hariantoalfaiz-blog
hariantoalfaiz-blog
Pasugatan Gusti
42 posts
Bagaimana Dia pada diriku
Don't wanna be here? Send us removal request.
hariantoalfaiz-blog · 6 years ago
Text
Senja dan Mentariku
Layu saat itu mengikis asa
Terbenamnya di balik ombak dan pantai
Kala itu tak kuperhatikan, sejak kapan mulai pudar
Temaram tiba-tiba melambai dari balik dahan
Berganti mata di buai angin malam
kunang dan bisik angin menampakkan rupanya
sambil ku sapa satu persatu dedaunan
dari balik danau melambai bunga berkelopak indah
Sebelumnya yang tak terlihat
Seolah di sembunyikan, hingga masa nya tiba
langkah perlahan , ku hampiri
Menyusuri tepian danau,
Ku sibak rerumputan yang menghalangi
Langkah ini begitu mantap, hampir tak ada keraguan
Kelopak bunga makin merekah,
Semakin kudekati, semakin memancarkan indahnya
Kunang kunang seakan di kirim tuhan menerangi langkahku
Angin malam membantu menyibakkan rerumputan
Aku berfikir, dan bertanya
Apakah ini jalan yg kucari,
Apakah bunga ini yg di kirim untuk ku
Ketika aku sampai di hadapan bunga
Pancaran indah nyata,
Menyapa, meminta untuk di petik
Namun aku tak gegabah, sebab ini bukan bungan sembarangan
Bunga yg akan ku simpan selamanya
Aku harus berhati - hati
Ku pelajari betul - betul
bagaimana agar pancaran ke indahannya tak layu?
setelah itu, akan ku petik dan kurawat indahnya,
Aku sadar tak selamanya, keindahan bunga ini nampak,
Jadi aku putuskan ,
Senja telah berganti mentari,
Yang hadirnya membawa semangat dan harapan,
Maka jika bunga ini akan aku rawat di kala mentari maupun senja,
Aku yang akan mengindahkannya selalu.
Surabaya, 21 Agustus 2019
5 notes · View notes
hariantoalfaiz-blog · 6 years ago
Text
"Terlanjur" sebuah kata dari manusia pesimis, Pengecut yg bersembunyi di balik topeng pasrah.
Harifais
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 6 years ago
Text
Ku Simpan Bayanganmu
silih berganti pertemuan
Pertemuan denganmu lah salah satu terindah
Hadirmu mentari tersenyum
Siang terik begitu riang
Sore senja tak murung
Malam dingin nan syahdu
Kekasih.
Aku ingin hari ku ada dirimu
Bercerita tentang kita sampai nanti
Menapaki jalan panjang ini menggandengmu
membangun rumah di surga nanti
Kekasih..
Hidup dan ceritanya ini milik-Nya
temu mungkin berganti pisah
Senyum mungkin berganti tangis
Tapi, sulit jika cinta ini berganti benci
Bila nanti Kau tak bersamaku
Kan ku simpan bayanganmu
Kenanglah aku dalam hujan
yang menghanyutkan sedihmu
yang datang bagai pelangi tawamu
yang menguatkan hatimu
Lamongan , 21 April 2019
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 6 years ago
Text
Rintihan Restu
Kau obati luka ku dengan nya
Kau isi lubang di hati dengan nya
Kau tuntun dan papah aku ke arahnya
Kau bangun mega di hati ini dengan cintanya
Aku sangka ini jalanMu
Aku anggap dia jawaban atas pintaku kepadaMu
Aku kira dia yang KAU kirim untuk menemaniku
Aku pikir dia lah yang kau jadikan penyempurna separuh agamaku
Hari ini KAU buat aku tak berdaya
Tercabik oleh putusanMu lewat ayah ibu nya
Jika akhirnya tak KAU satukan kami,
Kenapa KAU tanam cinta yang begitu dalam ini
Cinta yang hanya tumbuh jika dengan izinMu
Oh.. ya Allah..
Aku tak berdaya tanpa Mu
Aku ucap syukur atas nikmat cinta yang Kau beri
Engkau yang Maha membolak balik hati
Engkau yang mampu membuka hati
Jika ridhoMu adalah bergantung pada ridho orang tuanya
Maka, aku mohon ya Allah.. ya rahman .. ya rahim
cinta ini Engkau yang anugrahkan ,
Maka, temukan cinta ini pada tempat yang halal,
Yang Engkau rahmati dan berkahi.
Dengan membuka hati dan menggerakkan hati mereka
Agar ridho atas bersatunya cinta kita dalam kehalalan.
Amin...
Lamongan, 15 April 2019
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 7 years ago
Text
Sesuatu yang tak dapat kau jangkau dengan akal, maka tempuhlah dengan iman
Harifaiz
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 7 years ago
Text
Kereta Bergerbong
Awalnya,
Kau begitu sabar membuka jalan ke arahmu
Kau tuntun, kau temani aku
Melangkah menujumu
Sampai akhirnya,
Aku mulai berjalan perlahan
Menapak dan menengok sekeliling jalan
Memastikan aku tak salah
sempat terhenti di persimpangan
Kupanggil kau,
Sahutan dari bibir manismu di ujung jalan
Menggerakkan kaki ku kembali melangkah
Menyusuri jalan panjang ini
Kendaraku hanya kaki ini
Bekal ku hanya nafas ini
Sedangkan gerbongku tak cuma satu
Petunjuk ku adalah lampu- lampu kecil
yang sengaja kau tanam di sepanjang jalan
Kekeasih,
ketika langkah ini ringan melangkah
Aku terhenti, dr ujung jalan kau berteriak
Memintaku segera sampai,
Kau beri aku limitasi
Seakan jalan dan lampu yang kau tunjukkan telah memudar dan usang
Aku di persimpangan
Ku tengok ke belakang, langkahku sudah jauh
Namun jalan di depanku bercabang,
kerata kaki ku terhenti dengan gerbong berjejer ke belakang
Ketahuilah Kasih,
Untuk menujumu aku telah berlari
Dengan gerbong penuh di belakangku
Namun, aku tak cukup waktu
Sehingga membuatmu lama menunggu
Surabaya, 31 Maret 2018
HariAlfaiz
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 7 years ago
Text
Ku buru Abu
Kau bisa lari kasih..
Lari berburu, memburu deru
Mengejar Angan menguap
Silahkan... tak ku halangi
Wahai kasih... Biarkan aku,
Menimbang jalan menuju cita
Mengait tangan papah di setiap langkah
Memayungi pohon kering di perjalanan
Kau lihat aku bersembunyi di balik pamrih
seolah tak melangkah meraih asa
Seolah sang maha tak ku percaya
Nampaklah aku gontai dalam menapak
Kasih, aku berburu katamu
Meskipun kau anggap buruanku Abu
Ku katakan padamu bahwa aku tak pernah berburu,
Kasih, aku hanya berjalan menujumu
Agar aku dan dirimu menyatu
Kasih, bolehkah aku bertanya padamu
"perlahan tak berarti diam bukan?"
Sidoarjo, 18 Maret 2018
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 7 years ago
Text
Palsu
Kalo kau menjumpai banjir kepalsuan hari ini, kekasih,
Maka yakinlah, rindu ini tak palsu
Ia, arang yang membara jika di sulut api
Ia, air yang mengalir dari ketinggian
Ia, mendung sebelum hujan
Ia, uap air mendidih
Ada nya benar-benar ada
Wujud nya sungguh-sungguh wujud
Jika kambing, makanlah ia rumput dan dedaunan
Jika singa, makanlah ia daging segar buruannya
Tapi hari ini, tak kau jumpai
Kini
Telinga tak lagi mendengar
Mata tak lagi melihat
Hidung enggan akan aroma
Lidah malas dan pemilih
Tangan menjabat yang berdasi
Kaki melangkah ganjil
Nada-nada tak seirama
Sumbang, namun menggema.....
Sidoarjo, 23 Januari 2018
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 8 years ago
Text
Warga dunia tak paham apa yg dilakukan warga indonesia, maka jangan berharap penghargaan dan apresiasi warga dunia.
Emha
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 8 years ago
Text
Negaramu kini mengajarkan dan melatihmu untuk berkompetisi, bersaing, saling sikut untuk menjadi lebih unggul dari yang lain, bahkan saling mengalahkan.. Selamat Cuk, negara berhasil..
Hari alfaiz
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 8 years ago
Text
Tamsil Kefanaan
' -Tidak akan memasuki ranah tajalli jika belum bisa menggantung diri dlm wahdaniyahNya, satu dalam zat, satu sifat dan satu perbuatanNya..
Maka ma'rifat didalam ranah aqidah adalah mampu membedakan antara yang qadim dan muhadas...
Sangat mengherankan apa yg ada dalam diri manusia, selalu menghindar dari yg qadim, berhasrat sangat pada muhadas.
Sebenar kebutaan...
Mengejar kefanaan, menghindar dari keabadian. Buktinya : sangat takut pada kematian, kehilangan dan ketiadaan.
Siapapun yang menghadap pada kesenangan nafsu diri, dia akan kehilangan keabadian...
Sebagaimana keledai menarik tuas penggilingan padi, menyangka bergerak maju, ternyata hanya berputar ditempat. Begitulah tamsil pd kefanaan.
#sulukmaleman
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 8 years ago
Text
Lucu, tatkala senyum mu menyapaku, kenapa getir yang berhembus kekasih.
Al faiz
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 8 years ago
Text
Asalkan dirimu ridho dengan apa yang Tuhan tetapkan untukmu, maka ridhoNya akan hadir di dirmu.
Mbah Nun
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 8 years ago
Text
(Pemuda) "Lain dulu Lain sekarang"
Salam berjalan
Akhir-akhir ini datang keresahan kembali tentang bagaimana sikap kita sebagai pemuda - pemuda di era digital dan media mainstream saat ini. Tulisan ini sengaja mengisi hari pasca perayaan sumpah pemuda yang telah terlewat pekan lalu.
"Lain dulu lain sekarang" idiom ini yang menjadi bahan diskusi dari tulisan ini, mahasiswa yang dengan sejarahnya berperan besar dalam beberapa momentum sejarah kini dipertanyakan peranannya. Cibiran dan nada nyinyir dari berbagai unsur bangsa dan negara tentang mahasiswa kini tidak kalah pedas. Beberapa menyebut mahasiswa sekarang bak pelajar SMA yang kini beralmamater perguruan tinggi, yang hobinya nongkrong dan sorak-sorak di konser musik dan acara talk show televisi. Tentu nada sumbang ini tak sepenuhnya benar, faktanya mereka juga memenuhi laboratorium dan ruang kelas ber AC.
Debat kusir tentang tragedi 20 oktober di jakarta, mengingatkan kembali masa di bangku kuliah kala menyandang status mahasiswa. Status yang dianggap strata paling bergengsi mengisi dinamika sosial. Menjadi penting mendiskusikan peran serta posisi yang tepat disandang oleh status ini.
Dianggap paling diharapkan oleh masyarakat sebagai pionir dalam menentukan arah dari suatu perubahan dan kemajuan mengarungi bahtera bernegara dan berbangsa maka mahasiswa di harapkan dapat menempatkan diri mereka pada porsi yang presisi secara sosial dan kemaslahatannya.
Beberapa fakta sejarah yang meskipun perlu terus untuk di teliti kembali telah mengungkapkan peran pemuda /mahasiswa sebagai pionir perubahan sejarah bangsa. Hal ini akan terus jadi alasan masyarakat secara luas untuk menuntut adanya kontribusi secara mendalam dan luas bagi arah bangsa. Dengan kelebihan dan kepercayaan ini, mahasiswa selalu memiliki tempat untuk berperan dalam dinamika berbangsa bernegara.
Teringat tatkala masih berstatus mahasiswa, banyak dari teman yang memiliki anggapan bahwa tugas mahasiswa itu datang kuliah dan lulus secepat mungkin dengan predikat cumlaude. Faktanya, untuk lulus cepat dan cumlaude tidak semudah itu, perdebatan muncul tatkala mahasiswa menambah kegiatanya dengan berorganisasi.
Cara mengambil peran sebagai mahasiswa memang tak melulu dengan berorganisasi yang diisi dengan berkegiatan, demo dan mroyek sana sini, setiap individu mahasiswa dapat berkontribusi dengan jalan yang berbeda. Awal tulisan tadi, peran pemuda/mahasiswa memang yang terekpose adalah pergerakan dengan cara turun ke jalan, namun bukan berarti pergerakan lain tidak memiliki peran nyata.
Era digital yang memudahkan dan memanjakan pada saat ini, selayaknya disikapi dengan cermat oleh kalangan pemuda/mahasiswa. Potensi yang dimiliki hendaknya dimaksimalkan dalam posisi dan perannya masing-masing dalam berkontribusi untuk bangsa dan negara. Akhir tulisan ini mengajak pemuda/mahasiswa untuk terus berbuat dan berpikir positif serta jernih dalam menyikapi segala fenomena, momentum, dan prilaku yang terjadi dalam dinamika berbangsa dan bernegara. Teruslah fokus pada perjalanan fase ini, teliti dan study terus menerus presisi posisi dan peran masing-masing dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa.
Penutup tulisan ini adalah kutipan pesan dari seorang guru " pemuda, ojo grusa grusu, itungen langkahmu," artinya pemuda, jangan terburu buru, berhitunglah dalam melangkah".
Selamat hari sumpah pemuda, tetap hormati dan belajarlah dari yang tua, karena kelak kita juga akan menua.
Surabaya, 31 oktober 2017
Hari Alfaiz
1 note · View note
hariantoalfaiz-blog · 8 years ago
Quote
Mungkin rindu ini hanya akibat terbiasanya harapan yg selalu berwujud dulu darimu, namun kini kau hentikan
Al_faiz
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 8 years ago
Text
Takabbur Tersembunyi
Kiai Jarkoni mengisi pengajian kecil2an sore ini di sebuah langgar. Temanya tentang puasa. Usai pengajian, ia melakukan tanya jawab. "Kiai, mengapa kita wajib puasa?" "Karena kita kebanyakan mau!" "Lho, bukan krn biar bertaqwa?" "Nah, itu saudara tau!" "Taqwa itu sendiri apa mbah?!" "Taqwa itu orang yg sudah selesai dgn segala kemauannya..." "Lho kok?!" "Ya, karena baginya hanya kemauan Allah saja yg dilakukan..." "Sampai sejauh itu ya..." "Lebih jauh dr itu, kalau kau paham..." "Bagi saya taqwa itu menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya!" "Itu juga bisa..." "Berarti banyak tafsir?!" "Tafsir tdk usah banyak, yg penting proses, kemauan kita menyelami dan menjalani..." "Mungkin tdk sesungguhnya kita cuma jalan di tempat mbah?!" "Mungkin saja, cirinya menyalahkan dan menganggap orang lain lebih rendah dan merasa paling alim..." "Berarti kita harus merasa rendah hati, begitu?!" "Iya, tapi kalau ilmumu bertambah, rendah hatipun bisa jadi membuatmu jalan di tempat juga, malah salah2 itu bentuk takaburmu yg tersembunyi..." "Agak rumit ya mbah..." "Jauh lebih rumit kalau kau sudah mengalaminya nanti..." lamongan 25 juni 2017, harifais dr Aliantoni
0 notes
hariantoalfaiz-blog · 8 years ago
Text
Putar Balik
“mbah…” “Ya le?!” “Jalan ini gelap…” “Aku tau!” “Apakah kita tdk salah jalan, Mbah?!” “Aku tidak tau…” “Kalau tdk tau, mengapa Mbah memilih jalan ini?!” “Aku tdk pernah memilih dalam hidup! Semua yg ada di depanku, aku hadapi, tanpa pernah bisa dan pada akhirnya tak mau memilih!” “Itu bukan sikap apatis Mbah?!” “Apatis itu buat orang2 putus asa, aku tidak!” “Walau yg ditempuh ini jalan salah?!” “Tak ada jalan yg salah kalau kita sudah ada di jalan. Setiap jalan saling berhubungan, seperti labirin bila digambarkan…” “Bagaimana kalau buntu?!” “Tinggal putar balik?!” “Bagaimana kalau waktu habis dan kita belum bisa keluar?!” “Tak masalah, toh kita ttp dicatat sbg pejalan, tdk berhenti, tdk sbg pecundang yg putus asa…” “Kenapa Mbah tdk memilih jalan lain?!” “Yang aku tau saat ini cuma jalan ini…” “Mungkin tidak jalan gelap ini adalah jalan yg ada krn Mbah salah memilih dalam persimpangan jalan, yg sudah terlewati?” “Mungkin saja…” “Mbah tdk menyesal?!” “Menyesal, tp udah!” “Maksudnya?!” “Penyesalan itu spt prasasti, sedang prasasti itu letaknya tetap, di sebuah tempat, bukan digendong kemana2, dibawa2, berat!” “Berarti ditaruh aja Mbah?!” “Ya,” “Tapi kan kadang sering teringat?!” “Namanya juga prasasti, bukan sampah, wajar dan hrs diingat, tp sekali lg hanya cukup utk tetenger, bukan sejatinya maksud!” “Brarti yg hancur krn masasilam itu krn membawa sampah dan membawa beban kemana2 Mbah?!” “iya le!”
Lamongan 25 juni 2017, harifais dr Ali antoni
0 notes