Tumgik
istiqomahkey-blog · 5 years
Text
Berdoa Pada Hari Arafah
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu".
[QS 40 Ghofir/ Al-Mukmin, ayat 60]
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam bersabda: "Doa terbaik adalah doa pada hari Arafah". [Riwayat At-Tirmidzi dengan sanad hasan]
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam bersabda: "Tiada hari yang paling banyak Allah membebaskan hambaNya dari api neraka dari hari Arafah". [Riwayat Muslim]
Banyak dari kalangan para ulama yang menyimpan hajat-hajat mereka untuk mereka panjatkan kepada Allah dalam doa-doa pada hari Arafah.
Berapa banyak dosa-dosa yang diampuni dan hajat, keinginan, harapan, obsesi, cita-cita serta taubat yang dikabulkan Allah pada hari Arafah.
Pada bulan Ramadhan Allah sembunyikan Lailatul Qadar sehingga kita tidak mengetahuinya secara pasti..
Tapi, pada bulan Dzulhijjah Allah beritahukan kepastian hari Arafah. Apakah masih kita bermalas-malasan dan tidak bersemangat ?!
Perbanyak berdoa dan istighfar serta bertaubat pada sore hari Arafah terutama antara Ashar sampai Maghrib.
Banyak orang sholeh yang telah merasakan dan mengalaminya sendiri, mereka berkata: "Tiada satupun doa yang aku panjatkan pada hari Arafah melainkan Allah telah mengabulkannya sebelum berputar setahun".
Al-Hafidh Ibnu Rajab [Wafat 795 H] rahimahullah dalam kitabnya Latha'iful Ma'arif hlm 482 dan banyak ulama lainnya yang berpendapat bahwa hari Arafah adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari api neraka serta doa mustajab bagi jama'ah haji yang sedang wukuf di Arafah dan bagi semua umat Islam di semua negeri.
Mari kita perbanyak berdoa untuk diri sendiri, kedua orang tua, keluarga, karib kerabat dan semua kaum muslimin, bahkan semua manusia.
Akhukum Fillah
Al-Faqir @AbdullahHadrami
23 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 5 years
Text
Iri.
Pernah gak, merasa iri pada pencapaian orang lain yang tampak di media sosial?
Kalau iya, berarti kita sama.
Saya kerap sekali dihantui oleh rasa iri saat melihat pencapaian orang lain terpampang di media sosial khususnya instagram yang sehari-hari saya gunakan. Makanya suka malas kalau terlalu lama menyelam di dunia maya ini, takut tenggelam.
Iya. Takut tenggelam dalam perasaan tidak syukur dan berlebihan dalam membandingkan diri pada orang lain. Sehingga, kalau perasaan itu mulai muncul saya sering bertanya pada diri “Kenapa aku harus iri?”.
Padahal setiap orang punya perjuangan masing-masing. Yang mungkin lebih awal ia lalui. Tapi kita tak tahu bagaimana prosesnya, hanya melihat hasilnya.
Padahal setiap orang punya potensi masing-masing, sedangkan kita membandingkan diri dengan orang yang menurut kita berpotensi sama, padahal berbeda.
Padahal bisa jadi orang lain juga iri pada kita, hanya saja ia memaksimalkan kemampuan yang ada dalam dirinya, bukan malah meratapi.
Padahal jika terus ditelisik, apa yang sebenarnya ingin kita cari? Penghargaan dari manusiakah atau kemuliaan di sisi Allah?
Bukankah kita hidup untuk meningkatkan derajat diri di sisi Allah? Sehingga apa kita upayakan hari ini adalah karena-Nya? Mengenali potensi diri adalah upaya agar kita bisa mengetahui cara apa yang bisa kita lakukan untuk bisa meningkatkan kebermanfaatan diri yang ‘kan meningkatkan amal ibadah kita di sisi Allah?
Lalu mengapa kita iri?
Jangan-jangan ada niat yang belum lurus. Jangan-jangan ada langkah yang tidak ikhlas kita lakukan.
Jangan!
Jangan jadikan iri menjadi penghancur diri, jadikan ia motivasi agar kita menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari.
21 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
SANDAL BUTUT DAN KASIH SAYANG SEORANG AYAH
Mungkin, banyak ayah yang gagap mengucapkan kata sayang kepada anaknya. Tapi tak ada seorang pun ayah yang terlambat dalam menyayangi anaknya. Inilah yang saya rasakan. Bahwa betapa benar ungkapan, setelah saya modifikasi sedikit, kasih sayang anak hanya sampai ujung jalan, sedangkan kasih sayang ayah sepanjang zaman. Katakan saja usia saya sudah seperempat abad. Tapi kasih sayang ayah saya tak pernah berubah sejak saya belum tumbuh gigi.
Saya punya sandal karet yang mulai butut. Sandal ini awalnya hanya sandal biasa yang malas saya ganti. Tak ada yang istimewa, harganya cuma tiga puluh lima ribu rupiah. Saya senang memakainya hanya karena ringan, mirip sandal kulit, dan tahan air. Saya sudah cari beberapa kali ke toko tempat saya beli, tapi belum ada stok lagi. Sudah juga saya cari ke pedagang-pedagang emperan ba'da shalat Jum'at, nihil juga. Setiap saya pulang, selalu saja ayah menyuruh ganti sandal, karena sudah agak butut dan tampak ceper. Bahkan, ayah sempat membelikan sandal baru untuk saya. Namun bagaimanalah, jika sudah cinta tentu sulit tergantikan, bukan?
Dan ternyata, cinta ayah melebihi semua itu. Suatu saat pengait besi di sendal saya mulai penyok, hanya saya betulkan sekadarnya saja. Hal ini tak luput dari mata ayah saya yang begitu awas. Dan tradaaa, sebelum saya kembali ke rantauan, besi pengait sendal saya sudah kembali seperti sedia kala.
Tak terbayang, bagaimana tekunnya ayah saya menggunakan tang untuk membetulkan pengait besi tersebut dan melepasnya, lalu merekatkannya dengan lem.
Begitulah cara seorang ayah menyayangi anaknya. Tanpa babibu, tanpa pandang sudah setua apa anaknya, dia akan melakukan dan memberikan yang terbaik pada apa yang anaknya begitu senangi.
Saya merasa beruntung bahwa bukan materi yang menjadi ukuran kami menyayangi, melainkan lebih dari itu, kehadiran dan kasih sayang yang begitu terasa sampai pada hal-hal kecil sekalipun.
Allahummaghfirli wali walidayya warhamhuma, kama rabbayani shaghirah.
– Taufik Aulia
311 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 6 years
Text
Maafkan Kami Tuan-Tuan
Maafkan kami tuan-tuan..
Tak pernah telinga kami mendengar kisah mereka
Ibnu Umar,
Anak muda shalih yang hebat. Kekuasaan ayah tak membuatnya berjalan
congkak dan gagah
Seakan segalanya aku punya perintah
Dunia telah dihadapannya,
Menjauh ia sebab khauf siksa neraka.
Abu Ubaidah Al Jarrah,
Pahlawan hebat, tak ada tandingan
Kisahnya nyata, bukan tokoh fiktif buatan
Orang kepercayaan ummat
Surga sudah didapat,
Walau jasadnya masih hidup berjalan
Berjihad bersama sang kekasih hati
Rasulullah yang ia cintanya teramat hebat
Sa'ad bin Abi Waqqash
Bintangnya sejarah, tak punya gentar
Murka tuhan sebab sebagian
Manusia jahil menuduhnya dengan
Keburukan yang dibuat dibuatkan
Hingga tibalah wujud dari sabda baginda
Jika ia berdoa ke atas langit sana
Diijabah pintanya tanpa waktu lama
Hasan al Bashri,
Sosok ulama rabbani banyak khusuknya
Hebat takutnya
Berjalannya tertunduk melihat gemerlap dunia yang indah
Kalam nya runtut hikmah menggerakkan
Melembutkan hati yang telah jauh ntah kemana
Sari sari Al Qur'an disampaikannya
Menyiram hati umat yang gersang tak terawat
Dari pujian, harta benda yang diikat kuat
Sosok agung, namun patuh baktinya pada sang ibu, surga yang selalu ia capai.
Maaf tuan-tuan..
Tak pernah kami mendengar nama nama itu
Khalib ibnu Walid,
Pedang Allah yang tak terkalahkan
Ikrimah ibnu Jahal,
maestro medan perang
Thaqrib bin Ziyad,
Sang penakluk Eropa
Shalahuddin Al Ayyubi,
Panglima zuhud pembebas tanah suci Palestina
Maaf tuan-tuan..
Kami tak pernah membaca kisah mereka
Muhammad Natsir, pejuang fenomenal, kuat argumen, lihai bercakap, tajam tulisan, gagah bersosial. Perdana mentri dengan satu baju dinasnya yg berbercak pena di sakunya. Namanya dikenal di pelataran orang-orang hebat, amir raja dan para sulthan.
Buya Hamka, sosok ayah penuh teladan, mengajar dengan contoh. Indah kata-katanya membuat pembaca terbuai. Teguh memegang prinsip, banyak maafnya. Masa muda yang ia habiskan setelah bekerja letih, membaca tumpukan buku di salah satu perpustakaan kota suci itu. Hebat betul ia mencantumkan namanya. Untuk Kemerdekaan bangsa ini, dilangkahkah kaki di gelapnya, dinginnya hawa masuk keluar hutan mengobarkan semangat merdeka.
Maaf tuan-tuan..
Kami tak pernah membaca kisah mereka
Tumblr media
Kami salah mengambil teladan,
Ditiru gemerlap aktor bayaran
Digugu aktris berparas cantik buatan
Hingga kami pun hidup bersama mereka dalam kehinaan.
1K notes · View notes
istiqomahkey-blog · 6 years
Note
Assalamu'alaikum ka Dhea, bagaimana istiqomah dalam bertawakal ketika menghadapi berbagai ujian hidup yang seolah tiada hentinya ? dalam hati menyadari bahwa segala sesuatu yang Allah rencanakan adalah yang terbaik, namun tetap saja masih berkeluh kesah. semakin mencari jawaban Allah, rasanya semakin sempit pikiran.___terkait tentang keinginan untuk menikah di usia 28 tahun ini, namun belum dipertemukan jodoh (misalnya).
Wa’alaikumussalam wr wb anons,
Tahun ini, usia saya juga 28 dan saya juga masih single. Alhamdulillah Allah ngasih saya waktu tunggu yang bisa saya gunakan untuk belajar banyak hal. 
saya nggak bermaksud untuk tidak berempati ke kamu. Tapi hidup kita bukan drama yang ketika kita jatuh, pertanyaan di kepala kita malah:
“Ya Allah, kenapa Engkau tega membuat hamba jatuh?”
kita boleh ngeluh sakit, boleh nangis tapi jangan sampai membuang waktu untuk merutuki nasib. Show must go on. 
yang namanya ujian hidup itu tidak akan pernah habis. Kenapa? ya karena kita masih hidup. Ntar kalau kita sudah meninggal, ujian akan habis, tinggal hisabnya doang.
maaf, saya lagi agak galak hari ini :(
saya nggak tahu, apakah ini emang sifat dasarnya manusia atau sifat dasar saya aja ~XD terkadang, ketika kita ngelihat orang lain memiliki barang yang tidak kita miliki dan menarik hati kita, kita akan sangat fokus dengan benda tersebut hingga kita lupa dengan apa yang kita miliki hari ini.
pun ketika kita ngerasa hidup kita lebih berat dari masa lalu, kita akan lebih fokus menangisi hari kemarin dibandingkan mensyukuri apa yang masih kita miliki hari ini.
kalau sudah demikian, hati kita perlu dilatih bersyukur. 
itulah kenapa saya pernah bilang bahwa bersyukur di saat sempit dan bersabar di saat lapang itu jauh lebih susah dibandingkan bersyukur di saat lapang dan bersabar di saat sempit.
syukur dan sabar adalah kendaraan seorang muslim dalam menjalani hidup.
apa yang bisa kita syukuri di dalam sempit?
ketika kita kehilangan sesuatu, kita sering terlalu sibuk menangisi yang hilang dan melupakan yang tersisa. Maka syukurilah hal-hal yang masih ditakdirkan Allah berada di tangan kita dan pergunakan itu untuk berbuat baik.
mengapa kita diharuskan bersabar di kala lapang?
sebab kelapangan sering sekali menjadi sumber kelalaian. Lalai terhadap waktu, lalai terhadap harta yang dititipkan. Pernah nggak sih pas kita lagi diamanahi banyak harta sama Allah lantas membelanjakan harta tersebut sembarangan tanpa menghitung apakah barang yang kita beli mubazir atau tidak? kita sering lupa bahwa barang belanjaan yang mubazir itu salah satu contoh akibat dari ketidaksabaran di kala lapang. Padahal harta yang ada di tangan kita hanyalah titipan yang kelak tetap dipertanggungjawabkan.
Surat Ad Dhuha memberi kita gambaran yang amat baik tentang kehidupan. Ada tiga bagian dalam surat adh dhuha. Saya akan menyebutkan dari bagian paling akhir lalu berjalan ke depan.
Bagian pertama berisi perintah Allah. Dalam tiga ayat terakhir, Allah memberi kita perintah untuk tidak sewenang-wenang kepada anak yatim, tidak menghardik orang yang meminta-minta serta selalu menyebut-nyebut nikmat Allah.
Perintah ini disebutkan setelah bagian ke dua yang berisi tentang janji Allah.
Surat dhuha ayat 3-8 menggambarkan tentang janji-Nya bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita, bahwa kehidupan akhirat lebih baik dari kehidupan dunia, bahwa kelak Allah akan memberi karunia yang membuat hati kita menjadi puas.
sebelum berjanji, sebelum memberi perintah, di bagian pertama surat ini, Allah terlebih dahulu menjelaskan gambaran kehidupan kita.
“Demi waktu Dhuha, demi malam ketika ia begitu pekat”.
Waktu dhuha adalah waktu yang nikmat, ketika matahari bersinar tidak terang, tidak menyilaukan mata dan udara di sekitar kita masih segar, tidak dingin tetapi juga tidak panas. Syaikh Tawfique Chowdhury menyebutkan bahwa waktu dhuha adalah gambaran tentang kehidupan kita yang nikmat dan menyenangkan.
Sedangkan malam yang pekat pada ayat ke dua menggambarkan tentang hidup kita yang sedang sempit. Pekat dan tidak ada sinar. Namun di malam yang demikian sesungguhnya adalah waktu yang paling baik untuk bermunajat. 
Kita bermunajat di waktu sempit bukan untuk meminta pekatnya malam segera berlalu. Namun untuk mendekat kepada Allah dan memohon kekuatan dan keridhoan agar ujian yang kita alami dengan susah payah tidak sia-sia berlalu begitu saja tanpa ada berkah dan kebaikan apapun.
Maka dalam surat ini, kita belajar dengan utuh bahwa dalam naik turunnya hidup, Allah tidak pernah meninggalkan kita. Ia memberi kita petunjuk saat tersesat. Mencukupi kita ketika kita lapar.
Dalam surat dhuha, Allah menyuruh kita berbuat baik, bukan menyuruh kita untuk menangis dan bertanya mengapa hal-hal yang menyulitkan ini terjadi.
Cukuplah kita ingat bahwa tugas kita adalah menjadi manusia yang bermanfaat. Maka ketika kesempitan melanda, kita syukuri apa yang masih kita punya dan gunakan semua untuk berbuat baik. 
Selalu ingat semua nikmat Allah, sebut satu persatu. Agar kelak ketika hari mulai terang kembali, kita tidak menjadi angkuh dan tetap ingat bahwa nikmat yang kita rasa di hari itu adalah titipan dari Allah yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat 
183 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
masih mentadabburi surat Dhuha dimana setelahnya ada surat Al insyirah.
Surat Adh Duha memberikan gambaran kepada kita bahwa setelah waktu dhuha yang nikmat, ada malam nan pekat dan sunyi. Sebaliknya, Al Insyirah memberikan kita gambaran bahwa setelah kesulitan, akan ada kemudahan.
di sini kita memahami bahwa kelapangan dan kesempitan sejatinya hanya siklus saja dalam hidup. Semua pasti akan mengalaminya.
baik dalam surat dhuha ataupun surat Al Insyirah, Allah memberi petunjuk bahwa setiap permasalahan kita harusnya kita serahkan kepada-Nya.
Kita mungkin tidak setegar nabi Ayyub yang ketika diuji dengan kesusahan justeru memohon “sisakan hati ini untuk mengingat-Mu ya Allah”.
Kita mungkin tidak setegar nabi Ayyub yang ketika diuji dengan kesusahan justeru bersyukur karena kenikmatan yang telah dirasakan selama 80 tahun.
Tapi setidaknya, dalam pekatnya malam, ingatlah selalu waktu dhuha. Bukan sekedar untuk dirindukan dan ditangisi, melainkan untuk selalu disyukuri.
Semoga di setiap episode malam nan pekat, tawakkal dan sabar kita semakin bertambah dan semoga di setiap episode dhuha, kita semakin sadar untuk selalu bersyukur.
dan Dia mendapatimu sebagai orang yang tersesat lalu memberimu petunjuk. dan Dia mendapatimu sebagai orang yang kekurangan lalu Dia mencukupimu.
(QS Ad Dhuha 7-8)
Dan hanya kepada Rabb-mu lah kamu berharap.
(QS Al Insyirah 8)
361 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 6 years
Text
Tahukah anda, mengapa saat ini banyak orang gila?
Ada gila bola, gila jabatan, gila kerja, gila wanita, gila harta, gila game, gila medsos, gila HP, dan masih banyak gila lainnya.
Mungkin itu semua karena otak manusia telah diprogram agar mengabdi dan beribadah kepada Allah bukan kepada selain-Nya.
Makanya kalau hidup, waktu, tenaga, pikiran, harta dan lainnya telah dikorbankan semua untuk selain-Nya maka ujung ujungnya ya itu tadi, gila. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ , وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ , وَعَبْدُ الْخَمِيصَةِ , إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ , وَإِنْ مُنِعَ سَخِطَ , تَعِسَ وَانْتَكَسَ , وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ Celaka hamba dinar celaka hamba dirham celaka hamba pakaian celaka hamba perhiasan celaka dan tersungkur dan jika kena duri tidak bisa melepaskan (kalau kena musibah putus asa dan tidak mampu melepaskan darinya) kalau dikasih (duit) ridha kalau tidak dikasih murka. HR Bukhori.
Mereka gila karena akal, mata dan telinga tidak lagi berguna baginya, yang ada hanya satu, yaitu nafsu atau hobi yang telah membelenggu jiwanya. Hanya saja gila itu banyak macam dan juga tingkatannya. Allah Ta'ala berfirman:
{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ} [الجاثية: 23] Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran [Al Jatsiyah:23]
Dr Muhammad Arifin Badri
23 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 6 years
Text
Time Machine
Bismillahirahmanirahiim.
Terinspirasi dari diskusi dengan seorang kawan yang unik. Dari berbagai topik yang kami perbincangkan, ada hal yang menarik tentang Al-Quran. Fungsi Al-Quran sebagai ‘time machine’. Menurutnya Al-Quran itu seru banget buat dipelajari, seakan bisa membawa kita ke dimensi lain. Dia excitedbanget nunjukin salah satu adegan di film Star Wars the Last Jedi yang nunjukin suasana seperti menuju ke dimensi lain.
Banyak hal bisa kita temukan di dalam Al-Quran seperti harta karun yang gak akan pernah habis lintas ruang dan waktu. Lika mau coba cari tau ah, maksudnya Al-Quran sebagai time machine ini gimana sih?
Pas banget belakangan lagi di uji tentang sesuatu yang buat Lika ga mudah (every painful is unique, don’t compare yourself with others). Jangan sampai kita seperti dokter yang salah diagnosis, karena impact nya bisa salah pake obat. Bukannya sembuh tapi penyakit semakin parah. Jadi, kenali dulu penyakitnya.
Oooh.. ternyata si Lika Lulu ini sedang rapuh, jadi apa sih makhluk bernama rapuh ini, sebelum ke sumber paling ultimate (Al-Quran). Lika nemu referensi kontemporer tentang vulnerability dari Brene Brown boleh dicari di youtube judulnya : the power of vulnerability. Mbak Brene ini seorang researcheryang mempelajari tentang human relationship — kemampuan kita berempati, menjadi bagian dari sesuatu, tentang rasa malu, keberanian, dan mencintai. Dari lecture nya yang tajam tapi jenaka di TEDxHouston, dia berbagi hasil penelitiannya selama 6 tahun, ada beberapa topik yang dibahas, tapi disini Lika mau cerita satu hal tentang worthiness, sisanya mangga di tonton sendiri yaa.. seru kok!
Jadi kemarin itu diagnosisnya i felt unworthy, kok bisa? itu part dari vulnerability nya lika :( kenapa bisa rapuh, karena lagi jauh dari Allah, dari Quran. oh itu udah jelas! tapi jangan jadi jump to conclusion juga, karena itu bikin kita melewati penyebab nya itu kenapaa? kok bisa begitu? sayang klo terlewati, kita jadi gak belajar, gak dapet mutiara hikmah yang tersembunyi.
Kalau kata mbak Brene, merasa diterima, merasa berharga itu salah satu hal basic yang di butuhkan manusia, diterima akan segala ketidaksempurnaan yang dimiliki dan membuat diri seseorang berharga. Jadi saat ada orang lain yang tidak menerima dirinya, impactnya muncul perasaan unworthy. Kalau Lika bilang kondisi ini ada dalam kondisi gak ‘waras’. hehe.. duh jahat amat sama diri sendiri, bukan ga waras sih, tapi lagi lupa, lupa kalau diri ini begitu berharga di mata Allah dengan menjadi hambaNya, pemilik langit bumi dan segala isinya.
Nah.. back to time machine, Lika mau cari tau kalau di Al-Quran gimana ya Allah bahas tentang vulnerability ini? (bakal seru nih.., siapin cemilan dulu)
Al-Quran membawa kita traveling lintas ruang dan waktu, kali ini karena Lika lagi pengen belajar tentang vulneribility, Allah bawa Lika pada sebuah kisah tentang perempuan luar biasa, perempuan special yang Allah muliakan.
Maryam wanita suci yang gak pernah disentuh laki-laki, selalu tinggal di rumah Allah, yang gak pernah macem-macem. Hingga datang kabar dari malaikat Jibril kalau Maryam akan memiliki anak tanpa disentuh siapapun. Ini berita yang bikin dia shock berat.
Kemudian Maryam pergi mengasingkan diri. Saat dia kembali ke kotanya dalam keadaan hamil besar, lalu satu desa menghujat, mempermalukan, tidak lagi menerimanya sebagai bagian dari masyarakat padahal ia terkenal sebagai wanita suci.
Saking hopeless nya, apa yang Maryam pinta pada Allah? dia meminta kematian.
Perkataan Maryam: “Aduhai, alangkah baiknya, andaikan aku mati sebelum ini, dan andaikan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan.” (QS.Maryam: 23)
Bukan hanya kematian, tapi juga nasiyan mansia. Nasi ; i wish nobody misses me. I wish i go invisible. Mansia artinya completely terlupakan.
Betapa manusia mulia pilihan Allah pun pernah ada di kondisi merasa unworthy, dan itu bagian dari vulnerability yang sebetulnya pemberian dari Allah. Karena di balik rasa sakit yang luar biasa bagi Maryam baik fisik maupun mental. Maryam mendapat hadiah terbaik dari Allah.
Tidak ada di dalam Al-Quran nabi yang memiliki nama lengkap dengan bin, kecuali nabi Isa. Gak ada Ismail bin Ibrahim atau Muhammada bin Abdullah. Hanya Isa yg disebut Isa bin Maryam. Doanya untuk dilupakan, justru dikenang sepanjang sejarah peradaban manusia.
Kenapa Maryam di uji dengan sesuatu yang menyakitkan? bukan karena Allah gak suka sama dia atau ingin mempermalukan dia tapi Allah gave her an honor.
Sometimes your pain is going to be relief for other people.
Your painful experience bisa jadi jalan utk kebaikan org lain. Then, someday you will say : i’ve been there! sambil ngetawain, kok dulu drama banget yah… ya gitu lah manusia, kalau ga drama ga seru! kalau ga drama ga akan tau sebegitunya butuh Allah, dan cuma Allah satu-satunya penolong.
Makasih buat kamu yang sudah menitipkan ‘hope’, yang mengawali nasihat dengan kata ‘tenang’, yang meyakinkan bahwa pertolongan Allah itu bukan hanya dekat. Tapi sangat dekat. it means a lot..
Mengingatkan betapa hari akhir cukup untuk jadi kunci pintu hati agar hanya terisi dengan ‘Dia’ dan seseorang yang hanya diperbolehkan masuk atas izin Nya (cuma yang halal yang boleh isi ruangan di hati.) Dan yang paling powerful jangan putus untuk berdoa dan berharap pada Allah.
When you trust Allah. Then, somepeople around you will question that trust, and they will make you lose that trust, and that is when you need to hold on to Allah’s book. Because when you open that book and you read it like jump into time machine to find hope… that’s the only way to survive_Ust.Nouman with modification
Hopefully i always directly connected with the words of Allah, promise of Allah, the promise that never fails. Every one of us needs to hold onto that promise. i have to be on my own journey to understanding Allah’s book including from this painful experience.
Time Machine ini special karena dengan ajaib bisa membawa kita ke dimensi yang lebih luas, yaitu dimensi keimanan. Karena hanya orang-orang yang beriman yang meyakini sesuatu yang unseen.
Semangat dan selamat bertraveling ke dimensi lain, Dimensi keimanan.
Lika Lulu. Bandung, 7 Februari 2018.
Reference : - How Duaa Works — Khutbah by Nouman Ali Khan : https://www.youtube.com/watch?v=XUgD91WrSFg - The power of vulnerability | Brené Brown : https://www.youtube.com/watch?v=iCvmsMzlF7o
243 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 7 years
Text
WANITA YANG KEMATIANNYA DISAMBUT PARA MALAIKAT
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini, semoga dapat mengembalikan ghirah kita untuk juga bisa menteladani beliau, wanita yang ‘berhati baja’.
Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan.
Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.
Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur.
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh.
Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud.
Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.
“Suamiku tersayang”, Nusaibah berkata, “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”
Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya.
Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.
“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.”
Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang.
Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.
Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.
“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…”
Nusaibah tertunduk sebentar, “Inna lillah…..” gumamnya, “Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”
Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,
“Amar, kaulihat Ibu menangis….?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi.
Maukah engkau melihat ibumu bahagia….?”
Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.
“Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”
Mata Amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.”
Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah.
Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.
“Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”
Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu.
“Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”
Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.
Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan?..”
serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..”
Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”
“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis. “Kau berduka, ya Ummu Amar…?..”
Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Saad masih kanak-kanak.”
Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela,
“Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”
Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?..”
Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan tentara itu.
Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu Akbar!..”
Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah.
Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya.
“Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”
Sang utusan mengerutkan keningnya… “Tapi engkau wanita, ya Ibu….”
Nusaibah tersinggung, ….
“Engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pula masuk ke Syurga melalui jihad?..”
Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan mengendarai kuda yang ada.
Tiba di sana,..
Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.
“Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”
Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.
Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah.
Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.
Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.
Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi, menyaksikan hal itu.
Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas itu.
Dinaiki kudanya. Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.
Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.
Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya.
Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian.
Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya.
Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu.
Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau…..?..”
Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya,
“Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah baginda?..”
“Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun…”
“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”
“Engkau masih terluka parah, Nusaibah….”
“Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah?..”
Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran.
Banyak musuh yang dijungkir balikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh.
Gugurlah wanita perkasa itu di atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.
Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.
Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya,
“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”
MasyaAlloh….. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..
Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menempatkan mereka, dan kita semua di Syurga-Nya disamping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aamiin..
⚡Note….
Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan Dienullah Islam…… ?😞
Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah jiwa juang kita, agar tidak cengeng melepas anak -anak yang sedang berjuang. Ibu yang kuat melahirkan anak-anak menjadi kuat, akankah kita mampu menjadi Nusaibah Nusaibah masa kini ? 😞
Wallahu'alam…
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
242 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
xDimanakah tempat yang paling jauh???? Perjalanan terjauh dan terberat bagi seorang lelaki adalah perjalanan menuju ke Masjid. Sebab, banyak orang-orang kaya tidak sanggup mengerjakannya. Jangankan untuk solat sehari 5 waktu, bahkan dalam seminggu pun banyak yang melupakannya, dan tidak jarang pula yang seumur hidup tidak pernah mampir ke sana Perjalanan terjauh dan terberat bagi seorang lelaki adalah perjalanan menuju ke Masjid. Orang-orang pintar yang mampu melangkah dan dengan semangat membara pergi mencari ilmu hingga ke eropa, amerika, jepang, australia, korea, hingga bergelar S3 sekalipun banyak yang tidak mampu dan begitu beratnya bagi mereka untuk pergi ke Masjid. Kerapkali para pemuda yang kuat dengan mudah menaklukan puncak gunung, namun enggan jika diajak ke Masjid dengan alasan “sebentar lagi lah solatnya” atau ada pula yang merasa tidak nyaman karena dianggap sok alim. Banyak yang sanggung mengangkat beban berbal seberat apapun, namun tak mampu membuka selimut yang ringan ketika adzan subuh. Maka berbahagialah dirimu, wahai saudaraku, bila sejak kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kakimu ke Masjid. Karena sejauh manapun dirimu melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling membanggakan selain perjalananmu ke Masjid Rahasia ini sejatinya… Perjalanan ke Masjid adalah perjalanan menjumpai Rabbmu, sesuai dengan perintah-Nya yang diajarkan oleh nabimu, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa akan Rabbnya. Maka lakukanlah walaupun engkau harus merangkak dalam gelap subuh demi keselamatanmu, mengarungi dunia yang fana menuju tempat keabadian (surga-Nya), serta bertemu dengan Rabbmu. #copas
0 notes
istiqomahkey-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Cinta bertepuk sebelah tangan aku suka padanya..... tapi dia tidak suka aku selalu membayangkannya...... tapi dia biasa aja hanya dia yang berhasil membuatku jatuh cinta.... tapi bagi dia, aku bukan siapa-siapa sulit untuk bisa jatuh kecuali dengan dia.... dia baru saja diikat untuk dinikahi cinta bertepuk sebelah tangan sungguh menyakitkan,, seperti berdiri dengan satu kaki, bagi yg pernah mengalami tentunya.. atau jika kita dicintai, tapi kita merasa tak cinta dengannya tetap saja judulnya cinta bertepuk sebelah tangan.. Tapi ada seseorang yang cintanya tak pernah bertepuk sebelah tangan... saat sholatku hanya magrib..... Dia tetap menghidupkanku saat aku tak pernah memujinya dalam doa.... rezekiku tetap disediakan saat di lihatnya aku bermaksiat.... tetap dijaga Nya harga diriku dan aibku...beda sama manusia hah... sudah di broadcast ke internet.... kadang... selain cinta tak berbalas kadang cinta suci itu di balas dengan air tuba saat kemalangan.... baru datang bermohon-mohon ditimpa azab...... kenapa aku?,, sampai kapan ini berakhir?... saat Dia menarik semua duka laramu.... kau lupakan lagi Dia... Jika dia berbentuk manusia... begitu zalimnya kita.. cinta bertepuk sebelah tangan memang begitu menyakitkan.... untung saja dia TUHAN......
1 note · View note
istiqomahkey-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Apakah tahun ini adalah hijrah terakhirmu???? Allah setiap aku melakukan dosa, sebenarnya bathin ini menjerit.... meronta dan menyesal. Tapi entahlah syeitan memang cerdas... Begitu hamba sedikit saja lupa sakitnya sebuah penyesalan.. Disitu dia hadir menggoda hamba untuk menjilati dosa kembali Hari diisi dengan dosa..... menyesal.... berbuat dosa lagi...... menyesal lagi..... hingga tak terasa ya Allah.. kami mulai di telan usia..... dan ketika kubuka telapak tanganku Tak ada yang bersisa selain kenangan, betapa lincahnya tanganku ini bermain dosa.. Tapi ya Allah..... Bisakah Muharram tahun ini menjadi oase hijrah hamba? Hamba tak bisa menjawab , karna saat inipun hamba dalam keadaan Seperti daun yang dibawa angin... Hamba sendiri ragu apakah tahun ini, Bisa menjadi hijrah terakhir hamba Ataukah muharram tahun depan, hamba tetaplah orang yang sama Orang-orang yang selalu menjilati dosa-dosanya Orang-orang yang tidak istiqomah sebagai hamba. Allah pagi ini hampir semua masjid berdzikir menyambut muharram Mu aku melewati Masjid Aljihad dikota tercinta ini,, Aku cemburu Ya Allah menangkap binar-binar matanya... berbicara mengisyaratkan semangat , tetesan air mata jatuh bahagia menyambut tahun yang baru, hasrat baru yang kuat untuk patuh padamu Ya Allah.. Sementara aku ya Allah... disudut ruangan ini hahhhhh.... manusia seperti apa aku ya Allah, tetesan air mataku pun adalah tetesan konyol... menangisi kebodohan diri.. kenapa sampai saat ini aku belum bisa menjadi hamba yang taat...hamba bergelimang dosa. dosa yang membuat doa-doa hamba tak tembus dan terhalang....amalan ibadah pun sangat sederhana dan seadanya..... Allah sebelum aku tidur,, bolehkah aku meminta.. Tolong jangan jadikan tahun ini Muharram terakhirku...sehina apapun hamba, sekotor apapun hamba... Berikan aku kesempatan bertemu Muharram lagi...tolong ya Allah... Allah bantu diri ini... untuk hijrah berperang melawan nafsu jahat hamba Agar ketika hamba bertemu Muharram tahun depan dan seterusnya... hamba tersenyum.. menangis bahagia.. seperti mereka hamba-hamba Mu yang sudah tercerahkan...Aminn ya Rabb
0 notes
istiqomahkey-blog · 7 years
Text
Kutipan-kutipan Buku Aisyah: Wanita yang Hadir dalam Mimpi Rasulullah
Tumblr media
“Jangan buat Aisyah sedih,” katanya. Itulah… sekali lagi dia memanggil ku dengan namaku. Sebenarnya, saat itu kepalaku tertunduk, keningku dipenuhi banyak pikiran. Aku tak memandang wajah seseorang pun, tapi kalimat pendek itu… “Jangan buat Aisyah sedih,” membuatku tertegun. (Pg. 75)
“Kau… telah diperlihatkan kepadaku dalam mimpiku.” Rasulullah berkata seperti ini kepadaku. (Pg. 88)
Tidur nyenyak Rasulullah lebih manis daripada madu, selalu terlihat menyenangkan hati. Aku takut melepaskan tangannya ketika tertidur. Bila terbangun tengah malam, aku mencari-cari dengan tanganku yang gemetaran. Kedua mataku terbakar seperti orang buta bila tak menemukannya. Aku menangis seperti orang buta. Setiap kali ketika ujung jariku menyentuhnya, ah… di waktu tanganku tak bisa memegang tangannya untuk menemukan dirinya di gelap malam. (Pg. 94)
Kerinduan… aku tahu apa itu kerinduan di hari-hari hijrah. Aku bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kerinduan ini kepadaku, yang mengubahnya sebagai sekolah diri. Kedewasaan, tumbuh besar untuk orang lain tak hanya di masa-masa awal kanak-kanak. Berapa pun umur kita, musibah-musibah yang menimpa diri kita merupakan petualangan kedewasaan sebagai jalan pengajaran. “Perpisahan ini menjadi tabir bagi Aisyah,” ucap ibuku. “Perpisahan ini adalah mahkota pengantin, mahar bagi Aisyah,” ujar ibuku untuk meringankan bebanku. (Pg. 121)
Kebenaran itu seperti berkah yang terpancar dari niat tulus seindah gunung-gunung, tanpa menanti balasan apapun. Kebenaran ialah ketulusan di dalam senyap-senyap burung yang kelelahan terbang, keledai-keledai yang menyimpan susu, seluruh sayap dan hewan berkaki empat, sampai kepada para pengembara dan orang-orang lemah. Kebenaran merupakan balasan yang bersih. Kebenaran… sebuah pernikahan. Mahar. Kebenaran kata-kata. (Pg. 142)
Rasulullah tersenyum. Setiap senyum Rasulullah bagiku adalah hari pernikahanku. (Pg. 142)
Kakakku bertanya kepada Rasulullah, “Jika seseorang menolak karena rasa sopan santun meskipun sebenarnya menginginkannya, kemudian mengucapkan terima kasih, apakah itu juga dihitung dan dicatat sebagai kebohongan, ya Rasulullah?” Rasulullah sekali lagi menjawab pertanyaan itu dengan senyum. “Kebohongan tetap akan tercatat sebagai kebohongan.” (Pg. 146)
Dia memanggil ku “Uwais!” ketika dirinya bahagia. Beliau suka memainkan hidungku sambil memanggil, “Aisyahku.” Saat dirinya lelah, beliau berkata, “Bicaralah wahai Humaira.” Begitu aku berbicara ke sana-kemari seperti arus air, raut-raut sedih di wajahnya hilang satu per satu. Ketika menatap, dia seakan-akan melihat darah yang mengalir di pembuluh darahku. Luar dan dalamku satu bagi Rasulullah. Seluruh kewanitaanku, kecemburuanku, kemanjaanku, keingintahuanku, dan ketidaksabaranku terlihat jelas. Bila berusaha menarik perhatian ku, dia akan berkata, “Wahai putri Abu Bakar, bukankah ini seperti ini…” atau “Wahai putri Ash-Shidiq, bukan seperti itu, tapi seperti ini.” Ketika membicarakan diriku pada orang lain dan Rasulullah berkata begini, “Ibu kalian hari ini berkata seperti ini…” itu berarti ada sesuatu hal yang aku perlu ubah. Rasulullah menjelaskan satu per satu kepadaku, sabar mendengarkan ku, berbagi kebahagiaan ku. Tanpa kusadari, Rasulullah mengajari diriku seperti seorang murid. Sementara itu, aku selalu rindu kepada Rasulullah meskipun berada di sisinya. Aku tak bisa melewati hidup tanpa Rasulullah ketika aku tidur di sampingnya. Bahkan ketika kedua mataku tertutup pun aku menghitung satu per satu hela napasnya. (Pg. 148)
Aku tak pernah makan melebihi apa yang dimakan Rasulullah. Aku takut dan menjauhi hal-hal duniawi. Apa yang kami dapatkan dari hal duniawi, apa yang bisa kami lakukan dengan api. Rasulullah sudah merupakan sumber kehangatan dan sinar bagi kami.” (Pg. 152)
Tanpa Rasulullah, aku seperti seorang anak kecil yang menggigil kedinginan dalam kegelapan. Kadang-kadang bila malam hari ketika harus berpisah dengan Rasulullah, aku ingin pergi dari dunia ini. Tanpa Rasulullah, udara tak berembus. Pagi tak kunjung tiba di hari-hari tanpa dirinya. Cinta Rasulullah adalah oase di tengah-tengah padang pasir. Sebuah oase yang terpancar dari surga. Bayangkan sendiri apa yang terjadi jika terjadi perpisahan. (Pg. 152)
“Aisyahku, aku tahu kapan kau marah kepadaku.” “Bagaimana mungkin aku marah kepadamu, ya Rasulullah?” Dia menyentuh lembut daguku dan menatap dalam-dalam kedua mataku sambil tersenyum. “Ketika kau benar-benar marah kepadaku, kau berkata, ya Tuhannya Ibrahim, sementara kalau kau baik kepadaku, kau akan berkata, ya Tuhannya Muhammad. (Pg. 156)
Rasulullah tersenyum sambil memainkan hidungku. “Bicaralah wahai Humaira…” Dan aku sering bertanya kepada Rasulullah, “Apakah engkau mencintaiku?” “Iya…” Aku terdiam sebentar, tapi terasa lama seperti beribu-ribu tahun. Dia menggelengkan kepalanya, mengajak aku berbicara. “Seberapa besar engkau mencintaiku?” “Seperti titik-titik yang terlempar ke kain sutra…” “Maksudnya…” “Seperti titik-titik yang tak terlihat…” Jawaban ini seperti sebuah bintang yang dalam seribu tahun sekali turun ke dalam hatiku, penuh dengan cinta. Kadang-kadang bintangku jatuh. Aku ingin memperbaharui cintaku dengan kata-kata. Dalam bentuk isyarat aku bertanya kepada Rasulullah yang berada dalam kerajaan cinta, “Bagaimana dengan titik kita yang tak terlihat?” Sambil tersenyum dia menjawab: “Seperti hari pertama…” (Pg. 194)
Para pemuda suka bertanya kepadaku mengenai diri Rasulullah. Aku malah balik bertanya begini kepada mereka, “Apa kalian tak pernah membaca Alquran? Rasulullah itu adalah Alquran yang berjalan.”
Perkataan Rasulullah itu seperti penerang yang terang-benderang. Ia membuka cakrawala. (Pg. 202)
Aku selalu merasakan bahwa hujan itu bermaksud menghapus seluruh kesedihan manusia. Ia memadamkan kobara api kesedihan, rasa letih peperangan, dan rasa asing… (Pg. 251)
Lantas Rasulullah balik bertanya lagi kepada para sahabat: “Menurut kalian dari sisi keimanan siapakah yang paling kuat?” “Para malaikat ya Rasulullah…” “Malaikat memang diciptakan untuk beribadah kepada Allah.” “Para nabi ya Rasulullah…” “Wahyu turun kepada para nabi dari Allah…” “Kalau begitu para sahabat…” “Kalian adalah para sahabat yang bertemu dan berbicara secara langsung dengan nabi kalian…” “Kalau begitu siapakah itu orang-orang yang beriman kuat ya Rasulullah?” “Umatku di akhir zaman yang beriman kepadaku dan mencintaiku tanpa mengenalku dan melihatku.” Mencintai Rasulullah segenap hati, beriman kepadanya, berusaha berjalan di jalannya, merupakan martabat iman yang paling tinggi. (Pg. 255)
Sering kami berdua bekerja bersama-sama. Misalnya, ketika aku memintal kain wol, dia memperbaiki sandal-sandal kulit. Ketika aku memasak, Rasulullah mengambilkan kantung air yang tergantung di tembok dan mengisinya dengan air. Masakan kami tak pernah lepas dari tanaman-tanaman beraroma. Aku membaca Alquran dari hapalanku, sementara Rasulullah mendengarkan aku. (Pg. 264)
Suatu hari mendadak seorang Badui datang menemui Rasulullah di masjid. Ternyata dia telah menempuh perjalanan panjang untuk sampai ke sini. Entah siapa yang tahu persis bagaimana mereka menceritakan mengenai diri Rasulullah kepadanya. Dia masuk ke masjid dan setelah beberapa saat menatap Rasulullah badannya mulai bergemetar. Aku mendengarkan seluruh kejadian itu dari kamarku.
“Jangan takut,” ucap Rasulullah kepada orang Badui itu. “Aku bukan raja. Aku putra seorang perempuan Quraish yang makan daging dikeringkan di bawah sinar matahari.” (Pg. 277)
“Apakah kau mencintai Aisyah?” “Iya, aku mencintai Aisyah…” “Bolehkah aku bertanya satu pertanyaan lagi?” Sekali lagi dia menganggukkan kepala sambil tersenyum. Seakan-akan bintang-bintang bertaburan di kepalanya ingin mendengarkan pembicaraan kami. “Bagaimana engkau mencintai Aisyah?” Beliau malah terdiam seperti malu. Beban hidup dirinya sudah sangat berat. Dia adalah seorang jendral. Hatiku sesak ketika dia malah mempercepat langkah untanya maju untuk pergi. Sungguh terlalu banyak pertanyaan yang aku utarakan. Mengapa aku melakukan hal ini? Mungkin mati lebih baik bagiku… Kemudian dia menunduk seakan-akan tahu bahwa aku menatapnya. Entah bagaimana mendadak dia memutar balik untanya dan memacu cepat-cepat dan berkata kepadaku, “Seperti hari pertama…” Kemudian dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi ke udara memberikan salam kepadaku dengan pesona seorang pejuang yang mendapatkan kemenangan, lantas berputar cepat menuju ke arah pasukan yang berada di barisan paling depan. (Pg. 287-288)
“Sungguh! Aku tak akan berterima kasih kepada kalian maupun kepadanya. Aku hanya bersyukur dan berterima kasih kepada Allah yang telah menurunkan ayat mengenai diriku dan telah menjauhkan diriku dari fitnah-fitnah itu.” (Pg. 316, setelah akhirnya turun ayat dari Allah kepada Rasulullah yang membuktikan kesucian Aisyah dari fitnah karena “Kalung”.)
Dunia selalu membuat pusing dan tak pernah berhenti bagi orang Mukmin. Bagaimana mungkin bisa berhenti? Dunia merupakan penjara, gelanggang tempat ujian, bagi orang beriman. (Pg. 333)
“Jika kalian memang benar-benar seperti yang kalian katakan, aku akan mengajarkan lima hal lagi sehingga perilaku baik kalian menjadi dua puluh.” “Silahkan ya Rasulullah!” “Jangan kau kumpulkan apa yang tidak kalian makan. Jangan dirikan bangunan yang tidak kalian tinggali. Jangan berselisih satu sama lain karena perbedaan. Jauhilah hal-hal yang tak diperintahkan oleh Allah. Berlombalah dalam kebaikan.” Rasulullah juga sering menasihati kami seperti yang dia lakukan kepada para utusan. “Dunia adalah tempat ujian yang melelahkan,” ucapnya. “Selain dari orang yang menjauhi larangan Allah, mereka takkan selamat dari tangan-tangan dunia.” (Pg. 346)
‘Ya Umar!’ ucapnya. ‘Kau bertanya soal bekas anyaman dalam tubuhku, padahal kelembutan setelah sesuatu yang keras itu sangat nyaman. Kau sedih karena atap ruangan ini pendek, padahal atap kuburan akan lebih pendek daripada ini. Kita meninggalkan hal duniawi ini kepada ahli dunia, sementara itu mereka menyerahkan akhirat kepada kita. Aku dan dunia itu seperti tentara berkuda yang melakukan perjalanan di tengah musim panas. Tentara berkuda yang letih karena terik panas matahari itu berteduh di bawah pohon, kemudian melanjutkan perjalanan dan meninggalkan tempat itu. Kisra dan Kaisar adalah seorang raja, sementara aku seorang nabi. Aku hanyalah hamba Allah. Aku duduk seperti seorang hamba, makan seperti seorang hamba…’ (Pg. 393)
“Ada berapa emas, Aisyah? Di mana kau menaruhnya?” Aku lari membawa emas itu kepadanya. Aku seperti juru tulisnya. Rasulullah mengambil emas dari tanganku kemudian mulai menghitung. “Lima… enam… tujuh…” Rasulullah menaruh emas-emas itu di telapak tanganku kemudian menutupi dengan jemarinya. “Selama emas ini berada di sini…” katanya. Kedua mataku terbuka, menatap kedua mata Rasulullah. “Selama emas ini berada di sini… bagaimana Muhammad bisa pergi ke hadapan Allah?” Anak panah terlepas dari busurnya, tertancap tepat di tengah-tengah dadaku. Tubuhku membeku. Lidahku tertelan sambil bersandar. Tubuhku mulai bergerak mundur. Seakan-akan dunia berada di tanganku dan tanganku seakan-akan hilang karena beratnya. “Ambillah ini semua, segera infakkan emas ini…” ucap Rasulullah. (Pg. 425)
Aku adalah Aisyah di masa-masa sulit. Aku tak pernah merasakan pernikahan lagi selama masa-masa hijrah. Hari pernikahanku yang sebenarnya adalah hari wafatku, hari ketika aku bertemu dengan rahmat seluruh alam, Rasulullah, orang yang aku cintai. Aku bersaksi pada perintah Allah, kenangan Rasulullah, wasiat dan amanah Alquran, tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku adalah Aisyah. Aku adalah Aisyahnya Muhammad. (Last page)
Membaca kisah Rasulullah dari sudut pandang dan kacamata Aisyah, seperti membaca sebuah diary dan surat cinta dari seorang istri untuk mengenang sosok suami tercintanya :)
427 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 7 years
Text
Sistem pendidikan terbaik dunia akhirat
Sekitar Empat tahun yang lalu tepatnya di awal Ramadhan 1433 H Saya mengikuti kuliah subuh di Masjid dekat rumah. Ustadz yang berceramah menceritakan kisah nyata dari seorang rektor salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang sedang mencari sistem pendidikan terbaik yang dapat menghasilkan dan mencetak generasi yang cerdas, bermartabat dan bisa bermanfaat bagi bangsa dan agama. Untuk mencari sistem pendidikan terbaik, rektor tersebut pergi ke Timur Tengah untuk meminta nasihat dari seorang ulama terkemuka di sana. Ketika bertemu dengan ulama yang ingin ditemuinya, lalu dia menyampaikan maksudnya untuk meminta saran bagaimana menciptakan sistem pendidikan terbaik untuk kampus yang dipimpinnya saat ini. Sebelum menjawab pertanyaan dari rektor, ulama tersebut bertanya bagaimana sistem pendidikan saat ini di Indonesia mulai dari tingkat bawah sampai paling atas? Rektor menjawab, _“paling bawah mulai dari SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, D3 3 tahun atau S1 4 tahun, S2 sekitar 1.5 - 2 tahun, dan setelah itu S3 untuk yang paling tinggi.”_ _“Jadi untuk sampai S2 saja butuh waktu sekitar 18 tahun ya?”_ Tanya Sang Ulama. _“Iya!!!”_, jawab rektor tersebut. _“Lalu bagaimana jika hanya lulus sampai di SD saja selama 6 tahun, pekerjaan apa yang akan bisa didapat?”_ Tanya kembali Sang Ulama. _“Kalau hanya SD paling hanya buruh lepas atau tukang sapu jalanan, tukang kebun dan pekerjaan sejenisnya.”_ _“ Tidak ada pekerjaan yang bisa diharapkan jika hanya lulus SD di negeri Kami.”_ Jawab si rektor.
_“Jika Lulus SMP bagaimana?”_
_“Untuk SMP mungkin jadi office boy (OB) atau cleaning service,”_ jawab kembali si rektor.
_“Kalau SMA bagaimana?”_
_“Kalau lulus SMA masih agak mending pekerjaan nya di negeri Kami, bisa sebagai operator di perusahaan-perusahaan”_ lanjut si rektor.
_“Kalau lulus D3 atau S1 bagaimana?”_ Bertanya kembali Sang Ulama.
_“Klo lulus D3 atau S1 bisa sebagai staff di kantor dan S2 bisa langsung jadi manager di sebuah perusahaan”_ kata si rektor.
_“Berarti untuk mendapatkan pekerjaan yang enak di negeri Anda minimal harus lulus D3/S1 atau menempuh pendidikan selama kurang lebih 15-16 tahun ya?”_ Tanya kembali sang Ulama.
_“Iya betul !!!!”_ jawab si rektor.
_“Sekarang coba bandingkan dengan pendidikan yang Islam ajarkan”_ _“Misal selama 6 tahun pertama (SD) hanya mempelajari dan menghapal Al-Qur'an, apakah bisa hapal 30 juz?”_ Tanya Sang Ulama.
_“In shaa Alloh bisa”_ jawab si rektor dengan yakin.
_“Apakah ada hafidz Qur'an di negeri Anda yang bekerja sebagai buruh lepas atau tukang sapu seperti yang Anda sebutkan tadi untuk orang yang hanya Lulus SD?”_ Kembali tanya Sang Ulama.
_“Tidak ada !!!”_, jawab si rektor.
_“Jika dilanjut 3 tahun berikutnya mempelajari dan menghapal hadis apakah bisa menghapal ratusan hadis selama 3 tahun?”_
_“ Bisa !!!”_, jawab si rektor.
_“Apakah ada di negara Anda orang yang hapal Al-Qur'an 30 juz dan ratusan hadis menjadi OB atau cleaning service?”_
_“ Tidak ada !!!”_, jawab kembali si rektor.
_“Lanjut 3 tahun setelah itu mempelajari tafsir Al-Qur'an, apakah ada di negara Anda orang yang hafidz Qur'an, hapal hadis dan bisa menguasai tafsir yang kerjanya sebagai operator di pabrik?”_ Tanya kembali ulama tersebut.
_“Tidak ada !!!”_, jawab si rektor.
Rektor tersebut mengangguk mulai mengerti maksud sang ulama.
_“Anda mulai paham maksud Saya?”_
_“ Ya !!!”_, jawab si rektor.
_“Berapa lama pelajaran agama yang diberikan dalam seminggu?”_
_“ Kurang lebih 2-3 jam”_ jawab si rektor.
Sang ulama melanjutkan pesannya kepada si rektor…
_“jika Anda ingin mencetak generasi yang cerdas, bermartabat, bermanfaat bagi bangsa dan agama, serta mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus nanti, Anda harus merubah sistem pendidikan Anda dari orientasi dunia menjadi mengutamakan orientasi akhirat karena jika Kita berfokus pada akhirat inshaa Alloh dunia akan didapat. Tapi jika sistem pendidikan Anda hanya berorientasi pada dunia, maka dunia dan akhirat belum tentu akan didapat.Pelajari Al-Qur'an karena orang yang mempelajari Al-Qur'an, Alloh akan meninggikan derajat orang tersebut di mata hamba-hambaNya. ”_
_“Itulah sebabnya Anda tidak akan menemukan orang yang hafidz Qur'an di negara Anda atau di negara manapun yang berprofesi sebagai tukang sapu atau buruh lepas walaupun orang tersebut tidak belajar sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi karena Alloh yang memberikan pekerjaan langsung untuk para hafidz Qur'an.Hafidz Qur'an adalah salah satu karyawan Alloh dan Alloh sayang sama mereka dan akan menggajinya lewat cara-cara yang menakjubkan. ”_
_“Tidak perlu gaji bulanan tapi hidup berkecukupan.”_
Itulah pesan Sang Ulama kepada rektor tersebut.
Mari kita didik diri dan keluarga kita dengan Sistem Pendidikan Terbaik. Semoga bermanfaat, dan dapat dijadikan rujukan bagi guru dan orang tua kaum muslimin.
Silahkan dishare agar semakin banyak yang terinspirasi untuk mempelajari dan menghapal Al-Qur'an dan as sunnah. Yuuk ngafal qur'an
2 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Besarnya kerajaan Allah VS kerdilnya diri.
Sebuah pelajaran besar saya dapati saat mengikuti dauroh thibbun nabawi beberapa th silam di Bekasi, salah satu tutornya seorang dokter yang saya lupa namanya. Beliau menjelaskan bahwa tubuh manusia ini terdiri dari ratusan juta sel. Dan sel-sel itu 80% nya adalah ruang hampa. Kesimpulannya tubuh ini terdiri dari ruang hampa (?).
Entahlah, mungkin beliau menjelaskan dengan bahasa yang agar mudah dimengerti oleh emak-emak yang mengikuti dauroh pada saat itu. Apapun itu, membuat saya tertegun lama, merenungi bahwa tubuh ini bukanlah apa-apa melainkan ruang hampa saja, yang jika tiada amal sholeh lantas apa nilai yang pantas baginya (?).
Apa yang hendak dibanggakan wahai diri, jika Rabbmu menciptakanmu hanya dari susunan sel-sel yang 80% hanya ruang hampa?
Poto ini diambil pada tanggal 19 Maret 2017 dari jendela pesawat yang membawa saya terbang dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Adi Sumarmo Solo, pada pukul 18.20 wib. Terlihat sebagian bumi yang Allah hamparkan untuk hamba-hambaNya, beratapkan langit dengan bintang-bintang pada malam hari, serta matahari pada siang harinya.
Maha Besar Allah dengan kerajaan dan kekuasaanNya. Betapa kecilnya diri yang menumpang pesawat pada saat itu pun tidak memiliki pengetahuan bagaimana pesawat tsb dapat terbang diangkasa. Lantas apa yang akan dibanggakan bila diri ini hanya terdiri dari susunan jutaan sel yang 80% nya hanya ruang hampa? Apa yang akan dibanggakan dihadapan Allah yang pengetahuanNya meliputi langit dan bumi? yang kerajaanNya tidak akan berkurang jika seluruh penduduk bumi bermaksiat, juga tidak pula bertambah jika seluruh penduduk bumi beribadah kepadaNya.
Banggakah engkau karena memiliki pakaian yang indah? Banggakah engkau karena mampu berkarya membuat ini dan itu? Banggakah engkau karena rupamu yang rupawan? Banggakah engkau karena memiliki suami yang sangat mencintaimu? Banggakah engkau karena gelar dan pendidikanmu? Banggakah engkau karena harta yang kau miliki?
SubhanAllah… ketika engkau pun tak memahami bagaimana pesawat tsb bisa terbang, bagaimana sel-sel tsb tersusun dan bekerja dalam tubuhmu, ketika engkau tak memahami bagaimana langit tsb tergantung menaungimu, atau bagaimana tumbuh2an tsb tumbuh serta bagaimana hujan itu turun, apakah pantas berbangga? Malulah engkau wahai jiwa yang sakit, sungguh Rabbmu adalah Maha Besar lagi Mulia, pertemuanmu denganNya adalah keniscayaan dan kematian itu adalah kepastian.
Wajah seperti apa yang akan engkau hadapkan padaNya jika hatimu yang berkarat itu dipenuhi dengan kebanggaan, kesombongan serta tiada amal sholehmu. (?)
Oh… engkau telah beramal soleh dan menjauhi maksiat katamu? Lalu engkau besar kepala akannya? Bangga dengan jilbabmu yang longgar lagi besar? Bangga karena hitamnya pakaianmu? Bangga akan sedeqahmu? Bangga akan 3 kali Al Quran yang engkau khatamkan dalam satu bulan???
Kallaa… sekali kali tidak..! Bahkan sholat fajr yang engkau lakukan tadi pagi bukan berasal dari kemampuanmu, melainkan kemudahan dari Allah saja..! Bahkan mudahnya lisanmu membaca Al Quran adalah merupakan rahmat Allah yang Dia berikan kepadamu. Lantas masihkah engkau berbangga?
Bagaimana jika saat sakaratul maut malaikat perlihatkan tagihan oxigen yang engkau hirup selama hidup, dengan apa engkau bayar jika engkau mengira dirimu kaya raya? Meskipun ini tak akan pernah terjadi karena Allah tidak butuh bayaramu. Cukuplah jadi renungan betapa engkau kecil lagi kerdil.
Karenanya wahai jiwa yang sakit… Jagalah hatimu karena ia sangat berharga, bersihkan karat hatimu karena melalui hati pula Rabbmu menilaimu. Bukan pada gelarmu, pakaianmu, pada eloknya parasmu atau pada megahnya rumahmu..! Laa…
Mungkin ada hak orang lain pada dirimu, maka segera kembalikan. Mungkin terdapat kekecewaanmu pada saudaramu yang menyakiti hatimu, segera maafkan. Karena di yaumil hisab kelak, akan ada urusan yang sangat dahysat, usah diperpanjang dengan sengketa saat menumpang di bumi Allah ini.
Berbenahlah wahai diri… Karena hanya ada dua tujuan akhir, Jannah atau Jahannam. Pada salah satu dari dua tujuan akhir tsb engkau akan hidup selamanya, na'am selamanya tanpa akhir. Tak akan pernah ada lagi kematian setelahnya. Engkau tak akan mampu memikirkannya karena otak manusia terbiasa memikirkan sesuatu itu memiliki akhir.
Untuk sampai ke sana engkau harus melewati sebuah kematian, dan engkau sendirian di alam barzakh sana, tiada pasanganmu yang akan menemani, tiada handai taulanmu yang akan mengunjungi, hanya sendiri bertemankan amalanmu.
Bersegeralah kepada ampunan Allah yang luasnya seluas langit dan bumi, penuhi hak-hak yang engkau zolimi, perbaiki keadaan dirimu, perbanyak istighfarmu, sembunyikan amal solehmu dan rajutlah cintamu dengan Rabb semakin indah. Karena Allah lebih cinta engkau menyembunyikan hubunganmu denganNya maka usah engkau umbar kepada selainNya sebagaimana engkau mengumbar kemesraanmu dengan pasanganmu di sosmed atau didepan teman-temanmu.
Tinggalkanlah yang sia-sia yang tak memberi manfaat bagi agama dan akhiratmu. Kematian itu pasti tanpa menunggu engkau sakit atau tua, kematian itu datang tanpa memberi tau melalui sosial media.
Berbenahlah wahai diri yang hina….berbenahlah.
Solo, 21 Maret 2017.
Niqabie
27 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 7 years
Text
(Pengaturan) Jadwal Membaca Al Qur'an (serta Jumlah Juznya) di Bulan Ramadhan (dan 11 Bulan berikutnya dan seterusnya)
Silahkan kita memilih, semakin banyak akan semakin baik. Karena di bulan Ramadhan Allah lipat gandakan pahala sampai 10x lipat.
(Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 1x Subuh    :  4 halaman Dhuhur  :  4 halaman Ashar    :  4 halaman Maghrib:  4 halaman Isya'     :  4 halaman …………
(Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 2x Subuh    :  8 halaman Dhuhur  :  8 halaman Ashar    :  8 halaman Maghrib:  8 halaman Isya'     :  8 halaman …………
(Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 3x Subuh    :  12 halaman Dhuhur  :  12 halaman Ashar    :  12 halaman Maghrib:  12 halaman Isya'     :  12 halaman …………
(Ayo kita hatamkan Al Qur'an dalam seminggu Subuh    :  10 halaman Dhuhur  :  10 halaman Ashar    :  10 halaman Maghrib:  7 halaman Isya'     :  20 halaman sahur    :   30 halaman …………
“Orang yang menunjukkan pada kebaikan, itu (mendapat pahala) seperti orang yang mengerjakannya” (Hadits) ‏​‏​‏​‏​
Berikut adalah jadwal - dengan izin Allah - Anda bisa menghatamkan Al Qur'an setiap minggunya di bulan Ramadhan:
1- Sabtu:  Al Baqoroh - Ali ‘Imron. 2- Ahad: Ali 'Imron - Al Maidah. 3- Senin: Al An'am - At Taubah. 4- Selasa:  Yunus - An Nahl. 5- Rabo:  Al Isra’ - An Nur. 6- kamis: Al Furqan - Saba’ & Fatir. 7- Jum'at:  Yasin - Al Hadid. 8- Sabtu- Al Mujadilah - Naas.
Apabila berkenan untuk share kepada teman yang lain, semoga tercatat sebagai amal kebaikan.
Sumber : Postingan kawan di grup WhatsApp, Sabtu, 28 Juni 2014.
Semoga bermanfaat dan ada hikmahnya. Mari perbanyak membaca, memahami, dan mengamalkan bacaan Al Qur'an di bulan Ramadhan dan 11 bulan berikutnya dan seterusnya. :-)
13 notes · View notes
istiqomahkey-blog · 7 years
Text
Tazkirah Pagi (14.03.2017)
۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞
_*CARA BERSIHKAN DAN LEMBUTKAN HATI*_
Al-imam abu laith as-samarqandi dalam kitabnya “tanbihul ghafilin ” ada menyebut:
5 cara hendak melembutkan hati : 1) sentiasa bergaul dengan orang yang soleh 2) sentiasa membaca al-quran 3) sentiasa memelihara perut daripada makan makanan yang haram 4) istiqamah solat malam 5) perbanyakkan berzikir dan berdoa terutamanya pada waktu subuh
Pastikan kita tidak terlepas daripada buat 5 perkara ini setiap hari…jika tak mampu buat semua jangan tinggalkan semua..
Moga hati kita akan sentiasa lembut dan bersih…
2 notes · View notes