Tanggal terbit : Cetakan 1, September 2020
Harga : Rp 75K
Bisa dibeli di : Toko gramedia, qaf media.
Buku ini terjemahan dari KITAB PERNIKAHAN KARYA IMAM AL-GHAZALI . Kitab aslinya berjudul Adab an-Nikah yang merupakan bagian dari kitab ihya' ulumuddin. Penulis, imam abu hamid al-ghazali membahas ihwal yang berkaitan dengan pernikahan dan rumah tangga secara mendalam.
Point review yang aku dapat secara keseluruhan adalah
Bahwa menikah harus diniatkan benar-benar karena Alloh SWT. Tanpa itu semua hal yang akan dijalani di kehidupan rumah tangga akan menjadi percuma dan sia-sia.
Keuntungan menikah jauh lebih banyak dari tidak menikah. Meski begitu kerugian juga dirasakan oleh sebagian manusia. Bahkan dijaman dahulu para ulama salaf terlampau menikmati belajar dan memperdalam ilmu agama bahkan sering sekali memutuskan tidak menikah karena ketakutannya akan disibukan dengan hal-hal duniawi dan melupakan kodratnya sebagai hamba Alloh Swt.
Mengetahui pasangan sebelum menikah itu penting sekali. Untuk kebaikan hidup dan mencapai tujuan-tujuan menikah. Dari kutipan buku ini di halaman 83. "Orang arab berkata, jangan kalian menikahi 6 macam wanita ; Ananah, mananah, hananah, haddaqah, barraqah, dan tidak pula syaddaqah. "
Yang menarik dari buku ini adalah membahas penyebab sebuah rumah itu tidak akan menjadi harmonis. Buku ini mambahas bahwa penyebabnya adalah di dalam diri sendiri. Salah satunya adalah melatih diri menundukkan syahwat kemaluan, mata dan syahwat perut . 3 penyebab besar manusia terjerumus oleh syaitan kenlembah neraka. Bab ini dibahas panjang lebar di buku bagian keduanya
Di bab 3 buku ini membahas Hak-hak istri dan suami yang ringan sekali untuk dipahami. Silakan beli saja buku ini. 😊
Buku ini sangat direkomendasikan sekali untuk yang belum menikah, yang sedang menempuh proses pernikahan, yang baru menikah bahkan yang sudah menikah.
Terakhir saya kutip sedikit tulisan dari buku ini
Sikap menumpuk kehormatan dan harta diikuti dengan berbagai macam sikap semena-mena dan berbagai macam persaingan dan kebencian.
Kemudian lahirlah riya, keangkuhan dan kecongkakan. Semua tadi mendorong seseorang kepadaniri, dengki, permusuhan dan kebencian, mengakibatkan pelakunya terjerumus dalam kemaksiatan, kemungkaran dan perbuatan keji. Ini merupakan akibat dari memanjakan usus dan apa saja yang ditimbulkan darinya seperti kenyang yang berlebih. Halaman 182
0 notes
fitriyaninik · 4 years
Text
Terlalu bising dengan semuanya.
Akankah bisa seperti mata kuda??
0 notes
fitriyaninik · 4 years
Text
100% : 20%
Kepercayaan pada Rabmu harus 100%. manusia tak bisa menjamin memberikan kepercayaan kepadamu. Sekalipun dia orang dekatmu. Cukup Alloh, andalkan alloh, dan berkeluh kesahlah kepadanya. Hanya Alloh yang bisa kau andalkan 100%.
Aku beri 20% kepercayaan pada manusia, manusia tidak akan memberikan 100% kepercayaannya kepada manusia lain. Sekalipun dia dekat dan sayang padamu, kamu tidak akan pernah bisa menyerahkan kepercayaanmu 100% pada orang lain. Dan jangan pernah beri manusia kepercayaan 100%.
Ali Bin Abi Thalib mengatakan.
"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia."
Cirebon, 11 september 2020
0 notes