Photo

Bismillaahirrahmaanirrahiim, . Tidur Ala Rasulullah berdasarkan Hadits :
1. Tidur di awal malam. . “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam tidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam.” (Mutafaq 'Alaih)
2. Jangan tidur sebelum sholat Isya. . “Bahwasanya Rasulullah Muhammad membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (HR. Bukhari)
3. Berwudhu sebelum tidur.
Rasulullah bersabda : "Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Bukhari)
4. Membaca surat Al-Ikhlash, Al Falaq dan An Nas.
Aisyah ra. berkata : “Bila Rasulullah berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At Tirmidzi)
5. Berdoa
Hudzaifah ra. berkata: “Bila Rasulullah berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdoa: Allaahumma bismika amuutu wa ahyaa. Dan jika bangun dari tidurnya beliau berdoa: Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin-nusyuur.” (HR. At Tirmidzi)
6. Membaca Ayat Kursi . “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi.” (HR. Bukhari)
7. Memiringkan tubuh disebelah kanan. . “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari)
8. Tidak tidur tengkurap . “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud)
9. Meletakkan tangan kanan di pipi sebelah kanan . "Rasulullah apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud) . . Yuk ikutin sunnah Rasulullah, biar berkah tidurnya^^ . @moslemdiary #duniajilbab
101 notes
·
View notes
Quote
Jika kamu bisa dengan mudah berbahagia dengan seseorang yang bukan aku. Maka sudah seharusnya aku pun bisa melakukannya, hanya saja aku membutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak sepertimu.
(via halamanbercerita)
108 notes
·
View notes
Text
Memberi Fasilitas, bukan Memaksa
Beberapa hari lalu saya membaca tulisan di sini yang memberikan fakta dari Penelitian Bu Mukti Amini yang menyatakan bahwa 90% anak aktivitas dakwah yg diteliti di Depok mengatakan tidak ingin mengikuti jejak orangtua mereka sebagai aktivis dakwah.
Kemudian penulis yang berdomisili di Inggris melanjutkan dengan fakta yang ia lihat di lingkungan sekitarnya terkait teenagers di sana :
1. Ada anak aktivis dakwah yang tidak menjadi aktivis dakwah padahal sudah usia 16+ atau bahkan sudah kuliah 2. Anak aktivis dakwah, tapi tidak menjadi penggerak bagi sesamanya, tidak punya ‘krenteg’, gairah, militansi untuk menjadi yang pertama, yang terdepan, yang paling bersemangat, yang terbaik; di dalam dakwah. Bahkan cenderung cuek dan kurang mampu bergaul. Kalau keterampilan bergaul saja kurang, apalagi memimpin orang lain. 3. Anak-anak aktivis dakwah yang hasil akhirnya sama saja dengan anak-anak orangtua ‘sholih’ pada umumnya, sekadar menjadi ‘anak baik-baik’, berprestasi secara akademik, tidak bermasalah dalam hukum agama dan hukum normatif di masyarakat 4. Anak-anak aktivis dakwah yang naudzubillah justru fobia terhadap liqa’, halqoh’ pengajian, atau apa pun yang namanya agenda dakwah; dengan berbagai alasan. Mulai dari merasa ‘hidup di 2 dunia’, ortu/islam tidak realistis, kajian Islam dikatakan boring, islam menyulitkan, dan sebagainya.
….
Sebagaimana iman yang tidak bisa diturunkan, begitu pula dengan ghirah berdakwah ya? Bahkan saya yang anak aktivis dakwah, mengakui, sempat kabur karena beberapa alasan, hingga menempati poin nomor 4 (Alhamdulillah masih diberikan hidayah sama Allah untuk ‘balik’).
Lalu saya merasa mendapat sedikit jawaban setelah membaca jawaban Kak Zahra atas pertanyaan seseorang di sini
Tugas utama orang tua bukan menjadikan anak nya sepakat seluruh hal dengan dirinya, melainkan memberikan banyak kesempatan, fasilitas, stimulasi agar anak dapat hidup mandiri dan dapat menemukan kebenaran-kebenaran yang ia yakini sendiri.
Kita semua tentu tahu bahwa meyakini secara mandiri dengan ‘dipaksa’ meyakini sesuatu adalah dua hal yang memberikan efek berbeda.
Tugas orang tua adalah memberikan arahan, menyampaikan pilihan, dan pada dasarnya anak lah yang bertanggung jawab atas pilihan hidupnya tersebut.
Pada keberjalanannya, saya merasakan ketika saya merasa dipaksa dan akhirnya kabur; dengan ketika saya akhirnya mikir, kontemplasi dan yakin sendiri, itu jauuuuuuhhhh berbeda banget efeknya.
Karena sungguh, rasanya miris ketika saya dan teman-teman berbincang mengenai fakta serupa, lalu kami mengeksplorasi anak-anak aktivis dakwah yang bahkan banyak menempati poin nomor 4 di atas, dengan gaya hidup yang cenderung jauh dari islam.
Benar adanya hidayah itu datangnya dari Allah, tapi bukankah… ballighuu ‘anni walau ayah? Sampaikan walau hanya satu ayat? Baligh/sampaikan, bukan hanya qul/katakan. Kita harus memastikan kita menyampaikan dengan sebaik-baiknya hingga menimbulkan kesadaran, bukan hanya mendikte.
135 notes
·
View notes
Text
Saya suka dan merupakan salah satu paporit saya karena menurut saya Dr Zakir Naik itu cerdas… Semoga Allah selalu menjaga Beliau dan keluarganya
Dr Zakir Naik mengungkapkan bahwa jumlah misionaris saat ini mencapai satu juta orang. Di antara mereka, ada yang tugasnya berkeliling untuk mendangkalkan aqidah umat Islam.
Salah satu caranya, memulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini.
Pertanyaan Pertama
“Apakah dijelaskan dalam Al Quran bahwa Injil adalah firman Tuhan?”
Biasanya muslim yang ditanya demikian akan langsung menjawab, “Ya, disebutkan”
“Kalau begitu mengapa engkau tidak mengikuti Injil?”
Pertanyaan Kedua
“Berapa banyak nama Nabimu (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) disebutkan dalam Al Quran?”
Muslim yang tahu akan menjawab, “Lima kali. Empat kali dengan nama Muhammad dan satu kali dengan nama Ahmad”
“Berapa banyak nama Yesus Kristus (Isa ‘alaihi salam) disebutkan dalam Al Quran?”
Muslim yang tidak tahu, akan diberitahu oleh misionaris yang mempelajari Al Quran itu. Bahwa Isa disebutkan 25 kali.
“Mana yang lebih besar, Muhammad yang disebutkan lima kali atau Yesus yang disebutkan 25 kali dalam Al Quran?” demikian pertanyaan misionaris berikutnya.
Pertanyaan Ketiga
“Apakah Nabi Muhammad punya ayah dan punya ibu?”
“Ya”
“Apakah Isa (Yesus) dilahirkan dengan ibu dan ayah?”
“Isa memiliki ibu tetapi tidak memiliki ayah”
“Mana yang lebih hebat, orang yang dilahirkan dengan cara biasa dengan adanya ibu dan ayah atau yang terlahir tanpa ayah?”
Pertanyaan Keempat
“Apakah Nabi Muhammad memiliki mukjizat?”
“Ya”“Apakah Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati?”
“Tidak” (Karena dalam Al Quran dan hadits tidak disebutkan mukjizat itu)
“Apakah Isa bisa menghidupkan orang mati?”
“Ya” (salah satu mukjizat Nabi Isa, dengan izin Allah, bisa menghidupkan orang mati)
“Mana yang lebih hebat, yang tidak bisa menghidupkan orang mati atau yang bisa menghidupkan orang mati?”
Pertanyaan kelima
“Apakah Nabimu Muhammad sekarang secara fisik meninggal atau hidup?”
“Meninggal”
“Apakah Yesus (Isa) sekarang meninggal atau masih hidup?”
“Masih hidup” “Mana yang lebih hebat, yang sudah meninggal atau yang masih hidup hingga sekarang?”
Pertanyaan-pertanyaan itu membuat banyak muslim yang tidak memahami Al Quran menjadi bingung. Namun, sebenarnya semuanya hanya pertanyaan licik misionaris. Jawabannya sudah ada dalam Al Quran.
Jawaban atas Pertanyaan Misionaris (1)
Di antara cara untuk mendangkalkan aqidah, bahkan sampai memurtadkan, misionaris menggunakan sejumlah pertanyaan.
Dr Zakir Naik membeberkan lima pertanyaan utama yang biasa dipakai para misionaris. Berikut ini pertanyaan tersebut dan jawabannya:
Pertanyaan Pertama
“Apakah dijelaskan dalam Al Quran bahwa Injil adalah firman Tuhan?”
Biasanya muslim yang ditanya demikian akan langsung menjawab, “Ya, disebutkan”
“Kalau begitu mengapa engkau tidak mengikuti Injil?”
Jawaban atas Pertanyaan Pertama
Al Quran memang mengatakan Injil adalah kitab Allah sebagaimana Taurat juga kitab Allah. Al Quran membenarkan keduanya, sebagaimana tercantum dalam Surat Ali Imran ayat 3.
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil” (QS. Ali Imran: 3)
Jadi Injil dibenarkan Al Quran sebagai kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Bukan berarti harus diikuti, sebagaimana Taurat juga dibenarkan sebagai kitab yang telah diturunkan sebelumnya tetapi tidak untuk diikuti. Bahkan seharusnya, orang yang percaya pada Taurat dan Injil, mereka mengikuti Al Quran sebagaimana orang yang berpegang pada sesuatu akan mengikuti update terbaru dari sesuatu itu.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آَمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا
“Hai orang-orang yang telah diberi Alkitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu…” (QS. An Nisa’: 47)
Selain itu, Injil yang dibenarkan Al Quran adalah Injil yang otentik. Injil pada zaman Nabi Isa sebelum diubah oleh para pemalsu. Adapun Injil yang ada sekarang, telah beberapa kali mengalami perubahan, misalnya pada Persidangan Nicea pada tahun 325 M. Pada tahun 1881 dirilis Injil King James Version (KJV) yang merevisi beberapa hal yang dianggap bertentangan. Pada tahun 1952 dirilis Revised Standard Version (RSV) atas dasar ditemukannya beberapa cacat pada KJV.
Pertanyaan Kedua
“Berapa banyak nama Nabimu (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) disebutkan dalam Al Quran?”
Muslim yang tahu akan menjawab, “Lima kali. Empat kali dengan nama Muhammad dan satu kali dengan nama Ahmad”
“Berapa banyak nama Yesus Kristus (Isa ‘alaihi salam) disebutkan dalam Al Quran?”
Muslim yang tidak tahu, akan diberitahu oleh misionaris yang mempelajari Al Quran itu. Bahwa Isa disebutkan 25 kali.
“Mana yang lebih besar, Muhammad yang disebutkan lima kali atau Yesus yang disebutkan 25 kali dalam Al Quran?” demikian pertanyaan misionaris berikutnya.
Jawaban atas Pertanyaan Kedua
Nabi Isa ‘alaihis salam memang disebutkan dalam Al Quran lebih banyak daripada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun, penyebutan yang lebih banyak itu tidak menunjukkan siapa yang lebih besar atau lebih agung.
Nabi Musa, bahkan disebutkan lebih banyak lagi. Nama Nabi Musa disebutkan sebanyak 124 kali dalam Al Quran. Di Surat Al Baqarah 13 kali, di Surat Ali Imran 1 kali, di Surat An Nisa’ 2 kali, di Surat Al Maidah 3 kali, di Surat Al An’am 2 kali, di Surat Al A’raf 18 kali, di Surat Yusuf 7 kali, di Surat Hud 3 kali, di Surat Ibrahim 3 kali, di Surat Al Isra’ 2 kali, di Surat Al Kahfi 2 kali, di Surat Maryam 1 kali, di Surat Thaha 16 kali, di Surat AL Anbiya’ 1 kali, di Surat Al Hajj 1 kali, di Surat Al MU’minun 2 kali, di Surat Asy Syu’ara’ 8 kali, di Surat An Naml 3 kali, di Surat Al Qashash 17 kali, di Surat AL Ankabut 1 kali, di Surat As Sajdah 1 kali, di Surat Al Ahzab 1 kali, di Surat Ash Shafat 2 kali, di Surat Ghafir 5 kali, di Surat Fushilat 1 kali, di Surat Az Zukhruf 1 kali, di Surat AL Ahqaf 2 kali, di Surat Adz Dzariyat 1 kali, di Surat An Najm 1 kali, di Surat Ash Shaf 1 kali, dan di Surat An Naziat 1 kali.
Nah, jika karena disebutkan lebih banyak dalam Al Quran kemudian otomatis lebih agung, apakah orang-orang Nasrani mau mengakui bahwa Nabi Musa lebih agung daripada Nabi Isa?
Bahkan, jika karena disebutkan lebih banyak dalam Al Quran kemudian dianggap menjadi Tuhan, apakah orang-orang Nasrani mau mengakui bahwa Musa adalah Tuhan?
Satu hal lagi, Al Quran hampir selalu menyebut Nabi Isa lengkap dengan bin Maryam. Hanya 4 kali nama Nabi Isa disebut sendirian tanpa bin Maryam yaitu pada Surat Ali Imran ayat 52, Ali Imran ayat 55, Ali Imran ayat 59, dan Az Zukhruf ayat 63.
Selebihnya selalu disebut Isa bin Maryam. Untuk menegaskan bahwa Isa adalah anak Maryam, bukan anak Tuhan sebagaimana klaim kaum Nasrani.
Pertanyaan Ketiga
“Apakah Nabi Muhammad punya ayah dan punya ibu?”
“Ya”
“Apakah Isa (Yesus) dilahirkan dengan ibu dan ayah?”
“Isa memiliki ibu tetapi tidak memiliki ayah”
“Mana yang lebih hebat, orang yang dilahirkan dengan cara biasa dengan adanya ibu dan ayah atau yang terlahir tanpa ayah?”
Jawaban atas Pertanyaan Ketiga
Nabi Isa memang tidak memiliki ayah. Namun, bukan berarti lebih hebat daripada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Apalagi jika kemudian dijadikan tuhan, sama sekali keliru.
Sekarang saya tanya, mana yang lebih hebat, Isa yang lahir tanpa ayah atau Adam yang tanpa ayah dan tanpa ibu? Jika Isa lahir tanpa ayah kemudian dijadikan tuhan, seharusnya Adam lebih berhak untuk dijadikan tuhan karena tidak memiliki ayah dan tidak memiliki ibu.
Al Quran menjelaskan penciptaan Isa dan Adam sebagai berikut:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya misal (penciptaan Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seoang manusia), maka jadilah ia” (QS. Ali Imran: 59)
Karena lahir tanpa ayah, orang Kristen juga menyebut Yesus anak Tuhan. Dalam Yohanes 6:67-69, Yesus disebut anak tuhan oleh Petrus. Karena disebut anak tuhan, lantas dituhankan. Padahal ada banyak orang yang disebut “anak Tuhan” dalam Injil. Adam adalah anak Tuhan, Efraim adalah anak Tuhan, Ezra adalah anak Tuhan. Semua orang yang dituntun Tuhan adalah anak-anak Tuhan. Jadi anak Tuhan adalah kata yang digunakan dalam Injil yang artinya seseorang yang mengikuti ajaran Tuhan. Jika orang Kristen masih ngotot menjadikan Yesus sebagai Tuhan, carilah di Injil pernyataan Yesus yang mengatakan “Akulah Tuhan” atau “Sembahlah aku.” Niscaya tidak akan pernah ketemu.
Pertanyaan Keempat
“Apakah Nabi Muhammad memiliki mukjizat?”
“Ya”
“Apakah Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati?”
“Tidak” (Karena dalam Al Quran dan hadits tidak disebutkan mukjizat itu)
“Apakah Isa bisa menghidupkan orang mati?”
“Ya” (salah satu mukjizat Nabi Isa, dengan izin Allah, bisa menghidupkan orang mati)
“Mana yang lebih hebat, yang tidak bisa menghidupkan orang mati atau yang bisa menghidupkan orang mati?”
Jawaban atas Pertanyaan Keempat
Salah satu mukjizat Nabi Isa ‘alaihis salam adalah menghidupkan orang mati. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَرَسُولًا إِلَى بَنِي إِسْرَائِ��لَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآَيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (dia Isa berkata), “Aku datang kepadamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritakan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman.” (QS. Ali Imran: 49)
Namun ingat, yang menghidupkan orang mati itu adalah Allah. Nabi Isa mengakuinya sendiri. Demikian pula dalam Injil, Yesus mengakui bahwa yang menghidupkan orang mati adalah Allah. Bukan dirinya.
Sahabatku Lazarus mati, maka kembalikanlah ruh kepadanya Tuhan “. Allah memperkenankan doanya dan berfirman, “Mintalah, sesungguhnya engkau akan memperoleh apa yang engkau minta”. Ketika Yesus menyeru Lazarus agar keluar kepadanya, ia berkata, “Bapa, Aku mengucap syukur kepadamu, karena engkau telah mendengarkan aku. Aku tahu, bahwa engkau selalu mendengarkan aku” (Yohanes 11: 41-42)
Lalu besar mana mukjizat Nabi Isa dengan mukjizat Nabi Muhammad? Jika dikatakan bahwa menghidupkan orang mati adalah mukjizat terbesar Nabi Isa, ternyata dalam Injil disebutkan ada lima orang yang bisa menghidupkan orang mati. Selain Nabi Isa (Yesus), mereka adalah Nabi Ilyas (Elia), Nabi Ilyasa (Elisa), Yehezkiel (seorang nabi di kalangan Nabi Israel menurut Injil), dan Petrus.
Apakah dengan begitu, mereka semua juga dianggap sebagai Tuhan karena menurut Injil bisa menghidupkan orang mati? Sungguh lucu.
Nah, berbeda dengan Nabi-Nabi sebelumnya yang mukjizatnya kadang serupa dengan Nabi yang lain, Rasulullah Muhammad memiliki banyak mukjizat dan yang terbesar adalah Al Qur’an. Jika mukjizat yang lain sudah tidak bisa dilihat lagi bekasnya, Al Quran tetap ada hingga hari kiamat.
Dan Al Quran sendiri menantang siapapun di dunia ini untuk menandinginya, dan hingga saat ini tidak ada yang bisa menerima tantangan ini.
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur’ân yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur’ân itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allâh, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakar nya manusia dan batu, (neraka itu) telah disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 23-24)
Anda berani menerima tantangan ini, Pak Misionaris?
Pertanyaan Kelima
“Apakah Nabimu Muhammad sekarang secara fisik meninggal atau hidup?”
“Meninggal”
“Apakah Yesus (Isa) sekarang meninggal atau masih hidup?”
“Masih hidup”
“Mana yang lebih hebat, yang sudah meninggal atau yang masih hidup hingga sekarang?”
Jawaban atas Pertanyaan Kelima
Pertanyaan ini justru akan meruntuhkan doktrin terbesar Kristen.
Dalam Al Quran memang dinyatakan bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam tidak disalib. Yang disalib adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa.
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS. An Nisa’: 157)
Jika orang Kristen mengatakan Yesus masih hidup, berarti yang disalib bukan Yesus. Sama seperti firman Allah dalam Al Quran tersebut. Namun jika Yesus tidak mati disalib, tidak ada konsep penebusan dosa sebagaimana yang dijadikan pijakan gereja saat ini. Jadi Anda meyakini yang mana? Yesus masih hidup karena tidak disalib atau Yesus mati disalib? Anda pasti akan bingung sendiri.
Adapun pertanyaan siapa yang lebih hebat, orang yang meninggal atau orang yang masih hidup, bukanlah pertanyaan yang tepat. Anda masih hidup, Nabi Musa telah meninggal. Siapa yang lebih hebat?
Khusus untuk Nabi Isa yang diangkat Allah dan nanti akan diturunkan menjelang hari kiamat, itu bukanlah kehebatan Nabi Isa atas Nabi Muhammad namun semata-mata atas kehendak Allah dalam rangka menegaskan kesalahan orang-orang yang menganggapnya sebagai Tuhan.
لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ نَبِىٌّ – يَعْنِى عِيسَى – وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ
“Tidak ada nabi (yang hidup) antara masaku dan Isa. Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi dan tidak terlalu pendek), berkulit merah keputih-putihan, beliau memakai di antara dua kain berwarna sedikit kuning. Seakan rambut kepala beliau menetes meski tidak basah. Beliau akan memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam, beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi dan menghapus jizyah” (HR. Abu Daud; shahih)
672 notes
·
View notes
Quote
Bagaimana jika aku bertambah sayang padamu, dengan semua sikapmu kepada orang lain. Dengan semua solusi yg kamu utarakan. Dengan semua pemikiranmu. Bagaimana......
Sedangkan aku tidak bisa mengungkapkan ini, karena jarak kita masih seperti langit dan bumi..
0 notes
Quote
Saat ini semakin kita jauh, aku semakin merasa aman..
Dan biar Allah yang menjaga kita hingga waktunya tiba..
0 notes
Photo

Memanah… butuh sabar dan fokus. Seperti menantimu… butuh sabar dalam taat dan fokus perbaikan diri 😊
0 notes
Quote
Tenang Saja Bung
Bung, tenang saja, kelak akan ada seseorang yang takkan pernah lelah untuk tersenyum atas pilihan hidupmu. Meski pilihan hidupmu bukanlah sesuatu yang “populer” bagi khalayak.
Tenang saja, Bung, seseorang itu diam-diam akan memendam bangga padamu. Lalu tak segan membuka pintunya lebar-lebar ketika kau hendak serius mengambil tanggung jawab ayahnya.
Tenang saja, Bung, terus saja lanjut berjuang, asal pilihanmu tetap menapak di jalan-Nya.
(via jalansaja)
Nb : teruntuk kamu, (semoga) itu aku..
219 notes
·
View notes
Quote
Allah Maha Tepat Waktu.
Dan kalau udah jalanNya, kemudahan datang bertubi-tubi, keyakinan juga sepenuh hati. Alhamdulillah ❤ (via halamanbercerita)
198 notes
·
View notes
Text
Aku Malu...
Ya Allah... Jikalau memang dia, hamba harap semua karenamu ya Allah. Bukan karena nafsu tapi karena ridhomu.. Semoga muka memerah dan hati yg berdebar kencang ini tidak membuat hamba menomerduakan Mu ya Allah.. Ya Allah.. Jikalau memang dia, semoga proses ini membawa kebaikan bagi ibadah kami ya Allah... mendekatkan yg jauh dan menghalalkan yang haram.. membuat semua menjadi berkah.. Aamiin..
0 notes
Text
Catatan untuk kedepannya.. tugas ortu belajar terus menerus... dan anak adalah salah satu gurunya..
Ketika Al-Qur'an Menyinggung Soal Pakaian 'Busui-Friendly'
Busui-friendly? Makhluk apakah itu? Untuk yang sudah pernah menyusui pasti sudah tak asing lagi dengan istilah tersebut. Mbak, Teteh, Kakak, yang suka belanja busana secara online juga pasti sudah terbiasa membaca istilah ini dalam deskripsi produk dagangan. Namun, barangkali ada yang belum tahu, mungkin Bapak atau Abang yang sedang baca tulisan ini tak familiar dengan istilah itu, saya jelaskan terlebih dahulu, ya. Busui adalah singkatan dari Ibu menyusui, sedangkan pakaian busui-friendly adalah pakaian yang bersahabat alias ramah bagi ibu menyusui. Ciri khas pakaian busui-friendly adalah memiliki kancing atau resleting di bagian dada. Dengannya, Ibu akan mudah untuk menyusui anaknya. Tak heran jika pakaian busui-friendly dapat disebut sebagai kebutuhan pokok bagi seorang Ibu. Di antara sekian banyak hal yang mesti dipersiapkan para Ibu agar sukses menyusui, pakaian ini tak boleh ketinggalan.
Lalu, apa persoalan pakaian ini? Apa hubungannya dengan Al-Qur'anul Kariim?
Dalam Quran surat Al-Baqarah ayat 233, Allah berfirman, yang artinya:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi rizqi dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah menderita karena anaknya. Dan ahli warisnya pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Ayat di atas sering digunakan sebagai dasar anjuran untuk menyempurnakan penyusuan hingga dua tahun. Namun, bukan hanya itu. Ayat di atas sebenarnya juga menggambarkan kondisi fisik dan psikologis, juga pembagian peran Ibu dan Ayah yang tengah berjibaku dengan kewajiban membesarkan bayinya.
Memperhatikan Kebutuhan Ibu Menyusui
Perhatikan bagian,
“Dan kewajiban ayah memberi rizqi dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.”
Kata “rizqi” oleh sebagian ulama diartikan sebagai “makan”. Kita tahu bahwa untuk menghasilkan ASI yang berkualitas dan banyak, seorang Ibu mesti mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi, seperti sayuran hijau, daging, serta buah-buahan, dan makanan yang memicu munculnya mood positif (tenang dan bahagia) seperti cokelat dan pisang. Makanan bergizi tinggi penting untuk kualitas ASI yang bagus. Sementara makanan pemicu mood positif penting untuk kelancaran ASI, sebab produksi ASI akan bergantung pada suasana hati/mood Ibu, jika Ibu tenang, bahagia, lewat prosedur hormonal, insya Allah produksi ASI akan berlimpah.
Meski demikian, kata rizqi juga secara umum berarti nafkah. Artinya, bukan hanya makanan. Bisa juga termasuk : Terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman dan nyaman (misalnya terkait tempat tinggal dan kendaraan), kebutuhan akan kesehatan, dan lain lain. Dan kewajiban tersebut dibebankan kepada Ayah. Artinya, persoalan menyusui pada hakikatnya bukan hanya tanggung jawab Ibu saja. Alquran secara gamblang menerangkan bahwa Ayah pun punya peran dalam menyukseskan pemberian ASI.
Selain itu, yang menarik, selain memberi rizqi/makanan/nafkah, dalam ayat di atas Ayah juga diwajibkan untuk memberikan pakaian. Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa mesti pakaian? Mengapa pakaian disebutkan secara gamblang? Dan pakaian apa yang dimaksud?
Keep reading
220 notes
·
View notes
Text
Parenting noted
Jenjang Karirku
1. Pejuang ASI-X (anak usia 0-6 bulan )
Goal : Bayikecil masih 100% bergantung pada ASI. Pekerjaannya hanya berkisar seputar menyusu-bobo-pup-pipis-menangis dan membuka mata sesekali. Karenanya, goal dari posisi ini adalah sukses secara eksklusif memberikan ASI. Dan saya sebagai Ibu baru bisa merasa bahagia dan terbiasa dengan peran baru yang diiringi rasa yang tak ada di kamus definisi.
Jobdesc : Menyusui sejam sekali (catatan : frekuensi ini bisa berubah-ubah tanpa pemberitahuan sebelumnya 😂), ganti popok 30 menit sekali, cuci popok (sebelum pake popok sekali pake) setiap hari, ‘ngejemur’ bayikecil pas baru usia 0-2 minggu tiap pagi, mandi+dandanin bayikecil biar sehat bersih cantik wangi, mengobservasi apa saja kebutuhan bayikecil dari ekspresi muka dan tangisannya, ‘memaksa’ diri supaya tetap happy demi si bayikecil, mengetahui milestone yang idealnya dilalui bayikecil, memberi stimulasi sesuai milestonenya, dan tentu saja JAGA RONDA.
Skill yang dibutuhkan: Multitasking skill >> Note, mesti bisa gendong anak sambil nyuci, nyapu, ngepel, ngejemur, nyetrika, masak, bahkan shalat. Kemampuan membaca pikiran dan tangisan bayikecil Kemampuan menggendong, bercerita (baca : Ngomong sendiri), bernyanyi, menenangkan diri (baca : Ngga panikan) Kemampuan tidur di waktu-waktu sempit. Kemampuan autodelete komentar-komentar dari sebelah supaya ngga baper (pas awal2 masa pasca-persalinan si ibu baru ini lebih sensitif) 😄
2. Pejuang MPASI (anak 6-12 bulan)
Goal : ASI tidak lagi mencukupi 100% kebutuhan gizi. Penting untuk mengenalkan beragam menu MPASI. Tentu dengan memperhatikan faktor keseimbangan dan kecukupan gizi. Bukan asal kenyang dan bayikecil menyukai. Oleh karenanya, goal dari posisi ini adalah sukses mengenalkan makanan2 pendamping ASI yang bergizi .
Jobdesc : Jobdesc posisi sebelumnya masih berlaku, ditambah job baru yakni pilih-pilih metode MPASI, mempersiapkan menu MPASI, mempersiapkan menu alternatif kalo-kalo menu pertama ngga laku, memfasilitasi ruangan dan benda-benda yang mendukung untuk kegiatan makan bayikecil, membereskan kekacauan yang timbul saat makan.
Skill : Skill pada posisi sebelumnya masih berlaku, ditambah kemampuan memasak dan mempersuasi bayikecil supaya mau makan.
3. Pejuang Berat Badan (anak 12-18 bulan)
Goal : Bayikecil sudah berubah menjadi bayibesar yang tingkat mobilitasnya tinggi. Kerjaannya bukan lagi sekadar bobok-pup-nenen-mamam dan tengok kanan kiri. Kakinya sudah lincah berlari. Tangannya sudah lihai menggapai benda tinggi. Tubuhnya butuh lebih banyak asupan energi. Di masa ini, berat badan anak pun menjadi topik pemikiran dan pembahasan yang seksi. Di sisi lain, bayibesar cepat bosan dengan makanan yang itu-itu lagi. Karenanya, goal dari posisi ini adalah memvariasikan menu makanan dan memastikan kecukupan gizi buah hati agar grafik berat badan si bayibesar membuat ibu merasa senang hati.
Jobdesc : Jobdesc posisi sebelumnya masih berlaku, ditambah job baru yaitu menghias makanan semenarik mungkin supaya bayikecil lebih semangat makan.
Skill : Skill pada posisi sebelumnya masih berlaku, ditambah skill baru yaitu kemampuan artistik.
4. Pejuang ‘Kemerdekaan’ (anak 18-24 bulan)
*My current position.
Goal : Bayibesar semakin senang melakukan banyak hal sendiri. Mulai ingin merdeka bahkan dari Ibu yang berjuang melahirkannya setengah mati. Mandi, memencet dispenser, pakai baju, naik tangga, pup, mengupas pisang, tak boleh diintervensi. Kata “Enggak” jadi kata paling favorit sehari-hari. Memang sudah masanya bagi bayibesar menumbuhkan otonomi. Perasaan bahwa ia pun boleh berdikari. Karenanya, goal dari posisi ini adalah mengantar bayibesar pada 'kemerdekaannya’ dengan bekal percaya diri.
Jobdesc : Jobdesc pada posisi sebelumnya masih berlaku, ditambah job baru yakni memahami arti kata-kata yang diucapkannya sehingga bisa menghargai keinginan, pilihan, dan pendapatnya; menerjemahkan kata-katanya pada orang lain sehingga orang tsb juga bisa memahami dan menghargai si bayibesar; memberi kesempatan pada bayibesar untuk memilih dan melakukan beberapa hal sendirian.
Skill : Skill pada posisi sebelumnya masih berlaku, ditambah skill baru yakni menguasai kamus bahasa bayibesar, serta mampu menahan diri dari perasaan sedih yang sering muncul ketika menyadari ternyata waktu berjalan sangat cepat dan anakku sudah bukan bayi lagi….
____
Soon, akan ada promosi 'jabatan’. Insya Allah. Brace myself for the next position : Pejuang Penyapihan, lalu, posisi-posisi selanjutnya yang akan jauh lebih menantang. Karirku masih panjang!
What a career! So, who says I am jobless? 😂
Well, it’s though but honestly satisfying. Kadang saya terlalu dangkal memaknai pengasuhan sebagai kegiatan satu arah, di mana anaklah yang menjadi fokus didikan. Padahal, di saat yang sama, anak pun secara tidak langsung sedang 'mendidik’ saya, untuk menjadi manusia yang lebih dewasa, pandai mencari solusi, cakap dalam berkomunikasi, tidak mudah marah, senantiasa bersabar, mudah bersyukur, bekerja keras, ulet, tekun, telaten, cekatan, ceria, dan banyak lagi. Cuplikan perjalanan 'karir’ di atas sedikit menjelaskan bahwa saya belajar banyak hal.
Ah, terima kasih Allah atas kesempatan 'karir’ yang Engkau anugerahkan lewat perantara guru kecilku. Hanya kepada-Mu lah hamba menyerahkan segala urusan soal “rewards dan benefits” bukan pada makhluk manapun…
P.S. Mungkin jenjang karir semacam ini tidak akan kita temukan di profil LinkedIn atau CV Applicant manapun. Inilah sebagian kecil dari karir Ibu dan Ayah kita dalam membesarkan kita. Semoga profil orang tua kita tercatat di buku tamu surga-Nya.
195 notes
·
View notes