Tumgik
Text
Tekanan
Ini tentang omongan orang-orang terhadap pasangan yang baru menikah, yang akan selalu mendengar pertanyaan “sudah isi belum?”, terutama ke pihak perempuan. Pertanyaan yang sering bikin sakit hati (?)
Yah, mungkin ada sebagian perempuan yang cuek, gak peduli apa kata orang, yang gak terlalu mentingin hal-hal sepele. Tapi untuk sebagian perempuan yang lain, pertanyaan ini tuh makjleb tepat di hati. Sekali dua kali, yah, it’s okay. Kalau setiap hari denger orang nanya begini ya kesel juga ya lama-lama.
kalau aku termasuk perempuan yang 50persen cuek, 50persen baper. kadang aku gak terlalu ambil pusing apa kata orang, tapi kadang aku bisa nangis cuma gara-gara apa yang orang bilang sama aku. saking bapernya aku saat itu (aku satu tahun setengah belum hamil) , aku mau non-aktifin akun sosial media aku supaya aku gak perlu liat postingan orang-orang tentang kehamilan istri mereka atau postingan bayi-bayi lucu mereka.  tapi gak jadi karena kesannya kok alay banget haha
ketika aku masih bekerja, hampir setiap hari orang-orang dikantor nanya sama aku “udah isi belum?” . mereka menganggap pertanyaan itu ringan buat mereka, toh cuma pengen tau, mungkin begitu. tapi nggak ringan buatku, gak mudah sebenernya jawab “belum isi” sedangkan didalam hati aku berkata ya ampun nanya terus kan kemaren udah kaya gak ada bahan basa basi yang lain aja. tapi akhirnya aku cuma bisa bilang “iya belum, doain yaa”
masa-masa penantian buah hati memang berat buat untukku dan suamiku tapi kami mengisi waktu-waktu itu untuk quality time, menghabiskan waktu berdua lebih banyak, menikmati waktu berdua sebelum nanti kami diamanahi anak.
Bagiku, bertanya ke orang yang baru menikah tentang keturunan itu hal yang cukup sensitif sekarang, sama kaya kalau kita nanya kapan nikah ke orang yang belum bertemu jodohnya. ada begitu banyak kata-kata yang bisa kita pakai untuk bertanya perihal anak, seperti “program hamil kah?atau alami aja?” dan cukup sekali aja nanya nya gak usah setiap hari nanya, jengkel juga kan orang. trus ganti aja topik basa basi kita, gak perlu melulu nanya anak lah.. bisa tanya kabar, karir, target kedepan, atau mungkin ide bisnis.
belajar mengontrol rasa ingin tahu dan belajar menghargai perasaan orang lain, itu yang sedang aku pelajari saat ini. aku sering ditegur suamiku untuk tidak terlalu ikut campur dalam masalah orang lain. untuk tidak ngomongin orang apalagi keburukannya, atau ngomongin orang ketika orangnya ada disekitar kita.
balik lagi ke masalah momongan, setiap pasangan yang menikah pasti pengen punya keturunan, terlepas mereka menunda atau menjalaninya secara alami. tapi orang-orang disekitar kadang seperti “menuntut” kita yang baru sehari menikah ini hamil dengan ditanya-tanyai sudah hamil belum. yang paling parah kalau pertanyaan itu ditujukan ke pasangan yang udah bertahun-tahun, qadarullah, belum dikaruniai anak, sampe ada yang nanya “masa masih belum punya anak?” loh.... anak itu kan Allah yang kasih, kita sebagai manusia hanya bisa ikhtiar dan berdoa.
anak adalah rejeki dan Allah akan kasih rejeki kepada hamba-Nya di waktu dan momen yang terbaik dan aku percaya itu.
do’a ku selalu kepada Allah adalah semoga teman-temanku dan seluruh pasangan yang belum dikaruniai keturunan segera Allah amanahi keturunan yang soleh dan solehah. Aamiin...
0 notes
Text
Life After Married
❀Judulnya berat yaa
Terlalu banyak hal yang harus dibahas gak sih? hehe
Kehidupanku setelah menikah gak bisa dibilang mulus dan memang menikah itu gak cuma seneng-senengnya aja, tapi ada susahnya, repotnya, sedihnya, marahnya dan lain-lain.
Aku dan suami memutuskan untuk memulai kehidupan kita dari 0, dari bawah. Kita berusaha dan berkembang bersama. Mulai dari mengontrak rumah dan mencicil barang-barang rumah tangga yang kita perluin kala itu. Namanya ngontrak pasti ada suka duka nya juga dan kadang kalau situasi dikontrakan gak bisa kita handle, kita langsung mabur cari kontrakan lain yang lebih nyaman.
Masih inget banget waktu aku dan suami muterin Rawamangun dan sekitarnya untuk cari kontrakan, motor-motoran kena panas dan hujan. Hal itu kita lakuin sepulang dari kantor kami masing-masing. Ada banyak kejadian lucu dan ngeselin, terutama pas kami kena tilang pak polisi hehe
Kami 3 kali pindah kontrakan karena alasan yang beragam. Mulai dari tetangga yang gak bersahabat, rumah kontrakan yang gak nyaman dan ada “penghuni” nya, juga karena alasan jarak. Waktu itu aku masih bekerja di daerah Jakarta Utara, sedangkan suami bekerja di Depok. Akhirnya setelah melewati obrolan panjang dan banyak pertimbangan, aku memutuskan untuk keluar dari tempatku bekerja dan ikut bersama suamiku tinggal di Depok.
Sampai saat ini pun, kami masih berusaha dan sama-sama belajar untuk saling support satu sama lain. Tanpa mengandalkan bantuan dari orang tua. Sebisa mungkin kami ingin mandiri, gak apa kalau kami belum bisa membeli rumah secara cash (kami berdua kekeuh gak mau kredit!), kendaraan pribadi dan barang-barang lainnya yang kami pengen beli. Mudah-mudahan suatu saat nanti ketika Allah bilang itu rejeki kami, insyaAllah gimana pun caranya pasti ada jalan untuk membeli sesuatu yang kami inginkan. 
❀❀❀
Depok, 01 Maret 2020
0 notes
Text
Random
Mungkin nanti isi tumblr ini agak sedikit gak beraturan, karena emang aku orangnya random. Kalau mood-nya lagi pengen nulis berurutan bisa juga sih, cuma balik lagi ke mood-nya.
0 notes
Text
Hai :)
Halo diriku !! hehe
Ini akun tumblr keduaku, akun tumblr yang pertama aku hapus karena satu dan lain hal. Akun ini akan aku gunakan untuk menulis cerita tentangku atau tentang keluarga kecilku, pengalamanku dalam berumah tangga, hamil dan melahirkan. Pengalaman tentang titik balik hidupku ketika aku menyandang gelar sebagai seorang ibu. dan mungkin akan banyak cerita-cerita lainnya yang nanti akan aku tuangkan disini. Siapapun yang “kebetulan” menemukan akun ini dan membaca tulisan didalamnya, mudah-mudahan ada manfaat yang bisa kamu ambil, apapun itu.
Ciao :)
1 note · View note