istiqomahnk
istiqomahnk
Ink
281 posts
Tinta kebaikan yang tergores untuk mengabadikan narasi kehidupan
Don't wanna be here? Send us removal request.
istiqomahnk · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Problem makan anak ternyata macem-macem, dulu kupikir gampang aja bisa dipelajari dari teori MPASI. Ternyata tak semudah itu bagi sebagian anak dan orang tua "terpilih" hehe, semoga keringat, air mata, do'a yg mengiringi perjalanan MPASI anak2 kita mjd saksi kelak di yaumil akhir bahwa kita sudah mengupayakan ikhtiar terbaik yg mampu kita lakukan utk menunaikan amanah perawatan anak. We've tried our best 🌷 Tetap semangat ya ayah bunda, tetap optimis ikut seminar sana sini, baca linimasa DSA ini itu, ujicoba resep & tips ini itu, sharing dengan orang tua lain di komunitas, konsul ke DSA yang ini dan itu, bagaimanapun hasilnya tetap berusaha kita syukuri ya, insyaAllah tak ada yang sia-sia, semua bermakna untuk tumbuh kembang anak kita, itu ibadah kita sebagai orang tua, insyaAllah... Sebagian anak ada yang gampang banget mangapnya, makan ini itu mau dan lahap, sebagian lain yang saya bilang terpilih tadi, ada yang picky eater, ada yang punya alergi harus pantang makanan ini dan itu, ada yang lepah lepeh, ada yang tutup mulut, ada yang diemut. Ada yang makan banyak tapi BB TB LK ngga naik sesuai usia, ada yang qodarullah diberi ujian sakit sehingga orang tua dan anak sama2 berjuang mengejar ketertinggalan pertumbuhan dan perkembangannya. Semua adalah ujian sekaligus ladang pahala untuk keluarga. Saling mendo'akan ya ayah bunda, tiap bulan semoga anak2 kita naiknya lebih dr KBM yaa, tumbuh kembangnya juga sesuai usia, anak2 kita juga semoga tumbuh berkembang sesuai fitrahnya mereka, semoga Allah jaga selalu anak2 kita tetap suci, terhormat, selamat dunia akhirat, Allahumma Aamiin 🙏 Big thanks for mas @imam.pratomo you're my best support system ❤ (at Special Region of Yogyakarta) https://www.instagram.com/p/CCm1ELPMKLx/?igshid=1u845nrbt81z7
5 notes · View notes
istiqomahnk · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Sebelum menikah, aku mempelajari dari kajian ke kajian, dari buku ke buku, kusimpulkan bahwa menikah itu pasti ada masa-masa membahagiakan, di kemudian hari akan mulai bermunculan berbagai ujian dan masalah. Maka perlu dipersiapkan ketahanan keluarga dalam segala "CUACA KEHIDUPAN". Kalau ada single yang bertanya padaku apa syarat kriteria calon yang baik menurutku aku akan menjawab: menikahlah dengan yg baik keimanan dan akhlaknya (kalau ini baik, insyaAllah dia akan bertanggungjawab dunia akhirat padamu), yg sekufu (scr pribadi ataupun keluarga), sevisi, sepemikiran, dr keluarga dg latar belakang yang memudahkan utk beradaptasi satu sama lain, saling mengetahui apa gambaran masa depan yang diimpikan dan sudah saling bersepakat untuk memulai "masa depan" bersama, daaan yg penting juga carilah yang sekiranya "klik" bisa jd teman belajar, teman diskusi, teman curhat, & teman untuk berbenah menjadi lebih baik Karena menikah itu ibadah terpanjang, dan ibadah yang menggenapkan separuh agama, maka carilah teman hidup yang tepat. Jangan terburu-buru, tapi juga jangan berleha-leha 😊 #repost pict dr @madrasahbunda https://www.instagram.com/p/B5naQs-htRU/?igshid=ctfe9t0k78t8
3 notes · View notes
istiqomahnk · 7 years ago
Photo
Tumblr media
[EGO dalam Kehidupan Pernikahan] Dalam kehidupan pasca menikah, setiap diri suami & istri pasti punya ego ke-aku-an yg menggebu2. Ingin ini ingin itu, punya cita-cita ingin begini ingin begitu, termasuk misalnya suami tak suka dengan kebiasaan tertentu dari istrinya dan istri pun juga tak nyaman dengan kebiasaan tertentu dari suaminya, dst. Adanya dinamika perbedaan pendapat/pandangan antara suami dan istri adalah sebuah keniscayaan karena pernikahan itu menyatukan dan mengikat 2 orang yg berbeda bentuk, berbeda jenis, berbeda sifat, karakter, background pola asuh, budaya dll. Dua manusia beda bentuk ini ibarat seperti bangun datar yg dibingkai dlm satu frame: pasti akan ada ruang2 kosong, yang jika dibiarkan itu akan menimbulkan banyak dinamika. Lalu bagaimana cara agar dinamika dapat terkendali? Suami dan istri harus bisa mengendalikan ego masing2 sehingga bisa melentur (yang tadinya bulat bs jd agak lonjong, yg kotak bs agak meliuk2 dst) menyesuaikan satu sama lain mengisi ruang2 kosong perbedaan diantara mereka agar keharmonisan dapat terjaga dalam bingkai pernikahan yg indah dan berkah. Semua pihak harus bersedia menerima pasangannya apa adanya, namun masing2 harus terus berubah menjadi lebih baik, mengupayakan sebagaimana yg pasangan harapkan (selama masih dlm koridor syariat), utk saling membahagiakan satu sama lain 😍 Menikah karena Allah karena ingin bersama mencari keberkahan dan keridhoan Allah. Semoga kita semua sehidup sesyurga bersama pasangan dan keturunan kita tercinta (karena Allah) ya ❤ *repost nasihat Ust Cah untuk suami saya dan teman2nya saat dia masih bujang dulu
1 note · View note
istiqomahnk · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Terhenti sejenak di ayat QS Al Israa: 97 ini... رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
1 note · View note
istiqomahnk · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Untukmu lelaki asing pilihan Allah untukku, mas @imam.pratomo Entah bagaimana awal mula tangan-tangan Allah bekerja untuk mempertemukan kemudian mempersatukan kita dalam mitsaqan ghalizha. Engkau dan aku yang tak pernah berkenalan apalagi bertegur sapa sebelumnya. Bagaimana tidak? Mendengar namamu pun aku tak pernah. Mungkin karena garis orbitku selama ini tak bersinggungan dengan garis orbitmu, pikirku. Setelah menikah, baru kutahu ternyata lingkaran pertemanan kita itu-itu juga, hanya kita saja yang memang belum pernah Allah saling perkenalkan sebelumnya. Kita pun hanya pernah bertemu beberapa kali saja selama proses menuju pernikahan. Yang kutahu, Allah mengaturnya dengan sedemikian indah lagi presisi. Kuingat dengan baik, bahwa hanya karena do'a, ikhtiar, prasangka baik, keyakinan kita pada takdir terbaik Allah dan ridho-Nya lah yang sampaikan kita pada babak baru perjalanan hidup kita: menikah. Sejak ijab-qabul terucap hari itu, engkaulah imamku, kekasih halalku, the one in a million... Setiap perintah baikmu kini menjadi titah bagiku, maka bimbinglah dan do'akan aku agar aku mampu menjadi istri shalihah yang taat padamu lagi menyejukkan batinmu, seorang sahabat yang selalu mendampingi dan menenteramkan hatimu, seorang ibu dan guru terbaik untuk anak-anak kita, juga seorang santri yang siap menerima ilmu dan nasihat darimu. In syaAllah sehidup sesurga kita kan bersama, terus belajar dan berproses bersama menjadi hamba dan (mewujudkan) keluarga yang taat pada-Nya. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan barakah pada keluarga kita. Aamiin Baiti jannati, baiti haroki ❤ 📷 Masjid Al Husna, 2-12-17
0 notes
istiqomahnk · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Wahai hati yang tak lelah berlintasan kesana kemari Tentang kehidupan yang selalu disyukuri Benar bahwa tak selalu semua situasi dalam mozaik hidup terasa nyaman, Tergantung bagaimana hati mampu mensyukurinya Dan kesehatan akal dalam menyikapinya Pun juga tentang ujian dan aral melintang yang menghiasi Ia tak selalu terasa pedih bagi hati yang sepenuhnya menyadari Bahwa karunia Allah selalu lebih besar dari setiap ujian/musibah yang Ia berikan Lagi-lagi ini tergantung bagaimana hati dan akal menyikapi Lalu, sudahkah kita bersyukur dan menghitung nikmat serta karunia Allah hari ini? Alhamdulillah 'ala kulli haal Betapa banyaknya nikmat dan karunia yang Allah berikan pada hamba yang tak sempurna ini Dan terima kasih Wahai Allah masih perkenankan hamba merasakan lapis lapis keberkahan dari-Mu #selftalk 📷 @quinnitat
2 notes · View notes
istiqomahnk · 8 years ago
Quote
Seorang kawan pernah berkata, “Bila perjalananmu dengannya tidak membuatmu lebih mengenal Allah, pulang saja. Bila pencapain bersamanya membuatmu jauh dari Allah, lepaskan saja. Bila mencintainya hanya membuatmu tidak taat kepada Allah, maka tinggalkan dia.”
Sebab, bukan cinta namanya jika semakin menjauhkan diri dengan sang Maha pemilik cinta.
Ini perihal mencintai dengan sebaik-baik cinta. Cinta yang tidak membuat luka, cinta yang tidak meninggalkan lara. Sebab bukan cinta jika rasanya bak laksana menggenggam bara.
Cinta yang baik adalah cinta yang menenangkan. Cinta yang menyembuhkan. Cinta yang membahagiakan. Bukan tangisan lara yang menghujam batin seorang anak adam.
Lantas ketika mencintai membuat kita semakin jauh dariNya. Maka tanyakan pada diri, cinta macam apa yang kini bertahta hingga mencintai makhluknya lebih indah dibandingkan mencintaiNya..
Tengoklah saat ini tentang mimpi yang masih menggantung, tentang perasaan yang tergadaikan dan tentang luka yang belum sembuh. Untuk menata ulang kembali agar perasaan yang salah segera dibenahi oleh-Nya.
Ini bukan perihal patah hati yang tidak berkesudahan. Namun ini perihal mencintai dengan ikhlas. Ikhlas mendapatkan atau barangkali ikhlas mengikhlaskan.
Cinta yang hakiki adalah cinta yang didalamnya seseorang bisa tumbuh bersama dalam kebaikan, memberi maaf meski salah dan memberikan ruang untuk berteduh. Tentunya surga-Nya adalah tujuan akhir dari semua perjalanan ini.
Duhai diri yang sedang ditumbuhi cinta. Jadikanlah dirimu dan cintamu menumbuh dengan cinta yang baik, yang selalu paham perihal hakikat mencintai dengan benar. Mencintai-Nya, mencintai karna-Nya, dan dicintai-Nya. Jadikan ia laksana oase kebaikan bagi siapapun, penuntun kebaikan untuk sipapun. Bukankah Rahmatan lil alamin adalah semboyan terbaik agama ini?
Maka mencintailah dengan lembut, dengan penuh rahmat dan kasih sayang. Jikapun perasaanmu ditumbuhi cinta oleh-Nya, jangan jadikan Ia cemburu atas perasaan fitrah itu. Bukankah kau lebih paham atas perasaanmu sendiri?
Mencintailah dengan baik, duhai anak adam. Yang setiap kebaikannya laksana Al-Qur’an yang mencintai seseorang yang mau membersamainya. Laksana Rasulullah yang mencintai umatnya. Laksana Allah yang selalu mencintai hambanya.
Napak tilaslah kembali perjalanan kisahmu.. dengan muhasabah atas kisah yang telah lalu. Ia laksana pembelajar terbaik untuk dirimu. berbaiklah, melembutlah..
©Ibn Syams (self reminder)
Belajar untuk mencintai dan dicintai karena-Nya 💞
1K notes · View notes
istiqomahnk · 8 years ago
Quote
Sekali waktu kita perlu berhibur untuk melepas jenuh dan memulihkan kebugaran jiwa. Tetapi jika seseorang sibuk berhibur bahkan hingga jenuh terhadap hiburan itu, sementara ia tak dipenatkan oleh kesibukan yang produktif, wajarlah jika jiwa semakin rapuh dan hati kian gersang. Sulit ia menemukan ketenteraman jiwa, meskipun tak ada masalah yang mendera.
Mohammad Fauzil Adhim (via fauziladhim)
61 notes · View notes
istiqomahnk · 8 years ago
Text
Kita bertemu atau berpisah bukan tanpa suatu alasan, bukan pula sebuah kebetulan. Segala sesuatu di dunia ini sudah tergariskan. Maka apalagi yang perlu kita risaukan?
1 note · View note
istiqomahnk · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bapak dan Ibu saya punya kebiasaan membawa pulang snack dan/atau nasi kotak saat ada acara di kantornya/acara2 tertentu. Bapak memilih untuk makan bekal nasi yang memang dibawa dari rumah, memakan salah satu snacknya dan membawa pulang yang lainnya. Kami yang masih kanak-kanak selalu bersuka ria menyambut bapak dan ibu yang bawa snack/nasi pulang, haha 😆
Sekilas hal tersebut tampak sederhana dan sepele, tapi ternyata ketika beberapa tahun lalu saya mulai belajar tentang ini, saya jadi paham kenapa Bapak dan Ibu begitu, itulah salah satu tanda sakinah dalam keluarga; Lita'milu ilaiha.
Makna ke-3 dari sakinah; Lita'milu ilaiha. “Agar kau cenderung dalam fikir & rasa kepadanya.” Menyatukan asa, menautkan cita, memadukan kerja.
Sakinah itu; saat dijamu, terbayang yang di rumah makan apa; saat melihat iklan piranti baru yang disuka, teringat istri perlu apa.
Sakinah; terus menghadirkan istri tercinta dalam fikir & rasa; hingga mampu bicara tanpa kata, saling mengerti meski tanpa diskusi. (Ust. Salim A. Fillah)
1 note · View note
istiqomahnk · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
407 notes · View notes
istiqomahnk · 8 years ago
Text
Bahagia: Definisi ala Medsos
Hidup itu sederhana. Pun dengan bahagia. Tapi terkadang pikiran kita yang rumit mendefinisikan kebahagiaan. Padahal sesederhana dengan bersyukur aja lho. Tapi dasar manusia nggak pernah puas, kayaknya nggak ada tantangan kalo hidupnya gitu-gitu aja. Jadi lah kita seringkali terpancing untuk mencari definisi lain akan kebahagiaan. “Gue bahagia kalo udah begini begini begini.” Dan akhirnya, kita melihat kehidupan orang lain sebagai patokan kebahagiaan.
Terlebih di usia produktif yang lagi serba bergejolak ini, rasanya sisi kompetitifnya susah dibendung. Nggak akan cukup kalo belum melebihi pencapaian si anu, misalnya. Di sisi lain, ada bagusnya sih, selama pencapaian itu positif semisal mencari ilmu setinggi-tingginya, atau beramal shaleh sebanyak-banyaknya, nggak masyalah. Malah positif kan.
Tapi kalo pencapaian itu berupa #relationshipgoals, #lifegoals, #siblinggoals, dan goals lain berbentuk hashtag yang ada di medsos, rasanya hampa. Ini subjektif menurut saya sih, yang merasa apa yang disuguhkan di medsos itu fana. Dunia aja udah fana, lha apalagi medsos yang cuma miniatur dunia. Wkwk.
Sebagai pemerhati pola, saya suka memprojeksikan pola-pola yang saya tangkap tersebut, ke dalam otak. Dalam hal medsos, yang saya tangkap, pola penyebab kebahagiaan yang modusnya paling tinggi (kalo nggak mau dibilang mainstream), kira-kira seperti ini:
Banyak traveling ke tempat baru
Banyak makan enak di cafe lucu
Menikah muda dan dikelilingi bridesmaid kece yang sebelumnya mengadakan bridal shower super asyik
Punya anak yang lucu dan pintar
Mendapatkan beasiswa sekolah di luar negeri
Menghadiri event yang kece, misalnya acara musik, festival ini, festival anu, olahraga bareng, dll
Berhasil foto OOTD
Dst
Itu yang berhasil saya kerucutkan hingga bisa ditarik garis besarnya bahwa itulah kebahagiaan yang umum dimunculkan di medsos – kalo ada yang nggak kesebut, berarti saya lupa, atau memang luput dari perhatian saya, hehehe. Hal ini pun berlaku di medsos saya lho, wkwkwk. Nggak dipungkiri, saya pun generasi milenial yang sering latah ikut-ikutan apa yang lagi musim. Tapi belakangan saya mikir, “Duh, kalo gini mah, di mana letak keunikan saya. Di mana state of the arts-nya?!” Kekekeke.
Dan yang nggak kalah penting (tapi ganggu – wk!), saya sering merasa rumput tetangga lebih hijau setelah melihat medsosnya. Jadi di otak berkecamuk deh pikiran-pikiran rumit. Saya mohon maaf ya kalo ternyata isi medsos saya yang malah begitu. Masih latihan buat mengontrol nih. Syulit. Apalagi saya bukan tipe orang yang cool. Ehehehe excuse, lau! Karena pikiran-pikiran rumit itu, akhirnya malah lupa mensyukuri hal-hal yang ada di depan mata. Hasilnya jadi lupa bahagia karena fokus bahwa bahagia itu adalah produk, bukan prosesnya. Duh duh duh.
Sedikit cerita, kemarin seorang teman bercerita banyak hal tentang liburannya. Karena teman dekat, saya iseng nyeletuk,
“Asyik bener lo, lagi menikmati hidup banget kayaknyaaa..”
“Ahaha, iya nih. Tapi, Tuuul, kebanyakan liburan malah bikin gue hampa sesudahnya. Kayak timpang gitu loh bedanya selama lagi liburan dan sehari-hari.”
“Bahahaha, paradoks gitu ya. Setelah rame-rame jadi sepi lagi.”
“Iya, Tuuul!”
“I can feel you!”
Yak. Jadi contoh-contoh kebahagiaan yang didefinisikan oleh medsos itu semu. Sifatnya sementara aja. Setelah berhasil direngkuh, malah menciptakan paradoks, mungkin karena saat mencapainya dilakukan dengan menggebu-gebu. Semua energi ditransformasikan menjadi antusiasme di awal. Begitu selesai, energinya berkurang secara eksponensial. Ahahaahaha~ It’s perfectly rhymed, btw!
Jadi, sewajarnya aja dalam menyikapi kebahagiaan ber-hashtag itu, karena sungguh dia itu fana. Sedangkan, kebahagiaan yang hakiki, yang nggak fana, yaitu saat hati kita penuh. Dan kepenuhan hati nggak akan bisa dicapai kalo hati kita dipenuhi oleh hal selain Yang Menciptakannya. Alih-alih mengejar kebahagiaan yang sifatnya sementara, lebih baik kita mengejar ridha-Nya. Coba deh kita renungin lagi seberapa bahagia kita lewat pertanyaan-pertanyaan turunan ini.
Udah bersyukur belum hari ini?
Udah menerapkan keikhlasan di setiap tindak-tanduk yang dilakukan belum? (Biasanya kalo ikhlas nggak bakal bilang-bilang sih, cukup diri sendiri dan Allah aja yang tau)
Udah lurusin niat belum?
Kalo semuanya bisa kita jawab “udah”, insyaAllah kebahagiaan akan mudah dekat dengan kita. Yuk ah, semoga kita bisa selalu bahagia setiap harinya tanpa terpaku pada definisi yang tercipta karena modus tipe kebahagiaan (temennya mean dan median, bukan modus yang satunya) yang muncul di medsos. Bismillah. Biidznillah.
Bandung, 20 Agustus 2017
Mutul yang masih terus belajar
84 notes · View notes
istiqomahnk · 8 years ago
Text
Tentang Rasa
Hidup ini adalah tentang bagaimana kita menilai dan memaknai sesuatu, itulah rasa. Dan kesyukuranlah yang menaikkan rasa dari tiap-tiap nikmat yang Allah berikan di lapis-lapis keberkahan.
Jika hari ini kita diberi nikmat, bersyukur. Tak selalu mudah memang merasa cukup atas semua yang Allah berikan (qana'ah), namun begitulah seharusnya setiap mukmin menyikapi kehidupan. Bersyukur dan bersabar. Bersyukur saat diberi nikmat dan bersabar di saat diberi ujian/cobaan. Betapa karunia Allah SWT itu selalu lebih besar dari tiap ujian yang Ia hadirkan.
Maka nikmat Allah yang mana lagi yang kamu dustakan jika hari ini kita masih bisa merasakan segarnya udara, merasakan nikmatnya bangun dalam keadaan sehat, beriman dan dimampukan untuk beramal shalih?
3 notes · View notes
istiqomahnk · 8 years ago
Text
Ramadhan #14 : Semakin Dewasa
Semakin kita dewasa, kita semakin sadar kalau kita butuh lebih dari sekedar perhatian, paras yang tampan/cantik, pekerjaan yang mapan, dan kekayaan, yaitu tanggungjawab. Tanggungjawab adalah hal yang paling kita butuhkan dari seseorang yang kita damba kelak menjadi imam/makmum kita. Sesuatu yang semakin jarang kita temukan dari diri seseorang. Dan itulah yang sesungguhnya kita butuhkan, meski sampai hari ini kita masih memaksakan kebutuhkan kita atas kecantikan/ketampanan, kekayaan, dan segala hal yang sifatnya sementara, hilang oleh waktu.
Semakin dewasa kita akan semakin mengerti kalau kita belajar bukan sekedar untuk mencari nilai. Kita butuh ilmu untuk kita gunakan dikehidupan kita. Dan kita teringat semasa dulu sekolah, seluruh pelajaran yang kita pelajari hilang tanpa bekas dan nyaris tak satupun bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga ingat, semasa dulu berlomba-lomba mencari nilai tertinggi tanpa kita paham mengapa kita belajar ini dan itu selain untuk mendapatkan nilai. Kini selepas dari dunia sekolah, kita sadar hanya sedikit ilmu yang kita miliki yang bisa kita gunakan. Lainnya adalah kekhawatiran, bahkan kita tidak memiliki ilmu untuk menghadapi kekhawatiran tsb.
Semakin kita dewasa, kita semakin sadar kalau waktu berjalan begitu cepat. Dan tak terasa kita sudah sampai di waktu-waktu yang paling meresahkan semenjak kita hidup. QuaterLifeCrisis. Kala kita harus mengambil begitu banyak keputusan dan kita sadar bahwa banyak dari keputusan itu bersifat permanen, seperti pilihan kita atas karir, pasangan hidup, dsb. Sementara kita tidak siap mengambil keputusan itu karena kita ragu-ragu, ragu yang disebabkan oleh sedikitnya informasi yang kita miliki atas pilihan-pilihan yang ada didepan mata kita. Semakin dewasa, kita semakin ingin kembali ke dunia anak-anak. Dunia tanpa beban, dimana kita bisa mengambil keputusan apapun tanpa berpikir resikonya bahkan tanpa memikirkan apa kata orang lain. Seperti keputusan kita saat kecil saat bercita-cita untuk menjadi superhero seperti dikartun. Kalau hari ini kita masih melakukannya, kita akan ditertawakan. Dan semakin dewasa, kita semakin sadar bahwa kita butuh keberanian, sesuatu yang dulu sangat membara semasa kecil.
Semakin dewasa, kita semakin mengerti kalau di ramadhan ini kita butuh lebih dari sekedar euforia buka puasa bersama, baju baru menjelang lebaran, bermain kembang api, layaknya dulu ketika masih kecil. Kita butuh rahmatNya, dan itu hanya bisa kita dapatkan melalui keikhlasan kita dalam menjalani ibadah selama ramadhan ini. Kita mulai membuat targetan, kita melipatgandakan ibadah-ibadah kita sehari-hari.
9 Juni 2017 | ©kurniawangunadi
723 notes · View notes
istiqomahnk · 8 years ago
Text
Ramadhan #6 - #12 : Jangan Dulu Menyerah
Saat kita berjuang untuk sesuatu yang sama dengan orang lain, memperjuangkan hal yang sama. Kemudian kita menyadari bahwa segalanya terasa sudah sampai batasnya, jangan dulu menyerah!
Sebab orang lain masih berjuang, mereka belum menyerah. Mereka masih melihat kemungkinan yang mungkin tidak kita lihat. Mereka masih memiliki cara yang mungkin tidak kita tahu. Jangan dulu menyerah.
Tulisan ini adalah rangkuman pelajaran dalam beberapa hari terakhir. Saya menghilang sejenak dari dunia maya karena ada hak tubuh saya yang harus saya tunaikan (baca: istirahat karena sakit). Di waktu itu, saya banyak menghabiskan waktu untuk mengamati juga memutar ulang segala hal yang terjadi dalam hidup saya dan orang-orang yang hadir silih berganti.
Dan saya dapati, setiap individu adalah pejuang. Ia sedang memperjuangkan banyak hal dalam hidupnya. Dari yang banyak itu, banyak hal yang sama antara satu dengan yang lainnya. Yang membedakan satu orang dengan yang lain hanya satu, daya juangnya.
Beberapa waktu yang lalu saya juga membuka bukunya Azhar yang terakhir; Pertanyaan tentang Kedatangan. Saya membukanya secara acak. Intinya, buku itu seperti bercerita tentang perjuangannya menanti buah hati sejak hari pernikahannya, dengan segala cara yang mungkin mereka lakukan.
Beberapa orang yang saya kenal atau sekedar tahu, tapi tentu saja saya tidak tahu bagaimana perasaan dan perjuangannya. Mungkin tengah menghadapi hal yang serupa, berjuang untuk hal yang sama, yaitu berjuang untuk memiliki buah hati dari pernikahan. Tidak hanya bulan, tapi hitungan tahun. Menanti dan tak kunjung ada tanda-tanda kehadiran buah hati.
Dan diam-diam, pasti ada upaya-upaya, ada doa-doa, ada hal-hal yang saya tidak tahu pastinya. Mereka sedang berjuang dan tidak menyerah. Saya amat menghormati orang-orang seperti mereka, ujian yang mungkin saya tidak sanggup untuk menghadapinya. Allah mengujinya, tentu saja saya tidak sanggup menuangkan empati saya dalam bentuk kata-kata. Hanya doa yang tiada henti, semoga dikuatkan, semoga sabar, dan yang lain. Meski terasa sangat klise, karena saya tidak mengalaminya sendiri.
Di tempat yang lain, saat kita tengah berjuang untuk mencari atau menciptakan pekerjaan. Mungkin kita terjegal oleh gengsi dan ketinggian hati sendiri. Dengan latar belakang sarjana dan nama kampus kita, kita berharap untuk mendapatkan hal-hal yang terasa langsung manis. Mungkin kita perlu sedikit melihat lebih luas, ada begitu banyak orang yang sedang memperjuangkan hal yang sama. Berjuang untuk mencari atau menciptakan pekerjaan. Dari yang tidak pernah sekolah sampai yang sekolah sangat tinggi. Dan mereka belum menyerah. Tentu ada upaya yang saya tidak tahu, ada doa diam-diam yang juga saya tidak tahu. Saya hanya menyaksikan dan mengamati bagaimana satu per satu teman yang saya kenal, mulai memetik buah perjuangannya. Mulai menemukan pekerjaan yang membahagiakannya. Dan saya menjadi saksi bagaimana dulu mereka berjuang, melintasi kota demi kota untuk ikutan jobfair. Memasukan lamaran di sana sini. Dan bagaimana dulu mereka diawal bekerja.
Di ramadhan ini pun. Ada begitu banyak orang yang berjuang untuk hal yang sama. Bagaimana meraih pahala yang maksimal. Bagaimana memanfaatkan momen ramadhan dengan ibadah yang total. Berjuang untuk khatam Al Quran sekali dua kali bahkan beberapa kali sepanjang ramadhan ini. Berjuang untuk, macam-macam. Beberapa diantara mereka mungkin sedang memperjuangkan hal yang sama dengan kita. Kalau ujian kita baru sebatas sakit, sebatas rutinitas, belum sepantasnya kita menyerah. Ada yang lebih keras ujiannya dari itu.
Hal yang selalu bisa kita temukan disaat perjalanan di kereta komuter, orang membaca Al Quran untuk memperjuangkannya selesai dalam sebulan. Teman-teman kita yang mungkin sedang berada di luar negeri, berjuang untuk ke masjid terdekat yang jaraknya berjam-jam. Ada yang sedang berjuang, memperjuangkan hal yang sama dengan kita. Lihatlah, mereka tidak menyerah dan mengeluh. Jangan dulu menyerah dengan apa yang kita hadapi.
Sudah kusampaikan sejak awal, yang membedakan perjuangan kita dengan orang lain hanya satu. Daya juangnya :)
1-7 Juni 2017 / Yogyakarta / ©kurniawangunadi
637 notes · View notes
istiqomahnk · 8 years ago
Text
Kesyukuran Menaikkan Rasa Sebuah Nikmat
Saya baru pulang sekitar 3 pekan lalu dari pengabdian di wilayah sangat terpencil di salah satu Kabupaten di Sulawesi Tenggara. Ketika saya di sana, tidak semua hal dan fasilitas tersedia di depan mata. Perlu upaya dan pengorbanan yang ekstra untuk memperolehnya baik dari segi harga dan jauhnya lokasi untuk membelinya. Satu tahun di sana memberi kesempatan saya menata kembali makna kesabaran dan kesyukuran, merenungi setiap nikmat yang (masih) Allah berikan pada diri ini.
Contoh kecil misalnya, ketika di sana, saya yang pecinta ayam sangat sangat sangat merindukan makan ayam sedangkan harga ayam di sana sangatlah mahal dan harus beli per ekor (tidak bisa beli ecer per kilogramnya). Pokoknya ayam menjadi makanan istimewa dan (agak) mewah bagi saya selama satu tahun di sana karena nggak tiap hari saya bisa makan ayam: berhemat. Ketika hari itu saya bisa makan ayam apalagi daging kambing atau sapi, saya sangat mensyukurinya. Oleh karenanya lidah pun mengecap penuh kelezatan karena kesyukuran atas nikmat si daging.
Contoh kedua, tentang air bersih. Air bersih terasa bukanlah hal spesial bagi kita di wilayah tanah Jawa. Tapi sadarilah bahwa banyak orang ternyata di luar pulau sana yang kesulitan mendapatkan air bersih. Masih lekat dalam ingatan setiap hari selama berbulan-bulan saya bersama dengan teman-teman satu tim saling menunggui air PDAM mengaliri bak mandi kami. Tampak cucian piring, cucian baju menumpuk sedangkan air di bak mandi tinggal tersisa sedikit hanya cukup untuk buang air. Kami bersepakat hanya boleh mencuci di malam hari saat air PDAM mengalir. Air menjadi sangat dinantikan setiap harinya. Masih saya ingat dengan baik rasa bahagia yang membuncah saat sekitar jam 23.00 mengetahui kran kamar mandi mulai mengucur. Bahagiaaa sekali rasanya. Semua langsung mengambil posisi antrian mandi sore di depan kamar mandi. Yeay akhirnya penantian hari ini akan segera bersambut: pertemuan dengan air bersih *soalnya pas ba'da maghrib atau isya ditanya sama bapak ibu udah mandi atau belum jelas jawabannya adalah belum 😭
Disitulah saya semakin memahami bahwa hidup dalam kesyukuran akan membuat rasa kita terhadap suatu nikmat pun akan berlipat-lipat meningkat, maka mari banyak-banyak bersyukur atas semua nikmat yang Allah limpahkan pada kita agar Allah pun akan menambah nikmat-Nya.
2 notes · View notes
istiqomahnk · 8 years ago
Text
Refleksi 29 Mei 564 Konstantinopel: Seorang Muhammad Al-Fatih, Sosok 'Sosial Engineer'
Tumblr media
Refleksi 29 Mei 564 Konstantinopel: Seorang Muhammad Al-Fatih, Sosok ‘Sosial Engineer’
Strategi yang diterapkan saat pertempuran berlangsung (on going process) beberapa kejutan juga dilakukan sang Pemimpin muda kekhalifahan Usmani ini. Di antaranya saat manuver laut yang dilaksanakan mengalami kegagalan bahkan hampir membunuh sang pemimpin, Al-Fatih tidak kehilangan akal lewat intuisi militernya dengan menginstruksikan armadanya untuk melakukan 'penyeberangan darat’ 72 kapal tempurnya menaiki bukit Galata menuju Halic di Golden Horn.
Baca selengkapnya di: http://bit.ly/2rdUcIw
5 notes · View notes