isralnaska-blog
isralnaska-blog
Untitled
1 post
Don't wanna be here? Send us removal request.
isralnaska-blog · 5 years ago
Text
Memori
“I am a Lebanese Australian, I come from Melbourne” kata pemuda ini ketika ditanya dari mana ia berasal. Saya cukup tercenung bagaimana dia memperkenalkan diri. Dia mantap menyebut dirinya sebagai Lebanese Australian, yaitu seorang Lebanon yang telah menjadi warga negara Australia atau keturunan Lebanon yang lahir dan besar di Australia.
Sebenarnya dia dapat membuatnya menjadi lebih simpel, misalnya dengan berkata “I come from Australia”. Maka orang tidak akan bertanya lebih jauh perihal wajah Timur Tengah yang ia pakai, setidaknya pada perkenalan pertama.
Pemuda ini tengah mempertahankan memori. Memori bahwa dia memiliki akar di Lebanon, kendatipun dia menyandang status sebagai warga negara Australia. Memori itu tidak hanya ia simpan untuk dirinya sendiri, tapi ia deklarasikan pada orang yang baru ia kenal. “I am Lebanese Australian”, katanya. Artinya, dia berharap bahwa orang harus memandang dia sebagai seseorang Lebanon walaupun memiliki paspor Australia. Mengingat perkenalan itu terjadi di sebuah ruangan gedung tua Brookfield House yang dijadikan mushalla, maka kuat dugaanku bahwa dia minta dianggap sebagai saudara sesama Muslim.
Memori. Itu memang sesuatu yang penting, karena bagian dari identitas. Di antara memori ada yang berasal dari pengalaman hidup. Sebagian lainnya adalah sejarah yang turun temurun, baik “sejarah yang tidak tertulis” ataupun sejarah yang tertulis. Memori membentuk kita, mempengaruhi cara kita bersikap.
Ketika melupakan sejarah atau dibuat lupa dengan sejarah, maka ketika itu kita kehilangan sebagian identitas. Tidak tahu persis siapa kita juga tidak tahu siapa orang lain. Mirip seperti anak kambing yang tanpa takut bermain melompat-lompat di kandang serigala. Anak kambing itu tidak takut bukan karena ia berani, tapi dia belum memiliki memori tentang apa itu serigala. Kita gagap bagaimana harus menyikapi keadaan, bahkan tidak tahu bahwa kita tengah dalam persoalan besar.
“Jangan melupakan sejarah”, memang pesan penting. Tapi sepertinya ada yang tak kalah penting yaitu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu. Mungkin orang berkata engkau adalah kucing, tapi sebenarnya engkau adalah singa. Alangkah malangnya anak singa yang merasa menjadi kucing lalu diperlakukan sebagai kucing piaraan.
1 note · View note