iffah-aathirah
iffah-aathirah
Iffah Aathirah R. E. A.
241 posts
I'm still and will always be learning 💡
Don't wanna be here? Send us removal request.
iffah-aathirah · 4 months ago
Text
Pesan Buya
Jika ditanya siapa penulis favoritku, tanpa ragu aku akan menyebut nama Buya Hamka.
Pertama kali mengenal Beliau dari film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, sebuah film roman berdasar karya novel yang ditulis Beliau, bukan semata soal roman, namun berangkat dari kritik sosial terhadap adat Minangkabau.
Buya Hamka adalah patriot sejati. Seperti yang diceritakan dalam Buku "Ayah" tulisan Irfan Hamka, Beliau bergerilya dari satu tempat ke tempat lain, dari gelapnya malam, meninggalkan keluarganya untuk mengupayakan kemerdekaan Indonesia. Beliau yang mengobarkan semangat perlawanan, menjaga persatuan, dan tak lupa mengingatkan dalam ketakwaan.
Dari Novel-novel beliau, banyak sekali nasihat-nasihat yang mendalam. Sebut saja novel Di Bawah Lindungan Ka'bah, kisah seorang Hamid yang menggantungkan perasaanya kepada Allah dan wafat di tanah suci tersebut. Atau judul Merantau Ke Deli, sebuah kisah dinamika keluarga yang mengajarkan siklus kehidupan. Juga, Novel Angkatan Baru, berisikan pesan yang mendalam mengenai makna pendidikan, bahwa gelar bukan semata-mata hanya status sosial, tapi juga pembuktian.
Dari novel, aku juga cukup takjub dengan rihlah ilmiah beliau melalui buku di Tepi Sungai Dajlah. Buku ini menceritakan negeri Irak yang Indah, yang didalamnya banyak sekali pelajaran zaman meliputi bangkitnya sebuah peradaban, persoalan sosial, dan kisah para sahabat. Dari novel ini, aku punya mimpi, semoga suatu masa kelak bisa mentadabburi langsung peradaban Islam yang gemilang langsung di tempatnya.
Dan buku yang menginspirasi bagiku, di dalamnya ada satu kalimat sederhana, namun maknanya begitu dalam, seakan beliau berbicara langsung di depanku, tahu akan semua masalahku, dan kalimat ini juga yang aku baca sebagai pengingat di masa-masa sulit :
bunyinya :
Kepada pemuda: Bebanmu akan berat. Jiwamu harus kuat. Tetapi aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan pribadimu.
Mungkin terdengar sederhana, namun apabila dikaitkan dengan cerita hidup beliau, sungguh, beban yang kita miliki ini tidak ada apa-apanya.
Beliau seperti mengingatkan kembali, bahwa hidup ini tidak akan sepi dari ujian. Namun percayalah, pertolongan Allah akan selalu hadir untuk mereka yang beriman dan pantang menyerah.
Surakarta, 17 Februari 2025 Mengenang Kelahiran Sang Ulama
41 notes · View notes
iffah-aathirah · 4 months ago
Text
Baru sadar, kenapa pada setiap raka'at sholat kita terdapat Al-Fatihah di dalamnya. Dan di dalamnya kita selalu minta ditunjukkan jalan yang lurus. Bahkan berkali-kali.
Ya, karena memang potensi kita berbelok dari jalan lurus ini banyak sekali. Tiap waktu godaan itu akan datang teruus. Bahkan sesederhana kita ga bersyukur dengan nikmat Allah saja sudah sedikit membelokkan kita dari jalan lurus itu.
Maka benarlah, Al-Fatihah dalam sholat mengajarkan kita untuk senantiasa bergantung sama Allah. Hanya sama Allah. Minta 'pegangin' Allah terus supaya ga menyimpang dari jalan kebenaran. Karena nyatanya semakin ke sini fitnah dunia itu semakin menyilaukan. Semoga kita tetap kuat untuk menempuh jalan ketaatan. Meski dihampar dengan berbagai kerikil ujian.
Qur'anic Double Date, 17 Februari 2025
325 notes · View notes
iffah-aathirah · 4 months ago
Text
Tumblr media
Yg selalu dibaca kembali; berulang-ulang. Meskipun sudah terpatri dlm alam bawah sadarku.
Kalimatnya tercipta dikala daku duduk dipinggir pantai pal 5, terinspirasi dari sebuah novel, yg sdh ku tamatkan 5 atau 6 thn yg lalu.
Saat daku mengetik kata demi kata, suasananya cukup syahdu.
#Deep #NTMS 🍃
2 notes · View notes
iffah-aathirah · 5 months ago
Text
Baru aja liat story ig-nya temenku. Aku sudah minta izin untuk menuliskannya kembali di akun Tumblr ini. Begini isi story-nya.
Fitrah jiwa itu menemukan yang setara. -Ustaz Oemar Mita
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang dihimpun dalam kesatuan. Jika saling mengenal di antara mereka, maka akan bersatu. Dan yang saling merasa asing di antara mereka, maka akan berpisah. (HR. Muslim 6376)
Bermakna atas hal kebaikan dan kejelekan, serta perbaikan dan kerusakan.
Bahwasanya manusia yang baik akan rindu kepada jenisnya (yang baik pula), sedangkan yang jelek dan semisal itu maka akan condong kepada yang sejenisnya pula.
Para ruh akan saling mengenal, sehingga akan hidup sesuai dengan tabiatnya. Maka apabila telah cocok, akan saling mengenal dan apabila berbeda, akan saling mengingkari.
Semoga hati kita selalu bisa memilih untuk condong kepada kebaikan. Aamiin. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Bandung, 28/365
@monicasyarah
249 notes · View notes
iffah-aathirah · 5 months ago
Text
Tanda2 suatu amal diterima Allah
1. Allah hilangkan kesedihan dan kekhawatiran sekalipun dia sedang dalam ujian
2. Allah perbaiki kehidupannya
3. Allah cegah dia melakukan perbuatan mungkar dan sia2.
4. Allah berikan nikmat beribadah
5. Dari satu amal kebaikan Allah tuntun kepada amal2 kebaikan lainnya.
Tanda2 Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba :
1. Dibukakan kesempatan beramal sebelum matinya
2. Disegerakan sanksi dosa2nya di dunia
3.Diberikan musibah/ ujian
4. Dilembutlan hatinya untuk menerima nasihat
5. Difaqihkan dalam urusan agama
6. Diluaskan sabarnya.
Tanda2 Allah berpaling dari hambanya :
1. Disibukan dengan hal2 yang tidak bermanfaat baginya
2. Dijadikan cinta dunia
3. Istidraj (dilimpahkan banyak nikmat yang melalaikan)
4. Ditunda segala hukuman atas dosa2nya hingga hari kiamat
5. Dijadikan keras hatinya untuk menerima nasihat
(Referensi Al-quran dan Hadist)
385 notes · View notes
iffah-aathirah · 5 months ago
Text
Persinggahan
Apa yang kau harapkan dari sebuah persinggahan? Bukankah ia hanya perhentian sementara, tempat untuk menghela napas sejenak sebelum kembali melanjutkan perjalanan? Namun mengapa, kadang, aku merasa begitu berat meninggalkannya?
Aku tahu, persinggahan ini tak pernah dijanjikan untuk menjadi rumah. Hanya sebatas ruang singgah, di mana aku merasakan keteduhan yang tak pernah kumiliki, ketenangan yang seolah tak nyata. Tapi anehnya, justru di sinilah aku merasa menemukan sesuatu yang hilang dalam diriku sendiri—seolah-olah aku kembali menyatu dengan bumi, dengan keheningan yang menjadi penghibur luka-luka terdalamku.
Kau tahu? Dewasa itu, ternyata, bukan tentang mencapai tujuan besar yang selalu kita idamkan. Dewasa adalah memahami bahwa terkadang, langkah yang kita ambil bukanlah untuk sampai, melainkan untuk berhenti sejenak. Melihat sekitar, melihat dalam diri sendiri.
Namun, persinggahan ini, seberapapun nyaman dan damainya, tak pernah benar-benar milikku. Ia hanyalah tamu yang baik hati, memberiku secangkir waktu sebelum aku kembali dihadapkan pada kenyataan yang menanti di ujung sana. Sebab persinggahan adalah transisi, bukan akhir.
Tetapi, bagaimana jika aku ingin tinggal? Bagaimana jika aku ingin menggenggam erat detik-detik ini, menjadikannya abadi, menjadikannya akhir yang kuinginkan? Kau mungkin akan berkata, “Itu bukan hakmu.” Dan aku hanya bisa menunduk, menyadari bahwa jawaban itu benar adanya.
Aku mengucap syukur kepada bumi yang telah berbaik hati memberikan ruang singgah ini. Tetapi di saat yang sama, aku juga mengucap salam perpisahan yang tak pernah ingin kusampaikan. Karena, bukankah setiap persinggahan yang kutinggalkan selalu menyisakan bagian diriku yang tak pernah kembali?
Pada akhirnya, aku melangkah pergi, membawa sepotong harapan dan segenggam kesedihan. Sebab perjalanan ini, bagaimanapun beratnya, harus kulanjutkan. Dan meski aku tak tahu kapan persinggahan berikutnya akan menyambutku, aku tetap melangkah dengan doa yang terbisik dalam hati:
“Semoga, di akhir semua ini, aku tak lagi menjadi pengembara.”
—Bandung, 26 Januari 2025
25 notes · View notes
iffah-aathirah · 5 months ago
Text
Dua Kebiasaan yang Penting Sebelum Menikah
Ada dua kebiasaan yang menurut saya penting buat mulai dibiasakan sebelum memutuskan berumah tangga; 1) Biasakan untuk mengembalikan barang setelah menggunakan, dan 2) Kalau lihat sesuatu yang nggak seharusnya (lantai kotor, ruang tamu berantakan, dsb), segera ambil tindakan.
Berumah tangga itu tidak sesederhana berbagi peran, 'ini tugasmu, ini tugasku', tetapi juga tentang bagaimana membangun kesadaran bersama bahwa, untuk mencapai tujuan bersama, rumah tangga yang harmonis misalnya, wajib didasari kepekaan dan tanggung jawab bersama untuk mewujudkannya. Setiap anggota keluarga.
Jika setiap anggota keluarga, tersekat pada tugas dan tanggung jawabnya masing-masing tanpa adanya kesadaran dan kepedulian untuk membantu satu sama lain, harmoni dalam rumah tangga tidak akan tercapai. Begitulah yang Umi ajarkan.
Kenapa dua aktivitas tersebut menurut saya penting?
Mengembalikan barang ke tempat asalnya tidak hanya soal menjaga nilai estetika rumah, melainkan ada makna mendalam tentang tanggung jawab dan kepedulian. Ketika kita memahami bahwa setiap barang memiliki tempatnya, kita belajar bahwa segala sesuatu di dunia ini bekerja dengan harmoni ketika berada pada 'fitrahnya' atau posisinya yang semestinya.
Saat sesuatu keluar dari fitrahnya, ia sering kali menjadi penyebab kekacauan atau kerusakan. Contohnya, barang yang tidak dikembalikan bisa mengganggu kenyamanan, menciptakan kekacauan, dan memicu konflik kecil dalam rumah tangga. Hal ini bisa menjadi pengingat bahwa kealpaan kecil dapat berdampak besar jika tidak segera ditangani.
Lalu, kebiasaan segera bertindak saat melihat sesuatu yang tidak semestinya adalah sebenarnya untuk meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Hal ini saya rasa penting, karena berumah tangga bukan hanya soal “melakukan tugas yang sudah ditetapkan”, tetapi tentang berkolaborasi untuk menciptakan kenyamanan bersama. Ketika kita terbiasa mengambil inisiatif, menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kebutuhan setiap anggota keluarga.
Pada akhirnya, pelajaran utama dari kedua habit di atas adalah bahwa harmoni rumah tangga tercapai bukan melalui pembagian tugas yang kaku, apalagi melekat dengan gender, big NO, tetapi melalui sikap proaktif, kepedulian, dan rasa tanggung jawab bersama. Membangun kebiasaan seperti ini sebelum menikah adalah hal yang sangat berharga nantinya, menurut hemat saya.
Kebiasaan sederhana tapi punya pelajaran yang mendalam bukan? ^^ Oiya, tulisan ini saya buat random aja, baru balik ngadep monitor pengen nulis ini aja sebagai pengingat dan agar terus isqtiqomah menjalankannya :D
313 notes · View notes
iffah-aathirah · 5 months ago
Text
Salah satu privilege seorang anak adalah memiliki orang tua bermental stabil. Sehingga kebahagiaan anak dan hal-hal yang berkaitan menjadi prioritas utama.
0 notes
iffah-aathirah · 5 months ago
Text
Ketika seorang anak diabaikan oleh orang tuanya, kemungkinan besar mereka akan menerima konsekuensinya dikemudian hari. Entah dalam bentuk pemberontakan sang anak atau bentuk yang lainnya.
Menjadi guru dan berhadapan dengan masalah-masalah di sekolah, semoga mampu membuat diri belajar banyak. Starter pack sebelum memasuki fase berikutnya sehingga meminimalisir kemungkinan yang tidak diharapkan.
Buru Island 🍃
Jum'at, 17 Januari 2025
0 notes
iffah-aathirah · 7 months ago
Text
Selamat Hari Guru Nasional 🌹
Peringatan Hari Guru menjadi bahan refleksi sdh sebaik apa peranku selama menjadi guru. Terharu melihat bagaimana inisiatif dari anak-anak yg membuat hari ini menjadi sangat spesial. Di pagi hari mereka sdh bersiap-siap menyambut kedatangan ku, ruangan kelas dan teras sdh kinclong. Alhamdulillah anak-anak sdh terbiasa bersih² karena diberikan kepercayaan dan rasa tanggung jawab. Selalu mendengar kalimat "kebersihan adalah sebagian dari cabang keimanan".
Bedanya, mereka berdiri berjejer di belakang pintu. Menjadi pagar hidup; laki-laki sebelah kanan dan perempuan sebelah kiri. Entah siapa yg memberi komando. Mereka semua kompak, menyambutku dengan tangan terbuka, senyum cerianya dan suara menggemaskan yg hampir memecahkan gendang telinga. Sungguh menyejukkan sekali hari-hari ku melihat senyum dan tawa di wajah mereka. Keceriaan mereka adalah penyemangat utk diriku.
Tidak mau berekspektasi apa-apa tentang hari ini, karena sejujurnya kondisi sedang kurang fit (flu, batuk dan kepala berat) tapi khawatir di moment ini anak-anak akan kecewa karena gurunya tdk hadir. Yaa tetap semangat utk ke sklh. Alhamdulillah, Allah Maha Baik memberikan Qurrota A'yun ku hati yg lembut. Walaupun kadang-kadang mereka juga membuat sumbuku menjadi pendek dan beberapa kali hampir meledak tapi Allah selalu memberikan hati yg seluas langit dan sedalam samudera utk saling memaafkan, berbagi kasih dan cinta diantara ikatan murid dan guru. Semoga Allah jaga dan lindungi kami semuanya. Aamiin Allahumma Aamiin.
Setelah serangkaian kegiatan di lapangan sklh, anak-anak kembali masuk ke dlm kelas. Sebagian dari mereka sdh menarik dan mendorong ku utk segera masuk kelas, pdhl masih belum selesai sesi salam-salaman bersama para guru dan mahasiswa PPL. Oh tenyata mereka mau memberikan kejutan, diatas meja guru dan dibawahnya sdh menumpuk berbagai macam bunga dan bingkisan. Anak-anak kompak menyembunyikannya dan baru diperlihatkan ketika diriku masuk kembali ke dlm kelas. MasyaAllah tabarakallah, semoga rezeki org tuanya senantiasa Allah tambah dan diberi ganti yg lebih baik. Beberapa dari bingkisan yg diberikan sungguh membuatku geleng-geleng kepala: "ini sungguhan? apa org tua tdk kerepotan menyiapkannya? ku tenteng bgmn ini klu pulang?" 5 Love language hari ini diborong oleh guru.
Syukron jazilan...
Namlea, 25 November 2024 || Pkl. 20.30 WIT
Iffah Aathirah 🤍
5 notes · View notes
iffah-aathirah · 8 months ago
Text
Dipersilahkan masuk sebagai tamu. Maka bersikaplah selayaknya tamu; duduk di ruang tamu dan ciciplah menu yg disajikan di atas meja. Bukan meminta sesuatu yg tidak disediakan atau langsung masuk ke dapur membuka kulkas dan merasa seperti tuan rumah. Baru dua kali berkunjung, rumah sudah mau diakusisi. Anda melewati batas dan kalau tidak mau mengikuti aturannya; 'silahkan keluar dan tak usah kembali' dengan terpaksa harus diusir!
Ini bukan 'rumah' dalam bentuk bangunan tapi hati.
Katanya ingin mengenal, ketika dipersilahkan malah melewati batas teritorial yg ditetapkan. Dahlah, bye.
Buru Island, 10 November 2024
Pkl. 23.11 WIT
1 note · View note
iffah-aathirah · 8 months ago
Text
Burnout 🔥
Iffah kalau sudah seharian berkegiatan di luar rumah menjelang maghrib atau isya. Bagaikan mayat hidup, hening, membisu. Benar-benar lowbet total. Bahkan untuk memposisikan tubuh biar makanan masuk pun tak sanggup. Semoga diri ini bisa mendapatkan calon imam yg memahami kebutuhan diri.
Makhluk introvert sepertiku terlalu memaksakan diri berkomunikasi intens dengan orang lain pada kegiatan tertentu yg tak dapat dihindarkan. Ya Allah, tolong bantu. Mau tetap berdaya di luar rumah tapi kapasitas energi ku terbatas. Boleh tidak yaa meminta calon suami sepengertian Vidi Aldiano terhadap istrinya, Sheila Dara.
0 notes
iffah-aathirah · 8 months ago
Text
Perbedaan antara zuhud dan wara' adalah sebagai berikut:
1. Zuhud: Zuhud adalah sikap hati yang tidak berlebihan dalam hal-hal yang mubah (halal) dan tidak terikat pada dunia. Seorang yang zuhud tidak mengutamakan urusan duniawi, meskipun hal itu diperbolehkan. Ia lebih memilih kesederhanaan dan berfokus pada urusan akhirat, walaupun ia memiliki kemampuan atau harta dunia. Zuhud lebih mengarah pada sikap meninggalkan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia dan segala sesuatu yang bersifat sementara.
2. Wara': Wara' adalah sikap berhati-hati dalam menjauhi perkara-perkara yang syubhat (meragukan) atau bahkan hal-hal yang bisa membawa kepada yang haram. Seseorang yang memiliki sifat wara' akan menghindari hal-hal yang tidak jelas kehalalannya, meskipun secara lahiriah tampak mubah. Sikap wara' lebih menekankan pada kehati-hatian dalam menjalankan syariat agar terhindar dari dosa atau perbuatan yang dilarang.
Singkatnya, zuhud lebih terkait dengan sikap meninggalkan ketergantungan pada hal-hal duniawi yang halal, sedangkan wara' lebih berfokus pada kehati-hatian dalam menghindari yang syubhat dan mendekati yang haram.
— Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra, MA
37 notes · View notes
iffah-aathirah · 8 months ago
Text
Your deen is upon your akhlaq. Even if you have memorized the Qur'an, fulfilled sunnah and nafl prayers, and have a lot of Islamic knowledge, if you don't have good manners and treat people poorly, you lack the basic foundation of true faith.
519 notes · View notes
iffah-aathirah · 8 months ago
Text
Choose kind.
Tuhan, mungkin ini masih jauh panjang di masa mendatang nanti. Namun, jika Kau ridho, perkenankan aku nanti dapat menjaga cahaya kecil dariMu
Nak, besok kalau memang ibu belum sempat sampaikan, semoga kamu baca ini.
Tetaplah jadi baik ya nak, sebaik-baik orang yang berhati baik. Yang tulus ikhlasnya luas, yang sabarnya lapang. Yang ucap, laku, dan akalnya selalu baik. Dunia mungkin akan keras menghantammu dengan hal yang tidak kamu duga, atau hal yang tidak sempat Ibu dan Ayah ajarkan. Tapi, apapun jadinya dunia nanti, Ibu tidak meminta kamu menjadi ini itu. Cukup jadilah baik ya, Nak.
Hidup banyak bahagia & senangnya jika kita berlaku baik. Tapi Nak, akan ada masa ketika kamu merasa semua runtuh dan tak ada yg membela kamu. Ibu harap di titik terberatmu itu, kamu tak perlu mencari tuan atas perkaranya ya sayang? Cukup ingat Dia, Ibu yakin tenang akan datang.
Ibu tentu selalu berharap kamu mendapat semua kemudahan dan keberkahan hidup. Jadilah baik tanpa harus hitung menghitung, sebab kalkulator Tuhan terlampau jauh dari milik manusia. Percaya nanti Dia akan datangkan hadiahNya entah kapan, di mana, dari siapa. Cukup percaya Dia.
Nak, Ibu titip pesan ini bukan karena Ibu sudah jadi orang paling baik. Hanya, Ibu terus belajar dan berusaha jadi lebih baik selama Ibu hidup di sini —dan ya kebetulan Ibu lahir lebih dulu daripada kamu hehehe. Always choose kind ya, anak baiknya Ibu.
21 notes · View notes
iffah-aathirah · 9 months ago
Text
Memang ya, perlu yang namanya "usaha sadar" untuk lepas dari hal-hal yang pernah kita sukai secara tak sadar. Bentuknya beragam, tapi mostly yang berkaitan dengan nafsu syahwat. Anw, hal terindah dari punya pasangan* adalah ego kita dikasih makan dan dengannya kita bisa merasa besar dan bernilai. Iya, kan?
*specific context: non-halal relationship
Sedangkan "sadar" itu sendiri sudah sangat melelahkan.
Pernah dengar doa "rabbanā lā tuzigh qulūbanā"?
"Tuzigh" atau "zagha" dalam Bahasa Arab adalah ketika sesuatu agak melengkung atau menyimpang, namun kita tidak menyadarinya. "Zaygh" adalah seseorang yang merasa berjalan lurus, namun tidak menyadari kalau arahnya ternyata sudah berbelok, sehingga jalannya menyimpang dari garis aslinya. Menyimpang di sini bukan berarti berbelok arah 90 derajat atau berbalik arah, melainkan sedikit demi sedikit, secara perlahan, menjauh dari Allah tanpa disadari. Dan sampai akhirnya perasaan iman (di dalam hati) pun lenyap.
Ketika kita mengetahui bahwa "zagha" itu proses yang unconsciously, maka yang harus dimiliki adalah kesadaran; resource and time awareness.
Kesadaran bahwa sudah banyak sumber daya dan waktu yang terhambur sia-sia di jalan yang keliru (bukan haknya, bukan tempatnya) secara "zagha".
Tapi jauh sebelum itu, ada berlapis-lapis kesadaran yang perlu dibangun.
Sadar (1) : notice (giving new attention to something)
Sadar (2) : realize (thinking about something and coming to new understanding)
Sadar (3) : aware (keeping something in mind)
Sadar (4) : conscious (being aware of yourself, your surroundings, and your actions, often with a focus on being awake and alert, know what's happening)
Sadar (5) : mindful (intentionally giving your full attention to the current moment)
Pembahasan tentang lapisan-lapisan kesadaran akan panjang. Belum tentang apa kata Qur'an tentang sadar? Belum tentang taqwa itu apa? Khusyuk itu apa? Ihsan itu apa? Jadi kuberi garis besarnya aja dulu.
Semoga Allah karuniakan kita kemampuan untuk selalu berdzikir dan "kembali" kepada-Nya.
— Giza, dan serentetan ujian kesadaran dalam rentang hidupnya
85 notes · View notes
iffah-aathirah · 9 months ago
Text
Aku mulai ngerti, kenapa Rasulullah nggak over-reacting saat orang-orang yang menyebabkan traumanya terus menerus melakukan hal-hal yang men-trigger "alarm" emosi itu. Jawabannya, kata Ust. Nouman Ali Khan, adalah tahajjud.
Ada banyak emosi yang terus menerus diarahkan kepada Rasulullah. Makian, kemarahan, perendahan harga diri, pembunuhan orang tersayang, tuduhan tidak benar, pemboikotan satu kaum, penganiayaan verbal dan fisik, serta perilaku biadab lainnya, nggak mungkin hal-hal kaya gitu nggak meninggalkan bekas trauma.
Aku, kalau jadi Rasulullah, kayanya nggak tahan untuk tetap diam. Kita sama-sama tahu, Rasulullah juga manusia, punya hati dan emosi untuk merasakan. Tapi kenapa, hal-hal traumatis itu nggak jadi penyakit hati? Nggak jadi bikin pengen balas dendam?
Rasulullah rutin me-release semua rasa sedih, rasa nggak terima, rasa pengen membalas, dan kemarahan itu dengan tahajjud. Beliau juga rutin membersihkan dirinya dari penyakit hati dengan istighfar. Beliau mampu menahan diri dari ledakan emosionalnya. "Alarmnya" nggak sesenggol bacok itu sebab ditahan oleh pemahaman yang baik tentang Allah dan manusia, dan hatinya tidak sempit karena ucapan-ucapan manusia.
"Tahajjud itu ibadahnya da'i dan orang-orang shalih."
Kenapa? Shalih artinya lurus, konsisten. Benar pikirannya, benar ucapannya, benar tindakannya. Ketiganya selaras dan sinkron, dan da'i memang seharusnya begitu. Mereka tidak akan mengucapkan apa yang tidak mereka perbuat.
Dan itu dimulai dengan tahajjud, yakni ibadah yang dilakukan di saat sendiri. Saat kita memang hanya ingin dilihat oleh Allah saja. Kalau udah jujur kepada Allah, artinya akan punya integritas untuk kemudian jujur dalam tindakan-tindakan yang akan dilihat manusia, sehingga meskipun tindakannya dilihat manusia, mereka tidak melakukannya untuk mengesankan manusia.
Maka diam itu benar-benar emas ketika hati ingin menjelaskan berlebihan hanya untuk membersihkan nama baik kita. Ketika kita mungkin ingin mengeluarkan muntahan emosional yang justru kadang malah merugikan martabat kita. Hanya orang-orang yang bertahajjud yang mampu tetap menahan diri dan memelihara kehormatannya saat satu dunia menyalahpahami dan mendzoliminya.
Diamlah, biarkan kekuasaan Allah yang bicara untuk meluruskan pemikiran dan ucapan orang lain yang bengkok. Diamlah, yang terpenting adalah kedudukanmu di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia. Diamlah, manusia tidak menginginkan penjelasan darimu, tetapi Allah senantiasa menginginkan perbaikan darimu. Manusia mencemarkan nama baikmu sedangkan Allah selalu menjaga aib-aibmu.
— Giza, kali ini tolong lanjutkan perjalanan sambil hanya ingin dilihat Allah
710 notes · View notes