Tumgik
justrandomstories · 8 years
Photo
Tumblr media
Genap Genap tiga pekan lebih dua hari, sejak dia -dengan wajah pucat berkeringatnya- mengikrarkan janji, salah satu dari tiga perjanjian kokoh dalam Al-Qur'an. Mitsaqan galidza :') Kadang masih sedikit tidak percaya, ternyata dialah lelaki yg mengikhlaskan dirinya dan mengambil alih tanggung jawab diriku dari bapak. Lelaki yg sering berlalu-lalang didepan mataku saat kuliah dulu. Lelaki yg sering membuatku tertawa terkikik hanya karena mendengar cerita tentangnya dari seorang sahabat. Lelaki yg -mungkin- tidak pernah masuk daftar idola anak-anak di kampus, tapi kini harus kuakui dia masih saja membuatku tersipu setiap melihatnya tertawa :D Ternyata begini rasanya, bangun cinta.
8 notes · View notes
justrandomstories · 8 years
Text
Mau dibawa kemana keluarga kita ?
Ada satu pertanyaan penting yang harus kita jawab saat memulai rumah tangga : mau dibawa kemana keluarga kita? Pertanyaan ini akan menggiring kita kepada sikap dan cara berumah tangga. Jika kita menjawabnya mengalir bagai air, seraya berharap mengalir ke danau jernih meskipun ternyata ngalirnya ke got atau septic tank, maka sikap kita dalam berumah tangga cenderung reaktif layaknya pemadam kebakaran. Hanya sibuk memadam masalah yg tiba-tiba muncul. Inilah model keluarga survival. Hidup yang penuh adrenalin. Berdebar debar, khususnya dirasakan para istri. Hanya menerka nerka apa gerangan yg terjadi esok sambil siapin mental untuk menghadapi berbagai kemungkinan terburuk. Jika Anda naik roller coaster semenit aja bisa muntah-muntah, maka model keluarga seperti ini dijamin akan membuat cemas dan berpeluang stroke.
Lain halnya jika Anda jelas tujuannya mau kemana. Dan tau jalan menuju tujuan itu. Meskipun berliku-liku dan ada turbulensi dan guncangan sepanjang jalan, tetap kan tegar. Karena telah memprediksi kejadian tersebut sebelumnya. Inilah keluarga yg punya visi. Bukan berarti gak punya masalah. Namun tau apa yg dilakukan saat menghadapi masalah karena jelas tujuan dan arahnya.
Maka, visi berkeluarga menjadikan kita menikmati setiap irama hidup berumah tangga. Baik iramanya dangdut koplo atau black metal. Masing-masing telah dipahami pola nadanya. Saat berkelimpahan tau sikap yg dilakukan, saat berkesusahan mengerti strategi yg diterapkan. Tetap optimis sampai ke tujuan. Tidak saling menyalahkan. Sebab masing masing anggota paham rute dan medannya.
Itulah kenapa perintah agama senantiasa mengajak kita untuk membuat visi dalam berbagai hal khususnya dalam berkeluarga. Allah katakan dalam alquran surat al hasyr ayat 18 : Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah. Dan hendaklah tiap tiap diri melihat apa yang akan dilakukannya esok hari. Maka bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan"
Ayat ini memakai kalimat تنظر dari kata نظر yang maknanya melihat dengan jelas. Ini menandakan bahwa masalah visi adalah bukan sekedar dalam pikiran namun terimajinasikan hingga seolah-olah kita melihatnya. Dengan melihat jelas itulah kita melihat dua hal : peluang sekaligus tantangan. Peluang kita jadikan alat untuk meraih tujuan dan tantangan kita sikapi dengan antisipasi sedari awal. Inilah keluarga yang selamat.
Karena itu, sebelum biduk dikayuh hendaknya masing masing anggota keluarga saling mengingatkan tujuan, ‘kita mau kemana?’ Jangan sampai energi mengayuh habis sepanjang jalan hanya untuk siap siap tenggelam karena tidak mengerti arah dan tujuan bersandar.
Sebagai muslim, Allah telah membuat panduan visi dalam keluarga. Visi umum ini mutlak kita ikuti. Tinggal misi operasionalnya yg berbeda antar keluarga. Visi yang dimaksud di antaranya : 1. Terbebas dari siksa api neraka (At tahrim : 6) 2. Masuk surga sekeluarga (ath thur : 21)
Kedua visi ini memberi petunjuk kita bahwa urusan akherat adalah prioritas. Bukan sambilan. Apalagi dianggap penghambat kesuksesan dunia. Jangan sampai muncul kalimat : ngajinya libur dulu ya, besok kamu mau UN. Ntar UN nya keganggu lagi. Ini menunjukkan bahwa kita telah gagal menempatkan akherat sebagai prioritas. Padahal urusan akherat itu yg utama sebagaimana Allah sebutkan dalam surat al qososh ayat 77(silahkan buka sendiri ayatnya)
Untuk menjaga visi berkeluarga agar sesuai dgn petunjuk quran tersebut, maka mulailah dari dominasi tema dialog dalam rumah tangga kita. Ada sebuah ungkapan masyhur yg diucap Ibnu Jarir Ath Thobari dalam kitab tarikhnya “dialog yg sering dibicarakan antar rakyat menunjukkan visi asli pemimpinnya”. Kesimpulan ini beliau ucapkan setelah meneliti visi para pemimpin di zaman dinasti umayyah, mulai dari Sulaiman bin Abdul Malik, Walid bin Abdul Malik hingga ke Umar bin Abdul Aziz. Apa yg dibicarakan rakyat menunjukkan visi pemimpinnya. Saat rakyat banyak dialog tentang jumlah anak istri dan cucu ternyata sesuai dengan visi Sulaiman yg memang concern kepada urusan pernikahan dan keluarga. Begitupun saat rakyat banyak berdialog tentang uang dan harta di masa Walid, sebab memang visinya walid seputar materi dan pembangunan.
Dan anehnya begitu di masa Umar bin Abdul Aziz rakyat lebih banyak dialog tentang iman dan amal sholeh. Tersebab memang pemimpinnya, yakni umar, kuat visinya akan akherat,
Dengan demikian, coba perhatikan dialog dalam keluarga kita, khususnya anak anak sebagai 'rakyat’ dalam keluarga, Itulah visi asli kita. Jika lebih banyak bicarakan liburan dan makanan sebab visi keluarga mungkin seputar wisata kuliner. Sebaliknya jika sudah mulai bicarakan hal hal seputar agama, itu tanda visi akherat dari ortu telah sampai kepada mereka.
Mulailah dari perbaikan lisan (al ahzab : 70) lewat dialog yg bernuansakan akherat, maka kelak akan terperbaiki amalan kita menuju cita cita : masuk surga bersama. Inilah sejatinya keluarga. Yakni ketika kumpul bersama di surga. Dan terhindar dari keluarga broken home, dimana bukan yg tercerai berai di dunia, namun keluarga yg tak mampu kumpul bersama di surga. Semoga Allah kabulkan pinta kita tuk ajak sanak famili kumpul bersama di jannahNya. Aamiin
Oleh Ustadz Bendri Jaisyurrahman
Sumber : grup FIM Club 4 Pendidikan Parenting
313 notes · View notes
justrandomstories · 8 years
Photo
Tumblr media
once upon a time :')
1 note · View note
justrandomstories · 8 years
Text
someday
… Someday, akan ada orang yg tiba-tiba datang dan entah kenapa membuat kita bisa menurunkan bertumpuk ambisi dengan senang hati. Berganti dengan banyak pemakluman, dan cita-cita lain yg pastinya melibatkan dirinya, dan orang-orang disekitar kita. Kapan? Someday, inshaa Allah :)
1 note · View note
justrandomstories · 8 years
Text
Kebahagiaan
Pertanyaan tentang kebahagiaan itu pun akhirnya terjawab di dalam buku Ayat-Ayat Cinta 2 ini, sebuah teks wasiat Habib Hasan Al Bahr: 
“Menghadaplah kepada Allah dengan hati luluh. Hindarkan dirimu dari sikap ujub dan angkuh. Pergaulilah manusia yang jahat dengan baik, karena pada hakikatnya kamu sedang bermuamalah dengan Allah yang Maha Besar. Ulurkanlah tanganmu kepada orang-orang fakir dengan sesuatu yang dikaruniakan Allah kepadamu. Lalu bayangkanlah, bahwa Allah-lah yang pertama kali menerima pemberianmu itu, sebagaimana dituturkan dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi. Kelak hatimu akan merasa sangat senang dan bahagia dengan Allah.”
137 notes · View notes
justrandomstories · 9 years
Video
youtube
speechless :')
0 notes
justrandomstories · 9 years
Photo
he's not the only person :'(
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
The Press Mistook Me for ISIS
News outlets used this Palestinian man’s photo to depict one of the ISIS attackers in Paris.
20K notes · View notes
justrandomstories · 9 years
Photo
Tumblr media
2K notes · View notes
justrandomstories · 9 years
Text
salah satu cara agar sholat kita fokus adalah, mengartikan bacaan sholat dalam hati :)
Mengerti arti Bacaan Sholat
Sebenarnya jika kita tanya hati kita paling dalam. Apakah kita mengerti dengan semua bacaan Sholat yang kita baca? Memang jika kita ingin mengetahui dan mengerti apa yg kita lafadzkan saat kita Sholat, maka hal itu akan sangat jauh lebih baik, malah mungkin jika kita resapi kita akan mendapatkan apa  itu ke Khusyuk an dlm melaksanakan Sholat Fardhu kita. Rasulullah SAW bersabda “sholatlah seakan-akan engkau sedang melihat Tuhan atau Tuhan sedang melihatmu” ( Rukun Ihsan ).
Mari kita mulai belajar meresapi arti dari bacaan Sholat kita. Karena Sholat merupakan Dzikir yang sempurna.
Takbir Takbiratul Ihram —> ALLAAHU AKBAR
                              (Allah Maha Besar)
Iftitah Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila. (Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang). Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin. (Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik) Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin. (Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam). Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin. (Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)
  Al Fatihah Adapun Rasulullah SAW pada waktu membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya. Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim) (Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang) Alhamdulillaah, Rabbil ‘aalamiin (Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta ‘alam) Arrahmaan, Arrahiim (Maha Pengasih, Maha Penyayang) Maaliki, yaumiddiin (Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali) Iyyaaka, na'budu, wa iyyaaka, nasta'iin (Hanya KepadaMulah, kami menyembah, dan hanya kepadaMulah, kami mohon pertolongan) Ihdina, asshiraathal, mustaqiim (Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus) Shiraath, alladziina, an'am, ta ‘alayhim (Jalan, yang, telah Engkau beri ni'mat, kepada mereka) Ghayril maghduubi ‘alaihim, wa laddhaaaalliiin. (Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat) Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur'an.
Rasulullah bersabda “Apabila engkau berdiri utk shalat bertakbirlah lalu bacalah yg mudah dari al-Qur’an “.
  Ruku’
Lalu ruku’, dimana ketika ruku’ ini beliau mengucapkan :
 Subhaana, rabbiyal, ‘adzhiimi, Wabihamdihi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
—> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali. (Hadits Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani) Rasulullah sering sekali memperpanjang Ruku’, Diriwayatkan bahwa : “Rasulullaah SAW, menjadikan ruku'nya, dan bangkitnya dari ruku’, sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya.” (Hadits  Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
I'tidal
Pada saat ketika kita i'tidal atau bangkit dari ruku, dengan mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, seiring Rasululullah SAW menegakkan punggungnya dari ruku’ beliau mengucapkan:
Sami'allaahu, li, man, hamida, hu “Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya”. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim) “Apabila imam mengucapkan “sami'allaahu liman hamidah”, maka ucapkanlah “rabbanaa lakal hamdu”, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya SAW (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)
  Hal ini diperkuat pula dengan : Disaat Rasulullah sedang Sholat berjamaah, lalu ketika I’tidal beliau mengucapkan “Sami'allaahu, li, man, hamidah” lalu ada diantara makmun mengucapkan “Rabbanaa lakal hamdu”, Lalu pada selesai Sholat, Rasul bertanya “Siapakah gerangan yang mengucap “Rabbanaa lakal hamdu”, ketika aku ber I’tidal? Aku melihat para malaikat berlomba lomba untuk menulis kebaikan akan dirimu dari jawaban itu”. Maka sudah cukup jelas bahwa mari kita mulai melafalkan : Rabbanaa, lakal, hamdu (Ya Tuhan kami, bagiMulah, segala puji) Kesmpurnaan lafadzh diatas :
mil ussamaawaati, wa mil ul ardhi, wa mil u maa shyi’ta, min shai in, ba'du (Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya) (Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu ‘Uwanah)
Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do'a  sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah SAW. Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu. Subhaana, rabbiyal, a'laa, wa, bihamdi, hi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya) Duduk antara dua Sujud
Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita melafadzkan seperti yang dilakukan Rasulullaah, dan bacalah do'a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Di dalam duduk ini, Rasulullah SAW  mengucapkan :
Robbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii wahdinii, wa ‘aafinii, Wa’Fuanni
(Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku) Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim). Duduk At-Tasyaahud Awal
  Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu ‘Uwanah, Asy-Syafi'i, dan An-Nasa'i. Dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada kami. Beliau mengucapkan : Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah. Assalaamu ‘alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu ‘alayna wa ‘alaa ‘ibaadillaahisshaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
      Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.       (dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, ‘abduhu, warasuuluh)
2. Menurut hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah. Dari Ibn Mas'ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan  kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepadaku : —> (Mari diresapi setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk) Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat. (Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan). Assalaamu ‘alayka *, ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu , wahai Nabi, dan beserta rahmat Allah, dan berkatNya). Assalaamu ‘alaynaa, wa ‘alaa, ‘ibaadillaahisshaalihiiin. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh). Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah. (Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allah). Wa asyhadu, anna muhammadan, ‘abduhu, wa rasuluhu. (Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya).
Notes : * Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan : Assalaamu 'alannabiy (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi). Bacaan shalawat Nabi SAW di akhir sholat
Rasulullah SAW. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari'atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya. Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum/biasa kita lafadzkan, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli 'alaa  muhammad, wa 'alaa, aali  muhammad. (Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, shallayta, 'alaa  ibrahiim, wa 'alaa, aali  ibraahiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Wa 'barikh alaa  muhammad, wa 'alaa aali  muhammad. (Ya Allah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, baarakta, 'ala  ibraahiim, wa 'alaa, aali  ibraahiiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Fil Allamina Innaka, hamiidummajiid. (Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
Salam
“Rasulullah SAW. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :
  Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah, serta berkatNya),
 sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaikum warahmatullaah
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.”
( Hadist Riwayat : Abu Daud, An-Nasa'i, dan Tirmidzi )
Mari di perhatikan, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih lengkap daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua )
———————————————————————————
Subhanallah dan Alhamdulillah, Maha Benar Allah atas segala FirmanNya. Luar biasa sekali ya arti dari bacaan Sholat ini. Makin merunduk kita, makin terlihat kecil kita, makin menangis kita.
Saya berharap agar ini menjadi bagian dari jalan kemudahan untuk kita di dalam menggapai khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan. Maka jika kita tahu dan mengerti akan nikmatnya shalat itu, mari kita share ke keluarga kita.
Selamat meresapi dan jangan lupa untuk share ke orang orang yang kita cintai.
8K notes · View notes
justrandomstories · 9 years
Photo
Tumblr media
Hey dude, humanity is not a trend (!) That's not about when we "show" our care about a choosen conflict, not about palestinian time, syrian time, or a french time :'( Feel free to speak out, tell them what's going on in another side of this world. Why do we become a fainthearted for our muslim brothers? Always keep them in every pray :')
0 notes
justrandomstories · 9 years
Text
percakapan di suatu persimpangan
Alkisah di suatu persimpangan jalan. Anak : saya tidak ingin, tapi saya bisa melakukannya, Ayah. Bukannya saya sudah sering seperti itu, meyakinkan diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja, inshaaAllah. Saya manusia plegmatis yg bahagia Ayah. hha Ayah: kamu siap? Anak: siap Ayah: tapi sekarang, Ayah yang tidak ingin kamu memulai dengan seperti itu, nak. Bukan berarti Ayah meminta kamu jadi orang yg sok tahu tentang apa yg baik buatmu, tapi mulailah sesuatu dengan perasaan bahagia nak. Kita memang tidak bisa memastikan kebaikan di masa mendatang, tapi setidaknya kita diberi kesempatan untuk memastikan yakin saat memulai, bukan hanya tentang kesiapan. Anak: aku takut Ayah, Ayah: apa yang kamu takutkan? Sesuatu yg belum kamu ketahui dan ketidakpastian kah? Anak: aku sendiri tidak tahu apa yg kutakutkan. Hanya takut, itu saja. Ayah: kamu masih jadi tanggung jawab ayah, Nak. Kami masih bisa membersamaimu, setidaknya untuk saat ini . InshaaAllah. Ibu: (tersenyum)
1 note · View note
justrandomstories · 9 years
Quote
Seringkali Allah tidak mengizinkan kita untuk mendapatkan sesuatu–entah itu harapan atau sesuatu yang sudah di depan mata dan sangat kita inginkan–hanya untuk melindungi kita dari keburukannya serta memberikan kesempatan untuk mendapatkan yang lebih baik darinya.
(via herricahyadi)
:')
316 notes · View notes
justrandomstories · 9 years
Text
...
terakhir kali patah hati, saya sungguh ingin sekali menangis, tapi sekeras apapun saya mencoba menangis tetap tidak bisa. Mau menangis dibawah hujan biar terlihat sedikit dramatis juga tidak mungkin, sekarang sedang musim kemarau.. Pada ahirnya saya baru bisa menangis keesokan harinya. Menangis karena menyadari sdikit kebodohan, bukanlah tidak ada yg pernah tersambung? Iya, tidak ada yg pernah tersambung, apalagi ter-patah-kan. hha :v
1 note · View note
justrandomstories · 9 years
Text
Muhasabah #H-24
Seni Berhemat ala Mahasiswa ITS Banyak yang bilang kalau hidup di kota besar itu susah-susah senang. Kenapa kata susah nya dua kali, tapi kata senang nya cuma sekali? Ini murni permainan kata dari saya, gak ada maksud apapun aslinya, hha -.-" Oke, kali ini saya akan bermuhasabah sekaligus menceritakan sedikit tips berhemat sebagai orang rantau ala-ala mahasiswa ITS chapter Keputih. Dengan lokasi kampus yg tergolong agak "pinggiran" kota Surabaya, ITS diuntungkan dengan lokasinya yg tidak dekat-dekat sekali dengan Mall. Akan tetapi kami, para mahasiswa pada ahirnya juga disulitkan dengan terbatasnya varian makanan yg tersedia di sekitar kampus. Kalau tidak penyetan (lalapan bersambal), ya nasi goreng, atau tahu tek yg kadang bumbu kacangnya bau-bau rada gosong. Pada awal jadi mahasiswa baru, saya yang tinggal di asrama dan hanya bermodalkan rice cooker untuk memasak nasi, hampir setiap hari membeli lauk pauk di daerah sekitaran Sakinah, mall kecil yg nampaknya jadi pusat peradaban mahasiswa ITS dari tahun ke tahun :v Kenapa saya lebih memilih membeli lauk saja dan tidak langsung makan di tkp biar tidak terlalu ribet memasak nasi terlebih dahulu? Selain faktor ekonomis, kenyataannya jarak asrama dan daerah sekitaran Sakinah cukup jauh kalo ditempuh dengan berjalan kaki (waktu itu masih belum bawa sepeda). Dan kalau kita makan langsung di warung... bisa ditebak, kita akan balik ke asrama dalam keadaan lapar lagi karena energi banyak terbuang dalam perjalanan pulang :) Tiga tahun di asrama, ahirnya saya pun ngekos dan di tahun kelima ngontrak bersama teman-teman di sebuah rumah yg lengkap ada dapur dan kulkasnya. Hyaaa.. bisa dibayangkan betapa kalapnya saya melihat dapur untuk pertama kali di kosan. Bawaannya pingin masak setiap hari. Alhasil, uang untuk makan bisa dihemat lebih dari separuh dari yg seharusnya. Tapi ya, yang namanya kebutuhan, ada saja. Kalau sama Allah diberi rezeki bisa berhemat dalam hal makan, lha kok sepertinya kebutuhan lain misalnya seperti beli buku, fotokopi, atau jilid makalah yang semakin menguras uang simpanan. Allah maha adil. hhe Oke, jadi berikut ini tips berhemat ala mahasiswa ITS (chapter Keputih, afwan, kurang tau kalo yg chapter Manyar atau kampus Cokro): #Dalam hal Makanan 1. Tega-tegain bawa rice cooker dari rumah, atau bisa juga dengan beli rice cooker ukuran mini di surabaya. Bagaimanapun, kalau ada nasi, perut inshaaAllah aman.. Tak ada lauk, garam pun jadi (melas amat) 2. Usahakan membeli lauk yang berkuah atau banyak bumbunya, karena kalau lauk yg berbumbu selain meningkatkan nafsu makan juga baik untuk mengantisipasi ukuran ikan yg kecil. Gak kerasa ikannya, yg penting bumbunya kerasa. 3, Belilah di sekitar pasar Keputih, menurut pengalaman saya pribadi, harganya rata-rata lebih murah. 4. Jika terviasa memasak sendiri, usahakan berbelanja di pagi hari, selain karena kondisinya masih segar, banyak pilihan bahan yang tentu saja bisa dipilih mana yg harganya paling murah. Pasar keputih buka hanya sebentar. Hanya sekitar 2-3 warung sayur yang masih buka sampai sekitar jam 8 malam. 5. Perbanyak berpuasa sunnah :) Pas bulan ramadhan, sepertinya mahasiswa ITS bisa "panen" makanan gratis saat buka. Selain selalu disediakan makanan berbuka di masjid kampus (Manarul Ilmi), kadang mahasiswa ITS juga sering ngabuburit di masjid-masjid di perumahan elit sekitar ITS yg konon menyediakan menu berbuka sekelas Hokben atau Ayam Panggang Primarasa #tsah Next, #Dalam hal Kebutuhan Kuliah 1. Perbanyak relasi dengan senior. Semakin banyak senior yg kamu kenal, makin banyak pula list senior yang bukunya bisa kita pinjam. hhe 2. Kalau hendak fotocopy dalam junlah besar, area Gebang lebih banyak menawarkan kedai fotocopy yg harganya sedikit miring. Tapi bagi yg sudah paham seluk beluk Keputih pasti juga akan gampang nemu tempat fotokopi yg harganya murmer, murah meriah. 3. Sekali-kali, jalan-jalanlah ke area Pasa Blauran atau Kampung Ilmu. Disana banyak sekali dijual buku-buku baru maupun bekas yg harganya jauuh lebih murah dibanding beli di Gr**edia. Untuk novel atau buku-buku keislaman, biasanya toko buku Media Idaman di daerah KedungTomas bisa jadi andalan. Atau kalau mau diskon lebih banyak datang langsung kerumah pemiliknya, bapak Zeyd Baktir di daerah Mulyosari. 4. Ingat, bener-bener harus diingat password proxy ITS kita ya. Ini sangat berguna buat ngenet gratis di area kampus. 5. Pas kuliah, bisa coba jadi asdos, ikutan proyek dosen, atau nyambi-nyambi ngelesi anak SD, SMP, atau SMA. Lumayan.. buat nambah uang bulanan kita saat di rantau. Rasa-rasanya masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk berhemat saat kuliah. Yang pasti, bagaimanapun usaha kita berhemat, jangan sampai membuat kita jadi orang yg pelit. Terutama masalah makan, hemat aih hemat ya, tapi kalau sampai menyusahkan diri sendiri dan ujungnya buat kita sering sakit, bukannya bakal tambah susah ya? Buat skala prioritas :)
1 note · View note
justrandomstories · 9 years
Text
Stand By Me Doraemon,Jadi ajang Reuni Seiyu (Dubber) Yang lama
Stand By Me Doraemon,Jadi ajang Reuni Seiyu (Dubber) Yang lama
Keempat Sеіуuu ini Kеmbаlі Khuѕuѕ untuk Stаnd Bу Mе Dоrаеmоn.
Setelah sebelumnya dirumorkan bаhwа Mоvіе Doraemon bertajuk Stаnd By Mе Dоrаеmоn уаng tауаng di RCTI hаdіr dengan Seiyuu yang berbeda dibandingkan dengan vеrѕі rеgulеrnуа, kіnі rumоr tеrѕеbut terjawab ѕudаh bahwa Mоvіе уаng mеmulаі dеbutnуа di RCTI pada Selasa 25 Agustus 2015 рukul 16.00 WIB іnі memang hаdіr dеngаn jаjаrаn Seiyuu уаng…
View On WordPress
1 note · View note
justrandomstories · 9 years
Text
Muhasabah #H-25
Syndrom "gifted student"? Basi (!) ---------------------------- Salah satu keuntungan berkuliah di luar kota, apalagi kampus sebesar ITS adalah makin banyaknya kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang keren. hha Kalau misalnya dulu waktu SD sampai SMA sekolah di daerah sendiri kita bisa selalu jadi yg terbaik (atau mempér tiga besar) mungkin akan beda ceritanya kalau kita sudah berada di kampus yg notabene siswanya datang dari berbagai macam kota di indonesia. Saking banyaknya orang pintar baik secara akademis dan organisasi, dulu waktu masih maba kadang saya suka curiga, jangan-jangan nih orang yg masuk kampus ini memang dulunya jawara pas SMA :D Dalam dunia parenting, saya pernah membaca bahwa penting sekali bagi orang tua untuk memberikan apresiasi dan pujian pada anak dalam hal apapun saat beraktivitas. Menurut saya hal tersebut bagus sekali karena memang pujian dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, tapi... Ada satu hal lain yg setidaknya harus diwaspadai, kadang pujian yg tidak seimbang juga bisa membuat seorang anak tidak siap kalah. Maksudnya.. seseorang yg sering dipuji akan secara naluri untuk kembali ingin dipuji. Apalagi jika si anak tersebut punya sedikit kelebihan, selalu juara di kelas misalnya, akan sangat manusiawi kalau si anak akan berusaha mempertahankan posisinya. Saya sendiri menyebut kecenderungan tersebut dengan sebutan syndrom "gifted student", syndrom GS. Kali ini saya akan mengambil contoh diri saya sendiri, berharap bahwa cerita saya ini bisa membuat siapapun yg membaca bisa ikutan waspada atau bahkan jadi flashback cerita diri kalian sendiri, bernostalgian. hha Sejak SD hingga SMA kelas 1 saya belum pernah bergeser dari peringkat pertama di kelas. Meskipun saya beruntung punya orangtua yg jarang mengungkapkan pujian secara langsung, akan tetapi saya masih tidak bisa menghindar dari guru dan juga teman-teman yg selalu "melabeli" saya sbagai si juara kelas, kutu buku, muka-muka perpustakaan, dll :( Tapi, smua berubah ketika negara api menyerang. #apasih Tapi, semua berubah setelah saya masuk kelas dua SMA. Saya yg tiba2 "dijerumuskan" dalam satu kelas yg penuh dengan atlit (mayoritas basket), serasa tertampar oleh prinsip hidup yg kebanyakan dianut oleh teman-teman saya di kelas. Terlalu sering menjadi juara kelas kadang bisa membuat seseorang tidak bisa membedakan antara semangat dan ambisi. Padahal, menjadi juara tidak bisa dijadikan tujuan, bukan suatu rutinitas yg harus dijalani bahkan oleh orang paling bertalenta sekalipun ! Dalam konteks belajar, syndrom "gifted student" seperti yg saya tulis tadi bisa berbahaya. Syndrom "gifted student" bisa membuat seseorang tidak peka, takut mengambil resiko, dan malas mencoba hal-hal baru. Kalau syndron tersebut akut, atau bahkan berlarut-larut terbawa sampai kuliah atau di dunia kerja, bahaya banget kan ya? Bisa stress lho buat orang yg tidak siap, terlalu lama bernostalgia dengan kejayaan di masa lalu, padahal bukan doi seorang didunia ini yg terus berproses untuk menjadi yg terbaik :v Balik lagi ke cerita saya waktu SMA. Jadi pas kelas dua SMA itu, saya mulai sadar kalau sudah kena syndrom GS. Saya justru banyak belajar dari teman-teman yang kebanyakan para atlit tersebut. Saya belajar bahwa dalam suatu pertandingan, bukan soal kita akan menang atau kalah, yang terpenting adalah bagaimana caranya agar kita berkomitmen bertanding sampai akhir dan bermain habis-habisan (ini konteksnya saat main di lapangan). Kalau sudah punya prinsip begitu, sudah tidak jadi masalah lagi siapa yg akan kita hadapi saat bertanding. Pelajaran semasa SMA tersebut melekat sampai saya kuliah. Kekhawatiran untuk tidak menjadi yg terbaik dikelas? Basi. hha Sejujurnya saya pun pernah nyobain rasanya sekali dapat nilai D dan mengulang di salah satu matakuliah #tsah Dengan sistem penilaian yg terkadang masih menggunakan subjektif pengajar, kita terkadang tidak bisa menuntut dan bilang ke dosen kalau kita selalu mngerjakan tugas dsb dan meminta agar nilai yg kita dapatkan di transkrip sebanding dengan yang kita usahakan. Bisa jadi kita paham benar di suatu mata kuliah tapi masih dapat nilai biasa-biasa saja. hha #takdir Kalau kita memandang sesuatu dari penilaian yang akan kita dapatkan maka kita berarti juga harus siap-siap merasa kecewa. Kalau saya boleh jujur, menurut saya yg paling harus kita nikmati saat kuliah adalah setiap detik dan proses yg kita lewati saat belajar. Bagaimana kita menikmati saat-saar belajar dengan teman, saat-saat diomeli dosen di kelas, saat-saat harus begadang buat UAS, atau bahkan kita juga harus menikmati momen saat kita harus ngirit duit agar cukup buat kebutuhan sampai akhir bulan :') Bisa menulis sepanjang ini apakah berarti saya sudah berhasil melewati semua dan merasa sudah berpengalaman? Tentu saja enggak. Bagaimanapun, setiap orang punya proses hidup masing-masing. Mau terus berproses untuk jadi pribadi yg lebih baik, apa lagi yang harus ditunggu? :)
0 notes
justrandomstories · 9 years
Text
Muhasabah #H-26
Time heals pain. But a pray, heals everything.
0 notes