Tumgik
hujanrasaasa · 8 years
Quote
Ada banyak definisi memperjuangkan.
Jangan terlalu cepat menyimpulkan, bisa jadi yang paling sungguh-sungguh tak tampak olehmu hari ini. Tapi esok, selalu ada untuk orang-orang yang berjuang. (via ajinurafifah)
bener banget mba apik 
630 notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Text
Sebuah Pengingat : Catatan Sebelum Nikah
Bahwa, menikah adalah dalam rangka meraih ridha Allah jadi lakukan apa-apa yang bikin Allah ridha.
Bahwa, ada ruang privasi yang bertambah luas dan harus dijaga sedemikian rupa. Jadi partner yang baik, yang menjadi ‘pakaian’ bagi pasangannya.
Bahwa, ada perasaan orang lain yang harus dijaga. Teman-teman yang sedang berjuang di posisi yang sama. Jadi, alangkah lebih bijak, apabila selektif dalam memilih foto-foto romantis ke akun media sosial. Orang sekarang sangat visual. Selama bisa jadi obat hati, kenapa malah pengen jadi penyakitnya?
Bahwa menikah bukan sekedar pacaran yang halal. Faktanya values dari pernikahan jauh dari itu. Soal kolaborasi dalam kebermanfaatan. Soal menjaga ketahanan keluarga. Soal saling belajar dan mengingatkan.
Bahwa dalam kehidupan berumahtangga, sabar dan syukur harus senantiasa ditumbuhkan, sebagai perisai atas ego, amarah, dan prasangka yang bisa menggoyahkan kebaikan-kebaikan yang sebelumnya ada.
“Barang siapa yang sabar atas budi pekerti isterinya yang buruk, maka Allah memberinya pahala sama dengan pahala yang diberikan kepada Nabi Ayub a.s karena sabar atas cobaan-Nya. Dan seorang isteri yang sabar atas budi pekerti suaminya yang buruk akan diberi oleh Allah pahala sama dengan pahala Asiyah isteri Firaun” Rasulullah.
Bahwa pernikahan tidaklah mudah. Pasti akan datang yang susah-susah, maka selalu genggamlah dengan iman dan prasangka baik, yang susah-susah akan menjadi indah dan penuh hikmah. Ciee. haha. Bukan mudah yang utama dicari, tetapi berkah. Sakinnah, mawaddah, dan rahmah.
Bahwa ketika kita sendiri saja sudah produktif dan bermanfaat, ketika menikah harus dua kali produktifnya, dua kali bermanfaatnya, dua kali kebaikannya, dua kali melawan yang buruk-buruknya, dua kali hebatnya, dua kali tangguhnya.
Bahwa ketika kita hendak menikah, banyak sekali yang mensupport dan membantu kita dalam bentuk yang beragam. Dan setelah menikah, justru kurang etis rasanya kalau tiba tiba asik sendiri sama dunianya. 
Bahwa yang lebih berhak atas anak laki-laki adalah ibunya, dan yang lebih berhak atas anak perempuan adalah suaminya. Jadi saat status berubah menjadi istri, jangan halangi suami untuk tetap berbakti kepada orangtuanya–malah harus disupport sebagaimana mestinya. Dan, menjadi istri bagaimanapun, ridha suamilah yang dicari (dan itu istiqamahnya berat, tapi bisa, semangat). Sebaliknya, saat menjadi suami, jadilah imam yang baik dan juga jadilah suami yang memudahkan ibadah istri.
Bahwa, perempuan bisa masuk surga lewat pintu manapun asal melakukan empat perkara : sholat lima waktu, puasa ramadhan, menjaga kehormatan, dan menaati suaminya (HR Ahmad&Thabrani). Bahwa jihadnya perempuan di rumahnya; menjaga kehormatannya, menjaga kesetiaannya, mentaati Tuhannya, dan patuh pada suaminya.
Bahwa, kita menikah berarti harus bisa menerima segala keburukan dan konsekuensi-konsekuensi di dalamnya. Pasangan juga manusia, banyak khilafnya. Tinggal bagaimana kita meluaskan samudera maafnya. Bahwa saat kita sedang mencicipi ‘pahit’, jangan lupa–bahagia itu kita yang ciptakan, inget yang manis-manis. Inget berjuangnya menuju pernikahan. Inget perjuangan-perjuangan unyu yang lain. Yang lovable jangan sampai lolos.
Bahwa, saat berumah tangga kita sedang belajar maksimal dalam menjalankan peran. Menjadi suami teladan, istri teladan, anak teladan, orang tua teladan. Sehingga jadi sebaik-baik keluarga. Jangan terlebih dahulu menuntut hak, ketika kewajiban masing-masing terhadap pasanganya masih belum terpenuhi.
Bahwa komunikasi tangguh diperlukan. Perbedaan pola komunikasi perempuan dan laki-laki memang benar adanya. Satunya Mars, satunya Venus. Nanti, seiring berjalannya waktu akan beradaptasi, Mari mengusaha dan bahu-membahu untuk menciptakan komunikasi yang baik dan tangguh. Bersama.
Bahwa…..sudah bisa masak berapa resep? :”“” wkwkwk sabar-sabarin yaaaa XD
2K notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Quote
ketika kita bisa mengolah diri  dengan banyaknya rasa yang hadir itu pertanda bahwa diri ini sudah menaiki satu anak tangga kedewasaan
1 note · View note
hujanrasaasa · 8 years
Quote
Semoga Allah mengatur kesedihan-kesedihanmu sebagai jembatan menuju kebahagiaanmu, sebagai tangga agar engkau bisa ada di tempat yang lebih tinggi.
(via kotak-nasi)
620 notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Quote
berjalan menyusuri waktu yang telah berlalu bukan berarti tidak dapat move on namun hanya untuk bermuhasabah terhadap setiap inci kehidupan yang telah dilalui
0 notes
hujanrasaasa · 8 years
Photo
Tumblr media
Tawakal lah kepada Allah http://ift.tt/2cy09KD
3 notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Quote
ketika rindu ini datang hanya untaian doa tulus yang dapat kusematkan
2 notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Quote
Untuk bertemu dengan orang yang lebih tepat, Tuhan mematahkan hatimu dengan sangat.
(via mbeeer)
semoga Allah segera mempertemukan dengan orang yang tepat 
1K notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Quote
Cukupkan dalam shalatmu, dalam heningnya sepertiga malammu untuk mengadukan dan memohonkan semua pada Nya. Hingga tak ada sedikitpun ketertarikanmu untuk mengeluh di hadapan manusia.
Stay strong, stay cool, stay on iman! :)
Semangat perempuan! Wanita yang katanya muslimah dambaan syurga ❤
(via menyapamentari)
463 notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Quote
Kerana mendoakan adalah cara mencintai paling rahsia .
(via monologsendiri)
1K notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Quote
pada akhirnya segala usaha yang telah kita lakukan akan ditentukan dengan seberapa besar kedekatan kita kepada Sang Maha Kuasa, karna hanya doa yang dapat menggapai takdir
1 note · View note
hujanrasaasa · 8 years
Quote
cukup dengan berbicara syahdu kepada Tuhanku untuk menyampaikan akan rasa rinduku akan kedatanganmu
1 note · View note
hujanrasaasa · 8 years
Quote
cukup dengan meyakini akan potensi diri sendiri untuk memenangkan kehidupan
1 note · View note
hujanrasaasa · 8 years
Text
iya suatu hari nanti, in syaa Allah dia akan datang,  Allahumma Aaamiin 
Suatu hari nanti, kita akan dipertemukan dengan seseorang yang benar-benar mencintai kita tanpa alasan. Tanpa dusta dan kepalsuan.
Suatu hari nanti, kita akan dipertemukan dengan seseorang yang membiarkan kita menjadi diri sendiri. Tanpa topeng, dan tanpa kepura-puraan.
Suatu hari nanti, akan ada seseorang yang akan membuat kita yakin, bahwa ternyata, dia adalah sebaik-baik pilihan. Yang mampu membuat kita menetap, tanpa sempat berpikir untuk berpindah tempat.
3K notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Text
karena setiap orang mempunyai jalannya sendiri menuju SyurgaNya
kita hanya perlu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik sesuai kesanggupan kita, tentunya dengan mengharapkan KeridhoanNya.. karena Keridoan Allah adalah kunci pintu Syurga sesungguhnya..
Surga yang Dekat
Ada banyak cerita yang saya temui dalam beberapa hari terakhir. Hasil dari perenungan sepanjang jalan, bertemu dan mengamati orang, berdiskusi dan dari bacaan yang terkumpul. Tulisan ini sempat tertahan beberapa hari demi menunggu beberapa pemahamannya menjadi utuh, menjadi sebuah kesatuan makna yang bisa saya tarik pembelajaran terbaiknya.
Beberapa waktu belakang ini, saya belajar kembali tentang pemaknaan manusia terhadap surga. Di saat saya menyaksikan event-event kekinian yang menjanjikan “surga” sebagai propaganda demi mendapatkan banyak peserta acara. Saya berusaha memaknai kembali, bagaimanakah surga yang menjadi tujuan dari umat manusia ini.
Saya berusaha mendalami dengan perjalanan, menemui sebanyak mungkin orang dan melihat sorot matanya. Berusaha menyelami kehidupan dengan semua perspektif yang disediakan, dengan semua sudut pandang yang memungkinkan untuk saya pakai. Sampai-sampai saya sendiri menangisi pemikiran saya selama ini, betapa piciknya pikiran ini dengan segala isinya. Kalau ada cara bagaimana me-reset sebuah pikiran, ingin sekali saya menghapus isi kepala ini, saya tidak suka isinya. Dengan bagaimana selama ini pikiran begitu mudah melakukan penghakiman.
Diperjalanan saya menemukan bahwa surga dimaknai berbeda dari satu orang ke orang yang lain, makna yang berbeda membuat setiap orang juga melakukan cara-cara yang berbeda untuk meraih surga itu.
Saat di kota, di komunitas masyarakat urban. Saya gembira menemukan semangat gelombang hijrah (dalam agama yang saya imani). Begitu banyak orang berbondong-bondong melakukan perubahan baik. Surga yang kabarnya tidak akan tercium oleh perempuan yang berpakaian tapi telanjang, membuat gelombang hijrah yang luar biasa. Surga itu seperti bisa diraih dengan jalan tersebut.
Dan di saat yang sama, hanya beberapa ratus meter dari pusat keriuhan acara-acara berlabel hijrah. Surga itu sesederhana seorang bapak yang mendorong gerobak sampahnya, pulang menjelang maghrib dengan membawa seplastik beras hasil mencari rezeki hari ini. Itulah jihadnya. Tidak sempat hadir dipikirannya tentang bagaimana mengubah penampilannya agar sesuai dengan konsep surga yang dimaknai oleh teman-teman saya yang lain, yang rela mengeluarkan lebih banyak hartanya untuk membeli pakaian dengan segenap propaganda kehijrahannya.
Ada konstruksi pikiran yang berbeda, ada pemaknaan yang berbeda. Perjalanan ini membuat saya percaya satu hal bahwa Allah itu Maha dalam segala ke-MAHA-annya. Saya percaya bahwa setiap manusia itu akan mencapai surganya dengan ridho Allah. Dan surga itu tidak akan pernah bisa dimonopoli oleh segilintir orang dan golongan, tidak juga hanya bisa diraih dengan jalan-jalan yang serupa seperti yang tengah tren saat ini.
Tumblr media
Setiap orang akan dimudahkan dalam beribadah, juga disediakan ladang ibadahnya sendiri. Ladang-ladang amal yang mungkin tidak akan pernah bisa dipahami oleh orang lain. Dan saya hanya bisa menangis saat saya berusaha membeli sebuah baju muslim baru dengan harga ratusan ribu, sementara di perjalanan pulang saya menyaksikan sepasang manusia, bekerja berdua mencari rezekinya. Saat kami sama-sama berhenti di sebuah masjid karena maghrib sudah mejelang. Ibu dengan jilbab seadanya, dengan baju lengan pendeknya, dan celana panjang yang lusuh. Dan suaminya yang mendorong gerobak berisi tumpukan kardus. Pikiran saya ternyata benar-benar picik, saya mengira surga itu hanya bisa diisi dengan orang-orang pakaian syari terkini. Harus menghafal semua isi kitab suci, atau harus mengikuti semua kajian. Maka, saya harus benar-benar bersyukur karena diri ini dimudahkan dalam beribadah, tidak harus mengalami kehidupan yang sulit dalam hal rezeki (materi). Karena ada orang-orang yang tidak memiliki ruang dan rezeki untuk menikmati ibadah-ibadah itu.
Setiap orang sedang berjuang dalam hidup ini, berjuang yang terbaik. Untuk meraih surga-Nya. Sebuah tempat terbaik untuk pulang nanti, sesudah mati. Dan ternyata surga itu begitu dekat. 
Yogyakarta, 21 Agustus 2016 | ©kurniawangunadi
disclaimer :
Pemahaman tulisan ini adalah pemahaman pribadi saya, saya percaya pelajaran tersebut belum utuh. Keutahannya membutuhkan waktu. Dan saya selalu membuka ruang untuk diri saya belajar, mungkin suatu hari berubah atau bertambah.
869 notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Photo
Tumblr media
1K notes · View notes
hujanrasaasa · 8 years
Text
[Online Sharing] Cara Gaul Pakai Sosial Media
A. Pendahuluan
Diskusi online ini, mengangkat tema “Cara Gaul pakai Sosial Media”, mengingat banyak kejadian negatif akibat penyalahgunaan sosial media baik oleh anak-anak maupun dewasa. Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar dari sudut pandang seorang psikolog terkait hal ini, agar tidak terjadi seperti kasus kekerasan seksual, pornografi, obat-obat terlarang, serta berbagai dampak negatif lain dari penyalahgunaan sosial media.
Tanggapan dan pertanyaan Ke-1 kepada pembukaan dari Moderator
Oleh Annis Dwi Yohana :
Saya sebagai guru miris dengan perkembangan sosial media zaman sekarang, saya bingung bagaimana menanggapi pertanyaan murid saya mengenai onani, pengetahuan tentang hal tersebut didapatkan dari media, dia ingin berhenti tetapi susah kalau saat kedua orangtuanya bekerja, dirumah sendirian hasratnya untuk beronani muncul. Bagaimana cara saya untuk membantu anak ini? Saya minta tips2 menghilangkan kebiasaan buruk itu.
Tanggapan dan pertanyaan Ke-2 kepada pembukaan dari Moderator
Oleh Aura Amalia Putri :
Saya sebagai pelajar merasa miris dengan perkembangan sosial media sekarang ini. Saya merasa bahwa semua yang dilakukan di media sosial adalah “life style” dan mereka berkiblat ke selebgram-selebgram yang hanya memikirkan kesenangan semata. Bagaimana cara saya untuk memberi tahu teman-teman saya bahwa apa yang selebgram lakukan adalah suatu hal yang tidak baik dan khususnya buat saya sendiri agar lebih bisa menahan diri dari hal-hal negatif di sosial media? Terimakasih @medin
Tanggapan atas pertanyaan Ke-1 dan Ke-2
Oleh Bagas :
Bismillah!!! Ini tips yang pernah saya dpt. Insyaa Allah ini berkhasiat. Aamiin
1)  Isi waktu luang dengan hal positif karena kebnyakan yang mau dan ingin melakukan hal tersebut dikarenakan orang tersebut mempunyai waktu yang kosong. Nah, kalau waktu tersebut tidak diisi dengan kegiatan yang positif maka syaithon yang akan menguasai kita.
2)  Jangan biasanya sendirian didalam rumah karena kebanyakan iman kita lemah ketika kita sendirian didalam rumah. Dan kemungkinan syaithan akan menguasai kita untuk melakukan hal-hal yang aneh dan dilarang oleh agama.
3.) Mengisi waktu kosong dengan kegiatan positif banyak sekali tidak hanya dengan agama saja. Contoh : bergaul sama teman-teman yang sholih dan sholihah, belajar dan sebagainya. Mungkin itu aja tips nya. Insyaa Allah dan smoga bermanfaat.
B.      Materi
Pemaparan Materi “Cerdas Bersosial Media”
Oleh Ani Khairani, M.Psi, Psikolog
Hikmah yang bisa digali dari kasus Awkarin:
Gaya pacaran yang dianggap relationship goals. Di Instagram dan Youtube, ia rajin mengumbar foto pacarannya.
Pornografi terselubung.
Kaya dan terkenal dengan cara instan menjadi tujuan.
Bukan akademik atau kemandirian finansial yang seharusnya dijadikan kebanggaan bagi para orang tua, tapi anak yang penyayang, mandiri dan penuh tanggung jawab.
Over sharing di media sosial adalah bumerang, bahwa kita punya privasi di media social, pilih dengan bijak mana yang perlu disharing mana yang tidak efeknya bukan hanya cyber bullying yang siap menerkam, tapi juga masa depan yang dipertaruhkan.
Krisis idola di kalangan remaja. Tak sedikit remaja belia yang berprestasi. Namun, sering kali nama mereka luput dari viral media sosial, sebab bukan ketenaran yang menjadi tujuan mereka.
TIPS BER-SOSIAL MEDIA
Pastikan yang kita add atau invite adalah orang yang kita kenal. JIka ternyata kita tidak saling kenal, maka pastikan kita tahu dia itu siapa.
Jangan hanya melihat fotonya saja, tapi betul-betul kenali profilenya, postingan-postingannya, tidak sedikit pengguna media social memakai nama palsu atau mencantumkan foto yang bukan miliknya.
Meskipun tidak berdekatan atau tidak saling kenal, tetap menjunjung etika, adab dan rasa malu, karena apapun yang kita diskusikan di sosial media semua orang bisa melihat. Bahasa tulis berbeda dengan bahas lisan, sehingga gunakanlah tata bahasa yang baik dan tidak menimbulkan salah pengertian pihak lain.
Jika mau share atau mengutip sesuatu, Jangan lupa mencantumkan sumber ketika membuat postingan, perhatikan soal hak cipta saat menyalin maupun menyebarkan tulisan, gambar atau video dari pihak/situs lain agar tidak ada tuntutan dikemudian hari dan bisa dipertanggung jawabkan.
Tidak memproduksi maupun menyebarkan informasi palsu yang belum jelas sumbernya (HOAX) dan gambar/foto pornoaksi.
Jangan memberikan data diri dengan mudah di sosial media, Sebab data diri bisa saja disalahgunakan pihak lain.
Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Path, dan sebagainya baik untuk berdiskusi akan banyak hal, tapi gunakanlah secara bijak, atur waktu mentidakses agar tetap produktif.
 TENTANG POSTINGAN
Sadarilah, teko akan mengeluarkan cairan yang ada dalamnya. Eforia kita terhadap social media seakan-akan menjadi saran sebesar-besarnya untuk aktualisasi diri. Alih-alih aktualisasi, malah menjadi kebablasan, seakan kita menelanjangi diri sendiri dihadapan puluhan ribu mata, Jadikan social media sebagai menyebar kebaikan bukan keburukan.
Sosmed bukan buku harian, jadi tidak perlu memposting segala sesuatu tentang kita.Jangan REAKTIF dalam memberikan respon terhadap berita yang tersebar di sosmed ataupun memberikan komentar ataupun membuat postingan, tetapi pakailah KESADARAN Full tentang apa yang akan diketik.
Menulis ataupun posting di SOSMED pakailah pertimbangan bukan dengan emosi, Jadikan diri kita inspirasi, yaitu mengajak orang yang membaca postingan kita terinspirasi, artinya disana memberi info apa yang perlu dilakukan juga oleh orang lain, bedakan dengan pamer, lebih banyak kearah narsistik saja, membangtidakan diri sendiri. Pikir dua kali apa yang akan kita posting dan itu sangat terkait dengan NIAT apa yang kita sertakan ketika memposting berita.
Allah swt berupaya untuk menutupi aib-aib kita dari penglihatan manusia, jangan sampai kita sendiri yang mengumbar aib kita, karena pada siapa lagi kita akan minta pertolongan. Kendalikan keinginan untuk komen atau posting sesuatu, jika memang tidak perlu tinggalkan.
Orang yang bersosial media aktif terkadang memang karena dalam dunia nyatanya kurang banyak aktivitas yang dilakukan. JIka memang kita dalam taraf kecanduan social media, kurangi interaksi kita dan ganti dengan aktivitas nyata yang lebih banyak dari sebelumnya.
*Bagaimana kita bersikap:*
      Konon sebelum abad 20, tidak dikenal masa remaja. Penggolongan perkembangan manusia. akhirnya dibuatlah masa remaja untuk motif ekonomi, supaya ada pangsa baru untuk produk-produk tertentu.
      Dalam psikologi, Usia 15 tahun adalah usia dimana kemampuan dan kepribadian itu mengkristal, yang sebelumnya seperti ‘Playdough” bisa dibentuk dengan mudahnya. Sebelum itu, paling tidak kita sudah memiliki kepribadian, karakter yang baik, dan kemampuan intelegensi yang optimal.
      Dalam islam tidak dikenal remaja, yang ada hanya anak dan dewasa. Batasnya adalah Aqil Baligh. Aqil itu kematangan akal (emosi, intelektual, dan pribadi), dan kematangan Fisik (Baligh) batasnya kurang lebih adalah usia 15 tahun. Jadi sebelum itu tugas kita sebagai manusia, matangkan emosi, matangkan pribadi (disini termasuk Akhlaq dan adab)
      Kita semua sebagai manusia diberi “For Free” potensi: Akal (Intelektual), Jasad/fisik (konasi), dan Jiwa (Emosi/perasaan/hati). Gratis ini bukan berarti menjadikan kita semena-mena dengan potensi ini. Tapi sesungguhnya semua itu akan diminta kembali pertanggungjawaban untuk apa digunakan. Optimalkan seluruh potensi ini untuk menjadikan kita pribadi yang lebih baik lagi tiap waktu yang terlewati.  Potensi inilah yang bisa membuat kita lebih tinggi derajatnya dari malaikat  atau justru lebih rendah dari binatang ternak.
      Barat sekarang berada pada masa-masa kehancuran (Baca buku Samuel huttington, seorang yahudi orang barat), kenapa? Dia mendewakan rasionalisme, sekularisme dan liberalism ketika semua itu tidak lagi rasional, maka dia kehilangan pijakannya. Sebutannya adalah “Surfing in the chaos” akan terbawa kemana ombak itu pergi, dan tenggelam ketika mereka termakan gulungannya, sekarang yang terjadi adalah demikian, ketiga paham itu tidak menjadikan mereka “Bahagia” justru depresi dan menderita.  
      Ketiga faham itu semenjak tahun 1970 dibawa ke Indonesia. Puncaknya adalah tahun 2000an ini, Indonesia tergilas dengan berbagai faham ini, para orang muda silau dengan hal itu, sehingga diangggap sebagai kekerenan zaman. Menjadikan kita ikut-ikutan seperti binatang ternak dicocok hidungnya, akhinya terlupa dengan pijakan kita sendiri.
      Indonesia adalah Negara pancasila yang sila pertama menaungi keempat sila yang lain. Ketahuilah penempatan gambar sila pertama ditengah burung garuda, dan diliputi oleh keempat sila yang lain adalah punya makna. Bahwa ketuhanan yang Maha Esa menjadi JIWA bagi bangsa ini. Pakailah “kacamata” itu, bukan “kacamata” barat yang lebih banyak pada ketiga paham tadi. Jadi luruskan kembali WORLDVIEW kita.  
      Tujuan, hidup kita akan dibawa kemana nantinya, seperti apa dan berakhir dimana. Tentukanlah itu dari sekarang. Sadarilah bahwa kita sedang menyiapkan diri sebagai penghuni syurga, bukan penghuni neraka. Kalau memang lebih keren masuk neraka bersama para idola keren itu, para Homo, para pecandu, para selebritis yang banyak melakukan zina, silahkan, namun ketahuhilah di neraka kita tidk akan sempat lagi bersapa, apalagi mendengar mereka konser lagu keren, atau sharing foto-foto kekinian, sesungguhnya kita akan sibuk masing-masing dengan siksa dan tenggelam masing-asing dalam derita.
      Jadilah bermanfaat bagi banyak orang, bagi ummat, itulah yang akan kita kejar, jadilah inspirasi, inspirasi kebaikan, itulah yang akan kita lakukan mulai dari sekarang. Ketika orang terispirasi kebaikan pada kita sesubgguhnya kita sedang menanam pahala, sebanyaknya orang mengikuti kebaikan yang kita contohkan sebanyak itu pula kita mendapat pahala tanpa mengurangi pahala kita sendiri, sebaliknya inspirasi kejahatan pun demikian, namun yang berumpuk bukan pahala tapi bau busuk dosa.
      Karena kita berpacu dengan Maut, bukan berpacu dengan umur, walaupun sekarang kita berumur muda, tapi maut tidak kenal kemudaan atau ketuaan, Jadikan sisa hidup dan nafas yang diberikan untuk kebaikan.
      Teman, Mulai sekarang jadilah *YOUR GROWING SELF*, disitulah akan terbuka banyak hal, terbuka banyak jalan, untuk menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya. Jangan hanya berpuas dengan BE YOUR SELF, karena justru akan menutup kita untuk berubah. Terus lah berjuang menjadi BEST SELF, saat jiwa kita dipanggil oleh Pemiliknya, dan kelak kita akan datang kepadanya sebagai jiwa yang Tenang, jiwa yang berpuas dengan bekalan, bahwa sesungguhnya kampong halaman kita adalah Syurga, dan kita berhak kembali pulang kesana.
 C.      Sesi Diskusi
Pertanyaan 1 dari Dimas :
Saya mau tanya bagaimana kiat menumbuhkan kembali peran keluarga dan pendidikan dalam pembentukan karakter anak di tengah masyarakat informasi? Trims
Jawaban Pertanyaan 1 :
orangtua harus “hadir” pada proses ini, paling tidak mendampingi hingga 15 tahun, diberi pondasi yang kuat. Orangtua harus sadar kita sedang mempersiapkan ahli syurga, bukan menyiapkan seorang direktur, seorang hartawan, seorang dokter. Hadir disini clear bahwa ia harus lebih peka lagi mengenali perubahan dan  perkembangan harus.
Karakter atau kerpbadian itu bukan keturunan, tapi ketularan. Anak menjadi apa tergantung mana yang paling menularkan. Ketika orangtua yang incharge sebagai significant others" maka jelas apa yang kita tularkan adalah karakter yang kita miliki.
Tantangan dan musibah jaman sudah banyak sekarang. Jangan pikir itu jauh di negeri antah berantah, tapi bisa jadi terjadi di rumah kita sendiri. bekali anak untuk kuat, itu tugas orang tua.
Pertanyaan 2 dari Tessa :
Bagaimana cara mengatasi/mencegah supaya kita para pelajar tidak terlalu kecanduan sosmed??
Jawaban Pertanyaan 2 :
Banyakin aktivitas lain, didunia nyata. tidak usah ikut2 banyak grup.
Buat aturan pribadi tentang akses sosmed, ada hari libur sosmed, atau waktu2 dalam sehari kita tidak pegang Hp.
Buat komitmen kepada diri pribadi dan bisa dijadikan aturan keluarga, tentang waktu-waktu dan tempat-tempat dilarang penggunaan sosmed. Buat kendali, bahwa kita tidak boleh baca sosmed atau akses hp kalau 1 bab belum dipelajari.
Kuat komitmen… kuatkan tekad.
Contoh lain lagi, buat pencapaian dulu sesuatu baru bisa akses lagi, terutama masalah belajar.
Tanggapan dari Tessa :
Bagaimana kalau sudah terlanjur terjun dan kecanduan apa masih bisa diatasi dengan cara diatas kak?
Jawaban dari bu Ani :
Cara mengatasi kecanduan, bisa dilakukan dengan cara-cara yang tadi, terutama tambahkan aktivitas didunia nyata lebih banyak dari sebelumnya.
Ditambahkan juga, kurangi sedikit-sedikit, misalnya buka sosmed sehari itu 12 jam, kurangi jadi 10 jam, kalau seminggu berhasil kurangi lagi jadi 8 jam, terus progresif sampai pada waktu yang kita sepakati kalau sama sekali tidak bisa hilang.
Kalau tadi aturan kita buat, maka buat juga reward dan punishmentnya buat kita. Kalau dalam pekan 1 ternyata tidak bisa komit, maka pekan kedua buat hukuman diri.  tentukan apa yang menjadi hukumannya. Sebaliknya kalau berhasil kasih reward diri.
Ajak sahabat atau orangtua sebagai fungsi reminder dan penguat.
Pertanyaan 3 dari Khafizah :
Dewasa ini dunia terbagi atas 2 bagian yaitu dunia nyata dan dunia maya. Dunia nyata itu mewakili realitas fisik dan dunia maya mewakili realitas immajiner. Sehingga segala bentuk fisik dari dunia nyata belum tentu secara bersamaan mewakili realitas imajiner di dunia maya. Tentunya semakin gencar karena salah satu kekurangan dari dunia maya ialah tidak berlakunya nilai-nilai kebenaran universal dalam entitas pranata sosial yang ada di dunia nyata.
Ketika manusia sudah mulai memikirkan untuk meretas batas-batas struktur,supra struktur, infrastruktur sehingga terbentuk masyarakat dunia yang hetero, mereka (Kaum yang katanya Terpelajar) tadi masih terjebak dalam hysteria kelompok kesukuan (primordialism).
Pertanyaan-nya kemudian, bagaimana kaum (yang mentidaku) terpelajar bisa memahami dan menanamkan sikap nyata dalam interaksi sosial ? Khususnya untuk para pelajar Indonesia yang sudah sangat ketergantungan dengan dunia maya, apalagi sosial media. Terimakasih. 😊
Jawaban pertanyaan 3 :          
Yang perlu diketahui sebetulnya jika kita bicara tentang manusia bahwa apa yang terjadi di dunia maya adalah proyeksi dirinya dalam alam nyata, psikologi ilmu prilaku yang mencoba membuka apa yang tidak terlihat menjadi perilaku. Seperti yang saya sebut tadi, teko akan mengeluarkan apa yang ada didalamnya, mau di maya maupun di nyata dia akan keluarkan isinya juga.
Itu yang pikir hebatnya jaman ini. Selama ini di dunia nyata kita hanya bisa lihat bentuk teko, keindahan seninya, atau pukauan warnanya.
Namun, ketika kita cium aroma atau dia tumpahkan isinya terlihat jelas bagaimana kualitasnya. bagusnya memang di dunia maya, kita tidak perlu terpukau dengan luarannya. tapi lihat saja isi yang keluar darinya.
Orang berilmu belum tentu beradab khafizah. Jadikan diri kita agen orang-orang beradab dan menebarkan adab itu dimanapun kita beradab.
Konon, sebelum berilmu, kita kuatkan adab dulu. adab itu adalah tidak zholim, dan berperilaku sesuai akhlaq yang dicontohkan.
Wahai kaum beradab, Jadilah teko yang luarnya baik dan dalamnya lebih baik lagi.
Pertanyaan 4 dari Annis :
Saya sebagai guru miris dengan perkembangan sosial media zaman skrg, saya bingung bagaimana menanggapi pertanyaan murid saya mengenai onani, pengetahuan ttg hal tsb didapatkan dr media, dia ingin berhenti tetapi susah kalau saat kedua orangtuanya bekerja, dirumah sendirian hasrat dy utk beronani muncul. Bagaimana cara saya utk membantu anak ini? Saya minta tips2 menghilangkan kebiasaan buruk itu.
Jawaban pertanyaan 4 :
annis, tadi jawaban mas bagas bagus.. bisa diikuti, saya hanya tambahkan sedikit…
Hati-hati berespon pada pertanyaan yang begini… kebingungan kita jangan sampai ter-endus. Momen inilah yang perlu kita jadikan pembelajaran dan cari bahan materi yang banyak sekalian…
sebelumnya, anak itu umur berapa yang bertanya?
Pendekatan awal bisa melalui medis dulu, bahaya onani menurut medis. hebatnya jaman informasi ini, kita tinggal browsing saja. Kemudian jelaskan bahaya melalui sisi psikologis, dan terakhir penjelasan melalui sisi agama tentang onani.
Caranya, jadikan kita konselor buat dia, tempat bertanya. Jadikan diri kita bukan tempat jawaban tapi tempat bertambahnya pemahaman untuknya. Kadang anak bertanya sesuatu, karena memang belum paham. tingkat pemahaman ini yang harus kita ukur dan luruskan…
Tanggapan mba Anis :
Anak umur smp bu. Saya sudah menjelaskan menurut medis tetapi atidak terlalu dewasa jadinya. Mana saya yang ditegur guru lain karena saya membahas itu, padahal sebagai guru kita harus membimbing dia, jangan tutup mata.
Jawaban Bu ani :
Medis bagian apa?
Dewasa atau tidak itu persepsi, kita bisa bingkai dengan biasa saja sebetulnya. medis bisa dilihat dari bahayanya onani. Beberapa waktu lalu, saya menangani anak smp yang sudah berzina wallohu'alam. kalau seharian dirumah berdua sama pacarnya. Saya tidak tau apa yang dilakukan.
Saya akan memberikan gambar-gambar menyeramkan tentang alat kelamin yang rusak karena penyakit kelamin, dan kangker serviks pada perempuan. Ini karena sakit kelamin dan kanker serviks menurut dokter kulit kelamin yang dia kenal penyebabnya adalah zina.
Alhamdulillah efektif, pertama mereka tambah pemahamannya tentang hal itu, putus dan tobat. dan terus dikuatkan dengan guru-guru di sekolah tersebut untuk reminder dan menguatkan komitmennya.
Untuk ajak bicara anak yang bersangkutan. Tolong dijaga privasinya. jangan sampai ada yang denger termasuk guru-guru lain. ini menjaga integritas kita, sebagai orang yang bersedia menolong. Dont worry mba anis… kalau  yakin bahwa yang dilakukan benar, yakin saja. jangan terpengaruh orang lain.
Dampingi terus ya mba, selama Tarik menariknya masih kuat, pandu dengan nilai-nilai agama, pendekatan pada kasih sayang dari Sang Maha pemilik tubuh kita.
Pertanyaan 5 dari Aura :
Saya sebagai pelajar merasa miris dengan perkembangan sosial media sekarang ini. Saya merasa bahwa semua yang dilakukan di media sosial adalah “life style” dan mereka berkiblat ke selebgram-selebgram yang hanya memikirkan kesenangan semata. Bagaimana cara saya untuk memberi tahu teman-teman saya bahwa apa yang selebgram lakukan adalah suatu hal yang tidak baik dan khususnya buat saya sendiri agar lebih bisa menahan diri dari hal hal negatif di sosial media? Terimakasi.
Jawaban dari bu Ani :
Baik sekali aura niatnya. insya Allah adalah bagian dari upaya kita untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran.
yang pertama, yang perlu kita lakukan. Stop dulu dari diri kita sendiri jangan sampai ikut-ikutan ketularan selebgram terebut. Jangan sampai jadi bumerang ketika kita ingatkan teman-teman kita, ternyata ‘lo juga gitu’!
Jangan terlalu silau, popularitas dimata manusia bukan yang kita cari. Padankan apa yang mereka, para selegram tampilkan sesuai tidak sama nilai-nilai kita…. kalo tidak sesuai ya sebenarnya dia menampilkan kejelekan bukan kebaikan.
Kalau kita ikut-ikutan masuk neraka juga apa mau?  Toh mereka tidak peduli juga sama kita. Kelak nanti di neraka pengikut dan yang diikuti akan berdebat panjang tentang perbuatan yang diikutinya. “saya kan ikutin dia”, si dia menjawab, “siapa suruh ngikutin saya”. Terus tidak berhenti sampai siksa membuat mereka lupa akan diri dan menyesal yang abadi.
Worldview kita dalam memandang dunia harus kita ubah.
Tanggapan dari Aura :
     Terimakasih atas tanggapannya mba Ani:)
Misalkan, jika saya sudah merubah diri saya tidak mengikuti selebrag lagi. Dan saya ingin mengingatkan teman teman saya, bagaimana caranya agar saya dapat menyampaikannya dengan baik tanpa harus menyinggung perasaan siapa pun?
Jawaban Dari Bu Ani :  
Tipsnya gini, dekati personal aja masing-masing temannya. tidak usah dibahas dikelompok. Ambil moment, ketika dia cerita selebgram trus masuk deh, “lo masih percaya doi?”. misalnya temen galau tentang apa yang diperbuat si seleb. Nah itu bisa jadi bahan diskusi dan meluruskan pemahaman. Arahkan bahwa rugi energi dan emosi kita terkuras untuk mikirin bahkan ikut simpati dengan apa yang terjadi pada orang tersebut.
Ingatkan, “woi, lo punya hidup juga yang musti lo pikirin, cukuplah mikirin orang, yang juga tidak mikirin dan tidak kasih manfaat buat lo…” Blablabla.. konten bisa disesuaikan, tapi yaitu, pakai tiap momen untuk mengingatkan. Akan lebih masuk daripada kita yang memulai.
Pertanyaan 6 dari Desy :
Bagaimana jika anak mengenal internet dan sosmed bukan dari lingkungan keluarga, tapi dari teman mainnya. Terkadang yang terjadi di desa seperti itu, orangtua memiliki pengetahuan yang kurang mengenai internet apalagi sosmed. Apakah jika si anak tersebut, kurang bijak menggunakan sosmed itu suatu kesalahan bagi orangtua?
Jawaban pertanyaan 6 :
Kebanyakan orang-orang yang akhirnya kecanduan pornografi bukan karena ortunya kasih contoh nonton pornografi. Tapi orangtuanya “pingsan” untuk hadir bersama anak, untuk mendampingi dan peka terhadap perubahan diri anak. Dan baru panik ketika musibah yang lebih besar datang.
Ketika dengan sosmed anak jadi lalai dengan ibadah, ketika dengan sosmed anak lupa dengan akhlaq yang baik. Disitulah peran orangtua berintrospeksi dan meluruskan kembali jiwa si anak. Orangtua punya otoritas untuk membuat anaknya kembali ke jalan yang benar. karena salah satu kewajiban ayah adalah membawa seluruh keluarganya masuk syurga.
Kita tidak mencari siapa yang salah disini, tetapi menyadari kesalahan kita masing2 dan memperbaiki hal itu bersama-sama. Menyadari kesalahan dan menyadari ada yang salah adalah 50% masalah sudah bisa selesai. sisanya tinggal lakukan perbaikan.
Tanggapan dari  Desy :
Kak medin, boleh nanya yang pertanyaan pertama? Tentang batasan usia?
Mbak ani, secara psikologi, ada tidak batasan usia anak untuk mengenal media sosial?
Jawaban dari Bu Ani:
Batasan usia anak bersosial media adalah setelah emosinya matang. Emosi matang ketika dia sudah terbiasa memilih mana yang manfaat atau tidak…
Tanggapan dari MEDIN :        
Usia matang untuk anak itu berkisar dari usia berapa sampai berapa Mba Ani ?
Jawaban dari Bu Ani :
Dan ini tidak ada batasan usianya. karena pengaruhnya pada proses penanaman di rumah. Idealnya begini, otak emosi itu sudah matang secara fungsi ketika anak dilahirkan. Otak kognitif baru mulai memasak usia 3,5th dan matang diusia 20 tahun.
Semenjak bayi anak dibiasakan untuk beremosi secara tepat. mengenal emosinya dengan baik dan menampilkannya pada saat yang tepat di setiap situasinya. Harapannya ketika usia 7 thn emosinya sudah matang dan dia siap sekolah.
Namun jika belum matang juga dilatih lagi dan ditunggu sampai usia 15thn, karena saat itu kemampuan dan kognisi mengkristal, susah lagi dibentuk2. tapi kalau belum matang juga dilatih dan ditunggu sampai usia 21 tahun. Maksimal sekali saat itu otak kognitif sudah matang, dia dalam kondisi terbaik dalam pengambilan keputusan yang tepat, mencari alternatif solusi, namun jika disinipun gagal. Jadilah dia anak balita dengan tubuh orang dewasa. Begitu banyak orang-orang dewasa yang kurang malunya kayak anak balita untuk melakukan pelanggaran misalnya banyak remaja alay dan dewasa galau yang terlahir.
Emosi bisa dilatih dan dibiasakan, dan juga mudah ditularkan. Konon pada otak pemimpin diteliti, bahwa emosinya matang di usia 7 tahun.
Ketahuilah alfatih mnjadi raja diusia 19 tahun dan menjadi penakluk konstatinopel setelah 600tahun gagal diusia 21 tahun. dia menjadi sebaiknya pemimpin dari sebaiknya pasukan. Banyak orang-orang hebat yang kemudian ditelursuri telah lulus emosi pada usia belia.
Coba liat apa yang dilakukan teman2 remaja kita di usia 19tahun sekarang?
Karena pembiasaan dan latihan emosinya tidak dijalankan.
Tanggapan dari Aura :
Tapi banyak sekali remaja yang tidak tau bagaimana cara agar emosinya dijalankan dengan benar mba ?
Jawaban dari Bu Ani :
Sosmed baru bisa dikasih keanak kalau dia sudah matang emosinya sehingga dia tidak akan posting yang menjadi aib dirinya. Seberapa banyak anak SD atau SMP yang posting gambar bugilnya di media? Banyaaaak.
Ini bisa dilatih dan mudah kok. Pelatih utamanya adalah ortunya sebenernya. Kalau ortu tidak bisa diharapkan. Cari significant others yang lain yang baik hati dan takut dosa. Intinya pengendalian diri 😂
Tanggapan dari Aura :
Mba ani, bagaimana jika anak itu mampu menutupi bahwa sesungguhnya dia sudah kecanduan pornografi? Nowadays banyak sekali orang tua yang tertipu akan sikap anaknya yang terlihat baik baik saja akan tetapi anak tersebut sebenarnya bermasalah(kecanduanpornografi). Maksud saya disini adalah anak itu jika berada dirumah selalu menuruti perintah orang tua, ibadah lancar. Apa yang harus di lakukan oleh orang tua tersebut mba Ani?
Jawaban dari Bu Ani :
saya kasih ciri-ciri orang-orang yang kecanduan pornografi
*KEKERASAN SEKSUAL DAN PORNOGRAFI*
Oleh : Ani Khairani, M. Psi, Psikolog
_(Direktur UNIK.Edu+ Konsultas Psikologi Pendidikan dan Aktivis Gerakan #Indonesia Beradab)_
*DAMPAK KERUSAKAN OTAK PADA KECANDUAN PORNOGRAFI*
_🕸Kerusakan pada Prefrotal Cortex (PFC):_
PFC  adalah tempat untuk :
v  moral dan nilai ditempatkan
v  Bertanggung jawab untuk perencanaan masa depan dan mengorganisasi diri
v  Penunda keinginan dan pengendali emosi
v  Pengaturan emosi dan pengontrolan diri
v  Matang diusia 20-25 Tahun
_🕸Banjirnya Hormon Dopamin dibagian system limbic_
v  Sistem limbic adalah pendukung PFC untuk dapat merasakan kesenangan dan kenikmatan
v  Jika kesennagan tersebut tidak dapat dikendalikan oleh PFC maka akan membanjiri limbic dan pada akhirnya system libik akan kehabisan hormone dopamine, yang mengakibatkan otak menagih terus menerus.
v  Kerusakan ini diibaratkan seseorang yang menaiki mobil yang berjalan kencang dan kemudian menabrak pohon, mobil yang hancur itupun tidak mempu melindungi manusia yang berada didalamnya.
v  Dari keseluruhan 6 bagian otak maka kerusakan akibat pornografi ini mencapai 5 bagian otaknya.
v  Taukah Anda bahwa Sel otak adalah sel yang tidak dapat melakukan pembaharuan selnya.
v  Jika sel tersebut rusak dan mati maka berkuranglah sel yang masih ada.
*CIRI-CIRI KECANDUAN PORNOGRAFI*🕸
1.   Mengurung diri  & menghabiskan waktu dengan games dan internet dalam kamar  
2.   Bila anda tegur & batasi bermain gadget: dia marah, melawan, berkata kasar, keji!
3.   Mulai impulsif, berbohong, jorok, mencuri
4.   Sulit berkonsentrasi
5.   Prestasi akademis menurun
6.   Jika bicara menghindari kontak mata
7.   Malu tidak pada tempatnya
8.     Menyalahkan orang
9.    Main dengan kelompok tertentu saja
10.  Hilang empati, yang diminta harus diperoleh
*PENGARUH LANGSUNG DARI PORNOGRAFI*🕸
Selfie                     Sexting                        Masturbasi
Pacaran                 Oral seks                      Pergi ke lokalisasi
Pemerkosaan        Incest                           Seks dengan binatang
🕸PENCEGAHAN : MULAI DARI SEKARANG🕸*
•    7 PILAR PENGASUHAN ANAK
•    DUAL PARENTING: Ayah harus TERLIBAT
•    TETAPKAN TUJUAN PENGASUHAN & SEPAKATI
•    KOMUNIKASI YANG BAIK, BENAR, DAN MENYENANGKAN
•    ORTU YANG MENANAMKN
•    NILAI AGAMA
•    MENYIAPKAN MASA BALIGH
•    BIJAK MANFAATKAN TEKNOLOGI
  *KURATIF/MEMPERBAIKI*
🕸BAGI KORBAN
v  Menggunakan metode psikoterapi : Disosiasi dan Reframing
v  Disosiasi adalah menghilangkan “Pain” yang diasosiasikan pada “event” yang pernah terjadi, bantu klien untuk dapat memaafkan kesakitan yang dulu dan menerima rasa sakitnya, sehingga menjadi netral
v  Ketika Sudah berhasil maka lakukan reframing, untuk memasukkan sugesti positif pada anak tersebut, bahwa hidup ini akan terus berjalan, jadikan sisa hidup ini untuk kebaikan-kebaikan yang belum sempat kita lakukan kemarin.
v  Beberapa korban, malah ebih banyak berhasil untuk menangulangi pain ketika peristiwa itu terjadi, “ namun masalah terjadi ketika saat sulit tersebut orangtua tidak “stand-up” untuk dirinya. Sehingga peran orangtua untuk menampingi dari awal sampai akhir menjadi HAL YANG JUGA PENTING.
*BAGI PELAKU :*
v  Dapatkan rekomendasi ahli terhadap kondisi klien.
v  Jauhkan kesempatan dia untuk kembali melihat pornografi.
v  Jauhkan sumbernya
v  Ajak untuk belajar menundukkan pandangan
v  Bertahap perlahan untuk mengembalikan dia dan menyadarkan kehidupan ini bukanlah kehidupan sebenarnya, orientasi akhirat perlu ditumbuhkan.
v  Family therapy, bahwa seluruh keluarga harus membantunya, mendampinginya, menguatkan dan menjadi pembelanya kapanpun diperlukan.
v  Bersama-sama seluruh keluarga mengembalikan standar pandangan kita terhadap kehidupan ini menggunakan cara pandang yang berorientasi pada Maha Pencipta dan alam akhirat kelak.
v
  D.     Kesimpulan
TIPS Ber-SOSIAL MEDIA dari Mba Ani
1)      Pastikan yang kita add atau invite adalah orang yang kita kenal. JIka ternyata kita tidak saling kenal, maka pastikan kita tau dia itu siapa.
2)      Jangan hanya melihat fotonya saja, tapi betul-betul kenali profilenya, postingan-postingannya, tidaksedikit pengguna media social memakai nama palsu atau mencantumkan foto yang bukan miliknya.
3)      Meskipun tidak berdekatan atau tidak saling kenal, tetap menjunjung etika, adab dan rasa malu, karena apapun yang kita diskusikan di sosial media semua orang bisa melihat. Bahasa tulis berbeda dengan bahas lisan, sehingga gunakanlah tata bahasa yang baik dan tidak menimbulkan salah pengertian pihak lain.
4)      Jika mau share atau mengutip sesuatu Jangan lupa mencantumkan sumber ketika membuat postingan, perhatikan soal hak cipta saat menyalin maupun menyebarkan tulisan, gambar atau video dari pihak/situs lain agar tidak ada tuntutan dikemudian hari dan bisa dipertanggung jawabkan.
5)      Tidak memproduksi maupun menyebarkan informasi palsu yang belum jelas sumbernya (HOAX) dan gambar/foto pornoaksi.
6)      Jangan memberikan data diri dengan mudah di sosial media, Sebab data diri bisa saja disalahgunakan pihak lain.
7)      Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Path, dan sebagainya baik untuk berdiskusi akan banyak hal, tapi gunakanlah secara bijak, atur waktu mengakses agar tetap produktif.
TENTANG POSTINGAN
Sadarilah, teko akan mengeluarkan cairan yang ada dalamnya. Eforia kita terhadap social media seakan-akan menjadi saran sebesar-besarnya untuk aktualisasi diri. Alih-alih aktualisasi, malah menjadi kebablasan, seakan kita menelanjangi diri sendiri dihadapan puluhan ribu mata,
o   Jadikan social media sebagai menyebar kebaikan bukan kemunkaran
o   Sosmed bukan buku harian, jadi tidak perlu memposting segala sesuatu tentang kita
o   Jangan REAKTIF dalam memberikan respon terhadap berita yang tersebar di sosmed ataupun memberikan komentar ataupun membuat postingan, tetapi pakailah KESADARAN Full tentang apa yang akan diketik.
o   Menulis ataupun posting di SOSMED pakailah pertimbangan bukan dengan emosi,
o   Jadikan diri kita inspirasi, yaitu mengajak orang yang membaca postingan kita terinspirasi, artinya disana memberi info apa yang perlu dilakukan juga oleh oranglain, bedakan dengan pamer, lebih banyak kearah narsistik saja, membanggakan diri sendiri. Pikir dua kali apa yang akan kita posting dan itu sangat terkait dengan NIAT apa yang kita sertakan ketika memposting berita.
o   Allah swt berupaya untuk menutupi aib-aib kita dari penglihatan manusia, jangan sampai kita sendiri yang mengumbar aib kita, karena pada siapa lagi kita akan minta pertolongan.
o   Kendalikan keinginan untuk komen atau posting sesuatu, jika memang tidak perlu tinggalkan
o   Orang yang bersosial media aktif terkadang memang karena dalam dunia nyatanya kurang banyak aktivitas yang dilakukan JIka memang ita dalam taraf kecanduan social media, kurangi interaksi kita dan ganti dengan aktivitas nyata yang lebih banyak dari sebelumnya.
So bijaklah dalam menggunakan sosial media, sebarkan dan ajarkan ilmu-ilmu ini pada saudara-saudara kita yang lain. Jangan sampai harapan bangsa kita terus kembali berguguran tanpa berjuang.
Closing Statement dari Bu Ani :
Manusia sehat jiwa tidak akan mengumbar masalahnya disosmed. Juga tidak cari-cari masalah. Jadi jaga jiwa kita terus sehat dengan menyelesaikan setiap masalah yang dating karena masalah itu akan selalu datang. Berkaitan dengan masalah, silahkan saya mengundang teman-teman untuk join atau merekomendasikan teman-teman usia 15-25 tahun. Untuk curhat dan menyelesaikan masalahnya, bagian dari upaya menjadikan profesi kami bermanfaat bagi ummat. Semua konselor yang bertugas adalah teman-teman psikolog ui.
*****
Sahabatku - Konseling Psikologi dan Pengembangan Diri
Sahabatku hadir sebagai aplikasi yang dapat menjadi teman bagi para remaja dan dewasa muda untuk berbagi cerita bersama kami.
Sahabatku dapat diunduh melalui GooglePlay, akan menjadi sahabat untuk berbagi cerita dan mencari solusi bersama untuk setiap masalah yang dihadapi.
Mari menjadi sahabat untuk sahabatku.
www.sahabatku.id
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
-Terima Kasih & Semoga Bermanfaat-
  Notulensi oleh Hendra Aditiyawijaya (Divisi Riset dan kajian ASA Muda Indonesia)
‪#‎asaindonesia ‪#‎asamuda ‪#‎edukasianak ‪#‎organisasisosial ‪#‎gerakansosial‪#‎sosialproject ‪#‎anakindonesia ‪#‎parenting ‪#‎ketahanankeluarga‪#‎bangsaindonesia ‪#‎keluargaindonesia
〰〰〰〰〰〰〰〰 Kindly find us: 📨 Surel: [email protected] 👍🏻 Facebook Fanspage: ASA ID 📟 Twitter: @ASAIndonesia 📷 Instagram: @asa.indonesia 💻 http://asaindonesia.tumblr.com/
Tumblr media
58 notes · View notes