Tumgik
ichicho · 10 years
Text
Mungkin kita tak sebahagia mereka yang bisa saling berpelukan saat rindu melanda,tapi kitapun tak pernah saling melepas doa dalam kerinduan
2 notes · View notes
ichicho · 10 years
Photo
always love you - mk
Tumblr media
2K notes · View notes
ichicho · 10 years
Photo
Tumblr media
我正在用#POCO相机#拍照片发微博 。
0 notes
ichicho · 10 years
Photo
Tumblr media
1 Mei 2014 - Pantai Buyutan, Pacitan Jawa Timur .
0 notes
ichicho · 10 years
Photo
One day, I am going to be something amazing
Tumblr media
3K notes · View notes
ichicho · 10 years
Photo
Tumblr media
alun-alun batu, malang, jatim
1 note · View note
ichicho · 10 years
Photo
Tumblr media
watched The Hobbit: The Desolation of Smaug - 26.12.13
0 notes
ichicho · 10 years
Photo
Tumblr media
Me and You
0 notes
ichicho · 11 years
Photo
Tumblr media
Laboraturium Kimia Amami - Praktikum Instrumen
0 notes
ichicho · 11 years
Photo
Tumblr media
at J.Co the park solo baru - 02.11.2013
0 notes
ichicho · 11 years
Quote
Tuhan itu Maha Adil. Manusia yang suka pilih-pilih.
Tia Setiawati Pakualam (via karenapuisiituindah)
130 notes · View notes
ichicho · 11 years
Text
Jangan Jadi Dokter kalau….
1. Ujian Masuk Fakultas Kedokteran yang super ketat
Karena berhubungan dengan nyawa, secara otomatis kedokteran memasang passing grade tinggi. Membutuhkan fikiran yang luar biasa hebatnya. Herannya, tingginya nilai batas lulus ini berbanding lurus dengan jumlah pendaftarnya.
2. Biaya yang “lumayan” mahal
Bagi mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi negri, uang kuliah di kedokteran mungkin masih bisa terjangkau. Bahkan ada yang persemesternya dibawah 10 juta. Apalagi dengan banyaknya beasiswa-beasiswa. Tetapi untuk yang kuliah di “luar negri” alias swasta, kuliah di kedokteran bisa memakan biaya yang luar biasa, bahkan uang masuk bisa melampaui sepersepuluh milyar. Karena ini kali ya kedokteran identik dengan anak-anak orang kaya.   Dan menjadi “gengsi ” tersendiri bagi para orang tua yang mampu mencetak seorang anak sebagai dokter.
3. Sistem Pembelajaran yang Mandiri
Di kedokteran Indonesia, telah disepakati model pembelajaran KBK dengan menggunakan PBL ( Problem Based Learning), di mana pusat dari kegiatan pembelajaran ini adalah diskusi tutorial. Di sini mahasiswa dituntut untuk aktif mencari pengetahuan sendiri berdasarkan masalah atau kasus yang tersedia. Dengan hal tersebut, diharapkan mahasiswa dapat membangun sendiri pemahamannya dan mempunyai self directed learning yang hebat. Jadi, tidak ada ceritanya mahasiswa hanya masuk kuliah, duduk, dan mendengarkan. Malah sebaliknya, tutor atau dosen yang duduk diam mendengarkan sedangkan mahasiswa yang menjelaskan.
4. Ujian Masuk Koass yang Susah
Setelah menyelesaikan tahap pre klinik ( S1) biasanya dilakukan ujian kompre untuk menilai siap tidaknya mahasiswa memasuki tahap klinik ( co ass). Nha,jika lulus ujian ini, mahasiswa diperbolehkan mengikuti tahapan klinik.
5. Kehidupan Ko Ass yang memerlukan kesabaran ekstra
Setelah lulus S1 dan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran, belum selesailah perjuagan. Justru perjuangan baru dimulai. Di sini mahasiswa kedokteran berhadapan dengan kejamnya dunia yang sebenarnya. Sambutan yang sering diucapkan kepada mahasiswa yang baru masuk koass adalah ” welcome to the jungle “. Ya, benar-benar hutan, dimana semua hal mampu terjadi. Seorang cumlaude bisa saja tidak lulus ujian di satu stase, seorang anak konglomerat bisa saja menjadi pengelap muntahan pasiennya, mendorong brankat pasien untuk di foto, memasang infus, mengambilkan minum, mengantar ke kamar mandi, menunggu dokter konsulan, menjadi sasaran amukan keluarga pasien yang meninggal dunia pokoknya koas itu multifungsi.
6. Ujian Kompetensi Dokter yang Susaaah
Setelah 1,5 tahun menjalani dunia perkoasan, calon dokter harus menjalani uji kompetensi dulu. Uji kompetensi yang kadang muncul dengan penyakit, pertanyaan tidak terduga ini seringkali membuat para mahasiswa stress dibuatnya. Bagaimana tidak? Jika belum lulus, maka para calon dokter tidak bisa mengikuti sumpah dokter dan harus mengulang 3 bulan kemudian.
7. Sumpah Dokter
Ini yang paling ditunggu sebagai seorang dokter. Akhir dari jerih payahnya selama 5 tahun. Perjuangan demi mendapatkan 2 buah huruf di depan namanya alias dr. Sumpah dokter yang berisi kata-kata ” Hipocrates ” pun diucapkan. Bahwa seorang dokter harus menghargai sebuah kehidupan.
8. Internship alias magang
Dahulu, setelah sumpah dokter , seorang dokter wajib mengikuti PTT di luar jawa. Tetapi, sekarang berbeda kebijakannya, dilakukan internship aliasn magang selama 1 tahun di puskesmas dan rumah sakit daerah yang telah ditentukan. Dilemanya biasanya adalah, uang honor rendah, sudah disumpah, belum diperbolehkan mencari tambahan dan malu jika minta tambahan ke orang tua, walahsil harus sering-sering puasa dan bergantung pada jatah rantang ketika jaga :p
9. Dunia Kerja, Dunia Nyata
Ketika internship telah dilalui. Maka seorang dokter telah benar-benar menjadi seorang ” dokter”. Berbekal Surat Tanda Registrasi alias “STR”, seorang dokter harus mengurus SIP atau ” Surat Ijin Praktek” dan akhirnya seorang dokter mulai melamar kerja ke sebuah rumah sakit atau klinik-klinik yang ada. Ada yang melanjutkan ke spesialis,bekerja di rumah sakit tetapi tak sedikit yang bekerja 24 jam.
Nah..demikian paparan singkat tahapan menjadi seorang dokter. Nha, sekarang mungkin kita bisa menyimpulkan, apa amunisi yang harus kita perlukan untuk menjadi seorang dokter. Saya sarankan jangan jadi dokter kalau :
1. Tidak mau belajar keras
Belajar keras di sini tidak harus mendapat nilai bagus, karena nilai mungkin tidaklah representatif dengan pemahaman. Tetapi bealajar keras adalah kewajiban. Karena berhubungan dengan nyawa, seorang dokter tidaklah boleh coba-coba. Bahkan jika bisa mempelajari sedetail-detailnya. Sistem pembelajaran dengan model PBL juga mau tidak mau memaksa seorang mahasiswa untuk belajar lebih keras.
2. Mengeluh soal biaya
Dalam hal ini tidak berarti bahwa orang yang berhak masuk di kedokteran adalah orang yang kaya. Tetapi setelah memutuskan mengambil kuliah di kedokteran jangan mengeluh soal biaya. Bagi mahasiswa yang orang tuanya bukan dari kalangan orang berpunya, mahasiswa dapat masuk di kampus yang mempunyai biaya per semester lebih rendah, mencari beasiswa, atau bekerja part time. Mungkin akan susah, tapi sekali lagi, tidak ada alasan untuk mencapai apa yang telah kita inginkan.
3. Permintaan orang tua, saudara, atau keluarga dekat lainnya
Mungkin sangat membanggakan bisa menyenangkan hati orang-orang yang kita sayangi. Masuk di kedokteran seperti yang mereka inginkan. Tetapi jika boleh saya sarankan, menjadi dokter membutuhkan suatu komitmen yang tinggi, tanggung jawab terhadap segala konsekuensi atas segala keputusan. Jadi, jika anda masuk kedokteran hanya karena ingin membahagiakan orang lain. Sebaiknya, pikirkan kembali.
4. Ingin Cepat Kaya
Banyak yang ingin menjadi dokter karena ingin kaya. Sebentar, coba ditilik lagi. Nabi Muhammad sendiri pernah berkata ” Sembilan dari 10 orang kaya adalah pengusaha.” Jadi jelas, jika ingin kaya, berdaganglah, berwirausahalah, bukan menjadi dokter. Kalaupun banyak dokter yang kaya sekarang, coba ditilik lagi, berapa lama mereka berjuang mencapai kesuksesan mereka, jatuh bangunnya, atau mungkin sudah jadi rejekinya orang tua mereka kaya, sehingga menurun ke anaknya.
5. Demi Gengsi
Jika menjadi dokter karena gengsi, maka hanya gengsi sajalah yang akan didapatkan. Seumur hidup menjadi dokter hanya terlintas ketakutan namanya, kredibilitasnya akan turun. Sebaiknya fikirkan lagi, menjadi dokter adalah salah satu profesi yang sama dengan profesi lainnya. Jadi, jika Anda pintar, tidak harus menjadi dokter, profesi lainpun sama dengan dokter. Buang jauh-jauh stigma masyarakat yang hampir menganggap dokter adalah setengah dewa, penyembuh penyakit apa saja.
6. Bermental Kerupuk
Untuk masuk di dunia kedokteran, seseorang harus bermental baja dan pemberani. Bukan dengan malam-malam di kamar mayat sendiri, atau berani melihat operasi, atau tega mengkompres luka yang bernanah, dsb. Tetapi bermental baja dan pemberani di sini adalah kemauan yang keras untuk belajar, berusaha, dan bangkit ketika jatuh.
7. Tidak Berempati
Ilmu tanpa agama itu buta. Menuntut ilmu untuk menjadi seorang dokter adalah hal yang susah. Tetapi bukan berarti orang tersebut harus menjadi manusia yang keras hatinya. Empati sangatlah diperlukan agar seorang dokter peka terhadap lingkungannya
7. Tidak Bisa Menerima Kenyataan
Hal yang paling sukar menjadi dokter adalah menerima kenyataan. Bagaimana tidak? Sudah banyak waktu untuk keluarga, untuk dirinya, dan pasangannya yang dia korbankan, hanya demi memperjuangkan kesembuhan pasien. Tetapi setelah berusaha sekuat tenaga, pasien harus menghembuskan nafas terakhir di depannya. Sungguh, bukan hal yang mudah untuk menerima kenyataan itu. Menerima kenyataan adalah salah satu rukun iman bahwa pemberi dan pengambil kehidupan adalah Tuhan.
Nah, sekarang. Masihkah ada yang berminat mempunyai anak, bercucu, saudara, atau Anda sendiri yang ingin menjadi seorang dokter? Kalaupun ada, selamat, semoga menjadi dokter hebat, bermanfaat, dan peduli pada sesama. :)
0 notes
ichicho · 11 years
Photo
EID MUBARAK!
Tumblr media
2K notes · View notes
ichicho · 11 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
lagi beres-beres ketemu beginian ..
Jadi optimis kalau ayah pernah pergi negeri sakura kenapa aku tidak ?
0 notes
ichicho · 11 years
Quote
Hari ini aku akan lebih sibuk melakukan hal-hal yang selama ini kutunda, daripada mengeluhkan tertundanya rezeki. Dunia diperintahkan untuk memperlakukanku sebagaimana aku memperlakukan dunia. Dunia ini mengambil tanda dariku. Jika aku lamban, dia lamban. Jika aku rajin, dia sibuk mengkayakan ku. Tuhan, indahkanlah hariku dengan rezeki yang baik dan kegembiraan dalam melayani sesama
0 notes
ichicho · 11 years
Photo
Tumblr media
#want #kissed #you
8 notes · View notes
ichicho · 11 years
Photo
Tumblr media
0 notes