Tumgik
ijutirawan · 4 years
Text
Sebulan Lamanya
Sebuah notifikasi muncul di laman facebook
Ajakan mengikuti seleksi pembinaan mahasiswa
“Belum menarik hati”, ujar hati
Waktu itu sekitar siang pukul 2 siang 
Sangat panas dan tidak terlalu memikirkan informasi apapun di sosmed
Hanya lewati dan lanjut aktifitas kuliah
Sore selepas kuliah ke tiga
Penasaran kembali buka informasi tadi siang
Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis
Sangat tinggi, kualifikasinya jika dibanding keadaan diri sendiri
Butuh perjuangan bagi anak yang masih memiliki banyak kekurangan
Tidak begitu asing memang
Ada beberapa kakak kelas juga peserta program itu
Sedikit banyak tahu melalui informasi kanan kiri 
Juga pernah baca informai di situs resminya
Banyak yang menginginkan sepertinya
Banyak kampus yang tidak berkesempatan ikut
Program itu masih terbatas pada kampus-kampus ternama
Sayang sekali
Dorongan dari kakak kelas
Kredibilitas lulusan pembinaan
Rumor perjuangan yang harus ditempuh
Sangat mempengaruhi pilihan
Banyak hal yang harus dikorbankan
Waktu akan disibukan dengan jadwal padat
Hidup satu asrama bersama puluhan mahasiswa lainnya
Dan itu cukup sulit bagi yang tidak biasa hidup rame-rame
Sebulan lamanya mempertimbangkan
Sekadar mengikuti seleksi, itupun belum tentu diterima
Dengan berat hati diantara keyakinan yang tinggi tapi rintangan lebih tinggi
Keputusan mengikuti seleksi menjadi tekad
Tak ada alasan nyaman sendiri dalam kostan
Lebih banyak waktu luang daripada melakukan kegiatan 
Diam dalam zona nyaman
Menjadi tantangan awal sekaligus keputusan besar
Seleksi betul ketat
Ratusan mahasiswa dari dua perguruan tinggi ternama di Surabaya ikut serta
Tak ada pikiran apa-apa 
Apalagi menyerah
Yang ada, hanyalah melakukan setiap tugas yang diberikan 
Berbagai tahap dilakukan
Berujung pada satu keputusan penyelenggara
35 mahasiswa diterima sebagai penghuni sekaligus peserta program pembinaan
Itu menjadi konsekuensi awal atas keputusan dan proses seleksi yang diikuti sepenuh hati
Selalu ada konsekuensi, ahh..
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Langit Kelabu Surabaya Menjadi Saksi (Kelas Matahari)
2014 akhir menjadi langkah baru
Kepercayaan melekat menjelang awal tahun
Sebuah status baru disematkan pada ia yang selalu saja salah
Meskipun semakin waktu semakin berkurang dan selalu belajar dari kesalahannya yang dulu
Menjadi ketua untuk sebuah komunitas adalah ujian terbesar baginya
Menjadi kepala dari sebuah kapal yang harus dinakhkodai 
Mempertaruhkan segala hal tentang pribadinya
Baik buruknya komunitas ada ditangannya
Tugas itupun ia jadikan sebagai ujian
Meskipun secara jelas ia belum siap
Tapi tekadnya membawa ke arah yang lebih sulit
Kekurangan diri, kelemahan dalam berpikir, sepertinya harus selalu dilatih
Bukan pada titik menyerah, melainkan pada titik semakin berubah untuk lebih baik
Mengajar adalah tugas utamanya
Membimbing dan membersamai seluruh anggota adalah tugas penting lainnya
Tidak boleh hanya satu yang dipilih, harus selalu beriringan
Sulit tapi harus terus dilakukan
Konsep belajar ceria bagi anak
Bermain sambil belajar bersama-sama
Mendongeng adalah metode utamanya
Lalu bernyanyi, menyampaikan pengalaman masing-masing
Anak-anak selalu suka dan antusias ikut serta
Kekurangannya, bicara masih selalu tidak lancar
Efek dari sakitnya masih begitu terlihat
Belum lagi setiap rapat harus bisa menjadi pemimpin yang baik
Ia selalu berusaha dengan itu, meskipun ia sering merasa ingin menyerah
Kelas Matahari namanya
Saat ini menjadi dosa besarnya
Kegagalan dirinya
Menyebabkan nama itu seolah hilang ditelan badai 
Keterbatasannya belum mampu menjalani itu
Tapi ia selalu ingin berusaha dan memperbaiki 
Biarpun tak akan mengubah keadaan
Setidaknya ia belajar bertanggung jawab atas masa lalunya
Ia yang selalu berusaha dengan cara bicaranya
Ia yang selalu menghadapi ujian dalam hidupnya
Ia yang seringkali gagal tapi selalu bangun
Kali ini sepertinya ia harus lebih banyak belajar lagi
Komunitas itu menjadi korban 
Ketidakmampuan dirinya mengelola dan mengajar
Entah bagaimana kabar anak-anak yang selalu suka dan antusias
Dengan berbagai metode yang pernah ia dan komunitasnya lakukan
Bagaimanapun ia telah belajar menjadi dewasa
Belajar berbicara, menjadi pemimpin yang baik meskipun belum berhasil 
Langit kelabu Surabaya menjadi saksi jatuh bangunnya
Lalu hatinya menjadi saksi tangis di setiap usahanya
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Episode XXI : Ingin Lebih Mendalami Lagi, Katanya
Alasan waktu itu, karena nilai
Tahun berikutnya di semester ganjil
Mata kuliah yang sama menjadi pilihan
Alasan diplomatisnya, ingin mendalami mata kuliah
Pada kelas perdana, dosen yang sama 
Kelas juga yang sama, hanya peserta kuliah yang berbeda
Ia jadi angkatan tertua diantara yang lainnya
Sebagai komandan tingkat di angkatannya, ada previlage lebih, lebih ke gengsi
Ia tinggalkan previlage itu, baginya kuliah untuk belajar bukan yang lain
Belajar aplikasi baru, materi baru meskipun mata kuliah sama
Lagi-lagi ia lebih cepat mengerti daripada peserta kuliah lainnya
Bukan karena ia pintar, ia lebih dulu mencuri waktu untuk belajar
Dan, lagi-lagi ia mengajukan diri untuk menyampaikan tutorial aplikasi
Bukan karena ia pintar, ia sedang terus belajar agar berbicara lebih lancar 
Meskipun beberapa kali pernah mengambil bagian berbicara di depan umum
Ia mampu dan cukup lancar
Bukan berarti dikesempatan berikutnya ia tidak belajar
Ia akan belajar lebih, belajar diatas rata-rata orang belajar
Jika orang lain hanya butuh waktu sepuluh kali belajar
Maka ia harus meluangkan waktu untuk seratus kali belajar
Hari itu, ia maju ke depan kelas
Mulai mengucapkan kata salam, seperti biasa
Ia mulai menuturkan cara menggunakan aplikasi 
Satu per satu, dari cara memasukkan sitasi
Cara menambahkan sitasi baru, lalu cara memilih jenis atau model sitasi
Berawal dari kata dosennya, ia sedang ingin mendalami
Sebagai alasan yang sebenarnya adalah ia mengulang mata kuliah karena nilai
Hingga ia memanfaatkan kesempatan menguji kemampuannya
Menjelaskan materi kuliah di depan peserta kuliah lainnya
Ia ingin belajar agar bisa berbicara seperti orang pada umumnya
Itu intinya, selebihnya adalah kewajibannya sebagai murid untuk belajar dan belajar 
Usahanya tak pernah putus
Kesulitan berbicara selalu ia hadapi
Setiap waktu disepanjang hari
Tekad dan daya juangnya menjadi jawaban atas kesulitan itu
Ada hasil dari proses yang sungguh-sungguh
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Episode XX : Ingin Lebih Mendalami
Setiap mata kuliah mempunyai dosen dengan karakter beragam
Tak hanya itu, tugasnya berbeda jauh dengan semasa SMA
Berbagai hal telah ia lewati 
Pengalaman di kelas telah mendidiknya 
Menjadi selangkah dari sebelumnya
Seringkali memberanikan diri 
Menjadi presentator di kelas 
Tak jarang pula ia kesulitan sekadar mengucapkan kata sapaan
Sesekali kesulitan berbicara di tengah-tengah presentasi
Dalam satu perkuliahan 
Ia memberanikan diri menyampaikan materi 
Alasannya, ia lebih cepat mengerti tentang aplikasi yang dipakai dalam perkuliahan itu
Siapa yang lebih mengerti, ia yang menjelaskan di depan kelas kepada teman-temannya
Tutorial lebih tepatnya
Ia menjelaskan langkah demi langkah 
Mulai dari cara memilih type/model yang hendak dipakai
Kemudian cara memasukkan sumber dalam kolom
Selanjutnya cara menambahkan data
Itu semua tentang cara memasukkan daftar sitasi yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah
Aplikasi daftar pustaka ini lebih memudahkan penulis untuk mencari tulisan dari daftar pustaka yang sudah dicantumkan
Secara tertata, disampaikan dengan kata-kata yang ia pilih 
Semua mahasiswa di kelas memperhatikan dengan seksama
Bukan tanpa tapi, ia telah berusaha di tempat lain dan dikesempatan lain untuk menyampaikan materi
Dalam kondisi itupun, ia adalah hasil dari usaha sebelumnya
Hari itu, ia dengan sukses memberikan tutorial kepada teman-temannya
Bukan usaha yang instan
Ia telah mendalami aplikasi itu sebelum dosen mempraktekkannya di kelas
Selangkah lebih maju, selangkah lebih mencintai apa yang ia kerjakan
Tanpa menunggu jadwal kelas tiba untuk menjelaskan itu
Setelah ia melihat silabus dan tahu ada aplikasi itu, ia mencari informasi lebih sebelum kelas mulai
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Episode XIX : 30 Kali Untuk 8 Menit
Kali ini tahun kedua
Ia mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa di bidang yang sama
Yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat 
Bertempat di Pulau Madura, berkelompok dengan teman-temannya dari berbagai bidang ilmu 
Hampir setiap waktu setelah lepas tugas kuliah
Ia dan teman satu kelompoknya berkumpul membahas konsep yang akan diterapkan 
Seringkali malam setelah beroirganisasi juga mempersiapkan program pengabdian ini
Selama kurang lebih dua bulan melakukan survei ke ujung pulau
Segala hasil survei lalu dibuat tulisan dalam proposal
Semakin banyak berinteraksi dan bersosialisasi
Ia sedikit berbeda
Gaya bicara mulai sedikit lancar
Bisa bicara tanpa banyak berhenti ditengah-tengah kata
Gazeo Fakultas Ilmu Budaya menjadi tempat favorit
Menyusun konsep dan cara menerapkannya di lapangan
Diskusi kelompok selalu hangat
Ia selalu berusaha menuturkan kata dengan baik
Agar segala saran dan pendapatnya dimengerti dengan jelas
Empat bulan berlalu
Ia laksanakan pengabdian di pelosok pulau
Akhirnya tiba pada satu moment
Memperesentasikan tentang segala hal yang sudah dilaksanakan
Gedung Rektorat menjadi tempat pelaksanaan
Semua peserta sudah mendapat giliran
Siapa yang bagus, dia yang akan maju ke tahap nasional
Hanya sepuluh menit waktu yang diberikan
Menunjukkan semua kemampuan kelompok
Segala hal dalam sepuluh menit
Ia beranikan menjadi leader dalam presentasi
Bukan tanpa alasan, ia menunjukkan percaya diri yang tinggi di antara teman-temannya
Namun tetap ada ada satu hal
Cara berbicaranya masih sangat kurang
Power point telah disiapkan sesuai tugas masing-masing
Ia mempelajari banyak referensi buku
Cermin menjadi salah satu media yang ia gunakan 
Teman satu kos juga beberapa teman kelasnya
Menjadi bagian dari ujiannya berlatih presentasi
Pertama, 15 menit dihabiskan untuk menjelaskan seluruh materi
Masih jauh dari harapan
Presentasi selanjutnya, masih tetap 15 menit
Ia tak menyerah dan terus melakukannya depan cermin
Hingga satu minggu berlalu, ia sudah habiskan hampir 28 kali berlatih presentasi
15 menit menjadi 14 menit, lalu turun menjadi 13 menit
Selanjutnya tetap bertahan di 13 menit
Hingga mencapai 20 kali berlatih, ia mampu bertahan menyampaikan materi dalam sepuluh menit
Waktu presentasi depan juri tinggal dua hari lagi
Ia selalu berlatih depan teman-temannya
Depan cermin setelah ia tiba di kostan
Dan pada akhirnya ia mampu mengontrol waktu dan gaya berbicaranya
Pada pagi yang ditunggu-tunggu
Peserta siap termasuk ia dan kelompoknya
Sebelum masuk di ruangan, ia berlatih untuk terakhir kalinya
Setelah satu hari sebelumnya ia mampu berlatih hanya dengan delapan menit
Maka hari ini ia harus seperti kemarin bahkan lebih baik lagi
Ruangan begitu dingin
Penguji berjumlah tiga orang telah siap
Materi telah dibuka
Salam menjadi kalimat penyapa
Senyum menjadi hal penting lainnya
Dalam hatinya, “Semua akan baik-baik saja”
Dukungan temannya begitu besar
Slide pertama mulai dibuka
Semua sesuai rencana
Tak sia-sia berlatih 30 kali
Ia berhasil menyampaikan dalam delapan menit 
Materi yang disampaikan begitu jelas dan mudah dimengerti
Itu pendapat teman-temannya
Begitu juga respon dari para penguji berkesan dengan presentasinya
Lagi-lagi usaha tak mengkhianati hasil
Ia selangkah lebih maju
Tak hanya bisa berbicara lancar
Juga kontrol waktu yang baik
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Kelas Berbagi Dua
Hampir setiap dua minggu sekali
Waktu sudah dijadwalkan 
Biasanya di jum’at malam setelah selesai tugas di kampus
Berangkat ke ujung Pulau Madura
Mencari dan mengumpulkan perlengkapan biasanya mulai dilakukan di hari Kamis
Segala kekurangan kemudian dilengkapi di Jum’at sore
Tidak hanya perlengkapan pribadi seperti jaket wajib dibawa karena perjalanan dilakukan malam hari
Perlengkapan untuk mengajar pun tidak pernah akan dilupa
Buku gambar, alat tulis, dan pelengkap lainnya harus selalu ada
Perjalanan sekitar 3 jam kurang lebih menggunakan motor
Satu orang membonceng satu orang
Jika terasa lelah, maka secara bergantian membawa motor
Kecuali jika turun hujan, semua akan mencari warung kopi yang masih buka
Jalanan cukup gelap, jarang tersedia lampu jalan
Suasana pun begitu sepi
Terkadang rasa takut itu datang akibat dengar cerita
Banyak begal yang berkeliaran di malam hari
Waktu itu, hanya bisa berdoa saja, ditambah lebih hati-hati
Selebihnya serahkan pada Tuhan
Keesokan harinya anak-anak sudah siap sedia
Menyambut semua kakak volunteer dari Surabaya
Di sebuah sekolah di desa yang cukup jauh dari kota
Semangat anak-anak terlihat di pagi yang masih sendu itu
Kelas sangat riuh,  sepertinya jumlah satu kelas lebih dari 20 anak
Rasa penasaran kemudian masuk ke dalam kelas
Bentuk ruang tetap sama, persegi empat
Bangku dan meja tetap sama menghadap ke depan
Di depan terdapat papan tulis yang sepertinya sudah lama sekali
Pintu di sebelah kiri depan
Meja guru di sebelah kanan di depan
Ada hal berbeda
Satu ruangan ada dua kelas berbeda
Kelas 3 dan kelas 4
Tepat di tengah-tengah antara keduanya ada satu buah triplek panjang
Menjadi sekat antara kedua tingkatan kelas itu
Ruang yang tersedia hanya empat
Satu ruangan untuk kantor, tiga lainnya untuk ruang belajar
Kelas 1 dan 2 digabung, 3 dan 4, 5 dan 6
Materi yang disampaikan kepada anak-anak selalu berkaitan dengan profesi
Memberikan wawasan kepada anak tentang berbagai jenis profesi yang ada di Indonesia
Metode permainan, belajar sambil bermain sangat diminati oleh anak-anak
Antusias mereka begitu terlihat
Keterbatasan fasilitas tak menurunkan semangatnya mempelajari hal baru
Harapan-harapan terlihat dari pelupuk bola matanya
Senyum yang begitu tulus
Tawa yang lepas, lalu kembali belajar tentang profesi
Sayangnya, waktu terlalu cepat berlalu
Mungkin karena terlalu asyik bersama
Tapi tak apa, dua minggu lagi akan segera berjua
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Jembatan Suramadu
Kesempatan selalu datang
Selanjutnya kembali pada diri sendiri
Akan mengambil kesempatan itu, atau membiarkannya berlalu
Termasuk bertemu dengan orang yang tidak pernah tahu sebelumnya
Kesempatan bergabung bersama kelompok pengajar 
Setiap dua minggu sekali pergi ke sebuah desa di Ujung Pulau Madura
Menyapa lebih dekat, berbagi lebih intens,
Bersama anak-anak menghabiskan waktu bermain sambil belajar
Biasanya setiap jumat malam
Berangkat ke Pulau Madura menggunakan sepeda motor
Kencangnya angin Jembatan Suramadu  Begitu dingin tapi selalu dinanti  Melepas segala hal tentang segala hal tentang tugas kuliah
Dan bersua dengan anak-anak yang membuat bahagia
Tiba di Madura pas di pertengahan malam
Sambutan hangat selalu dirasakan
Makan malam, lalu istirahat
Esok pagi lanjut beraktifitas
Keluarga dimana biasa tinggal bersama teman-teman 
Mereka adalah keluarga dari salah satu anggota pengajar
Begitu baik dan perhatian
Banyak yang mereka bantu untuk semua
Pagi setelah sarapan semua mulai menuju ke desa yang cukup jauh dari kota
Kata hati-hati dan semoga dilancarkan selalu terdengar dari rumah tempat menginap
Lekas menuju sekolah yang cukup memprihatinkan keadaannya
Dua kelas digabung dalam satu ruangan
Tidak ada pembatas tembok, hanya sehelai triplek untuk membatasi anak antar kelas
Papan tulisnya tetap sama, gurupun tetap di meja yang sama
Namun satu makna yang selalu terngiang-ngiang
Keikhlasan hati dikondisi bagaimana pun
Semangat belajar tak boleh putus
Keadaan bukan sebagai batu sandungan yang tidak bisa diakali
Semua tergantung pada diri sendiri 
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Episode XVIII : Sosialisasi Popok Bayi
Bisa dibilang mahasiswa baru
Rasa takut selalu datang ketika hendak berbicara di depan teman-temannya
Tapi ia selalu berusaha melawan rasa takut itu
Banyak kegiatan ia ikuti meskipun hatinya selalu bergetar
Semester dua ini ia diajak oleh kakak kelasnya mengikuti kegiatan
Program Kreativitas Mahasiswa di bidang pengabdian kepada masyarakat
Waktu itu Jombang menjadi tempat pengabdiannya
Tentang sampah popok bagi yang mendominasi sampah yang dibuang ke sungai
Konon katanya, jika sampah popok bayi dibakar akan terjadi Suleten, bentol-bentol pada bayi
Anggapan itu sudah berlangsung lamanya
Berdampak sungai yang tidak begitu besar, airnya meluap ke jalan dan pemukiman warga
Banjir istilah umumnya
Alasan-alasan tersebut, ia dan kakak kelasnya datang untuk sosialisasi
Mengurangi penumpukan popok bayi sekali pakai di sungai
Melalui sosialisasi kepada para ibu yang mempunyai balita
Lalu menawarkan sedikit solusi yang bisa dilakukan 
Mengubur di belakang rumah karena rata-rata hakaman rumah begitu luas
Sebagian menjadi ranah tim kelompok mahasiswa
Mengubah jel menjadi pupuk untuk tanaman atau sayuran
Rasa takutnya ia lawan
Bukan hanya harus lancar berbicara 
Ia harus pandai menyampaikan informasi dengan jelas dan dimengerti oleh masyarakat
Suatu tantangan besar dan berat bagi dirinya
Bahkan sebelum melakukan itu
Tantangan lain pun sudah datang silih berganti
Proses pembuatan proposal dari sebuah ide
Diskusi hampir setiap hari selepas pulang kuliah
Tantangannya ia harus menyampaikan segala hal secara efisien
Bukan dengan kata-kata yang sangat terbata-bata dan terpotong-potong
Anehnya, semua itu ia lalui melalui usaha yang begitu besar
Mungkin teman-temannya tak mengetahui itu
Dan ia pun tak pernah menceritakan kesulitan itu
Sepertinya tak begitu penting untuk diceritakan
Pada pagi itu, ia tepat berada dihadapan semua ibu-ibu yang hadir
Kakak kelasnya mempersilakan ia untuk menyampaikan materi
Tentunya rasa tidak percaya diri muncul karena pikirnya susah untuk berbicara apalagi menyampaikan materi kepada orang baru yang harus dengan jelas dan mudah dimengerti
Semua sudah siap mendengar apa yang akan disampaikan oleh ketiga mahasiswa ini
Ucapan salam memecahkan ketegangan
Lalu senyum dan lanjut menanyakan kabar 
Berakhir menjelaskan maksud dan tujuan datang ke kampung 
Satu patah dua patah mulai terucap dari bibirnya 
Pelan dan jelas menyampaikan berita
Meski dalam hatinya begitu bergetar dan terus berusaha agar tidak gagu
Sesekali ia senyum, seolah interaktif, tidak beri ampun atas gagunya
Hingga diakhir diskusi dan masukan dari masyarakat
Acara itu lancar
Bukan karena ia sudah bisa berbicara
Ia habiskan berhari-hari menguasai materi 
Belajar berbicara sendiri mempersiapkan hari ini
Dalam hatinya, yang penting kuasai materi dan latihan berbicara lebih sering
Kunci terakhir harus berani malu dan salah 
Hari itu menjadi moment dalam hidupnya
Kebanggaan dirinya telah melewati berbagai hal tantangan besar
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Hangat dan Banyak Makanan
Pagi yang berkabut, suasana pedesaan begitu terasa
Sarung masih terpakai di badan
Hembusan uap dari mulut masih begitu terlihat
Usap kulit terasa sedikit halus
Bapak dan ibu sudah duduk di dapur
Bapak biasa mengambil alih buat sambal
Ibu lebih jago menyajikan olahan makanan berbahan dasar kentang
Dalam sekejap, donat kentang, kentang goreng, dan kentang kukus sudah tersedia di meja
Saya dan teman-teman kelompok KKN lebih banyak menjadi asisten
Membantu mempersiapkan apa yang bapak dan ibu butuhkan
Kami terus belajar dari kedua orang tua angkat ini
Sekarang bapak dan ibu bukan lagi punya anak tiga tapi sudah bertambah sesuai jumlah mahasiswa KKN yang tiba disini
Setiap pagi dapur selalu hangat
Gelak canda tawa selalu terdengar
Makanan menjadi teman berlangsungnya kehangatan 
Hidup seolah tanpa beban, senyuman selalu terpancar dari bibirnya
Kehidupan desa yang dirindukan oleh siapa saja yang menginginkan makna hidup sesungguhnya
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Tri Hita Karana II
Falsafah Hidup menjadi pedoman,
Harmonis dengan unsur-unsur di bumi,
Tak terlupa, harmonis dengan Sang Pencipta,
Segala tindakan berdasar atas ini,
Pagi-pagi sudah bergegas bangun,
Ibu asuh sudah menyiapkan sarapan pagi, 
Bapak asuh menenangkan si anak kembar yang hendak berangkat sekolah,
Cuaca masih enggan menampakkan cerahnya,
Sepertinya pagi ini cukup berbeda,
Ada sedikit perayaan bahagia,
Kentang sudah memasuki musim panen,
Hingga pegawai sudah siap dengan perlengkapannya,
Bapak punya sedikit kebun kentang,
Hari ini sesuai rencana akan dipanen,
Semua pegawai bapak sudah kumpul dari pukul 7 pagi,
Truk pengangkut sudah disiapkan di depan rumah,
Hampir satu hari penuh,
Bapak dan ibu di kebun menemani para pegawai,
Ibu sudah tahu dengan segala kondisi, 
Semua makanan tersedia untuk mendukung semangat kerja,
Menariknya, semua makanan berbahan dasar kentang,
Ada donat kentang, sambal kentang, kentang kukus,
Yang jadi favorit adalah kentang muda yang dikukus,
Gelak tawa sering terdengar,
Bapak memang orangnya humoris, ibu juga,
Ditambah ada satu anak yang biasa ikut bapak, 
Pekerjaan terasa lebih ringan, dan panen menjadi moment kekeluargaan terjalin,
Menjelang hari yang menggelap,
Warna mentari berubah menjadi jingga,
Semua pulang dengan penuh bahagia,
Bersyukur atas segala hal karunia Tuhan hari ini,
Tak peduli apapun hasilnya,
Rasa syukur dan ikhlas menjadi respon diri,
Jika hasil belum sesuai harapan, 
Usaha di depan harus lebih dikuatkan,
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Tri Hita Karana I
Suhu begitu dingin, mungkin sangat dingin,
Lebih banyak kabut, apalagi di pagi dan sore menjelang malam,
Kain sarung menjadi perlengkapan wajib di luar maupun dalam rumah,
Kupluk atau kerpus pun menjadi penghias kepala,
Pertanian didominasi oleh kentang, 
Air cukup melimpah dan jernih,
Akses jalan belum begitu bagus,
Suasana sangat asri, jauh dari hiruk pikuk kendaraan,
Hanya beberapa kendaraan pengangkut kentang,
Masyarakat mayioritas Hindu,
Pura dimana-mana,
Bertepatan dengan ulang tahun Pura,
Upacara Peodalan digelar, 
Pagi hari semua sudah dengan kostumnya,
Ikat pinggang dari kain dan kebaya untuk perempuan,
Ikat kepala dan kain sarung khas Hindu untuk laki-laki,
Semua menuju ke Pura terbesar yang ada di desa,
Waktu itu, semua sudah siap di mobil pick up,
Tak lama, mobil segera menuju Pura,
Disana sudah penuh dengan semua umat Hindu lainnya dari beberapa desa sebelah,
Semua mulai masuk ke Pura, membawa makanan dan banten sebagai persembahan,
Upacara Peodalan dipimpin oleh salah satu pimpinan Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat kecamatan,
Pengunjung lain duduk bersimpuh menyaksikan proses,
Petugas menjadi bagian dalam proses upacara,
Semua kegiatan berjalan lancar,
Persembahan tadi dimaksudkan sebagai wujud syukur atas Sang Hyang Widi Wasa,
Segala kemakmuran yang didapat atas berkatnya,
Rasa syukur terhadap hasil pertanian,
Kehidupan damai dan penuh kasih,
Cukup tapi berbahagia,
Sungguh terasa,
Umat Hindu di Tengger, kaki Gunung Bromo,
Hubungan antara manusia dengan Tuhan,
Hubungan antara manusia dengan manusia,
Hubungan antara manusia dengan alam semesta,
Tri Hita Karana,
Tiga penyebab kebahagiaan,
Menjadi falsafah hidup masyarakat desa,
Semua harmonis dengan rasa cukup, bukan berlebih,
Banyak hal yang bisa ditiru,
Hidup bahagia dengan bersyukur,
Ikhlas dengan yang tidak sesuai harapan diri,
Dan semua aktifitas selalu menyertakan Tuhan didalamnya,
Hari itu, upacara berjalan dengan lancar,
Tak hanya upacara di Pura, 
Festival pun digelar, dan diakhiri dengan makan bersama di tempat yang telah disediakan, 
Semua terlihat bahagia dan bersuka cita,
Cerita hari itu pun menjadi kenangan yang akan selalu diingat,
Pelajaran demi pelajarannya menjadi ukuran diri dalam bertindak sebagai manusia,
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Episode XVII : Tampil Berbeda
Tiba-tiba ada suara di belakang,
Rekomendasi untuk mengikuti program kampus,
Ini yang pertama kali dilakukan,
Tentunya akan menjadi hal baru untuk semua di kampus,
Waktu itu sedang duduk santai di sekretariat BEM,
Selepas beberapa hari sibuk mengunjungi beberapa media massa dan televisi lokal di Surabaya,
Di sudut lain, kementerian berbeda sedang sibuk melakukan rapat sesuai programnya masing-masing,
Ada beberapa orang sedang ramai membicarakan program baru,
Tahun ini, waktu itu, akan diadakan pemilihan duta kampus,
Program baru dari salah satu kementerian,
Tapi tak ada niat dan rasa tertarik untuk mengikuti,
Sudah terbayang kriteria seperti apa yang akan dipilih,
Satu tahun berlalu,
Program baru sudah terlaksana, 
Tibalah tahun ini untuk mengadakan untuk kali kedua,
Ada sedikit rasa ketertarikan terhadap program itu,
Bukan karena apa-apa, tapi karena kualifikasi yang disyaratkan sudah bisa dipenuhi, kecuali cara berbicara,
Dengan tekad kuat, dia beranikan diri menjadi salah satu peserta,
Dengan mengumpulkan berkas-berkas dan uang pendaftaran,
Namanya masuk dalam daftar,
Rasa gugup selalu datang,
Proses seleksi dilaksanakan,
Pengumuman peserta lolos tahap 1 melalui Twitter,
Tanpa disangka, ia menjadi salah satu peserta yang lolos tahap administrasi,
Rasa gugup semakin menjadi-jadi,
Selanjutnya tahap wawancara dan penampilan seni bakat,
Acara dimulai pukul 8 pagi di salah satu ruang kuliah Fakultas Kedokteran,
Pada sesi seni bakat, semua peserta dalam satu ruangan lalu semua penampil secara bergantian menunjukkan bakatnya,
Tapi pada sesi wawancara, hanya diperbolehkan satu per satu masuk ke dalam ruangan khusus,
Ia sadar, berbicara belum begitu lancar meskipun beberapa kali bisa melalui tantangan tertentu,
Begitu gugup, masuk dalam ruangan, telah duduk tiga orang,
Psikolog, Humas Universitas, dan Pemenang Duta Kampus tahun lalu,
Duduk, pertanyaan demi pertanyaan ia jawab,
Coba tenangkan diri, namun berbicaranya terganggu, sedikit gagu,
Tanpa disadari, tanpa diduga, tanpa berpikir berlebih,
Ia masuk menjadi salah satu peserta yang lolos ke tahap berikut,
Karantina selama beberapa minggu,
Belajar berbagai hal tentang menjadi seorang representasi kampus,
Sejarah kampus, wawasan kebangsaan, bakat, attitude menjadi hal yang penting,
Karantina terakhir,
Latihan koreografi untuk keperluan Malam Grand Final,
Lagu dan gerakan harus sesuai,
Cara berjalan dengan gaya yang lebih baik, tegap dan penuh percaya,
__________________
-----------------------------
Bersambung........
______________________
-------------------------------------
Cukup megah menghadap danau,
Penonton begitu banyak,
Juri sudah dengan posisinya,
Semua peserta sudah dengan kostumnya,
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Episode XVI : Duduk Dengan Tenang
Jarang terjadi hujan,
Cuaca sangat panas,
Polusi dimana-mana,
Kendaraan cukup padat, apalagi disaat jam pulang kerja,
Ia sibuk di kampus,
Saat ini mungkin lebih sibuk lagi,
Jabatan baru telah ia gelar,
Staff Kemenhublu bidang Media Massa,
Semua kementerian telah sibuk dengan agenda masing-masing,
Susunan struktur, program terdekat, dan tentunya family gathering,
Saling mengenal lebih dekat, pererat rasa kekeluargaan,
Agenda pertama pun ditentukan minggu depan,
Rapat menjadi awal pembuka kepengurusan,
Lalu semua telah berkumpul sesuai jadwal yang disepakati,
Mulai membuka rapat perdana,
Gugup pastinya,
Apalagi yang hadir adalah orang-orang yang profesional dibidangnya,
Bukan yang pertama lagi,
Telah banyak dilaluinya,
Banyak jatuhnya mungkin jika tahu semua perjuangannya,
Untuk satu kali berbicara depan banyak orang,
Ada usaha panjang yang harus diselesaikan,
Tiba di waktu yang telah ditentukan,
Posisi siap menerima apa yang akan disampaikan di kata pertama,
Ia tetap pada perasaannya,
Gugup dan berusaha duduk tenang,
Mengucap doa dalam hati lalu mengucap kata pertama,
Lagi-lagi, kata pertama yang keluar adalah hasil latihan,
Mungkin berlatih dari sejak beberapa hari lalu,
Video, internet, dan sumber lainnya ia jadikan sebagai referensi lainnya,
Kata pertama yang diucap, 
Sedikit terlihat gugup tapi lancar,
Posisi duduk tenang menentukannya bisa lancar berbicara saat rapat dimulai,
Hingga akhir, ia berusaha untuk tetap bisa berbicara lancar layaknya tak pernah terjadi apa-apa,
_______________
-------------------------
Bersambung......
____________________
---------------------------------
Tiba-tiba ada suara di belakang,
Rekomendasi untuk mengikuti program kampus,
Ini yang pertama kali dilakukan, 
Tentunya akan menjadi hal baru untuk semua di kampus,
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Episode XV : Berkembang Bersama
Ada bunyi pesan singkat,
Sepertinya dari teman satu kelas atau organisasi,
Ternyata bukan,
Pengumuman yang membuat bahagia,
BEM Universitas menjadi tempat menempa diri,
Pengalaman pertama, 
Waktu itu di tanggal 21 April 2013,
Semua sudah dengan persiapan masing-masing,
Sesuai informasi yang didapat dari pesan singkat,
Pagi hari di depan halaman sekretariat BEM,
Batik menjadi pakaian wajib di waktu itu,
Bertepatan pengumuman anggota baru,
Pas dengan peringatan Hari Kartini,
Berkumpul bersama orang-orang berprestasi di bidangnya,
Jiwa kepemimpinan yang begitu terasa,
Jiwa sosial terlihat sejak pertama kali berjumpa,
Kecakapan dalam berbicara depan khayalak umum pun sudah mulai disaksikan,
Semua dengan kelebihan masing-masing,
Pawai dimulai dari Kampus B menuju Kampus C,
Kebetulan memang universitas terdiri dari tiga kampus,
Kampus A, Kampus B, dan Kampus C,
Jaraknya tidak begitu, berkisar 5-10 menit antar kampus, jika lancar,
Danau Love sebutannya,
Menjadi tempat berkumpul
Setiap kementerian menunjukkan penampilan terbaiknya,
Terutama para Kartini masa kini tak kalah berbakat,
Dan, Kementerian Hubungan Luar menunjukkan kepiawaiannya dalam membawakan acara,
Lagi, lagi, 
Kemampuang yang gagu diuji,
Meskipun sudah seringkali berbicara depan publik,
Tapi tak jarang pula selalu kesulitan berbicara bagaimana semestinya,
Hari itu, salah satunya,
Kepiawaiannya dalam membawa acara diuji,
Tentunya ia sudah berlatih mungkin ratusan kali di waktu sebelumnya,
Semua harus direncanakan secara matang,
Perjuangan untuk membawa acara pun terus diasah,
Youtube menjadi salah satu media yang ia jadikan sebagai tempat belajar,
Tiba gilirannya, ia membawakan acara,
Degdegan selalu hadir sebelum memulai sesuatu yang belum kita kuasai sepenuhnya,
Bahkan tak jarang seorang reporter televisi yang profesional pun masih ada rsa itu ketika hendak memberitakan kejadian,
Semua dengan prosesnya masing-masing,
Ia beranikan diri, coba kuasai diri,
Mencoba berbicara dengan jelas dan lugas,
Keluarkan semua kemampuan hasil latihan hari-hari kemarin,
Acara hari itu sungguh berikan banyak pelajaran,
Belajar bagaimana menjadi pemandu acara yang baik dari staff lainnya,
Belajar memimpin suatu organisasi yang besar di kampus,
Belajar berdiskusi dan bermusyawarah di setiap akan ada keputusan yang diambil,
Semua berkembang dan berjuang bersama,
Menjadi lingkungan yang baik bagi ia yang gagu,
_______________
--------------------------
Bersambung......
___________________
--------------------------------
Mulai membuka rapat perdana,
Gugup pastinya,
Apalagi yang hadir adalah orang-orang yang profesional dibidangnya,
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Sudut yang Berbeda
Mengenyam pendidikan di kota besar,
Berikan banyak pengalaman,
Pergaulan di lingkungan beragam,
Berbagai sukubangsa dalam satu pergaulan,
Saling memahami tercipta,
Perantau bersukubangsa lain berikan pelajaran,
Tentang cara hidup berbeda, tapi bukan untuk diperlakukan khusus,
Semua tentang mengetahui, memahami, saling menghormati,
Dunia kampus salah satu wadahnya,
Pergaulan dengan berbagai sudut,
Sudut pergaulan dunia seni, organisasi,
Beserta pengalaman yang beragam,
Melengkapi pengalaman dunia yang kaya,
Tak jarang saling berikan pengalaman,
Menarik dan sesekali menjadi bahan bertukar pikiran,
Waktu itu ada empat orang dalam satu kelompok belajar,
Batak, Jawa, Jawa-Dayak, Sunda,
Perbedaan pemahaman tentang suatu kebiasaan selalu ada,
Menurut pandangan Sukubangsa Jawa seperti ini,
Tapi menurut Sukubangsa Batak adalah itu,
Seringnya pada istilah penamaan suatu benda,
Melihat suatu hal dari sudut pandang budaya lain,
Berikan wawasann baru,
Tidak hanya terbatas pada bahasa, juga agama dan unsur budaya lainnya,
Jika ditanya, kenapa karakter orang Batak seperti itu,
Karakter orang Sunda yang halus,
Jawa yang ulet, Dayak yang masih memegang budaya leluhurnya,
Jawabannya, bergaul terlebih dahulu dengan aktor budaya yang bersangkutan,
Lalu akan temukan jawaban yang bijaksana,
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Episode XIV : Belum Usai
Memasuki tahun kedua kuliah,
Kehidupan kampus sudah mulai terbiasa,
Aktifitas mulai padat, 
Kuliah-UKM-organisasi tingkat fakultas-pulang,
Belajar tetap jadi yang utama, 
Menjadi kepala divisi di organisasi fakultas,
Salah satu aktor di ukm teater,
Diangkat menjadi ketua angkatan di jurusannya,
Sepertinya memberi pengaruh pada cara berbicaranya,
Belum lancar sepenuhnya, selalu memerlukan dorongan,
Setidaknya telah berusaha sepenuh hati,
Semester tiga ini ia tidak pulang kampung,
Bertepatan dengan rekrutmen Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas,
Ia pergunakan waktu, mempersiapkan semuanya,
Berkas dilengkapi, pendaftaran dilaksanakan,
Pengumuman tinggal seminggu,
Kementerian Hubungan Luar menjadi pilihan pertama,
Pengabdian Masyarakat pilihan kedua,
Bukan tanpa alasan,
Kemenhublu adalah ujung tombak BEM dengan dunia luar,
Kemampuan menyampaikan informasi, marketing, public speaking, good looking,
Menjadi modal utama yang harus dimiliki,
Tentunya perlu beberapa tantangan yang harus dilalui,
Lagi-lagi tentang cara bicara yang harus lancar,
Tidak ada toleransi untuk berbicara gagu,
Menjadi tantangan yang begitu besar memang, 
Apalagi bagi anak yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi,
Tiba disuatu pengumuman wawancara,
Pertanyaan demi pertanyaan ia terima, 
Dipertanyakan keyakinannya menduduki staff kemenhublu,
80% cukup memberi keyakinan, 
Loyalitas yang akan dijalankan, 20% untuk staff pengmas,
Tak disangka, pendaftar begitu banyak,
Sudah menjadi jalan hidup, ia menjadi salah satu staff yang diterima,
Membersamai para staff lainnya dengan background public speaker dan marketing, 
Lingkungan yang bagus untuk mengembangkan diri,
Banyak hal yang dipelajari,
Ia manfaatkan mencari pengalaman,
Sungguh menyenangkan,
Hingga tidak terasa,
Banyak hal yang menjadi ciri khasnya,
Gaya bicara terus dilatih, 
Kemampuannya terlihat, menjadi moderator dalam pertemuan dengan berbagai media yang akan menjadi partner dengan BEM,
Kesibukan yang semakin meningkat,
Banyak yang memaksa keadaan,
Tak ada ampun untuk dia tidak terus belajar,
Hingga pada titik, ia menjadi salah satu pembawa acara terkenal di kampus,
Lagi-lagi, siapa yang menanami, dia yang memetik hasil,
Perjuangan yang begitu berkesan
______________ -----------------------
Bersambung.........
__________________
------------------------------
Ada bunyi pesan singkat,
Sepertinya dari teman satu kelas atau organisasi,
Ternyata bukan,
0 notes
ijutirawan · 4 years
Text
Episode XIII : Terima Kasih Mas
Pagi hingga sore menjelang malam,
Ruangan per segi empat menjadi tempat menimba ilmu,
Tiba di pukul tujuh, hampir setiap hari,
Mungkin hari minggu saja yang berbeda,
Istirahat lebih penting dari segalanya,
Jadwal telah disepakati,
Mengingat tinggal dua bulan tersisa,
Semua harus sesuai sutradara,
Di malam pertunjukkan yang ditunggu,
Semua anggota telah menempati peran masing-masing,
Sangat menantang, dia memerankan salah satu peran utama,
Gaya bicara harus segera dilatih lebih keras,
Tidak ada adegan gagu dalam pertunjukkan itu,
Hingga tidak ada toleransi bagi yang gagu untuk menunjukkan kurangnya,
Usaha harus lebih keras, 
Bicara harus lancar seperti teman-temannya,
Meskipun masih sulit untuk dipraktekkan,
Tapi itu menjadi syarat ikut serta dalam pertunjukkan,
Setiap jadwal latihan,
Dia seperti balita yang diminta untuk memimpin sidang,
Berusaha untuk berbicara saja susah, ditambah akting dengan artikulasi yang harus jelas dan bagus,
Tantangan luar biasa, dua rintangan yang wajib dilalui,
Akan selalu dihadapkan pada situasi sulit,
Antara keadaan dan sebuah pilihan,
Dua-duanya tak boleh menjadi alasan,
Karena sama-sama harus dilalui,
Tapi sungguh diia tak mau menyerah,
Alfin seorang sutradara telah dijadikannya penyemangat,
Meski mendapatkan kritik yang  begitu pedas, 
Dia tetap datang dan berusaha tanpa lelah,
Satu bulan berlalu,
Kemampuannya sedikit meningkat meski tidak begitu menonjol,
Tetap dia dengan upayanya, 
Bisa berakting dan ikut serta dalam pemilihan aktor terbaik di kampusnya,
Tiba di malam itu,
Dia begitu percaya diri,
Meski kemampuannya belum memenuhi,
Tetap dijalankan dengan yakinnya,
Di akhir, dia menjadi pemeran terbaik mengalahkan banyak lawan mainnya,
Begitu tidak terduga,
Tapi itu yang terjadi,
Alam semesta sungguh adil,
Siapa yang menanam, 
Dia yang memetik hasil,
________________
--------------------------
Bersambung....
________________
-------------------------
Manfaatkan mencari pengalaman,
Sungguh menyenangkan,
Hingga tidak terasa,
Banyak hal yang menjadi ciri khasnya,
0 notes