Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Semua orang melupakan suatu hal yang penting...
Kita gak peduli pada apa yang dinamakan proses, tapi hanya peduli pada apa yang dihasilkan...
Mau proses nya seribet apa, yang penting inputnya apa dan outputnya apa...
Kita lupa berkaca apakah sebuah data bisa diambil tanpa bertanya, tanpa di - cross check
Apalagi mau dikatakan data itu cepat dan akurat...
Memang semudah bikin mie instan? Bahkan mie instan aja perlu 3 menit sebelum matang... Bukankan itu yang dinamakan proses? Menunggu diolah...
0 notes
Text
#1
Terkadang kita lupa bahwa kita itu sebenarnya manusia
Namun di saat kita bercanda dan menganggap bahwa diri kita itu lebih dari yang lainnya
Kita itu sejatinya sama di mata sang pencipta
Tinggal bagaimana kita mensyukurinya...
0 notes
Text
https://teguhwicaksono.com/2020/02/18/meng-konten-kan-musik-me-musik-kan-konten/
Review Terkait Hindia (lagi)
0 notes
Link
Untuk Lagu Hindia - Secukupnya bisa dicek disini yak, langsung dari pengarangnya, Baskara Putra...
0 notes
Text
Tepat mimin setuju dengan tulisan ini...
Ini juga jadi reminded for mimin...
And ini bisa jadi tambahan buat postingan mimin sebelumnya yak...
Review Lagu #1 tentunya
#MinOne...
Tulisan : Pekerjaan Kita
Pekerjaan itu sejatinya tidak diukur pada seberapa besar angka yang dihasilkan, tapi pada manfaat, nilai, dan keberkahan apa yang bisa didapat dan timbul dari pekerjaan itu. Sesuatu yang mungkin tidak menarik untuk kita bahas. Andai semua orang mengejar gaji ratusan juta per bulan, kita mungkin akan kehilangan guru-guru di sekolah. Kita kehilangan pengajar di pelosok-pelosok daerah. Kita kehilangan tenaga-tenaga medis yang bekerja untuk kesehatan orang lain tapi mengabaikan kesehatan dirinya sendiri.
Kita juga akan kehilangan orang-orang yang mewakafkan dirinya pada jalan dakwah, yang mengajarkan nilai-nilai agama di kampung-kampung. Juga kepada anak-anak kita di tengah ambisi para orang tua yang ingin anak-anaknya menjadi penghafal diusia belia.
Pekerjaan itu, andai kita benar-benar memahami apa yang timbul darinya. Ukuran kita tidak lagi uang, saat kita bekerja bukan karena butuh uangnya. Tapi kita tahu, kita bekerja karena kita ingin menjadi bermanfaat.
Semoga nanti kita semua sampai ditahap itu. Saat kita bekerja bukan karena tuntutan kebutuhan hidup, bukan karena tekanan sosial dan keluarga, bukan karena kita ingin memiliki harta sebanyak-banyaknya. Tapi karena kita tahu, ada pahala yang besar dari pekerjaan yang akan kita tekuni sejak hari ini sampai tua nanti. ©kurniawangunadi | 6 Februari 2020
1K notes
·
View notes
Text
Review Lagu #1
Setelah sekian lama tidak mengirimkan tulisan di tumblr, kali ini admin menghadirkan tulisan yang fresh. Dan ini adalah review lagu... Lagu pertama yang akan kita review adalah lagu yang menjadi favorit dari admin beberapa minggu terakhir, yaitu :
Hindia - Untuk Apa/Untuk Apa?
Link Video Lirik : https://www.youtube.com/watch?v=wCwBwLmPqdY
Rumah ini dahulu sederhana Ruang demi ruang dibangun bersama Dua baris lirik pertama yang membuat admin memikirkan dua hal terkait hal ini, rumah diibaratkan sebagai organisasi dan juga keluarga, ruang diibaratkan sebagai relasi atau hubungan antar sesama manusia.
Angan-angan yang dulu mimpi belaka Kita gapai segala yang tak disangka
Dua baris berikutnya adalah sebuah hal yang menjadi masa lalu dan tercapai karena keluarga atau pun organisasi terbentuk karena orang-orang yang di dalamnya memiliki satu tujuan, satu impian, dan satu harapan, hingga menggapai impian tersebut.
Tak sadar menimbun yang lebih berharga Berdiri di atas yang lebih bermakna Tapi terkadang karena melampaui harapan, kita melupakan suatu hal yang lebih bermakna...
Anak tangga yang berlebihan jumlahnya Mendaki terus entah mau ke mana?
Dan ini ditanyakan oleh Baskara Putra / Hindia, kita sudah melampauinya, tapi terus bergerak ke atas, tanpa kita tahu bahwa tujuan kita sebenarnya telah tercapai sedari lama.
Dan kau selalu bertanya untuk apa? Mengelak, kerap kutemukan jawabnya
Seseorang berusaha menyadarkan kita, “Untuk apa kita berusaha melangkah terus menerus?” Tapi apa daya kita tak bisa menjawab hal tersebut... Medusa dan semakin keras kepala Seakan hidup hanya untuk bekerja
Ini diibaratkan orang yang mengejar sesuatu tanpa memikirkan bahwa ada orang lain yang juga butuh waktu untuk dirinya sendiri, waktu untuk keluarga, waktu untuk teman-teman... Tujuan hidup kita memangnya hanya untuk bekerja?
Mengejar mimpi sampai tak punya rasa Mengejar mimpi sampai lupa k'luarga Mengejar mimpi lupa dunia nyata Mengejar mimpi tapi tidak bersama
Dengan mengejar impian yang semu, mereka meniadakan perasaan saat bekerja, melupakan bahwa mereka memiliki keluarga (orang lain), melupakan bahwa mereka memiliki teman, saudara, tetangga, bahkan rekan kerja yang butuh uluran kasih mereka, serta melupakan apa arti kebersamaan itu.
Padahal katanya uang takkan ke mana Jika memang rezeki, ya 'kan ditransfer juga
Dua baris lirik ini jelas sangat tegas bahwa hidup bukan tentang uang, dan jika memang rezeki pasti akan datang pada saatnya.
Namun dikejar terus seakan satwa langka Di prosesnya melintah lupa jadi manusia
Orang yang ada di posisi ini mementikan harta benda hingga akhirnya dia mengais-ais serta mengupayakan segala cara untuk mendapatkan harta tersebut.
Melihat Hawa jadi panas lupa cuaca Tertiup angin buah jatuh digigit juga Seakan perlu banyak seperti Dewa Siwa Padahal manusia hanya bertangan dua
Keempat baris lirik ini menggambarkan bahwa nafsu keserakahan manusia sampai titik di mana bahkan menghalalkan segala cara (bahkan cara kotor sekalipun), kalau perlu berada di dua tempat berbeda dalam satu hari. Kasur yang luas tapi bangun sendiri
Hal ini menggambarkan seseorang yang karena mengejar harta benda, dia melupakan partner yang menemani kehidupannya.
Mobil baru mengkilap tanpa penumpang di kiri
Meneruskan lirik sebelumnya, seseorang hingga dapat membeli mobil namun tidak memiliki penumpang... Sekali lagi hal ini kalau menurut mimin, terkait partner hidup...
Banyak sepatu minim privasi susah pergi
Beli banyak sepatu yang juga diibaratkan sebagai barang, tapi sudah terikat dengan pekerjaan hingga akhirnya waktu untuk privasi (diri sendiri) tidak ada...
PS4, Nintendo Switch tanpa player dua Beli barang yang sebenarnya bisa dipakai bersama-sama, tapi karena kesibukan pekerjaan gak ada yang menemani sama sekali, hingga melupakan apa yang namanya pertemanan...
Dan dahulu kau bertanya untuk apa? Lalu kuperhatikan ini semua Barang mahal yang tidak ada harganya Dan sekarang ku bertanya untuk apa? Reminder for mimin sendiri : buat apa beli barang mahal tapi percuma karena tidak pernah digunakan, sekali lagi pertanyaan yang tepat adalah : “Lalu untuk apa?”
Terlepas apa yang engkau percayai Tetap takkan ada yang dibawa mati Kembali ke tanah dan tumbuh cemara Mana saja harta yang lebih berharga
Harta benda, kekayaan, rumah, mobil, dan lainnya itu tidak akan dibawa mati, karena nantinya kita akan kembali ke tanah pada saat nanti kita ke alam lain...
Menimbun surga yang tak bisa dibagi Akhirnya pun wafat sendiri-sendiri
Harta kekayaan itu tidak bisa dibagi, nanti juga pada saatnya akan mati satu per satu... Gak ada yang namanya mati membawa harta yang bisa dibagi bersama... Sekali lagi ini akan menunjukkan ketegasan terkait pernyataan bahwa nantinya di alam sana, kamu harus bertanggung jawab dengan perbuatanmu di dunia...
Mengangkat ikat rambutmu yang tertinggal Di lengan kiri mobilku, terakhir kita menonton Jariku tak juga kuat, sungguh janggal Lebih berat dari seribu ton Satu dari ribuan hal kecil Yang sekarang menjadi terampil
Enam baris ini masih belum mendapatkan pemahaman... Ada yang paham?
Menggosok garam di atas luka Dulu tak ada apa-apanya
“Menggosok garam di atas luka” sebuah kiasan yang mengingatkan akan kepedihan sebuah cerita seseorang yang ditinggalkan karena sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.
Rute pagi yang dahulu ceria
Kita mungkin dulu pernah merasakan kehangatan dan keceriaan saat diantar atau mengantar oleh keluarga kita...
Menu favorit kini hambar rasanya
Karena terpaku pada ponsel masing-masing, ya makan bersama rasanya tidak lagi bermakna...
Foto yang tak berani dilirik mata
Kenangan lama yang mengiris luka hati dan membuat pedih tentu akan membuat foto kenangan bersama tidak akan dilihat
Kontak sekarang jadi sebatas nama
Kontak ya cuma sekadar sebatas nama, istilahnya “saya tidak butuh kamu, jadi buat apa kita bertukar pesan...”
Masing-masing selamat dan bercerita Namun tidak lagi Miliki bersama
Berkumpul mungkin sering, mengungkapkan cerita yang terjadi di dalam aktivitas atau kegiatan sehari-hari, tapi ya hanya bercerita. Tapi apakah mereka bisa memahami apalagi terkadang, perumpaan “masuk telinga kiri, keluar telinga kanan” sudah menjadi lumrah di zaman modern ini...
Cepat namun sendiri, untuk apa? Bersama tapi meracuni, untuk apa?
Kadang-kadang kita lupa untuk memahami bahwa di dunia ini kita punya teman, keluarga, rekan kerja, dan lain-lain...
Sepertinya itu untuk saat ini... Terima kasih, guys, untuk waktunya yang terbuang percuma...
PS. Ini cuma sebatas review berdasarkan mimin, jadi jika ada yang punya interpretasi lain terhadap lagu ini, silakan comment aja...
#MinOne
0 notes
Text
Dinamika Kehidupan (1)
Terkadang sebuah karya dianggap rendah dan sebelah mata oleh orang lain, sebuah karya yang tidak berguna atau pun, padahal terkadang dalam proses pembuatan karya tersebut, seseorang bisa mengorbankan waktu untuk hal tersebut
1 note
·
View note
Text
Pemindahan Ibukota Negara
Dari awal berdirinya Republik Indonesia, pemindahan ibukota menjadi angan-angan petinggi negara. Presiden Pertama yang menginginkan Palangkaraya, Kalimantan Tengah sebagai ibukota negara, Presiden Kedua yang menginginkan Jonggol, Jawa Barat sebagai ibukota negara. Yogyakarta dan Bukittinggi (secara de jure) pernah menjadi ibukota negara.
Jakarta yang posisinya sekarang ibukota, rencananya akan dipindahakan ke Kalimantan Timur.
Lalu apa penyebabnya :
1. Kepadatan penduduk
2. Kemacetan lalu lintas
3. Rawan Bencana (banjir, kebakaran, dll)
Kalimantan dipilih menjadi ibukota negara tapi terdapat resiko yang belum dilihat oleh petinggi kita saat ini, yaitu Keamanan negara...
Pulau Kalimantan adalah satu-satunya pulau yang dimiliki oleh tiga negara (Indonesia, Malaysia, Brunei). Pulau ini juga dikenal karena konflik kepentingan, sebut saja Konflik Sipadan-Ligitan, dekat dengan Kepulauan Spratly yang diperebutkan negara di Kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok/China. Ditambah dengan kerajaan Sulu (kerajaan yang ada di negara Filipina) hang ingin mencaplok sebagian kawasan Malaysia Timur (atau wilayah Malaysia yang ada di Pulau Kalimantan/Borneo).
Tentu saja pemindahan ibukota ini harus melihat kekuatan militer, tak hanya melulu soal kawasan rawan bencana dan hal lain. Keamanan negara juga menjadi satu prioritas karena kita berpindah ke pulau yang tak hanya milik satu negara, tapi tiga negara.
Hal ini juga dapat dinilai dari keberhasilan negara lain memindahkan ibukotanya. Keberhasilan mereka karena pemindahan mereka yang istilahnya masih satu wilayah (tanah, pulau, benua).
Tapi jika sudah diperhitungka kemampuan militer untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara bila terjadi perpindahan ibu kota negara, silakan lupakan perkataan kami tadi.
Kawasan Sarinah - Jakarta, 24 Agustus 2019
0 notes
Text
monolog siang hari
Aku ingin pergi, tapi tak bisa pergi... Tiba-tiba kamu bertanya dengan mudah, "kenapa?" Kamu tanya kenapa? Ya, karena kamulah, aku tak bisa pergi ke tempat yang ingin ku kunjungi... Tapi kamu tak kunjung tiba sampai saat ini... Sampai di mana sih kamu? Atau kah kamu lupa atau tidak tahu tempatku sekarang berada? Seingat ku beberapa hari lalu kamu datang kepadaku dan membawa banyak kenangan...
Lagipula kalau kini aku berangkat, rasanya sudah terlambat dan nantinya aku pulang hanya dengan tangan hampa karena kamu menginginkanku segera menemuimu...
0 notes
Text
Bersyukur
Beginilah yang namanya perjuangan, terlebih kita berada di titik tertinggi dan mendapatkan predikat sebagai yang terbaik dari yang lainnya. Kita memilih untuk berkompetisi, terkadang kita lupa apa yang kita korbankan... Waktu, keringat, tenaga, teman, keluarga, orang yang kita sayangi, hingga orang yang menjadi lawan kita. Kita patut bersyukur mendapatkan hasil seperti ini, berbangga boleh, tapi jangan jadi sombong.
Tuhan tahu yang terbaik buat kita. Tuhan tahu masa lalu kita, entah itu gelap gulita layaknya malam atau pun terang benderang layaknya siang.
Sejarah kelam membuat kita seperti ini, membuat kita kuat dan tegar menghadapi rintangan kehidupan ini...
Jangan takut untuk maju ke depan, ingatlah masa lalumu... Dan bersyukur karena itulah yang membuat jati diri kita sekarang.
0 notes
Text
Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan, entah itu dengan penuh canda dan tawa, duka dan tangis, ataupun amarah dan kecewa...
Kepingan Kisah
1 note
·
View note
Text
Antara Kopi dan Kenangan
Sejenak ku langkahkan kakiku ke beranda, bukan hanya untuk memandang matahari terbenam seperti yang dilakukan orang yang suka mendaki gunung. Tapi hanya menikmati kopi yang ku seduh sambil mengingat tentang dia yang ku rindukan. Entahlah kapan lagi, aku bisa bertemu setelah rasanya dia pergi seperti tak ingin melihatku lagi.
Sejenak ku sedikit terhenyak, air hujan turun secara tidak bisa-bisa membuat banyak orang yang sedang mengendarai motor panik karena bimbang untuk mengenakan jas hujan atau tidak. Tapi bukan itu yang membuatku terhenyak, aku teringat di saat seperti inilah dia pergi.
“Hmmm… Sepertinya kita tidak bisa bersama lagi…” ucapnya membuatku mundur teratur.
“Maksudnya?” ucapku tak percaya dengan ucapannya saat itu.
“Kita berpisah sampai di sini saja…” ucapnya membuatku terdiam di tengah taman. Tak lama kemudian, hujan gerimis menerpaku dan tangisan dari mataku jatuh terbendung ke arah pipi.
Layaknya saat itu, aku menyeruput kopi pahit yang mengingatkan aku dengan kenangan pahit itu.
“Terkadang kita tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi yang pasti setiap pertemuan menghadirkan paling tidak dua insan yang akan berinteraksi dan pastinya akan ada perpisahan entah itu menyenangkan, menyedihkan, menjengkelkan, atau menyisakan luka.”
Ah, iya, tahukah kalian lagu yang ia kirimkan setelah itu, sebelum dia memblock seluruh akun media sosialku. Lagu yang membuatku semakin terlarut dalam kesedihan. Here we go…
Kutahu ini menyakitkan
Meninggalkan luka yang dalam
Tapi kutahu engkau pasti bertahan
Hidup bukan untuk bersedih
Engkau hanya harus memilih
Meskipun harus menahan perih
Yang dalam
Reff:
Tolong pahami ku harus pergi
Meninggalkanmu meniti sepi
Walau terluka, perih mendera
Tapi ku harus meninggalkanmu
Aku tak akan menyalahkan
Setiap detik pertemuan
Karena itu kesalahan yang indah
Hidup bukan untuk bersedih
Engkau hanya harus memilih
Suatu saat kan kau temui yang pasti
(Jikustik – Meninggalkanmu)
Aku tak tahu maksudnya, tapi yang pasti… Jika aku dan dia bertemu suatu saat nanti, aku akan memafkannya…
Lalu tahukah kamu yang ku kirimkan kepadanya, lagu ini…
Apakah kini semua telah berakhir
Kau yang selalu mewarnai hariku
Aku terdiam tak mampu tuk berkata
Apa ku harus berhenti mengejarmu
Ku tahu ini semua tak akan mudah
Namun asaku takkan pernah menyerah
Meskipun perih terus menghujam hati
takkan menghindar dan tak akan kusesali
(Biarkan Aku)
Lalu lagu ini…
Entah apa yang kurasa semua begitu nyata,
ada yang kurasa hilang, dirimu…
Dan aku pun terus melangkah, berjalan tanpa tujuan
Ingatlah masa lalu yang indah denganmu…
Walaupun tanpamu kini ku ingin tetap bertahan
Walau kau tak disini, ku coba bertahan…
(OST 3K1K)
Tahukah yang dia kirimkan padaku untuk balasannya, lagu ini…
Aku percaya takdir menemukan kita,
membuatkan bingkai indah kisah kita berdua,
saat bersama dan selalu tertawa.
Tapi takdir juga yang memisahkan kita,
dengan mudahnya kita dibuat tak berdaya…
(After Rainbow – Dulu Pernah Ada)
Dan begitulah kisahku dengan dirinya…
Aku akan menyanyikan lagu ini sambil menyeruput kopi hangat di waktu senja…
Ingat aku, saat kau lewati…
Jalan ini, setapak berbatu.
Kenang aku, bila kau dengarkan…
Lagu ini, terlantun perlahan
Barisan puisi ini adalah yang aku punya …
Mungkin akan kau lupakan atau untuk dikenang.
Ingat aku bila kau terasing,
dalam gelap keramaian kota
Tulisan dariku ini, mencoba mengabadikan,
mungkin akan kau lupakan atau untuk dikenang.
(Jikustik - Untuk Dikenang)
1 note
·
View note