Text
20 Juta
Kaget mendengar istri ternyata sekarang memiliki hutang kurang lebih 20 juta. Mungkin totalnya 30 juta karena dia bilang sudah mulai mencicilnya dari Desember tahun lalu.
Aku kaget karena dari Desember sampai Maret aku benar-benar tidak menyadari ada masalah yang sedang menimpa. Kupikir semua baik-baik saja.
Kita masih belanja seperti biasa, kita bepergian seperti biasa seolah semua baik-baik saja. Sampai akhirnya orang terdekat hendak mengkonfirmasi karena istri ingin meminjam uang sejumlah 30 juta.
Untuk apa pinjam uang? Apa uang belanja yang kuberi kurang. Kalaupun kurang perlukah sebanyak itu.
0 notes
Text
Aneh
Berapa lama waktu untuk berdamai? Dengan seseorang? Dengan keadaan? atau dengan hal-hal lainnya?
Aku tahu gak gampang.
Akhir-akhir ini banyak berita buruk. Sulit sekali bersyukur di saat-saat begitu. Seolah tidak ada yang bisa disyukuri.
Padahal ada beberapa berita baik yang seolah jadi tidak ada artinya.
Terburuk, aku dapat berita aku punya hutang sekian puluh juta untuk yang tak pernah aku minta sama sekali.
Terbaik, aku rasa bisa melewatinya. Orang tua selalu ada untuku, selalu berkorban untuk anaknya yang sudah setua ini. Teman masih ada yang mau membantu. Bahkan orang yang aku anggap paling berengsek juga bersedia membantu. Buang gengsi jauh-jauh aku masih butuh bantuannya, oke mari kita berdamai.
Terima kasih tuhan untuk semuanya
0 notes
Text
Mantan
Percaya lah beberapa mantan tetap tinggal di ingatan. Hay apa kabar? Bagaimana kabarmu? Apa kamu bahagia dengan dia? Aku harap begitu.
Dunia ini lebih menyebalkan dari yang aku kira. Banyak orang tidak bisa diatur. Banyak sekali penipu. Banyak sekali manusia yang iri satu sama lain.
Apakah duniamu sekarang juga begitu?
Suamimu seorang tentara. Apakah dia seorang tentara yang baik juga seperti ayahmu?
Ayahmu bisa melindungimu dengan gagahnya. Seragam hijau kebanggaan, badan tegap penuh wibawa, perkataan yang tegas dan suara yang lantang. Atribut yang cukup untuk bertahan di dunia yang menyebalkan ini.
Dalam ingatan ku dulu kamu begitu cantik. Sosok sempurna yang sangat laik untuk diperjuangkan. Cantik parasnya, cantik bodinya, cantik juga tingkah lakunya. Kamu tidak begitu sombong. Apabila bicara aku betah mendengarnya. Kadang sedikit galak, tapi itu tidak apa.
Sekarang kamu sudah Ibu-ibu tapi belum punya anak. Yang sabar ya.
0 notes
Text
Sebuah Update
Sembari kerja lembur aku menulis ini. Aku hanya ingin mengupdate kehidupanku.
Aku menulis ini menggunakan laptop kantor. Aku menulis sembari bermain Football Manager Mobile 2024 di ponsel, tentu ini sangat mengganggu. Aku juga sedang menunggu 3D printer menyelesaikan pekerjaannya, suaranya lumayan berisik terdengar suara-suara gesekan material yang bergesekan dengan cepat. Kadang membuat telinga ngilu. Terakhir aku juga sedang mendengarkan Youtube. Bisa itu podcast, musik, ceramah dan apapun yang aku suka.
Apakah aku orang yang pandai multi-tasking? Sepertinya gak juga. Aku hanya orang yang membosankan.
Aku sedang menulis tulisan ini. Aku juga sedang mendengarkan Cania Citta memberikan tips jago public speaking di channel youtube nya. 3D printer mungkin akan selesai 25 menit lagi. Sedangkan FMM aku sedang fokus menyusun strategi melawan AC Milan. Tulisanku kali ini mungkin tidak akan terlalu panjang. Sebentar lagi akan selesai.
Aku menulis hanya untuk mengisi waktu luang. Sembari menunggu semuanya. Aku yang pada akhirnya menang melawan AC Milan di FMM. 3D Printer yang ahirnya menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan Aku selesai mendengarkan Cania tentang Public Speaking.
Sepertinya tulisan ini selesai sampai di sini.
Mungkin kapan-kapan aku akan menulis lagi. Apakah kamu ingin membacanya?
0 notes
Text
Mental
Aku tak mengenalnya. Aku hanya mendengarkan lagunya. Beberapa saja. Mmm, sebetulnya agak banyak, tapi tidak semuanya. Mungkin 10 atau 12. Mendengarnya, aku yakin baik-baik saja.
Liriknya menyebalkan, sialnya aku menyukainya. Agak berbelit, tapi aku memahaminya. Paling tidak menurutku, kalau kamu tidak setuju, silakan, terserah, aku tidak peduli.
Iparku berengsek. Dia harus tahu lagu "Untuk apa / untuk apa?" Dia harus dengar ketika Bhaskara berkata. "Kasur yang luas tapi bangun sendiri, mobil baru mengkilap tanpa penumpang di kiri, banyak sepatu minim privasi susah pergi." Tidak hanya sampai di situ. Masih banyak lirik yang perlu dia tahu. Yang perlu dia mengerti. Paling penting dia tahu aku lelah dan aku yakin dia pun lelah.
Mentalku bermasalah. Aku tidak ingin terlalu kaya. Aku hanya ingin hidup cukup dan biasa saja. Tapi aku juga tak sudi kalah dari orang egois.
Dengar. "Seringkali ku berfantasi untuk bunuh diri agar kau merasa bersalah sampai mati." Jadi jangan pikir aku main-main.
Termasuk untuk semua orang yang selalu mencoba lebih menyedihkan. Fuck you all
Kita berada di dunia yang sama. "Bisakah kita terus saling memberi walau tak suci." Tidak perlu berlomba menjadi yang paling terluka. Aku memiliki masalah, kamu juga. Kita semua barangkali. Tak perlu saling membandingkan. "Mulai sekarang kau tanggung itu sendiri."
Aku setuju. "Mereka hanya tahu namamu tidak akan pernah menjadi diriku." Silakan pilih. "Apa kau ingin menjadi benar, atau ingin menjadi muda?"
Tidak perlu cepat-cepat. Aku tidak akan kemana-mana. "Semoga hidup kita tetap begini-gini saja walau sungai meluap dan kurs tak masuk logika."
Lagipula hidup akan berakhir dan ironisnya aku tidak minta untuk dilahirkan. Sampai pada akhirnya. "Tanah terbuka dan bumi menganga, melihatnya kau sadar hidup hanya sengsara, lepas dari penjara fisik, langit bergema, sekarang namamu diuji kematian kedua."
Jadi "Siapa yang akan datang ke pemakamannu nanti? Siapa yang dalam diam berharap kau untuk cepat mati?"
7 notes
·
View notes
Text
Fuck of 2016
Menikmati pergantian tahun di rumah sakit sebagai pesakitan adalah pengalaman yang sudah tentu tidak ingin dialami oleh siapapun. Tapi aku sudah kepalang tanggung mengalaminya. Tahun lalu, boro-boro buat nulis bagaimana resolusi atau pun kaleidoskop sebagai bahan evaluasi dan target kemajuan. Untuk sekedar bernafas pun sulit rasanya. Cara terbaik untuk merayakan hari jadi adalah dengan memikirkan kematian, sebab kedatangan hari jadi bukanlah titimangsa perpanjangan yuswa melainkan justru menjadi peristiwa yang meneguhkan makin ausnya kita punya usia.
1 note
·
View note
Text
Bodoh
Cerita bodoh. Memangnya siapa pikir aku pintar.
15 May 2022. Hari itu aku sampai pada tahap di mana aku memaklumi kebodohanku sendiri. Tentu bodoh bukan prestasi jadi buat apa diapresiasi. Tapi perilaku bodoh juga sudah bosan aku sesali jadi kali ini aku lebih memilih memaklumi.
Saat tulisan ini kutulis hanya ada tiga orang yang tahu cerita kebodohan aku ini. Hanya aku, bos ku dan satu teman ku. Hanya mereka, yang lain tidak. Sobatku tidak, orang tua ku tidak bahkan anak dan istri ku pun tidak, apalagi orang-orang lain yang sekedar mampir dalam hidupku. Mereka tak perlu tahu. Karena selain dua orang ini aku tidak mau yang lain memaklumi kebodohanku. Aku yakin jika mereka tahu. Seperti yang sudah-sudah mereka tak memberi solusi, malah perilaku bodohku ini dijadikan candaan yang membuat aku merasa semakin bodoh. Anggap saja dua orang ini adalah orang yang beruntung karena tanpa ku ceritakan mereka sudah pasti tahu ceritanya karena mereka bersamaku saat aku kembali melakukan hal bodoh.
Aku kehilangan sepeda motor. Beat warna biru tahun 2017. Sepeda motor itu hilang di depan ruko di perumahan Metland Cileungsi ketika aku sedang olahraga pagi dengan mereka berdua. Motor itu mungkin harganya tidak seberapa bagi sebagian orang tapi bagiku masih lumayan. Terlebih hilangnya ketika aku sedang memiliki asa untuk menabung setelah satu tahun sebelumnya aku berjuang ke luar dari krisis finansial yang disebabkan oleh uang di rekeningku semuanya habis akibat terkena pishing. *Bangsat!
Dua tahun berturut-turut menjadi orang bodoh nan sial bukan perkara mudah untuk dimaklumi. Tapi mau apa nasi sudah menjadi bubur.
2020 adalah tahun pandemi yang dampaknya meluluh lantakan ekonomi manuasia di seluruh dunia, tentu saja termasuk aku. Aku baru menikah waktu itu dan alhamdulillah pada tahun itu juga langsung dikaruniai bayi yang cantik. Di tahun itu aku harus mencari uang tambahan untuk membiayai kandungan sampai kelahiran si jabang bayi. Dan ya. Tentu saja di tengah pandemi.
2019 Masih cukup beruntung aku berhasil menikah di penghujung tahun. Dengan acara yang luar biasa dan Alhamdulillah lancar. Sebelum itu? Ada bodoh juga yang aku lakukan. Karena kecerobohanku, aku melewatkan door price sepeda motor dari perusahaan tempat aku bekerja yang harusnya aku dapatkan. *Tolol!
Ya sudah, saat ini bukan saatnya menyesal. Lagipula menyesal bisa dilakukan setiap saat sembari melakukan kebodohan lainnya.
Terima kasih bosku sudah menyumbang dana untuk meringankan bebanku. Kali ini aku berpikir ulang jika suatu saat aku bisa menjadi bos seperti mu. Belum tentu aku akan melakukan langkah macam itu. Satu lagi terima kasih juga untuk satu temanku. Untuk tidak bicara pada siapa-siapa soal ini. Dia wanita. Dia bukan selingkuhanku. Dia bukan tipeku. Lagipula aku lelaki setia.
Selanjutnya apa? Masih belum cukup kesialanku?
Tolong lah Tuhaaaaan Ya Allah
4 notes
·
View notes
Text
Sakti sangat
Satu hari yang jelas-jelas dia bikin pelanggaran, bisa gampang aja dibikin betul. Heran, emang ga ada sangkut pautnya sama aku tapi kalo dibiarin, empet juga. Iri orang bilang, aku cuma orang yang lagi iri. Dia bisa (bikin pelanggaran dan gak dihukum) sedangkan aku engga. Itu namanya iri. Terserah.
Hey, semua itu ada aturannya. Jelas. Salah ya salah benar ya benar. Kalo aku keberatan ya boleh dong. Kalo mempertanyakan sistemnya juga boleh dong. Udah jelas berarti ada yang ga beres. Malah tempo hari HR suruh aku percayakan pada tuhan.
Aku percaya tuhan, dua juta persen. Tanpa ragu, dan gak perlu dipertanyakan. Tapi buat apa orang-orang bikin aturan di dunia kalau semua bisa selesai dengan bilang. "Tuhan maha tau."
Sudah barang tentu sistem gak jalan. Sampai kapan pelanggaran dimaklumi. Kalau gini terus ya mending resign.
Bye
*tapi gatau resignnya kapan dan ke mana 🙃
0 notes
Text
Yaelah
Yaelah jadi resign gak nih?
Janauari sampai Februari juga Maret banyak tebar CV di mana-mana. Biar apa? Ya biar bisa cepet resign ‘tadinya’. Ditengah-tengah ketidak-adilan yang bikin gak nyaman resign jadi seperti harus.
Pikir-pikir panjang. Panjaaaaaang kali sampai overthinking. Resign-jangan ya? Resign-jangan ya?
Kalau enggak, ya kamu bakal begini-begini aja. Gaji segitu dan bakal terus-terusan begitu, demi memenuhi kebutuhan andelin lemburan sampai pensiun. Hidup macam apa itu?
Karir? Ada harapan kah buat karir? Tentu ada kebetulan lagi ada program untuk itu karena 3 posisi di atas akan kosong. Tapi, ada tapinya itu bukan di tempat yang bagus. What the heck, agak males sih isi posisi itu. Belum lagi sistem seleksinya yang begitu. Males ahh..
Nah. Kalau resign? Kalau resign ya bagus. Cari gaji yang bagus. Perusahaan yang bagus. Tapi emang ada jaminan bakal lebih nyaman. Kan ceritanya keluar dari zona nyaman kaya kata orang-orang dulu. Apaan sih, kenyataannya kita-kita manusia ini cenderung berpindah dari tempat yang gak nyaman ke tempat yang nyaman. Kalau udah nayaman ngapain nyari-nyari perkara di tempat yang gak nyaman. Biar berkembang? Justru kamu itu bakalan berkembang kalau kamu ada di tempat yang nyaman. Percaya deh.
Tapi ya tapi lagi. Kalau nanti ujungnya gak diangkat di tempat baru ya wassalam. Anak-istrimu mau dikasih makan apa?
Nah itu dia, makin bingung kan jadinya.
Banyak faktor sih. Termasuk jarak. Misal tempat kerjamu jadi jauh dari rumah gimana? Bayangin kerjaanmu numpuk dan harus kerja sampai malem dan malem itu di luar lagi hujan deres. Jarak dari tempat kerja ke rumah sekitar 30 km. Jalur dari tempat kerja ke rumah adalah jalur macet yang kalau kondisi jalan lagi lancar bisa ditempuh 50 menit sementara kalau lagi macet parah bisa sampe 2 jam. Masih yakin sanggup?
Sialnya lagi bulan Maret kemaren berasa gak gajian. Si bangsat saldo di rekening abis dibobol tukang tipu OTP. Untung separo isinya udah ditransfer duluan ke istri. Kalau engga. Gak bisa makan. Gak bisa bayar cicilan. Gak bisa jalan-jalan.
Akhir Maret sampai April, mulai deh banyak panggilan. Beberapa bagus, beberapa lagi cukup tau aja. Ada perusahaan yang saya rasa cocok dan sebagian lagi kurang yakin sih. Tapi sebetulnya kepo juga. Jadwal interview berantakan. Banyak yang bentrok akhirnya cancel. Please jangan diblacklist ya.
Tapi belum ada yang sreg sampe kemudian jadi males. Yaudah deh ntar-ntar lagi aja resignnya. Ntar-ntar lagi sampe lupa. sampe tua, gini-gini aja.
Mendingan sampingan dagang. Yaelaaaaaaaah...
1 note
·
View note
Text
Ketika persoalan remeh-temeh soal cinta tak bisa lagi menegurmu.. hadeeeehh😶
0 notes
Text
Fuck You Resin!
Hey gaess.. Para pembaca yang entah ada atau enggak.
Kawabata san sudah pulang ke Jepang minggu lalu itu bikin aku sedikit teringat sesuatu. Aku pernah bilang sama dia. Mungkin aku bakalan resign kalo masa kerja dia di Indonesia sudah selesai. Dan, yak minggu lalu dia sudah benar-benar pulang. Ganbatte Bata san. Life must go on but Mata Ne.
Soal rencana aku resign. Its oke lah, sekarang aku sedang mengusahakannya ternyata sedikit sulit apalagi di masa pandemi seperti ini. So bad. Terlebih ternyata aku sudah menikah sekarang dan sudah punya satu orang anak. Hidup tidak boleh sembarangan perlu lebih hati-hati. Hidup mereka bergantung padaku gak bisa lagi seenaknya.
Selain itu aku merasa roda kehidupan berhenti berputar. Belum ada perubahan besar di dalam karirku dalam dua tahun terakhir. Sejujurnya aku bosan. Aku juga sedikit iri dan sulit menerima bagaimana bisa mereka bekerja sekadarnya tapi punya kesempatan yang lebih bagus. Naik jabatan, dan semacamnya. Itu kah yang dinamakan hoki? Bull Shit!
Ya sudah santai saja gaes. Aku rasa aku layak mendapatkan tempat yang lebih baik. Mungkin kesempatan itu akan datang tahun ini. Siap-siap saja, wait and see.
Di lain dunia. Aku sedang menjalankan hobi baru. Membuat kerajinan lampu resin. Hasilnya belum bagus. Jangan berharap terlalu banyak. Ini baru awal. Semua tidak sesederhana tutorial yang bisa kamu pelajari di channel youtube. Kamu hanya mencampur resin beserta katalis dengan perbandingan yang tepat lalu masukan ke dalam cetakan lalu tunggu beberapa jam dan, Beam!!! Kamu berhasil menciptakan lampu resin yang sempurna. Tidak mungkin.
Kamu perlu mempelajarinya lebih detail. Kamu butuh peralatan yang lengkap. Kamu juga perlu mengetahui sifat dari bahan-bahan lebih dalam—terutama untuk bahan-bahan kimia.
Aku coba melengkapi beberapa peralatan. Aku membeli mesin bor, mesin gerinda, alat polishing lengkap dengan compond-nya juga banyak peralatan potong. Ini serius, tanpa perlatan tersebut lampu resin hanya akan menjadi omong kosong. Aku juga membeli pernak-pernik seperti lampu, beberapa mainan untuk deorama dan banyak lagi. Tentu saja aku juga membeli beberapa liter resin beserta katalis, pigmen warna dan segalanya.
Kamu pikir aku akan senang membuat lampu resinku sendiri padahal aku bisa membeli lampu resin di tokopedia dengan harga Rp 500 000. Fuck you! Aku tidak tertarik. Aku ingin lampu resinku sendiri. Aku sudah menghabiskan uang sekitar Rp 2 000 000 untuk semua ini dan mungkin masih akan bertambah.
Aku sudah mencoba membuatnya tiga kali. Yang pertama meledak ketika aku tinggal mandi. Bentuknya menjadi seperti tahi. Yang ke dua lebih baik, tapi terlalu kecil dan bentuknya jelek. Lalu yang ketiga lebih besar tapi bentuknya tidak presisi warnanya terlalu tebal, sebenarnya aku ingin buat sedikit transparan agar objek di dalamnya bisa terlihat keren ketika lampunya sedang menyala, tapi karena bodoh aku menuangkan pigmen warna terlalu banyak. Dan, kamu tahu? Objek di dalamnya adalah Gundam Unicorn seharga Rp 950 000.
Fuck You!

*lampu resin ke tiga
1 note
·
View note
Text
Pernah bilang ketika Bata pulang ke Jepang maka saat itulah aku akan berpikir untuk resign... Edaaan 😁
0 notes
Text
Ada yang ingin aku tulis, sudah ditulis panjang-panjang. Aku baca kembali ternyata norak. Lalu aku hapus. Lalu aku mulai lagi. Kali ini tulisannya lumayan bagus tapi fake. Nulis buat siapa sih? Kaya ada yang baca aja. Nulis buat dibaca sendiri aja pake takut kalo dibilang norak. Bagus dinilai sendiri, jelek juga dinilai sendiri
Tapi udah lupa tadi tulisannya gimana. Aku CTRL+Z udah ga bisa. Mood nya udah ilang. Keburu juga nanti ada istri. Kalo ke-gap lagi nulis kaya ke-gap lagi nonton bokep. Susah menjelaskan. Belok-belok dikira lagi chat sama cewek lain. Bahaya.
Ya udah mending nanti lagi. Sekarang mendingan bobo.
1 note
·
View note
Text
Melamar
Kita sampai. Entah bagaimana? Kita berencana. Iya kita. Bukan hanya aku bukan pula hanya kamu. Tapi kita. Kita berencana sama-sama. Tidak perlu cepat-cepat hanya saja harus jelas. Minimal kita tahu sama tahu bahwa keluarga kita juga tahu kamu pergi dengan siapa dan aku pun begitu. Itu kurasa perlu dan harus. Agar apa? Agar kita tahu sama tahu.
Tiba-tiba sampai di titik ini. Kamu pikir yang aku mau? Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja sampai. Bukan berarti sebenarnya aku tidak mau. Tapi lebih karena belum percaya diri. Belum cukup keyakinan. Memangnya siap? Tapi aku kembali bertanya sama aku yang ada di sana. Yaitu aku yang lain. Kamu siap? Aku yang lain itu justru bingung memangnya kalau sekarang tidak siap atau belum siap selanjutnya mau bagaimana? Jadi aku siapnya kapan? Ketika sudah mapan? Ketika sudah usia 27? Ketika sudah cukup membantu orang tua? Ketika sudah mengerti bagaimana kata agama?
Pada waktunya aku siap. Kamu juga. Buktinya orang tuaku datang. Kamu pun beritahu orang tuamu supaya siap. Siap menyambut aku dan rombongan. Rombongan yang sederhana tapi tidak alakadarnya. Aku cukup sadar untuk memantaskan diri. Setidaknya ketika siap itu dirasa masih ragu tapi aku berusaha agar bisa terlihat pantas saat meminta izin kepada orang tuamu.
Sampailah di sini titik di mana kita harus bisa dipercaya dan saling percaya.
Selanjutnya.. Kita bersama terus, menerus hingga bosan. Sampai mati. Bersilangan ingatan.
Kakak mu? Nanti dia jadi kakak ku juga. Tentu aku juga berdoa yang terbaik untuk dia. Semoga cepat. Cepatlah dengan siapapun yang baik dan baik-baik.
0 notes
Text
Jadi?!
Jadi gini, kamu mau menikah umur berapa? Berapapun terserah yang penting sudah mampu, sudah mapan, sudah matang dan yang paling penting sudah cocok. Memangnya kapan antum bisa dikatakan mampu, mapan, matang dan cocok? Ya tentu aku tidak tahu tapi suatu saat aku yakin aku akan sampai di sana, pelaminan. Meminangnya jadi untuk yang seumur hidup. Bismillah aja dulu...
0 notes
Text
Kembali ke tempat ini. Kejadian 4 taun lalu haha. Tentu saja saya harus terima jika diri saya yang dulu digoblog-goblog oleh saya yang sekarang. First impression pake kaos bola, ga lepas buff, beserta acara ditutup dengan idung yang beler-beler.. Setelah kejadian itu kemudian saya menulisnya berjilid-jilid 😅🖕

nuhun kwetiau 😁
0 notes
Text

Terbalik. Ada yang salah, tapi engga ada juga gak apa-apa. Pertama kali ke sini 2013 tokonya masih sepi.
Di sini pertama kali aku makan enak di mall. Di sini pula pertama kali aku traktir orang dengan nominal yang lumayan.
Di sini tempat yang paling hits secibinong city katanya. Tapi bayangan si ituu masih adaa
🙄
0 notes