Tumgik
jalan-yang-lurus · 4 days
Text
Tumblr media
152 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 19 days
Text
Tumblr media
209 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 1 month
Text
Tumblr media
3K notes · View notes
jalan-yang-lurus · 2 months
Text
Tumblr media
‎الحياة قصيرة جداً لنسعى وراء أي شيء غير الجنة
Life is too short to chase anything other than Jannah.
799 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 3 months
Text
Cara paling nyaman dalam memperjuangkan sesuatu adalah berusaha semaksimal mungkin, namun berharap serendah-rendahnya.
Nah, tahu darimana kalau ekspektasimu rendah?
Hehe, karena doaku sudah berubah.
Dulu aku minta suami yang shalih. Hari ini aku berdoa supaya suamiku dapat istri sholihah.
WKWK KEREN KAN DOANYA?
Makanya, yang upgrade jangan iOS mulu. Doa juga.
103 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 3 months
Text
Family is family. U must do something for that
Kering banget ini keluarga komunikasinya.
Gaada tuh setiap berbagi kisah ataupun sesuatu, basa-basi kek, SALING bilang makasih kek, saling tolong kek, empati kek 🤣🤣🤣
Wajar banget gue lebih akrab sama orang-orang di luar circle "sedarah" ini.
2 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 3 months
Text
Karena ketakutan terbesar seorang ibu adalah meninggalkan anaknya disaat kaki mereka belum cukup kuat untuk melangkah sendiri. 🥲
Tapi, kenapa kisah kita berbeda? Kau pergi, bahkan sebelum putusan Tuhan dijatuhkan untuk kita. Dan aku bahkan terbiasa melangkah dan memeluk tangisku sendiri, bahkan saat kakiku masih gemetar menapak di dunia.
Salah siapa?
- Padang, Penghujung Juni 2024.
17 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 4 months
Text
Deg.
Kita tuh mudah sekali tenang karena selain Allah.
Tenang karena sudah check-in pesawat, tenang karena sudah belajar jauh-jauh hari, tenang karena sudah punya reservasi... padahal hasil yang kita harapkan tetap nggak akan terjadi loh kalau bukan karena izin-Nya.
Kita sering merasa nggak nyaman saat khawatir. Tapi lupa mempertanyakan perasaan tenang yang bukan karena-Nya
Apakah ketenangan itu muncul karena keimanan pada Rabb Yang Maha Memelihara makhluk-Nya? Atau justru muncul dari diri lemah yang berlebihan menuhankan usaha?
Glasgow, June 2024
113 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 4 months
Text
Kupandangi Qur'anku, kukatakan padanya,
"Pertemukan aku dengan seseorang yang mencintaimu, juga mencintaiku karenamu..."
©Quraners
1K notes · View notes
jalan-yang-lurus · 4 months
Text
Tumblr media
2K notes · View notes
jalan-yang-lurus · 4 months
Text
001/JUNI/2024
Aku bertanggungjawab atas apa yang aku kehendaki, termasuk mencintaimu. Jikalau mencintaimu berubah menjadi nestapa, ini tetap menjadi urusanku.
Tuhan bertugas membahagiakanku. Apabila aku bersedih, aku sendirilah yg berbuat jahat terhadap diriku sendiri.
Jakarta, 4 Juni 2024
0 notes
jalan-yang-lurus · 4 months
Text
De Javu: How to Make Million before Grandma Dies
Di film ini tuh, aku merasa 'Oh ini ya, yang mungkin dirasakan seorang nenek'. Dalam beberapa scene, aku merasa banyak sekali related denganku sebagai seorang cucu lalu kemudian memahami perasaan nenek.
Amah terlihat sangat antusias ketika menyambut kedatangan anak dan cucu-cucunya mulai dari memakai pakaian yang bagus, menggunakan sepatu yang diberikan salah satu anaknya, memasak masakan dalam jumlah besar dan menunggu dengan mata berbinar-binar di tepi gang dekat rumah. Ini mengingatkanku kembali pada Mbah Ut. Mbah Ut adalah Ibu dari Bapak yang merawatku ketika masa prasekolah. Setiap kali aku pulang ke Ponorogo, Ibuk seringkali mewanti-wanti 'Gek neng gone mbah Ut ya, wis diarep-arep lho kat wingi. Wingi ngeteri rawon, soal e ngerti lek koe arep pulang'. Mungkin Mbah Ut juga seperti itu, memasak adalah salah satu caranya mengungkapkan rasa sayang dan mengharap anak cucunya untuk berkunjung ke rumah yang ia huni seorang diri.
Scene tentang Amah yang terdiagnosa kanker dan M yang pengangguran kemudian merawatnya meski dengan pengharapan imbalan berupa warisan rumah. Karakternya jauh berkembang, ketika M menyusul nenek di panti jompo dan membawanya pulang. Aku melihat seorang pengangguran dari sudut pandang yang lain salah satunya keluangan dalam merawat orang lain. Lagi-lagi, kegagalan akan pekerjaan, mencapai hal-hal prestige lainnya atau kembali pulang mungkin sebuah kesempatan untuk melakukan banyak hal yang lainnya. Aku melihat ini pada Ibuk. Dulu aku pernah bertanya, 'Dulu kenapa kok pulang ke Ponorogo, padahal udah enak kerja di Sidoarjo. Gajinya kan dua kali lebih gede', jawaban Ibuk sangat sederhana 'Bisa dekat orang tua, kalo deket juga lebih enak buat ngerawat orang tua'. Merawat orang tua bukanlah hal yang mudah, juga melepas hal-hal yang bernilai lebih prestige yang pernah kita raih juga bukan hal yang mudah. Merawat orang lain memberikan waktu (entah dengan meluangkannya atau memang kita ditakdirkan untuk luang) dan memberikan effort untuk orang lain itu adalah nilai dari merawat. Aiiih aku udah pernah menulis tentang kegagalan dan keterlambatan disini, rasanya sama bahwa kita diberikan kesempatan oleh Allah menjalankan peran lain di muka bumi ini.
Scene M yang menemani Amah berjualan di pasar, menemani Amah berinteraksi dengan teman-temannya. Amah yang susah didekati, Mbah Ut juga sama seorang yang susah didekati terlebih aku juga kesulitan untuk mendekat. Dulu ketika masih luang dan stay di Ponorogo, menemani Mbah Ut ke pasar di hari Pahing juga ke kantor pos buat ambil uang pensiunan, menunggu antrean sambil jalan-jalan melihat ikan wader di sungai. Lagi-lagi kegiatan dalam membersamai orang tua, hanya bisa aku lakukan ketika luang atau mau untuk meluangkan waktu dan berada di rumah.
Kemudian scene M yang teringat pernah meminta deposito Amah ketika kecil. Mbah Ut juga salah satu orang yang dengan lapang dada mau untuk mengabulkan keinginan kecilku, tentang anting-anting emas dengan banyak request bentuk yang lucu. Kembali melihat scene ini membuatku berpikir, Mbah Ut pengen apa ya? Aku bisa mengabulkan keinginannya nggak ya? Seperti M dengan deposito yang ia terima, yang mengabulkan keinginan Amah untuk membeli tanah peristirahatan yang baik supaya anak cucunya mau berkumpul di tempat yang indah.
Aku akhirnya kini mulai bisa memahami sudut pandang yang pernah Bapak bicarakan, mengenai keinginan seorang nenek yang ingin berkumpul dan berlibur bersama anak cucunya. Dulu aku kerapkali merasa kesal, karena Bapak selalu mengajak berlibur bersama keluarga besar sedangkan aku menyukai liburan yang privat. Mengenai keinginan diri yang perlu ditekan untuk orang lain dan kebersamaan, mengenai meluangkan waktu untuk orang lain juga perlu disamping menyibukkan dengan ambisi dunia yang ingin kita miliki.
Rasanya perlu melihat segala hal dari sudut pandang yang lebih positif untuk bisa melihat lebih luas termasuk kegagalan, keterlambatan juga status pengangguran. Ga semuanya tentang materi dan pencapaian yang terukur, mungkin juga tentang peran lain yang bermakna.
Pasuruan, 03 Juni 2024. Ditulis dengan rasa penuh sayang kepada keluarga.
4 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 4 months
Text
😹😹😹
Tumblr media
Kurang risetnya ki
12 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 4 months
Note
Assalamualaikum
Waalaikumussalam warohmatulaahi wabarokaatuh, my brother.
0 notes
jalan-yang-lurus · 4 months
Text
Anak Sholih
Akhir-akhir ini lagi interest banget buat ngikutin kajian parenting, karena semakin sadar bahwa menjadi orang tua itu sama sekali ngga mudah. Makanya ngga heran kalau orang tua berhasil mendidik anak menjadi Sholih artinya punya investasi besar yang tak terputus bahkan ketika nyawa tak lagi ada.
Sering bgt kalo nemuin anak kecil jadi pengen punya anak.. wkwk random bgt sih, tapi beneran. Pengen banget nanti kalo punya anak bakal aku didik sebaik mungkin, hingga rasanya cita cita sejauh ini cuma pengen jadi ibu yang baik, dan melahirkan generasi ulama. Ahh Ya Allah.. Mudah kan lah hamba Mu ini. ( Wkwkw padahal nikah aja belom tapi udah ngomongin anak 😅. Gapapa lah ya namanya juga harapan )
Nah, ada yang menarik dari kajian yang dibawakan oleh Ustadz Bendri Jaisyurrohman. Kata beliau begini
"Anak yang Sholih itu bukan karena orang tuanya yang hebat, tapi anak yang Sholih itu hadiah dari Allah untuk orang tua yang terus mau memperbaiki diri"
Iya yah, sadar lagi bahwa hakikat nya semua itu karena kehendak Allah. Mau orang tua sehebat apa pun, punya gelar pendidikan yang tinggi, tapi buktinya ngga jamin anak-anak mereka bakal jadi anak yang sholih. Bahkan dengan belajar parenting pun ngga jamin anak nya akan lurus lurus aja.
Tapi kabar baik nya, Allah itu tidak menyamakan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Keduanya berbeda. Setidaknya Allah tahu mana hamba Nya yang berusaha memperbaiki diri dan mana yang tidak, Allah melihat mana hamba Nya yang mau belajar dan mana yang mencukupkan diri.
Ya Allah hamba sadar, hamba masih sangat faqir ilmu, tapi hamba mau belajar dan memperbaiki diri, maka tolong rezeki kan anak yang Sholih bagi hamba. Robbi habli minas Sholihin🤲🤲
7 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 5 months
Text
Tumblr media
711 notes · View notes
jalan-yang-lurus · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media
"Kita diberi masalah bukan untuk menguji seberapa kuatnya diri kita, melainkan untuk menguji seberapa kuatnya tekad kita dalam meminta pertolongan Allah."
—Ustadz Nudzul Dzikri
27 notes · View notes