kayuhansepeda

[kayuhansepeda]

Tetap kok, tetap. Tidak ada tandingannya. Yang paling bisa menyembuhkan hati yang tengah sakit, terluka, galau dan futur itu obatnya adalah tetap kembali kepada Allah.

Kalau kamu masih oleng, masih cari-cari alasan, masih tergelincir di jalan, dan masih jauuuh sekali perjalanannya untuk sampai back to Allah, gapapa, aku tahu.. itu butuh proses... dan ingat ya, Allah akan tetap setia untuk menunggu kamu kok.

Pertanyaannya hanya satu, mau sampai kapan?

Yuk, temui Allah, maka tenang, hatimu kemudian.

Dear aku :").

[kayuhansepeda]

Memang, kalau ngeduluin Allah, jadi ringan semuanya.

Alhamdulillah, ruang semesta 12/6/25.

[kayuhansepeda]

Refleksi Idul Adha dan Mimpi-mimpi tinggi Kita.

Setiap kita adalah Ibrahim dan setiap Ibrahim punya Ismail. Ismailmu mungkin adalah rasa bangga pada mimpimu yang tengah kau perjuangkan, hingga rela mengorbankan segala yang kau punya.

Ismailmu mungkin adalah sesuatu yang kau sayangi dan kau pertahankan di dunia ini.

Kau tahu? Layaknya Kisah Nabi Ibrahim, Allah tidak memerintahkannya untuk membunuh Ismail, Nabi Ibrahim hanya diminta Allah untuk membunuh rasa kepemilikan terhadap anaknya, Ismail. Karena hakikatnya semua adalah milik Allah.

Begitu juga mimpimu, begitu juga keinginan-keinginanmu. Tiap manusia punya keinginan kebaikannya sendiri-sendiri. Tapi apakah itu berujung pada ridha Allah? Apakah nantinya akan membuat kita semakin bertakwa? Karena tidak selamanya jalan yang kita inginkan kadang mengarah pada ridha-Nya.

Maka, saat Allah belum memberikan mimpi atau keinginan yang kita harapkan, mungkin itu tandanya Allah ingin merefleksikan hati sekaligus menata niat kita pada pemahaman yang benar dan hati yang ikhlas.

Selamat Idul Adha 1441 H.

💙, kayuhan sepeda

[kayuhansepeda]

Sebab dunia hanya akan tepuk tangan saat kita sedang naik, namun Allah akan tetap ada dan memeluk saat kita sedang jatuh.

Iya juga ya..

Terkadang, saat tidak dianggap, berkarya sendirian menjadi paling menyenangkan.

Mengingati juga bahwa, ada niat yang bukan orientasinya manusia.

Meski peran kita hanya seperti bayangan, ingat ini saja pemeran utama tidak ada tanpa pemain kedua, ketiga dan sejumlahnya.

Karya dan manfaatmu selalu akan sampai pada hati dan tempat yang tepat.

Jadi sayangku, tenang saja, ada Allah.

Musim panas 2023, aku belajar lagi dari teman kecil yang selalu rapi dalam mengerjakan tugas labnya.

Sebab, selalu ada sesuatu tentang sebuah jalan. Jalan yang terlihat saat baru hujan.

[kayuhansepeda]

Bahkan napasmu ga dihitung sama orang lain kok. Tapi kamu juga ga hidup buat dihitungin orang. Ga apa-apa jalan pelan, asal tetap jalan. Bumi terus muter, tapi kamu ga harus ikut lomba. Kamu cukup, "masih jadi kamu".

Universe, on may 2025.

[kayuhansepeda]

Meluruskan Pemahaman, dan sebuah tentang  Menggagas Pemimpin  Era Millenial. Sebuah tulisan serius.

Ah, generasi emas saling menolak menjadi pemimpin. Hari ini, di negeri ini berapa banyak yang berebut kekuasaan. Tak mengapa asal syaratnya: kompetensi & iman. –dikutip dari @leadershipclasses

Dan kamu harus tahu menjadi pemimpin itu tidak ada sekolahnya, maka jadilah pemimpin yang berwatak - dikutip dari  Prof. Dr. Din Syamsuddin

Jadi ini kali keduanya aku memiliki  kesempatan mengikuti event bertema kepemimpinan saat di Jogja diacara Young Leader Energy Camp dan hari ini di Bandung Leadership Talk, keduanya tentu memiliki atmosfer yang berbeda. Event di Jogja lebih mengarah ke sisi saintisnya sedangkan di Bandung lebih menonjol spektrum sosialnya, tapi tentu saja aku tidak akan membahas perihal ini hanya saja.. aku jadi ingin berkata, aku sangat setuju dengan pendapat jika Jogja dan Bandung adalah sebaik-baik tempat untuk jatuh cinta, tentu saja cinta ilmu weehehe *oke mulai serius*

Mungkin pengalaman kemarin dan hari ini akan menjadi momen paling berkesan. Dan membuat serebrumku memahami dengan baik bahwa menjadi sorang pemimpin adalah amanah besar, amanah yang akan memuliakanmu atau menghinakanmu. Pemimpin adalah ia yang segala pergerakannya adalah perhatian bagi yang lain, menjadikan ia dicintai atau tak dicintai.

Hari-harinya adalah tuntutan dari masyarakatnya, hari-harinya adalah pengabdian, hari-harinya adalah menjadikan dirinya sendiri prioritas nomor sekian. Pokoknya menjadi pemimpin adalah seseorang yang telah selesai dengan dirinya sendiri

Ah ya, aku tak pernah tau bagaimana rasanya menjadi seorang pemimpin, yang berada diatas paling tinggi pada sebuah struktur di gedung parlemen itu, bagaimana menjadi nahkoda untuk mengemudikan jalannya kapal akan berlayar, seruan anak kapal yang panik melihat ombak besar atau gunung es, baik atau tak baik seorang pemimpinnya terlihat apakah ia bisa melewati ombak atau gunung es itu.

Aku ini yang hanya bisa dibilang remahan sisa bubuk makroni yang berani-beraninya menuliskan masalah ini. Ya, pemahamanku masih dangkal. Dulu aku pernah menghujat bahwa politik itu kotor, tapi kakak keduaku mencemariku dengan pendapatnya politik itu kotor tergantung siapa yang berperan didalamnya, lihatlah bagaimana cara Rasulullah berpolitik, jadi kamu masih mau bilang kalo politik itu kotor? Bagaimana sikapmu saat itu, ketika kau masih bau kencur beranjak dari esde ke esempe dan memiliki pemahaman seperti itu dan ketika diracuni pendapatnya aku bersikap seolah menerima saja, padahal masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Tapi hari ini aku paham, bagaimana Bu Popong salah satu anggota DPR yang sudah meracuni serebrumku dengan terang-terangan beliau bilang “kalian harus tahu, bahwa politik adalah kepentingan Kalian tidak bisa menghindar, kalian harus masuk kedalamnya, karena siapa lagi yang akan menggantikan orang-orang baik yang memegang peran itu.”

Terimakasih sudah meracuniku dengan racun terbaik, menjadi pemimpin bukan soal pangkat tetapi soal karya, begitu kata bapak Sudirman Said mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Ah, memang ya ilmu yang didapat di lingkungan informal itu lebih penting dibanding di formal menurutku sih, karena itu yang bikin kamu jadi LO BANGET, karena belajarnya setiap se-femtodetik, dan hikmahnya juga ngena sampai ke hati. Jadi besok udah siap jemput ilmu di Venetie Van Java? Ndak apa, mimpi aja dulu mumpung gratis. Karena setiap diri adalah seorang pemimpi(n) Dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpi(nan) itu.

Sejarah panjang pemuda adalah momentual tentang perubahan. Satu hal, bahwa perubahan nyatanya diprakarsai oleh kepemimpinan pemuda. Oleh karena itu menggagas dan menyiapkan pemimpin era millenial adalah investasi masa depan paling berharga. Dan tantangan kaum millenial hari ini adalah dirinya sendiri, yang memiiki sifat cuekisme, easy going, lemah attitude, dan teoritisnya. Dan pahamiah bahwa kita memiliki karakter yang senang berkolaborasi dan lebih suka mencari makna aktivitas  yang dilakukannya.

Last one, menjadi pemimpin itu gratis karena mimpi itu gratis hanya saja kamu perlu membayarnya dengan mempersiapkan dirimu. Menjadi pemimpin juga adalah tentang amanah, dan jika amanah adalah rasa, pilihlah rasa yang benar-benar favoritmu artinya tetap menjadi diri sendiri sesuai kapasitas, selamat berperan bukan baperan. Karena minimal, kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri.

Selamat mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang amanah millenials!

Semoga kita menjadi seseorang yang di kepalanya ada ilmu, di hatinya ada takwa, dan di tangannya ada segala perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus dan bahagia. Aamiin. Dikutip dari teh @novieocktavia

[kayuhansepeda]

Tak ada tempat yang lebih hangat dari pelukan “mama”. Tak ada perlindungan yang lebih kokoh dari dekapan “ayah”.

Universe, 23/3/25 kayuhan sepeda.

[kayuhansepeda]

Diam-diam sebelum tidur, selalu mengecek napas mama, eh yang pergi duluan malah ayah.

Teganya :”) lagi kangen ayah.

[kayuhansepeda]

Clock Strikes! Tentang waktu.

Nanti, nanti lagi. Jika kau menemukan suatu keadaan yang membingungkan dan merasa kacau. Lalu kau berpikir bahwa ini tidak baik, jangan hilang, jangan pergi, jangan seolah-olah tidak mau peduli lagi tersebab kamu merasa sendiri. Jangan, jangan merasa seperti itu lagi.

Pergilah, katakan semuanya padaNya. Terkadang yang terlihat kuat butuh dikuatkan bukan? Lalu kepada siapa lagi kau bergantung jika bukan pada Dia, sang Maha Kuat?

Nanti, nanti lagi. Jika kau menemukan lingkungan baru dan terjadi masalah seperti itu lagi, ingat-ingat lagi. Bahwa Allah selalu mengirimkan perantara terbaikNya (teman-teman baikmu yang selalu menguatkan) bahwa kau adalah manusia pilihanNya yang diamanahkan peran tersebut.

Sekacau apapun keadaannya, serumit dan sesakit apapun kondisinya, memintalah hanya padaNya. Pintakan selalu untuk dikuatkan pundaknya dan pintakan untuk selalu dipertemukan dengan orang-orang baik.

Terkadang pikiran-pikiran negatifmu itu yang malah membuatmu semakin mengecil dan merasa remeh, lalu kau merasa tidak akan ada efek apapun nantinya. Padahal sungguh, ketika kau menyadari apa yang harus kau perbuat untuk memulai segalanya kembali, (mungkin) itu adalah hidayah dariNya.

Shof kau tahu tidak? Aku tidak pernah sepeduli ini pada manusia jika mereka bukan orang-orang terdekatku. Tapi tidak tahu kenapa, kalimatmu sore itu setelah halaqah kemarin membuatku tergugu, otakku mati rasa, merasa teracuni seakan ada energi yang masuk pada lapisan celebrumku. Kau hanya mengatakan, “jangan hilang, niatnya untuk nolong aja. Karena kita tidak tahu waktu mana yang paling berkah dimataNya. Ya aku ngerti kayak buang waktu, tapi engga boleh kaya gitu.”

Shof, untuk akhir sisa masa kuliahku aku ingin semua waktuku selalu dalam keadaan berkah. Kau benar shof..

Bahkan ibuku mengatakan tentang pendapat waktu baginya dibalik gawai. “Waktu itu terbagi 4, nak. Pertama untuk Allah, kedua untuk diri sendiri, ketiga untuk keluarga, keempat untuk oranglain.”

Selamat berperan dan mengembara di zona waktumu. Kita hidup di semesta yang sama, namun tempat peran kita berbeda-beda. Selamat bertumbuh, yang ikhlas ya, harus karenaNya, gaboleh karena yang lain.

Kamu tidak pernah sendiri. Hanya saja, kamu terjebak dalam pikiranmu yang merasa sendiri itu. Sekarang setelah menuliskan ini semua, kembalilah tegak, sungguh diluar sana masih ada yang menanti peranmu. Pergi! Jadilah yang pertama. Harus karenaNya tapi ya!

___________

Treat people the way you want Allah to treat you. Be merciful to others and Allah will be more merciful to you. Forgive others and Allah will forgive you. Conceal the faults of others and Allah will conceal your faults. Spend on others and Allah will spend on you. Assist others and Allah will assist you. Protect and support others and Allah will protect and support you. Recognize your relationship with the creation as an extension of your relationship with the Creator and the world around us will experience increased compassion and harmony.

Suleiman Hani

[kayuhansepeda]

Anak Ayah

Ayaaaah, kemarin aku bonceng seniorku di sini. Ada momen yang bikin ketawa, tapi entah kenapa, ada juga rasa yang tiba-tiba menyelip di dada. Pilu.

Pas aku mau parkirin motor, seniorku nyeletuk, “Bisa ga?” tanyanya santai sambil tersenyum.

Yah, anakmu ini masih aja kaku soal parkir-memarkir. Padahal dulu, kamu yang pertama kali mengajarkan lebih dulu sebelum menyalakan mesin. Ingatan itu masih jelas, ketika kamu bilang, “Pakai hati ya, Sa. Rasa-rasain. Belajar sepeda, motor, mobil, kali ini harus pakai perasaan.”

Tapi nyatanya, sampai sekarang tangan ini masih kaku, gerakanku belum juga luwes.

Tahu ngga yah, aku jawab apa kemarin?

“Bisaa dong, Kak. Kan akuuu ANAK AYAH.”

Seniorku tersenyum lebar. Sementara aku, tiba-tiba saja, sesak.

Bajingan ya Yah? Hehe. Aku masih berani bilang begitu. Masih bangga, walau kamu udah nggak ada di sini. Tentu saja akan selalu bangga menjadi anakmu. Sampai kapanpun.

Tapi tau ngga, Yah? Yang bikin aku belum bisa sepenuhnya menerima kamu pergi lebih dulu ke tempat yang jauh lebih baik, adalah karena pikiranku sendiri yang rumit.

How could it be, dad? After you found your eternal rest, I became the soul most burdened by your absence. My thoughts kept drifting back to one aching truth: I am now a “Daddy’s girl with no Daddy.”

This didn’t make logical sense to me:

I couldn’t be defined by someone who was no longer with me. How could I still be shaped by someone who no longer walks this world?

However, I also didn’t want to give up and stop being a “Daddy’s girl”.

It was a confusing, painful, and deeply stuck place to be.

Ayah, kamu masih disana kan? Dibelakangku? Memelukku? Dan menjagaku? Kan??

Ruang semesta, Februari masih basah saja.

[kayuhansepeda]

Ayaaah, kita belum ngepodcast bareng, studio di rumah juga belum beres, please come back home.

Jebaaallll..

Surga ada jam besuknya gaaa? Akuu mauuu kesanaaa.

Yaaah? Denger aku, kan?

[kayuhansepeda]

Ra, apa kabar? Aku tak baik sekarang. Semenjak ditinggal pergi oleh ayah semuanya jadi kacau.

Ra, andai masih bisa saling berbagi cerita, kamu pasti akan menjadi orang pertama yang hebat dalam mendengarkan dan memeluk dengan kata-kata.

Ra, selain ayah dan kamu, siapa ya yang akan menjadi teman sparing logikaku?

Ra?

[kayuhansepeda]

Bagi orang yang pernah ditinggalkan orang yang disayang, definisi hidup adalah hanya tentang melanjutkan hidup.

Ruang semesta, 17125.

[kayuhansepeda]

Semenjak ayah pergi, aku jadi engga takut meninggal dan gagal.

Kita tidak pernah tahu tentang kematian. Dia dapat menyambangi yang tua maupun muda. Sama juga seperti rasa sakit. Maka, memang ujian sakit itu selalu menjadi hikmah sebagai pengingat kematian, juga bahwa harga dunia sangat tidak ada apa-apanya.

Ruang semesta, musim semi 2024 sedang sakit-sakitnya.

[kayuhansepeda]

Ayaaahh, nanti ini arahnya kemana ya?😭

Takdir pahit tak memberi ruang untuk persiapan; ia datang tiba-tiba, sebab di sanalah kita belajar menghadapinya.

Takdir pahit tak butuh teori panjang; diam-diam ia menuntut penerimaan dari hati yang lapang.

Takdir pahit boleh dihadapi dengan cara yang berbeda untuk setiap pemiliknya.

Bagianku; akan kuhadapi sambil nangis ngumpet-ngumpet. Sambil nonjok angin.

[kayuhansepeda]

Dunia jadi jahat banget. Ayaaaaahhhhhh😭

dulu nggak relate bgt ketika denger bapak/ayah/abi temen-temenku meninggal. sekarang, setelah bapak meninggal, oh ternyata rasanya sekosong ini, ya. emang sih, yang belum ngerasain tuh bakalan datar, sampai kejadian itu datang sendiri. wah, dunia seperti porak poranda.

[kayuhansepeda]

Takdir pahit tak memberi ruang untuk persiapan; ia datang tiba-tiba, sebab di sanalah kita belajar menghadapinya.

Takdir pahit tak butuh teori panjang; diam-diam ia menuntut penerimaan dari hati yang lapang.

Takdir pahit boleh dihadapi dengan cara yang berbeda untuk setiap pemiliknya.

Bagianku; akan kuhadapi sambil nangis ngumpet-ngumpet. Sambil nonjok angin.