𝙖𝙣 𝙤𝙣𝙡𝙞𝙣𝙚 𝙖𝙧𝙘𝙝𝙞𝙫𝙚 𝙤𝙛 𝙬𝙤𝙧𝙠𝙨, 𝙘𝙧𝙖𝙛𝙩𝙨 𝙖𝙣𝙙 𝙡𝙤𝙫𝙚𝙨. #arSIPKaryaMassaG
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
CucuruyG
Kolektif karya : Sambung komik
oleh : G-21 Askara Kamala













































0 notes
Text
Review Ancang #5: Metode/Pendekatan/Karakter Desain Biro Arsitektur
Oleh Christy Immanuela (G-20)
Waktu : Sabtu, 20 Maret 2021 Via Zoom Meeting Pembicara : Biro DuaStudio (Dimas Satria & Ardy Hartono)
SESI PEMAPARAN
Distance & Proxemics
Jarak merupakan elemen yang krusial dalam arsitektur. Seberapa intimate? Seberapa tingi? Seberapa jauh? Jawabannya relatif bagi setiap individu. Berangkat dari rasa penasaran ini, duastudio melakukan beberapa studi mengenai proxemics.
Istilah proksemik digunakan untuk menjelaskan jarak antar-manusia sesuai dengan cara mereka berinteraksi. (Edward T. Hall, 1966). Salah satu studi yang dilakukan berupa penggunaan inflatable plastic sebagai gambaran proxemics bubble yang nyatanya kasat mata. Diamati bagaimana interaksi sebuah individu dengan object di sekitarnya, juga bagaimana movement mempengaruhi bentuk dan dimensi bubble.
Pada tahun 2019, duastudio berkontribusi dalam sebuah pertunjukan tari di Sanur yang mengangkat isu sederhana tentang ruang. Penari yang akan tampil suka dengan gerakan yang bersentuhan dengan lantai. Berangkat dari ketertarikan tersebut, digunakan kain tipis untuk membentuk pembatas ketinggian yang subtle bagi penari.. Pada ‘ruang antara’ tersebut lah seluruh pertunjukan tari dilakukan.
Studi jarak juga dilakukan dengan rasa penasaran akan adanya perbedaan kompleksitas ketika melihat object dari jarak yang jauh dan dekat. Sebagai pelajar maupun pekerja arsitektur, kita terbiasa untuk bekerja dalam skala 1:100, 1:200, dan sejenisnya. Bagaimana jika sebaliknya, kita melihat dari jarak yang sangat dekat dan intimate, misal di skala 200:1? Atau 100:1? Akankah ada persepsi yang berbeda? Akankah muncul sebuah isu unfamiliarity? Karena sebuah object dapat terlihat sama sekali berbeda ketika diobservasi dari beragam jarak.
Pekerjaan Tangan dalam Proses
“I think, ultimately, handwork will never die. It’s part of what makes us human and it’s something fun - not just for the younger generation. It’s simple, like planting flowers.” - Samiro Yunoki
Baik di tahap konseptual, pembuatan mock up, bahkan hingga eksekusi, duastudio aktif dalam melakukan hands-on untuk berbagai proyek. Pekerjaan tangan yang dilakukan secara langsung menjadi unsur yang penting dalam prosesnya, walaupun terkadang ada hambatan berupa time constraint yang ketat.
Salah satu pengalaman duastudio dalam produksi tangan sendiri adalah ketika berpartisipasi dalam pembuatan pavilion Indonesia pada acara Venice Biennale 2018. Dari berbagai alternatif yang didiskusikan, ide yang terpilih adalah bagaimana keberadaan kertas yang tipis dan rapuh dapat ‘membelah’ ruang, menimbulkan ilusi void melalui lubang. Berbagai upaya dilakukan oleh duastudio agar konsep yang ada dapat terealisasi semaksimal mungkin: eksplorasi bahan, percobaan berbagai alternatif joint antar kertas, dan rehearsal untuk mengetahui bagaimana tampilan instalasi tersebut ketika dipasang pada ruang yang disediakan. Tim Paviliun Indonesia berangkat lebih cepat ke Italia untuk menjahit 12 rol kertas dan merakitnya secara langsung. Ketika pada hasil akhir terdapat kontribusi tangan sendiri, ada rasa bangga yang muncul.
“Sunyata: The Poetics of Emptiness" Indonesian Pavilion at Venice Biennale 2018
Eksplorasi Desain Melalui Gambar 2 Dimensi
Gambar presentasi yang flat dan memiliki style kolase merupakan ciri khas dari duastudio. Produksi gambar tersebut dilakukan di tahap awal proyek, sebagai bentuk eksplorasi - alih-alih hasil akhir. Gambar yang lebih abstrak dan konseptual sering kali dibuat untuk merespon brief awal yang diterima dari client. Bagi kedua arsitek, visualisasi dengan style seperti ini membuat pekerjaan terasa lebih menyenangkan.
Salah satu unsur yang juga penting dan sering digunakan sebagai approach adalah penggunaan diagram, karena bisa memudahkan komunikasi dengan client - terutama mengenai kualitas ruang.
SESI TERMIN
(Bu Widi) Jika dustudio dalam berpraktek biasanya langsung skala 1:1, atau membuat maket, atau datang ke lokasi proyek, kalau selama pandemi bagaimana? Apa yang harus dilakukan?
Ini pertanyaan yang kami juga masing-masing saling menanyakan. Situasi sekarang juga masih menjadi ruang yang kami raba-raba. Ketika ada proyek di luar kota sempat mengalami kendala juga karena pekerja terpapar covid, sering kali komunikasi harus dilakukan via video call. Tapi ketika melihat foto/video rasanya masih belum ada rasa puas dibandingkan saat melihat langsung. Untuk proyek yang memiliki unsur taktil - berhubungan dengan sentuhan - cukup sulit di situasi pandemi ini. Kalau dalam waktu yang berdekatan dengan sekarang ada acara yang berkaitan langsung dengan pekerjaan tangan yang harus kami buat di studio kami sendiri. Tapi karena dalam situasi pandemi kami tidak dapat menghadiri acaranya, jadi hanya dikirimkan beserta dengan seorang wali untuk mengontrol di lokasi. Sedih tidak bisa mengunjungi lokasi secara langsung.. Kalau di Jakarta dengan jarak yang dekat masih bisa saling kirim-kiriman, walau boros di ongkos. Tapi kalau benda yang agak besar sulit mobilisasinya. Mudah-mudahan nanti ada cara tertentu yang bisa membantu komunikasi dengan tim produksi atau kontraktor.
(Bu Widi) Apakah maket dapat digantikan dengan 3D?
Akan sangat sulit kalau maket digantikan secara literally. Rasanya berbeda; Dengan maket dapat terlihat skala dan tektonikanya. 3D memang lebih cepat, tetapi dengan maket terasa sense berat-ringannya, mana yang mungkin/tidak mungkin. Maket dan 3D mungkin lebih tepat dikatakan saling melengkapi.
(Fakhrell Izan - G19) Ketika bertemu client, gambar presentasi yang realistis akan mudah digunakan sebagai acuan. Bagaimana jika digunakan gambar yang tipis/tidak realis?
Dengan gambar yang atmospheric dan flat, justru biasanya terjadi banyak diskusi yang menarik. Pembahasan dengan client akan jadi lebih detail, misalnya “oh, mau lantai tipe ini, merk ini.” Ketika menggunakan gambar realistis, proses ini sering kali terlewat. Gambar-gambar kolase tersebut tentu tidak digunakan untuk proses konstruksi, namun lebih ke arah tahap awal, untuk memancing diskusi.
(Fabian Hosea - CG21) Topik yang dibawakan cukup eksperimental. Mulai dari ruang, skala, dan hal-hal lainnya yang bisa dijadikan ‘bahan mentah’ untuk mendesain. 1. Bagaimana menghubungkan hal yang abstrak ini ke desain, baik langsung maupun secara analogi? 2. Bagaimana pengalaman yang didapat selama eksplorasi hal-hal baru membantu proses desain selanjutnya?
Sebenarnya ketertarikan awalnya/ yang dilihat sebagai abstrak itu dekat dengan keseharian. Misalnya isu mengenai dimensi imajiner di tubuh kita, itu kan imajiner, tapi sebenarnya sangat dekat dengan keseharian kita, dengan tubuh kita. Misalnya di Eropa personal distancenya lebih jauh daripada di Asia. Setiap culture memiliki preference sendiri untuk merasa nyaman. Menurut kami, hal hal seperti ini yang dikatakan abstrak, ingin kami angkat- bagaimana yang imajiner tadi itu bisa kita sentuh. Kami memulai dengan tahap abstraksi untuk mencari titik berangkat desain sebelum melakukan eksplorasi lebih lanjut. Walaupun pada akhirnya yang terpenting tetaplah konteks. Dengan adanya konteks/kebutuhan/program tertentu, abstrak tersebut sedikit demi sedikit akan jadi semakin konkret.
(Bu Widi) kalau mas Dimas kembali lagi jadi mahasiswa S1 ITB apa yg mas Dimas ingin lakukan?
Ketika melihat ke masa dulu, rasanya eksplorasi tahun pertama sangat menyenangkan. Mungkin waktu melakukannya belum fully aware dengan intentionnya, tetapi studi dasar seperti itu sangat terpakai sekarang, dan banyak sekali ruang yang dapat dieksplorasi. Saya juga teringat dengan Pak Uli yang mengatakan mengenai 3M. Yang penting itu melihat, melihat, dan melihat. Itu yang saya ingat sampai sekarang. Walaupun sekarang sulit untuk jalan-jalan, penting juga sebenarnya bagi kita untuk mengeksplor, melihat, mengamati, ataupun merasakan langsung. Kurang lebih seperti itu. Sama tadi untuk konteks akademik, jangan sungkan untuk terus eksplor, literasi, justru ini kesempatan yang tidak akan muncul lagi. Brief yang muncul pada studio tidak harus ditranslate 100%, mungkin bisa kalian cerna/bongkar kembali. Justru menurut saya melihat kalau anak tersebut menjadi kritis, itu sudah menjadi penilaian sendiri. Criticalnya itu yang perlu dijaga.
PESAN AKHIR
Dalam proses belajar, jangan sampai terpaku sehingga tidak eksplorasi dengan luas. Banyak-banyak membaca, melihat, jalan-jalan dan merasakan secara langsung kualitas ruang. Goodluck, sukses selalu studinya. Mendesain lah dengan senang, don’t lose the spark, jangan sampai kehilangan enjoynya. Have fun 4 tahun kuliah arsitektur!
2 notes
·
View notes
Text
Review Ancang #4: EksplorArsi
Review Ancang #4: EksplorArsi
Sabtu, 20 Maret 2021 via Zoom Meeting
Pembicara : Achmad Deni Tardiyana
Oleh : Felix (G-19)
SESI PEMAPARAN
Apa sulitnya belajar arsitektur?
Tidak ada jika ........... Kita semua tahu, hanya 10% mahasiswa yang menjadi arsitek, sedangkan sisanya dimana-mana. Berbicara arsitektur atau belajar arsitektur adalah belajar memunculkan sensibilitas arsitektur.
Arsitektur secara umum didominasi secara visual namun bisa lebih dari itu.
Pada dunia fashion, terdapat sensibilitas proporsi, sedangkan di dalam arsitektur ada geometri, sebagai hal yang penting secara visual dimana geometri mampu membuat order.
Pada ikebana, kita melihat komposisi dimana berbagai elemen dan komponen menjadi sebuah kesatuan yang memiliki estetika tertentu. Komposisi juga hadir pada lagu dan manusia menyukai yang teratur atau harmonious.
Arsitek juga mempunyai apresiasi terhadap seni dan dunia visual. Apresiasi dapat dilakukan dengan mengikuti tren melalui museum hingga melihat nilai estetika yang hadir dalam benda-benda keseharian (sendok, botol, teko, dll). Pada umumnya arsitek memiliki hati yang mudah tergerak/tersentuh ketika melihat ruang dan cahaya. Hal ini merupakan modal besar yang dimiliki seorang arsitek.
Arsitek bekerja menimbang berbagai parameter terukur maupun tidak, fisikal maupun non-fisikal. Mengidentifikasi dot dan menyambungkan titik tersebut, serta menentukan hal yang penting. Sehingga arsitek seyogyanya merupakan problem solver, yang mempertimbangkan parameter, prioritas, dan permasalahan. Sehingga bangunan merupakan sebuah manifestasi kemampuan arsitek menyelesaikan masalah.
Di sisi lain arsitek adalah sosio-art, yaitu seni tentang mengakomodasi berbagai kepentingan sosial (penghuni/pengguna).
Pada akhirnya terdapat 4 sensibilitas arsitek: hal teknis (material, struktur, dll), ekonomi, ruang, dan sosial. Hal ini menggabungkan fungsi otak kiri dan otak kanan. Otak kiri mengenai kalkulasi dan otak kanan mengenai perasaan.
Menjadi seorang arsitek juga harus optimis seperti perkataan Norman Foster.
Apa yang membuat saya tertarik pada dunia arsitektur?
Imagining (outer space)
Creating (buat cerita dengan menyusun balok-balok)
Drawing (coret-coret dinding)
Making (sablon, gantungan kunci)
“Kalo saya ingat ada beberapa hal, pertama saya suka berimajinasi terutama tentang outer space. Waktu saya kecil, orang pertama kali mendarat di bulan, NASA lagi heboh, membuat saya berimajinasi tentang batas outer space dimana. Saya juga suka meng-create sesuatu dengan balok kayu sederhana waktu kecil. Saya suka menggambar dengan alat apapun, coret dinding dan lantai. Setelah cukup besar saya suka membuat sesuatu, sablon kaos, gantungan kunci, lalu saya jual. Ini beberapa hal yg membuat saya tertarik dengan arsitektur, terutama karena creating dan drawing.”
Apa manfaat travelling sebagai cara belajar arsitektur?
Travelling untuk mendapatkan inspirasi berkarya lebih lanjut. Dari apa yg kita lihat dan rasakan dan semua interaksi yg terjadi. Yang dilihat bermacam-macam, biasanya yg bersifat kanonik (rujukan) misal bangunan Zaha Hadid banyak yg bersifat kanonik (sering disebut-sebut). Bisa berupa bangunan yang awalnya tidak diterima masyarakat namun lama-lama dicintai seperti Eiffel Tower, maupun bangunan feodal yang menunjukkan peradaban seperti Shirakawa Go. Lalu pasar, street food merupakan pengalaman yang lebih genuine, seperti yang terdapat di Bangkok, Hanoi, Paris dengan alfresco-nya, dsb.
Bagaimana cara memotivasi diri untuk melewati rintangan yang dihadapi dalam dunia arsitektur?
Selalu melihat di depan pasti ada sesuatu yang cerah. Saya selalu meyakini diri there is always a silver lining even in the darkest clouds dan alhamdulillah selama 30 tahun berpraktek sudah cukup banyak kesulitan yg bisa saya hadapi. Selain sense of survival, ya harus optimis dengan mengubah cara melihat sesuatu. Contohnya Urbane sebelum pandemi fokus pada proyek swasta dan komersil, tapi saat ini kami melihat ke skala yang lebih kecil yaitu perumahan. Biasanya saya terima rumah tinggal hanya untuk teman baik yg ingin dirancangkan, tapi sekarang kantor terima saja untuk latihan. Dari skala besar ke kecil, kita jadi melihat kembali sensitivitas.
Bidang apa saja yang bisa ditekuni yang masih berada dalam ranah arsitektur?
Semua bidang yang terdapat atau membutuhkan sensibilitas arsitek: ruang dan bentuk, sosial, teknis, ekonomi.
Animator
Sosio entrepreneur (aktivis)
Teknikel (komponen arsitektur)
Cost, ekonomi bangunan (bank swasta)
Developer
Dsb.
===
SESI TANYA JAWAB
(Adela G-18) Sensibilitas dan experience terhambat karena pandemi, bagaimana cara mengatasinya saat ini?
Saat ini kita bisa eksplorasi langsung atau tidak langsung, update terus arsitektur luar sana. Yang berkurang paling pengalaman langsung seperti travelling. Menurut saya kalo kita mau melatih sensibility, tidak perlu jauh-jauh, kalo kita amati benda sehari-hari juga bisa kita nikmati dan apresiasi. Saat ini banyak juga aplikasi yang sudah mendekati pengalaman langsung seperti VR, tapi sebetulnya tidak (menggantikan pengalaman langsung). Harus optimis dan beradaptasi gunakan segala hal yang dimiliki saat ini.
(Barkah G-18) Komposisi esensial bagi rancangan, bagaimana meningkatkan mengolah visual literasi? Sepenting apa arsitek memiliki visual identity?
Visual literasi dan melakukannya dengan intens, jangan membatasi diri dengan bangunan, dan buka mata agar terlatih dengan baik. Bagaimana memilih yang layak untuk dilihat dan tidak perlu untuk dilihat. Membaca review/resensi, melihat kurasi website yang baik, sehingga kita terlatih melihat karya-karya yang dinilai baik, seperti Pritzker Award, Aga khan, dan lembaganya jelas. Tingkatkan juga tingkat literasi, saya juga masih buka website dan lama-lama kita akan terlatih.
Visual identity buat sebagian arsitek penting buat sebagian tidak. Yang penting merespon persoalan yang dihadapi. Sebagai contoh yang tidak yaitu Lacaton & Vassal, memulai dengan apa yang ada, masa depan penting dengan tidak merobohkan gedung. Sehingga desain dilakukan dengan tahap pemeriksaan dan evaluasi, lalu tambahkan yang ada jangan mulai dari nol. Sedangkan yang mempunyai visual identity yaitu Zaha Hadid, Frank Lloyd Wright, Frank Gehry, dsb. Sehingga sebagian penting sebagian tidak.
(Ridwan Fauzi G-11) Bagaimana arsitek muda dapat menemukan karakter arsitektur sesuai jati dirinya melalui visual identity? Apakah literasi saja, memulai dengan 'meniru', mengkritisi diri, atau cara lain?
Identitas akan terbentuk sendiri dalam prosesnya, sesuai orientasi sikap. Sebagai contoh, Pak Vassal volunteer di Nigeria, dia sangat fascinated melihat itu, mereka miskin tapi happy. Mestinya masa depan manusia seperti ini dengan keterbatasan dapat membentuk sesuatu. Tapi ada juga arsitek yg identitasnya berubah-ubah, misal Philip Johnson, karena terpesona dengan perkembangan arsitektur modern di Eropa, lalu ada postmodern dia berpindah lagi. Saya juga dari lulus sampai sekarang berubah juga, mungkin karena kedewasaan dan pengalaman merubah cara pandang kita dan menurut saya gapapa.
Tidak perlu terkenal dari awal karena ini itu. Dari bisnis kalo kita berubah di saat yang tepat, memberikan kepercayaan kepada kantor dimana pasar menyambut (jadi proyeknya banyak). Pak Yu Sing juga melalui jalan panjang, baru sejak 15 tahun seperti sekarang. Di Amerika banyak kantor yang berorientasi bisnis, jadi identitas tidak penting yang penting bisnis jalan terus. Glenn Murcutt (pemenang Pritzker Prize) sikapnya dalam melihat betapa fragile nya Australia sebagai benua, dia akan selalu menggunakan material industrial, jadi tidak ada karyanya yang padat karya, jadi tidak perlu ngecor langsung pasang.
(Yorangga G-18) Pak Apep sangat ingat suasana saat travelling, bagaimana merekam apa yang dipelajari? Apakah dengan sketsa, foto, atau travel journal?
Sebelum travelling sudah siap dengan tujuan itinerary, namun biasanya banyak hal yang tak terbayangkan sebelumnya, itu yang sangat teringat dan lebih lama di kepala saya. Kita mengenali immersive experience, jangan ragu-ragu membuka sense seluruhnya untuk memperoleh seluruhnya. Biasa kami bikin jurnal bagi tugas untuk fokus pada apa, namun saat kesana rasakan semuanya. Biasanya presentasi perjalanan harus artikulatif, jangan cuma “bagus banget”, namun harus menggunakan cara pandang, apa yang dirasakan, dan lain-lain.
Saya pribadi lebih banyak foto-foto, namun ada teman saya yang sangat militan sketsa dan menganggapnya sebagai sarana untuk mencerap. Saya setuju dengan dia, namun saya lebih suka untuk merasakan seluruhnya, foto, liat-liat, muter-muter.
(Jihan G-19) Pengalaman di Australia yang meningkatkan sensibilitas Pak Apep? Seberapa penting berkumpul bersama teman-teman arsitektur dengan passion yang kuat?
Saya mendapat beasiswa di tiga kebudayaan yang berbeda yaitu Jepang, Amerika, dan Australia. Tidak terlalu lama, setahun semua. Bagi saya, bahwa untuk mengenal diri sendiri sebetulnya travelling itu membantu untuk merefleksi, jadi ketika berada di tanah asing, kita bertanya saya itu siapa? Dihadapkan pada nilai-nilai yang berbeda sekali dengan yang dianut. Sehingga mempengaruhi sekali cara memahami diri saya dan negara saya.
Berkumpul mah fitrah kita sebagai manusia. Biasa bila interest nya sama lebih sering bertemu dan berkumpul. Menariknya bertemu dengan AMI, dulu kami sering mengkritik dan berteman baik. Open house, presentasi proyek, dan publikasi. Konteksnya dulu, jaman dulu belum ada internet dan masih pake fax. Bagi saya ini penting karena menjadi tahap awal saya menjadi seorang arsitek yang membangun pondasi percaya diri.
(Pak Dibja) Masukan bagi jaman covid untuk studio, sebagai dosen?
Ini challenging ya biasa komunikasi secara langsung dan kita tidak pernah mensyukuri hingga saya harus belajar digital. Kita haru adaptasi. Saya khawatir dengan studio, untungnya prodi memberi tablet sehingga saya bisa kasih komen secara langsung di atas kertas anda. Saya berupaya dengan diskusi secara online dan coret-coret.
Sudah saatnya pendekatan studio tidak menggunakan tipologi. Melainkan dengan 3 approach yaitu:
Tipologi Site specific project Issue base
===
0 notes
Text
does negativity breed art?
only here in art can suffering become a commodity. it is, for us, the price one must pay for the attainment of a greater good - the greater good being the poetic expressions of the soul. there is a saying that “negativity breeds art”, and indeed so many an artist purposely drown themselves in despair, groping into the darkest limits of human experience in the hopes of creating true art. and it is something to be said that most art would not have existed without the knowledge of pain.
unfortunately for everyone else, this has either directly or indirectly created a world where cynicism and skepticism run wild and almost every piece of art is at least a little bit poisonous to one’s soul. perhaps the concept of a man being forced to s*xually ass*ult a pig stretches the imagination to possibilities. the question is why. why would it ever be a good idea to subject the public to such vile ideas? most of us already have issues - issues we’d like to fix - and we certainly don’t need any more. art used to be an expression of beauty, of a higher ideal to aspire to that is separate from the artist itself. yet now a lot of it has morphed into a dumping ground for everyone’s negative feelings, like a diary made public. the 21th century has produced a lot of research on how we absorb the energy of what is around us, be it positive or negative. art which is a dumping ground is a release for the creator, but poison to the spectator.
so is it really true that negativity breeds art? hearing all the sad songs on the radio i always thought it was, after reading rumi and the chronicles of narnia i then decided it wasn’t, and after a period of reflection i now believe that negativity does breed art, in a sense. but it is not the negativity itself that becomes the source for good and compassionate art. it is the rise, the trials and tribulations from the depths of negativity to the heights of joy and peace, that is where art as an ideal can manifest. this is the type of art that is can be beautiful, tragic, and painful, yet also healing and therapeutic for whoever it passes by. we must remember, of course, that art such as this cannot exist without the experience of negativity. but instead of encaging one in one’s own sorrows, the experience of negativity is used to bring comfort. that one is never alone in sorrows, and sometimes even that one can get out of those sorrows. negativity breeds art, but for the art that is kind to us, it also breeds hope.
i’ve learned that it is not always necessary as an artist to hurt one’s self for art - instead all of life can be used for it. i’ve learned that art can express pain without giving pain. i’ve learned that it is not always suffering where art comes from, but from the values and virtues held on to during suffering, from the healing process, from healthy love. the highest kind of art, in my view, gives the notion of a more beautiful world, lifting the spirits of humanity to one day make that art into a reality. this is the role of art in society. this is what makes art essential. and this idea of art as a healing medium is something i’d love to aspire to.
- raisa affandi
4 notes
·
View notes
Photo




Komik Sambung Menyambung
Kontributor:
1. Abdul Azis - G18 - 2. Carmelina Gabriella Handry - G19 3. Farras Zharfan Nur - G19 4. Tugas Pratama Abdulkarim - G12 5. Bima Rahmaputra - G15 6. Dinta Tiara - G17 7. Marcellina Nathania Tjandra - G16 8. Aminatun Jahroh - G17 9. Faza Nugraha - G16 10. Ni Wayan Primastuti - G17 11. Balqisy Rahmania - G19 12. Dinda Sri Rachma - G19
2 notes
·
View notes
Text
Review Architectour #2 Ruang Hijau
Oleh : Alifia Zahwa Rahma (G-20)
Selasa, 22 Desember 2020 via Google Meet
Pembicara : Andre Kidarsa
SESI PEMAPARAN
Ruang Hijau
Didirikan pada 2005, PT Ruang Hijau merupakan perusahaan yang terdiri atas konsultan dari berbagai disiplin ilmu yang memiliki ketertarikan sama dalam menciptakan ruang dalam dan luar yang menyatu dengan alam. Berbagai proyek, seperti villa, rumah tinggal, perkantoran, fasilitas pendidikan, dan perumahan, telah dikerjakan oleh PT Ruang Hijau yang menyebar di wilayah Jakarta, Bandung, Bali, dan Sumatera.
Urban Design & Landscape
Urban Design & Landscape merupakan inti dari Ruang Hijau, bagaimana membentuk suatu manajemen ruang luar yang saling berhubungan antara aspek arsitektural dengan lanskap. Ruang Hijau sendiri terbagi atas berbagai bagian di dalamnya, termasuk horticulturist (ahli tanaman), studio manager, dan technical advisor. Tim perancangan junior dan senior dibedakan, namun tetap berkolaborasi dalam proses mendesain. Partner, vendor, ataupun sub-consultant berkomunikasi dengan tim senior, sedangkan tim junior membantu menerjemahkan arahan tim senior dalam bentuk desain. Selain itu, tentu Ruang Hijau memiliki bidang lain dalam memenuhi kebutuhan perusahaan.
Bermula pada 2006, Ruang Hijau mengerjakan beberapa proyek awal, seperti rumah tinggal, hotel, dan resort. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya perusahaan, pada 2015, mulai berkembang ke perancangan apartemen, masjid, hotel dengan luasan lebih besar, masterplan, dan juga sudah banyak bekerjasama dengan BUMN, maupun mengerjakan site development.
Visionary Masterplan
Dalam proses perancangan dan desain, penting bagi arsitek untuk dapat memahami permasalahan pada site. Mencermati mimpi klien atas bangunan yang diinginkan melalui komunikasi dua arah sehingga dihasilkan rancangan masterplan yang visionary. Pada keberjalanannya, Ruang Hijau tidak hanya bekerja sendiri melainkan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak eksternal dalam rangka menghasilkan output rancangan yang maksimal dan solutif dengan mempertimbangkan banyak aspek berkenaan dengan pembangunan proyek yang akan dikerjakan.
Lampung Residential Tirtayasa
Terletak di Jalan Tirtayasa, tepatnya sekitar 5 kilometer dari Kota Bandar Lampung, Lampung Residential Tirtayasa merupakan kompleks perumahan terintegrasi yang memiliki luas mencapai 22 hektar. Lokasi yang berkontur akibat dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan menyebabkan setiap bagiannya harus dipertimbangkan dengan sangat matang. Hal tersebut dimulai dengan menganalisis wilayah secara makro, bagaimana lokasi perumahan terhadap fasilitas pendukung disekitarnya, seperti fasilitas pendidikan, komersial, dan rumah sakit. Pemahaman konteks lapangan secara daring seringkali tidak cukup sehingga diperlukan observasi secara langsung terjun ke lapangan untuk melihat kondisi area perancangan. Analisis berjalan semakin spesifik dan mendetail, pengamatan kondisi tanah, jenis tanaman yang tumbuh, dan juga slope analysis agar potensi lahan serta kekurangannya dapat teridentifikasi, termasuk pemosisian jalan yang aman dan nyaman. Tak lupa membuat analisis tapak yang berisikan kelemahan serta tantangan (SWOT Analysis) dari massa bangunan dan tapak.
Pada kasus proyek ini, kelemahan banyak terletak pada lahan yang berkontur dan memiliki kemiringan yang tajam sehingga letak pembangunan, baik infrastruktur jalan maupun rumah harus lebih berhati-hati. Terdapat area yang tidak dapat dibangun akibat tanah yang curam. Selain itu, tambahan perkuatan struktur tanah diperlukan untuk menopang lahan yang ekstrim sehingga dibutuhkan biaya konstruksi. Di sisi lain, proyek pembangunan tidak terlepas pada aspek pemasaran dimana terdapat perumahan sekitar yang dibangun pada lahan datar sehingga harga jual lebih terjangkau dan lokasi Lampung Residential Tirtayasa yang cukup jauh dari keramaian. Analisis yang telah dilakukan akan menghasilkan conceptual drawing (sketsa kasar) merespons kondisi tapak dan berbagai pertimbangan pada proses sebelumnya. Conceptual drawing mempermudah proses mendesain sebelum desain dibuat secara lebih mendetail. Desain masterplan terbentuk secara lebih spesifik dan terdiri atas aspek-aspek penting penyusunnya, seperti pintu akses, rencana peruntukkan, dan tahapan pembangunan. Pada kasus ini, pertimbangan kemiringan lahan dan view yang menjadi daya tarik harus dapat terjawab pada desain masterplan.
Dalam mencapai pembangunan hunian, Ruang hijau menekankan aspek Accomodate Livable Living , yaitu hunian yang dapat mengakomodasi kehidupan penghuni yang ada di dalamnya. Adanya nilai tambah (added value) dengan berbagai fungsi penunjang yang harus diperhatikan sehingga perancangan fasilitas umum dan khusus serta fungsi komersial penunjang akan direncanakan secara matang dalam perancangan masterplan.
Marriot Bali Nusa Dua Gardens
Berkonsep “Blend in Harmony”, Ruang Hijau berfokus pada kesinambungan desain lanskap dengan fisik dan emosional dari lingkungan disekitar. Kedinamisan dan kesan natural ditimbulkan dari desain area kolam renang yang memungkinkan banyak kegiatan yang dilakukan secara bersamaan. Pensuasanaan diperkuat dengan pemilihan tanaman-tanaman tropical yang ditempatkan di sekitar area kolam renang. Perancangan dari Mariott Extension oleh Ruang Hijau dibuat dengan tema yang berbeda-beda namun dapat menjadi kesatuan yang harmonis dan kontinu ketika ditempati dan tidak mengurangi sense of location yang khas bagi pengunjung terhadap Bali.
Dalam perancangan proyek ini, sirkulasi menjadi sangat penting karena lokasi dari area kolam renang yang cukup jauh. Perletakan lokasi-lokasi dipertimbangkan agar para pengunjung tidak jenuh saat mobilisasi. Pemanfaatan tanaman dan bagaimana kombinasi antara desain dengan lanskap disekitarnya dimaksimalkan sehingga pengunjung tetap nyaman dan dapat menikmati perjalanannya selama berkeliling. Penzonaan dan pemilihan jenis tanaman menjadi konsiderasi tersendiri secara spesifik agar kesan dan fungsi tempat yang ingin ditimbulkan dapat tercapai. Perancangan yang sangat matang dan spesifik berkaitan dengan desain lanskap juga terlihat dari bagaimana ditetapkannya suatu skema warna terhadap tanaman yang ingin dimasukkan ke dalam desain. Material pun tentu disesuaikan dengan bagaimana suasana ingin dibentuk pada area kolam renang.
Mengolah suatu site menjadi efektif pemanfaatannya, baik dari sisi massa bangunan maupun lanskap, tidak menjadi satu-satunya tujuan dari Ruang Hijau. Menariknya, seringkali terdapat detail-detail yang dapat kembali dimaksimalkan sehingga rancangan yang biasa menjadi evoking dan berkesan. Salah satunya yang terbentuk pada desain area kolam renang Mariott Extension ini adalah bagaimana ketika malam hari dan kolam renang tidak digunakan, efek refleksi kolam renang muncul dan area kolam tidak berkesan gelap dan monoton.
Competition Project: Jakarta Green Metropolis 2030
Salah satu sayembara yang menantang Ruang Hijau untuk step up the game, sayembara Jakarta Green Metropolis 2030 ini memiliki konsep Jakarta sebagai gerbang masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan. Tantangan yang muncul dari bagaimana mewujudkan suatu rancangan kota Jakarta yang sustain, dapat meningkatkan potensi sosial dan ekonomi, serta dapat mengatasi permasalahan secara berkelanjutan dengan kolaborasi wilayah di sekitarnya (bodetabek).
Jakarta, dalam rangka mewujudkan Kampung Metropolis 2050, memerlukan 6 strategi yang harus diperhatikan: perencanaan kawasan yang saling terintegrasi di titik-titik pheriferi Jakarta berkonsep high density mixed-use hingga ke wilayah bodetabek, kampung kota berperan terpusat dalam penanggulangan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi lokal (tercipta pariwisata urban khas dan unik), penerapan kebijakan Urban Growth Boundary dan Greenbelt (konsolidasi ketahanan pangan dengan ekonomi alternatif yang ramah lingkungan), penataan transportasi multi moda yang terintegrasi dengan penataan ruang, penataan ruang waterfront Jakarta sehingga terbentuk ruang terbuka publik yang dapat meningkatkan fungsi ekologi, ekonomi, rekreasi, dan alur transportasi, penataan kelembagaan dalam proses pengelolaan dan perancanaan sehingga pembangunan berjalan secara efektif-efisien, terpadu, dan tentu mewujudkan konsep kota yang sustain.
Dalam merencanakan dan merancang suatu desain kota berkelanjutan, penting untuk dapat mengidentifikasi masalah pada lokasi pembangunan. Wilayah Jakarta Timur pada saat itu dipilih (Cakung - Penggilingan - Pulo Gebang) dengan pertimbangan berbagai potensi dan tantangan yang dimiliki. Aktivitas industrial yang tinggi pada daerah tersebut, merupakan gerbang masuk Jakarta dari arah timur, adanya persilangan jalur transit dengan BKT, dan tingginya konsentrasi permasalahan tipikal perkotaan (banjir, kumuh, kemiskinan) menjadi pertimbangan bagi Ruang Hijau dalam merumuskan solusi desainnya.
Konsep intensifikasi kawasan diterapkan dengan adanya pembaharuan pada area strategis tertentu (selective renewal) dalam rangka menjamin kepentingan publik akan perumahan terjangkau, perbaikan kualitas lingkungan, dan kesetaraan sosial. Selain itu, adanya penataan struktur dan pola ruang dengan Urban Generator di pusat kegiatan Kampung Penggilingan. Selain itu, aspek perkampungan yang sudah ada tetap dibiarkan, tentunya dengan penyesuaian, agar memberikan warna khas bagi Kota Jakarta itu sendiri.
Aspek transportasi pun dibahas dengan mewujudkan simpul transit multimoda di area Cakung sampai Pulo Gebang. Fasilitas transportasi dengan jalur non-motor yang terintegrasi antar simpul area pusat kegiatan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata urban. Penggunaan lahan transportasi yang efisien dapat bersamaan dengan pembuatan integrasi alur air dan jalur hijau pada ruang-ruang publik secara mixed-use dimana didalamnya mancangkup berbagai aktivitas sosial, ekonomi, dan bahkan pergerakan transportasi dan ruang terbuka hijau pada Banjir Kanal Timur.
Secara Singkat
Konsep total renewal tidak dapat diberlakukan di Jakarta akibat adanya karakter sosial dan ekonomi eksisting sehingga dilakukan intensifikasi berbagai skala pada kawasan strategis (selective renewal) yang mengintegrasikan identitas sosial-ekonomi kampung kota sebagai perwujudan Kota Jakarta yang berkelanjutan. Perwujudan Green Metropolis Jakarta berfokus pada efisiensi dan pemanfaatan sumber daya lokal dengan menggunakan konsep mixed-use serta pemanfaatan kepadatan yang tinggi dalam berbagai sektor (ekologi, ekonomi, dan sosial-budaya).
===
SESI TANYA JAWAB
1. (Ramadhanti G-20) Apakah ada project yang berubah atau adanya perhatian khusus dalam pengerjaan pada masa pandemi?
Jawaban: Hampir semua project dipengaruhi dan harus disesuaikan oleh pandemi. Bercerita tentang sayembara Jakarta Green Metropolis 2030, semua konsep rancangan dibalikkan. Konsep urban design perkotaan yang telah dipelajari, bagaimana adanya kebutuhan untuk membuat suatu kota yang vibrant dan banyak interaksi antar manusianya, sekarang harus berubah. Dahulu, pada saat revolusi industri, padat akan masyarakat dan orang-orang di tengah perkotaan, dari kepadatan itu pada akhirnya muncul konsep green atau garden city. Mulai diterapkan pembagian zonasi antar masyarakat. Lalu, dari konsep tersebut, mulai hilang esensi interaksi antar masyarakat, dan pada akhirnya kembali lagi membuat suatu kota menjadi nyaman. Transit-oriented development mulai digunakan dalam perencanaan dan perancangan kota dimana seseorang dapat tinggal dalam apartemen dan dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain menggunakan transportasi umum yang fasilitasnya saling terhubung dengan perkantoran dan pusat perbelanjaan. Semuanya dipadatkan dalam simpul-simpul transit-oriented development. Munculnya pandemi ini tentu membalikkan itu semua, banyak klien kami yang menunda pembangunan proyek apartemen. Lalu, misalnya ada perencanaan pembangunan function hall menjadi ruang meeting yang banyak namun terbagi (bentuknya kecil-kecil) dimana acara resepsi pernikahan sekarang hanya untuk 30-40 orang. Biasanya yang hadir hanya keluarga inti dan sisa tamu undangan hadir secara online (lewat zoom) karena harus menjaga jarak. Jadi, banyak proyek yang memang disesuaikan perancangannya dengan pandemi. Walaupun, kami tahu juga bahwa pandemi pasti suatu saat ada akhirnya sehingga nanti akan kembali dibutuhkan ruangan-ruangan besar untuk menampung banyak orang. Pada saat ini, penyesuaian yang dilakukan seperti menambah banyak ventilasi dan adanya sekat-sekat. Pada kasus merancang lanskap untuk klien, sekarang lebih mudah untuk dapat menjelaskan kepada klien yang ingin memanfaatkan lahannya sampai temboknya menempel dengan bangunan di sekitarnya.
2. (Ramadhanti G-20) Jadi, kalau menurut Bapak, dengan keadaan pandemi sekarang apakah akan mempengaruhi pendekatan arsitektur yang akan digunakan kedepannya? dalam jangka waktu yang panjang?
Jawaban: Pastinya akan ada yang berubah secara permanen. Contohnya adalah meeting ini yang dilakukan secara daring. Sebenarnya tahun lalu sudah mulai menggunakan zoom untuk meeting. Namun, sebelum pandemi agak sulit melakukan meeting secara daring karena biasanya klien lebih suka untuk meeting secara langsung, walaupun jaraknya jauh (misalnya di Lombok) dan hanya 15 menit, harus tetap dilakukan secara langsung. Padahal, cukup membuang waktu dan biaya. Sedangkan, sekarang sudah berubah. Berbicara tentang desain arsitektural, misalnya ruang tidur harus sekaligus menjadi ruang kerja (karena work from home dan study from home). Saya punya istri dosen dan 3 anak yang bersekolah di rumah, dulu semua kegiatan berlangsung di luar rumah sehingga kosong. Sekarang, siang hari semua kegiatan berlangsung di rumah sehingga tidak mungkin tidak ada ruangan privasi untuk berkegiatan karena akan mengganggu satu sama lain. Hal tersebut tentu berpengaruh dalam pendekatan perancangan arsitektur yang akan dilakukan di kemudian hari.
3. (Firqi Alfathani G-18) Bagaimana secara desain dapat mengurangi kemungkinan terjadinya konflik?
Jawaban: Mungkin konteks dari sayembara yang dilakukan, konflik mengenai pembahasan kampung. Melihat dari segi arsitektural, banyak permasalahan yang penyelesaiannya tidak hanya dilakukan melalui pendekatan desain namun juga politik, dan bidang lain. Sebetulnya yang pasti ada adalah masalah kepentingan. Jadi, jika menjawab sebagai arsitek adalah kita harus mendengarkan suara-suara secara menyeluruh (tidak hanya yang terdengar). Artinya, misalkan yang menjadi klien pemerintah, kita sebagai stakeholder, kita perlu mendengarkan suara-suata yang tidak terdengar oleh orang-orang yang tinggal disitu. Jadi jika ada perkampungan, kita perlu mengetahui alasan (jika ingin menggusur/memperharui) mengapa orang-orangnya tidak mau pindah. Lalu, dengarkan mengapa pula wilayah tersebut harus digusur, apakah karena ada bantaran sungai, karena teknis mau tidak mau harus terjadi, kita harus menggali satu per satu. Menjadi arsitek, kita tidak harus selalu berbicara mengenai gambar, arsitek juga perlu mendengarkan banyak sekali suara, datang ke lapangan dan mendengarkan, lalu membuat solusi yang mencangkup layer-layer, sebagai penjawaban atas permasalahan yang ada. Walaupun, pada kenyataannya tidak semua dapat menerima solusi yang ditawarkan, tidak semua suka. Namun, sebagai seorang arsitek, kita berusaha menghasilkan solusi terbaik secara keprofesian kita.
4. (Irvi Syauqi G-18) Apa tanggapan dari Bapak mengenai Jakarta yang merupakan kota pesisir, namun tidak memiliki daerah lanskap berupa waterfront yang dapat diakses secara publik untuk menikmati laut?
Jawaban: Untuk tanggapan, Jakarta betul dikatakan sebagai kota pesisir. Namun, kota pesisir sebetulnya tidak selalu harus punya waterfront. Seharusnya, hutan mangrove menjadi waterfront bagi Jakarta, sebagai penahan arus air dan banjir. Karakter waterfront, yang biasanya merupakan pembangunan kapital (pemerintah) yang berfungsi sebagai pengamatan, seharusnya tidak selalu diperuntukkan untuk itu. Pada saat mendesain Jakarta Metropolis, sebetulnya agak nyerah juga karena adanya keributan terbesar mengenai apakah kita support mengenai konsep Jakarta great wall atau panggung raksasa jakarta karena adanya isu jakarta akan tenggelam jika itu tidak dibuat. Tetapi di lain pihak, jika itu dibuat, itu akan memusnahkan banyak penghasilan dari para nelayan. Walaupun pada akhirnya, pada saat itu memutuskan untuk support. Secara teknis, nelayan juga susah hidup dari sana. Ada pro dan kontra, tidak semua keputusan bisa sempurna, apalagi mengenai kebijakan publik yang melibatkan banyak orang didalamnya. Pasti ada yang terkorbankan untuk itu.
5. (Ario Abraham G-18) Jakarta sebagai kota metropolitan seringkali memaksimalkan setiap luasannya sebagai rentable area atau dapat dijual, bagaimana cara meyakinkan klien atau bahkan mungkin pemerintah akan pentingnya ruang hijau?
Jawaban: Terus terang luas sekali jika berbicara mengenai Jakarta. Mungkin bicara lingkup yang lebih kecil, mengenai klien, dulu klien cenderung untuk ingin memaksimalkan penggunaan lahan yang akan dibangun karena malas memiliki tanaman (perawatan susah dan takut hewan atau serangga). Konteksnya menjadi terbalik, hal-hal yang jelek menjadi perhatian. Namun, beberapa sudah dapat bisa mengobrol bersama klien, bahwa sebetulnya manusia itu butuh oksigen dan cahaya, butuh luas berapa sih untuk tempat tinggal, dari kasus tersebut preseden juga sebetulnya bisa ditunjukkan. Jika berbicara mengenai lingkup pemerintahan, sebenarnya orang-orang sadar akan kebutuhan ruang hijau, masalahnya soal kedisiplinan dan politik. Sekarang, fenomena yang terjadi, Surabaya dan Bandung mulai membuat taman-taman untuk berkegiatan sekaligus menjadi ruang hijau. Taman-taman tersebut dapat menjadi preseden yang bagus. Secara politis, kepala daerah menjadi memperhatikan itu, dan lagi-lagi tidak semuanya berkaitan pada aspek arsitektural saja.
6. (Ramadhanti G-20) Bagaimana mendesain lanskap di perkotaan tetapi tidak memiliki lahan luas untuk menjadi ruang publik?
Jawaban: Pertama, sebetulnya kalau sadar, tanaman di Bandung merupakan tanaman lanskap semua. Bandung dulunya bukan area hutan, merupakan danau. Artinya, pohon yang ada di Kota Bandung merupakan tanaman lanskap. Dengan kemajuan teknologi, banyak hal yang bisa diatasi dengan keterbatasan lahan. Kalau dulu orang berpikir bahwa lahan itu sesuatu yang horizontal saja, sekarang dalam bentuk vertikan juga bisa menjadi lahan. Misalnya di lantai 2, di dinding (lahan vertikal) juga bisa dilakukan. Yang dibutuhkan itu sebetulnya bukan satu bidang luas. Secara lanskap perkotaan sebetulnya yang menarik adalah bagaimana menghubungkan ruang hijau yang kecil-kecil yang berhubungan satu sama lain dan menurut saya itu ideal untuk dapat menjadi paru-paru kota, setiap jalan bisa bertemu dengan taman.
7. (Ramadhanti G-20) Menurut bapak, tentang membuat rancangan lanskap, apakah lebih menantang merancang di lahan yang sudah ada tanamannya (eksisting) atau merancang di tanah yang sebelumnya gersang menjadi ruang penuh vegetasi?
Jawaban: Yang lebih penting daripada bagaimana kita melihat lahan secara kontekstualnya. Misalnya, kami ada pengalaman membuat lanskap di Pangkal Pinang dan kebun raya di Belitung. Itu adalah tanah gersang. Namun, kami tidak membuat tempat tersebut menjadi hutan tropis tentunya. Itu merupakan hutan kerangas disebutnya. Artinya, jenis tanahnya memang terdiri dari tanaman-tanaman yang hidupnya dengan kondisi seperti itu, seperti unsur haranya kurang, panas, tanahnya kering, kami tampilkan seperti itu dan memang lanskapnya harus seperti itu. Kontekstualnya itu yang menarik. Kami juga pernah mengerjakan proyek yang lahannya sudah ada eksistingnya sehingga kami merancang lanskap dari lahan bermaterial beton semua, hal ini juga menjadikan proyek ini menarik. Di dalam ruang juga pernah beberapa kali, dimana mendesain di ruang tertutup, tidak ada lahan terbuka, ada juga yang seperti itu.
===
Closing Statement
Terima kasih, kami telah diundang, kami merasa senang dapat berbagi bersama teman-teman. Sebetulnya masa ini merupakan masa-masa sulit untuk berkuliah, begitu lulus banyak teman-teman yang sukar mencari tempat berkreasi. Kami harapkan semua bersemangat, tetap sehat selalu, dan tidak putus asa. Jika ingin ada diskusi, kami selalu terbuka bagi teman-teman semua.
#arsitektur#mahasiswa arsitektur#words from arsitenar#arsitektur indonesia#sayembara arsitektur#green architecture#architecture student#achitecture landscape#landcapem
3 notes
·
View notes
Text
Review WorkshopinG: Augmented Reality
Senin, 19 September 2020, melalui aplikasi Google Meet
Pembicara: Yahya Ayyash
Oleh : Dian Okta Viryani (G-18)
SESI PENDAHULUAN
Perkenalan Augmented Reality
Augmented Reality adalah pengalaman interaktif di lingkungan nyata dengan menggunakan objek di lingkungan nyata yang ‘ditingkatkan’ dengan informasi persepsi yang dihasilkan komputer.
Perbedaan AR(Augmented Reality), MR(Mixed Reality), XR(Extended Reality), dengan VR(Virtual Reality)
Pengaplikasian Augmented Reality
Video Game. Pokemon Go
Arsitektur. Membuat model 3D berdasarkan gambar denah, aplikasi AR dari IKEA untuk mendekorasi rumah,
Edukasi. Assemblr
Seni & Pameran. Men-scan objek pameran untuk menyediakan fitur interaktif.
Unity Engine
Salah satu platform game engine. Salah satu keunggulan perangkat lunak ini adalah pengunduhannya tidak dikenakan biaya, sehingga banyak plug-in/Software Development Kit (SDK) untuk mengembangkan AR lebih jauh lagi. Terdapat 2 library yang kompatibel dengan Unity, yaitu:
AR Foundation. Gratis dan dapat digunakan untuk perangkat dengan sistem operasi Android dan iOs.
Vuforia. Gratis, namun ada beberapa fitur berbayar. Dapat digunakan untuk perangkat dengan sistem operasi Android dan iOs.
Model berupa rumah 1:1. Terdapat fitur exploded dan lain-lain, menyediakan informasi terkait utilitas.
Memperlihatkan utilitas pada rumah yang telah terbangun.
===
SESI TUTORIAL
Meng-install built in Android dan iOs agar proyek dapat di-export ke perangkat Android atau iOs.
Menyalin license key pada akun yang telah dibuat di halaman web Vuforia.
Klik Open Vuforia Engine Information, lalu akan muncul textbox untuk menempel salinan license key. Bila berhasil, akan terlihat watermark Vuforia.
Memilih objek Solar untuk di-import.
Membuka kembali halaman web Vuforia, lalu klik tab Target Manager, untuk memilih target image.
Sedang mengimport.
Mengatur posisi dan skala objek.
Membuat parent dengan mengklik kanan di tab Hierarchy 🡪 Create Empty. Lalu memastikan posisi di titik 0,0,0 dan skala objek 1,1,1. Setelah itu men-drag image target ke folder GameObject. Objek yang ada di folder ini yang akan diskala ulang nantinya.
Men-drag video placeholder ke image target.
Sedang melakukan scan dengan mem-play hasil kerja di Unity. Gambar dibuka di handphone lalu dihadapkan di kamera laptop.
Mengatur video agar play on loop.
Mengunduh image target Land.
Meng-import dan membuat image target baru.
Meng-import file chair.skp, lalu import glTF dengan klik tab Sketchfab( yang sebelumnya telah di-install terlebih dahulu), lalu pilih Import glTF.
Sedang meng-import!
Bila objek di-import lewat sketchup, tekstur objek tidak dapat di-import juga. Untuk menambahkan tekstur, klik kanan Assets 🡪 create🡪 material.
Memasukkan tekstur dengan meng-klik simbol bullet di samping Albedo. Lalu mengatur ukuran tiling pada opsi Tiling.
Meng-import objek canyon.
Membuat animasi baru.
Memilih objek yang mau dianimasikan dengan memilih Add Property, lalu memilih objek yang mau dianimasikan (canyon/kursi).
Cth mau mainin position+ rotation
Sedang diadjust keyframenya
Animasi yang telah dibuat akan diputar dengan looping. Untuk menonaktifkan looping, pilih opsi Button
Meng-expand parameter Button.
Mengatur animasi agar setelah animasi berakhir akan kembali ke default state.
Memasukkan model Canyon ke folder Image Target! Lalu play dan discan gambarnya.
===
CLOSING STATEMENT
Terima kasih kak Ayyash yang sudah berbagi dan sabar -Firqi
Jangan lupa output ya teman-teman, dan isi form. -Firqi
Kalau mau membuat yang lebih advanced, disampaikan saja ke saya untuk diskusi nanti akan dibina. -Kak Ayyash
#Architecture#ar#architecture competition#architecture student#mahasiswa arsitektur#arsitektur indonesia#arsitektur
3 notes
·
View notes
Text
Review Ancang #3 Tips Berstudio
Pembicara : Ridwan Fauzi (G-10) , Gagas Firas (G-12), dan Steven Widyatmadja (G-12)
Jumat, 16 Oktober 2020, melalui aplikasi Google Meet
Oleh : Jonathan Kenneth (G-20)
SESI PEMAPARAN
IMPROVING YOUR STUDIO LIFE
Life in Paradox
Terkadang mahasiswa berkeluh kesah saat studio tapi disatu sisi mahasiswa juga suka menunda-nunda dan “leha-leha” saat sebelum pengumpulan. Ini menjadi kebiasaan dari mahasiswa arsitektur.
What stops you from doing your best?
Confusion and clueless, fear (of revisions?), bad time management, overwhelmed. Then it leads to self-pity and blaming others.
Kebingungan mahasiswa:
Tidak tahu dirinya ingin desain seperti apa
Tidak tahu apa yang bagus atau jelek
Tidak tahu apa yang benar dan salah dalam desain
Tidak tahu apa yang tidak diketahui
Arsitektur:
Marathon: baik profesional maupun mahasiswa
Iterasi/eksplorasi: setiap desain harus dicoba ulang sampai dapat yang terbaik
Berkembang dari mencoba sendiri
Creative process itu tidak pernah linear, selalu bolak balik.
Benchmark Realita
Timeline = akademik: 8-12 minggu, profesional: bisa 2-5 minggu haru selesai
TOR = akademik - disediakan dosen, profesional: merumuskan sendiri
Overtime = terjadi di kedua dunia
Jumlah pekerjaan = akademik: studio tapak, PA, SKB. profesional: 2-4 proyek dalam satu waktu.
Asistensi ke dosen/bos = akademik: via coret, verbal. profesional: sama dengan akademik hanya saja ada goal yang ingin dicapai bersama
Revisi: terjadi di kedua dunia
Proses sidang / pin-up = akademik: studio TA, pin-up kelompok, asistensi, profesional: sidang TABG, presentasi dua mingguan/ bulanan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa studio = representasi dunia profesional. Yang harus dilihat saat terhambat terhenti dalam prosesnya adalah ada dari dua faktor yaitu internal dan eksternal.
Internal: (changeable dan bisa di eskalasi)
Hard skill / Technical skill
Time management skill
Workflow method
Mood swings
Knowledge and skill of gathering information
Idea - making
Eksternal: (to be responded but unchangeable)
Setiap menghadapi masalah coba dilihat dari dua faktor ini, jika dari faktor eksternal harus bisa nerima tetapi diiringi dengan tindakan apa yang harus dilakukan
PROSES BEKERJA
1. Menerjemahkan TOR. Tips: buat table words yang ada “catatan dan action list”
2. Membuat Timeline. Tips:
Memulai dari deadline, bukan hari ini
Patuh timeline dan strategis
Mengetahui kecepatan kerja diri - bisa dilihat saat tugas-tugas sebelumnya
Harus tau mana yang prioritas mana yang tidak saat mendesain - agar tidak terlalu berlarut-larut.
Mengikuti apa yang ada di kriteria desain
3. Mencari inspirasi. Tips:
Memulai dari arah, baru cari image yang sesuai.
Sudah punya keinginan untuk membuat bangunannya seperti apa bukan mencari secara general. Misal: ingin membuat bangunan yang “lokal banget”
Tidak hanya melihat, tapi kritisi dan belajar
Contek metode/solusi, bukan fisiknya (kunci:denah dan potongan)
Sebisa mungkin proyek yang terbangun
4. Cara bekerja baik dan rapi. Tips:
Tertib kelola file (termasuk penamaan)
Teknikal: Layer, MA, STRETCH, XREF, LAYISO, LAYOUT, PLOT, STYLE, SHORTCUT, select similar layer
5. Mentalitas.
Berani membuka diskusi dengan dosen
Finish > perfect
Memberi alternatif
Peer review (diskusi dengan teman kelompok)
6. Cheatsheet dan Bekerja Efisien
Don’t sweat over small things.
Being pragmatic is important (sometimes)
Don’t overestimate what you can do in short term and vice versa
Magic tools: butter paper and scale ruler
Pomodoro technique: decide what you need to do - set the timer to 25 minutes - work on the task until the timer rings - 5 minute break - after 4 cycle take a 15-30 minute
Pareto principle: melakukan hal yang penting dengan effort 20% itu lebih signifikan
Prioritizing: mana yang impactnya tinggi dan mana yang effortnya tinggi - berhubungan dengan pareto principle. Biasanya yang pertama dikerjakan adalah yang low effort high impact.
Being realistic: increase time, reduce scope, add cost, adjust quality. Biasanya reduce scope dan adjust quality yang dilakukan.
BASIC ARCHITECTURE KNOWLEDGE
Mencari aturan bangunan:
Ada cara menghitung KDB, KLB, KDH, dll yang benar
Standar terkait kendaraan, parkir dan jalur kendaraan sudah ada aturannya
Semua aturan terkait kebakaran sudah ada dan cukup jelas
Penjelasan KDB, KLB, KDH, KTB, Jarak Bebas
KDB = outline bagunan terbesar yang bisa ditaruh pada tapak
KLB = luas lantai maksimal / luas lahan. Menyatakan luasan maksimal yang bisa dibangun dalam tapak
KDH = ruang terbuka hijau / luas lahan. Menyatakan luasan minimal area hijau yang perlu disediakan
KTB = outline basement terbesar yang bisa ditaruh pada tapak (di bawah tanah)
Jarak Bebas = jarak minimal yang diperkenankan dari dinding terluar bangunan gedung sampai batas lahan perencanaan
Tipologi dan isu tipikal: setiap tipologi punya isu tipikal yang bisa dikritisi
Untuk memulai desain = perhatikan isu utama = jadikan konsep
Biasanya berupa pertanyaan “how..?”
Isu proyek = isu tipikal tipologi + permasalahan/ potensi tapak (konteks).
Standar Gambar Kerja
Tebal tipis gambar
Anotasi standar
===
SESI TANYA JAWAB
1. Apa kebiasaan yang dilakukan saat analisis tapak? Besarkah pengaruhnya dengan perancangan? Bagaimana cara agar batasan-batasan tersebut tidak menghambat eksplorasi desain?
Jawab: Ketika sudah tau tugasnya apa langsung bisa analisis tapak: view terbaik, kebisingan, dll karena saat masuk ke desain harus direspon. Biar tidak membatasi ada namanya peta permasalahan dan potensi. Harus ditandai mana daerah-daerah yang berpotensi dan tidak sehingga langsung bisa ditentukan lokasi dan zonasi bangunannya. Terkadang keindahan juga tidak selalu terletak pada bentuk masa bangunan, namun juga bisa terletak pada penyelesaian masalah dengan baik.
2. Bagaimana cara menyajikan konsep dan solusi yang menjawab persoalan secara grafis dan komprehensif?
Jawab: Konsep = solusi terhadap isu paling krusial, tema perancangan= karakter atau ekspresi dari bangunan, fitur- bagian terkecil dari desain. Apa yang harus di diagramkan jangan sampai salah. Mungkin yang dibilang tidak menyelesaikan masalah adalah diagram yang hanya menjelaskan permasalahan tanpa mencoba digambarkan solusinya sehingga tidak ada konsekuensi desainnya.
3. Kenapa harus mempertimbangkan teknis desain di awal padahal dapat membatasi dalam eksplorasi desain?
Jawab: Dalam proses membuat desain, semua pertimbangan harus masuk di awal barulah saat mulai menarik garis filtrasi informasi itu mulai diterapkan. Jika dikatakan dimulai dari zonasi publik privat itu memang benar lalu baru pertimbangan view dan yang lainnya. Tapi saat mulai zoning harus membuat beberapa alternatif dan berbagai bentuk serta sudah terbayang bentuknya akan seperti apa. Dari alternatif itu bisa dibuat plus minus untuk memudahkan dalam pemilihan desain.
4. Bagaimana cara mengerjakan proyek dan mengenali site tanpa harus datang ke sitenya untuk menyiasati kondisi sekitar?
Jawab: Idealnya memang untuk membangun sebuah proyek harus datang ke lokasi, namun karena ini sifatnya akademik jadi harus ada beberapa penyesuaian. Cara paling mudahnya adalah melihat video footage atau benchmarking lokasi yang mirip.
5. Sebagai mahasiswa arsitektur, seberapa penting untuk mempunyai identitas atau ciri khas dari setiap desain?
Jawab: Menjadi penting karena hal ini yang membuat kita lebih yakin dalam menarik garis. Ketika kita tidak punya identitas maka kita akan selalu membandingkan dengan karya orang dan merasa bahwa diri lebih inferior. Sebenarnya hal ini yang menjadi permasalahan saat belum menemukan identitas atau ciri khas. Namun yang perlu diperhatikan adalah identitas tidak harus yang berupa fisik, konsep “form follow profit” atau desain yang sekadar menyelesaikan permasalahan bisa menjadi ciri khas dan identitas. Proses internalisasi itu yang susah karena masih sering tergoda dengan desain orang lain. Jangan merasa stress apabila saat kuliah belum menemukan ciri arsitektur diri karena kita pun masih mencari.
6. Kalau misalnya lagi buntu dalam mencari ide konsep, apa yang biasanya kakak lakukan?
Jawab: Yang pertama harus diselesaikan memang teknisnya dulu tapi pada akhirnya ketika misalnya di massing belum bagus, bisa ditekankan ke menyelesaikan permasalahan arsitekturnya dan ketika penyelesaian arsitekturnya masih kurang, masih bisa di eksplore untuk detail. Bisa belajar dari literasi dan cara dosen mendesain. Belajar ini dalam arti analisis preseden seperti melihat proporsi pada masa bangunan. Cara yang paling gampang adalah menanyakan pendapat ke orang kedua karena terkadang hal-hal ini hanya ada di kepala sendiri.
7. Mungkin bisa diceritakan bagaimana menemukan kecintaan di arsitektur?
Jawab:
Ridwan Fauzi: Mulai cinta dengan arsitektur dari dosen saat tingkat tiga. Saat itu beliau banyak mengajarkan keindahan arsitektur dan memperluas pandangan mengenai arsitektur baik dari segi estetika maupun fungsionalitas. Selama itu juga ada apresiasi yang dia berikan dan menjadi motivasi sampai sekarang. Yang kedua adalah beliau mengajarkan sketsa site planning sambil menjelaskan dan ilmu ini terserap sampai sekarang. Tips: saat tingkat 3 atau 4 biasanya mahasiswa akan membenci arsitektur, tapi semangatnya akan tumbuh lagi ketika ada satu proyek yang terbangun. Jadi jangan berhenti atau “banting setir” sebelum mencoba dunia arsitektur. Selain itu harus coba ikut sayembara dan mentor saat kuliah.
Gagas Firas: Dari kecil sudah mulai hobi gambar namun yang membuat menarik adalah saat bekerja di ishigami. Pada saat disini sangat keras karena ada satu visi yang semua orang harus ikuti dan sebenarnya bingung kenapa bisa sampai seperti itu dengan arsitektur. Tapi disisi lain perilakunya yang marah-marah membuat berpikir bahwa memang dia sangat peduli dengan arsitektur dan secara tidak sadar hal ini menular. Hal ini juga membuka pikiran bahwa arsitektur bisa di eksplore sangat luas. Selain itu dari perbincangan mengenai arsitektur bersama teman-teman yang memiliki minat yang sama juga menjadi faktor.
Steven Widyatmadja: Dari buku Santiago Calatrava karena terkagum sama orang yang belajar D3 seni rupa, S1 arsitektur, dan S2 struktur karyanya sangat luar biasa dan terinspirasi. Selain itu saat belajar BIM bersama juga membuka wawasan baru tentang arsitektur. Selain itu, terinspirasi dari dosen dengan teknik presentasi gambar yang komunikatif sampai akhirnya mengeksplorasi dan mendalami sendiri. Selain itu saat ke mall Funan di Singapore benar-benar merasa bahagia dan menjadi terinspirasi untuk membuat hal serupa.
8. Tips n trick tingkat akhir, bukan hanya dalam mendesain tapi juga dalam menulis dan berpikir.
Jawab: Kuncinya saat studio jangan sampai mengambil waktu 70% dari waktu kalian, mungkin hanya 50-40%. Jadi kalau mau lancar semuanya kuncinya di studio dan untuk lancar di studio caranya adalah time management dan mood management. Kalau bisa sabtu dan minggu jangan kerja karena kreativitas itu kadang juga muncul saat tidak bekerja. Jadi memang harus bisa membagi waktu dengan baik.
9. Bagaimana cara eksplorasi secara mandiri agar efektif?
Jawab: Proses paling efektif dalam menggali adalah dengan sketsa. Tapi yang harus disiapkan bahwa prosesnya akan bolak balik. Saat asistensi mungkin bisa diberikan beberapa alternatif dengan alasan yang jelas dan berhubungan dengan solusi desain.
9. Tidak semua mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mencapai titik yg membuat kita cinta arsitektur. Kalau di tahap mahasiswa sudah menyerah dan akhirnya berpindah karir maka tidak akan berlanjut ke tahapan selanjutnya. Bagaimana menurut kakak mengenai hal ini?
Jawab: Ketika belum mencintai jangan menyerah, paling tidak sampai nanti terjun di dunia arsitektur sebenarnya dan bertemu dengan arsitek senior yang akan memberi pengetahuan lebih yang tidak didapat ketika kuliah.
10. Apa yang membuat masih bertahan di arsitektur?
Jawab:
Gagas: Karena menarik dan tidak kebayang karir lain selain arsitektur. Selain itu memang tertarik dengan pola pikir arsitektur dimana kita yang membuat soal dan menjawab soal tersebut. Sangat terkagum dengan tingkat presisi dari Mies van der Rohe dan hal ini yang menjadi salah satu motivasi agar kelak bisa menjadi seperti beliau.
Ridwan: Dulu saat lulus arsitektur mencoba banyak hal mulai dari urban design sampai ke fotografi. Untuk menemukan passion sebenarnya harus mencoba hal lain. Sebenarnya level of stress dari arsitektur juga tidak terlalu tinggi karena apabila gagal hanya mempengaruhi desain yang kurang bagus, beda halnya dengan sipil yang apabila gagal bisa membuat bangunan runtuh. Selain itu juga selalu melakukan checkpoint setiap 1 tahun atau 6 bulan dengan mengikuti sayembara untuk memastikan bahwa memang mampu di bidang ini dan juga menanyakan ke teman terdekat untuk membantu proses refleksi.
Steven: Kalau membahas salary memang untuk fresh graduate rendah dan memang kalau mau terjun ke dunia arsitektur harus ada beberapa hal yang dikompromikan, kembali lagi ke latar belakang dan banyak variabelnya. Untuk kasus saya, masih bisa mengkompromikan hal-hal ini sehingga masih bertahan.
11. Kira-kira apa yang perlu dipersiapkan untuk memasuki dunia arsitektur melihat kondisi sekarang?
Jawab:
Gagas: Kalau mau di biro desain harus bisa software rhino karena sketchup tidak terpakai. Kalau mau korporat lebih ke software BIM. Harus menguasai software. Selain itu harus menguasai beberapa keahlian lain seperti seni, matematika, dan coding.
Ridwan: Portofolio bagus itu menjadi modal. Kalaupun saat desain studio kurang bagus, diubah sedikit tidak apa-apa. Selain itu harus nentuin tujuan biro yang kalian mau.
===
CLOSING STATEMENT
Ketika kuliah dan ingin berkembang harus mengidentifikasi mana faktor internal dan eksternal. Saat faktor eksternal ini terlalu mempengaruhi performa berarti ada yang salah dari cara pandang melihat masalah. Coba fokus ke hal-hal internal dan kembangin di bagian itu.
Untuk mencintai arsitektur coba dijalani saja, paling minimum harus merasakan sampai magang atau bekerja
Harus bisa merubah mentalitas dan cara bekerja agar bisa bekerja lebih efektif.
Saat brainstorming desain, coba mencoret-coret di kertas saja karena terkadang yang di kepala tidak tergambarkan apabila hanya dibayangkan
Jaga kesehatan mental terutama saat di situasi seperti ini
===
disunting oleh Irvi Syauqi dan Muhammad Barkah
#architecture#arsitektur#mahasiswa arsitektur#architecture student#architecture competition#institut teknologi bandung
2 notes
·
View notes
Photo










𝙖𝙧𝙎𝙄𝙋: #𝘼𝙧𝙨𝙞𝙩𝙚𝙣𝙖𝙧𝘼𝙧𝙩𝘾𝙡𝙪𝙗
𝑩𝒂𝒅𝒂𝒊
oleh Raisa Shafira⠀
#poem#art#visuals#illustration#words#indonesia#puisi#architecture student#arsitektur#art visuals#visual art#design
3 notes
·
View notes
Video
tumblr
karyakolektif.tumblr.com
0 notes
Text
Review Architectour #1: Han Awal & Partners

Senin, 27 Juli 2020, melalui aplikasi Google Meet
Pembicara: Yori Antar || Catatan Oleh : Astari Shadrina (G-19)
SESI PEMAPARAN
Han Awal & Partners
Han Awal & Partners didirikan oleh Han Awal (Han Hoo Tjwan), ayahanda dari Yori Antar, yang diresmikan pada tahun 1970. Han Awal merupakan generasi pertama arsitek pasca kemerdekaan yang bersekolah di luar negeri kemudian pulang untuk berkarya di Indonesia. Menurut beliau, arsitektur Indonesia adalah sebuah karya arsitek yang berguna bagi masyarakatnya.
The Enterprise
Kantor HAP “The Enterprise” mengombinasikan suasana rumah yang nyaman dan hijau dengan suasana kantor yang produktif dan profesional. Harapan kantor HAP ini adalah menjadi tempat berkumpul para arsitek-arsitek muda, teman-teman, seniman, dan dapat mengundang klien untuk melihat-lihat. Kantor HAP memiliki banyak fasilitas rekreasi seperti kolam renang dan tempat karaoke, hal ini bertujuan agar saat sedang bekerja di HAP dapat diciptakan suasana yang nyaman.
Perjalanan HAP
Pada awalnya Bapak Yori Antar ingin mencari tau kenapa arsitektur Indonesia tidak dibicarakan, yaitu arsitektur nusantara. Maka dari itu beliau melakukan perjalanan keliling nusantara dan membentuk rumah asuh. Kedua hal tersebut sangat memberi root atau akar pada spirit dari kantor Han Awal & Partners.
HAP telah banyak bekerja sama dengan pemerintah maupun masyarakat dan hal tersebut sangat mewarnai proyek-proyek HAP belakangan ini. Menurut Pak Yori, semua proyek memiliki plus dan minusnya namun beliau senang dengan tantangan, karena jika tidak ada tantangan maka tidak dapat menemukan hal yang baru. Prinsip beliau adalah ingin menjadi penemu dan memberikan dampak yang besar.
Hal yang menjadi perjuangan bagi Pak Yori dan teman-temannya adalah memperkenalkan arsitektur Indonesia kepada mahasiswa Indonesia itu sendiri, dikarenakan arsitek Indonesia selama ini dirasa lebih banyak yang berada di balik nama besar bironya sedangkan arsitek asing lebih dikenal namanya. Tujuannya adalah agar arsitek Indonesia berani tampil menjadi dirinya sendiri terlepas dari karyanya bagus atau tidak, yang penting bisa mendapat respon dari masyarakat.
Perjuangan lain yang dialami Pak Yori adalah mengenai rumah asuh yang dimulai pada tahun 2008 yaitu memperkenalkan arsitektur Indonesia kepada perguruan tinggi terutama jurusan arsitektur agar dapat dipelajari dan membuka mindset baru. Salah satu misi Pak Yori adalah agar arsitek Indonesia tidak menjadi arsitek follower karena menurut beliau kita adalah bangsa penemu dan arsitek yang menginspirasi. Berkaitan dengan hal ini, HAP memutuskan untuk mengirim mahasiswa dan professor ke berbagai pelosok untuk mempelajari arsitektur tradisional.
Para Akademisi Pemburu Harta Karun
Mahasiswa yang dikirim ke berbagai pelosok di Indonesia diminta untuk menceritakan perjalanan mereka yang kemudian akan dibukukan dan diterbitkan agar dapat menjadi bahan pembelajaran bagi masyarakat luas. Mahasiswa dipersilahkan untuk membawa dan menggunakan semua peralatan modern namun tugas utama mereka adalah membawa arsitektur masa lalu atau tradisional dan menuliskan semua kebudayaan lisan dan tulisannya agar dapat merubah mindset perguruan tinggi kita yang dirasa belum terlalu mengenal arsitektur nusantara.
Wae Rebo
Mahasiswa menghabiskan waktu selama sebulan di Wae Rebo dan awalnya datang untuk melihat rumah tinggal, namun ternyata mereka menemukan hal yang lebih berharga atau ‘harta karun’ yakni kebudayaan masyarakat Wae Rebo. Salah satu dari mahasiswa tersebut bercerita bahwa dulunya ia sangat sulit lulus ujian struktur, namun setelah pulang dari Wae Rebo ia telah mengenal dan mempelajari 45 jenis sambungan kayu beserta jenis-jenis kayunya dan juga menghafal berbagai jenis struktur kayu.
“Kami belajar bahwa arsitektur disini bukan hanya sebuah mesin yang mati, bukan hanya mesin untuk hidup tapi arsitektur yang ada di Wae Rebo ini adalah arsitektur yang dibangun oleh manusia dan juga membangun manusianya itu sendiri.”
Sumba
Mahasiswa yang pergi ke Sumba selama satu setengah bulan telah ‘menjadi’ orang Sumba saat akan dijemput pulang. Mereka mengenakan pakaian adat dan melakukan berbagai kegiatan budaya setempat sebagai bukti hasil pembelajaran kebudayaan masyarakat.
Serang
Perjalanan mahasiswa ke Serang bertujuan untuk membangun rumah di pedalaman Serang, mereka belajar kebudayaan setempat yang masih sangat kental diantara masyarakatnya. Diceritakan bahwa masyarakat Serang terlihat garang namun sangat menerima tamu yang datang untuk mempelajari kebudayaan mereka.
=
HAP Trip
Setiap setahun sekali HAP melakukan perjalanan untuk melihat arsitektur. Tema yang dibawa bisa beragam seperti melihat arsitektur heritage, arsitektur resort, arsitektur muslim, dan sebagainya dengan tujuan memperkaya dan membuka wawasan. Beberapa perjalanan yang telah dilakukan adalah HAP Trip Santorini (2012), Praha (2014), Shangrila (2015), Uzbekistan (2017), Portugal (2018), dan trip terakhir yaitu HAP Trip Morocco (2020). Sedangkan untuk trip dalam negeri minimal adalah tiga kali dalam setahun, khususnya untuk mengunjungi proyek-proyek rumah asuh.
Trip Nusantara Rumah Asuh
“Preserving Indonesian Architecture Heritage”
Perjalanan yang dilakukan HAP di dalam negeri adalah perjalanan ke pedalaman setiap 17 agustus untuk meresmikan rumah adat dan merayakan hari kemerdekaan bersama masyarakat setempat. Pada tahun 2008 HAP pergi ke Wae Rebo dan mengajak para donatur untuk ikut berpartisipasi dalam perjalanan melihat bangunan adat yang asli dibangun oleh masyarakat. Pak Yori menekankan pentingnya berkumpul bersama masyarakat dan mendefinisikan arsitektur tradisional sebagai arsitektur lokal yaitu menggunakan material lokal dan membangun dengan prinsip gotong royong.
Tujuan membangun rumah dari dana donatur adalah agar seseorang dapat menjadi bagian dari masyarakat. Acara bersama para donatur ini dilakukan setiap tahun dan banyak sekali yang antusias karena awalnya tidak mengenal budaya Indonesia namun setelah ikut berpartisipasi menjadi ‘ketagihan’ dengan kebudayaan Indonesia. Pada saat peresmian rumah adat, donatur disambut dengan tari-tarian, diberi gelar, dan nama donatur diabadikan menjadi nama rumah.
Jika melihat rumah adat, masyarakat Indonesia cenderung berkegiatan di luar ruangan dan bukan di dalam ruangan. Masyarakat Indonesia lebih cocok di ruang terbuka dibandingan di dalam mall dengan tujuan menjadikan ruang luar sebagai ruang interaksi sosial, menghilangkan rasa curiga antara satu sama lain dan menjadikannya tempat berkumpul bersama. Menurut Pak Yori, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat sosial dan suka bergotong royong, maka kedua budaya ini harus dilestarikan.
Sumpu Memanggil, Padang
Mengadakan proyek rumah gadang
Solok Selatan
Proyek yang dikerjakan adalah membangun hampir 40 rumah gadang bersama donatur dan pemerintah. Pak Yori berkata bahwa menjadi arsitek di Indonesia bukan hanya pintar tapi juga tau bagaimana cara berkomunikasi dengan masyarakat. Jika tidak bisa menceritakan atau bernarasi, masyarakat akan sulit memahaminya. Di Solok Selatan, HAP ingin me-rebranding desa tersebut untuk melestarikan rumah adat dan menjadikannya desa wisata. Jika rebranding ini sukses maka desa-desa lain akan bisa ikut dilestarikan.
Jangga Dolok Memanggil
“Arsitektur tradisional datang dalam bentuk gambar, lukisan, dongeng, cerita, dan lagu. Disitulah tersimpan rahasia-rahasia bagaimana cara membangun rumah adat.”
Sumba Memanggil (2008-2019)
HAP membangun rumah budaya dan juga membangun suatu proyek yang berjudul “Jalur Tenun Sumba” yaitu membangun 10 rumah tenun sebagai program pemberdayaan masyarakat dan untuk menarik banyak pendatang agar berkunjung melihat langsung tenun Sumba ke pelosok daerah.
Gereja Dayak Iban, Sungai Utik
Membuat gereja di pedalaman Dayak dengan mencari bagaimana cara membangun rumah ibadah dengan arsitektur setempat.
=
Proyek HAP
RTH Kalijodo
Proyek membuat ruang terbuka hijau dimana hampir semua bupati dan semua gubernur ingin ada proyek ruang terbuka hijau karena ruang tersebut dapat langsung dinikmati oleh masyarakat . Adanya ruang terbuka dapat mengurangi tindakan kriminal dan berbagai karya seni dapat dihadirkan di ruang publik. HAP juga memiliki proyek yang sedang berlangsung yaitu pembangunan masjid di Kalijodo.
Koridor GBK, Jakarta (Cipta Karya PU)
HAP mendapat proyek dari PU untuk menata koridor, namun Pak Yori berkata bahwa beliau tidak ingin membuat koridor, melainkan membuat ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang publik sehingga semua aktivitas publik dapat dilakukan disana.
Pusat Belanja Bukit Waringin, Labuan Bajo, Flores
HAP mencari cara bagaimana dengan arsitektur kita bisa menjadikan sebuah kawasan menjadi kawasan pariwisata dengan harapan bisa menjadi tujuan wisata baru.
Dermaga Nusantara, Labuan Bajo, Flores
Membangun waterfront yang besar dan luas sebagai pelabuhan kelas dunia adalah salah satu cita-cita HAP akan bagaimana kota-kota di Indonesia yang berhadapan dengan laut tidak berwajah ruko atau peti kemas tetapi berwajah ruang publik agar masyarakat bisa menikmati laut. Hal tersebut juga bisa menjadi generator pariwisata.
Wisata Jurasic Pulau Rinca
HAP membuat narasi akan adanya hewan peninggalan zaman jurasic yaitu Komodo agar turis tertarik untuk datang. Desain dermaga terinspirasi dari bentuk lidah Komodo yang bercabang, dari dermaga turis akan disambut dengan patung Komodo. Semua bangunan akan dihilangkan agar nuansa menikmati wisata jurasic tersebut lebih terasa. Desain dari pusat penelitian dan informasi Komodo ini mengupayakan interaksi antara manusia dengan Komodo di alam bebas namun tidak saling menggangu.
Rebranding Toba (2019-2020)
Tujuan dari proyek ini adalah membuat Toba menjadi kawasan pariwisata dengan memperkuat arsitektur lokalnya. Rumah-rumah Bolon Batak (rumah adat) dijadikan karakter dari arsitekturnya. Berdasarkan sejarah daerah Toba, masyarakat senang membuat monumen, maka HAP ingin menjadikan Toba sebagai wisata monumen asalkan dibuat dengan gaya arsitektur lokal. Beberapa bangunan yang akan dibangun adalah Pantai Bebas Parapat, Pasar Baru Tomok, dan Gerbang Toba.
“Arsitektur bukan hanya yang baik saja, tetapi juga yang benar. Maksudnya benar adalah jika membangun di Indonesia maka menunjukkan budaya Indonesia dan bukan budaya asing.”
Waecicu Resort
Sebuah proyek komersial di Bajo yang terinspirasi dari arsitektur Wae Rebo. Narasi atau konsepnya adalah arsitektur Manggarai dari Wae Rebo.
Wakatobi
Proyek waterfront yang terinspirasi dari bentuk kuda laut. Terdapat ruang publik yang besar dan luas agar bisa menjadi tempat masyarakat menikmati udara terbuka, bersosialisasi, dan melihat berbagai atraksi budaya. Bentuk konfigurasi kuda laut bisa dilihat dari atas.
Adapun Dive Center Wakatobi yang sekaligus menjadi pusat informasi wisata. Desain mengambil kearifan lokal dari arsitektur Melayu dan Bajo, salah satunya adalah bentuk atap pelana. Bangunan bernuansa kelokalan dan budaya. Budaya kita sangat banyak dan beragam, jika digabungkan dengan arsitektur modern akan menghasilkan inspirasi-inspirasi yang tidak ada batasnya dan kita tidak akan kehabisan ide. Namun jika kita mendapat idenya dari meniru budaya lain, kita tidak bisa menjadi arsitek penemu dan hanya menjadi arsitek follower.
RTH Pulau Balang dan Jembatan Balang, Kalimantan Timur
Proyek PU untuk ibukota baru yang mengambil inspirasi dari Suku Dayak.
=
Sayembara
Kopiah Nusantara, Masjid Agung Singkawang
HAP memenangkan juara satu dan sedang dalam tahap gambar kerja. Narasi HAP adalah tidak ingin membuat masjid dengan kubah atau dome tetapi dengan konsep kopiah nusantara. Para juri menerima narasi tersebut dan menurut HAP masjid itu adalah sebagai sumbangan terhadap arsitektur bangunan ibadah yang akan di bangun di Singkawang. Di Singkawang banyak pengrajin bata dan keramik yang kemudian dijadikan material utama bangunan masjid sehingga semuanya terbuat dari terracotta. Bentuk bangunannya kontemporer namun terinspirasi dari kopiah.
“Sebagai arsitek harus pintar mencari narasi agar dengan narasi yang sederhana dan simple dapat membuat orang lain mudah mengerti.”
Masjid Apung Ancol
Bangunan ibadah lain yang juga menggunakan narasi kopiah.
===
SESI TANYA JAWAB
1. Muhammad Barkah DE - G18 - siang pak yori, ingin bertanya. bagaimana cara kami mendesain bangunan bernilai dan berbasis lokal arsitektur indonesia ketika demand dari konsumen kebanyakan bangunan modernist yang meng-simplifikasi elemen-elemen dalam bangunan? terima kasih
Jawab: Kalian dari dunia pendidikan modern, ilmunya ilmu-ilmu arsitektur modern yang datangnya dari budaya tulisan, ilmu dari buku, publikasi, dan sebagainya. Kita bisa tau sedikit bahwa yang kami lakukan adalah menggali ilmu arsitektur tradisional melalui kebudayaan lokal dan gotong royong. Nanti proyek kalian adalah bangunan modern, silahkan menjadi arsitek modern tetapi berbasis pengetahuan kelokalan. HAP juga telah membuat sayembara arsitektur nusantara bersama kementrian pariwisata. Salah satu pengalaman sayembaranya adalah membuat bandara yang modern namun juga lokal menggunakan material kayu dan batu. Arsitektur tradisi dan budaya kita adalah masa depan kita, buat yang lokal namun juga kekinian dan mempunyai nilai budaya.
2. Claresta Dhyhan Ediganiputri - G19 - Selamat siang Pak Yori, mau bertanya. Bagaimana bapak bisa terus berpegang teguh dalam prinsip berarsitektur bapak, terutama dalam membangun pemberdayaan masyarakat adat? Penjelasan Bapak menggugah sekali, membangkitkan semangat agar bisa melihat budaya dan alam Indonesia lebih dalam lagi.
Jawab: Arsitektur kita adalah arsitektur yang berguna bagi masyarakat kita. Arsitektur Nusantara menjembatani antara arsitek atau dunia akademis dengan masyarakat. Misalkan ketemu orang Minang bilang mau bikin rumah gadang dengan model kekinian pasti mereka langsung mengerti. Arsitektur Indonesia itu sarat dengan arsitektur outdoor dan bukan indoor karena rumah adat kita jika dilihat dalamnya hanya ada ruang multispace, tidak banyak sekatnya. Sekarang ini tidak ada ruang publiknya karena tidak pernah dirancang ruang-ruang publik untuk masyarakat kita, kalau ke mall baru ada banyak orang. Masyarakat Indonesia sebenarnya sangat sosial dan adanya ruang sosial membuat masyarakat yang saling bergotong royong. Arsitektur akan menentukan kualitas manusianya.
3. Darien Ilham - G18 - Selamat siang Pak Yori, saya ingin bertanya bagaimana metode bapak dalam menurunkan nilai-nilai budaya kedalam konteks modern yang sudah jauh berbeda? dan saya ingin bertanya alasan personal bapak untuk berkecimpung dalam aspek budaya dalam arsitektrur. Terima kasih
Jawab: Awalnya saya melihat arsitektur lalu saya mengirim mahasiswa yang ilmu strukturnya sulit lulus sampai setelah perjalanan itu mereka menjadi paham. Arsitektur itu secara keilmuan sangat hidup dan sangat berkaitan dengan ilmu yang lain seperti ilmu sosial, budaya, antroplogi, seni rupa, dan sebagainya. Bagaimana kita bisa membuat arsitektur kita menjadi satu kesatuan dengan masyarakat. Budaya tidak pernah mati, justru akan beradaptasi dan berkembang. Sebuah kota bisa mati atau hidup karena arsitekturnya. Banyak lakukan perjalanan melihat arsitektur modern kemudian lakukan perjalanan melihat arsitektur yang dibangun oleh masyarakat. Kita harus mengerti dan memahami sejarah kita, saya tetap mengaku sebagai arsitek modern tapi inspirasi saya dari kelokalan. Silahkan saat sekolah punya idola sebanyak mungkin tapi anda harus sadar kita punya arsitektur kita sendiri yang penuh dengan kearifan lokal dan bisa menjawab segala macam permasalahan di masa depan. Bukan hanya bangga namun juga membaca dan mempelajari lebih dalam lagi.
4. Muhammad Arya Wicaksono - G17 - Selamat siang Pak Yori. Saya pernah ke Harau jadi sudah melihat Kampung Eropa yang dijadikan masyarakat lokal daya tarik utama, alih-alih pesona alam geopark itu sendiri. Apakah masyarakat Indonesia memang cenderung terlalu mengagungkan dan meniru budaya asing ya? Bagaimana cara Pak Yori menggeser pola pikir masyarakat agar lebih bangga dengan budaya sendiri? Terima kasih banyak
Jawab: Gara-gara ngurusin rumah gadang, sekarang saya suka diminta membicarakan soal masyarakat Sumatera Barat. Lalu ada yang bilang saya ahli rumah gadang, banyak orang Minang minta saya untuk bangun rumah gadang di kampung halamannya, padahal saya bukan orang Minang. Artinya, banyak orang yang baru terbuka bahwa selama ini mereka terbuai dan terlena dengan arsitektur asing. Pengalaman saat membangun Wae Rebo, di buku yang kami terbitkan dikatakan bahwa Wae Rebo adalah kelahiran kembali arsitektur nusantara. Arsitektur nusantara itu juga bisa menjadi arsitektur modern. Kita harus memiliki mindset bahwa arsitektur Indonesia akan menjadi inspirasi dunia.
5. Fadhilah Hidayat -G19 - Selamat Siang Pak, terimakasih sudah menginspirasi. Saya mau bertanya apakah budaya, style, prinsip Arsitektur Tradisional Indonesia ini sudah memiliki potensi pasar yang besar dalam pengembangan design arsitektur di Indonesia? Terimakasih
Jawab: Saat saya kirim mahasiswa ke pedalaman, mereka pulang membawa data dan saya terkagum karena untuk pertama kalinya Wae Rebo bisa muncul di sketchup sehingga sekarang semua orang mengetahui tentang Wae Rebo. Lalu kita bisa menemukan bahwa arsitektur Batak Toba sebenarnya tidak punya kuda-kuda dan yang mengajarkan kuda-kuda adalah Belanda. Kalau di daerah, kuda-kuda diganti dengan rotan atau kabel tarik yang sama fungsinya dengan kuda-kuda. Artinya kita harus mempelajari kembali konstruksi-konstruksi arsitektur nusantara dan bagaimana itu bisa dibawa ke arsitektur kekinian. Orang Jepang datang untuk mempelajari ilmu gempa dari arsitektur Rumah Nias karena konon rumah tersebut tahan akan gempa vertikal maupun horizontal. Setelah diteliti, Rumah Adat Nias dapat bertahan terhadap gempa berskala 1:11 skala ritchter.` Hal itu menunjukkan bahwa arsitektur tradisional kita punya keunggulan, terutama dari sisi konstruksi dan struktur. Anda datang dari budaya tulisan, kita punya aset budaya lisan, bisakah kalian menjadi jembatan antara kedua itu. Kalian datang untuk mensinergikan budaya lisan dan tulisan yang pasti akan menghasilkan ledakan inspirasi yang sangat luar biasa. Potensi pasar sangat besar namun kalau kita jadi arsitek followers kita tidak akan punya potensi pasar.
===
CLOSING STATEMENT
Untuk teman-teman mahasiswa saat ini, silahkan mempunyai idola (arsitek) sebanyak mungkin seperti Frank Gehry, Zaha Hadid, Le Corbusier, tetapi jangan melupakan bahwa Indonesia juga punya arsitektur-arsitektur kita sendiri, yaitu arsitektur Toraja, Bali, Minang, Batak, dan kedua ilmu itu dapat disinergikan.
“Arsitektur Nusantara penting bagi Indonesia, Arsitektur Nusantara penting bagi Dunia, Kini saatnya Arsitektur Nusantara Menginspirasi Dunia”
#arsitektur indonesia#architecture student#arsitektur#Architecture#indonesia#writing#thoughts#writings#outer banks#indonesian#yori antar#waerebo#traditional#culture#green architecture#vernacular#competition#architecture competition#zoom meetings#webinar
3 notes
·
View notes
Text
you: *unconciously being a jerk*

(Gambar di atas. VESSEL; a self portraiture by Muhammad Barkah, 2018.)
Self Awareness adalah pengetahuan atau persepsi atas pikiran, perasaan, dan tingkah laku diri sendiri. Karena ketiga hal tersebut (pikiran, perasaan, dan tingkah laku diri) adalah komponen mendasar dalam diri manusia.
Keep reading
#writings#architecture student#Architecture#article#tulisan#bandung#indonesia#institut teknologi bandung
2 notes
·
View notes
Text
"𝑨𝒌𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 _____"

foto potret oleh Muhammad Barkah dengan suntingan.
materi “Journey To The Center of the Heart” oleh Dharmaji Suradika
catatan oleh: Muhammad Barkah
Terinspirasi dari buku The Alchemist - Paulo Coelho. Sebuah buku yang menceritakan perjalanan perubahan dari seseorang.
Discussion Outline:
Self Leadership
Self Concept
Belief
Value
Purpose
“If you know the enemy and know yourself, you need not fear the result of a hundred battles. If you know yourself but not the enemy, for every victory gained you will also suffer a defeat. If you know neither the enemy nor yourself, you will succumb in every battle.” - Sun Tzu
Keep reading
4 notes
·
View notes
Text
Review Ancang #2: Tips dan Trik Sayembara


Jumat, 26 Juni 2020, melalui aplikasi Google Meet
Oleh : Roiswahid Dimas Pangestu
SESI PEMAPARAN
HEPTA Desain
HEPTA Desain merupakan konsultan arsitektur yg berdiri sejak tahun 1995. Didirikan oleh 7 orang alumni arsitektur angkatan 88. Nama “HEPTA” memiliki makna tujuh pada bahasa Indonesia. HEPTA Desain telah lebih dari 100 kali mengikuti sayembara baik nasional maupun internasional. Berbagai karya dari mulai perkantoran, tempat ibadah, ruang publik, dan monumen telah diikutinya. Tak sedikit HEPTA mendapatkan gelar juara pada berbagai sayembara tersebut. Studio Hepta berlokasi di Jalan Dederuk No. 25 Kota Bandung. Pada Ancang kali ini, HEPTA akan membahas mengenai Tips and Trick Sayembara, tentunya dengan berbagai pengalaman mengikuti sayembara dan seluk beluk dari berbagai sayembara arsitektur.
How do we do?
1. Do the registration
HEPTA biasanya selalu mendaftarkan seluruh sayembara yang dibuka di waktu awal peluncuran sayembara. Untuk bagaimana kedepannya apakah akan dilanjutkan atau tidak, hal tersebut dipikirkan kemudian. Namun hal tersebut justru menjadi pemacu untuk mengikuti lebih banyak sayembara.
2. Learn the TOR
TOR merupakan acuan utama dalam mengikuti sayembara. Memahami TOR dengan baik dapat menciptakan sebuah karya yang sesuai dengan permintaan.
3. Ideas Brainstorming
Pada proses ini digali konsep apa yg mau ditampilkan di sayembara. Hal-hal mengenai cara eksekusi desain yang baik dipikirkan pada proses ini.
4. Design Execution
Pada tahap eksekusi desain, paling mudah modelling awal menggunakan sketchup, karena aplikasi tersebut simple dan mudah.HEPTA juga melakukan modelling pada tahap awal mendesain.
5. Material Production + Paneling
Karena sedang work from home, pekerjaan dilakukan secara digital, modelling saling dioper satu sama lain untuk dilengkapi. Pengerjaan tata letak panel tidak selalu diakhir, biasanya HEPTA sudah memiliki template tentang apa saja yang mau ditampilkan ke dalam panel, informasi apa yang akan ditampilkan di panel. Memikirkan tata letak panel di awal secara kasar terlebih dahulu dapat memudahkan terkait apa saja yang harus diproduksi (gambar render, tampak, denah, concept diagram) untuk ditampilkan supaya tidak berlebihan atau kekurangan.
HEPTA juga sering menggunakan model like rendering untuk menunjukkan konsep masa yang bagus, selain itu juga dapat menjadi materi pengisi panel jika terdapat kekurangan materi. Aplikasi rendering yang digunakan HEPTA yaitu sketchup, vray, lumion, dan photoshop.
6. Send the Documents
Hal yg perlu diperhatikan jika file dikirim secara hard copy, karena juri akan menilai karya yang tercetak pada panel. Menempelkan kertas ke panel terlihat mudah dan cepat dilakukan, kenyataannya mungkin sedikit berbeda. Dibutuhkan keahlian khusus untuk menempelkan kertas pada panel agar rapi dan tidak bergelombang. Selain itu, perhatikan permintaan TOR terhadap batas tanggal pengiriman, apakah tanggal pengiriman atau tanggal karya sampai ke panitia. Selain itu hal hal seperti jam operasional jasa pengiriman, lamanya waktu pengiriman, tempat mencetak, biaya pengiriman juga perlu di cek terlebih dahulu agar dapat memperkirakan.
Selain hard copy, karya terkadang juga dapat dikirimkan secara softcopy. Hal yang perlu diperhatikan adalah permintaan tor terkait dokumen yang diminta, seperti format penamaan, maksimal ukuran, dan sebagainya.
7. Be the Finalist
Jika karya berhasil masuk sebagai finalis pemenang, hal yang dilakukan adalah memperbaiki dan melengkapi materi pada panel, seperti kelengkapan denah dan rendering. biasanya finalis 5 besar mempresentasikan karyanya secara langsung dengan juri, maka dari itu, materi presentasi juga harus disiapkan. Maket juga terkadang menjadi syarat finalis, meskipun terkadang jika tidak diminta, HEPTA tetap membuat maket karena memang sudah menjadi standar di HEPTA itu sendiri. Membuat Video juga terkadang penting untuk presentasi, aplikasi yang biasa digunakan HEPTA untuk membuat video animasi adalah lumion dan Adobe Premiere Pro.
Tips and tricks
1. Learn the Substantial Segment of the TOR
Hal yang penting dalam sebuah TOR seperti lingkup desain, luasan, info pemasukan file panel, persyaratan, latar belakang, tipologi, isu penting, batas waktu, program ruang. Kita juga dapat membayangkan massanya bagaimana dari program ruang yang diberikan, KDB, dan peraturan luasan lahan. Namun, di TOR ada beberapa hal yang tidak harus diperdalam seperti peraturan pemerintah, boleh dipahami namun tidak mendetail.
2. Find the information of the site deeply and comprehensively
Setelah kita tahu latar belakang dari TOR. Cari informasi yg lebih dalam, sebagai contoh pada project sayembara Bank Aceh, HEPTA mencoba untuk mencari sejarahnya, mata pencaharian sekiranya, dan budayanya. Hal-hal tersebut dapat menjadi konsep utama pada sebuah karya.
3. Precedents review
Tahap selanjutnya yaitu mencari preseden, referensi biasanya mencari dari juara-juara sebelumnya, bangunan yang memiliki tipologi sama, karya internasional, proyek asli yang sudah jadi. Preseden tersebut dipelajari mengenai bagaimana panelnya, rendering, dan konsepnya. Saat ini mungkin lebih mudah dalam mencari preseden, tinggal pilih saja mana yg cocok untuk diaplikasikan.
4. Find out the taste of the juries
Mempelajari selera desain juri dilakukan dengan melihat berbagai karyanya, kemudian dapat menjadi preseden karya sayembara, kenali karyanya, dan selera juri. Namun terkadang Juri juga tidak selalu dari pihak arsitek, diantaranya seperti budayawan, kepala dinas, bupati, sehingga kita juga harus berusaha mengimbanginya agar sesuai dengan selera juri. Ini merupakan salah satu trik, agar karya dapat dilirik oleh juri.
5. Do not scare to explore the design
Jangan takut untuk eksplorasi desain. Pada beberapa sayembara, HEPTA mencoba desain yg eksploratif, baik pada bentuk, massa bangunan, program ruang, dan sistem struktur. Kita pernah buat sistem struktur yang dijadikan facade.
6. Divide the task based on what is mastered
Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat pengerjaan sayembara menjadi lebih cepat. Karena kita sudah memposisikan dan tahu masing masing orang kesukaannya dan ahlinya dimana. Sehingga, setiap orang sudah tau pekerjaannya dan hasilnya juga dapat menjadi standar yang baik,
Dalam sebuah tim diperlukan kerja sama dan spesialisasi dalam bekerja. Sehingga dengan spesialisasi tersebut, dapat memudahkan pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih terarah.
7. Eye-catching, outstanding, and noticeable panel configuration
Juri hanya melihat karya melalui panel, maka dari itu sampaikan seluruh ide kita, jgn sampai malah terlewatkan. Penyampaian ide juga harus dengan baik, seperti penggunaan perspektif mata burung untuk menunjukkan konfigurasi massa. Pilih juga judul judul yang puitis, buatlah tagline, agar terbayang dan terlihat bahwa karya benar benar telah matang dipikirkan. Pada halaman pertama panel, buat semenarik mungkin dan perlihatkan sesuatu yang utama dari rancangan.
8. Imagine the prize to gain motivation
Salah satu motivasi HEPTA untuk mengikuti sayembara adalah hadiahnya yang cukup banyak. Hal ini dapat menyadarkan, kalau menang sayembara hasilnya juga lumayan besar. Hal ini menjadi salah satu cara untuk memotivasi dalam mengerjakan sayembara.
9. Realize when to stop designing
Kapan kita berhenti? Ketika dekat dengan deadline. Modelling untuk sayembara biasanya tidak sampai mendetail, hanya beberapa spot saja yang di detailkan untuk menjelaskan desain, interior, skylight, dan lain lain. Hal ini dilakukan untuk mempersingkat waktu dalam mendesain.
10. The only source of triumph is experience
Pengalaman dalam mengikuti sayembara sangat dibutuhkan sebagai evaluasi dan pelajaran untuk sayembara berikutnya.
SESI TANYA JAWAB
Muhammad Barkah G-18
Bagaimana cara pembagian kerja pada sayembara jika anggotanya baru terbentuk dan satu sama lain belum mengetahui kemampuan tim?
Jawab: Biasanya kalau mahasiswa membuat tim sudah saling dekat, jadi bisa mengetahui kemampuan temannya . Jika memang ingin membentuk tim baru agak sulit untuk mengetahui kemampuannya, kalau untuk belajar tidak menjadi masalah. Ketika ikut sayembara, 1 2 kali gagal juga tidak apa apa, jangan langsung patah semangat. Membutuhkan waktu, tidak hanya 1 kali sayembara untuk mengetahui kemampuan teman, seperti trial and error.
Jika jarang mendesain, bagaimana kita mengetahui kapan berhenti untuk mendesain? Secara rinci bagaimana timeline pengerjaan sayembara dan bagaimana pembagian kerjanya?
Jawab: Ide itu murah, jika kita mau membuat apapun bisa saja, yang mahal adalah eksekusinya. Percuma jika konsepnya berbagai macam tapi tidak disampaikan di panel. Kapan berhenti untuk desain? Tentunya dengan mengetahui kemampuan tim dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini akan berkaitan dengan waktu eksekusinya. Kadang juga kita menggunakan desain yang sudah ada kemudian dimodifikasi.
Apa yang wajib ada dalam satu panel sayembara?
Jawab: Paling dasar ikuti format yang diberikan pada TOR, seperti letak nomor peserta, letak kop, ada border atau tidak, dan sebagainya. Baru setelah itu memikirkan konten panel. Biasanya kita ada tagline dan render utama, sedangkan lainnya bersifat sebagai pengisi.
Cahaya Albari G-18
Kalau ditarik benang merah, apa itu HEPTA?
Jawab: HEPTA bukan sebagai “stararchitect”, melainkan sebagai sebuah “studio” yang melakukan kolaborasi. HEPTA memiliki budaya saling berkolaborasi di dalamnya. Semua orang bisa menyampaikan idenya. Secara desain, hepta lebih mengutamakan kepada pelayanan klien dan penyelesaian masalah, sehingga karakter tidak menjadi suatu hal utama dalam karya HEPTA.
Seperti apa isi quotes yang menarik untuk dibaca?
Jawab: Proses membuat tagline ada 2 cara. Cara yang pertama dengan menentukan dahulu jenis karyanya, misalnya karya solutif atau kritik. Jika sudah menentukan, kaitkan dengan permintaan TOR. Ide diproses untuk menemukan inti dari rancangan. Sedangkan cara yang kedua yaitu dengan mencari permasalahan sebuah tipologi bangunan yang disayembarakan, kemudian diterjemahkan kedalam sebuah tagline. Namun, hal yang terpenting adalah menemukan konsep utama desain, karena dari konsep tersebut dapat muncul sebuah tagline
Zufar Azka G-18
Apa perbedaan antara sayembara untuk mahasiswa dengan konsultan?
Jawab: Biasanya sayembara mahasiswa lebih berfokus ke studi kasus, banyak risetnya, dan kondisinya ideal. Sayembara mahasiswa jarang untuk dibangun biasanya. Hal yang membedakannya dengan sayembara untuk konsultan adalah pada poin keterbangunan, baik pada aspek kemudahan membangunnya maupun pada pembiayaannya. Sehingga, karya yang tercipta merupakan sebuah solusi atas permasalahan yang ada.
Bagaimana cara memilih fokus diantara sayembara yang sedang berlangsung?
Jawab: Prinsip HEPTA jika ada sayembara langsung mendaftar semua sayembara yang ada, perihal akan mengumpulkan atau tidak, akan dipikirkan kemudian melihat kondisinya. HEPTA juga merekap data-data sayembara seperti waktu pendaftaran, batas waktu pemasukannya, dan hadiahnya, untuk menentukan prioritas sayembara mana yang akan diikuti. Tips lainnya untuk menentukan prioritas adalah dengan melihat jurinya, hadiahnya, dan menyesuaikan strategi kita masing masing terkait dengan tujuan mengikuti sebuah sayembara.
Apakah pada sayembara kita bebas untuk mengeksplorasi render, seperti menambahkan gambar orang besar, dinosaurus, dan meteor?
Jawab: Kalau rendering itu tergantung konsep dari sayembaranya itu dan harus sesuai dengan konteks permasalahannya. Setelah kontekstual, baru berpikir artistik. Saran kami belajar dulu render bagus yang normal, baru dikembangkan menjadi lebih artistik, karena selera umum juri yaitu rederan yang realistik pada umumnya yang merupakan selera pasar. JEnis rendering juga harus menyesuaikan dengan juri, terkait dengan latar belakang juri dan sebagainya, karena tidak semua juri berasal dari kalangan arsitek.
Apakah HEPTA mempunyai panduan khusus atau tema umum dalam menghasilkan gambar render?
Jawab: Terkadang kita menggunakan high contrast dan low saturation pada gambar render, karena itu merupakan cara yang paling mudah untuk mendramatisir suasana, Jangan takut menutupi bangunan dengan pohon,karena hal tersebut dapat menjadi poin dari desain itu sendiri.Aplikasi rendering yang kami gunakan yaitu vray dan lumion. Untuk interior lebih sering pakai vray, sedangkan lumion digunakan untuk membuat video animasi dan rendering secara lebih cepat.
CLOSING STATEMENT
Jangan takut untuk mengikuti sayembara, hal tak terduga akan muncul sendirinya seiring dengan proses. Kami sangat suka mengikuti sayembara, ada senangnya dan ada dukanya, namun itu menjadi sebuah pelarian dari rutinitas. Disini kita menyatukan tim dengan kolaborasi di sayembara dan sayembara menjadi ajang untuk mengenal satu sama lain. Sayembara ini juga bisa mengecek dan memverifikasi kemampuan kita sejauh apa dan sebagai tolak ukur dimana posisi kita di antara lingkup perancang arsitektur baik secara nasional maupun internasional. Sehingga kita bisa belajar dan mengimprovisasi diri, dan kita tidak terbuai dengan apa yg sudah kita punya sekarang.
#arsitektur indonesia#sayembara arsitektur#mahasiswa arsitektur#architecture#architecture competition#arsitektur vernakular#words from arsitenar
0 notes
Text
Biaya Pembangunan Rumah yang Lebih Terjangkau
ditulis oleh Muhammad Nadhif Adristia
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus terpenuhi. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga dan bertahan hidup, kini rumah juga berfungsi sebagai tempat bekerja. Namun, persoalan biaya pembangunan seringkali menjadi penghambat bagi seseorang untuk memiliki rumah pribadi, khususnya bagi kalangan menengah kebawah.
Maka dari itu, pada kajian ini saya akan membahas isu biaya pembangunan rumah secara garis besar. Terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh kalangan menengah, serta potensi dari penyelesaiannya yang dapat diangkat. Pada kesempatan ini saya akan mengutip berbagai pernyataan Rahmat Indrani, selaku arsitek praktisi dari biro SPOA yang berfokus pada pemenuhan rumah terjangkau dan mensejahterakan segala pihak yang terlibat.
Defining Current State
Indonesia dinilai memiliki nilai pertumbuhan populasi tertinggi di Asia Tenggara, bahkan diprediksi angka penduduk mampu mencapai angka 317 juta pada tahun 2045. Bonus demografi ini mengatakan bahwa kebutuhan perumahan akan meningkat, baik di kota maupun desa. Namun, sekitar 25% penduduknya merupakan populasi pekerja produktif dengan pendapatan menengah ke bawah1. Isu biaya pembangunan, serta meningkatnya biaya lahan kerap jadi permasalahan dalam memiliki tempat tinggal yang terjangkau
Menurut (Surjawan & Emanuel, 2013), biaya pembangunan rumah dipengaruhi langsung oleh luas tanah, parameter waktu, harga material, serta jasa dan jumlah pihak-pihak yang terlibat. Pelibatan konsultan arsitek maupun kontraktor saat tahap perancangan juga cukup memakan biaya. Terdapat juga biaya lebih lanjut dalam hal pengerjaan penggalian, pembangunan berbagai elemen bangunan, serta pemasangan instalasi air dan listrik. Hal ini mengakibatkan biaya per meter persegi dalam membangun rumah konvensional mencapai 5-6 juta rupiah.
Hal tersebut juga didukung oleh Rahmat Indrani. Alur kerja yang kompleks, serta tidak efisiennya penggunaan material dan tenaga kerja mampu meningkatkan biaya pembangunan itu sendiri. Ia juga menambahkan, pada kondisi sekarang banyak developer yang sudah menyediakan rumah tinggal murah, tetapi tidak menjawab isu keberlanjutannya. Bahkan, konsep Redu Housenya pun banyak diminati developer, tetapi hanya sebatas untuk menurunkan biaya pembangunan, tidak memberikan keterjangkauan biaya untuk pembeli.
Defining Ideal State
Menurut Rahmat Indrani dari biro arsitek SPOA, persoalan keterjangkauan biaya pembangunan rumah ini dapat diatasi dengan penerapan alur kerja yang lebih efisien, penghematan tenaga kerja, serta optimalisasi material bangunan. Hal ini sudah diterapkan oleh beliau dengan menerbitkan serial rumah Redu House, konsep rumah yang terjangkau, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Secara biaya pun terbukti bahwa Redu House mampu menghemat biaya pembangunan rumah hingga 40%, sehingga biaya per meter persegi mampu mencapai angka 3 juta rupiah. Secara waktu pun juga menjadi lebih cepat dan efisien.
Secara lebih luas, ia menyatakan bahwa dengan keberadaan banyaknya developer maupun biro arsitek yang mampu berpikiran sama dan mendukung kesejahteraan masyarakat kalangan menengah kebawah ini, sebuah ekosistem yang sehat dan berkelanjutan dapat tercapai hingga pada para tenaga kerjanya. Ia juga menambahkan bahwa semakin banyak praktik seperti ini akan meningkatkan keterjangkauan dan pemenuhan kebutuhan rumah.
Formulating my methods to achieve the ideal state in my capacity as a student
Pertama, sebagai mahasiswa arsitektur kita perlu berkaca pada fenomena Redu House ini. Dapat dipahami bahwa akar fenomena ini berada pada nilai kesejahteraan, keterjangkauan, serta keberlanjutan yang dibawa. Dalam upaya mengabdi kepada masyarakat, memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai ini sangatlah penting, baik sebagai mahasiswa, arsitek maupun di pekerjaan lainnya.
Kita tentunya sudah mulai mempelajari proses perancangan desain dan konstruksinya di lapangan. Seperti yang dikatakan Rahmat Indrani, penerapan logika desain dalam menanggapi isu perancangan rumah terjangkau ini sangat penting. Berbagai persoalan efisiensi dapat terjawab dengan desain. Pemahaman mengenai penggunaan material secara efisien seperti pola pemotongan baja dan kaca dapat mengurangi limbah atau sisa material yang tentunya dapat berpengaruh ke lingkungan. Secara pemasangan pun juga perlu diperhatikan dalam mengoptimalkan tenaga kerja dan waktu.
Selain pada aspek desainnya, kita perlu meninjau lebih lanjut apakah secara sistem pemenuhan kebutuhan rumah tinggal yang terjangkau ini semua pihak sudah diuntungkan. Sistem antara klien, konsultan, dan tenaga kerja yang sudah dipraktikkan oleh Rahmat Indrani pada SPOA merupakan contoh yang baik dalam membuat alur pengerjaan pembangunan rumah yang lebih efisien. Hal ini tentunya dapat dikaji lebih dalam, dievaluasi, dan diterapkan pada proyek-proyek kita di kedepannya.
Conclusion
Kita perlu lebih kritis terhadap persoalan ini. Banyak masyarakat kalangan menengah kebawah yang masih mengalami kesulitan dalam memiliki tempat tinggal yang terjangkau dan ideal. Dalam menjawab permasalahan tersebut, logika desain dan perancangan tentunya perlu diterapkan dengan baik. Misi pemenuhan kebutuhan rumah tinggal yang terjangkau di Indonesia tidak bisa ditangani Rahmat Indrani seorang sendiri, tetapi kita sebagai future architects turut menentukan.
*Berdasarkan data yang dicantumkan oleh Rahmat Indrani pada webinar ‘Membangun Dengan Bertanggung Jawab by Rahmat Indrani’ oleh Smesco Indonesia.
Daftar Pustaka
Surjawan, D. J. & Emanuel, A. W. R. (2013). Perhitungan Biaya Pembangunan Rumah Dengan Estimasi Waktu, Material, dan Jasa Pekerja. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia.
https://www.youtube.com/watch?v=cwFdm4VC69w&t=2404s
(‘Membangun Dengan Bertanggung Jawab by Rahmat Indrani’ oleh Smesco Indonesia)
https://idea.grid.id/read/091643645/redu-house-konsep-baru-membangun-rumah-yang-bisa-hemat-hingga-40?page=all
https://www.designboom.com/architecture/spoa-reduhouse-rumah-lestari-jakarta-indonesia-11-10-19/
http://www.constructionplusasia.com/id/reduhouse-03-dan-04/
https://artikel.rumah123.com/konsep-redu-house-membangun-rumah-dengan-bujet-minim-54960
2 notes
·
View notes
Text
REVIEW ANCANG X EKSTRAKAMPUS: “Setelah Lulus ...”

Review oleh: Adinda Salsabila (G-19)
Sabtu, 16 Mei 2020
Sharing pengalaman keprofesian setelah lulus oleh Dennis Pratama (UX Designer Tokopedia) dan Akbar Firizky Agniputra (Kengo Kuma & Associates)
Ancang adalah wadah kegiatan pembekalan keprofesian berbentuk diskusi, talkshow, atau sharing yang diselenggarakan oleh Divisi Keilprof. Divisi Ekstrakampus pada kepengurusan ini mengusung kolaborasi dan menjalin relasi antara alumni dan Massa G aktif, sehingga pada akhirnya tercetuslah acara Ancang x Ekstrakampus ini.
Mahasiswa arsitektur diajarkan untuk menjadi seorang arsitek walaupun kenyataannya hanya sebagian kecil yang akan menjalani keprofesian sebagai arsitek. Ilmu arsitektur yang luas menjadikan mahasiswa arsitektur mengetahui cukup banyak hal terkait ilmu-ilmu lain yang menunjang arsitektur mulai dari estetika, manajemen, struktur, mekanikal dan lain-lain. Pengetahuan yang luas tersebut membuat mahasiswa mencoba merasakan suatu gambaran mengenai sebuah keprofesian. Namun, bagaimana realita dari lulusan arsitektur dalam mencari pekerjaan? Sejauh apa lulusan arsitektur dapat beradaptasi dengan pekerjaan yang diambil? Bagaimana ilmu yang didapatkan dari jurusan arsitektur dapat dimanfaatkan dalam pekerjaan? Dengan mengetahui hal-hal tersebut mahasiswa arsitektur dapat lebih siap dalam menghadapi kehidupan setelah lulus.
SESI PEMAPARAN
Dennis Pratama G15
UX designer tokopedia
Ketua Biro PSDA – IMA-G 2018/2018
User experience designer, backgroundnya apa?
Dari SMA sudah tertarik, tapi pada saat itu belum umum profesi yang namanya UI/UX. Designer di Indonesia mengira harus mengambil kuliah jurusan informatika. Awalnya mau masuk STEI, tapi setelah melewati tahap - tahap seleksi, akhirnya masuk SAPPK.
Saat Kerja Praktek akhirnya menentukan untuk mengambil internship sebagai urban designer di PT. Pandega Desain Weharima / Planning & Development Workshop (PDW). Setelah itu melanjutkan karir di Pusat Studi Urban Desain (PSUD), tapi kemudian merasa kurang cocok. Kenapa suka urban design? Karena ingin karya sendiri dapat memberi impact untuk orang lain dalam skala besar.
Tahun 2017-2018 mulai muncul karir UI atau UX designer, yang kemudian menjadi banyak belajar tentang digital product design dari internet dan lain-lain. Pada akhirnya mencoba mengambill internship di Tokopedia dan sekarang lanjut menjadi full-time.
Penjelasan Tokopedia
Sudah berjalan hampir 11 tahun, memiliki active users sebanyak 90 juta, terdapat 7,8 juta merchants / toko yg usaha di tokopedia. Dari 7,8 juta, 86% itu pengusaha - pengusaha baru.
Environment kerja di tokopedia gimana? Konsepnya open office, kerjanya bisa dimana-mana, ada beberapa lantai yang menyediakan fasilitas untuk sharing space, serta ada game room.
What is UX Design?
Membuat meaningful and relevant experience dari suatu produk. Dari aspek branding, design itu sendiri, aplikasinya, atau fungsi itu sendiri.
Sebagai UX designer disini kerja di bagian salah satu platform tokopedia yaitu chat. Kalau aplikasi tokopedia diperbaharui, fitur chat pun juga harus diperbaharui. Sambil memperbaharui desain, disini juga menyiapkan untuk solving problems yang dihadapi pengguna.
Product Design Career Path
Semakin keatas, cakupan desainnya semakin besar, tapi tidak lagi melakukan pekerjaan teknis yang terlalu detail. Principal designer fokus untuk memikirkan desain yang cakupannya lebih besar, Product design lead fokus kepada manajemen tim desain dan proyek.
Is design still related to my degree?
Apakah masih ada hubungannya dengan gelar sarjana arsitektur? Ya!
Dari segi alur berpikir desain, Kuliah arsitektur → alur berpikir desain · Empathize → bagaimana kita menganalisis desain terhadap pengguna. Arsitektur (analisis site) sebelum ke desain kita analisis dulu. · Define → dari data, menemukan apa masalah utama. · Ideate → sketsa, interface, bikin alternatif-alternatif desain sebanyak-banyaknya. · Prototype → memilih satu dari beberapa alternatif, dari alternatif dibuat desain drawingnya. · Test → bisa melakukan lebih banyak testing product karena lebih mudah membuat, dibandingkan dengan kuliah arsitektur, kurang ada fasilitas bisa merasakan testing product di bidang arsitektur.
Dari segi dinamika project,

Bagaimana caranya bisa beralih ke digital product design?
Kalau mau beralih dari dunia arsitektur ke dunia digital, bisa men-submit formulir di website: bit.ly/ArchtoDigital
==
Akbar Firizky Agniputra G10
Kengo Kuma & Associates
Ketua Himpunan – IMA-G 2011/2012
2013-2016 AECOM Urban Designer
2016-2018 Urban+
2018- sekarang Kengo Kuma & Associates
Pengalaman di kampus sebagai bekal untuk berpetualang
Pada tahun 2011 cukup aktif di kemahasiswaan terpusat, danlap OSKM ITB. Dari situ, pembicara dituntut dan mulai melihat sudut pandang yang lebih makro, lebih luas, serta berpikir bahwa arsitektur merupakan suatu hal yang lebih luas. Pengalaman di himpunan akan banyak momen berharga, mendapatkan sudut pandang baru, wawasan baru, dan teman baru. Arsitektur itu luas, tidak hanya sebatas desain bangunan, yang terpenting adalah pola pikirnya.
Setelah lulus, pembicara memilih untuk menjadi urban designer di AECOM
Urban designer mendesain ruang, di dalam bangunan dan di luar bangunan. Di AECOM, pembicara belajar untuk mendapat sudut pandang cara mendesain sebuah kota.
1. Mendapatkan sudut pandang lebih luas seperti ekonomi, transportasi, lingkungan binaan, dan berkelanjutan (10, 20, sampai 20.000 hektar master plan).
2. Mentorship. Disini pembicara bertemu mentor arsitek, beliau principle dan director, banyak belajar mengenai etos kerja, profesionalisme, dan wawasan pekerjaan.
Urban +
Bedanya dengan AECOM? Isu lebih strategis dan klien kebanyakan dari pemerintah. Disini berperan sebagai konsultan pemerintah. Mentorship sangat penting, mencoba untuk mencari seseorang yang sangat dekat untuk menambah wawasan, pengalaman dan sudut pandang yang lebih luas.
Kengo Kuma and Associates (KKAA)
Sempat beralih ke Tokyo, disana urban designer kurang diminati karena kotanya sendiri sudah ter-develop dengan baik. Urban designer kurang berkembang, namun arsitektur sangat berkembang.
Arsitektur tidak harus mendominasi. Di KKAA, banyak bangunan yang menyatu dengan lingkungan. Untuk menciptakan atmosfir yang lebih hangat, banyak elemen-elemen natural, didukung dengan teknik-teknik pertukangan yang baik. Bagaimana material dapat menjadi teknik desain yang baik. Karakteristik Kuma adalah transparansi seperti ruang luar dan ruang dalam yang menyatu.
Kenapa bisa bergabung dengan KKAA?
Awalnya pembicara mendapat info dari teman di AECOM yang saat itu sedang bekerja di KKAA, bahwa ada peluang untuk kerja di KKAA sebagai internship. Setelah internship selama 2 bulan, pembicara mendapat kesempatan untuk ikut ujian menjadi staff di tahun 2018. Setelah lulus ujian, pembicara menjadi staff tetap sebagai design architect. Pembicara mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mempelajari desain lebih mendalam.
Di KKAA, banyak ditekankan filosofi desain, bagaimana caranya untuk me-respect lingkungan, alam, dan budaya. Selain itu, juga dituntut untuk menciptakan inovasi desain baru yang diimbangi dengan harmoni.
Kegiatan di KKAA sangat intens. Design architect berhubungan dengan Manajer, sedangkan associate langsung berhubungan dengan Kengo Kuma. Proyek Kuma banyak terdapat di seluruh dunia, pengalaman kemaren dapet proyek di China.
==
SESI DISKUSI
Pandangan baru tentang hidup atau arsitektur atau keprofesian yang didapatkan pada profesi atau tempat kerja ini?
Dennis: “Setelah lulus dari ITB, ngerasa sebagai individu masing–masing, berjalan sendiri- sendiri. Kalau dulu sudah ada arahnya, naik tingkat, dll. Ga semua yang lo suka merupakan hal yang lo butuhkan. Gue suka banget di urban design, tapi ternyata setelah dipertimbangkan dengan banyak faktor di hidup, ga bisa terus ngejalanin jadi urban designer. Jadi coba cari minat lain untuk bisa survive kedepannya. Cari minat dan value di hidup lo, kalau sesuai dengan minat lo, ya jalanin. Ga semua org punya privilege untuk bisa mengejar apa yang diminati.”
Akbar: “Pengalaman banyak didapatkan di kampus. Saat jadi kahim merupakan momen yang paling berharga, secara mental, pola pikir, banyak bekal untuk saya kedepannya. Nanti teman-teman setelah lulus akan merasa kehilangan banyak goals, kerja udah enak, gaji banyak, tapi ga sesuai goals, jadi kosong. Akhirnya saya nentuin sendiri goals-nya, pengen ilmu bermanfaat untuk orang banyak. Arsitektur sebenarnya bisa sangat bermanfaat, dengan ilmu yang dipunyai saat ini, sangat dibutuhkan di pelosok. Jangan pernah bandingkan dengan hidup orang lain.”
Kolaborasi yang dilakukan pada dunia kerja?
Akbar: “Sebagai urban designer kolaborasinya banyak, punya ahli ekonomi, ahli transportasi, ahli infrastruktur, ahli lingkungan, disana bekerja sama untuk mencari data untuk desain yang dibuat, bagaimana caranya untuk membuat desain yg integrated, dan dapat banyak insight dari ahli-ahli nya. Kalo dari arsitektur sendiri sangat luas dengan ahli seni lainya seperti desain interior. Kengo Kuma sendiri juga banyak kerja sama dengan bidang lainnya, tidak cuma arsitektur, contohnya seperti company sepatu asics, kemaren ada proyek bareng.”
Dennis: “Dengan keilmuan lain pasti ada, terutama dalam digital product designer, paling banyak kolaborasi dengan orang bisnis, teknologi, software engineer. Bersama-sama bangun produk yang tepat guna. Kolaborasi nya banyak pasti”
Pengalaman gagal dan bagaimana cara bangkit kembali?
Akbar: “Gagal pasti pernah. Dulu pas kerja di AECOM sebenernya pengen lanjut S2. Dan sampai sekarang, keinginan untuk lanjut sekolah belum tercapai. Kadang kita ga tau rencana Tuhan seperti apa”
Dennis: “Banyak plan yang udah direncanain dan pada akhirnya gabisa bikin kejadian. Cara bangkit kembali dengan fokus ke hal yang bisa gue kontrol aja. Jangan terlalu lama mikirin failures, lebih ke action plan-nya”
Apa yang akan dilakukan kedepannya? Cita-cita apa yang ingin dicapai kedepannya?
Dennis: “Rencana untuk ambil master degree masih ada, masih tertarik untuk belajar augmented reality, dan hal ini belum banyak di Indonesia, dan dengan background kuliah arsitektur yang terbiasa dengan 3d bisa jadi peluang yang bagus. Sebagai sarjana arsitektur, kita dilatih untuk merancang lingkungan binaan. Kita harus siap ketika lingkungan binaan di disrupsi dengan realitas digital”
Akbar: “Kedepannya lebih kearah project sosial. Sekarang saya lihat bahwa 70% ruang kelas di Indonesia masih rusak. Pengen bikin project sosial dan sekarang lagi berjalan, namanya Rancang Indonesia, proyek ini tujuannya untuk sama-sama bisa bangun Indonesia, salah satunya bangun sekolah yang layak. Ini mimpi saya yang sangat besar dan sedang berjalan. Sekarang lagi kirim orang ke Lombok untuk survey. Tujuan utama nya adalah bagaimana caranya arsitektur bisa bikin Indonesia jadi lebih baik”
Motivasi untuk teman-teman mahasiswa?
Akbar: “Selagi di kampus, berhimpun. Ikutin semua kegiatan, cari banyak relasi. Cari banyak pengalaman, jangan kuliah pulang, harus ngebikin mental yang baik untuk menghadapi dunia nyata. Selalu aktif dengan kegiatan yang ada, menambah relasi, ngobrol sama banyak orang. Menurut saya yang terpenting itu relasi”
Dennis: “Setuju banget soal aktif di kampus. Di kampus itu masa masa dimana kita bisa mewujudkan idealisme tanpa bertabrakan dengan dunia nyata. Sebisa mungkin mimpi setinggi- tinggi nya, idealisnya bisa tetep dijaga, kalo gabisa, do your best aja!”
==
SESI TANYA JAWAB
G-17 - Majid - Gimana sih kak bisa ke daftar intern di Tokopedia, prosesnya gimana? Dan gimana kakak ngeyakinin dengan background kakak untuk bisa ke ranah product design?
Dennis: “Sebenernya bisa langsung aja daftar di websitenya. Dari proses kemarin ada tesnya juga. Cara ngeyakininnya bisa dengan liat kemiripan-kemiripan dengan hal lain. Contohnya kalo di studio kan dibuat alur berpikir desain yang baik, pas ngejalanin hal lain pun akan berkesinambungan dengan apa yg sudah dipelajari di studio.”
G-18 - Hafidz - Apa seorang UX designer harus memahami coding? Lalu aplikasi desain apa yang umumnya digunakan UX designer? Kalo boleh tau bagaimana alur kerja suatu proyek dimulai dari tim UX designer Tokopedia, dan bagaimana mekanisme pembagian kerja dari setiap personil tim?
Dennis: “Udah mulai bermunculan dari berbagai jurusan, gak harus ngerti coding, dan yang kerja pun ga cuman dari anak informatika. Untuk aplikasi nya yg banyak dipake adobe xd
Alur kerja, suatu project yang datangnya dari background problem. Bisa business problem, design problem, atau user problem. Alur kerjanya biasanya dari product manager bakal kasih brief ke desainer, lalu sebagai desainer ngejalanin proses desain dengan alur berpikir kita, kalo desainnya sudah jadi bisa langsung di launch sama software engineer.
Tim desain sendiri dalam project ada 2, yaitu user experience designer dan user interface designer:
User experience designer → alur aplikasinya, atau flow aplikasinya. Untuk ke halaman ini, kita bikin flow untuk ke halaman mana dulu, dll
User interface designer → secara visual, bikin aesthetically pleasing,
Tambahan, biasanya juga ada UX Writer → bikin copywriting di halaman Tokopedia.”
G-18 - Zufar - Apa yang membedakan soal urban designer dengan seorang perencana kota (planner), karena skalanya sama-sama kota, tapi saya bingung apa yang dikerjakannya?
Akbar: “Kalo perencana, di Indonesia lebih fokus ke peraturannya. Gimana implementasi perancangan itu lebih mempengaruhi ke kebijakan-kebijakannya. Urban design lebih fokus terhadap suatu ruang untuk lebih berkelanjutan, dari aspek transportasi, lingkungan. Banyak kerja sama juga sama planners, yang sifatnya lebih makro lagi. Urban designers tidak punya suatu hak untuk membuat sebuah kebijakan, urban designers hanya sebagai seorang designer aja”
Dennis: “kalo planner lebih fokus ke bikin banyak kebijakan, kalo designer lebih ke merancang.”
G-18 - Adela - Seberapa besar impact atau pengaruh arsitek seperti Kengo Kuma dalam cara berpikir design Kak Akbar? Bagaimana perspektif baru yang didapatkan setelah bekerja dengan arsitek besar seperti Kengo Kuma?
Akbar: “Saat menjadi urban designer, kurang sejalan dengan pemikiran arsitek, karena arsitek biasanya terkesan dominan dalam membangun, memaksakan egonya untuk menjadikan sesuatu. Cuman di Kengo Kuma ada sudut pandang tersendiri. Gimana membuat suatu bentuk arsitektur jadi anti objek, bukan objek, gimana membuat suatu hal untuk menjadi hal yang harmoni. Kesan slicing dalam desain juga bisa membuat suatu komposisi yang baik terhadap lingkungannya. Teknik pertukangan di Jepang yang sudah sangat baik dan sangat dikedepankan di Jepang. Teknik chidori, membuat sambungan tanpa menggunakan alat seperti paku, dll. Di Kengo Kuma ditekankan bagaimana caranya menciptakan arsitektur yang lebih harmonis, dan tidak terkesan arogan.”
G18 - Barkah - Kapan kita harus berhenti eksplorasi dan memutuskan "ini yang akan saya lakukan untuk masa depan saya."?
Dennis: “eksplorasi jangan berhenti, seumur hidup tetap harus bereksplorasi. Cuman mungkin dalam konteks karir, sistemnya dibangun berdasarkan experience, kita yang tau kapan harus berhenti dan kapan harus mulai.”
Akbar: “Pertanyaannya adalah kenapa harus berhenti eksplorasi? Proses eksplorasi masih akan berlangsung sampai kapanpun. Kita sendiri ga pernah tau kapan kita sedang eksplorasi. Pada setiap fase kehidupan ada aspek positif dan negatifnya, dalam prosesnya nanti akan ketemu apa yang membuat teman-temen bahagia. Bahagia saya ketika saya bisa bermanfaat untuk orang lain.”
G18 - Jibay - Bagaimana menyusun materi lamaran kerja (CV/Porto) untuk melamar ke posisi UX dengan background arsitektur? Apakah harus ada portofolio tentang study case sebuah digital product atau dari apa yang kita kerjakan selama di arsitektur bisa menjadi modal untuk portofolio UX?
Dennis: “gue pribadi belum menyusun portofolio, tapi yang penting dalam portofolio adalah bisa story telling desain yang kita buat, gimana caranya ngejelasin dengan runtun desain kita dari awal research sampe final design.
Di studio arsitektur kita juga mempertimbangkan manusia sebagai pengguna utama, dan sebagai UX designer pun bukan hasil nya bagus apa engga, tapi lebih ke alur berpikirnya.
Tapi kalo misal daftar ke perusahaan agency product design, kalo bisa cantumkan produk-produk digital. Kalaupun memang belum ada, coba bikin project-project fiktif aja, solving problem di produk digital yang sehari-hari kita pakai”
G-17 - Vadya - selama pendidikan di Indonesia kita banyak dibiasakan sama design thinking yang mengarah ke penyelesaian masalah-masalah di negara tropis, waktu udah kerja di luar negeri yang konteksnya beda, apa ada perbedaan yang signifikan dari pola pikir waktu mendesain kak?
Akbar: “Nggak ada perbedaan, itu terkait konteks. Tetap sama, apa yang dianalisis ga begitu jauh beda dengan apa yang didapat. Yang penting adalah proses alur berpikir untuk solving problems. Runtutan alur berpikir ini akan tetap sama.”
G-17 - Selvia - Bagaimana alur tes pelamar kerja di KKAA? Value apa yang bisa membuat kita punya daya saing khususnya di perusahaan besar seperti KKAA? Bagaimana penyelesaian terkait language barrier yang kakak sebutkan tadi?
Akbar: “Alurnya seperti perusahaan pada umumnya, jika suatu posisi dibutuhkan akan diumumkan di web, namun posisi yang paling sering dibuka adalah internship, sehingga peluang nya lebih besar untuk memulai dari sini. Setelah internship, jika kita dianggap cocok dengan KKAA oleh Manager, kita akan direkomendasikan ikut exam untuk menjadi staff design architect. Exam desain nya langsung diuji oleh Kuma san, jadi seperti sidang TA tapi pengujinya Kengo Kuma, hehe.
Sifat pekerja keras dan ingin terus belajar mungkin adalah value yang saya rasa penting di tahap ini. Karena banyak hal yang kita mungkin tidak kuasai di awal karir di Jepang, tapi dengan mental ini kita bisa selesaikan masalah ini secara bertahap.
6 bulan awal tinggal di Jepang, saya mengikuti kursus bahasa dengan biaya murah, ini bisa kita dapat setelah mendapatkan residence card.”
G-16 - Fikri - Untuk Kak Akbar, bagaimana proses riset di Kengo Kuma, seberapa besar porsi riset (khususnya material) dalam proses desain? Apakah dalam setiap proyek riset yang dilakukan unik atau ada suatu arsip yang dapat dipakai berulang kali?
Akbar: “Porsi riset cukup besar, namun tergantung schedule dari setiap proyek. Akan tetapi, kita sudah punya banyak riset sebelumnya yang dikumpulkan dalam library atau arsip khusus.
Setiap staff baru akan diajarkan filosofi desain KKAA dan berbagai standar desain yang sudah diriset KKAA. Hasil riset ini bisa kita gunakan, tentunya sesuai dengan konteks yang dibutuhkan. Biasanya, hasil riset ini akan dimodifikasi atau ditambahkan inovasi sesuai tantangan proyek yang ada. “
G-17 - Albertus - Selama ini kita banyak belajar mengenai cara kerja seorang arsitek di Indonesia. Menurut kakak, apa bedanya cara kerja menjadi seorang arsitek di Indonesia dengan di Jepang, dari pace kerja nya atau deadliner atau bagaimana nya. Dan bagaimana kakak beradaptasi dengan hal tersebut?
Akbar: “Secara garis besar yang membedakan adalah ketelitian dan kecermatan dalam mengolah detail arsitektural, dan proses iterasi desain yang terus menerus. Sehingga, kita tidak cepat puas dengan desain yang sudah ada, dan berusaha untuk selalu kritis dengan solusi desain yang dihasilkan. Didukung oleh library dan vocabulary yang banyak, membuat iterasi ini tidak terlalu lama. Selain itu, di sini physical model/maket adalah komponen yang sangat sangat penting, sehingga harus selalu disiapkan. Secara pace kerja, jika kalian bekerja di perusahaan multinational dengan staff yang banyak, pace-nya lebih sedikit santai dibanding perusahaan/ biro kecil di Jepang.”
G17 - Hilman - gimana cara ngeset goals dalam hidup? dan ketika goals udah tercapai gimana biar tergugah untuk membuat goals baru dan tidak terbenam dalam kestabilan yang membuat kita nyaman?
Akbar: “Sebetulnya untuk menentukan goals kita, paling sederhana adalah dengan menanyakan apa yang membuat kita bahagia dalam hidup? Pertanyaan ini akan sulit dijawab, dan semakin kita bertambah pengalaman, kita akan bisa menemukan jawaban ini sedikit demi sedikit, hehe.. goals ini bersifat general, dan kalian bisa memberikan variabel waktu di dalamnya (visi), misal dalam 5 tahun atau 10 tahun, saya akan mencapai goals ini sejauh mana. Dan visi ini yang perlu temen-temen evaluasi dan kritisi sesuai dengan apa yang sedang kalian hadapi.”
Dennis: “Kalau pertanyaanya set goals dalam hidup kayaknya agak terlalu luas ya, mungkin aku bantu jawab untuk set goals tentang karir. Kalau aku merencanakan career goals selalu didasari oleh minat dan kebutuhan.
Minat karena pekerjaan kemungkinan akan dilakukan seumur hidup, jadi aku memastikan aku melakukan pekerjaan di bidang yang aku sangat berminat dan willing to take extra time di weekend untuk explore minat ini.
Kebutuhan karena gak bisa dipungkiri dalam hidup ada kebutuhan dasar yang harus dipenuhi (sandang, papan, pangan). Kalo ngikutin minat tapi gak bisa memenuhi kebutuhan dasar ya sama aja bohong.
Setelah itu, rencanakan self-development dan career development dalam 3, 5, sampai 10 tahun ke depan. Menurutku kalau memilih pekerjaan sesuai minat, pasti akan tergugah untuk membuat goals baru, karena setiap hari kita akan terdorong untuk jadi lebih baik/explore other things di bidang tersebut. Jadi kalau bisa pilih kerjaan sesuai minat.”
G18 - Cahaya - untuk Kak Akbar, untuk kami yang ingin kerja di Jepang, Apa yang harus disiapkan untuk kami sebelum pindah ke Jepang?
Akbar: “Paling pertama dan paling penting adalah bahasa, jika sudah ada niat untuk ke sini, mulai dengan pelajari bahasa, meskipun bisa sambil belajar di sini, tapi ini sangat membantu. Tapi jangan khawatir, bisa juga belajar bahasa di sini setelah mendapatkan kerja di Jepang, namun peluangnya lebih kecil. Orang Jepang sangat sulit untuk berbahasa Inggris, jadi jangan berharap bisa survive dengan hanya bahasa Inggris di Jepang. Sampai saat ini pun saya belum mahir berbicara bahasa Jepang, dan ini agak menyulitkan.
Kedua, untuk karir bisa tentukan bidang apa yang ingin diambil di Jepang, karena banyak beberapa alumni AR ITB yang juga bekerja di bidang konstruksi, atau bidang lainnya di Jepang.”
G18 - Rahmi - Untuk Kak Akbar dan Kak Dennis, Seperti yang Kak Akbar katakan tadi, mentorship di 5 tahun pertama setelah lulus itu penting, bagaimana menentukan sosok yang cocok dan bisa kita jadikan mentor/role model?
Akbar: “Hal ini sangat personal, dan temen-temen bisa memulai dengan menentukan dulu apa visi dan goals teman teman. Setelah itu tentukan hal apa yang ingin teman-teman pelajari, softskill apa yang ingin didapatkan. Lalu kita bisa mulai mencari referensi siapa orang yang tepat untuk itu. Dalam cerita saya, saya ingin mempunyai mental yang kuat dalam dunia kerja, bagaimana menciptakan koneksi dan relasi, lalu bagaimana menciptakan komposisi yang tepat untuk sebuah tim, dan bagaimana saya bisa mendapatkan banyak sudut pandang terkait mendesain. Saya menemukan hal ini pada saat saya internship 2 bulan di AECOM, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan bekerja sebagai urban designer di AECOM karena melihat para leader di tim ini mampu membawa saya untuk mendapatkan hal-hal tersebut.”
Dennis: “Sejujurnya aku ga bisa jawab ini karena sampai sekarang aku juga belum ketemu sosok yang jalan hidupnya menarik sehingga aku jadiin dia mentor/role model.”
==
CLOSING STATEMENT DARI NARASUMBER
Akbar: “Setelah teman–teman lulus, set up goals apa yg mau dicapai, set waktu dalam kurun waktu 5 tahun, 10 tahun, kejar sebisa mungkin apa yg ingin dicapai
Coba untuk tidak membandingkan posisi diri sendiri dengan orang lain. Jangan pernah ngeliat achievement orang–orang. Tetap berusaha fokus dengan goals yg teman-teman buat. Perbanyak diskusi, sharing, dan lain-lain. Membuka cakrawala baru akan meningkatkan kemungkinan - kemungkinan yang dikuasakan semesta.”
Dennis: “Dari segi gimana sih cara milih karir? Set goals, set value-nya gimana? Kalo diliat dari pembahasan diatas, Kak Akbar dan gue pun sama-sama mulai sebagai urban designer, namun seiring berjalannya waktu, kita akan menemui jalan nya sendiri, tapi tujuan kita tetap sama untuk memberi impact yang bermanfaat untuk sekitar. Kalo gue pengen kerjaan gue punya impact ke masyarakat luas. Cari interests dan value lo sendiri, jangan membandingkan diri dengan orang lain karena setiap orang punya masalah yang berbeda.”
#words from arsitenar#architecture student#architecture#writings#arsitektur indonesia#indonesia#ux design
0 notes
Link
Bagaimana seharusnya kita menghadapi COVID-19?
By Atika Almira
0 notes