inisinar
inisinar
Sinar Pagi Ini
33 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
inisinar · 2 years ago
Text
mungkin aku yang belum berani
aku rasa akulah yang selalu bersembunyi, aku takut bertemu denganmu, aku takut bila kita memang belum selesai. aku takut mencintai. sedari dulu.
aku takut menjalin hubungan dengan manusia, aku tidak siap dengan perasaan-perasaan yang tidak kuketahui. 
0 notes
inisinar · 2 years ago
Text
pertemuan
dan bertemulah kita. kamu masih sama. seperti itulah aku mengenalmu. kamu yang selalu berusaha tau aku, baggaimana aku menyisir rambutku, bagaimana aku berpakaian, warna apa yg aku suka, lipstick yg kupakai, parfum yg aku suka, makanan yg aku suka, dimana tempat janjian, bagamana cara kamu bilang rindu ke aku, bagaimana kalo aku sedang kesal, sedang marah, dan sedang ingin diam saja. kamu akan membiarkanku diam, bisa berjam-jam dan kamu duduk menemaniku. kamu mengenalku, kalo aku sedang menangis, biarkan saja sampe aku cape lalu kamu membelikanku minum biar ga dehidrasi. kamu akan mengajakku ngobrol berputar-putar untuk menenagkanku lalu kamu akan bertanya “apakah aku haus atau lapar”, sebuah pertanyaan pengalihan, yg membuatku merasa ga dikepoin lalu aku cerita, iya aku sedang sedih. dan hanya dengan mengatakan 1 phrasa kalimat buatmu itu lebih dari cukup. kamu tau aku sangat susah bercerita.  kita, masih sama.
0 notes
inisinar · 2 years ago
Text
serasa kita saling menunggu
apa kabarmu? kenapa belum pergi? kenapa tidak memudar?  aku mampu menceritakan kisahku dg pacar pertama, semanis itu, seromantis itu, seberjuang itu, sebucin itu. Namun aku merasa biasa dan normal. namun tidak dg kisahmu. seperti belum usai. bagaimana aku menyudahi ini? apakah kita harus bertemu? namun untuk apa? aku tau kamu sudah memiliki keluarga kecil  untuk apa ketemu? aapakah untuk egoku? hanya ingin tau kamu bahagia? lalu? lalu apa? apa tujuanku menemuimu? aku bingung lalu mematahkan kembali untuk yang berpuluh ribu kali. bayangkan saja, selama berpacaran kita hampir selalu LDR an kan, jarang sekali ketemu. 2001 jadian lalu kamu ke lombok 2003 aku pindah dr surabaya ke jakarta           kita LDR an dan hanya ketemu mungkin 1-3 bulan sekali           kamu mengajak menikah dan terminologi itu belum ada di hidupku 2005 kita bertunangan dan merencanakan pernikahan          aku masih sama saja, namun kali ini kupaksakan iya aku mau menikah          denganmu. Namun jujur aku ga tau apa itu pernikahan. 2006 kita ga jadi menikah. putus. 2012 seorang lelaki mendekatiku dg tujuan serius untuk menikah. aku membuka          diri dan hatiku. berharap dia bisa bersabar dan akan melihat caraku           mencintainya dg halal. Namun dia menemukanku yg masih memiliki kisah           dan mungkin belum bisa beranjak dg kisah baru. kamipun mengahkiri           setelah 3 bulan mengenal. apakah aku patah hati? iya tentu, sedihnya kenapa tidak mau bersabar, dan berusaha untuk mencintaiku lebih lagi. terlebih katanya aku wanita paling dingin dan cuek yg dia kenal katanya. tidak mau digandeng, bicaranya lugas, tidak pernah bilang sayang, tidak pernah nelpon duluan, tidak pernah bilang kangen. iya dia bilang begitu. aku, kamu tau aku. butuh waktu untuk mengenalku, butuh waktu untuk tau siapa aku. dan.... sudah 2023 sudah 18 tahun berlalu. kenapa kamu belum pergi juga?
0 notes
inisinar · 4 years ago
Text
Part 10 :
DISUNTIK PAKSA BIAR GA KABUR
Kenapa ya aku tidak pernah mengucapkan terima kasih ke kamu. Kalau aku benar-benar bilang makasih dari hatiku, pastilah aku ingat. Sekarang yang ada semua yang telah terjadi melintas lalu lalang mendatangi ingatanku.
.........................
Kali ini giliran aku untuk pergi ke Surabaya, sebenernya ada bagian dari diriku yang ga ingin ke kota ini lagi. Aku benar-benar ingin melupakan. Tapi sebagian diriku bilang, ini bagian dari takdir yang harus aku jalani, bagaimanapun aku harus ke Surabaya, walau setiap kali aku memutuskan untuk ke Surabaya, sepanjang perjalanan pasti saja air mata tak dapat di tahan. Semakin mendekat ke arah rumah, air mataku tak terbendung, kadang kaki ini dengan refleknya yang tak bisa kubujuk untuk berjalan ke arah rumah, kaki ku berbalik, berjalan menjauh, makin cepat hampir berlari dan menjauh. Rasanya pedih. Tapi dia selalu berhasil membujukku.
“Say, aku tau ini berat buat ida, tapi ada adik-adik ida yang kangen dan selalu sayang. Kalau belum bisa ke rumah, kita janjian aja diluar, kita ajak makan adik-adik ida ya? Aku temenin.”
setelah ketemu dengan adik-adikku. Dia anter aku pulang ke hotel.
“Say, sebelum pulang kita maem dulu yuk? Dari tadi ida tuh belum maem loh!”
——“Gpp say, aku ga laper kok”
“Ga, harus maem ya!”
Akhirnya kita berhenti di kepiting cak gundul, dia pesenin makanan. Makanan hanya aku pandangin aja, rasanya ga ada napsu makan sama sekali.
Dia yg habisin semua.
Akhirnya kita jalan ke mobil dan pulang. Di tengah jalan menuju hotel, dia tiba-tiba membelokkan mobilnya masuk ke McD.
—— “Loh say, ko ke McD? Mau makan lagi?”
Dia cuma senyum aja.
Trus dia keluar mobil ga bilang apa-apa.
Balik-balik udah bawa bungkusan.
“Cayank, ida dari tadi ga makan apa-apa, ini aku beliin bubur dimakan ya aku suapin.”
——“Tapi aku ga lapar say...”
Dia pegang tanganku.
“Cayank! Ida panas loh?!”
——“Gpp, kan aku biasa kaya gini sumeng sumeng ga jelas.”
“Engga, ini beda, ida tuh demam, ke dokter ya?”
——“Ah lebay, ga usah say.”
“Ya udah gini, kalo ida makan buburnya, kita ga ke dokter, tapi kalo ga mau makan, terpaksa aku bawa ida ke dokter.”
Demi supaya dia ga maksa aku ke dokter, aku paksa makan bubur walo beneran eneg ga napsu sama sekali. Badanku emang anget, dan dari dulu aku ga gitu peduli mo demam atau sumeng, saking seringnya kecapean badan suka sumeng jadi kadang aku ga bisa bedain apa ini sumeng kecapean atau lagi sakit.
Akhirnya aku berhasil habisin buburnya.
Dia keliatan seneng, dan kita mulai jalan lagi.
Aku ketiduran di mobil. Kebangun, karena mobil berhenti.
——“Say? Ini kenapa kita kesini?”
Tiba-tiba Mobil sudah ada di parkiran RS Budi Mulia!!!
——“Ga say, aku ga mau ke dokter, kan tadi kamu janji klo aku habisin bubur kita ga akan ke dokter???”
“Cayank, ida itu sakit, demam, aku kawatirin ida. Kita periksa suhu aja yuk?”
——“Ga mau say, aku beneran gpp kok. Aku cuma kecapean aja ini, pengen cepet tidur.”
“Iya aku ngerti, sebentar aja kok say, aku janji.”
Badanku beneran lemes banget sekarang.
Dia buka pintu mobil di sebelahku, pegang tanganku dan ngajak buat masuk RS.
Aku tetep ga mau.
Dia tarik tanganku. Kali ini dia serius, sampe nyeret badanku buat jalan. Demi menghentikan dia, aku sampe duduk jongkok biar dia susah bawa aku.
Aku nangis. Ga tau kenapa.
Dia ninggalin aku dan masuk sendiri ke RS. Ga lama dia datang sama 2 suster, laki-laki dan perempuan dengan mendorong kursi roda.
Dia angkat gendong aku dengan paksa. Didudukkannya aku di kursi roda.
“Say, please aku mohon, aku kawatirin ida, tolong ngertiin aku ya kali ini ida nurut ya!”
Dia mendorong kursi rodaku masuk ke RS, masuk ke salah satu ruangan dokter di UGD.
Dokter memeriksa ku, suhu ku 39,5 pantas aku lemes banget.
“Diambil darah ya buat di periksa.”
Mendengar dokter bilang kaya gitu, aku langsung kaget dan berdiri dari kursi roda. Aku jalan keluar ruangan.
“Say, say ida mau kemana?”
——“Aku ga mau say, aku baik-baik aja kok”
Tiba-tiba dia udah gandeng tanganku kenceng banget, dan suster langsung suntik aku di lengan. Ga lama, badanku rasanya lemes banget, ngantuk. Aku di beri obat penenang ternyata biar ga kabur.
Aku kebangun, dan udah ada di bed rumah sakit.
“Say, gmn badannya? Ada yang cakit“
Senyum dia, puas banget kayanya.
“Ida tuh types ternyata.”
Aku kaget banget, ga nyangka kena types. Ga bisa ngomong apa-apa, badan lemes banget.
——“Sekarang jam berapa say?”
“Jam 12, ida bobo lagi ya..”
3 jam aku ga sadarkan diri ternyata. Tangan sudah dipasang infus, udah ganti pake baju rumah sakit.
“Tadi yang gantiin baju ida suster ko say, bukan aku.”
Rupanya dia tau yang aku pikirkan.
“aku jagain ida disini ya, ida bobo lagi gih.”
Aku lihat dia sholat.
Ga lama aku ketiduran.
Aku kebangun, jam 2 dini hari, pengen pipis. Waktu mau turun, aku kaget, ternyata dia tidur di lantai. Keliatan capek banget, aku ga tega bangunin.
Dia kebangun dengar bunyi bed berderit.
“Ida mau kemana? “
——“Kamar mandi.”
“Bangunin aku gpp say, ida ga bisa sendiri.”
Dia bantu dorong bawa infusku sampe masuk kamar mandi.
“Aku tunggu diluar ya.”
“Klo udah selesai, panggil aku ya?”
Kenapa ya aku pendiam sekali, padahal aku ingin bilang makasih.
Selama 7 hari aku dirawat inap, dia yang nemenin di Rumah sakit, beliin baju, beliin pocari, beliin buah. Ga pernah ninggalin, selain buat kerja. Di sela-sela jam kerja dia, dia juga selalu telp tanya kabar.
Malam ini, memori aku sakit types untuk pertama kalinya dan bagaimana ceritanya aku dirawat di rumah sakit mendatangi ingatanku kembali.
Mungkin ini bagian prosesku, tak ada penyangkalan, berpasrah diri akan takdirku selanjutnya.
Berusaha mengikhlaskan semua yang telah terjadi, penyesalan selalu ada di belakang ya. Waktu itu diriku yang masih sangat egois dan berproses dengan segala masalahku dg keluargaku, keyakinan yang sedang kuperjuangkan, kupertahankan.
Seandainya aku diberi kesempatan untuk berjodoh, aku akan bilang...
I love you
0 notes
inisinar · 5 years ago
Text
Tumblr media
All black
0 notes
inisinar · 6 years ago
Text
Part 9: Sate klopo
“Say, ida tau kalo aku juga sedih kalo ida sedih?
Aku lebih perih liat ida sedih.
Ida pelit ngomong, aku bingung juga harus gimana. Cerita donk say ada apa? Bagi sama aku yang ida rasa, kita cari solusinya.”
“Aku mau pulang” tiba-tiba kubalas semua pertanyaannya.
“Aku salah ngomong lagi ya?”
“Gpp, aku cuma mau pulang!”
“Iya, ok kita pulang. Tapi makan dulu boleh ga? Aku lapar.”
Mmmh, sempet”nya dia ngajak makan?? Aku ga mood.
“Ida mau makan apa?
“Terserah”
“Hooo ya ya ya, sate kelopo aja yuk?”
Ga kujawab...trus ya udah nurut aja jalan di samping dia, trus ya krn lagi ga mood jalannya jd jauhan. Trus dia mendekat. Aku lambatin langkah. Oh dia ngikuti.
“Say, tau ga kita diliatin orang”
“Napa?”
“Masa ga denger tadi mas mas itu bilang apa?”
Ya karena lagi males jd ga konsen juga. Kadang tuh kesel banget, udah tau lagi ga mood ditanya” gini, trus dia ngomong terussss nanya terusss kaya sengaja bikin aku ngomong. Mmmh nyebelin emang.
“Mas lagi berantem jalannya jauhan kaya truk gandeng jaga jarak anda!”
“Gitu say mas mas tadi itu bilang gituuu!”
Dalam hati pengen ketawa sebenernya, tapi kutahan. Kan lagi ga mood jd harus konsisten kan.
Trus kita makan di sate klopo pinggir jalan. Sate klopo itu aku yg kenalin ke dia. Sekarang malah tiap ketemu minta makannya sate klopo.
Di suatu kencan normal kita, aku mau tes respon dia kalo kuajak makan dipinggir jalan.
Aku : Aku ga biasa makan di mall, makan di luar mall aja ya? Murah.
Dia: boleh. Makan dimana kita?
Aku: kamu udah pernah makan sate klopo?
Dia: klopo itu kelapa kan? Maksudnya kelapa dibikin sate?
Aku: nanti liat sendiri lah
.........................................................................
Dia: say mana dagingnya? Ini lemak semua! Sama dibalur kelapa dan bumbu aja inih
Aku: iya. Ini namanya sate klopo. Krn dari gajih (lemak) murah. Biar gurih makanya dibalur kelapa dan bumbu.
Heninggg......tak ada pertanyaan lagi darinya
Aku: ga suka ya?
Dalam hati aku merasa menang, tuh kan bener kan nih anak ga bisa diajak susah. Pasti dia pikir, oh ida ternyata cewek selera makannya kaya gini ya.
Dia: aku sedih ida makan kaya gini. Sementara aku tuh ga pernah kepikiran buat mikir lebih hemat. Padahal ida makan dari hasil keringat ida sendiri. Sedang aku masih dari orang tua.
.................................................................................
Nah ga tau kenapa, jadi sekarang kalo ketemuan selalu ngajak makan sate klopo hahaha...
“Mas, pacarnya ya?” Tiba-tiba ibu penjual sate (ips) ngomong. Padahal setiap kita beli, ga pernah ikut ngomong.
Dia : iya bu. Galak ya mukanya?
ips : gak popo mas, perempuan kudu galak, biar laki-laki ga kurang ajar.
Dia : nah makanya aku suka dia bu.
ips : kok diem aja mbak? Sariawan ya?
Dia : engga bu
ips: loh lagi berantem kalo gitu? Walah mas wes ngalah aja lah. Perempuan itu klo kita ngalah jadi ga tega. Ya betul kan mbak?
Dia : oh gitu ya bu.
ips : mas, ojo njawab aja. Aku nanya mbak nya bukan sampeyan
Dia : kan dia lagi mogok ngomong bu. Gpp aku yang jawab aja. Ibu mau nanya apa lagi?
Mmmh, gimana mau bete? Lawak.
0 notes
inisinar · 6 years ago
Text
Menunggu
Aku sangat tidak sabaran
Ga bisa aku tuh disuruh nunggu
Tapi...
Makin kesini aku makin mahir
Kesabaranku serasa panjang
Aku makin mahir menunggu
Kamu dan aku ya memang harus menunggu
Sabar dalam menanti saat itu tiba
Dalam penantian saatnya, banyak yang harus kusiapkan
Tak tau yg harus kusiapkan apa
Kusiapkan semua sebisaku...
Jadi apa yang aku tunggu?
Apa yang kamu tunggu?
Apakah kita menunggu untuk tujuan yang sama?
Oh banyak sekali yang kita tunggu bukan?
Dan banyak sekali yang harus kita siapkan
Tapi yg kupelajari bahwa pasti ada hal besar dan penting yg akan layak kita tunggu dan tentu harus kita persiapkan
Dan bagaimanapun kita menunggu, bila kita bersama Allah semua jadi ringan, penuh harapan.
Semoga kamu juga demikian,
Dan Allah selalu membersamai kita
0 notes
inisinar · 6 years ago
Text
0 notes
inisinar · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Tregothnan Estate / England (by Carolyn Eaton).
2K notes · View notes
inisinar · 6 years ago
Text
Part 8: Diam
Hari ini sungguh bukan waktu yang tepat untuk ketemuan. Aku habis bertengkar dengan ibu. Ya memang hubungan kami buruk. Bukan seperti antara ibu dan anak waktu itu. Aku terdidik untuk patuh dan diam ketika orang tua marah. Waktu itu kadang ingin mati tapi takut juga. Semangat dan harapan pasti ada jalan keluar lebih besar ketimbang keinginan untuk mati. Hari ini mood berantakan hanya ingin diam saja.
Seperti biasanya kita janjian ketemu di TBGA. Kita berpisah blok rak baca. Sengaja. Karena aku ga mau dia tau aku lagi ga mood. Marah. Kesal.
Sejam kemudian dia menghampiriku.
“Say, mau magrib. Sholat yuk”
Aku dan dia keluar dan menuju mushala di lantai 5.
“Aku tunggu di sini. Habis sholat ketemu disini ya”katanya.
Akupun berlalu menuju pintu khusus wanita.
Setelah sholat, aku menghampirinya. Rambutnya masih basah kena air wudhu. Menenangkanku.
“Kita duduk disitu yuk”ajaknya.
Didepan mushola ada tempat duduk yang mengarah ke pemandangan kota Surabaya. Bagus sekali. Langit senja.
“Ida kenapa dari tadi diam aja?”
“Apa ada sesuatu yg terjadi?”
“Apa aku boleh tau?”
“Jangan tanya lagi!”jawabku ketus.
Ya ampun ida kamu kenapa galak banget sik?? Ah sudahlah. Aku bisa nangis kalo dia tanya lagi. Aku ga mau nangis didepan dia.
“Gak papa kok”
“Gak ada apa-apa”
Plis jangan ngomong jangan nanya lagi ato air mataku mengalir....dan dia hanya diam. Tidak bertanya, tidak menoleh melihatku. Akupun memalingkan wajah, pura-pura lihat ke samping, menyembunyikan air mata yg tak mampu kutahan.
30 menit berlalu. Diam.
“Ida udah tenang?”tiba-tiba dia bicara.
“Ida pasti haus kan habis nangis?”
Astagahhhhh anak ini, gimana mau sedih. Kok kocak?? Masa iya aku haus? Ya iya sih. Tapi ga nyangka aja itu yang keluar dari mulutnya, setelah 30 menit tanpa suara.
0 notes
inisinar · 6 years ago
Text
Part 7: Toko Buku Gunung Agung (TBGA)
Idaaaa telpon!! Teriak rudy anak ibu kos
Nxxxx:Assalamualaikum chayank, ida apa kabar?
Aku : ini siapa? (Sebenernya udah tau tapi krn saking kagetnya, bukan jawab salam malah balik nanya)
Nxxxx: say, ini aku. Masa lupa sama suaraku?hari ini aku pulang. Besok kalo ida libur ketemu yukk.
Aku: ok, besok aku liat jadwal ya. (Ga berubah ya, selalu sok jual mahal, pdhl seneng) kayanya iya aku libur.
Nxxxx: wahh, bagus kalo gitu kita ketemu di gunung agung aja ya di TP, jam berapa ida bisanya? Sebenernya aku pengen pergi dari pagi, udah ga sabar ketemu ida. Tapi aku baru sampe besok pagi, tidur bentar terus ke kampus bentar, setelah itu aku pergi. Jam 4 an gpp say?
Aku: ok
Oh wow, gokil juga ini anak ngajak ketemunya di toko buku.
Menunggu jarum jam di angka 4 sungguh terasa lamaaaaaaa sekali. Aku ingin berangkat lebih cepat, aku ingin ada disana mengamatinya dari jauh. Aku ingin bisa memandang wajahnya lebih lama. Karena didepanya aku tak pernah bisa menatap matanya apalagi memandang wajahnya.
Akupun rindu.
Aku sudah sampai di TBGA, kucari tempat aman untuk sembunyi dan mengamatinya. Masih pukul 3 kurang, mmh kecepetan juga ya..ya udahlah sambil baca” aja. Tiba-tiba nemu komik lama “miss modern” langsung tertarik buat baca lagi. Jadi inget waktu smp, demi bisa baca ini aku harus jadi body guard mb ika biar ga diganggu temen” sekelas. Dibayar 150 rupiah dan dipinjemin komik. 150 rupiah itu dulu besar nominalnya bisa beli es siroop di kantin hehehe.
Lagi asik baca komik, aku merasa ada seseorang dibelakangku, aku geser duduk majuan mungkin dia mau lewat, karena aku duduk di lantai.
“Ida baca apa?”
Eh..ko kenal suaranya ya...
Aku menoleh, dan beneran dia.
Kok?..kuliat jam tangan.
“Masih jam tiga lewat loh?”
“Iya. Emang kenapa? Ida juga udah datang..? Aku udah disini dari jam 12”
“Hah? Ngapain?”
“Jadi tadi ga bisa tidur lama, kepikiran, seneng kali ya aku mau ketemu ida, trus ya udah langsung kesini, aku pengen liat ida masuk dari pintu masuk itu, aku pengen bisa liat wajah ida lebih lama, kalo ida aku liatin nanti marah”
“Wah sama kita”
Ga terucap sih, dihati aja kupendem kaya biasa.
0 notes
inisinar · 6 years ago
Text
Tumblr media
0 notes
inisinar · 7 years ago
Text
Aku bersahabat pada malam, temaram rembulan, kerlip bintang, rintik hujan, gemericik air, dan angin. Semua menghadirkanmu. Dan kutenang.
0 notes
inisinar · 7 years ago
Text
Demam
Iya hari ini mendadak demam. Padahal kehujanan cuma sebentar aja.
Demam, bisa jadi membawaku pada masa lalu.
Setiap pulang kerja. Demam datang
Setiap dering telpon dan itu dari kamu. Demam datang.
Setiap di dekatmu. Demam lagi
Setiap rindu kamu. Aku demam.
1 note · View note
inisinar · 7 years ago
Text
Aku ingin kamu, hanya kamu. Dan kurasa aku membutuhkanmu. Selamanya
0 notes
inisinar · 7 years ago
Text
I love you
0 notes
inisinar · 7 years ago
Text
Tapi aku tak pernah bisa membohongi diri sendiri. Kenapa tak jujur saja?
0 notes