Karena tinggal di tepi kota dan kerja juga di pinggir kota yang tak jauh dari rumah pula, jadi jarang sekali ke pusat kota yang penuh keramaian pagi-pagi begini.
Dan first time qadarullah ada sesuatu yang mengharuskan berurusan ke pusatt kota. Pagi hari jam 07.00 sudah jalan, dan fiuhhh masya Allahh kendaraan ramai betul ternyata 😅 Padahal dulu di JKT juga biasa aja liat jalanan pada ugal-ugalan, semenjak pulang ke Bengkulu dan kegiatan masih seputaran rumaha ga jauh-jauh amat, udah biasa slow living, slow morning kalau pagi-pagi, akhirnya tremor ketika berkendaraan di tempat yang ramai dan melaju kencang.
Yang paling gamang itu ngeliat Ibu-Ibu yang motoran mengantarkan anaknya ke sekolah. Anak-anak TK/SD yang masih kecil-kecil.
Beginilah, semua berkejaran dengan waktu ketika di Pagi Hari. Semua sibuk. Teruntuk orang tua yang mengantarkan anak sekolah, para pekerja pencari nafkah, dan apapun tujuannya dalam kebaikan, semoga kita selalu dalam lindungan Allah di manapun berada.
Silent treatment itu cuma 'bagus' untuk cooling down, tapi gak akan menyelesaikan apapun. Kalau ada masalah ya diobrolin. Bilang aja kalau gak suka, kecewa, atau marah. Orang yang kamu diemin itu bukan cenayang.
Silent treatment itu gak kayak diemnya orang yang mau nenangin diri. Diam itu gak akan jadi bahaya selama diamnya kamu itu untuk menenangkan dan menyiapkan diri untuk membuka obrolan yang sehat dan setara setelah kamu tenang.
Diam itu jadi masalah—toksik, ketika kamu diam untuk mengontrol dan menunjukkan bahwa kamu punya kuasa dan kekuatan yang lebih besar dalam sebuah hubungan. Di sini diammu tidak menyelesaikan masalah, melainkan hanya akan memanipulasi orang yang kamu diamkan untuk merasa bersalah. That's it. In the end, orang yang kamu diamkan itu akan bingung, frustasi, merasa tidak dihargai dan tidak dicintai. Silent treatment is abussive. Inilah mengapa silent treatment justru hanya akan memudarkan ikatan-ikatan emosional.
Komunikasi adalah kunci. Komunikasi dengan kata-kata ya, bukan komunikasi dengan sandi morse. Maka dari itu, bila ada masalah dengan siapapun, silakan diam untuk menenangkan diri, tapi jangan lari dari masalah.
Siapkan dirimu untuk mendengarkan dan bicara. Setelah kamu tenang, jangan pendam dan bersikap seakan semuanya baik-baik saja.
That one tante tiba-tiba datang berlebaran dengan meninggalkan pesan:
"Ayuk, tante do'akan segera udah ini nak ya. Coba kalau ada yang datang terima dulu, buka hati Ayuk dulu. Kalau ada yang mengganjal di masa lalu yang idak pasti, lepaskan aja Nak. Yakinlah kita tu Insya Allah bisa mencintai orang yang dak disangka-sangka, kalau udah garis tangan Tuhan idak kan salah".
And i...
Cuma bisa senyum-senyum aja, datang sekali setahun ke rumah emang boleh seberkesan ini pesannya?😂😅
I don't compain, i agree.
Ingat banget zaman dulu pernah nge-crush seseorang, terus seiring berjalan waktu ya lost interest aja, Allah ya emang gitu bisa banget bolak balikin hati manusia. "Kalau ada yang mengganjal di masa lalu yang tidak pasti, lepaskan saja.." relate ga relate sih tapi ya deep aja sama pesan tante itu 😅 dan seharusnya ya emang bisa. Easy peasy kalau Allah sudah berkehendak. Fiuh, hilang rasa.
Semoga Allah mantapkan, kuatkan hati pada hal yang mendatangkan kebaikan saja. Tak pernah meminta Allah menghapus, melupakan semua yang sudah. Daripada begitu. Bukankah lebih baik menerima? Menerima bahwa hal tersebut bagian dari cerita kehidupan, menerima bahwa semua punya jalan masing-masing, dan mungkin ada beberapa hal yang memang tak dapat dipaksakan. Semua sudah digariskan olehNya.
Selalu yakin bahwa Allah lah sebaik-baik pengatur alam semesta. Tak ada yang luput dari pengawasan Allah. Segalanya ada dibalik kendali-Nya. Menghadirkan dan meniadakan cinta, mempertemukan juga menjauhkan..
Masih ingat sekali bagaimana rasanya ketika harus pulang lagi ke tempat rantau setelah liburan panjang mudik lebaran. Berat sungguh. Karena liburan lebaran bukan hanya sekadar libur, tapi benar-benar kumpul keluarga yang intimate banget dan itu ya sekali setahun menikmatinya 🥹
Kemudian harus pulang lagi, sendiri lagi, berjuang lagi, menghadapi realita lagi dan lagi.
Untuk yang masih menuntut ilmu, rasa beratnya pastilah berbeda. Orang yang kembali bekerja hanya melanjutkan pekerjaan, namun para pencari ilmu, harus berkejaran dengan waktu lagi menyelesaikan tantangan demi tantangan yang berjuta rasanya itu. Indeed, i've been there. How time flies.
Buat yang kembali bergerilya di kehidupan, apapun itu mau pekerja, atau anak sekolah, selamat menempuh hari-hari lagi.
Hati-hati di jalan, semoga segala urusan kita semuanya diberi jalan selalu olehNya. Aamiin.
Sehati-hatinya diri ini, kadang masih sering terpeleset juga. Akibat tindakan ataupun perkataan dari lidah sendiri. Karna itu tak pernah berhenti "mengutuki" diri sendiri dengan kebodohan yang tak ada habisnya. Biar setiap hari terus belajar. Berharap, esok hari bisa lebih baik lagi.
Setelah maaf-maaf an sama Bapak dulu ketika sholat Ied, Bapak selalu memelukku. Dan aroma tubuh keringat Bapak yang masih lengket di Baju koko nya itu, masih teringat selalu..
2 hari sudah di Rumah Sakit, nemenin tetangga nganterin anaknya ke rumah sakit sampai ikut menginap karena suami nya sedang di Luar Kota. Yang satu umur 7 bulan, satunya umur 3 th. Lelah? Ga pantas mau nyebut gituan, karena yang pantas untuk lelah adalah tentu Ibu nya.
First time mungkin, bener-bener ngeliatin perjuangan seorang Ibu ketika anak yang masih sangat kecil sakit sekaligus dua.
Cuma membantu apa yang bisa dibantu, sambil kadang cuma bengong ngeliatin betapa repotnya tetangga saya itu berganti-gantian ngelonin anak-anaknya yang sering tantrum karena sakit,
Far away from the deep of my heart, "Luar biasa sekali menjadi seorang Ibu. Hebat sekali.."
Kurang tidur, imun ikut menurun, tak ada lagi sakit yang dirasa, semua sisa-sisa nafas dan tenaga benar-benar hanya untuk anak.