Tumgik
katalitha · 2 years
Text
Penolakan
Repost dari WordPress lama nya Talitha
👱🏻‍♀️ "What advice would you give to a person who is sad? (Apa nasehatmu buat orang yang lagi sedih?)"
🧚 "Look at the happy things, you're not dead~ (Liat hal-hal yang buat kamu tu menyenangkan, kamu kan belom mati)"
Penolakan itu bagian dari hidup.
Kalau gaada penolakan, ga akan ada penerimaan.
Kalau gaada sedih, ga akan ada bahagia.
Semua seimbang, semua ada maknanya. Allah maha baik. Allah tau yang terbaik buat hambaNya. Tugas kita? Ikhtiar semampu kita, ikhlas sekuat-kuatnya. Terakhir, percayain ke Allah aja.
6 notes · View notes
katalitha · 2 years
Text
Life isn't always the way we wanted to be
Allah memang yang paling romantis. Romantis karena ngerti kebutuhan tiap hambaNya di dunia ini. Allah tau aku ini tipe orang yang bakal belajarnya kalau ada pengalaman. Jadi, dikasihlah pengalaman itu karena Allah jaga biar engga sombong, biar lebih hati-hati memilih, demi yang terbaik.
Jadi bersyukur. Allah sangat sangat sayang, karena maunya 'ngasih' takdirNya di waktu yang tepat.
Rencana-rencana besar yang dinantikan, selalu dipertanyakan, yang selalu jadi tema mimpi tiap malam, juga selalu jadi bahan lamunan tiap hujan, mimpi yang ditunggu-tunggu untuk direalisasikan, yang semuanya itu pada akhirnya diibaratkan jadi kumpulan draft yang tertunda untuk dipublikasikan .
Rasanya memanglah berat, beratttt banget (hehe). Tapi gapapa, kalau terlampau berat tinggal cari 'pengalihan' yang tepat. Yang terpenting, jangan nyerah! Semangat💛🌻
Repost dari WordPress lama nya Talitha
2 notes · View notes
katalitha · 3 years
Text
Tumblr media
Selepas shalat isya' tadi, rasanya pengen banget berdoa. Tapi saking bingungnya dan campur aduk rasanya, yang keluar cuma "arrahiim, arrahiim, arrahiim.. Allahu yaa rahiim"
Sepertinya udah di titik ter-pasrah. Terserah Allah mau kasihnya gimana, dimana, kapan, dan siapa. Terserah Allah aja.
2 notes · View notes
katalitha · 3 years
Text
Mulai lagi, yuk!
Dulu, aku memperlakukan blog atau semua platform nulis sebagai sarana komunikasi sama orang lain. Ibarat ngobrol sama orang lain nih, harus pasang image yang baik. Berpikir keras buat menyusun tata bahasa yang baik, pilihan kata yang bagus. walhasil tulisan cuma jadi draft yang engga sempat di post, kelamaan jadi draft sampe lupa mau ngepost, nunda nunda nunda sampe akhirnya setahun lebih engga nge post.
Sewaktu pake platform yang banyak followers dan banyak yg like tulisan, rasanya jadi semangat. Seneng gitu ada yg nyukain tulisannya. Trus sewaktu pindah di platform yg ga banyak followers dan likes nya, mulai deh ngebandingin sama temen yang lebih "hitz". Ngedown deh semangatnya, mager deh, gajadi nulis deh.
Setelah dipikir lagi, "lah, kamu itu niat nulis apa pencitraan tha?"
Lah iya ya, kalo nulis mah ya nulis aja. Kenapa harus minder sama yang lain? Kenapa harus patah semangat? Lurusin niatnya. Lillah, lillah, lillah. Untuk kesehatan psikisku, untuk ngeredain stress, untuk ngobrol sama diri sendiri di masa ini maupun masa esok. Untuk review pelajaran hidup yang aku dapet hari ini. Untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi dan terus.
Semangat talith! Semangat nulis yuuuk💛
4 notes · View notes
katalitha · 3 years
Text
"Jika kesuksesan didasarkan atas banyaknya uang dan harta, itu artinya sudut pandangmu terlalu sempit. Karena banyak hal yang sebenarnya lebih penting dari mereka. Seperti Kebahagiaan, kepuasan diri, juga cinta. Hidup tidak seperti matematika yang punya satu jawaban pasti. Kita diberikan soal, lalu jawabannya terserah pada kita."
2 notes · View notes
katalitha · 3 years
Text
Kadar Bahagia
Pernah gak, kamu nih ga suka sama sikap orang, karena story IG nya titik-titik? Entah dia bikin story dia dateng kajian rutinlah, atau hafalan tapi direkam, atau lagi honeymoon tapi di-story in mulu, atau abis punya anak di-story in foto USG nya dan berbagai contoh lain?
Belum lama ini, aku sempet jadi 'versi diri' yang engga aku sukai kayak yang aku jelasin di atas. Aku ngerasa dia sok-sok an lah, nyebelin, bikin aku ngedumel dalem hati "Ih, emang harus banget yak kayak gituan aja dishare. Aku juga kayak gitu, tapi gaperlu share story gitu-gitu sih. Biar Allah doang yang tau." dan berbagai versi ngedumel dalem hati lainnya. Astaghfirullah😣 Padahal bisa jadi aku di masa depan bisa aja ga sengaja ngelakuin hal yang sama kayak hal yang pernah aku benci itu.
Dulu juga pernah kejadian. Waktu ada temen yang menikah. Trus share kebahagiaan lewat Instagram sampe story nya titik-titik. Trus kenapa hal semacam itu dipermasalahkan? Mungkin karena aku saat itu belum punya pasangan(?). Atau karena aku belum menikah(?). Atau mungkin karena aku ngerasa ga punya apa yang dia punya?
Aku cerita ke temen soal ini. Ternyata ada juga yang ngerasain hal yang sama. Tapi ada satu temen yang 'menyadarkan' aku dengan bilang,
"coba deh kamu sekarang calm dulu. Karena kelepas dia mau pamer atau apa kan kita gatau pastinya. Siapa tau dia emang lagi bahagia dan pengen berbagi kebahagiaannya."
Hmmm, awalnya diginiin tu rasanya susah buat nerima kalau perkataan dia ini bener. Tapi, jauh deep down inside tuh aku tau kalau aku yang salah. Kenapa harus aku yang ribet padahal mereka yang bahagia? Kenapa ga mencoba accept aja kebahagiaan yang mereka coba bagikan? Apa jangan-jangan aku ni lagi "iri" ke dia? Nah looh._. jeng jeng jenggggg. Jangan-jangan penyakit ini yang bikin sensi engga jelas ituuu.
Jadi ini bukan sekali-dua kali aja (secara ga sadar) aku punya rasa iri ke orang. Kenapa iri? Karena walaupun susah nge-admit nya tapi perasaan semacam itu tuh tergolong iri loh. Gimana engga. Lah sahabat atau temen aku ni lagi berbagi kebahagiaannya dia kok, malah aku yang 'mempermasalahkan'. Padahal niat mereka buat sharing itu sendiri udah jelas, buat berbagi. Berbagi apa? Ya bahagia nya dia dong.
Ada yang habis menikah, gaada maksud buat pamer karena ga jomblo lagi. Mungkin dia cuma amaze sama pengalaman pertama yang dia rasain buat ngejalanin ibadah seumur hidupnya. Ada yang habis punya anak, dia gaada maksud dia pamer dan nyakitin yang belom bisa dikasih titipan spesial itu. Mungkin dia cuma kaget ternyata pengalaman pertama jadi "ibu" tu se-dag-dig-dug itu. Ada yang habis hijrah, gaada hatinya bermaksud buat pamer. Mungkin dia tu lagi bahagia, pengalaman pertama nya kenal lebih sama agama tu se-excited itu.
"Orang yang seneng dan bahagia memang hakikatnya ingin menyebarkan kebahagiaannya kepada orang lain. Entah caranya apa. Saking bahagianya, orang yg dulunya punya dosa, tau keutamaan itu, dia ingin membagikan berharap temennya juga bisa merasakan kebahagiannya itu. Tapi kan kadang caranya yaa macem2, random dan kadang membuat orang lain memandang macem2 juga"
Jadi, kadar bahagia tiap orang tu beda-beda. Dan arti kalimat "tiap orang" disini tu artinya setiap orang yang ada di dunia ini. Si A sama Si B tentu beda. Mungkin A suka berbagi bahagia lewat story IG, mungkin B engga sepemikiran. Mungkin F suka kalau bilang ke dunia dia punya pacar, mungkin G sukanya kalau kabar bahagia ya diem-diem aja gausah disebar. Mungkin Z suka cerita tentang proses, mungkin Y sukanya langsung sebar undangan🤣
Ya begitulah. Pada akhirnya, karena kadar bahagia tiap orang tu berbeda, kita cuma bisa maklum aja. Bagus ni, kalau bisa ikutan bahagia misalnya kalau ada story IG semacam di atas tadi. Kalau gabisa, ya skip aja sist😅 kan bisa ya kan? Hindari aja kan orangnya juga ga bakal tau juga🤭 daripada jadi hard feeling ke si sahabat itu.
Yang terpenting adalah cari kadar bahagia kamu sendiri. Kadar tiap orang tu beda, aku yakin kamu pasti punya. Jadi, selamat mencari dan berusaha buat lebih mengenal diri💛
November, 2019.
3 notes · View notes
katalitha · 3 years
Text
Setelah selesai berusaha
"tinggal do'a nya aja"
Sungguh do'a itu ga cuma sekedar 'tinggal'. Do'a adalah step yang paling menentukan apakah kita bakal dapet yang kita usahakan atau kehilangan. Apa jerih payah yang diusahakan berbuah manis atau mengundang tangis.
Karena sejatinya segala sesuatu itu bergantung pada Ridha Rabb yang maha Kuasa. Maka dari itu, mulai saat ini, jangan pernah anggap remeh step ini ya!
1 note · View note
katalitha · 3 years
Text
Kepunyaan
Selayaknya manusia pada umumnya, aku juga sering lalai. Nda seperti apa-apa yang mereka pikirkan tentang sosok "Talitha". Ya, kadar iman ku naik-turun, dan beberapa hari terakhir aku merasa cenderung menjauh dari Allah. Malas penyebabnya. Ah, malu rasanya untuk menceritakannya. Disaat semua orang heboh dan mengencangkan sabuk untuk berlomba-lomba di 10 hari terakhir Ramadhan ini. Aku malah sibuk ter-hanyut dalam kekhawatiran akan sesuatu yang abstrak wujudnya. Terdengar aneh ya? tapi memang beberapa hari aku selalu merasa takut kalau-kalau tanpa aku sadari aku telah melewatkan sesuatu yang sangat besar.
Contohnya hari ini. Hari ini aku terbangun dalam 2 keadaan. Pertama bangun jam 4 pagi dengan perasaan khawatir yang berlebihan (karena takut telat sahur, jelas. tapi ada perasaan takut yang lain juga) sampai insecurity mode nya ON. Kedua, bangun setelah tidur subuh (tuh kan, memalukan ya) tapi surprisingly dalam keadaan hati yang sangat legowo dan tenang.
Aku merasa malu karena Allah malah membantu ku disaat kadar imanku sedang sangat rendah. Pertolongan itu datang dengan sangat cepat (sesingkat tidur subuhku) dalam wujud gadis solehah, Imes namanya. Aku bilang ke Imes:
"Imes, aku lagi sedih. Kamu kan org baik, Doain aku dong mes. Supaya engga sedih berkepanjangan. Sama.. Semoga apa apa yg Allah takdirkan ga pernah melewatkan aku"
Imes jawab,
"Insyaallahh, Allah tau Mba kalo mba sedih"
Sambil kirim gambar,
Tumblr media
Ya Allah. berani-berani nya aku, meremehkan Allah. Padahal segala hal yang terjadi dalam hidup, se-simple jatuhnya satu helai daun itu, Allah tau. Lalu kenapa bisa juga aku berpikir dan takut jika sesuatu itu akan "hilang" atau diambil dariku. Padahal yang punya kuasa, takdir, dan segala hal berwujud maupun tidak di dunia ini semuanya ya cuma Allah.
Kemudian jadi inget pesan mba Yanna dulu sewaktu aku galau juga dan minta nasehat. Mba Yanna ngirimin aku gambar ini:
Tumblr media
Kesimpulannya? Harusnya kita punya mindset bahwa kita tuh kecil dan nda boleh untuk merasa punya sesuatu di dunia ini. semuanya tuh titipan. Termasuk diriku ini, karena sejatinya memang aku ya kepunyaan-nya Allah semata.
Allah maha Baik ya, jadi malu sebagai hamba.
2 notes · View notes
katalitha · 3 years
Text
“Ya Allah, Ya Rabbi, please guide and choose a path for me that draws me closer to You. Grant me perseverance in trying and failing. For You are the best of Planners, Ya Allah. So that surely even in failure, you will save wisdom and beautiful surprises for me.”
— 25 Ramadhan 1442 H
23 notes · View notes
katalitha · 3 years
Text
Harapan
Harapan itu telah datang
Mencari celah untuk tinggal
Namun, apa yang bisa aku tawarkan?
Tempat yang layak pun belum aku persiapkan
Luka dan duka yang lama bersemayam
Menghadirkan trauma yang menyakitkan
Ia kembali memperkuat pertahanan
Yang membuatku semakin jauh dari harapan
Jalan di tempat dan sendirian
1 note · View note
katalitha · 3 years
Text
Tumblr media
1 note · View note
katalitha · 3 years
Text
Baju baru, Alhamdulillah~ 🎶
Hal menyenangkan yang identik dengan datangnya bulan Ramadhan adalah jatah beli baju baru untuk Lebaran. Apalagi buat orang-orang yang sudah berkeluarga. Momen ini dijadikan sebagai ajang membujuk suami dan anak untuk punya baju "kembaran". Yah, jarang-jarang juga kan. Jadi kalau dirumah ibu sudah bersabda, anak-anak ya cuma bisa manut aja 🤭
Memang menyenangkan membelanjakan uang untuk konsumsi pribadi. Tapi kalau untuk aku sendiri, aku lebih menikmati dan menyukai kebahagiaan yang aku rasakan saat memberi. Entah, ada semacam rasa lega kalau sudah berhasil menjalankan salah satu ibadah yang dianjurkan ini. Memberi yang dimaksud, tentu bukan cuma sedekah ya. Sedekah kan ditujukan kepada orang-orang yang ekonominya kurang dan lebih membutuhkan. Sementara yang aku bicarakan disini adalah tentang memberi hadiah.
Menurutku, hadiah bisa dijadikan salah satu media untuk saling mendekatkan dan juga menjaga hubungan. Memberi hadiah tentu membuat si penerima senang, bukan? Dan yang kita terima? senyum syukur dan juga wajah bahagia.
Hadiah pun belum tentu hal yang didapat dengan uang atau berupa barang. Aku ingat dulu pernah memanjatkan do'a ke Allah yang bunyinya, "yaAllah jadikan hamba kaya raya supaya bisa kasih hadiah ke semua orang yang hamba sayang. Juga sedekah tanpa pikir panjang". Tentu ga salah punya do'a semacam itu, tapi sekarang aku sadar, kalau memberi itu bisa dilakukan sekarang juga tanpa menunggu jadi orang yang sukses dan 'tajir melintir' seperti kata orang-orang 🤭 jadi, walaupun ada di posisi ku sekarang, kegiatan ini terasa sangat menyenangkan.
Pun, ada satu hal yang selalu bisa dilakukan saat dompet kering belum gajian. Do'a. Hadiah kan, juga bisa berwujud do'a. Mungkin kita sering lupa, tapi mengirimkan do'a ke kawan tanpa mereka tau kita sedang mendo'akan mereka, insyaAllah lebih mustajab. Awww, indah.
Membiasakan diri untuk jadi pribadi yang ringan tangan terdengar cukup mudah bukan? Semoga bisa istiqomah dan hidup terasa lebih berkah yaaa.
Ramadhan Mubarak, everyone💛
2 notes · View notes
katalitha · 3 years
Text
Penilaian
"maulana ya maulanaa.. Ya sami' du'aanaa.. "
"tuh kan mba ada yg muter shalawatnya Nissa Sabyan lagi"
Pasti udah terngiang suara Nissa waktu baca lagi kalimat pertama kan? Hehe. Entah siapa yang muter shalawatan mba Nissa ini tiap kamis malam. Yang pasti, kita seneng karena beliau (yang muter shalawatannya) kita jadi bisa dapet pahala walau cuma dengerin aja hehe.
Sedihnya, ada yang beda sekarang. Sejak semua media menyebarkan kabar kurang enak tentang kehidupan pribadinya. Hmm. Sayangnya, manusia memang cenderung sering melupakan banyak hal baik yang pernah dilakukan seseorang setelah dia melakukan satu kesalahan. Yang dulunya dipuja balik dihujat. Kasian.
Jadi ingat, beberapa waktu yang lalu ada percakapan semacam ini dengan seorang sahabat:
"menurut aku, baik dan buruk itu relatif. Benar dan salah itu mutlak."
"kenapa gitu?"
"mencuri itu benar atau salah?"
"salah"
"kalau dia niatnya untuk anaknya yg kelaparan? Baik kan niatnya?"
"mm, iya niatnya baik"
"ya gitu deh, akhirnya kesimpulannya apa? Kita tuh gaada hak buat menilai seseorang, Karena yang Maha Tahu dan Maha benar cuma Tuhan"
Aku pernah punya kekhawatiran dan aku curahkan ke seseorang, aku bilang "aku sedih deh kalau besok orang-orang yang aku sayang tapi bukan islam, ngga bisa kumpul sama aku lagi di kehidupan setelah dunia"
Waktu itu dia mengingatkan tentang kisah seorang pelacur yang masuk surga karena memberi makan seekor anjing. Yang buat aku mikir, "ah, iya. Meskipun ada setitik iman di hatinya, Allah pasti berbaik hati."
Aku makin ditenangkan dengan seseorang lagi, katanya "gak usah khawatir. Allah tuh kan baik. Orang-orang yang bukan islam, kan karena dia tuh engga kenal islam sama sekali karena itu agamanya dari lahir. Beda loh ya sama orang yg sudah dibukakan jalan tapi menolak"
Aku jadi mikir, ah iya ya, kenapa aku seyakin itu sama nilai akhir mereka? Siapa aku yang sok-sokan memberikan penilaian? Padahal, Ada Allah yang lebih berhak. Karena hidup kan tentang memecahkan berbagai macam soal, dan tiap orang tingkatannya bermacam-macam. Tentang bagaimana nilai akhirnya, serahkan kepada yang maha Berkuasa. Kita kecil, ndak usah sok merasa besar.
Akhir kata, yuk mulai ubah kebiasaan buruk yang (mungkin) kita punya. Ga salah kok menganggap dia baik atau buruk, asalkan penilaian itu sebatas untuk diri sendiri aja. Bukan untuk dijadikan bahan untuk dibicarakan dengan orang lain yang nantinya memaksa orang itu untuk punya pemikiran yang sama.
Semangat bertumbuh ya🌻
2 notes · View notes
katalitha · 3 years
Text
Oreo
Sekitar jam 3-4 pagi oreo selalu bangunin orang rumah biar dia bisa keluar dari kamar. Sekalian biar pada bangun dan bisa nemenin dia melek sambil tahajudan.
Habis itu dia makan sama minum biar dia ada energi buat jalan-jalan keluar rumah selepas subuh, biar ga balik tidur lagi di kamar.
Paginya, sebelum aku berangkat kerja, dia pulang sambil meong-meong nyaaringg banget. dia nyeritain apa aja yg dia alamin pagi itu (meskipun aku ga ngerti, yaudah pokoknya didengerin aja sambil dielus, pasti dah happy dianya mah)
Ditinggal kerja mba litha, oreo tidur di teras sambil nunggu aku dateng (karena jam tidur oreo memang lebih panjang daripada kita)
Sesampenya di rumah, oreo minta disisirin bulunya. Sambil ngantuk-ngantuk dan juga ga lupa, dia makan. Ohiya kadang juga dia ngode kita buat ngasi dia ayam rebus. Makanan favorit dia. Tiap kali kita bilang "ayam" atau "makan" pasti dia peka dan dateng. Hmm, emang dasar oreo si tukang makan.
Malemnya, dia pasti minta keluar. Tapi gaboleh sama kita, karena kalo sampe keluar dia pasti berantem sama kucing tetangga. Emang, sok jagoan banget dia, padahal mah abis berantem pasti ngosngosan dan bulunya rontok semua. Hmm dasar oreo. Makanya dia lebih sering nyerah, tetep di ruang keluarga dan nemenin ibuk liat sinetron sambil sok-sokan paham padahal mah bete dianya karena gabisa keluar. Bete karena gabisa nepatin janji ama kucing cewe kali ya. Wkwkwk. Ohiya kadang dia juga dari sore ngajak kita mainan karena sedih ditinggal seharian.
Setelah capek dan mulai kemaleman, oreo masuk kamar mba litha. Nyari posisi nyaman buat tidur, nemenin aku yang ga suka sendirian.
Hampir setiap hari kegiatan itu berulang. Tapi kadang juga oreo bisa jadi kucing paling sweet sedunia. Sewaktu aku bilang, "oreo mba litha lagi sedih nih", apalagi kalau bilangnya sambil netesin air mata, oreo tiba tiba diem aja biarin aku meluk dia. Atau juga pernah tiba-tiba dia naik ke pangkuanku sewaktu aku duduk bersila.
Atau sewaktu aku sakit kayak hari ini, dia ngajak aku duduk deket jendela kamar atas sambil nyibak tirai sedikit pake paw lucunya trus rebahan di pangku mba litha sambil natap mataku seakan-akan bilang "cepet sembuh mba litha, semangat, kan mba litha kuat. Oreo sayang mba litha"
Terimakasih ya Allah. Udah titipin oreo buat kita rawat. Terimakasih udah ngajarin kita tentang kebahagiaan berbagi kasih sayang, lewat Oreo. Semoga oreo selalu jadi kucing yang sehat, gemas dan bahagia.
Terimakasih udah bikin kita belajar ttg banyak hal, Oreo💛
Tumblr media
1 note · View note
katalitha · 4 years
Text
Assalamu'alaikum!
Hi! I came back to Tumblr. Finally, after hesitating for a while. Hahahahaha.
Sejak pertama nulis, aku suka banget sama Tumblr. Dibanding website atau aplikasi blogging yang lain. Entah kenapa, sejak Tumblr sering datang dan pergi kayak dia (eh?) Aku jadi mikir-mikir mau nulis disini lagi.
Tapi kenyataannya, karena emang lebih awam sama Tumblr dan banyak temen disini, akhirnya setelah tutup akun Tumblr lama, aku buka akun baru lagi disini.
Bawa semangat baru untuk "keep finding positivity in everyday", cewe bawel satu ini pengen berbagi lewat tulisan di blog baru niii.
Bismillah, semoga bermanfaat yaaa🌻
1 note · View note