Menulis memberikan dampak | Komunitas Kepenulisan | instagram.com/jejaringbiru
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Merdeka yang tidak merdeka
Sebuah ketabuan ketika kemerdekaan selalu di peringati setiap taunnya, namun setiap hari luka manusia kecil itu semakin menganga. Seakan tidak ada luang untuk menutup. Hari demi hari kian terhimpit dengan janji penguasa yang manis di bibir saja.
Do'a yang di panjatkan 'semoga indonesia kian aman, makmur dan baik-baik saja, serta mendapat pemimpin yang amanah katanya. Mengapa tidak ada yang mendoakan 'semoga mereka semakin di sibukkan dengan kedholiman yang telah mereka lakukan?'.
Sungguh miris saat pinta dan do'a rakyat hanya dianggap sebagai formalitas dan dukungan saat kampanye. Setelahnya, kenikmatan itu hanya angan, di nikmati oleh anggota dewan. sedangkan 'wong cilik' tetap memperjuangkan sesuap nasi untuk bertahan.
Jangan berdo'a negara ini menjadi negara yang aman ketika masih berada dibawah cengkraman sistem Kapitalisme yang memihak asing, aseng dan asong. Jangan teriak merdeka saat masih banyaak sekali peristiwa yang menunjukkan ketidakmerdekaan kita. Suara kebaikan yang terus dibungkam, hak rakyat yang belum di penuhi penguasa, dan ketidak adilan yang tak pernah berpihak.
Merdekalah saat suaramu di dengar, saat identitasmu berhasil kamu pertahankan tanpa adanya penghalang, dan saat kamu bisa menjalankan syari'at Tuhanmu tanpa ancaman.
170825
9 notes
·
View notes
Text
Merdeka bukan hanya tentang tanah air, tapi juga tentang hati yang berani menulis dan membagikan kisahnya.
Di Hari Kemerdekaan, kami @jejaringbiru, @komunitaspuanberaksara, dan @tadikamesra merayakannya dengan kabar bahagia!
🎉 3 e-book karya 3 penulis terbaik 28 Hari Berprosa yaitu:
@uuoia, @ffahraa, dan @fitryharahap
Resmi rilis hari ini!
📚 Mereka menulis tentang luka dan pulih, rindu dan kehilangan, serta harapan dan penerimaan.
Karena menulis adalah bentuk merdeka, dan membaca adalah cara merayakannya 🇮🇩
📘 Baca dan miliki ebooknya secara gratis di sini:
Dengan cinta,
Jejaring Biru, Puan Beraksara, dan Tadika Mesra
#28hariberprosa#rilisebook#kolaborasimenulis#jejaringbiru#puanberaksara#tadikamesra#free ebooks#sastra#quotes#katakata#komunitas#tumblr#tulisan#lynkid
58 notes
·
View notes
Text
1.
Aku tidak tahu kemana harus pergi dan apa yang kucari, tapi aku tahu aku tak bisa lagi duduk di kamarku yang sunyi, sembari percaya suatu hari nasib akan berbaik hati.
Tidak, aku tidak bisa berpangku tangan kepada nasib, apapun itu, aku akan menuliskan takdirku sendiri.
Mungkin terlambat, atau bisa jadi kadaluarsa. Tidak masalah, setidaknya selama ini aku pernah pasrah akan garis tangan, dan yang ia bawa begitu banyak kekalahan, kegagalan dan kehilangan.
44 notes
·
View notes
Text
Setelah Patah, Sebelum Pulih
Setelah 28 hari menulis bersama dan menumpahkan isi hati ke dalam prosa, kini buah dari perjalanan itu telah rampung.
Dengan penuh rasa syukur, kami mempersembahkan “Setelah Patah, Sebelum Pulih”, sebuah eBook yang lahir dari semangat menulis bersama, dan saling bertumbuh dalam kata.
"Setelah Patah, Sebelum Pulih" bukan hanya kumpulan tulisan, ia adalah saksi perjalanan hati para penulisnya, yang selama hampir sebulan penuh menumpahkan jiwa ke dalam kata pada 28 Hari Berprosa, sebuah proyek yang diinisiasi oleh tiga komunitas kepenulisan Tumblr:
@jejaringbiru @komunitaspuanberaksara dan @tadikamesra
Kini, kami menyerahkannya padamu. Untuk kau baca pelan-pelan, atau habiskan dalam sekali duduk. Semoga setiap kata dalam buku ini bisa menjadi teman yang mengerti, pelipur lara, atau sekadar tempatmu bernaung dari riuhnya dunia.
📘 Buku ini kini bisa kamu baca dan miliki secara digital di:
📚 Selamat membaca. Dengan cinta, Jejaring Biru, Puan Beraksara, dan Tadika Mesra.
#28hariberprosa#rilisebook#LynkID#kolaborasimenulis#jejaringbiru#puanberaksara#tadikamesra#komunitas#tumblr#tulisan#sastra#quotes#free ebooks
45 notes
·
View notes
Text
Di Tengah Runtuh
Saat jatuh hati, seringkali kita meletakkan nama kita di genggaman tangan orang lain, menyebut cinta serupa rumah, padahal kita belum pulang pada diri sendiri.
Kita berjalan jauh, melupakan cermin yang dulu bicara, mengeja harapan dari mata yang bukan milik kita, lambat laun hilang arah, hilang suara.
Lalu datang patah, tajamnya membelah tenang, tapi di sana kita temukan sisa-sisa diri yang dulu ditinggalkan, berserak dalam puing kenangan.
Kita pungut perlahan, dengan tangan yang tak lagi gemetar, menyusun ulang jiwa dari serpih yang pernah disangkal, dari luka yang kini jadi cahaya.
Maka patah bukan akhir, melainkan jendela baru yang terbuka, di mana kamu mengenal diri lebih jujur, lebih penuh, akhirnya, kembali utuh.
Selamat menempuh, selamat menumbuh. Selamat, karena telah menemukan dirimu yang pernah runtuh.
7 notes
·
View notes
Text
Ini sudut pandangku ya, bisa jadi sudut pandang kita sama atau bahkan sudut pandang kota berlawanan. Tapi tidak apa ya jika aku berpikir begini.
Jangan termakan dengan "Branding Sholih/Sholihah".
Apakah kesholihah-an seseorang bisa terlihat? Jawabannya tentu bisa. Apakah dengan dia melakukan kewajiban sebagai hamba bisa dinyatakan seseorang yang sholih? Bisa, tapi kurang valid. Lantas bagaimana seseorang bisa dikatakan sholih? Definisi "sholih" (صالح) berasal dari bahasa Arab yang berarti baik, saleh, atau orang yang menjalankan perintah agama dengan benar. Dalam konteks Islam, sholih merujuk pada seseorang yang:
1. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
2. Melakukan amal saleh, seperti salat, zakat, puasa, dan kebaikan sosial.
3. Menjaga akhlak dan perilaku, sesuai dengan ajaran Islam.
4. Memberikan manfaat bagi orang lain, tidak hanya berfokus pada dirinya sendiri.
Jadi, sholih bukan hanya soal ibadah ritual, tapi juga mencakup akhlak, kepedulian sosial, dan kontribusi positif dalam kehidupan.
Kalau kita lihat sosial media sekarang pasting banget kata yang keluar "Waah, sholih banget ya. Pakaiannya menutup aurat, menjaga pandangan, tidak berkhalwat, captionnya islami".
Terus kamu percaya aja gitu?
Hmm saran aku nih ya mending kita fokus ke diri kita sendiri. Bahkan yang banyak harus dibenahi itu diri sendiri. Seseorang yang sholih dan bener sholih itu pasti terpantul dari akhlaknya. Bukan hanya menjalankan ibadah harian tapi bener-bener terpancar dari kepribadiannya, tutur kata, dan akhlaknya. Soalnya banyak banget orang yang ibadahnya bagus tapi akhlaknya kurang. Jadi yang harus dibenahi apanya? Ya ibadahnya, bisa jadi dalam melaksanakan ibadah ada yang miss entah kurang khusyuk, dan masih banyak faktor lainnya.
11 notes
·
View notes
Text
Gatau bakal sekuat apa ngelewatin ini, cuma bisa berharap Allah nggak ninggalin diri ini ketika sedang rapuh rapuhnya
49 notes
·
View notes
Text
Bu, tahun 2020 ayah ibuku cerai..
Anak didik ku menghampiriku sembari mengatakan kalimat itu, aku bingung untuk menanggapi. Aku menatapnya lekat, membiarkannya mengalirkan cerita,
"Aku sampai lupa kapan terakhir kali ketemu ayah, soalnya jarang banget ketemunya"
Yaa Allah, kuat sekali anak kecil ini. Lukanya mungkin tidak terlihat fisik tapiii aku merasakan sedihnya, walau dia tidak mengungkapkannya.
Bu, aku gak mau orangtua-ku cerai kaya gitu, soalnya aku bingung harus ikut siapa..
Anak lain ikut menimpali, ya udah berdo'a jangan terjadi ya:)
Memang susah memahami kondisi orangtua yang berpisah, tapi percayalah Allah tak akan memberi beban tanpa pundak yang kuat dan tanpa alasan.
Kamu, terlalu disayang Allah...
12 notes
·
View notes
Text
Di usia dewasa,
Usia dengan segala perubahan dan puncak dinamika hidup.
Seandainya setiap orang bisa saling memahami,
Saling menempatkan diri.
Mungkin tidak akan ada perasaan merasa paling terluka,
Semua bicara tentang perasaan mereka,
Tapi lupa bahwa memahami adalah jalan dua arah, bukan satu arah.
Jika semua hanya ingin dimengerti, siapa yang akan mengerti?
9 notes
·
View notes
Text
Aku pernah bertanya, kenapa orang yang kehilangan masih sempat buka media sosial. Sekarang aku tahu jawabannya.
Karena mereka butuh apa saja untuk melarikan pikiran mereka dari rasa kehilangan. Dan media sosial adalah distraksi paling instan.
Begitu mereka mematikan ponsel, seluruh luka itu kembali berkerumun dengan ganas. Tak ada ruang untuk bernapas.
Mungkin salah, atau kita semua sebenarnya tahu tak ada yang baik dari melarikan diri meski sekadar pikiran. Kita harus menghadapinya agar bisa melaluinya. Namun biarkanlah mereka melarikan diri, sekali lagi. Besok ia pasti akan kembali dan menghadapi semuanya dengan berani.
138 notes
·
View notes
Text
"Kalau informasi dan emosi jadi memori jangka panjang, maka doa dan keikhlasan akan jadi penyembuh jangka panjang." -Iyn, 7/12/25
21 notes
·
View notes
Text
Tak Harus Kau Dibawa
Akan tiba waktunya kau mengerti, bahwa tidak semua yang kau genggam layak untuk terus kau bawa, hanya karena sudah terlalu lama bersemayam.
Beberapa hal terasa begitu berat, bukan karena ia berisi, tapi karena kau menolak melepas apa yang sebenarnya telah usang di hati.
Ada luka yang tak kunjung sembuh, karena kau rawat dengan ingatan, bukan dengan pengertian bahwa; merelakan adalah bentuk pengobatan.
Kau akan menemukan di suatu titik, bahwa membiarkan pergi bukan tanda lemah atau kalah, melainkan bukti bahwa kau masih mencintai dirimu sendiri.
Tak semua yang jatuh dari pelukanmu berarti kehilangan. Justru itulah cara semesta mengosongkan tangan, agar kau bisa menerima sesuatu yang baru.
Kau tak perlu menunggu bahumu patah untuk tahu apa yang membebani. Ketahuilah, meletakkan lebih bijak daripada terus menahan.
Lepaskanlah. Bukan karena tak berharga, tapi karena kau layak merasa ringan untuk berjalan lebih jauh, dengan jiwa yang tak lagi terseret oleh beban.
165 notes
·
View notes
Text
Tidak ada yang ideal.
Bahkan kehidupan seseorang yang kita lihat nyaman, tenang, tenteram, bahagia itupun ada hal yang dikorbankan dan tidak dibagikannya. Jika kamu memandang hidup seseorang yang nyaman sekali cobalah kamu selami lagi bisa jadi kamu tidak akan mempercayai apa yang terjadi dalam hidupnya. Jika kamu melihat potret seseorang dengan penuh tawa cobalah sesekali kamu ajak bicara dan kamu akan tahu banyak sekali kehilangan dalam hidupnya. Jika kamu melihat pernikahan yang begitu menentramkan cobalah sesekali kamu tanyakan perihal pilihan hidupnya, maka kamu akan terkejut dengan jawabannya.
Sungguh, tidak ada yang benar-benar ideal dalam hidup ini.
87 notes
·
View notes
Text
Long Life Learning.
Saya yakin manusia tidak akan berhenti belajar hingga diakhir hayatnya.
Pada saat kita bertemu orang-orang,
Pada semua aspek kehidupan,
Kita akan menyerap banyak hal.
Kalimat salah satu pendakwah yang saya ikuti "yang membuat manusia merasa tenang salah satunya adalah ilmu"
10 notes
·
View notes
Text
Nggak tau kedepan bakal seperti apa
Bakal mudah jalannya atau justru bakalan banyak bertemu dengan kerikil kerikil yang membuat lebih lama untuk sampai ke tujuan
Tapi yang pasti, selama kepercayaan sama yang menentukan arah masih utuh, seterjal apapun jalannya, akan mampu melewati
43 notes
·
View notes
Text
Wa'alaikumsalam
Satu kata sederhana, yang diam-diam memuat segalanya.
Untuk keselamatanmu, di tempat yang sunyi maupun ramai, di saat terang maupun ketika gelap menutup segalanya. Bila badai datang tanpa isyarat, semoga dirimu berada di tempat yang kokoh dan hangat.
Semoga kamu terhindar dari luka yang tak bisa dijelaskan, dari beban yang tak sanggup dibagi, dari hal-hal yang membuatmu kecil di mata sendiri, atau hal-hal yang membuatmu besar dengan mengecilkan yang lain.
Semoga hatimu tak perlu lelah menghadapi hal yang seharusnya mudah. Dan damai yang kamu bangun tak runtuh sebelum berdiri, oleh tangan yang tak kamu undang. Semoga kamu bebas dari urusan yang bukan tanggung jawabmu, dan dari orang-orang yang tak tahu cara memikul miliknya sendiri.
Semoga yang sedang kau jemput tidak lari sebelum sempat mendekat. Semoga arah yang sedang kau tempuh tidak memutar terlalu jauh hanya untuk mengajarkan bahwa yang kau cari sedang mengarah kepadamu juga. Semoga benih yang kau jaga tahu caranya hidup walau langit kadang pelit cahaya.
Semoga rezekimu mencukupi, sebelum kebutuhan mengetuk dengan suara gelegar, agar satu-satunya tempat tanganmu menjulur adalah Yang Maha Besar bukan pada mereka yang sama-sama gemetar.
Semoga malam-malammu dilalui tanpa perlu menghitung apa yang harus dilunasi esok hari. Semoga tak perlu ada tanya yang kau jawab dengan janji tertunda.
Biarlah hidupmu cukup tertutup bagi yang ingin tahu bukan untuk peduli. Dan kebahagiaanmu tak dibangun di atas kesedihan orang lain.
Semoga gemerlap tak menutupi cahaya yang sejati. Semoga indahnya dunia tak memalingkanmu dari yang memberi keindahan itu sendiri. Semoga tak ada kesenangan yang membuatmu lupa untuk menjadi cukup.
Semoga lingkar yang paling dekat denganmu tak pernah menjadi hal yang paling ingin kau jauhi. Semoga engkau tak perlu berpura-pura baik-baik saja di tempat yang seharusnya paling tahu kapan hatimu sedang tidak baik. Semoga kamu tak lagi harus menjelaskan mengapa rumah bisa terasa seperti tempat asing. Semoga cinta tak jadi barang langka di tempat yang seharusnya mengajarkan cara mengucapkannya.
Semoga perasaanmu tak harus menunggu di luar pintu yang tak pernah dibuka. Semoga aspirasimu tak tinggal selamanya di ruang yang tak boleh disebut. Semoga kasihmu menemukan jalan yang halal untuk tumbuh. Semoga kamu tak berbagi atap dengan jiwa yang enggan mengenalmu. Semoga namamu disebut dengan hangat, bukan sekadar dalam daftar tanggung jawab.
Semoga dijauhkan kamu, dari cinta tanpa pernikahan, pernikahan tanpa cinta.
Semoga keselamatan atasmu, dan semoga, semoga yang sama juga kembali padaku, dengan cara yang paling lembut dan penuh rahmat.
— Giza, mendalami arti nama belakangnya. Ditemani lagu-lagu Panji Sakti.
169 notes
·
View notes
Text
Tak Mekar Sempurna
Tidak ada bunga cantik yang mekar tergesa, ia menunggu matahari, menahan hujan tanpa suara. Tumbuh dari tanah yang kadang luka, tetap berdiri meski angin sering bertanya.
Aku selalu berpikir diam-diam, bagaimana jika aku bukan salah satu dari mereka yang mekar dalam senyap Bagaimana jika aku hanya benih yang tertinggal, yang tak sempat menjadi indah, tak sempat jadi harum di segala arah?
Mereka berkata, semua akan indah pada waktunya, tapi bagaimana jika waktuku tak pernah tiba? Jika aku hanya daun yang gugur sebelum sempat mengembang, adakah yang tetap memanggilku bagian dari musim yang layak dikenang?
Kadang aku iri pada bunga yang tumbuh anggun, yang tahu caranya dipuji tanpa perlu berujar satu pun. Sementara aku, menunggu dengan dada cemas, pada musim yang entah akan datang, atau hanya sekadar lewat.
Mungkin aku tidak akan jadi bunga yang dipetik, hanya tumbuh di balik semak, nyaris tak terlihat. Tapi bukankah keindahan juga bisa diam? Tak semua yang bersinar harus disaksikan dengan riuh kagum.
Aku belajar bahwa mekar bukan soal rupa, tapi soal bertahan saat diragukan semesta. Tentang menjadi diri sendiri, meski perlahan, meski tak ada yang menyebutku pantas dalam ucapan.
Dan jika pada akhirnya aku bukan bunga yang cantik, tidak mengapa aku tetap tumbuh meski tanpa musik. Karena bukan soal siapa yang terpandang di taman, melainkan siapa yang bertahan meski tak pernah dijanjikan harapan.
49 notes
·
View notes