Don't wanna be here? Send us removal request.
Text



Saturday well spent. Ikut Ayah meeting + antar barang. Sambil menunggu kita beli alpukat, es krim, dan juga roti 🤍
Allahumma baarik
0 notes
Text
Merasa sendiri adalah ruang yang seringkali tak kau sadari-yang Ia sediakan untukmu kembali menemukanNya.
0 notes
Text
Di tahun-tahun pertama kami menjadi orangtua dipenuhi tanya bagaimana cara supaya anak kami bisa X, Y, Z.
Bagaimana caranya supaya tidak terjadi A, B, C
Dan di tahun ke delapan ini, kami bisa berpendapat kalau parenting isn't just about our children, but us. Us means the children and we as the parents as well.
Karena banyaaaaak sekali hal yang apabila tidak dimulai dari orangtua, rasa-rasanya mustahil bisa kami tanamkan pada anak-anak.
Contoh yang paling menampar diriku pribadi adalah tentang keinginan kami memiliki anak-anak yang jiwanya senantiasa terpaut dengan Qur'an. Kami sangat ingin anak-anak kami bisa berdekat-dekatan dengan Qur'an. Senang menghapalnya, senang menceritakan isinya, dan antusias untuk menggali lebih dalam tentang makna dibaliknya. Hingga menjadikan Qur'an sebagai pedoman dalam hidupnya.
Namun, semua itu akan hanya menjadi harapan bila kami selaku orangtua tidak mengupayakannya. Kami pikir akan cukup dengan memilihkan lingkungan yang baik, seperti sekolah Islam, dan tempat tinggal yang jaraknya dekat dengan Masjid. Tapi ternyata ada yang jaaaauuuh lebih penting dari itu semua. Yaitu adalah: Koneksi. Iya, koneksi.
Baik koneksi kita (selaku orangtua) dengan anak-anak kita, koneksi kita dengan Qur'an itu sendiri, dan yang paling penting adalah koneksi kita dengan Allaah.
Bayangkan, tanpa koneksi alias attachment yang kuat antara kita dengan anak-anak, kita tentu tak akan mudah mengkomunikasikan sesuatu pada mereka. Jangankan untuk menanamkan suatu value, tanpa koneksi, untuk saling mendengarkan saja mungkin akan sulit. Karena tidak ada rasa keterhubungan.
Tanpa koneksi kita dengan Qur'an, mana mungkin kita dapat menjadi teladan bagi anak-anak kita. Tentu kita ingat ada suatu kalimat populer yang mengatakan bahwa "Children See, Children Do." and that's really true!
And for me personally yang paling fundamental adalah koneksi kita dengan Allaah azza wa jalla. Membangun koneksi dengan anak dengan hanya mengandalkan teori-teori keilmuan tidak dapat menjamin ikhtiar kita akan berhasil. Karena dalam hidup kita seringkali ada si posisi yang tidak nyaman. Aku pernah merasa bahwa aku tahu teori bahwa membentak anak tidak baik. Itu akan merusak banyak syaraf di otaknya. Tapi ketika aku ada dalam keadaan yang tidak ideal, seperti kelelahan, rasanya teori itu semua terkalahkan oleh nafsuku untuk cepat-cepat menyelesaikan masalah dengan hal-hal yang sebetulnya tidak ingin aku lakukan.
Dan tidak ada yang dapat menolong kita di masa-masa sulit tersebut kecuali Allaah azza wa jalla. Kitapun harus ingat bahwa diri kita ini dan juga anak-anak kita sesungguhnya milik Allaah. Dan setiap hati kita da dalam genggamanNya. Sangat mudah bagi Allaah untuk menempatkan kita ada dalam satu keadaan yang mungkin tidak terbayangkan oleh kita sebelumnya. Baik itu baik, maupun buruk.
Maka, berusaha mengoneksikan diri dengan Allaah dan mengahdirkanNya dalam setiap helaan nafas kita, is really really worth to pursue!
Semoga Allaah tolong kita dalam menjalani peran panjang ini. Dan semoga setiap upaya dan jerih payah kita ini dapat menjadi sebab Allaah ridho pada kita, dan memasukkan kita ke dalam Jannah Nya aamiin allhumma aamiin.
Bogor, 17 Mei 2025
0 notes
Text
Sejujurnya aku takut.
Aku takut membayangkan kalau hasil yang kami dengar, tak sesuai harapan kami.
Aku takut setiap upaya yang kami lakukan, tak menjadikan kenyataan berpihak kepada kami.
Tapi, lagi-lagi. Keterbatasan ini selalu membuat kami tak memiliki banyak pilihan.
Merapalkan harapan-harapan baik, berupaya semampu yang kami bisa dan kami tahu, kemudian berusaha menyerahkan pada Dzat Yang Maha Mengetahui dan Mengatur urusan-urusan di langit dan bumi. Hatta urusan sekecil daun yang gugur saja selalu dalam bawah pengawasanNya. Hatta rezeki seekor semut pun ada dalam kehendakNya.
"Lalu, mengapa kamu harus takut?" Ucapku pada cermin yang jujur. Yang setiap pantulannya menampakkan tanpa melebih-lebihkan dan mengurang-ngurangkan.
"Kamu telah menyerahkan urusan di Tangan Yang Tepat. Yang Takkan Pernah Mendzolimi mu, Yang Takkan Pernah MeninggalkanMu. Bahkan, Ia Maha Rahman dan Rahim."
Semenjak itu, aku memantapkan hati untuk senantiasa berprasangka baik. Pada apapun yang aku hadapi. Menyenangkan, atau menyesakkan.
Bogor, 3 Mei 2025
0 notes
Text
Ahad pagi, pagi ngopi bedua suami.
Anak2 belom bangun. Hati kayanya pengennnn bgt keluar liat ijo-ijoan gituh.
Terus bilang, "Yang keluar yuk"
"Kemana?"
"Gatauuu kemana. Yang ijo2 pokonya."
"....."
"Yang deket2 aja."
Akhirnya suami googling dan nemu Curug Leuwi Hejo. 40 menitan dari rumah.
Pas anak2 bangun, langsung angkuttt ga pake mandi bla bla bla 🤣🤣
Sarapan di mobil dan jadi bekal sebagiannya.
Maa syaa Allaah siih... denger gemericik air, menghirup udara segar, liat ijo-ijo, kayaaaa...... ini yang aku butuhin ya Allaah 🥹🫶🏻
0 notes
Text

My biggest supporter 🫶🏻
Minus Ayah dan Kayyis karena Kay ngambek gamau pulang, dan Ayah lg coba bujukin anak wedhoknya wkwkwk
Bunda dan boys melipir foto2
Jujurrr aku masih berat rat bgt menghadapi anak ngambek.
Mungkin karena aku harus menahan ego untuk ga ikutan ngambek gitu yah.
Jadi better aku serahkan pada ahlinya: Suamiku. Wkwkwkwk
Alhamdulillaahiladzi bini'matihu tatimush sholihaat
Thanku sayang2kuuu uda ada di hidup Bunda 🤍🫶🏻
0 notes
Text
Bismillaah..
Beberapa hari lalu, ada seorang teman yang membagikan beberapa tulisan di halaman tumblrnya yang ia tulis beberapa tahun lalu. Yang kemudian mentrigger ku untuk membuka kembali halaman tumblrku.
Namun, qodaarullaah saat ku mencoba untuk log in, aku kehilangan data-data utk log in, emailnya ku lupa, no hp pun audah beberapa kali berganti sejak 5 tahun yang lalu.
Setelah mencoba beberapa kali, ternyata email ku yang aktif saat ini terkoneksi dengan akun tumblr ini.
Alhamdulillaah bi idznillaah meskipun sedikit sedih karena tak bisa membuka akun personalku yang lama, tp Allaah izinkan aku bisa mengakses tumblr kembali.
Daaaan in syaa Allaah akun ini akan ku alih fungsikan menjadi family blog 🤍
Yang mudah-mudahan bisa menjadi rekam jejak perjalanan keluarga kami, agar kami dapat mengenang dan memetik hikmah di kemudian hari, saat kami membacanya ulang.
Salam kenal semua,
Dari kami: Hendro, Ninda, Haidar, Kayyisa, Harlan 💖

0 notes
Text
Cerpen : Apakah Kamu Akan Berubah Pikiran?
Apabila kamu mengetahui yang sebenarnya tentang orang yang dulu kamu tolak kehadirannya. Bahwa dia adalah orang yang paling sabar menunggumu, paling depan dalam memudahkan setiap urusan hidupmu secara sembunyi-sembunyi. Apakah kamu akan berubah pikiran?
Apabila kamu mengetahui sebenarnya tentang orang yang dulu kamu tolak cintanya. Bahwa dia adalah orang yang paling sibuk mempersiapkan diri, paling teliti mendoakanmu. Apakah kamu akan berubah pikiran?
Apabila kamu mengetahui yang sebenarnya tentang orang yang dulu tidak kamu beri kesempatan. Bahwa dia adalah orang yang paling kehilanganmu setelah itu. Apabila kamu mengetahui segala sesuatu yang tidak kamu ketahui sebelumnya tentang orang itu dan apa yang telah dia lakukan untukmu selama ini. Apakah kamu akan berubah pikiran?
Apabila kamu mengetahui yang sebenarnya. Dia telalu malu untuk mengungkapkan perasaannya. Sebab itu butuh bertahun lamanya untuk memberanikan diri. Dia terlalu jauh merasa tidak cukup setara denganmu. Sebab itu dia butuh bertahun lamanya untuk meningkatkan diri. Dan ia hanya datang tidak lebih cepat dari orang lain. Apabila kamu mengetahui yang sebenarnya, apakah kamu akan berubah pikiran?
* * * * *
Aku meletakkan surat itu. Surat yang dikirim oleh seorang teman baik. Ia sedang menceritakan tentang seseorang yang dulu sempat ada dalam hidup. Kini dia hilang, hilang bagai ditelan bumi. Apakah aku tak cukup peka mengetahui hatinya. Kini dia hilang, mungkin sedang menata ulang. Aku hanya tidak tahu itu semua. Aku tidak pernah tahu tentang apa yang dia simpan. Rumit.
Rumah, 7 April 2015 | ©kurniawangunadi
971 notes
·
View notes
Photo

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
26 notes
·
View notes
Text
Mendamba Anak yang Shalih & Shalihah
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِل��مٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Anak yang shalih/ah adalah dambaan semua orang tua, karena perilakunya menyejukkan hati orangtua di dunia, dan do'anya menentramkan di dunia setelahnya. Lantas, apa yang harus dimiliki seorang (calon) orangtua untuk mendapatkan anak yang shalih/ah?
Keshalihan dan ketakwaan orang tua Merupakan modal utama untuk meraih anak yang shalih" begitu kata Ummu Ihsan Choiriyah& Abu Ihsan al-Atsary dalam bukunya yang berjudul Mencetak Generasi Rabbani! Peribahasa lain mengatakan, "buah tak jatuh jauh dari pohonnya" Keshalihan jiwa dan perilaku orang tua mempunyai andil besar dalam membentuk keshalihan anak. Karena mereka adalah figur pertama yang akan dilihat, diamati, dan ditiru sikap dan perilakunya. Selain itu, keshalihan orangtua akan membawa kebaikan bagi anak dan barakah bagi orangtua di dunia dan akhirat.
Allaah juga telah memperingatkan kita untuk berusaha mempersiapkan anak-anak kita agar menjadi anak yang kuat agamanya, tangguh fisiknya, & tinggi ilmunya,
Allah Ta'ala berfirman (yang artinya):
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (QS. An-Nisa':9)
Ibu dan Ayah adalah pendidik dan sosok teladan pertama bagi anak-anaknya. Ini juga merupakan salah satu hikmah, mengapa Allah dan Rasul-Nya sangat menekankan masalah agama dalam memilih masalah jodoh, karena kelak mereka adalah pendidik bagi anak-anak yang terlahir dari pernikahannya.
Allah Ta'ala berfirman (yang artinya): "Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih dari orang-orang musyrik walaupun dia menarik hatimu." (QS. Al-Baqarah: 221)
Memang, sekuat apapun keinginan kita. Segigih apapun kita berusaha untuk mendapatkan anak-anak yang shalih, tak ada yang dapat memberikan itu semua kecuali Allaah. Kita tentu dapat mengambil pelajaran bahwa seorang Nabi seperti Luth pun tak mampu menjamin anaknya menjadi anak yang shalih. Kita hanya bisa berikhtiar, Allaah lah yang menentukan. Do'a pun amat dibutuhkan disamping kita teus berusaha. Karena sungguh kita adalah makhluk yang lemah, tiada daya dan upaya kecuali atas pertolonganNya.
0 notes