katanofa
katanofa
F A L
274 posts
Karena lisan tak selalu bisa menjelaskan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
katanofa · 1 month ago
Text
Ya Allah. Dar der dor banget Mei pertengahan sampai menjelang akhir ini.
Awal bulan semangat banget buka ZQC, dengan segala perencanaannya. Salah satunya, target resign dari kerjaan sekarang sekitar 1,5 tahunan lagi.
Tapi tapi tapi ... Manusia memang cuma bisa berencana. Ada aja yang Allah kasih sebagai kejutan.
Yang niatnya 1,5 tahun ke depan baru resign, cus langsung cari-cari loker ngga lama setelah kejutan itu diberikan.
Bombing banget follow akun loker. Menimbang ini-itu. Mau loker yg kaya gimana. Apakah mau tetap sesuai prinsip, tetap di lingkungan islam asal gaji lebih baik. Atau switch ke company/instansi umum dengan gaji tinggi yg bisa bikin berkecukupan secara financial.
Aku putuskan untuk ambil semua kesempatan yg ada yg menarik hatiku. Sambil ngga henti baca bismillah. Hasilnya terserah Allah aja. Aku pasrah.
Dua hari lalu udah apply ke company umum. Besok rencana mau apply ke sekolah islam lagi. Tapi dari profilnya di google ini sekolah wah sekali. Jadi mudah-mudahan secara gaji ngga memprihatinkan seperti yang sekarang.
Dar der dor selanjutnya, sisa uang di dompet menipis 😭 entah akan cukup hanya untuk berapa hari lagi. Mana mau jenguk ibunya teman ngaji di RS, terus harus bayar pajak motor juga. Ya Allah banyak banget kebutuhan bulan ini. Tapi biarlah. Pasti bakalan Allah cukupi.
Tadi siang mbatin kalimat itu. Terus ngga ada sejam kemudian ada yg daftar di ZQC! Wah akhirnya! Santri pertamaku! Aku mikir, alhamdulillah, rezeki! Eh lupa, pemasukan dari ZQC ngga semua bisa diambil buat prive, ada hitungannya sendiri! Mana harus beli perlengkapan ngajar juga lagi. Sabarrr. Ngga boleh asal comot uang masuk.
Semoga ngga lama lagi ada pendaftar lagi. Aamiin.
Terus sore tadi tiba-tiba ditawarin ustadzah buat ujian tahfidz juz 30. Padahal pekan kemarin udah janjian sama mba winda, mba nanti kalau kita murajaahnya udah selesai, minta ujian yuk? Tapi nanti. Ini kita selesaikan dulu setoran murajaahnya. Abis itu persiapan dulu, baru minta ujian. Mba winda setuju.
Eh ternyata kesempatan ujian itu datang lebih cepat! Ditambah bisa ikut wisuda juga lagi. Ya Allah ngebut murajaah cuma 2 hari 😭 Bismillah tolong mudahkan ya Allah.
Sisi lainnya, kalau ikut wisuda berarti harus bayar 😭😭 Ya Allah tolong cukupi semua kebutuhan keuanganku di Mei yang tersisa ini 🤲🏻😭
Agenda sekolah juga padat sekali. Setelah edutrip selesai, ada sertijab, parenting, camping. Cuma bayangin doang udah cape banget 😭
Tapi kalau beneran ikut wisuda di tanggal 1 Juni, berarti bulan Juni bakalan dibuka dengan sesuatu yang sangat membahagiakan. Semoga Ya Allah.
Oh iyaaa urusan pertaarufan juga bikin mumet lama-lama 😭😭😭
Dannn rencana ikut kelas online pengambilan sanad juga di bulan Juli. Ya Allah banyak sekali urusanku.
Switch karir - ZQC - ujian tahfidz - taaruf - konseling - webinar - target baca buku.
**Di antara semua urusan pribadi, sedikit bangga dengan diri sendiri karena ada ZQC yang aku dedikasikan juga untuk teman-teman muslimah di luar sana. Biidznillah ZQC bisa lahir.
Ya Allah mudahkan ya Allah tolong 🤲🏻🤲🏻🤲🏻
Purbalingga || 22 Mei 2025
10.47 P.M.
1 note · View note
katanofa · 2 months ago
Text
Ya Allah, aku bukannya sok alim, sok baik, sok suci.
Aku hanya orang yang berusaha untuk istiqamah di jalan berat yg sejak sembilan tahun lalu dengan kesadaran penuh aku pilih untuk melangkah : jalan perbaikan diri untuk jadi lebih baik, jalan untuk mempelajari agama-Mu, jalan untuk mengenal dan mendekat pada-Mu. Orang-orang menyebutnya "hijrah".
Apapun namanya, aku memilih untuk mengambil jalan itu, Ya Allah. Meski tertatih-tatih seorang diri, aku berusaha untuk terus istiqamah. Berat, Ya Allah, rasanya berat sekali. Beberapa kali aku hampir tergelincir dan menyerah. Tapi setiap kali itu terjadi, hati kecilku selalu berbisik, "Udah sejauh ini, yakin mau mundur?" 😭
Maka saat ini aku sekuat tenaga mempertahankan satu lingkar pertemanan yang insyaAllah bisa membuatku bertahan di jalan terjal ini : teman-teman di kelas tahsin setiap hari Ahad. Kenapa aku bilang sekuat tenaga mempertahankan? Karena sungguh godaan untuk meninggalkan mereka besar sekali. Kadang merasa lelah karena sudah bekerja enam hari, bahkan Ahad juga sering berangkat. Kadang merasa berat harus bayar SPP karena gaji ngga seberapa. Kadang futur aja bener-bener malas berangkat kelas. Seberat itu, Ya Allah. Maka sungguh sekuat tenaga aku bertahan di sana. Pikirku, sekalipun materi ngajinya banyak yang aku ngga paham, setidaknya aku berkesempatan untuk rutin silaturahim dengan mereka, orang-orang baik yang bahkan hanya dengan membicarakan hal random saja banyak hikmah dan pelajaran hidup yang aku dapat.
Maka Ya Allah, jika tiba waktunya Kau pertemukan aku dengan laki-laki yang Kau janjikan untukku, Engkau tidak mungkin tega kan, memberikan aku pada laki-laki yang tidak ada semangat yang sama denganku? Kau pasti memilihkan laki-laki yang punya semangat yang sama denganku kan, Ya Allah? Sungguh aku ingin terus menjaga prasangka baik ini pada-Mu, Ya Allah. Tolong, pertemukan aku dengan yang baik. Dan pertemukan kami dalam kebaikan di jalan-Mu 🤲🏻
Purbalingga
16 April 2025 || 17 Syawal 1446
16.17 WIB
1 note · View note
katanofa · 3 months ago
Text
Idul Fitri: Saling Memaafkan, Termasuk dengan Diri Sendiri
Maunya hari ini menjadi titik awal, aku memaafkan, benar-benar memaafkan mereka yang sejak dulu sering menimbulkan kecewa, marah, sakit hati, juga dendam.
Berulang-kali Syawal, berulang-kali saling memaafkan, tapi sebelum-sebelumnya momen saling memaafkan itu hanya berlalu sebagai sebuah momen ritual dan tradisi saja. Meskipun saat itu pun sudah sampai menangis, tapi kemudian, yasudah.
Tapi kali ini, sungguh Ya Allah, aku ingin menjadikannya sebagai titik tolak untuk benar-benar memaafkan semuanya. Aku berusaha keras memaafkan diri sendiri, memvalidasi semua perasaan marah itu, dengan konseling beberapa kali sebelum masuk ramadhan kemarin. Mungkin belum maksimal, tapi semoga meski sedikit aku berharap membuahkan hasil.
Dan hari ini aku sungguh ingin diberikan hati yang lapang ya Allah, yang bisa mengikhlaskan semua hal menyakitkan yang telah berlalu. Aku ingin menapaki hidup ke depan dengan pundak yang lebih ringan. Tolong bantu ya Allah.
Aku memaafkan diriku sendiri.
Aku memaafkan mereka--bapak, mama, dan adikku.
Purbalingga, 1 Syawal 1446H || 31 Maret 2025
1 note · View note
katanofa · 3 months ago
Text
Aku ingin sembuh ya Allah.
Aku lelah seringkali menangis diam-diam, sendirian.
Tolong ya Allah, tolong bantu
😭
1 note · View note
katanofa · 3 months ago
Text
aku harap...
aku harap kamu sembuh dari hal-hal yang ga pernah kamu ceritain,
aku harap kamu sembuh dari maaf yang ga pernah kamu dapetin,
aku harap hal-hal baik terjadi sama kamu, dan pas itu terjadi, aku harap kamu percaya kamu pantes dapetin semua itu.
221 notes · View notes
katanofa · 4 months ago
Text
Officially turning thirty.
Selama ini aku tak pernah merayakan apapun. Tapi kali ini, aku ingin mengabadikan seseorang yang membuatku bersyukur sekali Allah takdirkan aku menjadi bagian dari keluarganya : Embah.
Dua hari lalu, mendadak beliau datang ke rumah. Rumah kami beda kabupaten. Membuat kami jarang bertemu dan setiap pertemuan selalu terasa istimewa. Datang malam-malam ketika aku baru selesai tarawih. Mbah Putri dan Mbah Kakung, bersama 2 orang anak lanangnya dan 2 orang cucunya yg lain. Mereka duduk di ruang depan. Aku, yang seringkali merasa sungkan duduk bersama--karena semuanya laki-laki, memilih duduk di ruang tengah yang masih cukup dekat dengan jarak mereka.
Melihatku sendirian, Mbah Putri mendekat. Akhirnya kami mengobrol banyak hal berdua.
Dari sana kemudian aku tahu satu hal.
Aku selama beberapa tahun ini merasa "sendiri". Saat orang terdekatku melakukan sesuatu yang berimbas padaku tapi melakukannya sesuka mereka. Tidak ada yang berusaha mengerti perasaanku. Tidak ada yang merasa perlu sekedar meminta pendapatku. Tidak ada yang ingat untuk bertanya bagaimana perasaanku.
Tapi saat itu aku diingatkan, bahwa aku salah.
Ternyata masih ada. Di lingkar terdekatku, Ya Allah, ternyata masih ada orang yang "membelaku". Mengerti perasaanku. Tak rela jika perasaanku dikorbankan.
Hal itu membuatku berani mengatakan kepada beliau, "Aku sedih." Sebuah pengakuan yg tidak pernah aku lisankan kepada siapapun sebelumnya. Hanya aku simpan sendiri. Dan seringkali berusaha aku validasi sendiri, tapi sesering itu pula aku gagal. Tapi aku mengatakannya berkali-kali malam itu kepada beliau, dalam waktu sekitar satu jam saja.
"Nanti kalau "hal itu" benar-benar terjadi, Mbah temani aku, ya?"
"Temani ke mana?"
"Ya di sini aja. Takut aku sedih lagi."
"Iya, pasti ditemani."
Embah. Alih-alih mendesakku, mempertanyakan ini-itu, menyarankan ini-itu, menawarkan ini-itu--seperti kebanyakan orang lain yang memiliki anak/cucu/kerabat seusiaku, beliau malah memintaku untuk tidak usah terburu-buru.
"Ngga usah buru-buru. Yang sabar. Pelan-pelan." Aku dibuat terharu dengan kata-kata pengertiannya itu. Setitik air menggenang di kedua mataku, tapi aku tahan sekuat tenaga agar tidak telanjur turun.
Embah. Secara nasab, kami tidak ada hubungan apa-apa. Beliau hanya orang baik yang masa mudanya dihabiskan dengan merawat anak-anak kerabatnya yang kurang beruntung. Salah satunya adalah Bapak.
Padahal anaknya sendiri ada 3 orang. Anak-anak lain yang dirawatnya lebih dari 2x lipat jumlah anaknya sendiri. Dan mereka hanya mengandalkan hasil dari sawah untuk menghidupi semuanya.
"Mbah pasti pahalanya banyak sekali," ucapku.
"Aamiin," jawabnya.
"Mbah kenapa datangnya sekarang. Kalau datang nanti pertengahan Ramadhan kan aku udah dapat THR."
"Memangnya Mbah mengharapkan itu? Mbah cuma ingin ketemu kamu."
"Mbah nanti lagi kalau mau ke sini bilang aku aja, biar aku jemput siang-siang. Jangan malam begini lagi. Nanti masuk angin motoran jauh malam-malam."
"Terus nanti Mbah ngapain di sini?"
"Ya ngga usah ngapa-ngapain. Tiduran aja, istirahat."
"Mbah kalau ngga ngapa-ngapain malah sakit semua badannya, pegal-pegal. Nih lihat, hasil dari setiap hari di sawah."
Mbah mengulurkan tangannya yang hitam legam akibat setiap hari dibakar matahari. Aku turut mengulurkan tanganku, membandingkan dengannya. Aku malu, dibandingkan tangannya, tanganku ibarat tangan seorang putri yang tak pernah hidup susah.
Kugenggam tangan hebat itu. Berharap aku dikaruniai Allah tangan yang sehebat tangannya, juga hati yang sebaik hatinya.
"Do'akan aku terus ya, Mbah."
"Ngga usah diminta, Mbah selalu do'akan."
"Mbah harus sehat terus. Harus temani aku nanti kalau akhirnya Allah takdirkan waktu untukku tiba."
7 Maret 2025 || 7 Ramadhan 1446
Purbalingga
Hello, Tumblr! Udah lama aku ngga berkeluh kesah di sini. Hari ini aku kembali menuliskan sesuatu sebagai hadiah ulang tahunku.
1 note · View note
katanofa · 5 months ago
Text
All the way. All the time.
It’s me and my “rabbi inni lima anzalta ilayya min khairen faqeer” all the way.
360 notes · View notes
katanofa · 5 months ago
Text
🙌🏻
Sering bilang tentang diri sendiri,
“Masih banyak kurangnya, masih banyak salahnya. Tapi mau terus belajar supaya jadi lebih baik”
Semuanya berawal dari meruntuhkan ego sendiri, mengakui kekurangan. Baru akhirnya mau menerima setiap masukan dan memperbaikinya.
12 notes · View notes
katanofa · 5 months ago
Text
Bahkan ada yg bertahun-tahun belum Allah kasih kesempatan ketemu lagi, tapi tetep, bercerita segala sesuatu pada mereka, sampai sekarang, terasa lebih menenteramkan.
Alhamdulillah masih memiliki beberapa sosok itu 🫶🏻
بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Tidak ada seorang pun yang bisa berterus terang kepada orang lain kecuali jika ia merasa aman bersama sosok tersebut.
Maka benar adanya tentang faedah yang pernah sampai kepadaku dari seorang Ahli ilmu hafidzahullaahu, “Ada yang bertemunya hanya 1 tahun sekali, akan tetapi hubungannya lebih kuat daripada yang bertemu setiap hari.”
بَارَكَ اللّهُ فِيْكُمْ
179 notes · View notes
katanofa · 2 years ago
Text
Tahsin hari ini ✨
Pelajaran dasar banget dalam tahsin itu adalah huruf hijaiyah. Sebelum masuk terlalu dalam ke makharijul huruf dan shifatul huruf, yang paling penting sekali untuk dikuasai oleh anak-anak adalah hafalan huruf hijaiyah itu sendiri.
Dua pertemuan terakhir ini, mengajak mereka untuk fun game.
Dengan flashcard yang mereka buat sendiri dan mereka tulis huruf-hurufnya sendiri.
Dalam waktu 5 menit, masing-masing mereka secara bergantian harus bisa mengurutkan huruf hijaiyah dari alif sampai ya.
Tentu ada yang berhasil, ada yang beberapa huruf terlewat, ada yang urutannya tertukar, ada yang sudah betul dalam mengurutkan tapi kehabisan waktu, dan seterusnya.
Dari hasil ini, menjadi bekal untuk mengarahkan mereka ke depannya.
Siapa yang perlu dikasih PR. Siapa dikasih PR apa. Bahakan siapa yang bisa diberi tugas untuk membantu temannya yang belum bisa.
Backsound nya, ternyata beberapa di antara mereka hafal lagu Rahmatan Lil 'Alamin milik Maher Zain, masyaAllah.
Dan yg berisik tentu saja anak-anak laki.
Terimakasih semangat belajar Al Quran nya 😇
Yaa man shollaita bikullil Anbiya'
Yaa man fii qolbika Rohmatun linnas
Yaa man allafta quluuban bil Islam
Yaa habiibii yaa shafii'i yaa Rasula Allah
Bi ummi wa abi, fadaytuka sayyidi
Sholatun wa salam, 'alayka yaa Nabi
Habibi ya Muhammad
Atayta bissalami wal huda, Muhammad
Habibi ya, ya Muhammad
Ya rahmatan lil'alameena ya Muhammad
Pbg, 24/02/2023
9 notes · View notes
katanofa · 2 years ago
Text
Kangen banget ditanyain seperti ini.
Time flies. Sudah hampir 4 tahun yang lalu. Pertanyaan yang terkesan basa-basi, tapi aku tau mereka menanyakannya dengan tulus dari hati.
Ya, mereka. Atasan dan rekan kerjaku di salah satu tempat kerjaku yg lama.
"Apa kabar, Mba Nofa?"
Padahal mereka tau hari itu aku sehat dan baik-baik saja. Hari sebelumnya pun sehat dan baik-baik saja. Hari-hari sebelumnya pun sama. Aku sehat, aku baik-baik saja, aku selalu berangkat kerja, ngga pernah absen.
Tapi pertanyaan itu tetap terlontar, setiap hari, setiap kami bertemu kembali di hari yang baru.
Ya Allah.. Baca ini lagi rasanya terharu banget.
Apalagi saat mengalami hal yang justru kebalikannya, saat ini.
Makasih banyak buat Pak Anan, Mas Adit, Mba Mala, Mba Ruti, dan semua teman2 di manajemen DBN tahun 2019.
Semoga Allah selalu jaga mereka.
😢
Apa kabar?
Aku tak pernah tau betapa membahagiakannya kalimat ini untuk ditanyakan pada seseorang sampai aku mengalaminya sendiri, bulan-bulan ini.
Kenapa membahagiakan? Karena dengan ditanya demikian, kita tahu bahwa kita dipedulikan, diingat, diperhatikan.
“Apa kabar, Jona?” sapa salah seorang teman via whatsapp suatu hari, beberapa hari setelah kita tak lagi berada dalam circle yang sama. Dia di tempat kami yang lama, dan aku di circle-ku yang baru.
Sapa itu memberitahuku, bahwa aku harus terus menjaga hubungan kami, meski temu tak lagi bisa kita lakukan setiap hari.
“Apa kabar, Mba? Betah kan di sana?” ini sapa dari orang yang berbeda. Tapi dari hubungan pertemanan yang sama dengan orang pertama.
Orang yang berbeda, sapanya pun jelas berbeda. Dari kalimat keduanya, aku menangkap sesuatu yang lebih mendalam. Semacam, perhatian?
Ah, tentu saja. Dia salah satu dari sedikit orang yang tau alasanku mencari tempat baru.
Maka dari sapa itu, banyak cerita terurai sebagai jawaban. Tak kubiarkan hal-hal baru yang kualami ku simpan sendiri. Aku harus berbagi banyak hal padanya. Meski hanya sekedar cerita.
Sementara di lingkunganku yang baru, bertanya kabar seperti menjadi kebiasaan. Meskipun terkesan basa-basi, tetap saja menyenangkan ketika ditanya. Apalagi jika ditanyakan dengan tulus dari hati. Dan dijawab dengan senyum ikhlas nan sumringah. Maka bisa jadi hari itu akan terlewati dengan mood yang baik sepanjang hari.
“Apa kabar, Mba Nofa?” atasanku, yang setiap aku menghadap, diskusi kami pasti akan dibuka dengan kalimat tanya seperti ini.
Menyenangkan mendengar pertanyaannya. Bukankah dengan aku ada di hadapannya itu berarti dia tau aku baik-baik saja?
Tapi dengan bertanya seperti itu, bolehkah aku beranggapan bahwa dia orang yang peduli dengan bawahan?
Oh, bukan hanya ketika tatap muka saja dia bertanya demikian, tapi via whatsapp pun dia sisipkan kalimat yang sama.
Sesuatu yang tidak pernah aku dapatkan di tempat yang lama.
“Mba Nofa,” kali ini sapa seorang teman pagi tadi. Iya, pagi tadi.
“Dalem,” jawabku singkat.
“Apa kabar hari ini?”
“Alhamdulillah, baik,”
“Mau pulang kampung ngga?” tanyanya lagi. Hemm, aku satu-satunya orang rantau di ruangan kami. Dia yang bertanya juga orang rantau, tapi dia sudah berkeluarga di sini jadi anggap saja aku satu-satunya.
“Mau,” jawabku dengan muka memelas. Mengingat sejak aku di sini, sudah dua bulan, dan sampai sekarang belum ada bayangan kapan kira-kira bisa pulang ke kampung halaman.
“Nanti ya lebaran,” jawabnya dengan muka datar.
Aku balas dengan tatapan tajam. Tentu saja aku akan pulang ketika lebaran.
_
_
_
Hai, kamu.
Padamu, bolehkah aku menanyakannya?
Kamu, apa kabar?
———
Tangerang, 11 Maret 2019
37 notes · View notes
katanofa · 3 years ago
Text
Si overthinking yang apa-apa dipikir.
Ngga ada kapok-kapoknya. Padahal udah tau ujungnya cuma capek sendiri.
1 note · View note
katanofa · 3 years ago
Text
Sedang dalam fase di mana, ngga semua yang kita tahu harus diceritakan.
Diem aja lah. Ikut ngomong juga, yang ngga suka ngga akan percaya.
1 note · View note
katanofa · 3 years ago
Text
Ada sebuah cerita, tentang seorang gadis yang diamanahi untuk menjadi Production Manager sebuah festival besar.
Awalnya, si gadis menolak posisi tersebut karena merasa belum mampu. Tapi, atas bujukan si owner EO tempatnya bekerja, ditambah hati kecilnya sendiri juga sebenarnya ingin, maka diterimalah kepercayaan tersebut.
Waktu berlalu. Si gadis dan tim yang dibentuknya bergerak cepat mempersiapkan segala sesuatu. Membuat konsep, menyusun anggaran, mengurus perizinan, menghubungi talent, menemui vendor, mencari investor, dll. Semua bekerja dengan baik. Semua baik-baik saja.
Sampai tibalah kabar itu. Kabar bahwa tiba-tiba posisi dirinya sebagai Production Manager diganti oleh rekannya yang adalah Koordinator Lapangan.
Kabar yang mengejutkan. Kabar yang membuatnya kecewa karena dia harus mendengarnya bukan dari si owner langsung, tetapi justru dari orang lain. Kabar yang dia dengar, bahkan ketika rekannya yang menggantikan, sudah mulai bekerja di posisinya.
Kekecewaan itu mengantarnya untuk menemui si owner. Dia jelas mempertanyakan. Why? Kenapa dia diganti? Apa alasannya? Kenapa dia tidak diberitahu secara langsung? Kenapa dia dibiarkan tau sendiri ketika semua sudah berjalan?
Kenapa? Kenapa dia diganti begitu saja? Padahal di awal, si owner sendiri yang sangat percaya pada dirinya, bahkan ketika dia sendiri merasa belum mampu.
Kenapa? Kenapa dia dipilih, jika pada akhirnya dia diganti begitu saja tanpa pemberitahuan?
Apakah dia tidak seberharga itu?
.
Akhir kisahnya, silakan berimajinasi sendiri-sendiri.
.
Sabtu, 29 Oktober 2022 13.06
Yang sedang dikecewakan
1 note · View note
katanofa · 3 years ago
Text
Yang pernah nonton badminton langsung di Istora Senayan, ngerasa relate sama rasa kecewa ketika jagoan kalah tanding.
Waktu itu final Indonesia Open. Wakil Indonesia satu-satunya cuma MD Hendra/Ahsan.
Saat akhirnya Hendra/Ahsan kalah, satu istora tentu kecewa. Pertandingan internasional, main di kandang, supporter full, tapi harapan satu-satunya harus tumbang juga.
Tapi sekecewa-kecewanya, semua paham yang bisa dilakukan paling maksimal cuma nangis--buat yg terlalu melow kaya aing. Yang lain malah paling cuma hela napas keras-keras sambil nyeplos, "Yahh!"
Habis itu yaudah, keluar istora tetap dengan damai, lalu pulang ke rumah masing-masing, sembari berharap, di tahun-tahun selanjutnya, Indonesia bisa meraih gelar.
Dah, itu aja. No drama, no tawuran, no kerusuhan, no korban jiwa.
Mari mendewasa, bahkan sesepele perkara jadi supporter olahraga.
.
Turut berduka atas Tragedi Kanjuruhan. Sebuah tragedi besar yang pasti akan sulit terlupa oleh banyak orang hingga bertahun-tahun ke depan.
.
Pbg, 2 Oktober 2022 - 19.30
Sepak Bola Indonesia Berduka. Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun.
1 note · View note
katanofa · 3 years ago
Text
Hi, Tumblr!
Rasanya lama sekali aku tidak menyambangimu. Terakhir kali sepertinya setahun atau dua tahun lalu, mungkin?
Selama itu, tidak ada yang berubah padaku. Barangkali itulah sebab aku belum merasa perlu menyepi dan mencurahkan hati di sini.
Aku masih bekerja di tempat yang sepertinya sudah pernah aku ceritakan. Dengan naik turunnya ritme kerja yang membuatku terkadang terlewat santai atau justru terlewat tertekan, aku masih bertahan, salah satunya tersebab belum ada hal lain yang bisa jadi pilihan.
Aku masih tidak terlalu menyukai berbalas pesan dengan orang-orang. Aku masih perlu waktu berhari-hari untuk pulih jika mengalami hal-hal berat yang menguras emosi dan perasaan. Aku masih terbiasa memikirkan berbagai hal sekaligus yang membuat kepalaku penuh dan berisik tak berkesudahan.
Dan, aku masih menunggu seseorang yang akan melamar.
Yang terakhir itu ... ah, sudahlah. Semoga saja dia lekas datang.
.
.
Pbg - 30/09/22 - 20.20 WIB
1 note · View note
katanofa · 4 years ago
Text
Don't compare yours with others, please!!!
3 notes · View notes