ghiadam
ghiadam
mghiadam
52 posts
JANTUNG
Don't wanna be here? Send us removal request.
ghiadam · 1 month ago
Text
Pulang, bagi sebagian orang, adalah rumah. Bagi sebagian lainnya, ia cuma kata—terdengar manis, tapi terasa jauh.
Ada yang pulang ke tempat yang penuh, dan merasa lengkap.
Ada pula yang pulang, tapi justru makin sepi.
Karena ternyata, yang kita cari dari pulang bukan sekadar pintu dan tembok,
melainkan rasa: diterima, cukup, dan tidak sia-sia.
Semakin dewasa, semakin asing kata itu di telinga, ya?
Rumah masa kecil perlahan jadi museum kenangan—penuh bingkai, tapi tak lagi hidup.
Sementara rumah hari ini kadang hanya tempat singgah,
tempat tubuh tidur tapi hati tak betah diam.
Kita berpindah—dari satu kota ke kota lain,
dari satu pelukan ke pelukan lain,
menenteng rindu yang tidak tahu entah di mana.
Berharap ada yang terasa seperti rumah,
tapi nyatanya ... yang kita temui hanya ruang-ruang asing
yang tak mengerti bahasa tangis.
Mungkin karena kita lupa,
pulang tak selalu soal ke mana kaki kembali,
tapi .... siapa yang membuat dada tenang.
Kadang ia berupa suara Ibu dari pawon—
menggoreng tempe, sambil bersenandung sajak yang tak selesai.
Kadang ia datang sebagai aroma tanah selepas hujan,
atau ucapan sederhana dari seorang teman lama,
yang cuma bilang, “Nggak apa-apa, kamu capek ya?”
Dan kadang, pulang bukan tentang kembali,
tapi tentang berhenti sebentar dari berlari.
Membiarkan diri duduk di kursi paling sunyi,
menyeduh lelah, dan berkata pelan:
“Aku ingin diam dulu. Tanpa perlu menjelaskan apa-apa.”
Karena lelah kita sering datang bukan dari dunia,
tapi dari upaya keras menjadi kuat di depan orang-orang
yang tak pernah benar-benar mendengarkan.
Maka dari semua perjalanan,
yang paling senyap adalah perjalanan pulang ke dalam diri sendiri.
Ke ruang yang tak menghakimi,
tempat di mana kita boleh menangis tanpa takut ditinggal,
boleh salah tanpa harus sembunyi.
Sebab pada akhirnya, rasa pulang adalah tentang damai.
Tentang bernapas tanpa rasa bersalah.
Tentang tahu, meski tak ada yang menunggu di ujung jalan,
kita masih bisa menyambut diri sendiri,
dan berkata:
“Alhamdulillaah 'ala kulli haal.”
126 notes · View notes
ghiadam · 1 month ago
Text
Tumblr media
— rapuh
retak-retak basah disekujur cita dan cinta masih akulah yang hidup sebagai asa yang mendesak rasa
bisakah kita memulai cipta? kembali tanpa tanda tanya? untuk apa dan bagaimana, itu urusan belakang saja
mohon sambut saja lepas kain ini dilumat rindu kau harus tahu apa yang teramat pilu aku atau napasku?
tidak mungkin kau tahu sebab hanya aku menahu tentang rapuhnya aku
10 notes · View notes
ghiadam · 6 months ago
Text
Untuk manusia yang takut mati padahal mati adalah hal pasti,hehe. tetap semangat ya walaupun keadaan sekarang sedang setengah mati
0 notes
ghiadam · 7 months ago
Text
Manusia sekarang tidak ada yang percaya bahwa dia adalah seseorang.Manusia sekarang lebih percaya bahwa dia adalah manusia saja.
0 notes
ghiadam · 7 months ago
Text
Ingin kau mendengar bahasa hati kepada akal dan bicara akal kepada hati jalanya cuman satu,jalan sunyi
0 notes
ghiadam · 7 months ago
Text
Aku setelah aku dan aku sebelum aku.kini aku berdiri dari reruntuhan.hehe
0 notes
ghiadam · 7 months ago
Text
Aku hidup di timur (Pulau Halmahera) dan kamu hidup di barat (Pulau Jawa) tentu gaya hidup kita berbeda tapi kita sama-sama hidup sama-sama di pulau pula. Hehe
0 notes
ghiadam · 8 months ago
Text
Sayangku🫀
0 notes
ghiadam · 8 months ago
Text
Hormat🙏🏻
'Puisi' dan 'Berbudaya' –oleh Seno Gumira
Setiap kali ada orang Indonesia menulis puisi, kita harus bersyukur, karena kalau toh ia tidak berhasil menyelamatkan jiwa orang lain, setidaknya ia telah menyelamatkan jiwanya sendiri. Puisi memang tidak bisa menunda kematian manusia yang sampai kepada akhir hidupnya, tapi puisi jelas menunda kematian jiwa dalam diri manusia yang masih hidup.
Kalau Anda setiap hari berangkat ke tempat kerja pukul 6.00 pagi dan pulang pukul 17.00 dan di rumah menunggu kantuk di depan TV, dan Anda menjalaninya begitu rupa sehingga kehilangan rasa bosan maupun rasa gembira selama 20 tahun, Anda telah mengalami kematian budaya.
Kalau Anda merasa bahwa selingan yang menggembirakan dalam hidup hanyalah menonton di bioskop Kelompok 21, jalan-jalan di mall, nongkrong di kafe, pergi ke Puncak atau Anyer, dan tempat-tempat “resmi” rekreasi lain, selama hidup Anda yang cuma satu kali ini, Anda telah mengalami kematian budaya.
Kalau Anda merasa bahwa kehidupan yang beradab itu hanyalah makan di restoran terpilih, mendengarkan musik klasik, nonton “seni beneran” dalam Art Summit, membaca buku-buku berat, mengambil kuliah S-3, dan berdiskusi tentang politik dan agama, tapi memandang sebelah mata kesenian pengamen jalanan yang bernyanyi untuk perut dan hidupnya, Anda telah mengalami kematian budaya.
Kalau Anda merasa harus menggauli puisi demi mutu hidup Anda, dan Anda merasa bahwa puisi hanya ditemukan ketika menulis atau membaca sajak-sajak, itu pun yang “bernilai sastra” [betapa kasihan kalimat ini sekarang], apa boleh buat, Anda juga telah mengalami kematian budaya.
Seperti kebahagiaan yang bisa datang ketika tidak diharapkan, demikianlah puisi bertebaran di mana-mana bagi mata hati yang memang terbuka untuk menangkapnya: seperti buku puisi ini telah membuktikannya kepada saya, ketika kloset -seperti sering kita lupakan, meski mengalaminya-dijelmakannya sebagai ruang kehidupan budaya.
Adapun kehidupan budaya maksudnya: perbincangan antara hati dan kepala ketika merenungkan dunia -dalam perbincangan itu berlangsung tarik menarik, antara menyerah, melawan, atau menawar kepada proses kematian budaya.
Selamat membaca. Artinya: selamat menafsir, dan menciptakannya kembali dalam diri Anda. Dengan begitulah puisi akan menyelamatkan jiwa dari kematian budaya.
Pondok Aren, Senin 5 Mei 2003
Oleh: Seno Gumira Ajidarma Pengantar dari buku “Renungan Kloset” karya Rieke Diah Pitaloka, penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2003.
2 notes · View notes
ghiadam · 2 years ago
Text
Jauh berjalan banyak di rasakan,jauh memandang mengundang hayalan.
0 notes
ghiadam · 2 years ago
Text
Manusia adalah cahaya bagi manusia itu sendiri.
0 notes
ghiadam · 2 years ago
Text
Hm
Betapa banyak orang yang mencintai karena rupa, lalu berakhir tersakiti karena sifat dan tingkah laku.
-Adzkia N
Banjarmasin, 25 Juni 2023 pukul 18.44 WITA.
77 notes · View notes
ghiadam · 2 years ago
Text
Aeee
Senin, 06 Februari 2023
Setiap malam suara-suara kegelapan meraih mimpi-mimpiku. Aku melambung lalu tenggelam. Aku buka ruang penuh warna tempat kau tertidur di dalamnya. Aku mencoba menyapa, namun engkau tampaknya tengah asik bercinta.
Aku membuka satu demi satu cerita. Aku menangis dan tertawa-tawa. Sambil menggapai-gapai harapan. Aku kembali ke ruang kosong tempat ku tinggalkan kesadaran. Ku cari-cari selimut pemberian seorang kenalan. Selimut itu hilang.
Hilang di hati siapa? Aku bertanya-tanya. Aku menengok ke luar jendela. Hanya ada bulan bergantung di awan. Barangkali aku butuh keluar. Aku telusuri lagi cerita-cerita. Kali ini yang punya suara-suara. Sayup-sayup dia memanggil. Aku hilang.
Kesadaran ku baru bangun. Aku masih tertidur. Mimpi kali ini begitu manis. Ada lautan. Ada langit. Ada engkau yang tengah asik bercinta. Aku melukis matahari dulu. Sebelum terlambat. Sebentar lagi hari datang. Kopiku juga sudah siap.
Entah kamu telah sampai stasiun mana. Aku bergegas saja masuk kereta. Semoga stasiun itu memelukmu dengan nyaman. Aku harus memberi makan Hari. Maka aku harus pergi. Aku titip dia sebentar kepada seorang ojek pengkolan. Sore nanti aku kan kembali dengan semangkuk sarapan.
Tumblr media
15 notes · View notes
ghiadam · 2 years ago
Text
Allah
SEBAB-SEBAB KECINTAAN KEPADA ALLOH
Sebab-sebab yang mendatangkan mahabbah ( kecintaan ) dan mengharuskannya ada sepuluh :
1. Membaca Al-Quran dengan tadabbur ( merenungi ) dan memahami maknanya dan apa yang dikehendakinya, seperti tadabbur sebuah kitab yang dihafal oleh seorang hamba dan dijelaskannya agar faham kepada maksud pemilik kitab tersebut dari kitabnya.
2. Mendekatkan diri kepada Alloh dengan amalan-amalan yang sunnah bersamaan dengan yang wajib, karena ini akan membawa kepada derajat yang dicintai sesudah mahabbah.
3. Selalu berdzikir kepada Alloh dalam setiap keadaan : dengan lisan, hati, amalan, dan keadaan. Maka bagiannya dari mahabbah sesuai dengan kadar bagiannya dari dzikir ini.
4. Mendahulukan kecintaanNya atas kecintaanmu di saat hawa nafsu begitu dominan, dan berusaha mencapai puncak kecintaanNya meskipun sulit jalan untuk naik.
5. Telaah hati terhadap nama-namaNya, sifat-sifatNya, musyahadah terhadap nama-nama dan sifat-sifat tersebut dan marifat terhadapnya, serta berbolak-baliknya dalam taman marifat ini dan padang-padangnya. Karena barangsiapa yang mengenal Alloh dengan nama-namaNya, sifat-sifatNya, dan perbuatan-perbuatannya, maka sungguh pasti akan mencintaiNya. Karena inilah orang-orang muaththilah, Firauniyyah, dan Jahmiyyah adalah para perampok yang menghalangi hati dengan yang dicintainya.
6. Menyaksikan kebaikanNya, ihsanNya, dan nikmat-nikmatNya yang nampak maupun tidak nampak, maka ini akan membawa kepada mahabbah terhadapNya.
7. Yang paling menakjubkan - : Ketundukan hati secara keseluruhan di hadapan Alloh. Tidak bisa mengungkapakan makna ini selain nama-nama dan ibarat-ibarat.
8. Berkhalwat denganNya di saat turunNya untuk munajat dan tilawah KalamNya, berdiri dengan hati dan beradab dengan adab ubudiyyah ( pengahambaan ) di hadapanNya, dan kemudian menutupnya dengan istighfar dan taubat.
9. Bermajelis dengan para pecinta Alloh yang sebenarnya, dan memungut buah-buah perkataan mereka yang terbaik sebagaimanan memilih buah-buah yang terbaik.
Dari kitab Madarijus Salikin oleh al-Imam Ibnul Qayyim Rahimakumullah - alih bahasa Abu Ahmad Al-Hasyimi -
Sumber: (Ustadz Arif Fathul Ulum hafidzahullah) https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0DN7gG3WUKiAVBTo5a4VBvd1kMFDCPXdnRz7faR2A6xLMqwucp3JqpFHsZDEvhRpol&id=100006270615875&mibextid=Nif5oz
6 notes · View notes
ghiadam · 2 years ago
Text
Ruas jalan
0 notes
ghiadam · 2 years ago
Text
Syair Lala Tete ela
Lalayon jembatan konde,
Konde nona marila gendong sayangeeee.
Kumbang bermain dimalam ini,
Bersanding pada dua sejoli layo mama.
Minyow re minyow tailamai layo mama.
Kenapa pergi saat duka takunjung berarhir.
Satu persatu Allah merenggut layo mama.
Oh sedihnya.
Syairmu itolo mama,
Siapakah dirimu yang melantunkan Syair dimalam ini?..
Adat Sangaji Maba.
1 note · View note
ghiadam · 2 years ago
Text
Syair Lala Tete ela
"La Papa wlopa
Mama wlopa
Mpin tendelni monte
Layo mamaaaaaa"
(Papa tara mau,
Mama tara mau,
Jadi cewe iko depe cowo)
"Harapan kini bagaikan bisul
Tak bertanda sakitnya terasa
La nona lae lala"
0 notes