kingkonglepas
79 posts
Kingkong Lepas is a travel blog by Gregorius Danang Prasetyanto | Embrace every moment | For inquiries or ask about traveling please contact: [email protected]
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Norwegia, Nggak Selalu Salju dan Aurora

Kalau nyebut Norwegia pasti di sudah terbayang dingin, salju, dan aurora. Nah kali ini saya mencoba membahas Norwegia di kala musim panas. Jadi nggak akan ada tuh Aurora atau salju salju yang terlalu tebal. Hehehehe. Salah satu negara paling bahagia di dunia ini punya banyak hal menarik untuk di nikmati ketika musim panas. Saya berangkat sekitar akhir bulan Juni selama 9 hari untuk menjelajahi 3 kota di Norwegia, Yaitu Bergen, Stavanger, dan Oslo. Saya berangkat dari London kemudian menuju Bergen dengan penerbangan langsung dari british airways. Penerbangan memakan waktu sekitar 2 jam. Sampai di Bergen tidak sulit untuk menuju penginapan airbnb saya. Hanya perlu naik bus untuk ke tengah kota. Tapi karena waktu check in masih jam 3 sore akhirnya saya berkeliling kota dulu. Kesan pertama mengenai Bergen ini adalah kota pelabuhan yang terawat dan colorful. Cantik banget. eksplor daerah Bryggen yang terkenal dengan bangunan yang berjajar dan berwarna-warni. Ini mengingatkan saya dengan Nyhavn di Copenhagen.




Selama musim panas di Norwegia ini waktu siang hari akan sangat panjang. Matahari terbit pada pukul 3.30 pagi dan akan terbenam pada pukul 11.30 malam. Jadi kita punya banyak waktu untuk mengeksplor kota Bergen. Suhu di bulan Juni dan Juli pun sangat bersahabat. Sekitar 12-20 derajat. Jadi walaupun matahari bersinar cerah, namun suhunya masih sejuk. Setelah check in di penginapan Airbnb, saya kembali mengeksplor kota Bergen ke daerah fish market dan kemudian menggunakan funicular untuk menuju ke Mount Fløyen. Saya membeli Bergen card untuk 48 hari yang di dalamnya sudah termasuk gratis untuk naik bus di dalam kota Bergen dan diskon ke beberapa toko dan tiket masuk ke beberapa tempat wisata. Pemandangan dari Mount Fløyen ini sangat indah karena satu kota bergen bisa terlihat dari atas.


Hari kedua saya manfaatkan untuk mengeksplor Fjord di Norwegia. Bergen adalah satu tempat di Norwegia yang terkenal dengan Fjordnya. Apa sih Fjord? Nah Fjord ini diambil dari bahasa Norwegia yang berarti semacam teluk yang terbentuk dari lelehan gletser atau es dan mengeras menjadi seperti tebing. Nah untuk mengeksplor Fjord ini saya menggunakan Kapal yang akan mengarungi Fjord yang terdapat di sekitar Bergen. Ada 2 jadwal fjord cruise untuk half day trip. Jadi bisa ambil yang jam 8 pagi dan ada yang jam 2 siang. Saya ambil yang jam 8 pagi. Sepanjang perjalanan kita akan melihat Fjord dari dekat. Dimana terdapat air terjun, pulau kecil dengan hamparan padang rumput yang hijau, dan tebing-tebing berbatu dengan formasi yang cantik banget.





Tur berakhir sekitar jam 1 siang dan saya memanfaatkan untuk lunch di Bergen centrum. Di Bergen centrum ini banyak tempat belanja dan restoran-restoran yang menawarkan makanan khas skandinavia. Oh iya untuk transaksi selama di Norwegia ini, seperti negara skandinavia lainnya, lebih mudah untuk menggunakan kartu kredit. Karena kebanyakan restoran atau toko bahkan kendaraan umum dan toilet umum pun menyediakan mesin edisi untuk kartu kredit. JAdi akan lebih mudah. Mereka jarang sekali transaksi dengan menggunakan uang tunai. Tapi nggak ada salahnya untuk menyiapkan pecahan mata uang Krone ya. Dari siang hari sampai malam saya menghabiskan waktu untuk mengunjungi Bergen Aquarium dan menikmati musim panas di pinggiran pantai. Sekitar Bergen juga banyak banget spot-spot menarik buat ngopi-ngopi atau hanya duduk santai di Bergen centrum.








Di hari ketiga, saya akan berpindah ke kota kecil yang bernama Odda. Nah Odda ini merupakan destinasi utama saya di Norwegia, karena saya akan mendaki ke puncak Trolltunga. Odda adalah kota yang merupakan gerbang untuk menuju Trolltunga. Trolltunga adalah sebutan untuk puncak di suatu fjord yang bentuknya menyerupai lidah troll. Kalau dari Bergen ke Odda hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam dengan bus. Busnya nyaman banget dan tepat waktu. Sampai di Odda sekitar jam 5 sore. Odda ini kotanya kecil banget persis berada dipinggiran fjord, jadi pemandangannya bagus sekali. Hotel tempat saya menginap juga tepat menghadap fjordnya. Karena waktu sunsetnya masih lama banget jadi saya banyak jalan jalan sekitar Odda dan membeli makanan di supermarket untuk hiking besok pagi. Karena treknya lumayan panjang dan berat, disarankan untuk membawa makanan dan minuman yang cukup selama mendaki. Karena selama di perjalanan tidak akan ada yang jual makanan. hehehehe.



Okay this is the day. Hari pendakian Trolltunga! Yes, saya nggak sabar banget. Bangun jam 5 pagi kemudian breakfast di hotel. FYI, hotelnya menyediakan brakfast dari jam 5.30 pagi karena memang banyak yang akan mendaki gunung jadi mereka menyiapkan breakfast sangat awal. Tepat jam 6.30 pagi bus tiba di terminal bus yang letaknya persis di depan hotel. Jadi enak banget deh nggak perlu repot jalan jauh-jauh. Busnya bisa bayar langsung sama supirnya yang selalu membawa mesin edisi untuk kartu kredit. Jarak dari terminal ke titik awal pendakian lumayan dekat, hanya 15 menit. Sampai di titik awal pendakian, Terdapat pusat informasi untuk bertanya apa saja yang kita butuhkan selama pendakian. Mereka akan cek barang bawaan kita apakah sudah memenuhi syarat atau belum. Yang perlu diperhatikan adalah: Kelengkapan perlengkapan hiking, Seperti sepatu hiking, Jaket wind breaker, makanan dan minuman secukupnya, jas hujan (bila perlu). Itu yang utama. Mereka lumayan ketat dalam membuat peraturan karena medannya lumayan berat dan cuaca di Norwegia sangat cepat berubah. Kadang panas, kadang tiba-tiba hujan dan suhu drop. Apalagi ketika di atas gunung. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 12 jam Pergi-pulang. Saya mulai hiking di jam 6.45 pagi dan sampai di puncak trolltunga sekitar jam 1 siang. Tapi sepanjang perjalanan pemandangannya bagus banget. Nggak terasa capeknya. Kemudian saya makan siang di sekitar puncak. Dan anginnya lumayan kencang dengan suhu di puncak sekitar 5-10 derajat. Jadi agak berbeda jauh dengan di bawah yang sekitar 16 derajat di pagi itu. Saya mengabisakan waktu sekitar 1 jam di puncak untuk berfoto2 dan duduk duduk saja sambil menikmati pemandangan. Kemudian turun sekitar 5 jam lagi. Saya sampai di titik awal pendakian sekitar pukul 6 sore. Tapi hari masih terang walaupun ketika turun ini hujan agak lumayan deras. jadi medannya agak licin. Ah akhirnya setelah bertahun tahun ada di wallpaper laptop, sampai juga di Trolltunga. Ini destinasi wajib saya. Mission accomplished.





Beberapa yang perlu diperhatikan kalau ingin mendaki Trolltunga. Sebaiknya mendaki di antara bulan Juni - Pertengahan September. Apabila mendaki dari bulan Maret sampai Mei disarankan untuk ditemani oleh guide. Sedangkan dari bulan Oktober - Maret tidak disarankan untuk mendaki karena musim dingin sehingga tracknya tertutup salju tebal dan terlalu berbahaya. Untuk sepatu juga jangan nekat pakai sepatu sneakers biasa atau sepatu olahraga yang biasa kamu pakai. Sepatu hiking wajib hukumnya karena medannya lumayan berubah-ubah dari batu, tanah, rumput, pasir, salju, es, Jadi pastikan sepatu kamu sudah benar ya. Begitu pula dengan pakaian. Pastikan membawa jaket dengan wind breaker. Jaket ini agak tricky sebenarnya di satu sisi kamu memerlukan jaket supaya hangat, tapi ketika sudah menanjak pasti akan berkeringat sehingga badan kamu basah tapi udara cukup dingin. Kalau jaket kamu tidak ada wind breakernya maka badan kamu akan terasa dingin dan beku karena tubuhmu yang basah karena keringat juga diterpa angin yang dingin. Ini bisa bikin kalian sakit. Makanya itu dibutuhkan wind breaker supaya anginnya tetap tertahan dan tidak membuat tubuhmu makin dingin. Kemarin saya menggunakan satu sweater dan saya lapis lagi dengan wind breaker tipis saja. Ketika di tengah perjalanan karena suhu tubuh mulai panas, saya melepas sweater saya dan hanya pakai wind breakernya. Ini sudah cukup untuk cuaca musim panas di Norwegia yah yang sekitar 15-20 derajat.

Hari berikutnya rencana saya adalah untuk mendaki puncak fjord yang bernama Preikestolen. Saya berangkat dari Odda sekitar pukul 7.50 pagi dan sampai di parkiran Preikestolen sekitar jam 12 siang. Bus juga pakai acara nyebrang menggunakan kapal ferry. Tapi begitu sampai di sana, ternyata hujan lumayan deras dan berkabut sehingga trek untuk hiking pun di tutup. Agak kecewa sebenarnya tapi sepertinya saya juga harus beristirahat karena jujur saja pendakian kemarin lumayan berat dan kaki saya masih capek sekali. Mungkin memang tidak dianjurkan untuk mendaki 2 hari berturut-turut atau mungkin juga ini cara Tuhan buat melindungi saya supaya tidak cidera. Jadi saya harus beristirahat 1 hari. Akhirnya saya hanya numpang makan di Preikestolen dan hanya bisa berteduh di restoran saja karena hujan masih lumayan deras. Setelah makan saya melanjutkan perjalanan dengan Bus ke kota berikutnya yaitu Stavanger. Dari preikestolen ke Stavanger ini, Bus kita perlu menyebrang pakai ferry. Bayar busnya dan ferry juga bisa langsung di dalam kapal. Nanti ada petugas yang keliling menagih pembayaran. Bisa bayar tunai maupun kartu kredit.


Sampai di pelabuhan Stavanger sekitar pukul 3 sore dan disambut hujan yang makin deras. Alhasil saya menunggu sampai hujan agak reda sambil mempelajari jalan menuju hotel lewat google map. Ternyata hotelnya cuma terletak 500 meter dari pelabuhan. Tadinya saya pikir harus pakai bus lagi. Ternyata bisa jalan kaki saja. Daripada menunggu lama akhirnya saya berjalan kaki menuju hotel dengan sedikit hujan-hujanan. Saya memilih untuk santai-santai di hotel sampai jam menunjukkan pukul 7 malam. Tenang, matahari baru terbenam tengah malam. hahahaha. Akhirnya hujan pun reda dan berubah menjadi cerah. Saya pun berjalan jalan menuju Stavanger centrum dan berjalan sampai ke pelabuhan. Kotanya tidak besar tapi sangat tertata rapi. Penduduknya pun sedikit. Seru banget buat jalan-jalan santai dan duduk-duduk di pinggir danau.




Hari ini saya manfaatkan untuk tidak terlalu banyak beraktivitas, Sedikit belanja oleh-oleh sepertinya lebih menarik karena besok pagi saya akan Hiking menuju Kjerag bolten. Nah menariknya selama di Stavanger ini, hotel saya menawarkan makan malam gratis. Lumayan kan untuk menghemat pengeluaran selama di Norwegia yang terkenal mahal. Yap, bener banget di Norwegia apa apa mahal. Buat perbandingan saja ya, Harga burger king yaitu paket burger whopper dengan kentang dan minum, Di Jakarta sekitar Rp 50 ribu, Selama saya di London harganya kalo dikurs ke rupiah sekitar Rp 90 ribu. Nah di Norwegia kalau di kurs ke rupiah harganya sekitar Rp 200 ribu. Jadi bayangkan saja untuk harga-harga lainnya ya. Saya perlu menghemat salah satunya dengan memanfaatkan dinner gratis dari hotel. Ya walaupun harga hotelnya juga nggak murah sih. Tapi worth it dan termasuk sangat nyaman. Saya menginap di Thon Hotel Stavanger. recommended karena selain kamar yang nyaman, pelayanan yang ramah, breakfast dan dinnernya lumayan lengkap dan ok banget.


Hari berikutnya adalah waktu untuk mendaki Kjerag Bolten. Apa sih sebenarnya Kjerag Bolten? Kjerag bolten ini adalah sebuah batu besar yang tersangkut di antara dua tebing. Ini juga salah satu destinasi wajib buat saya. Karena penasaran banget akhirnya saya pastikan untuk ke tempat ini selama trip saya ke Norwegia ini. Berangkat dari terminal bus di stavanger jam 7.30 pagi. Perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 jam. Jam 10 saya sudah sampai di titik awal pendakian. Kali ini medannya tidak se-ekstrim dan seterjal Trolltunga. Hanya membutuhkan waktu sekitar 5 jam Pergi pulang dari titik awal pendakian. Tapi medannya kali ini lumayan nanjak terus dengan batu batu yang lumayan curam. Selama perjalanan pemandangannya di dominasi oleh bebatuan, padang rumput, air terjun, dan sungai. Indah banget. Sampai di puncak sekitar jam 12.30. yay! finally sampai juga di batu legendaris ini.




Untuk bisa foto di batu ini butuh nyali karena harus agak melompat karena permukaan batunya nggak begitu landai. Dan jangan kebanyakan negok bawah ya. Tinggi banget. Nah karena saya traveling sendiri jadi harus meminta tolong orang lain untuk mengambil foto saya. Tapi tenang saja. Turis yang datang rata-rata kooperatif dan sangat mau untuk dimintain tolong untuk mengambil foto. Cerita serunya adalah ketika saya sedang mengantri untuk berfoto, kita harus melewati jalan yang agak sempit dan harus antri satu persatu. Tiba saat orang depan saya harus melompat ke batu, Tapi sepertinya dia phobia ketinggian, Jadi dia tidak juga melompat melainkan malah menagis dan berteriak memanggil saudaranya yang posisinya berada di seberang. alhasil karena dia tidak bisa mundur akhirnya kita yang ebrada di belakangnya satu persatu yang mundur untuk mempersilakan saudaranya menerobos antrian menemani dia berfoto. Tapi setelah mereka berfoto kita semua justru bertepuk tangan. Momen yang sangat tidak terlupakan. Semua orang di sini sangat helpful. Saya juga makan siang di puncak. Puas berfoto-foto dan berkeliling di sekitar batu saya turun ke titik awal sekitar pukul 2.30 siang dan sampai di bawah sekitar pukul 4.30 sore. Sambil menunggu bus untuk menjemput kembali ke Stavanger. Another mission accomplished!

Pagi ini saya bertolak ke Oslo, Ibukota Norwegia dengan menggunakan pesawat. Penerbangan dari Stavanger ke Oslo hanya memakan waktu kurang lebih 50 menit. Dari pesawat kita bisa melihat fjord dari atas. bagus banget.

Sampai di Oslo masih pagi sekali, jam 9. Jadi belum bisa check in di hotel. Sambil menunggu waktu check in akhirnya saya membeli Oslo pass di Hotel. Oslo pass ini digunakan untuk transportasi selama di Oslo, baik bus, tram, maupun subway. Hari ini saya mengeksplor Oslo Opera House, Nobel Peace Center, dan Vigeland Park. Secara garis besar Oslo sangat mudah di jelajahi dengan jalan kaki. Oslo Operahouse merupakan gedung opera terbesar di Norwegia dengan arsitektur yang terinspirasi dari bentuk bongkahan es. Naiklah ke atasnya untuk melihat pemandangan kota Oslo. Sedangkan Nobel Peace Center ini berisi sejarah dan showcase untuk para penerima Nobel perdamaian dunia. Satu lagi yang menarik di Oslo adalah Vigeland Park. Ini adalah taman berisi patung-patung karya Gustav Vigeland. Terdiri lebih dari 200 patung yang terbuat dari granit, perunggu dan besi. Kamu bisa foto-foto atau hanya sekedar piknik di padang rumput yang hijau sambil menikmati suasana sekitar. Musim panas memang paling pas untuk santai-santai di taman ini.









Hari kedua di Oslo saya pergunakan waktu saya untuk mengunjungi Holmenkollen yaitu museum ski yang juga merupakan lintasan ski tertinggi di Oslo. Holmenkollen ini letaknya agak di bukit dan lumayan jauh dari ousat kota. Saya menggunakan tram dan kemudian jalan kaki untuk mencapai bagunannya. Di museumnya kita jadi tahu mengenai sejarah ski di Norwegia dan bagaiman tantangan menghadapi pemanasan global yang membuat siklus musim digin dan salju tidak menentu. Kemudian saya mengunjungi museum seni modern Astrup Fearnley yang dibangun di sekitar kanal dan Untuk mencapainya bisa ditempuh dengan berjalan kaki maupun menggunakan yacht atau speedboat. Di sekitar museum ini Arsitektur bangunannya juga keren banget. museum ini lumayan besar dan banyak mengoleksi karya-karya masterpiece dari seniman dunia. Hari ini saya tutup dengan berbelanja di Oslo Centrum.






9 hari sudah saya di Norwegia dan bersiap untuk kembali ke London sebelum ke Jakarta. Salah satu yang nggak bisa saya lupakan dari Norwegia adalah sistem yang teratur, Fjordnya yang indah banget dan kemudahan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Tidak heran Norwegia selalu di anggap negara paling bahagia di dunia. Berbeda dengan Jepang yang sama-sama negara maju. Di Norwegia ini warga negaranya terlihat lebih “nyantai” dibandingkan Jepang yang selalu terlihat sibuk. Yap, setiap negara memiliki keunikannya sendiri. Buat saya sebagai turis mungkin sangat menikmati suasana Norwegia yang “nyantai” dan serba teratur ini sebagai selingan sebelum kembali ke Jakarta yang lebih penuh tantangan. Tapi belum tentu saya sanggup hidup di Norwegia lebih lama dengan cuaca yang selalu dingin walaupun sedang summer dan tentu saja standar hidup dengan harga-harga yang sangat tinggi. Kemanapun saya traveling selalu bikin saya makin bersyukur dan terkadang kita selalu melihat rumput tetangga pasti lebih hijau tapi ketika kita ada di sana pasti ada tantangan baru lagi. Selalu bersyukur saja sama yang kita punya. Indonesia sudah pasti berbeda dengan Norwegia, Tapi seindah-indahnya negara lain, lidah saya tetap kagen makan masakan Indonesia. Hahahahaha.
-Greg
2 notes
·
View notes
Text
Awal Musim Dingin di Tibet & Everest Basecamp

Matahari bersinar cerah, suhu mulai mendekati titik beku, dan ketinggian 3000m+ di atas permukaan laut. Begitulah sedikit gambaran tentang Tibet di akhir bulan November ini. Perjalanan dimulai dari Chengdu, China. Pertimbangannya karena Chengdu adalah kota di China yang lumayan dekat untuk menuju Lhasa, Ibukota Tibet. Perjalanan menggunakan kereta ini memakan waktu 3 hari 2 malam di dalam kereta.
Ini kedua kalinya saya ke dataran tinggi Himalaya. 3 tahun yang lalu Saya ke Ladakh, India. Ekspektasi Saya terhadap Tibet paling tidak seperti Ladakh. Tapi ternyata Tibet terutama di Lhasa terasa sudah sangat “Kota” dibandingkan Leh di Ladakh. Di Lhasa terdapat mall, mobil-mobil mewah mulai dari BMW hingga Range Rover pun ada. Namun kesan tradisional dan sakral masih tetap ada yang terlihat dari bangunan tuanya yang masih dijaga. Apalagi kalau ke daerah old market. Dan satu lagi yang berbeda dengan perjalanan Saya ke Ladakh 3 tahun lalu, kali ini saya mencoba menggunakan transportasi kereta.

Kereta menuju Tibet dan memilih SIM Card
Semua dimulai dari Chengdu. Kereta menuju Tibet ini berangkat dari stasiun Chengdu North Railway. Jadwal keberangkatan tanggal 19 November 2016 pada pukul 14.48 siang dan dijadwalkan akan sampai di Lhasa pada hari ketiga, yaitu tanggal 21 November 2016 pukul 10 Pagi. Ketika memilih kereta dibandingkan pesawat, pertimbangannya hanya satu, saya ingin melihat perubahan pemandangan dari dataran rendah ke dataran tinggi yang cukup ekstrim. Pasti keren banget. Dan tentu saja agar tubuh menyesuaikan dengan ketinggian dengan perlahan-lahan. Tidak sedrastis kalau naik pesawat.


Okay saya mulai dari cerita mengenai keretanya dulu ya. Kereta menuju Tibet ini mulai beroperasi tahun 2006. Kalau dilihat jalurnya sih gila banget ya. Membelah pegunungan Himalaya di ketinggian di atas 3000m Bahkan hingga 5000m di atas permukaan laut. Kereta ini terbagi dalam beberapa kelas. Ada kelas 1 yaitu dengan soft sleeper dimana dalam satu kabin terdapat 2 tempat tidur bertingkat 2. Jadi total ada 4 kasur. Lalu ada kelas 2 yaitu dengan hard sleeper dimana dalam satu kabin berisi 2 kasur bertingkat 3 jadi total ada 6 kasur. Dan yang terakhir adalah kelas 3 dengan kursi seperti kereta pada umumnya. Saya mengambil kelas 1 dengan soft sleeper. Alasannya karena ini perjalanan jauh dan akan melewati daerah beroksigen rendah sepertinya membutuhkan tempat tidur yang nyaman dan bersih. Kalau di kelas 2 atau 3 kebanyakan yang naik orang-orang lokal yang sudah biasa dengan perubahan tekanan udara jadi mereka tidak ada masalah. Kabinnya cukup nyaman dengan kasur yang empuk dan selimut yang tebal. namun yang paling penting adalah satu kereta dilengkapi suplai oksigen. Di setiap gerbong hanya dilengkapi toilet saja. nggak bisa untuk mandi. Tapi mereka menyediakan 2 jenis toilet, Toilet lokal dengan WC jongkok dan toilet gaya barat dengan WC duduk. Namun tetap saja ya, toilet barat yang harusnya selalu kering, banyak warga lokal yang menggunakannya sambil jongkok sehingga airnya kemana mana. Haduh. Oiya harga untuk naik kereta ini sekitar 1062 Yuan untuk soft sleeper dan 668 Yuan untuk hard sleeper. Gue nggak menyarankan ambil yang kursi duduk ya jadi nggak aku masukkan harganya di sini. Nggak murah juga harga tiketnya tapi kalau dibandingkan dengan harga pesawat dari Chengdu-Lhasa bisa 3 jutaan ini jauh lebih hemat. Kalau mau makan bisa membeli di gerbong restorasi yang harganya agak lebih mahal. untuk satu menu di gerbong restorasi sudah lengkap dengan nasi dihargai sekitar 40 Yuan atau sekitar Rp80.000. Tapi kalau mau yang lebih murah, di kereta ini juga ada penjual makanan yang berkeliling di jam makan siang dan makan malam, Nah makanannya ini agak lebih murah sekitar 20 Yuan. Padahal kalau menurut saya rasanya sama juga kaya yang di gerbong restorasi. Hmm mungkin kalau di gerbong restorasi kita minjem meja dan kursi dan pakai piring, jadi ada biaya bersih-bersih. Sedangkan kalau yang penjual keliling ini semacam nasi box gitu lah. Rasanya untuk ukuran makanan di kereta termasuk oke kok. decent dan nggak tawar. Pas menurut saya. Di kereta ini juga tersedia dispenser untuk air panas. Jadi kalau mau bikin kopi atau teh bisa menggunakan termos atau tumbler sendiri untuk minum selama di kabin.






Berada cukup lama di kereta memang agak membosankan. makanya itu lengkapi perjalananmu dengan hiburan-hiburan. Sebenarnya di kabin dilengkapi TV tapi entah mengapa saat itu tidak berfungsi. Jadi ya sudah saya kebanyakan mainan HP saja. Oh iya. kalau traveling di china agak lama lebih baik mengganti kartu SIM dengan SIM lokal. Saya sempat membandingkan antara menyewa pocket modem atau beli kartu SIM. Tapi pilihan saya jatuh pada kartu SIM karena lebih mudah dan lebih terjamin mendapatkan sinyal bahkan sampai ke Himalaya. Kalau pakai pocket modem terkadang kita nggak tau mereka menggunakan provider apa dan kalau sudah tidak berfungsi di pegunungan jadi tidak ada gunanya apalagi kalau pakai pocket modem yang kita sewa di Indonesia. O iya untuk kartu SIM pilih provider China mobile karena coverage-nya benar-benar dahsyat deh. Sampai di Everest Basecamp aja masih terhubung dengan internet. Ada 2 provider besar di China yaitu China Mobile dan China Unicom. Sebenarnya keduanya sama saja coveragenya kalau di kota besar memang dapat sinyal 4G. Tapi setelah baca-baca dan rekomendasi orang-orang bahwa sinyal China Mobile lebih bagus apabila ke daerah pegunungan hingga ke Himalaya.






Okay kita kembali ke kereta. Di hari pertama pemandangan masih didominasi daerah daratan Cina pada umumnya. Banyak pabrik dan berasap. memasuki hari kedua ketika perjalanan mulai naik ke 2000m. Pemandangan mulai pegunungan tandus. Di hari kedua ini perjalanan melewati kota bernama Xining. Nah di sini kereta berhenti agak lama sekitar 20 menit karena ternyata banyak juga turis yang memuai dari kota ini, Karena perjalanannya akan lebih singkat menuju Tibet. Setelah melewati kota Xining, perjalanan semakin menanjak dan pemandangan benar-benar berubah drastis. Kali ini di dominasi danau, pegunungan salju dan langit terasa lebih dekat, udara juga semakin dingin. Mungkin karena sudah melewati awan kali ya. Puncaknya adalah ketika malam hari, suplai oksigen dalam kabin sudah mulai dioperasikan. Dan malam ini akan melewati titik 5000m tepatnya di daerah tanggula pass (5072m). Pantas saja malam ini saya agak susah tidur dan kepala sedikit pusing padahal oksigen sudah tersuplai. Kalau udah kaya gini saya hanya duduk dan minum air putih saja. Tapi akhirnya saya bisa tidur juga. Overall perjalanan cukup nyaman dan gue merekomendasikan naik kereta kalau ke Tibet. Pengalaman berharga pokoknya.
Tiba di Lhasa: Aklimatisasi Ketinggian


Di hari ketiga di kereta saya akan sampai di Lhasa pada pukul 10 pagi. Setelah di kereta selama 43 jam. hahahaha. Sesampainya di Lhasa, kita harus melewati imigrasi di stasiun Lhasa untuk pengecekan visa dan surat izin. Nah semuanya ini sudah diurus oleh tur operator di Chengdu. KIta hanya perlu menunjukkan surat izin mengunjungi Tibet. Pengecekannya tidak lama dan semuanya berbahasa tibet. nggak ada yang saya tahu juga isi suratnya tau-tau suruh lewat aja. Oh iya Stasiunnya keren juga ternyata. Jauh di Luar ekspektasi Saya. Kupikir stasiun kecil. Hehehe. Nggak jauh dari imigrasi saya sudah dijemput oleh mobil tur dan akan menuju ke hotel. Hotel tempat saya menginap yaitu Gang Gyan Hotel Lhasa. Hotelnya cukup nyaman dan fasilitas kamarnya juga sudah cukup oke.




Begitu sampai di Lhasa disarankan untuk istirahat beberapa jam. bahkan kalau bisa seharian untuk aklimatisasi dengan ketinggian di Lhasa (3658m). Tapi karena sudah lapar saya mencari makan sekitar hotel yang kebetulan banyak tempat makan. Sempat kebingungan sih cari makanannya karena saya mencari makanan yang aman-aman saja bukan masakan Tibet dan memang agak susah berbahasa Inggris dengan orang lokal. Jadi saya hanya melihat gambar pada menu. Setelah setengah jam muter-muter akhirnya dapat juga restoran Cina dengan masakan yang kategorinya aman. Saya memilih makan mie pakai daging. Lumayan enak juga dan porsi lumayan banyak. Setelah itu kembali beristirahat di hotel karena besok pagi acara lumayan padat. Saran buat survive di kondisi ketinggian ekstrim: Jangan nekad mandi di hari pertama atau kedua sesampainya di Lhasa. Apalagi di musim dingin seperti ini. Karena mandi di kondisi dingin dan oksigen yang tidk banyak dapat menyebabkan demam atau flu apabila kondisi tubuhmu tidak terlalu fit, apalagi setelah menempuh perjalanan di kereta berhari-hari. Dan yang paling penting untuk diketahui bahwa apabila terserang demam, flu, atau gangguan pernapasan akan lebih mudah terkena High altitude syndrome. Jadi selalu jaga kesehatan tubuh ya. Aku sarankan mandi di hari ketiga saja. Tapi kalau summer mungkin akan lebih bebas sih. walaupun tetap saja udara di Lhasa dingin.
Jelajah Kota Tua Lhasa dan Potala Palace
Hari ini jadwalnya adalah mengunjungi Potala Palace dan mengeksplor Lhasa. Kita berkumpul di lobby hotel dan menuju Potala Palace yang jaraknya memang masih bisa ditempuh dengan jalan kaki. Tapi karena kita masih harus adaptasi dengan kondisi ketinggian, maka sudah disiapkan bus untuk ke sana. Nggak sampai 10 menit sudah sampai. Dekat sekali. Nah Potala Palace ini letaknya agak di atas bukit, jadi memang lumayan si naiknya, tapi berhubung ramai-ramai jadi nggak begitu terasa. Walapun agak ngos-ngosan juga sih. Di Potala ini diceritakan mulai dari sejarah Dalai Lama pertama hingga yang terakhir. Dimana Potala Palace ini digunakan sebagai tempat tinggal Dalai Lama dari pertama hingga Dalai Lama ke-14. Setiap ruangan di Potala Palace ini memiliki cerita sendiri dan setiap Dalai Lama memiliki ruangan persembahan sendiri, dimana terdapat patung dan semua cerita perjalanan hidupnya Dan satu lagi ciri khas ketika mengunjungi kuil di Tibet adalah bau dari yak butter. Butter ini terbuat dari susu yak, hewan khas sejenis kerbau dari pegunungan Himalaya. Yap benar sekali wangi dari yak butter ini sangat mendominasi hmm bisa dibilang baunya ini seperti layaknya butter yang sedang dimasak. Nah awal-awal memang enak. tapi lama kelamaan agak mual juga. hehehehe. Yak butter ini juga banyak dijadikan lilin untuk berdoa.




Siang harinya saya mencoba mengikuti warga lokal yang melakukan doa sambil mengelilingi Potala Palace. Lumayan besar juga ya istana ini. Ya anggap aja lagi keliling kompleks deh. Biasanya warga lokal menggunakan prayer wheels kecil dan semacam tasbih untuk berdoa. dan sepanjang mengelilingi istana ini mereka sambil mengucapkan doa-doa yang biasa disebut "Kora". Saya hanya mengelilingi satu putaran, sementara warga lokal melakukannya berkali-kali. Karena ternyata sekali putaran saja sudah bikin ngos-ngosan sodara-sodara. hehehehe


Sore harinya bisa mengunjungi Jokhang Temple. Letaknya berada di tengah-tengah sekitar Barkhor Square. Cukup berjalan kaki dari hotel dan Nah barkhor ini merupakan daerah old market di Lhasa. Di sini bisa kamu dapatkan berbagai macam suvenir khas Tibet, mulai dari syal, kalung, keperluan ibadah, cemilan khas Tibet, perhiasan, hingga yak butter. Nah, kalau sudah mendekati Jokhang Temple, kita akan menemukan banyak sekali warga yang sedang berdoa. Agak berbeda dengan doa umat Buddha biasanya. Mereka juga melakukan kora yang gerakannya menyerupai gerakan sholat pada umat Islam. Menurut sejarahnya, Jokhang Temple ini dibangun oleh Raja Songsten Gampo pada tahun 652 dan mengalami renovasi yang akhirnya selesai di tahun 1610 oleh Dalai Lama ke-5. Orang-orang barat biasa menyebut Jokhang Temple ini sebagai Katedralnya Tibet karena bentuknya yang megah dan penuh dekorasi.







Jelajah Lhasa: Berbagai Kuil di Lhasa
Selama 2 hari di Lhasa perasaan yang paling bisa diingat adalah ketika mengenakan atau membuka sepatu boots saya yang membutuhkan tenaga ekstra. Mesti ambil napas dulu. hahahaha beda banget sama di Jakarta. hehehe. Okay hari ini jadwalnya masih di sekitar Lhasa tapi akan sedikit menggunakan bus, karena letaknya tidak di pusat kota. Yaitu ke Drepung Monastery. Drepung Monastery ini umurnya lebih tua dari Potala Palace yang baru dibangun di zaman Dalai Lama ke-5. Drepung Monastery ini biasa disebut jua sebagai rumah dari 10.000 biksu dan dalai Lama.



Setelah Drepung Monastery, terdapat satu kuil lagi yang merupakan rumah dari para biksu, yaitu Sera Monastery. Di Sera Monastery ini kita juga bisa melihat para Biksu yang sedang berdebat. mereka bersiul, bertepuk tangan atau melakukan gerakan-gerakan unik sambil berhadapan dengan lawan debatnya. Biasanya ada jam-jamnya. Dan turis diperbolehkan untuk melihat.

Malam harinya saya mencoba makan malam di restoran khas Tibet, yaitu House of Shambala. Ini sebenarnya hotel, tapi mereka juga punya restoran yang nggak terlalu besar, jadi bisa makan sambil ngobrol dengan enak. Makananya ternyata enak banget. Somehow lidah gue kali ini bisa menerima makanan Tibet. Supnya enak, lauk dan sayurnya enak, hmm yang gue kurang cocok menu dengan daging yak. Gatau kenapa menurut gue daging yak ini agak keras. Kurang lebih kaya daging kerbau kali ya. Tapi selain menu daging yak itu, overall semuanya ok. Menurut gue makanan Tibet itu perpaduan antara makanan Cina sama India. Ada rasa bumbu kari tapi tetap light dan ada sentuhan bumbu-bumbu Chinese food. Aku merekomendasikan restoran ini :)

Lhasa Menuju Shigatse
Di hari ke-empat ini kita akan menempuh perjalanan agak jauh, tepatnya dari Lhasa menuju kota terbesar kedua di Tibet, yaitu Shigatse. perjalanannya sekitar 3-4 Jam. Di Shigatse terdapat kuil tua bernama Tashilunpo Monastery yang kompleksnya besar banget , bertingkat-tingkat, banyak gang-gang kecil, dan rumah-rumah khas tibet. Kalau yang suka foto pasti udah nggak tahan pengen foto di setiap sudut jalan. Kalau bisa jangan pisah dari grup deh, karena kalau sudah kesasar agak repot dan nggak ada yang bisa diajak ngomong bahasa inggris. Saya salah satunya yang sok-sokan mengeksplor sendiri gang-gang ini dan akhirnya terpisah dari grup dan tersesat. Bertanya ke biksu juga mereka hanya memberikan bahasa isyarat. hehehehe. Tapi akhirnya saya berusaha menghubungi teman satu grup pakai whatsapp. Thank God masih ada sinyal. Akhirnya saya menunggu di meeting point di tengah-tengah. Agak sedikit menyesal karena saya harus melewatkan beberapa spot penting karena saya sibuk nyasar. Malam ini kita akan bermalam di hotel di Shigatse sebelum besok pagi berjalan lebih jauh lagi ke Everest Basecamp.





Mount Everest Basecamp (EBC) alias Mount Qomolangma
Jarak dari Shigatse menuju Everest Basecamp yaitu sekitar 400km yang biasa ditempuh dalam waktu 8-9 jam menggunakan bus. Tapi waktu nggak akan terasa lama karena pemandangan selama perjalanan sangat indah. berhenti 1 kali untuk makan siang sebelum memasuki area konservasi Mount Everest. Orang lokal biasa menyebut Everest dengan sebutan Qomolangma. Ketika perjalanan memasuki ketinggian 4000m+ mulai berasa deh yang namanya kepala pusing dan agak mual. ditambah lagi jalanan yang berkelok-kelok. Sekitar jam 4 sore akhirnya tiba di Mount Everest Basecamp sisi utara. Nah mungkin ada yang bertanya kenapa sisi utara? Jawabannya adalah karena Mount Everest ini merupakan area perbatasan antara Cina dan Nepal. Nah, sisi yang menghadap utara merupakan milik Tibet (Cina) sedangkan yang menghadap selatan adalah milik Nepal. Perbedaan lainnya adalah Apabila ingin mengunjungi Everest basecamp dengan hiking paling pas memang lewat sisi selatan (Nepal). Sedangkan kalau sisi utara ini medannya lebih dipermudah dengan adanya jalanan untuk kendaraan lewat. Jadi nggak perlu hiking. Tau-tau Mount Everest sudah di depan mata. hehehe. cocok buat kalian yang nggak mau hiking tapi ingin liat Mount Everest. Di area Basecamp ini terdapat kuil yang bernama Rongbuk. dari kuil ini Mount Everestnya terlihat sangat jelas dan kalau sunset bagus banget menghasilkan cahaya keemasan di gunung yang tertutup salju. cantik banget. Masih nggak percaya Mount Everest ada di depan mata gue.





Untuk penginapannya terdapat banyak guesthouse. Salah satunya Rongbuk Guesthouse. Dimana satu kamar bisa diisi 4-8 orang. Kamar saya berisi 4 orang yang dilengkapi kasur tebal dan selimut tebal berlapis lapis karena perlu diketahui di penginapan ini tidak ada heater. Jadi bisa bayangkan saat itu mulai musim dingin dimana suhu bisa mencapai -10. Agak tersiksa sih memang. Mungkin kedepannya para pengelola penginapan di sekitar Everest bisa melengkapi dengan heater. Karena jujur saja, momen di bagian ini cukup bikin saya stress karena di malam hari agak sesak napas dan udaranya dingin sekali. apabila ke toilet harus menggunakan jaket berlapis dan karena dingin dalam semalam saya bisa 4-5 kali ke toilet. Oh dan jangan salah toilet ini tidak ada air ya. Jadi hanya ruangan gelap seadanya dengan lubang dan kita buang air di situ. kalau baunya.. hmm jangan ditanya lagi. Untuk cowok mungkin masih lebih mudah ya. tapi kalau cewek saya nggak tau sih gimana sulitnya kalau mau buang air di toilet jenis ini.

Tidur saya malam ini benar-benar nggak nyenyak karena terbangun berkali-kali untuk ke toilet dan sesak napas. Tapi pagi harinya kita disediakan breakfast dengan pilihan yang terbatas juga. Antara hanya nasi goreng, sandwich atau mie instant. saya selalu memilih mie instant karena lidah saya kurang cocok dengan makanan lokal Tibet. Sesekali saya juga makan roti untuk mengisi perut. Ternyata bukan hanya saya yang tidak bisa tidur semalaman. Hampir semua teman satu grup merasakan hal serupa. Hahahaha jadinya malah jadi sesi curhat di breakfast room. Namun apapun kendala dan keterbatasan fasilitas disana tidak mengurangi kebahagiaan saya akhirnya bisa menginjakkan kaki di Everest Basecamp. Puji Tuhan.


Setelah Breakfast kita segera melanjutkan perjalanan kembali ke kota Shigatse. Perjalanan memakan waktu 10 jam karena kita berhenti sejenak untuk makan siang dan sempat nyari-nyari restoran terlebih dahulu karena restoran yang seharusnya kita kunjungi ternyata tutup. Saya nggak terlalu banyak mendokumentasikan dengan foto karena sepanjang perjalanan lebih banyak tidur, karena semalam kurang tidur di EBC.
Danau Yamdrok yang Suci
Hari ini akan kembali menuju Lhasa dengan rute melewati kota Gyantse, Satu kuil yang menarik yang kita kunjungi yaitu Pelkor Chode Monastery. terletak di kaki Bukit Dzong di sebelah barat Kota Gyantse. Dilingkari oleh pegunungan di 3 sisi, Kuil ini terdiri dari 4 bagian utama: aula, menara, Zhacang dan tembok sekitarnya. Ini adalah peninggalan budaya yang penting di Tibet.






Perjalanan dilanjutkan menuju Danau Yamdrok. sebelum sampai ke daanau tersebut kita harus melewati Karola Pass di ketinggian 5000m. Di sini juga terdapat gunung es yang dinamakan Karola Glacier. Letaknya sangat dekat dengan jalan utama. Jadi kita bisa berhenti sejenak buat melihat atau berfoto di sini.



Setelah itu barulah sampai di Yamdrok Lake. Danau ini berada di ketinggian 4400m di atas permukaan laut. Danau ini dianggap suci oleh bangsa Tibet karena merupakan tempat tinggal dewa pelindung dan dianugerahi kekuatan spiritual istimewa. Danau Yamdrok adalah satu dari empat danau suci yang dikunjungi semua orang mulai dari Dalai Lama sampai penduduk setempat. Di sekitar danau juga banyak berkeliaran salah satu hewan khas Tibet, yak. oh selain yak, ada satu lagi hewan khas Tibet yaitu Tibetan Mastiff. Anjing ini merupakan keluarga Mastiff dimana ukurannya bisa sangat besar. Dan di danau Yamdrok inilah terdapat salah satu Anjing Tibetan Mastiff yang sudah cukup tua dan besar sekali. Agak susah mau ambil gambar anjing ini karena kalau foto dari depan akan dikenakan biaya foto. hehe. jadi foto colongan aja. Kalau mau lihat Tibetan Mastiff kaya apa. googling aja yah.




Sampai kembali di Lhasa sudah jam 7 malam dan sekali lagi melewati Potala Palace. Wah kalau malam cantik banget kaya lukisan. Lampunya benar2 kontras dengan gelapnya malam. Jadi striking banget. dan malam ini adalah malam terakhir di Tibet, karena besok sudah akan kembali ke Chengdu jadi kita merencanakan untuk farewell dinner. Akhirnya kita janjian ke sebuah restoran lokal dan memesan makanan lumayan banyak. karena ternyata per porsinya cukup besar. Kenyang happy :)

Kembali Ke Chengdu dengan Pesawat
Pagi ini kembali ke Chengdu menggunakan pesawat untuk menghemat waktu. Bandara di Lhasa tidak terlalu besar dan pesawat saya delay 1 jam karena pesawatnya belum datang. hehehe Nggak apa-apa sambil menunggu bisa cari-cari info mengenai Chengdu. Untuk cerita mengenai Chengdu akan segera menyusul ya. Sampai Jumpa lagi. Tashi Delek བཀྲ་ཤིས་བདེ་ལེགས
Tips-tips sebelum ke Tibet
1. Pastikan mau masuk dari sisi Cina atau Nepal. Keduanya punya keunikan tersendiri. Kalau berencana ke Everest basecamp dengan hiking, Nepal pilihan yang tepat. Tapi kalau nggak mau hiking tapi tetap mau lihat Mount Everest, pilihlah dari sisi Cina dan tentu saja kalau mau merasakan naik kereta ya dari sisi Cina. Kota paling dekat adalah Chengdu, Xian, atau Xining. Coba pilih berangkat dari ketiga kota ini supaya tidak terlalu lama di kereta.
2. Pastikan kondisi badan dalam keadaan fit. Flu ketika di Tibet bisa memicu High Altitude Syndrome. Cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, jantung dll. Supaya lebih tenang aja perjalanannya.
3. Nggak ada salahnya buat siapin obat untuk High Altitude Syndrome. Salah satunya merek Diamox. Ini salah satu jenis Acetazolamide. Ini bisa didapatkan di Cina. Di Jakarta agak susah. Nggak semua apotik ada. Minumnya 8-10 jam sebelum naik ke ketinggian. Tapi kalau tubuh tidak terasa ada keluhan apa-apa, lebih baik tidak usah minum. Terkadang tubuh kita jauh lebih pintar beradaptasi. Untuk lengkapnya bisa konsultasi ke dokter masing-masing sebelum ke Tibet.
4. Kalau pergi di awal musim dingin seperti Saya. selalu siapkan sunblock terutama untuk muka, sunglasses, dan selalu bawa air putih. Matahari di musim ini terik banget dan karena ini sudah di ketinggian diatas 3000m jadi lebih dekat matahari, sinar ultravioletnya bisa ngerusak kulit tapi karena udara sangat dingin jadi nggak sadar kalau kulit terbakar. Siapkan juga air putih supaya nggak dehidrasi.
5. Naik kereta akan membantu proses aklimatisasi bertahap sehingga ketika di Tibet sudah lebih cepat beradaptasi. Berbeda dengan naik pesawat yang tidak mengalami proses aklimatisasi bertahap sehingga tubuh akan kaget ketika tiba-tiba sudah sampai di ketinggian.
6. Selalu bawa tissue basah. Penting karena toilet di Tibet terutama di luar Lhasa itu jorok banget dan jarang ada air. Sama siapin parfum ya. karena baunya bener-bener bikin lo nggak bisa tidur.
7. Latihan kardio seperti lari atau renang beberapa bulan sebelum berangkat akan lumayan membantu tubuh adaptasi dalam mengatur napas dan menghindari high altitude sickness. bukan jaminan tapi paling tidak membantu. Semua kembali ke daya tahan tubuh masing-masing.
8. Di beberapa kuil di Tibet tidak dapat mengambil foto di dalamnya. Jadi perhatikan aturannya ya.
9. Kalau naik kereta jangan bawa koper yang ukuran paling besar karena agak sulit untuk masuk di kabin. Raknya terbatas banget, pakai yang ukuran medium saja.
10. Di Tibet agak susah cari ATM, sehingga siapkan uang cash ya. just in case mau beli-beli sesuatu.

0 notes
Text
Denmark, Negara Paling Bahagia yang Serba Praktis

Perjalanan ke Denmark ini merupakan awal dari perjalanan saya sebelum ke Iceland. Sebelumnya saya juga mempertimbangkan untuk ke Swedia, Tapi setelah melakukan survei, akhirnya memilih Denmark saja. Karena pada dasarnya saya ingin perjalanan yang agak santai dan bisa menikmati satu negara serta mengenal kebiasaan-kebiasaan di negara tersebut. Jadi nggak hanya mengejar jumlah negara yang dikunjungi dan emang penasaran juga si kaya apa negara yang katanya paling bahagia itu. Dari Jakarta saya mengambil penerbangan KLM dengan satu kali transit di Amsterdam. Biasanya kalau pergi pakai KLM kita akan transit dua kali. Dari Jakarta akan transit di Kuala Lumpur lalu transit lagi di Amsterdam baru sampai di negara tujuan. Tapi karena kali ini pesawat KLM dari Jakarta menuju Amsterdamnya bekerjasama dengan maskapai Garuda Indonesia, jadi nggak pakai transit di Kuala Lumpur. Lumayan lah menghemat waktu perjalanan. Untuk cari penerbangan KLM dengan promo dan penawaran menarik bisa lihat di sini.

Sampai di Copenhagen sekitar Jam 1 siang. Karena saat itu adalah awal musim dingin, jadi jam 1 siang berasa di dalam kulkas. -2 derajat ajaaa. Nah sesampainya di bandar udara Kastrup, Copenhagen. kita bisa langsung beli tiket kereta menuju kota. Di Denmark memiliki mata uang sendiri yaitu Denmark Krone. Jadi begitu sampai sini langsung tukar uang saja. biar nggak repot cari money changer di tengah kota. Tukar secukupnya saja, karena kalau sisa kebanyakan agak susah nukar di negara lain. Dan satu lagi, negara ini segala sesuatunya kebanyakan menggunakan kartu. Pakai kartu kredit akan lebih mudah. Oh iya buat kamu yang stay beberapa hari di Copenhagen, gue sarankan membeli copenhagen card. Gunanya Copenhagen Card ini sebagai pembayaran transportasi seperti bus ataupun metro. Ditambah lagi kelebihan lainnya yaitu gratis masuk ke beberapa museum maupun tempat bermain, diskon di beberapa restoran, cafe dan toko juga ada. lihat aja di daftar merchant yang bekerjasama. Ada pilihan 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 120 jam. Kartu ini secara otomatis aktif setelah pemakaian pertama. Saya membeli kartu ini di Central Station. Bisa beli di 7/11. Gue sebenernya stay di Copenhagen selama 5 hari. tapi full day-nya hanya 3 hari. jadi ambil paket yang 48 jam saja. Mulai dipakai di hari ketiga karena hari pertama baru sampai Copenhagen di Siang hari dan hari kedua semua destinasi bisa ditempuh dengan jalan kaki dan hanya sekali naik bus atau metro. Info lengkap mengenai Copenhagen Card bisa lihat di sini.
Day 1: Dilanda Jetlag, The Christmas market at Kongens Nytorv


Sampai di apartemen Airbnb masih jam 3 sore tapi berasa sudah mau malam. Kata housekeepernya hari ini sunset pukul 4 dan sepertinya malam ini akan turun salju. whaaat? padahal rencananya malam ini mau ke tengah kota buat lihat pasar malam. Tapi kita tunggu saja. Ternyata benar, jam 4 sudah gelap dan mulai turun salju. hmm yang bikin lebih dingin adalah saljunya bercampur hujan air dan angin. jadi makin berasa beku. Tapi kita tetap berusaha menuju pusat kota, karena gampang banget hanya sekali naik bus dan jaraknya lumayan dekat. Jadi kita nikmati malam pertama di Copenhagen ini dengan hujan-hujanan. Tujuan malam ini namanya Kongens Nytorv. Tempat ini merupakan tempat strategis banget untuk meeting point dan paling populer di Copenhagen. Banyak butik, restoran, dan toko-toko yang seru. Dan yang lebih seru lagi karena di tengah lapangannya sudah dimulai Christmas market, padahal ini masih tanggal 21 November. Kebayang kan festivenya. Bisa beli coklat dan kopi hangat, teh dengan berbagai rasa, ginger bread, minuman-minuman beralkohol juga ada. Di sini kami hanya kuat bertahan sampai jam 8 malam. karena udara makin dingin dan salju makin lebat. Terlebih lagi mata sudah berasa berat banget alias jetlag. Maklum lah kita baru saja sampai dan perbedaan waktu dengan Jakarta dan lebih lambat 6 jam membuat kita ngantuk banget. Jam 8 malam di Denmark berarti jam 2 pagi di Jakarta. Lumayan deh. hehehehe. kaya lagi clubbing.
Day 2: Amalienborg Palace, Christiansborg Palace, Nyhavn, Strøget

Tujuan pertama adalah Christianborg Castle untuk naik ke atas menaranya dan melihat Copenhagen dari atas. Tapi ketika sampai di sana angin lumayan kencang dan menara ditutup. Angin di negara skandinavia emang agak horor ya. payung saya sampai rusak dan memang hari ini hujan yang lumayan awet. Akhirnya berpindah ke istana Amalienborg untuk melihat pergantian prajurit. Lagi-lagi entah karena hujan atau memang kita telat sampai, nggak kesampaian lihat prajurit-prajurit istana ala ala di kaleng biskuit Monde. Tenang masih ada beberapa hari untuk melihatnya. Di Istana Rosenberg juga bisa melihat mereka bersiap-siap sebelum ke istana Amalienborg. kita coba lagi ya besok-besok



Acara di pagi ini sepertinya agak tidak sesuai planning. Akhirnya menuju ke Nyhavn untuk makan siang dan foto-foto di daerah yang jadi salah satu daerah yang katanya dilindungi Unesco dan terkenal dengan gedung warna-warninya. Banyak banget restoran di sekitar sini. Dari segi harga lumayan pricey karena memang spot turis banget. Tapi nggak ada salahnya lah mencoba makanan khas Denmark. Saya di sekitar sini sampai agak sore. Sekitar jam 4 dan sudah agak gelap, saya menuju ke Strøget. Nah Strøget ini adalah salah satu shopping arcade terkenal di Denmark. Banyak butik-butik, toko khas Denmark, cafe dan restoran juga banyak. Paling menarik buat saya yaitu ada Lego Store. ya walaupun bukan pusatnya, tapi lumayan juga merasakan Lego store di negara tempat asalnya. Kalau mau Lego store yang paling lengkap dan paling besar yang ada di Legoland Billund. Agak jauh sih dari Copenhagen. Tapi kalau suka banget sama Lego wajib sih ke Legoland Billund. Puas liat-liat saya kembali ke apartemen sekitar jam 8. Karena toko-toko udah pada tutup jam 7 malem. dan udah gelap banget.



Day 3: Little Mermaid, St. Alban Church, Churcill Park, Frederiksborg Castle, Tivoli

Pagi ini sepertinya akan cerah karena ketika buka jendela apartemen sudah mulai terlihat mataharinya. Kalau ke Copenhagen sepertinya belum afdol kalau belum mengunjungi patung Little Mermaid (Den Lille Havfrue) ya. Dongeng karya penulis terkenal asal Denmark Hans Christian Andersen ini memang icon kota Copenhagen. Letaknya di dekat pelabuhan dan di sekitarnya banyak taman dan berseberangan dengan area industri sepertinya. Hmm kesan pertama melihatnya, wah kecil juga ya patungnya. Hehehe. Agak overrated tapi lumayan lah buat selfie di depannya. Note: Lumayan banyak turis Asia yang berkunjung. Jadi pintar-pintar milih waktu kedatangan ya. Kalau bisa agak pagian sebelum jam 11. Karena jam itu rata-rata bus turis menuju patung ini sebelum jam makan siang. Tapi harus liat musim juga sih. Karena saat itu musim dingin, Matahari aja baru terbit jam 9.30. jadi ya wajar kalo saya nunggu terang dulu baru jalan. Tapi syukurlah hari ini matahari bersinar sangat cerah setelah semalaman cuaca gloomy dan sedikit hujan.




Kalau sudah lihat patung, ketika jalan balik menuju stasiun bisa lihat taman yang cantik banget. Namanya Churcill park. kaya di dongeng-dongeng. ada gereja di dekatnya yaitu St.Alban Church. bagus deh buat foto-foto. berbukit-bukit gitu tamannya. Ini winter aja keren. Gimana kalau lagi summer ya? pasti seru piknik di sini. Hari ini saya mulai menggunakan Copenhagen card yang saya beli kemarin, tapi baru saya aktifkan hari ini.


Balik dari taman kita langsung menuju ke utara dikit, nama daerahnya Hillerød. Kita mau menuju ke Frederiksborg Castle. Ini adalah istana kerjaan di zaman Rennaisance yang dibangun di Abad ke-17 oleh Raja Christian IV. Perjalanan menggunakan kereta kurang lebih 1 jam dari pusat kota. Jaraknya agak jauh tapi ini masih bisa dicover oleh Copenhagen Card. Jadi aman. Sepanjang perjalanan pemandangannya salju semua. Ya, karena semalam hujan salju lumayan lebat.


Karena menggunakan Copenhagen Card, Masuk beberapa museum ternama pun banyak yang gratis. Lumayan menghemat, karena masuk museum di Copenhagen itu lumayan mahal. Di Istana ini kita bebas masuk melihat interior seluruh ruangan serta sejarahnya. Jangan lupa juga untuk menuju halaman belakangnya. Ada taman cantik banget. Hmm kalau di Perancis mirip2 sama Istana Versailles lah. Di belakang ada taman ala labirin. Tapi karena saya datang ketika bersalju, tanamannya ketutup salju. Tapi tetap sih jadi menarik juga. Karena nggak biasa. Nggak kebayang cantiknya kalau lagi summer.





Kita di daerah Hillerød sampai sekitar jam 3.30 PM. Karena takut keburu gelap, maka kita balik lagi ke pusat kota buat mengunjungi Tivoli. Taman hiburan paling ternama di Copenhagen. Letaknya strategis banget. Tinggal nyebrang dari stasiun pusat. Pas di tengah kota. Kalau lihat dari sejarahnya, Tivoli ini didirikan tahun 1843 dan merupakan taman hiburan nomor 4 di seluruh Eropa dan katanya Tivoli ini adalah pioneer taman-taman hiburan dan dikuti oleh Disneyland, dll. Hmm tapi kayanya kalau dari segi popularitas nama dan inovasi agak jauh ketinggalan dengan Disneyland. Hanya saja, Tivoli ini masih menyimpan sisi sejarah dan kesan klasiknya terasa banget. Dengan menggunakan Copenhagen Card, masuk ke Tivoli adalah gratis. Lumayan banget kan? banyak mainan seru di dalamnya, mulai dari Rollercoaster, Carrousel, hingga melihat taman lampu yang cantik banget. ada miniatur timur tengah, India, Asia Timur, Amerika, dsb. Kita sampai di Tivoli sudah lumayan gelap padahal masih jam 5 sore. Menjelang Natal, taman di Tivoli akan banyak dipenuhi dekorasi-dekorasi khas Natal. Cantik banget deh. Saya cukup nekat untuk mencoba rollercoasternya, mengingat saat itu sedang winter dan hari sudah gelap. Ya kapan lagi naik rollercoaster di saat winter. Di Indonesia nggak ada. Kalau mau cari suvenir juga banyak yang menarik di sini. hmm kalau harga sudah pasti lumayan mahal-mahal ya. Yang murah di denmark cuma daging salmon. hahahaha. Pulang ke Apartemen sudah jam 10 malam. Ya kebayang lah ngatuknya kaya apa a.k.a masih jetlag.




Day 4: Hans Christian Andersen Experience, Rosenberg Castle, The National Gallery of Denmark, Brygge Harbour, Christiansborg Tower
Seharusnya hari ini saya ingin sekali ke Den Blå Planet. Ini adalah akuarium nasional yang dimiliki Copenhagen. Bangunannya keren banget. Tapi karena hari ini juga ingin pergi ke museum seni. jadi harus memilih. Jadi Den Blå Planet kita batalkan. Agak sedikit menyesal tapi tak apa siapa tau next time bakal ke Denmark lagi. Ini nih penampakan Den Blå Planet dengan arsitektur yang keren banget itu.

Hari ini dimulai dengan megunjungi Hans Christian Andersen Experience. Ini sebenarnya semacam miniatur museum Hans Christian Andersen yang ada di kota Odense. Tapi dengan melihat museum ini saya jadi mengerti karya-karya Hans Christian Andersen. Untuk masuk museum gratis apabila pakai Copenhagen Card.




Pagi ini saya melihat pusat kota sedang mempersiapkan dekorasi Natal. Pohon natal raksasa mulai dibangun. yeaay. nggak kebayang kalau sudah jadi pasti keren banget :)

Lanjut ke Rosenberg Castle. Akhirnya di sini bisa liat prajurit denmark ala kaleng biskuit monde. dan bisa masuk ke dalam istananya. Di sini sih sudah jelas ya ada penampakan singgasana, sejarah mahkota raja dan ratu, dan semua sisi dibahas habis sampai ke senjata kerajaan. Bagus. dan dari luar kaya istana di dongeng-dongeng. ada danau kecil dan banyak bebek dan angsanya gitu.






Nggak jauh dari Istana ini bisa mengunjungi The National Gallery of Denmark (Statens Museum for Kunst). Di dalamnya terbagi menjadi beberapa section. Mulai dari European Art dari tahun 1300an hingga ke modern contemporary art. Kalau kamu suka liat pameran art, Museum ini salah satu yang terbaik di Denmark. Karya instalasinya juga menarik. Banyak banget yang bisa di eksplor di museum ini. Buat lebih jelasnya bisa lihat di sini.








Denmark juga terkenal dengan kanal-kanalnya. Kalau di Copenhagen pergilah ke dekat pelabuhan. Di sepanjang pelabuhan ini banyak jembatan-jembatan yang menghubungkan antar pulau. Kalau summer di pinggiran jembatan ini banyak yang berjemur dan menikmati matahari sambil lompat dari jembatan dan berenang di kanal-kanal ini. Kebayang sih serunya. Tapi karena ini sedang winter. Jadi ya pemandangannya agak gloomy gitu deh. Di Copenhagen juga ada satu restoran fine dining ternama dengan Michelin star, Noma. Kalau makan di Noma harus reservasi 2-3 bulan sebelumnya karena banyak banget yang minat. Ini hanya info aja sih. Saya nggak makan di sana karena memang nggak ada budget. hahahaha Tapi Kalau ada yang tertarik silahkan saja lihat sendiri di websitenya Noma.



Ini full day terakhir di Copenhagen arena besok pagi, saya akan menuju Reykjavik. Hari ini kita menghabiskan malam di daerah Strøget lagi karena ada beberapa suvenir yang akan dibeli dan membayar hutang untuk naik ke menara di istana Christiansborg. Dan kali ini kita beruntung karena angin bersahabat dan menara dibuka untuk umum. yaay!


Day 5: Departure. Thank you Denmark!
Overall perjalanan ke Denmark ini sangat menyenangkan. Semuanya serba mudah dan penduduknya emang baik-baik ya. Beberapa kali kita tersesat dan langsung diatar sampai tujuan. Bahkan dia seharusnya mau pergi ke kantor dan bisa terlambat tapi karena melihat kita agak bingung, jadi dia dahulukan untuk mengantar. Begitu pula ketika di stasiun. Saya mencari dimana loket untuk membeli karcis. Nggak lama ada seorang cewek menghampiri kita dan memberitahukan bahwa semuanya hanya bisa diakses menggunakan kartu kredit. Lalu dia mengantar sampai kita benar-benar sampai di peron. Itu semua inisiatif dia sendiri. Keren! Bahkan ada yang bersedia meminjamkan sepedanya agar kita nggak capek berjalan. Ternyata masih banyak orang baik ya di dunia ini. Setelah gue perhatikan sistem metro di Copenhagen ini nggak pakai pintu pengaman untuk tap kartu. Kalau pakai Copenhagen Card seharusnya ada petugas yang ngecek. Tapi ini nggak ada juga yg cek di dalam kereta. Jadi langsung masuk aja ke dalam kereta. Jadi orang-orang Copenhagen hanya asas kepercayaan aja sepertinya. Beli tiket ya karena emang udah budayanya seperti itu. Ini kalau di Indonesia mungkin penumpang udah pada nggak beli tiket semua kali ya? hahaha. Dan gue jadi ngerti sekarang kenapa Denmark dinobatkan negara paling bahagia. Terpancar kok dari warganya :) Yang nggak bikin bahagia cuma 1. Apa-apa di sini mahal. kecuali daging salmon :p
-Greg

4 notes
·
View notes
Text
Stopover atau Liburan Sesaat di Singapura kini Tidak Lagi Membosankan
Setiap saya traveling ke luar negeri pasti saya memikirkan jadwal penerbangan apakah akan mengambil penerbangan dengan transit atau penerbangan langsung. Terkadang saya malah memilih penerbangan transit untuk penerbangan jarak jauh dan saya menambah waktu transit, bukan hanya beberapa jam tapi hingga satu sampai dua hari atau biasa disebut stopover. Bukan apa-apa, terkadang kalau negara tempat transitnya menarik atau ada beberapa hal yang ingin sekalian dikerjakan, lebih baik dilakukan bersamaan, kan? Ibarat pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Semuanya tercapai dan terselesaikan.
Seperti pada saat saya akan ke New Delhi, India, Saya mengambil penerbangan Jet Airways yang kebetulan hanya menangani penerbangan dari Singapura. Dari Jakarta saya mengambil flight Garuda Indonesia dan stopover di Singapura selama 2 hari sebelum melanjutkan ke New Delhi. Kali ini saya ingin sekalian mengantar teman saya untuk check-up di rumah sakit Mount Elizabeth, Singapura. Kebetulan dia selalu melakukan check up kesehatan di sana. Dan sebelum ke Ladakh, India memang disarankan untuk medical check up sebelumnya, karena dataran tinggi dan minim oksigen. Untuk tulisan mengenai Ladakh, India bisa dibaca di sini.
Kalau sudah di Singapura yang jaraknya dekat dengan Indonesia, daripada hanya transit beberapa jam di bandara, nggak ada salahnya juga loh untuk stopover 1-2 hari dahulu supaya penerbangan ke destinasi selanjutnya lebih santai. Salah satunya ya seperti yang saya dan teman saya lakukan. Tapi nggak hanya itu aja loh yang bikin Singapura jadi menarik untuk liburan singkat atau stopover beberapa hari buat kamu atau bersama keluarga. Ini nih beberapa tips dari saya:
1. Pesan dan beli tiket penerbangan ke Singapura dari beberapa minggu sebelum keberangkatan.

Memasuki negara Singapura, tidak membutuhkan visa. Jadi, Kamu tinggal membeli tiket pesawat. Untuk mendapatkan harga terbaik, biasanya Saya pesan tiket pesawat di Traveloka. Tak jarang pula, Traveloka menawarkan harga spesial untuk berbagai destinasi. Agar tidak ketinggalan harga promo, Kamu dapat berlangganan newsletter dari Traveloka untuk mendapatkan info-info terbaru. Siapa tau ada promo seru :)
2. Memilih akomodasi yang tepat

Pilihlah penginapan yang berlokasi dekat dengan pusat kota, pusat perbelanjaan, serta fasilitas transportasi umum. Ada banyak pilihan akomodasi selain hotel. Namun, jika Kamu berlibur dengan anak-anak, hotel adalah pilihan yang tepat. Alasannya sederhana. Fasilitas hotel pasti lebih lengkap, suasana lebih nyaman, dan kebersihan lebih terjamin.
York Hotel Singapore merupakan salah satu dari banyak hotel di Singapura yang menawarkan kemudahan bagi tamu yang berlibur bersama keluarga. Hotel ini dilengkapi pelayanan kebersihan setiap hari, layanan kamar 24 jam, penatu (laundry), kolam renang, dan pusat kebugaran.
Selain lokasinya yang berada di pusat perbelanjaan Orchard Road yang merupakan jalan utama Singapura, hotel ini juga dekat dengan rumah sakit Mount Elizabeth. Bagi Kamu yang berlibur dengan membawa serta orang tua, lokasi hotel ini juga cocok untuk sekaligus mengajak orang tua untuk melakukan general check up di rumah sakit tersohor di Singapura tersebut. Kalau saya sih kebetulan teman saya yang ingin medical check up.
Hotel ini juga menyediakan kamar Deluxe dan Premiere dengan harga sangat ideal bagi keluarga dengan dua anak. Kamarnya sangat nyaman dan luas. Nah, untuk memesan kamar di York Hotel Singapore, Kamu bisa dengan mudah melakukannya di sini.
Jika waktu liburanmu bertepatan dengan hari libur nasional, segera pesan hotel setelah membeli tiket pesawat. Karena York Hotel Singapore merupakan salah satu hotel yang sangat diminati, ada baiknya memesan dari jauh-jauh hari untuk memastikan Kamu mendapatkan tipe kamar yang diinginkan.
3. Membuat rencana perjalanan

Dengan merencanakan tempat-tempat yang ingin dikunjungi, liburan pasti akan menjadi lebih nyaman dan efisien. Kamu dan keluarga dapat mempersiapkan terlebih dahulu barang-barang bawaan, merencanakan jenis transportasi yang digunakan, serta memperkirakan biaya yang akan dihabiskan di tempat wisata yang dituju. Masing-masing anggota keluarga pun akan mendapatkan kesempatan mengunjungi tempat-tempat yang diinginkan.
Sebaiknya pula, jangan membuat rencana perjalanan yang terlalu padat. Pilihlah dua atau tiga lokasi dalam satu hari, dengan jarak yang berdekatan. Saya selalu senang melakukan persiapan ini, karena kalau persiapannya matang, semuanya akan sesuai dengan budget dan efisiensi waktu. Seperti perjalanan saya ke Iceland beberapa waktu lalu yang bisa dibaca di sini.
4. Beli tiket ke tempat-tempat wisata atau atraksi secara online

Di Singapura, banyak tempat hiburan keluarga yang dapat dinikmati secara gratis. Misalnya: Singapore National Library, Shaw Foundation Symphony Stage, dan Jacob Ballas Children’s Garden di dalam Singapore Botanic Garden. Namun, jika berencana untuk mengunjungi tempat-tempat hiburan berbayar, ada baiknya Kamu membeli terlebih dahulu tiket masuknya secara online di situs-situs resmi mereka. Biasanya, banyak penawaran dengan harga menarik untuk pembelian dengan menggunakan kartu kredit tertentu.
5. Persiapkan perlengkapan perjalanan selama di pesawat dan selama di Singapura

Kalau kamu atau anak-anak Anda tipe orang yang gampang bosan duduk diam di dalam pesawat. Karena itu, persiapkan beberapa jenis kegiatan yang dapat dimainkan sambil duduk selama perjalanan. Misalnya: membaca buku favorit dan bermain halma.
Banyak tempat di Singapura yang dapat ditempuh dengan transportasi umum dan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Pastikan anak-anak Anda mengenakan pakaian dan sepatu yang nyaman. Bawa juga botol minum yang dapat diisi dengan air di tempat-tempat umum, payung, jas hujan, serta obat-obatan.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera buat rencana liburanmu dan nikmati pengalaman liburan atau transit singkat Kamu menjadi lebih menyenangkan di Singapura.
-Gregorius
#singapore#singapura#liburan#traveloka#tips liburan#ladakh#iceland#mountelizabeth#singapore botanic gardens#stopover
0 notes
Text
14 Days of Spring: Japan

Saat ini Jepang memang salah satu tujuan wisata paling diburu oleh wisatawan Indonesia. Gue yang pada awalnya nggak begitu tertarik untuk ke Jepang akhirnya pun luluh juga. Saking banyaknya pilihan tujuan wisata di Jepang sehingga perlu banget buat membuat rencana. Mulai dari menentukan kapan akan pergi, pakai transportasi apa yang dipilih, hingga apa saja yang menarik di setiap kota.
Di blog ini, gue akan cerita mengenai perjalanan gue selama 14 hari ke Jepang di pertengahan hingga akhir bulan Maret 2016. Memang agak telat sih baru sempat gue posting sekarang. Tapi siapa tahu bisa menjadi inspirasi buat trip kalian di Musim semi tahun 2017 ini. Nah kenapa gue pilih bulan Maret? hmm sebenarnya karena alasan bertepatan dengan ada beberapa event yang harus gue kunjungi di Tokyo pada bulan itu jadi sekalian gue extend aja dan sebenarnya agak sedikit berharap untuk bisa melihat Cherry blossom atau sakura yang biasanya memang muncul di akhir maret hingga awal april setiap tahunnya. Tapi bulam maret memang bukan saat peaknya sih. Kebanyakan akhir Maret sakura baru saja tumbuh. sehingga peaknya akan ada di awal April.
Okay gue mulai dengan perjalanan gue yang dimulai di tanggal 17 Maret 2016. Saya mengambil penerbangan langsung dari Jakarta menuju Tokyo. Kali ini gue mencoba maskapai nasional Jepang, ANA. Dari Jakarta ke Tokyo memakan waktu sekitar 7 jam dan karena ini penerbangan malam, jadi saya bisa tidur sepanjang perjalanan. Oh iya yang saya suka dari pesawat ANA ini adalah toiletnya karena ada water spray-nya. hahaha simple thing tapi penting. Karena nggak semua maskapai toiletnya kaya gini. i definitely recommend ANA.
Sampai di Tokyo Haneda Airport pada pukul 7 pagi. Dari situ langsung menuju Apartemen di daerah Shibuya. Oh iya sekadar info singkat, beberapa penginapan saya selama di Jepang menggunakan airbnb. salah satunya di Tokyo ini. Mengapa pakai Airbnb? karena dari segi harga jauh lebih murah dibandingkan hotel dan nggak jarang para pemilik apartemen menyediakan fasilitas tambahan seperti gratis pocket wifi. jadi kita bisa internetan terus selama di Tokyo dan tentu saja untuk menggunakan googlemap sebagai penunjuk jalan. Apartemen saya di daerah Shibuya supaya lebih di tengah dan mudah kemana mana.
Tokyo: Ginza & Shibuya
Hari pertama ini saya menghabiskan waktu di sekitar Ginza dan Shibuya. Ternyata Tokyo besar juga ya. Nggak semuanya dapat ditempuh dengan jalan kaki. harus menggunakan metro untuk berpindah2 tempat sehingga butuh kartu untuk transport supaya lebih mudah kalau gonta-ganti naik metro. Gue pilih Pasmo card yang bisa dipakai untuk naik bus, metro, dan bisa juga buat belanja di 7/11. All u need in one card. semacam kartu e-money lah kalau di Indonesia. Gue beli kartu pasmo ini di Haneda airport. Sebenarnya ada kartu lain yaitu Suica. untuk info lebih lengkap apa aja perbedaan kartu ini bisa lihat di sini: http://www.thejapanguy.com/what-is-a-pasmo-card-what-is-a-suica-card/



Seharian ini mengeksplor Ginza dan Shibuya. Tapi malam harinya saya pergi ke daerah Shinjuku untuk mencoba restoran jepang yang menyajikan kaiseki. Nah kaiseki ini ini adalah istilah untuk traditional fine dining ala jepang. Jadi ada sekitar 8-12 menu mulai dari appetizer, main course, hingga dessert yang disajikan bergantian. Tapi kali ini saya memilih kaiseki modern atau kerennya bisa dibilang fusion kaiseki. Nama restorannya: Giro-giro Kagurazaka. ini alamatnya: 5-30 Kagurazaka, Shinjuku 162-0825, Tokyo Prefecture. Untuk ukuran kaiseki ini termasuk terjangkau. 4500 Yen per orang untuk menu dinner. Nah alamatnya agak tricky dan masuk2 ke gang dan dari depan tidak ada nama restorannya. hanya berbentuk rumah. Tapi setelah bertanya pada orang yang kebetulan keluar dari resto. Ternyata benar itu sebuah restoran. Setelah masuk baru terasa aura jepangnya. Mejanya seperti ita duduk di bar. ditengah2 ada koki yang memasak. dan satu persatu menu mulai dari appetizer hingga dessert disajikan dan sebelum dimakan, koki memberi penjelasan mengenai masing-masing menu. Seru sih, buat saya sebuah pengalaman yang beda. Tapi buat kalian yang sudah biasa fine dining mungkin biasa aja kali ya. Secara total ada 8 menu yang keluar. dan rasanya buat saya termasuk enak. oh yang menarik buat saya ketika mereka menyajikan miso soup tapi dalam bentuk es krim, lalu ada juga Soba yang disajikan dengan rumput laut yang digoreng kering. Enak! Oh iya, fyi untuk makan di sini kalian mesti reservasi terlebih dahulu. Nggak bisa datang langsung.




Tokyo: Tsukiji Fish Market, Omotesando, Meiji Shrine Park, Yoyogi Park
Hari kedua di Tokyo ini saya memulainya dengan brunch di tsukiji fish market. Sudah jelas kalau ke pasar ini pasti akan memesan sushi dan seafood2 lainnya. pagi ini cuacanya hujan. Tapi karena sudah niat ya berangkat saja lah. Pasar ini buka dari pagi buta. Sebenarnya ada acara lelang ikan tapi kalau mau lihat lelang tersebut harus berangkat bahkan sebelum subuh. oh saya tak sanggup. jadi langsung saja agak siangan. jadi langsung brunch aja. Di pasar ini banyak banget restoran atau kedainya. rata-rata sih menjual sushi atau sashimi dan banyak hidangan laut lain. tips dari saya, pilih restoran sushi yang antriannya agak panjang. nah itu sudah pasti enak. dan ga usah ngeliat yg interiornya bagus. justru biasanya makanannya nanti biasa aja. Sebenarnya ada restoran sushi yang sudah terkenal namanya Sushi Dai. berbagai review bilang ini sushinya enak dan langsung dibikin ketika kita sudah duduk. Tapi, sekali lagi ini antriannya panjang banget dan harus dateng agak pagian supaya bisa dapet tempat. Banyak orang yang sudah datang dari jam 5 pagi katanya. hehehe dan dari segi harga Sushi Dai termasuk agak mahal. Saya nggak bisa kasih review karena memang gak makan di sana. Jadi saya hanya pilih random saja restoran yang antriannya cukup ramai nah bisa dipastikan makanannya juga enak.



Siang harinya saya berjalan-jalan ke daerah Aoyama, Omotesando dan harajuku. Lokasi ketiganya nggak terlalu berjauhan jadi bisa sekalian window2 shopping atau nyobain cemilan2 seru atau kafe-kafe yang seru-seru.





Puas jalan-jalan di 3 tempat itu, sebelum jam 5 sore coba sempetin ke Meiji Shrine Park juga deh. Taman kota ini sangat luas dan merupakan hutan kota yang nyaman banget. Jalan ke dalamnya si lumayan agak jauh. tapi seru banget karena suasananya kontras banget dengan di luar. di sini benar2 berasa di hutan beneran deh. Jalan agak kedalam lagi nanti akan menemukan sebuah kuil. di taman ini bisa menghabiskan waktu 1-2 jam karena jalannya agak lumayan. tapi aku sih suka banget. jadi nggak apa apa deh.



Nggak jauh dari Meiji shrine, ada Yoyogi park. mereka ini sebelahan tapi konsepnya agak beda yah. kalau meiji shrine lebih mirip hutan kota dan ada kuil untuk berdoanya, kalau yoyogi park lebih seperti tempat nongkrong dan bikin kegiatan beberapa komunitas. beberapa yang gue liat ada komunitas musik dan streetdance. nggak jauh juga ada yang komunitas doa bersama. Jadi benar-benar seru deh. beragam banget yang datang. kalau sore seru banget duduk2 aja di depan air mancur sambil nunggu sunset. Tapi karena udara waktu itu lumayan dingin dan agak mendung, jadi nggak gitu keliatan sunsetnya. tapi taman ini seru banget. Tujuan utama saya ke taman ini sebnernya mau liat sakura, tapi apa daya sakuranya belum numbuh. Pohonnya pun juga masih kering akibat rontok di musim dingin. kalau seminggu atau 2 minggu lagi kesini lagi mungkin sakuranya sudah banyak. hehehehe. Saya habiskan waktu saya sampai sekitar jam 6.30 sore. Kemudian kembali ke daerah harajuku untuk cari makan malam.

Tokyo: DisneySea
Hari ketiga ini saya excited sekali karena akan ke happiest place on earth. Yes Disney Sea. Berangkat agak pagian. Jam buka DisneySea ini mulai dari jam 8.30 pagi. Lumayan pagi ya kalau dibandingkan dengan disneyland di Hong Kong misalnya yang baru buka jam 10.30 pagi. Oh iya, gue nggak mengunjungi Disneyland Tokyo karena setelah dipertimbangkan, Disneyland wahananya cenderung untuk anak-anak. Lebih banyak karakter-karakternya. Sedangkan gue pengen yang lebih ada wahana untuk dewasa dan DisneySea kan memang cuma ada di Jepang. Jadi akhirnya memilih DisneySea saja.




Gue sadar ini adalah hari minggu. nggak kebayang sih penuhnya. Okay, cukup naik subway dan bisa turun di Maihama station, jalan dikit ke stasiun disney resort lalu naik kereta dan langsung turun di stasiun Disneysea. Pokoknya target hari ini bisa main di wahana paling tidak 5 atau 6. Agak ambisius sih karena pas sampai di dalam ternyata memang penuh banget. Jangan lupa untuk ambil fast pass ticket terutama untuk wahana wahana yang antriannya panjang. supaya nggak perlu ngantri terlalu lama dan bisa ditinggal2 dulu sampai jam yang tertera di fast pass.
Makanan di DisneySea menurut saya kurang begitu enak. Kebanyakan gimmick lucu-lucuan aja sih. tapi rasanya standar banget. jadi ya yang penting perut keisi dan nggak masuk angin.

Di sini saya seharian sampai menunggu kembang api dan parade diatas air pada jam 7 malam. Akhirnya mimpi masa kecil kesampaian juga.

Tokyo to Naoshima Island
Pagi ini kita bangun lebih pagi karena harus berangkat menuju Naoshima Island. Naoshima island ini adalah sebuah pulau yang letaknya agak ke barat. tepatnya di distrik Kagawa. Mengapa Naoshima ini menarik? Naoshima ini dikenal sebagai pulau seni di Jepang karena di pulau ini banyak terdapat museum dan galeri seni yang sudah dikenal di dunia. Sebut saja Chicu Art Museum yang arsitekturnya di ciptakan oleh arsitek terkenal Tadao Ando yang populer dengan desain modern minimalisnya. Lalu ada juga Benesse House Art Museum. Nah Benesse House ini sebenarnya sebuah one stop place yang di dalamnya terdapat hotel, galeri, restoran, kafe, tempat pertunjukan di dalam satu kompleks. Selain 2 museum besar ini di daerah perumahannya pun banyak rumah-rumah yang disulap menjadi mini art gallery. Pokoknya kalau ke Naoshima ini kita banyak dapet spot-spot foto yang lucu dan sangat instagramable deh.

Dari Tokyo menuju Naoshima ini, kita bisa menggunakan kereta atau bus, kemudian nyebrang naik kapal ferry yang kalau beruntung bisa dapet yang desain exteriornya menampilkan karya seniman terkenal Yayoi Kusama yang populer dengan motif polkadotnya. Okay, begini step by step rute dari Tokyo untuk sampai ke Naoshima: 1 Menggunakan kereta Shinkansen dari Tokyo Station ke Okayama Station. 2 Dari Okayama Station kemudian naik JR Uno Line ke Uno Station. 3 kemungkinan harus berganti kereta di Chayamachi untuk melanjutkan ke Uno Station. 4 Tiba di Uno Station dan berjalan ke pelabuhan untuk naik ferry ke Naoshima.
Oh iya, untuk naik shinkansen gue udah beli JR Pass di Jakarta. Gue beli di His Travel karena harganya lumayan lebih murah dibanding travel agent lainnya. Nah Buat kamu yang sudah tau mau kemana aja di Jepang, bisa cek lagi yah apakah JR Pass yang kalian beli bisa mencakup ke daerah yang kalian tuju karena ada beberapa JR Pass dan juga berapa lama kalian akan pakai JR pass ini selama di Jepang. Nanti bisa cek di sini ya: http://his-travel.co.id/jrpass Ada beberapa kereta Shinkansen juga yang tidak bisa digunakan dengan menggunakan JR Pass. Jadi harus beli tiket lagi. Jadi dicatat ya. Kereta Nozomi dan Mizuho tidak termasuk dalam JR Pass ini. selain kereta itu sih aman.

Bayar Ferrynya sebesar 280 Yen. dari Uno ke Naoshima hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Sebentar banget tapi ferrynya bagus. bisa naik ke deck atas untuk melihat pemandangan. Setelah sampai di Naoshima, kita tiba di Miyanoura port. Perlu diingat bahwa ada 2 pelabuhan di Naoshima Island ini. Miyanoura dan Honmura. Jadi jangan ketuker ya.





Dari Miyanoura port ini lebih dekat untuk mengunjungi Chichu Museum, Lee Ufan Museum dan Benesse House. 3 Museum besar di Naoshima. Nah kalau Honmura port lebih dekat untuk mengunjungi Art house project. Art house project ini adalah semacam rumah-rumah yang dijadikan sebuah galeri mini buat para seniman untuk menampilkan karyanya atau mengadakan workshop untuk umum.
Penginapan di Naoshima sangat terbatas, apalagi kalau sedang banyak event di pulau itu. wah makin sulit mencari penginapan yang bagus dan murah. Kalau kalian punya budget gede, nggak ada salahnya sih menginap di Benesse House. Bagus banget. Tapi karena budget saya terbatas maka saya mencari hotel atau penginapan yang harganya bersahabat. Tapi karena saya mencarinya agak telat kebanyakan penginapan sudah fullbooked dan akhirnya mendapatkan hotel semacam semi ryokan (rumah khas Jepang) Namanya Guest House Oomiyake. Bisa cari di booking.com atau tripadvisor. Penginapan ini juga menyediakan penyewaan sepeda gratis yang bisa dipakai untuk berkeliling Pulau karena sebenarya pulau ini tidak terlalu besar. Bisa ditempuh dengan sepeda kalau mau olahraga dikit lah.

Hari pertama di Naoshima. Karena sampai di sini sudah jam 2 siang, saya langsung menyerbu Lee Ufan Museum, Chicu Art Museum dan Benesse House karena sepertinya Saya kurang teliti mengecek kalender Jepang. Plan saya sesampainya di Naoshima adalah hanya berkeliling menggunakan sepeda dan menurut Jadwal buka museum, dikatakan bahwa hampir semua museum tutup di hari Senin. Namun karena hari Selasa besok adalah hari libur nasional, maka di hari Senin ini banyak museum yang buka sebagai pengganti hari Selasa. Jadi buru-buru lah saya ke semua museum di hari ini. karena besok hampir semua museum tutup. dan saya hanya punya waktu Hari Senin dan Selasa karena rabu pagi harus sudah pindah ke kota lain. Kebut-kebutan deh. Tapi beruntungnya karena ketika baru sampai langsung diantar bus dengan desain exterior yang kawaii banget. Pakai motif polkadot Yayoi Kusama semua desain busnya.






Oh iya perlu diingat juga, rata-rata museum besar di Naoshima tidak memperbolehkan penggunaan kamera di dalam museum. Jadi hanya bisa foto di luar atau di tempat2 yang diperbolehkan saja padahal artworknya yang di dalam museum keren-keren banget. Tapi apa boleh buat, ikuti saja peraturan yang ada.
Full Day at Naoshima Island
Hari ini, karena banyak museum tutup, akhirnya kita hanya mengeksplor benesse Art space dan berkeliling Naoshima Island dengan menggunakan sepeda. Jadi ternyata banyak banget artwork dari seniman lokal maupun internasional yang dipamerin di public space seputaran Naoshima Island. Kemarin saat di port, saya mengambil banyak brosur dan peta untuk mengetahui ada apa saja di pulau ini. Oh iya kalau kalian sempat, ada onsen atau permandian air panas di Naoshima Island ini yang interiornya dipenuhi karya seni. Katanya sih keren banget. Saya sempat mendatangi tempat ini, tapi lagi-lagi karena hari Selasa ini merupakan hari libur nasional, maka tempat ini tutup. kecewa :(. beberapa art house project juga tutup. bahkan restoran pun banyak yang tutup. Solusinya adalah membeli makanan dari sevel. hahahahaha. Yah hari kedua ini walaupun agak kecewa karena banyak museum dan art house project yang tutup. Tapi tetap menyenangkan karena cuaca cerah dan bisa berkeliling Naoshima pakai sepeda.







Naoshima to Osaka
Hari ini kita bangun lebih pagi karena kapal dari Naoshima berangkat jam 6 pagi. Suasana masih gelap banget, tapi ternyata Honmura Port tepat berada di belakang penginapan. Jadi hanya perlu jalan kaki 2 menit. Sampai di pelabuhan sempat nggak yakin karena bentuknya hanya seperti tempat parkir kapal milik rumah pribadi. Eh ternyata, karena kapalnya belum siap. Jadi masih harus menunggu. Setelah menunggu 15 menit akhirnya kita dibolehkan masuk ke dalam kapal. Kapalnya masih sepi banget. hanya ada beberapa orang saja.

Tujuan kali ini adalah Osaka! yap. dari Naoshima ke Osaka menggunakan kapal ferry dan Kereta Shinkansen. Rutenya hampir sama dengan rute berangkat. Tapi kali ini kita turun di Stasiun Shin Osaka. Perjalanan memakan waktu 4jam-an. Sampai di Osaka masih sekitar jam 11 siang. karena belum bisa cek in di airbnb maka saya menitipkan koper di stasiun. Supaya nggak repot bawa-koper kemana mana sampai waktu sudah bisa cek in di penginapan. Ini nih tempat penitipan koper di Stasiun Shin Osaka bisa lihat di link ini: https://www.osakastation.com/osaka-station-lockers-and-luggage-storage/
Rute pertama adalah Osaka Castle dan Dotonburi. Sebagai turis kayanya wajib banget ke Osaka Castle. Biar afdol kalo mengunjungi Osaka. Hmm Buat saya sebenarnya hanya formalitas saja ke tempat ini. karena kita jadi bisa tau sejarah kota Osaka. Kita bisa jalan-jalan santai di tamannya. Banyak juga yang jual makanan dan kalau sakura sudah mekar, di tamannya bagus banget. Tapi pas saya kesana, sakuranya masih baru pada tumbuh, jadi nggak gitu terlihat. Kalau mau ke Museum, ada di dalam castlenya dan di bagian atas. jadi ada pilihan mau naik tangga atau naik lift. Oh kalau saya sudah pasti naik lift. hehehehe. harga tiketnya per orang 600 yen. tapi kalau Group tour minimal 15 orang bisa dapat diskon. Info lengkap mengenai Osaka Castle bisa lihat di sini ya: http://www.osakacastle.net/english/museum/index.html


Jam makan siang sudah lewat dan perut sudah lapar banget. Dari Osaka Castle saya menuju Dotonbori. Nah ini pasti udah pada tau lah ya. Pusat kehebohan di Osaka, yang banyak tempat beanja, berbagai makanan dan cemilan seru. Dan yang paling iconic di sini: Glico man. Spot wajib buat para turis. Di sini banyak banget pilihan makanannya. Tapi yang paling banyak dicari adalah takoyaki dan okonomiyaki. Patokannya coba yang antrinya panjang. biasanya itu enak. hehehe.





Saya seharian di sini sampai malam sebelum balik ke stasiun buat ambil koper dan menuju ke penginapan. Lokasi penginapan airbnb tidak terlalu jauh dari stasiun Shin Osaka supaya besok tidak jauh untuk ke Universal Studio
Osaka: Universal Studio Japan
Yeaaayyy. Akhirnya ke USJ. Saya pergi jam 8.30 pagi. karena mereka baru buka jam 9. Dari stasiun Shin Osaka sangat mudah untuk ke USJ. Ini rute buat ke USJ:
Ada apa di USJ? ya bisa cek di websitenya USJ kali yaaaa. aku tamplin foto-fotonya aja. Yang jelas wajib banget buat ke Wizarding World of Harry Potter. worth it! walaupun antrinya bisa 2 jam walaupun sudah pakai Fast pass. Jadi harus sabar2 yaaa apalagi kalau lagi peak season seperti ketika saya kesana. Yang wajib dibeli adalah butter beer.






Di USJ sampai sekitar jam 7 malam. setelah itu balik ke hotel dan makan malam di restoran Japanese Barbeque. Pemilik apartemen memberitahu bahwa dekat apartemen airbnbnya terdapat restoran bbq yang ramai dikunjungi penduduk lokal setelah pulang kerja. Nama restorannya aku lupa tapi ini dekat banget sama airbnb saya. cobain kobe beefnya. Maap soalnya namanya dalam huruf kanji. ini enak banget dagingnya :)

Kinosaki Onsen
Satu lagi yang merupakan highlight dari trip saya ke Jepang adalah. Mencoba Onsen pertama kalinya. Yes, mandi air panas gaya jepang. Nah saya memilih Kinosaki Onsen. Jadi Kinosaki ini adalah kota kecil di antara Osaka dan Kyoto yang memang khusus menawarkan onsen di seluruh kotanya. Bagaimana menuju Kinosaki Onsen dari Osaka? Nah, kalau sudah memiliki JR Pass maka hanya perlu satu kali naik Shinkansen dari Shin Osaka Station nanti langsung sampai di stasiun Kinosaki Onsen. Perjalanannya kurang lebih memakan waktu 2 jam 40 menit.

Kinosaki ini kota kecil banget, jadi kemana-mana bisa jalan kaki. Dari stasiun ke penginapan juga bisa jalan kaki hanya 3 menit. Karena kebetulan saya memilih penginapan yang nggak jauh dari Stasiun. Yang menarik di sini hotelnya berbentuk Ryokan. Jadi nanti benar-benar tidur di tatami dan kita diminta ntuk memakai yukata. Nah karena pada saya saat datang cuacanya agak dingin, jadi mereka memberi yukata yang berlapis lapis. Oh iya nama ryokan tempat saya menginap adalah Mikuniya Ryokan. Info lebih lanjut bisa lihat di sini: http://www.kinosaki3928.com/english/

Yang seru dari ryokan ini selain bisa pakai yukata jalan kaki kemana mana. Kita diajarin pakai yukata yang benar dan pake bakiak. hahahaha. Kalau dari segi pelayanan sudah OK banget deh. Begitu masuk ke lobby mereka sudah ngasih kita sandal khusus. koper kita di lap satu satu. Lalu mereka menunjukkan kamarnya. Ih langsung jatuh cinta. Cozy bangeeet. Kita juga dikasih pass untuk masuk ke 7 tempat onsen yang tersebar di Kinosaki. Gratis! dan mereka ngasih penawaran untuk juga nyobain onsen yang ada di dalam Ryokan dan ngasih jadwal Onsen yang kosong. supaya tidak bentrok dengan jadwal tamu lain. Nah kalau yang di hotel ini, onsennya lebih private. Jadi nggak rame-rame kaya yang di public onsen. Untuk yang public onsen, karena ada banyak banget permandian air panas di kota ini. kita bisa memilih yang sesuai kita mau. ada yang outdoor ada juga yang indoor. Nah tapi itu tadi syaratnya cuma bisa milih 7 aja. dan bisa aja kok pindah2 tempat asal kuat aja nyemplung air panas mulu. hahahaha. Ini berlaku selama kita menginap di Kinosaki. Bisa kapan aja onsen-an. Mai pagi, siang sore malem. sampai bosen. hahahaa



Satu lagi, kali aja banyak yang gak tau, cewek sama cowok dipisah ya tempatnya dan harus untuk telanjang bulat ya. Buat yang nggak biasa mungkin awalnya ngerasa aneh mandi rame-rame dan mungkin pertama kali ketika nyemplung ke air panas berasa panas banget. Apalagi waktu itu suhu di luar sekitar 9-10 derajat. jadi lumayan berasa deh air panasnya. Saya hanya kuat 40 menitan di dalam air panas. ga mau lama-lama. Sebenarnya ada bebrapa tempat yang menyediakan beberapa kolam dengan level panas yang beda. hehehe saya nyobain 2 tempat. yang outdoor dan yang indoor. Lebih menarik yang outdoor ternyata.


Setelah puas ngonsen. Begitu sampai di ryokan. Kamar yang tadinya kosong, Kini sudah disulap menjadi ruang makan pribadi. Yes, tatami style. Lalu saya ditanya, mau disiapin makan malam sekarang? tentunyaaaa. Makan malamnya penuh dengan kepiting. Yap, Snow crab memang lagi musim di Jepang karena musim salju baru saja berakhir. dan sekarang musim semi, jadi kepiting2 itu mulai pada keluar dari sarangnya. Dan ukuranya besar besar banget. Kali in kita makan Kaiseki dengan tema kepiting, mulai dari di bakar, dibuat sup, di buat tempura, dsb. Mereka juga menyajikan sushi. Kenyang pokoknya. dan enak banget. Recommended!

Setelah makan malam saya mencoba onsen yang ada di ryokan karena jadwal kosongnya ada di malam hari jam 11. Okelah. lebih mirip kamar mandi pribadi dengan jacuzzi sih. Seruan yang di public bath. hehehehe
Di Kinosaki ini saya hanya menginap satu malam Setelah itu melanjutkan perjalanan ke Kyoto. Keesokannya Breakfast di sajikan di ruangan khusus breakfast. Tapi breakfastnya saya tidak terlalu suka. Setelah breakfast saya lanjutkan mencoba onsen lainnya. Kali ini permandiannya ada di atas gedung. Menarik juga. Dan menyediakan kolam air dingin juga. yah tapi ngapain sudah di luar dingin malah mencoba kolam air dingin. hahahaha. Kereta dari Kinosaki menuju Kyoto sekitar jam 1. Jadi bisa makan siang sebentar dekat stasiun.
Kyoto: Kawai Kanjiro Memorial Museum, Finding AirBnb
Dengan menggunakan Shinkansen lagi dengan lama perjalanan 2,5 jam, kali ini saya sudah banyak plan di Kyoto, karena dengar dengar dibeberapa tempat sudah banyak bunga sakura. Sampai di stasiun Kyoto saya cukup terpukau dengan arsitektur bangunannya. Jadi stasuin Kyoto ini menggabungkan stasiun, terminal bus, pusat perbelanjaan, Pusat makan, dan public space. Oh tidak lupa di atas stasiun ini ada sky garden juga. Lumayan bisa nongkrong di atas gedung dan bisa lihat kota Kyoto dari atas.

Tujuan pertama saya di Kyoto mengunjungi Kawai Kanjiro Memorial Museum. Museum ini merupakan rumah peninggalan almarhum seniman keramik terkenal Kawai Kanjiro. Museum ini dikelola oleh anaknya yang kebetulan menemani kami berkeliling melihat sejarah rumah tersebut dan kebiasaan-kebiasaan unik dari Kawai Kanjiro. Rumahnya berbentuk rumah jepang kuno dengan ruangan tatami. Sangat menarik buat kalian yang penasaran pembuatan keramik tradisional dan penasaran gimana sih orang jepang jaman dulu hidup. Halaman belakang dari rumah ini juga lumayan luas dimana terdapat tungku bertingkat yang digunakan untuk membakar Tanah liat sehingga menjadi keramik. Kondisi rumahnya masih sangat terjaga dan semua paninggalan dari sang seniman juga masih tersimpan dan terorganisir dengan baik sesuai tahun pembuatan.

Sekitar Jam 6 sore saya cek in ke Airbnb yang sudah saya pesan. Hmm letaknya dekat dengan Daitokuji. Hanya perlu jalan kaki sedikit. Tapi letaknya agak tricky. masuk ke dalam gang sempit. ga bakal keliatan kalau dari jalan. Sempat tersesat sampai saya tanya ke pos polisi. Bahkan di peta polisi alamat itu tidak terlihat. Hanya jalan besarnya saja yang tercantum. Jadi akhirnya saya menuju jalan tersebut sambil berusaha menghubungi pemilik airbnb tersebut. Puji Tuhan ketika sedang berjalan tiba-tiba ada orang menghampiri saya. wah ternyata pemilik Airbnb nya. yeaayy. Dia ternyata dapat berbahasa inggris dengan fasih. Dia bilang dia sempat sekolah di Amerika. Oh pantesan. Oh iya transportasi di Kyoto paling gampang menggunakan Bus. sebenarnya ada jalur metro. tapi nggak semua daerah dilewati oleh metro ini, jadi ebih enak pakai bus saja. untuk bayar bisa pakai koin atau pakai Pasmo card juga bisa.

Dari sini kita diajak mengunjungi sebuah kafe yang letaknya sangat dekat dengan museum. Kafe ini dikelola oleh sahabat dari teman kami yang merupakan anak dari Kawai Kanjiro. Tempatnya cozy banget buat ngopi2 atau sekedar menikmati cemilan sambil ngobrol.Malam harinya saya cobain restoran pork katsu di dekat Kyoto station. Antrinya lumayan panjang sampai keluar. Dan setelah 40 menit menunggu akhirnya dapat juga tempat. dan ternyata memang enak. Recommended!


Explore Kyoto: Daitokuji Temple, Kinkakuji Temple, Arashiyama Bamboo Forest, Fushimi Inari, Kyomizu Dera
Hari ini temanya mengunjungi beberapa kuil. Nah saya baru tahu ternyata ada perbedaan mendasar antara kuil Shinto dengan kuil Buddha. Paling gampang sih bedain dari bentuknya. Kalau Shrine biasanya ada semacam gapura yang biasa disebut Torii. Sedngkan kalo kuil Buddha bentuknya pagoda. Lalu penamaannya kalau kuil Shinto (shrine) namanya ada kata jingu di belakangnya. sedangkan kuil Buddha (temple) ada kata Ji dibelakangnya.
Pagi ini dimulai dengan Daitokuji Temple karena paling dekat dengan penginapan. Tamannya cantik banget. Ada beberapa kuil di dalamnya dan sepertinya sedang ada upacara pagi itu, karena banyak warga berbusana tradisional berkunjung dan berdoa. Di sini saya nggak terlalu lama. sambil berjalan kaki ke jalan raya. dan menunggu bus kembali untuk menuju Golden Temple alias Kinkakuji Temple.



Dari Kinkakuji Temple ke Arashiyama Bamboo Forest yang terkenal itu dpat menggunakan metro. Karena saya masih bisa menggunakan JR Pass, dan kebetulan jalur ke Arashiyama ini adalah JR line jadi saya bisa gunakan tanpa beli tiket lagi. Arashiyama ini seperti nama distrik di Kyoto yang memang tempat turis banget, jadi memang lumayan rame. Seperti pada umumnya Arashiyama ini terkenal dengan hutan bambunya. Cukup OK lah walaupun kenyataannya rame banget dan kalau mau foto mesti pintar-pintar mengambil angle supaya tidak kelihatan banyak orangnya. Menurut saya tempat ini agak overrated. Tapi karena sudah di Kyoto ya menurut saya wajib sih ke sini. Oh iya di Arashiyama ini juga ada taman yang di dalamnya lumayan banyak bunga sakuranya. Akhirnya bisa lihat sakura bermekaran.




Hari ini Saya agak ambisius untuk mengunjungi Fumishi Inari. sampai di sana sudah sekitar jam 14.30. Sudah agak kesorean untuk bisa nanjak sampai ke puncak yang katanya bisa memakan waktu 2-3 jam. Bukan apa-apa. hari ini cuaca agak mendung dan sepertinya akan hujan di sore hari. Setelah berjalan menaiki bukit dan melihat peta yang terpampang di pintu masuk ternyata memang lumayan panjang juga rutenya untuk bisa sampai puncak. Jadi akhirnya saya tidak menyelesaikan sampai ke puncak. Hanya sampai pemberhentian ke 3 atau 4 gitu. agak lupa. Sepanjang jalan hanya melihat torii berwarna orange bertuliskan huruf kanji. Menarik banget. dan sangat bagus buat tempat foto.

Sekitar jam 5 sore hujan mulai turun. Sebenarnya bukan hujan lebat sih. Hanya gerimis saja. Tapi lumayan bikin cuaca jadi dingin dan berangin. Tapi karena kita dapat free pass untuk mengunjungi Kuil Kyomizu Dera. Sebenarnya Kuil ini dibuka untuk umum, tapi kalau malam hari tidak selalu kuil ini dibuka. Mereka menyebutnya special night di musim semi. Jadi hanya buka di bulan Maret - April saja. Jadi memang momennya pas nih untuk mengunjungi kuil ini. Sakura sudah banyak yang mekar dan cantik banget kalau malam hari.


Kyoto: Gion, Kyoto Downtown
Sepertinya saya jatuh cinta dengan Kyoto. Sayangnya hari ini adalah hari terakhir saya di Kyoto, tapi karena jadwal bus ke Tokyo nya malam. Jadi bisa jalan-jalan dulu seharian. Saya ambil bus malam dari Kyoto ke Tokyo. Jadi bisa tidur di jalan. Okay cerita mengenai bus malam akan kuceritakan setelah ini ya.
Jadi pagi hari ini saya menuju Gion. Maksud hati pengen banget ketemu geisha. Tapi emang agak jarang ya. mlah ketemunya sesama turis yang mengenakan kimono ala geisha. hehehehe. Di daerah gion ini kalau mau mengeksplor sampai ke delam gang-gangnya banyak rumah dengan gaya tradisional Jepang juga. Dan itu tadi, kalau beruntung bisa lihat geisha yang sedang berjalan2. Buat foto-foto di sini juga bagus. Kalau kamu pengen sewa kimono atau baju samurai buat para cowok juga bisa di sekitar sini. hmm tapi saya belum tertarik buat sewa. hehehee ribet. Tapi kalau kalian penasaran dan emang pengen ya menarik-menarik aja sih.


Dari Gion saya memutuskan untuk berkeliling di sekitar downtown. Yah ini kota pada umumnya sih kaya pasar gitu tapi banyak restoran dessert yang menarik. Akhirnya memutuskan untuk cobain Lipton Tea House. nah ini dessertnya menarik-menarik banget dan rasanya enaak banget. Hmm di Jepang harga dessert kurang lebih seharga main course. jadi ya gapapa deh merogoh kocek agak banyak tapi enak banget. worth it laah.




ah sekarang baru deh saya cerita tentang Bus dari Kyoto ke Tokyo. Sebenarnya bisa saja menggunakan Shinkansen lagi. Tapi berhubung saya hanya membeli Shinkansen dengan masa berlaku 7 hari maka untuk balik ke tokyo ini saya tidak bisa mnggunakan JR Pass saya lagi karena ini sudah hari ke 9. Oke tapi karena saya sudah mempersiapkan jauh-jauh hari untuk membeli tiket bus yang harganya jauh lebih murah daripada menggunakan kereta. Gue menggunakan bus Willer Express. Karena ini yang paling murah dibandingkan armada bus lain. Harga tiketnya sekitar 3500 Yen. Tapi harga tiket ini bervariasi banget dan cepat banget habisnya. Jadi harus dari jauh-jauh hari ya kalau mau beli tiket bus ini. Terminal bus ini ada di sisi samping stasiun Kyoto tepatnya di depan Hotel Ibis Styles Kyoto Station. Jalan menuju ke sini agak tricky. Tapi coba cari saja pintu keluar G2 Platform. Busnya berangkat pukul 21.50 dan akan sampai di Tokyo Shinjuku Station pada pukul 8 pagi. Busnya nyaman banget. kursinya ada penutup seperti kepompong gitu. jadi kita bisa tidur dengan lelap karena nggak ada cahaya lampu dari jalanan masuk. dan antara bagian penumpang dengan supir juga dikasih korden. jadi kaca depan bus nggak kelihatan jadi nggak bisa lihat lampu mobil yang berjalan berlawanan arah.

Back To Tokyo: Edo-Tokyo Museum, Mori Museum & Tower, Asakusa, Sakura at Ueno Park,
Saya masih punya waktu 3 hari di Tokyo. Kali ini saya memilih Airbnb di daerah Asakusa. Saya mulai hari pertama setelah pulang dari Kyoto adalah mengunjungi Edo Tokyo Museum. Museum ini berisi sejarah kota Edo hingga berganti nama menjadi Tokyo. Semuanya tergambar jelas lewat diorama dan presentasi yang sangat memukau. Kita juga bisa experience kehidupan di jaman Edo hingga berubah menjadi sebuah kota metropolis bernama Tokyo. Sekarang saya jadi tahu mengapa rakyat Jepang sangan independen dan maju. Semua melewati proses jatuh bangun yang sangat lama. Keren banget dan sangat menginspirasi. Untuk info mengenai jam buka, denah lokasi museum ini bisa dilihat di website ini: https://www.edo-tokyo-museum.or.jp/en/p-exhibition/



Siang ini saya mengunjungi Ueno Park, karena menurut info yang beredar, sakura di Ueno sudah mulai bermekaran dan banyak orang ber-hanami alias piknik di bawah sakura pada saat musim semi. cantik banget sakuranya.

Di hari terakhir saya di tokyo saya menyempatkan untuk datang ke kuil di Asakusa dan mengunjungi pameran di Mori Art Museum. Jadwal saya buat tidak terlalu padat karena hanya ingin santai menikmati Tokyo sebelum kembali ke Jakarta. Hmm Asakusa menarik, tapi karena terlalu banyak turis, jadi tidak terlalu menikmati suasana. Oh iya di sini juga banyak kios yang berjualan berbagai suvenir dan cemilan-cemilan. Saya nggak terlalu lama di area Asakusa ini. Tadinya ingin ke Akihabara, tapi karena acara di Mori Art Museum juga harus hari ini dikunjungi, jadi Akihabara di lain waktu saja kalau saya ke Jepang lagi. Okay, next stop Mori Art Museum.
Mori Art Museum ini berada di Mori Tower di daerah Roppongi Hill. Sangat mudah di akses. Kalau naik metro bisa turun di stasiun Roppongi. nah nanti ada petunjuknya untuk menuju ke sini. Nah, Mori Art Museumnya sendiri berada di lantai 53, jadi memerlukan akses khusus. Museum ini buka setiap hari dari jam 10 pagi - 10 malam, kecuali hari selasa yang tutup pada jam 5 sore. penjualan tiket ditutup 30 menit sebelum jam tutup museum. Nah karena yang saya kunjungi ini event khusus, maka harus pakai undangan. Ini beberapa yang saya lihat di dalam Mori Art Museum.




Kalau kalian ingin melihat Tokyo dari atas, di Mori Tower ini adalah salah satu tempatnya. Kalian bisa naik ke observation deck. Kalau langit cerah di malam hari, ini merupakan spot terbaik untuk melihat bintang-bintang. Tapi karena saya berkunjung masih di sore hari dan langit agak berawan, jadinya hanya bisa melihat pemandangan Tokyo dari atas saja. Tapi ini saja udah keren banget. Untuk jam buka dan harga tiket untuk bisa ke observation deck, bisa dilihat di sini: http://www.roppongihills.com/tcv/en/information/index.html

Ah selesai sudah deh 14 hari di Jepang. Banyak banget yang bisa dicontoh dari Jepang. Teknologinya, ketertibannya, kebersihannya, budaya antrinya, dan masih banyak lagi. Sudah pasti saya akan balik lagi karena banyak banget yang masih bisa dieksplor. Keesokan harinya saya kembali ke Jakarta dengan mengambil flight pukul 10 pagi. Thank you Japan :)

-Gregorius
1 note
·
View note
Text
Mengejar Aurora: 9 Hari di Iceland

Iceland. Sebuah tempat yang awalnya terasa jauh sekali. Letaknya yang mendekati kutub utara serta akses yang tidak pernah terbayang membuat saya penasaran dengan Negara ini. Semua review di berbagai situs menyebutkan bahwa Iceland adalah salah satu destinasi wajib untuk dikunjungi sebelum kita mati. Landscape yang memukau, fenomena aurora borealis yang unik, serta cuaca yang ekstrim merupakan daya tarik Iceland. Buat saya, Iceland sudah saya masukkan ke dalam bucket list sejak lama. Tapi, dibalik semua yang menarik tentang Iceland itu, ada satu hal yang selalu terpikirkan: Negara ini termasuk Negara eropa dengan biaya hidup cukup tinggi dibandingkan dengan Negara eropa lainnya. Jadi Traveling ke Iceland identik dengan ‘mahal’. Nah, berbagai cara pun saya tempuh untuk tetap bisa ke Iceland tapi tetap bisa lebih menghemat dan nggak bikin kantong bocor.
Pergi ke Iceland memang harus di plan dengan matang. Memilih kapan waktu yang tepat, musim panas atau musim dingin. Menjadi pertimbangan utama. Karena akan mempengaruhi daftar tujuan wisata dan jenis kegiatannya. Saya sempat mempertimbangkan untuk pergi saat musim panas. Alasannya adalah karena saya tidak suka dingin, akan lebih mudah pergi kemana mana dan bawaan baju juga tidak terlalu banyak. Tapi setelah dipikir-pikir. Dari namanya saja sudah Iceland. Tanah es. Masa perginya ketika tidak ada es? Hmm setelah berdiskusi dengan travel partner saya. Akhirnya kita memutuskan untuk pergi di akhir bulan November hingga awal Desember 2015. Jadi sudah masuk ke musim dingin. Mengapa kita pergi di musim dingin? Alasan utamanya adalah agar kita bisa melihat aurora borealis alias northern lights. Suatu fenomena alam yang hanya ada ketika musim dingin di kawasan Scandinavia maupun kutub. Aurora mulai muncul sejak bulan September hingga Maret. Satu hal lagi yang harus diperhatikan untuk bepergian di musim dingin adalah itinerary. Nah, Iceland adalah sebuah pulau yang bisa di kelilingi dengan mudah dengan menggunakan mobil. Sehingga bepergian dengan menyewa mobil adalah pilihan yang tepat. Mengapa memilih roadtrip sendiri dibandingkan dengan menggunakan jasa tur? Ini adalah cara kita menghemat budget. Setelah kita survei, biaya jasa SDM di Iceland memang sangat mahal, jadi kalau pakai tur and travel harganya bisa 3x lipat dibandigkan kalau kita sewa mobil sendiri. Perhitungkan juga tempat tujuan dalam satu hari dan kota mana saja yang akan dikunjungi. Awalnya saya cukup optimis untuk melakukan perjalanan mengitari Iceland. Tapi berdasarkan masukan dari beberapa referensi blog dan bertanya ke pihak rental mobil yang mengatakan bahwa cuaca di utara dan timur Iceland sedang tidak bersahabat. Sering terjadi badai salju. Agak bahaya untuk menyetir mobil sendiri. Tapi jangan khawatir rata-rata destinasi di utara dan timur Iceland agak mirip dengan apa yang ada di selatan dan barat. Akhirnya saya menentukan rute untuk 9 hari di Iceland sebagai berikut: Reykjavik- West Iceland (Snæfellsnes) – Borgarnes- Hellisholar – Vik town - Horgsland – Reykjavik. Kalau di lihat dari peta, perjalanannya dimulai dari reykjavik menuju barat kemudian ke selatan hingga tenggara dan balik lagi ke reykjavik.
DAY 1
Perjalanan di mulai dari Copenhagen, Denmark. Penerbangan memakan waktu 3 jam. Dan akhirnya sampai di Iceland sekitar pukul 4 sore. Cuaca di Reykjavik sedikit mendung. Dan sebentar lagi matahari terbenam. Yap. Hari sangat cepat berganti malam ketika musim dingin. Rata-rata matahari terbit sekitar pukul 10 pagi. Dan sudah terbenam di pukul 4 sore. Sehingga sangat sedikit ada cahaya matahari. Itulah mengapa di musim dingin lebih mudah untuk menemukan aurora. Karena durasi gelapnya yang lebih lama. Sehingga kesempatan melihat aurora lebih besar. Dihari pertama ini tidak banyak yang bisa kita lakukan. Karena sampai hotelpun sudah malam. Jadi hanya punya waktu untuk dinner dan tidur. Mengingat besok pagi akan memulai roadtrip ke sisi Barat Iceland. Yeayy. Oh iya Hotel saya di Reykjavik namanya Hotel Fron. Aku rekomendasikan hotel ini. Karena dari segi harga masih termasuk OK dibandingkan dengan hotel hotel lain. Lokasi yang strategis dan fasilitas semi apartemen yang menyenangkan. Di reykjavik juga sangat mudah mencari apartemen lewat airbnb.

DAY 2
Hari kedua kita mulai dengan breakfast di hotel jam 8 pagi. Dengan suasana di luar masih gelap gulita. Hahahaha. Matahari baru muncul sekitar 9.30 pagi. Dan kita segera bergegas ke tempat rental mobil yang letaknya sangat dekat. Bisa jalan kaki. Kita mengambil mobil jam 9.30. Stelah pengecekan mobil, provider rental mobil kita pun meng upgrade mobil kita yang semula Suzuki Grand Vitara menjadi Toyota Rav4. Alasannya karena Si Grand Vitara baru saja disewa dan sepertinya harus melewati pengecekan mesin lagi. Wah lumayan. Dan Toyota Rav4 ini bermesin diesel jadi lebih hemat dalam mengisi bahan bakar. Karena solar lebih murah. Kami bertiga sepakat juga untuk bergantian dalam menyetir. Hmm hanya saya dan satu teman saya sih sebagai supir. Teman satu lagi lebih sebagai navigator GPS dan urusan logistik. Saya sebagai supir sore-malam, dan teman saya sebagai supir pagi-siang.

Perjalanan menuju Snæfellsnes terbilang sangat lancar dan sepanjang perjalanan cuaca juga cukup cerah. Jadi yaman banget dalam menyetir. Perjalanan ke Snæfellsnes memakan waktu sekitar 2,5 jam. Dan pemandangannya spektakuler. Persis seperti yang saya lihat di film Walter Mitty. Berganti-ganti tema setiap 10-15 menit. Melewati pinggir laut, ladang, Bebatuan, Air terjun. Wah saya sampai nggak berhenti-henti mengambil foto. Oh dan cuaca pun berganti ganti tiap 10-15 menit juga. Pertama-tama matahari bersinar sangat terik. Tapi nggak lama kemudian gelap dan tiba-tiba turun salju ringan. Ah indahnya.






Kita bermalam di daerah Grundarfjordur. Guesthouse ini letaknya benar-benar di kaki bukit. Dari jauh sudah terlihat penginapan ini, karena atapnya yang berwarna merah dan tidak ada rumah lain disekitarnya. Sepi banget. Dan saat itu hanya kami bertiga yang menginap. Serasa rumah pribadi. Sang pemilik sudah meninggalkan kunci di depan pintu dan tertulis nama saya. Kami sudah di sediakan kamar untuk bertiga dan segala perlengkapan dapur serta mandi juga sudah disediakan. Tapi ketika sampai dalam rumah terasa sangat hommy. Kasurnya nyaman dan jendela dikamar kami langsung menghadap luar dengan pemandangan gunung. Dan kalau langit cerah dan beruntung bisa menonton aurora dari dalam kamar saja. Sayangnya malam harinya langit tidak begitu cerah dan turun salju dengan lebat. Sehingga aurora pun tidak nampak.




DAY 3
Pagi harinya ketika membuka tirai. Wow. Pemandangannya sudah putih semua. Salju sangat tebal menutupi pegunungan dan halaman depan penginapan. Saya terpikir untuk melihat mobil yang kami parkir. Apakah tertimbun salju atau tidak. Ternyata tidak begitu parah. Tapi salju masih turun hingga jam 11 pagi. Sang pemilik penginapan menyarankan agar saya segera melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya karena takutnya hujan salju akan semakin deras. Jam 12 tepat kita meninggalkan penginapan dan menuju Borgarnes.

Dari Grundarfjordur menuju Borgarnes hanya memakan waktu 1,5 jam. Perlu diingat ya. 1,5 jam tanpa macet. Jadi lumayan jauh juga perjalanannya. Borgarnes dalam bahasa Iceland yang berarti Kebahagiaan. Sepanjang perjalanan sangat mudah ditemui kuda-kuda yang tetap berkeliaran walapun Susana bersalju. Kali ini sepanjang perjalanan kebanyakan tertutup salju. Jadi temanya PUTIH. Mengingatkan saya pada film interstellar yaitu di Mann’s planet. Suasananya syahdu dan tenang banget. Di Borgarnes ini ternyata guest house kita letaknya tepat pinggir laut. Tapi lautnya beku. Hahaha. Dan yang paling serunya. Ternyata mereka menyediakan Jacuzzi outdoor. Ahahahaha seru banget. Kita harus coba main di Jacuzzi tapi di winter. Penginapannya secara keseluruhan seru. Harga juga bersahabat. Mereka menyediakan breakfast yang sudah disiapkan ketika pagi hari. Malam harinya Salju turun lagi. Memupuskan harapan untuk melihat aurora. Karena langit cenderung gloomy. Yah apa boleh buat Akhirnya kita memutuskan untuk berkeliling kota Borgarnes yang lebih terlihat seperti kompleks perumahan. Hehehe. Kecil banget. Hanya ada supermarket besar yang terkenal namanya Bonus. Akhirnya kita grocery shopping saja.





DAY 4
Di hari keempat kita berencana untuk mengunjungi Golden circle yaitu air terjun Gulfoss yang terbesar serta geysir atau seperti air yang meyembur tiap 10 menit dari perut bumi yang merupakan icon dari Iceland juga. Tapi sekali lagi manusia hanya bisa berencana, Tuhanlah yang berkehendak. Jalanan menuju Golden circle tidak dibuka karena tertutup salju tebal. Bahkan untuk kendaraan 4WD. Hanya bisa dilewati Hard top atau jeep super besar. Jadinya demi keamanan dan keselamatan kita terpaksa membatalkan ke Golden Circle. Agak kecewa sebenarnya. Tapi nggak apa-apa akhirnya kita mengunjungi Reykjavik kembali yang di hari pertama belum kita eksplor karena sudah sangat malam ketika sampai.


Di Reykjavik kita mendapat info bahwa semalam baru saja badai salju, sehingga semua tempat masih tertutup salju walaupun matahari siang ini bersinar sangat cerah. Kita memutuskan untuk mencoba makanan khas Iceland di Café Loki. Hmm makanan lokalnya serba unik. Ada potongan daging kuda, ikan salmon dengan roti gandum coklat, serta salad. Hmm yang agak bikin saya kurang suka mereka menyajikan daging ikan hiu yang merupakan makanan khas di sana. Ikan hiu ini di fermentasi. Dan dipotong2 dadu kecil. Rasanya.. hmm aneh. Nggak cocok. Lokasi restoran ini tepat di depan gereja yang bentuknya seperti roket yang bernama Hallgrimskirkja. Kita bisa masuk dan naik ke menaranya untuk melihat dari atas kota Reykjavik. Indah banget karena masih tertutup salju sebagian. Kota reykjavik seperti rumah-rumahan lego. Hari sudah berganti malam. Padahal masih jam 5 sore. Suasana sudah gelap maksimal. Sedangkan kita harus melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya.






Kita menuju ke kota yang bernama Hellisholar. Letaknya di Iceland selatan. Dari reykjavik dapat ditempuh selama 1,5 jam. Ini merupakan kota kecil dan kita akan menginap di penginapan yang bentuknya seperti rumah rumah kurcaci di padang rumput. Perjalanan sangat lancar. Angin serta cuaca cukup cerah kali ini. Saya optimis kalau malam ini akan melihat Aurora. Karena menurut badan meteorologi dan prakiraan cuaca Iceland. Malam ini di selatan akan ada aktivitas aurora aktif. Ternyata kita pas. Kita sampai di penginapan sekitar pukul 7 malam. Suasana sekitar penginapan masih ditutupi salju. Tapi masih bisa dilewati. Kita seharusnya menginap di rumah-rumah kayu kecil di padang rumput. Tapi kali ini berubah menjadi tanah salju. Hahahaha. Jam menunjukkan pukul 8 malam. Saya melihat ke luar di Langit terlihat guratan-guratan hijau tipis. Apa ini yang dinamakan aurora. Masih nggak percaya akhirnya kita menggunakan kamera. Eh ternyata benar, dia bergerak-gerak. Tapi hijaunya sangat tipis. Bukan seperti ekspektasi saya. Namun karena sudah kegirangan akhirnya kita semua keluar menggunakan pakaian berlapis2 dan jaket tebal. Hahaha cuaca di luar saat itu -9° Celsius. Tapi nggak apa-apa yang penting lihat aurora. Aktivitas aurora ini lumayan lama. Hingga jam 12 malam masih aktif. Walaupun ternyata pusatnya nggak di daerah yg kita tempati. Mungkin akan lebih jelas di Barat yang baru saja kita tinggalkan ☹. Tapi tidak apa-apa kita masih punya banyak hari di Iceland. Dan kesempatan itu akan selalu ada.


DAY 5
Pagi ini saya terbangun lebih cepat. Jam masih pukul 7 pagi. Suasana masih gelap. Aurora sudah tidak muncul. Sambil menunggu terang, saya sempatkan untuk memasak bahan makanan yang kita bawa. Ini merupakan cara menghemat makanan paling efektif selama di Iceland. Karena biaya makan di restoran di Iceland termasuk sangat mahal dibandingkan Negara eropa lainnya. Jam sudah menunjukkan pukul 10. Ketika keluar saya melihat hamparan salju dan bersiap siap membersihkan mobil dari salju yang menutupi kaca mobil. Hari ini kita kan menjelajah Iceland selatan dan melihat berbagai air terjun yang tersebar di sana. Pertama kita menuju air terjun Seljalandsfoss. Cuaca hari ini sangat cerah tapi suhu udara hari ini -10° Celsius. Hahahaha. Mengeksplor air terjun ini sangat menarik. Kita bisa naik ke atas dan mengambil foto dari balik air terjunnya. Tapi hati-hati karena tangga agak licin karena ada es yang mencair.



Tidak jauh dari Seljalandsfoss ada air terjun yang menurut saya lebih indah lagi. Namanya Skogafoss. Jangan kaget kalo tiba-tiba melihat pelangi yang sempurna karena pancaran sinar matahari yang berrefleksi degan cipratan air. Sangat indah. Saya membayangkan ada unicorn di sini. Hahaha. Seperti fairy tale. Kita melanjutkan perjalanan lagi menuju titik paling selatan dari Iceland. Yaitu kota Vik. Kota ini terdapat pantai pasir hitam yang harus banget dikunjungi. Namanya Pantai Reynisfjara. Pasirnya hitam dan terdapat formasi batu yang membentuk pola kotak kotak di tebingnya. Cantik banget. Tapi sebelum sampai sana kita harus mengunjungi Dyrhólaey. Ini adalah bukit yang berada tepat di pinggir pantai selatan Iceland. Untuk menuju atas disarankan menggunakan mobil 4wd. Apalagi kalau winter. Jalanannya sedikit licin dan bersalju. Tidak mungkin dilewati mobil kecil atau sedan. Pemandangan dari atas sini sangat spektakuler. Garis pantai terlihat amat kontras antara warna hitam dari pasir serta putihnya salju. Burung burung terlihat beterbangan dan hamparan salju membuatnya semakin sempurna.




Perjalanan kita lanjutkan ke kota yang bernama Kirkjubaejarklaustur. Lebih tepatnya kita akan mengunjungi daerah yang bernama Horgsland. Penginapannya berbentuk rumah rumah kayu kecil di bawah bukit. Cuaca hari ini cerah dan saya optimis malam ini akan mendapatkan pemandangan northern lights yang lebih jelas. Sesampainya di penginapan kita langsung bergegas makan malam dan nonton TV. Udara di luar sangat dingin. Kali ini -11° Celsius. Sehingga kita lebih memilih nonton TV. Jam menunjukkan pukul 8 dan saya sudah mengantuk. Saya pun pergi tidur sebentar untuk bangun lagi tengah malam. Siapa tahu aurora muncul. Dan memang benar, sekitar jam 11 malam teman-teman saya membangunkan saya yang agak sedikit flu. Karena kedinginan. “Danang, bangun. Itu di luar langit jadi hijau beneran. Hijau pink, putih” “whaaaattt? That’s Aurora. Ayo keluar” segera pakai baju berlapis lapis dan jaket super tebal. Saya sudah nggak pedulikan penampilan. Saya cuma mau nonton Aurora yang kali ini sangat aktif. Di depan teras saya hanya terpana melihat pemandangan langit yang tida-tiba menjadi hijau dan terus bergerak-gerak. Terkadang terlihat sedikit warna pink dan putih. Ah sangat tak bisa digambarkan. Indah sekali. Masih sangat jelas ingatan saya tentang ini. Saya sudah tidak bisa menyiapkan kamera dengan benar karena terpana melihat langit. Saya dibantu kedua teman saya untuk mengabadikan momen. Tidak terlalu banyak memang foto-foto kami karena cuaca juga sangat dingin. Sulit sekali mengubah2 setting di kamera. Kami di luar hingga jam 1 pagi. Dan akhirnya memutuskan untuk tidur kembali. Menurut tetangga sebelah penginapan kita Aurora terus bergerak hingga jam 4 pagi. Sangat malam yang tak pernah terlupakan. Salah satu check list di daftar traveling saya. Aurora Borealis. Checked!


DAY 6
Hari ini kita mau lebih santai. Jadwalnya adalah mengunjungi Danau glacier Jökulsárlón yang sering dipakai syuting film film Hollywood. James bond, Game of thrones, Tomb raider, dll pernah syuting di sini. Perjalanan dari hotel ke Jökulsárlón memakan waktu 1,5 jam. Lumayan jauh. Tapi begitu melihat viewnya, terbayarlah capeknya. Danau penuh bongkahan es berukuran besar. Nggak jauh dari danau kita bisa menyetir ke arah pantai yang dipenuhi pecahan pecahan batu es. Surealis sekali. Saya kemudian berpikir. Apakah es es ini di susun untuk menjadi tontonan turis barangkali. Hahahaha. Kita makan siang ringan di sekitar sini. Dan menikmati sunset pada pukul 4 sore di pantai penuh es batu ini. Bukan pemandangan biasa bagi orang tropis seperti saya ☺. KAmi pun bergegas menuju hotel sebelum terlalu malam. Tiba tiba saya menerima sms dan email dari pihak rental mobil. Isinya cukup membuat saya sedikit panik. Diberitakan oleh badan meteorology dan geofisika Iceland, bahwa besok akan terjadi badai salju dan angin kencang di seluruh Iceland. Jangan pergi traveling kemana pun. Tetap tinggal di Hotel atau penginapan. Waduh. Dalam hati saya berkata. Besok kan jadwal kita kembali ke Reykjavik. Dan perjalanan memakan waktu 3-4 jam. Hmm gimana ya. Akhirnya saya menelpon rental mobil, kepolisian, serta badan prakiraan cuaca. Semua mengatakan hal serupa. Nggak ada pilihan kita besok tetap akan tinggal di hotel dan sedikit mengulur waktu menuju Reykjavik. Dan benar saja. Malam itu suasana menjadi sedikit lebih gloomy. Angin bertiup kencang dan salju mulai turun.





DAY 7
Pagi ini cuaca semakin tidak bersahabat. Saya kembali menelpon pihak rental mobil dan mereka menginfokan bahwa di Reykjavik sedang Badai salju. Dan akan bergerak ke selatan yang adalah tempat kita menginap. Tapi sekitar jam 12 siang kita diperbolehkan menyetir untuk pulang tapi tetap dengan kecepatan yang normal. Jangan terlalu ngebut. Akhirnya memang benar. Tepat jam 12 siang cuaca membaik dan angin sudah tidak bertiup kencang seperti pagi hari. Akhirnya kita mulai berjalan pulang. Di tengah perjalanan yaitu Kota Vik. Kita memutuskan beristirahat dan menanyakan situasi jalan dan cuaca menuju Reykjavik. Kita disarankan untuk menunggu selama 1-2 jam karena di bukit yang akan kita lewati masih ada angin kencang. Mobil tidak di sarankan untuk lewat. Apalagi untuk pengemudi yang belum berpengalaman menyetir di cuaca winter. Setelah menunggu 2 jam. Sekitar jam 3 sore kita melanjutkan perjalanan. Masih harus menempuh 2 jam perjalanan lagi. Di satu jam pertama angin serta kondisi jalan sangat bersahabat. Namun di 1 jam berikutnya tiba2 salju turun cukup deras dan angin lumayan kencang. Agak lumayan terasa apalagi saat itu saya yang sedang menyetir. Salju membuat pandangan mata semakin kabur. Bukan hanya kabur. Yap tidak terlihat apa-apa. Acuan saya bukan apa yang saya lihat di depan. Tapi hanya bisa melihat jejak mobil lain yang sudah berjalan lebih dahulu dan mengandalkan GPS. Ini cukup mengerikan. Tapi untungnya di Iceland semuanya dilengkapi dengan keamanan yang mendukung. Mereka menyediakan aplikasi di HP untuk para turis sehingga apabila terjadi keadaan darurat. Tinggal menekan tombol merah pada aplikasi tersebut maka akan terhubung dengan 112 yaitu layanan emergency lalu lintas. Dan langsung terdeteksi lokasi kita berdasarkan GPS. Jadi saya merasa aman. 1 jam melewati badai salju merupakan pengalaman menyetir saya yang paling horror namun challenging. Hahahaa. Akhirnya kita sampai dengan selamat di Reykjavik yang sudah tertutup salju. Kami mengembalikan mobil ke rental mobil dan saya butuh makanan enak untuk malam ini. Saya memilih masakan Thailand. Sebuah comfort food buat saya yang orang asia. Abis makan tom yam semua jadi tenang kembali.



DAY 8
Hari ini merupakan hari untuk membuang penat dan lelah. Kita menuju Blue Lagoon buat berendam air panas. Menuju Blue Lagoon sangat mudah. Dari pihak Blue Lagoon menyediakan bus antar jemput ke hotel kita di reykjavik. Perjalanannya sekitar 1 jam. Dan kita langsung bisa masuk ke permandian air panas yang terkenal ini. Hmm kesan pertamanya menyenangkan. Semua terorganisir rapi. Ruang ganti baju dan ruang bilasnya sangat bersih. Seperti ruang mandi dan ruang ganti di gym lah dan semua sudah disiapkan. Hanya saja, Blue Lagoon ini termasuk salah satu permandian air panas yang sangat komersil sehingga paket-paketnya pun agak sedikit mahal. Untuk tiket masuk saja sudah 35 Euro. Nggak dapat handuk dan sandal. Hanya mendapat locker serta pass untuk masuk. Kalau mau pakai handuk harganya akan lebih mahal lagi. Ini harga kalau beli online. Kalau beli di tempat lebih mahal 5 Euro.




Di Blue Lagoon ini juga terdapat masker dari belerang yang disediakan di tengah-tengah kolam. Bebas mengambilnya kapan saja. Ada 2 jenis masker. Yaitu masker putih untuk tahap pertama. Setelah itu dibilas dan kemudian menggantinya dengan masker hijau. Katanya sih bisa bikin kulit lebih kinclong. Hehehehe. Dan masker ini juga dijual di sini. Perbotolnya agak mahal sih. Saya nggak beli juga. Hehehe. Sebenarnya banyak terdapat permandian air panas di Iceland. Dan yang belum banyak diketahui orang banyak. Tapi karena Blue Algoon ini merupakan yang terluas dan pertama kali diperkenalkan. Makanya nama Blue Lagoon ini menjadi sangat terkenal. Tapi kalau ke Iceland wajib banget kesini ya ☺ Sore hari kita kembali ke Reykjavik untuk sekedar mencari oleh-oleh suvenir di toko-toko dekat hotel. FYI, apa-apa di sini mahaaaal. Nggak usah beli macam-macam kalau kamu termasuk memikirkan budget seperti saya.





DAY 9
Hari ini adalah hari terakhir di Iceland. Kita bergegas ke Airport di pagi hari dan sudah dijemput oleh bus. Perjalanan ke airport sekitar 1 jam. Saya menutup perjalanan ini dengan senyum paling lebar yang saya punya. Iceland, You are Wildly Beautiful. ☺


Tips buat rencana pergi ke Iceland dan hidup di Iceland:
1. Persiapkan trip jauh-jauh hari. Semua akan lebih murah apabila di booking jauh-jauh hari. 6 bulan sebelumnya sudah booking-booking.
2. Pesawat menuju Iceland sangat terbatas. Nggak banyak maskapai yang menyediakan rut eke reykjavik. Saya sarankan untuk menggunakan Wow Air atau Icelandair. Wow air merupakan budget airlines milik Iceland. Sedangkan Iceland air adalah maskapai nasional besar mereka. Harga akan sangat bagus kalau booking jauh-jauh hari.
3. Sebelum ke Iceland, tentukan dahulu mau pergi di summer atau winter. Acaranya akan sangat berbeda. Di summer akan sangat mudah berkeliling Iceland dan akan mudah mendapatkan semua tempat wisata yang direkomendasikan. Matahari juga akan bersinar lebih panjang. Jadi hari akan terasa lama. Tapi summer tidak bisa lihat aurora yah. Sedangkan winter, pertimbangkan jarak antar kota. Jarak yang biasa ditempuh lebih cepat di waktu summer akan menjadi lebih lambat di winter karena pertimbangan adanya salju dan cuaca yang tidak mendukung. Dan konsekuensi jalanan yang ditutup karena tertutup salju. Tapi kalau winter bisa lihat Aurora.
4. Untuk menghemat budget, pertimbangkan untuk self drive dibandingkan menggunakan jasa tur. Makanan adalah salah satu yang bisa di hemat. Bawalah makanan sendiri dan memasak. Belanja keperluan masak di supermarket akan lebih murah dibandingkan makan di restoran.
5. Kalau pergi di saat bulan-bulannya Aurora (September akhir-Maret Akhir) tinggalah lebih dari 7 hari di Iceland. Siklus aurora biasanya 4 hari off kemudian 3 hari on. Jadi kalau pergi dengan durasi kurang dari 7 hari. Kesempatan kamu melihat aurora lebih kecil. Kalau kamu hanya pergi 4 hari, dan 4 hari itu cuaca gloomy. Selesailah impianmu melihat aurora.
6. Di Iceland nggak ada Kereta bawah tanah seperti Negara eropa lainnya. Dibawah tanah Iceland banyak guung berapi dan lahar. Jadi nggak boleh digali terlalu dalam untuk Subway atau MRT. Begitu katanya. Jadi hanya bisa naik mobil.
7. Kalau memakai jasa rental mobil. Pilihlah rental yang sudah terpercaya dan sudah mencakup asuransi-asuransi utama. Ada beberapa rental mobil di Iceland yang memberi harga murah. Tapi nanti ketika mengembalikan mobil dicari –cari kesalahan atau cacat pada mobil yang sebenarnya bisa saja sudah ada ketika mobil disewa. Jadi hati-hati ya. Saya memakai Blue Car rental. Recommended!
8. Perhatikan rambu-rambu lalu lintas di Iceland. Semua sangat mudah dipahami dan menyetirpun sangat enak. Jalanan di Iceland hanya ada satu jalan utama yang mengelilingi pulau ini. Asal kita punya GPS yang bagus. Maka sangat mudah menyetir sendiri. Biasanya GPS disediakan oleh rental mobil.
9. Rajin-rajinlah mengecek prakiraan cuaca, kondisi jalan, serta peta.
Untuk prakiraan cuaca bisa lihat di:
en.vedur.is
Untuk kondisi jalan:
www.road.is
Cuaca di Iceland sangat cepat berubah. Jadi selalu hati-hati
10. Tempat terdekat menuju Iceland: London atau Copenhagen. Biasanya tiket pesawatnya lebih murah dari tempat ini.
11. Semua mesin pengisi bensin hanya bisa menggunakan credit card.

13 notes
·
View notes
Text
DPRK(Korea Utara): Sisi Lain Negeri Terisolasi

Rasa ingin tahu saya tentang negara ini sudah sangat besar sejak tahun 2004. saat itu saya melihat video klip dari Faithless yang berjudul "i want more" yang menampilkan Mass games di Korea Utara. Sangat menarik. Belum lagi landscape kota yang rapi, arsitektur yang simetris, sistem yang tertata, bangunan-bangunan adaptasi budaya Rusia, dan penduduk yang sangat teratur. Bagaimana caranya ya supaya bisa ke sana? negara itu kan sangat tertutup dengan sistem militerisme yang kental dan berbagai peraturan yang ketat siap menghadang. Karena setiap hari kita selalu disuguhkan berita negatif mengenai Korea Utara terkadang membuat nyali untuk pergi ke sana kembali merosot. Belum lagi tanggapan orang-orang sekitar mengenai rencana saya ini. Mau bunuh diri ya ke korea utara? atau Semoga bisa kembali ke tanah air ya. Komentar-komentar inilah yang selalu saya dengar. Tapi saya percaya kalau sudah banyak orang yang bisa kesana kenapa saya tidak. Berbekal informasi dan riset yang saya lakukan akhirnya saya mendapatkan angin segar tentang bagaimana untuk mengunjungi Korea Utara. Dan puji Tuhan semuanya mudah dan masuk akal untuk dilakukan. dan dengan niat 100% saya akhirnya memutuskan untuk berangkat.
Apakah bisa traveling sendiri ke Korut?
Jawabannya adalah tidak. Untuk pergi ke korut sebagai turis kita tidak diperbolehkan pergi secara individual. Harus menggunakan tur yang sudah ditunjuk dan di disetujui oleh negara. Kecuali kalian pergi dengan misi diplomatik antar negara. maka visa kalian akan berbeda. Beberapa tur yang ditunjuk oleh pemerintah Korut antara lain: Koryo Tour, Uri Tours, Experience North Korea Tours, Juche Travel, Lupine Tours, Young Pioneer Tours. Nah itu adalah beberapa Tour yang sudah memiliki kredibilitas dan ditunjuk oleh pemerintah Korut (semuanya berpusat di Cina). Bisa di klik di link yang aku sertakan dan membandingkan setiap turnya sesuai kebutuhan. Nah, untuk ke Korut memang nggak bisa dibilang murah karena hampir semua tur ini menggunakan kurs Euro. Tapi beberapa juga menerima pembayaran dengan Yuan ataupun USD. tapi terkadang konversi ke dua mata uang ini agak lebih tinggi. Jadi lebih baik memakai Euro saja untuk metode pembayaran tur.
Dari semua tur yang saya sebutkan di atas, saya menggunakan jasa Young Pioneer Tours. Kerena setelah membandingkan dengan semuanya. Harga yang ditawarkan oleh YPT adalah yang paling affordable. dan pesertanya kebanyakan anak muda. Itinerary yang ditawarkan pun lebih seru dibandingkan tur lainnya. kita dikasih kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan penduduk lokal karena tempat-tempat yang dipilih membuat kita bisa berbaur dengan mereka. Aku rekomendasikan YPT :)
Untuk Visa dan keperluan selama di Korut sudah diurus oleh pihak tur. Nggak perlu ribet. Kita tinggal mengisi berbagai formulir pengajuan visa dengan foto ukuran 3x4. lalu kirim kembali ke tur lewat email. tanda tangannya pun bisa scan aja kok. Setelah itu mereka yang mengurus.
Masuk lewat mana kalau mau ke Pyongyang?
Untuk bisa masuk ke Pyongyang hanya bisa dilakukan dari Cina. Tapi dengar-dengar info terbaru bahwa sekarang sudah ada paket tur yang menawarkan penerbangan langsung dari Kuala Lumpur. coba cek setiap tur travel yang aku sebutkan di atas tadi yah. Siapa tau ada yang nggak mau ke beijing dulu.
Kebanyakan tur memang berpusat di Cina. baik Xi'an, Beijing, ataupun Shanghai. jadi yang perlu dilakukan hanyalah mengirim semua data kita lewat email. Dan nanti keberangkatan ke Pyongyang akan di mulai dari beijing. Ada 2 pilihan transportasi menuju Pyongyang:
1. Pesawat. Beijing - Pyongyang. penerbangan langsung. memakan waktu 2 jam.
2. Kereta. Beijing-Dandong-Pyongyang. perjalanan memakan waktu 24 jam.
Kalau saya memilih menggunakan pesawat karena lebih menghemat waktu dan tenaga. walaupun memang dikenakan biaya tambahan 100 Euro PP. Untuk yang mau naik kereta juga sebenarnya menarik. Pasti bisa mendapatan scenery yang bagus ketika perbatasan antara Cina dan Korut. Pasti akan sangat kontras. Tapi siapin tenaga extra yah karena bakal 24 jam di kereta. Oh iya, keretanya kereta sleeper kok. ada tempat tidurnya. Jadi masih nyaman untuk istirahat.
Kapan waktu terbaik untuk jalan-jalan ke Korut?
Setiap tur rata-rata menawarkan berbagai itinerary untuk 1 tahun. Jadi sudah ada jadwalnya dan di sesuaikan dengan event-event yang sedang berlangsung di Korut. sesuaikan dengan minat saja. Tapi biasanya yang ramai adalah sekitar bulan Juli-September. Karena sedang musim panas. dan biasanya banyak event seru di bulan-bulan itu. Buat yang suka ikutan running event, setiap bulan April juga diadakan Pyongyang marathon dan ada pesta ulang tahun presiden Kim Il Sung. Dan bulan April ini biasanya masih agak dingin cuacanya karena masih musim semi. Nah ini bisa dilihat di website tur yang bersangkutan.
Mengenai perjalanan saya di bulan Agustus kemarin, sebenarnya saya mengincar untuk menonton mass games atau biasa disebut Arirang. semacam acara besar-besaran tahunan di pyongyang yang melibatkan ribuan orang dalam kegiatan artistik yaitu musik, tari, senam, akrobatik dan tata grafis yang memukau yang diadakan di stadion terbesar mereka. Nah, dari tahun ke tahun, event ini selalu berlangsung. Tapi sayangnya tahun 2013 adalah tahun terakhir berlangsungnya Arirang. dan nggak akan pernah tahu kapan lagi akan diadakan. Dan pemberitahuan ini baru diumumkan di bulan Maret 2014 dimana saya sudah terlanjur booking tur nya. agak sedikit kecewa tapi siapa yang pernah tahu mengenai rencana Korut. bahkan semua tur juga baru dikasih tahu mendadak. Tapi Young Pioneer Tours sudah menyiapkan berbagai acara pengganti yang nggak kalah menarik. Jadi saya tetap tertarik untuk berangkat :)
Meet up with team.
Perjalanan dimulai dari Beijing dimana sehari sebelum keberangkatan, dari pihak tur mengadakan pertemuan untuk membicarakan tips perjalanan dan memberikan visa korea utara yang sudah jadi. Visanya ternyata tidak ditempel dalam paspor sebagaimana umumnya. tapi hanya selembar kertas berisi data kita dan foto yang sebelumnya sudah kita kirim lewat email. Nah nanti di imigrasi, mereka hanya memberi cap pada visa ini saja. jadi paspor kita benar-benar bersih. mereka hanya melihat saja tapi tidak meninggalkan tanda dan jejak apapun di paspor kita. Nggak ada yang pernah tahu kalau kita pernah pergi ke Korut apabila hanya melihat paspor kita. hahahaha.
Tim terbagi dua. ada yang berangkat dengan kereta dan ada yang dengan pesawat. Untuk yang naik kereta harus bersiap-siap hari ini karena perjalanan akan memakan waktu 24 jam. Sedangkan yang naik pesawat baru keesokan harinya berangkat. Grup kami terdiri dari 17 orang. sebagian besar memilih naik pesawat. hanya 5 orang yang memilih naik kereta. Pada takut capek sepertinya. hahaha.

26 Agustus 2014: Let's Go!
Hari ini cuaca di Beijing sangat bersahabat. Sepertinya alam berkonspirasi untuk mengantarkan kita sampai ke Pyongyang dengan selamat. Kita semua janjian di terminal 2 Beijing Capital Airport untuk check in. peserta sudah lengkap. Let's go!

Menurut jadwal pesawat kita tidak delay, tapi ternyata delay 2,5 jam saudara-saudara. Penyebabnya adalah ada beberapa penumpang yang sepertinya punya misi diplomatik dengan pemerintah Korut. Dari info yang bergunjing di bandara, mereka ini adalah rombongan pebisnis itali yang sedang berencana melakukan pembangunan tempat hiburan semacam kasino di Pyongyang. Mereka memang dapat undangan khusus dari pemerintah sepertinya. Nah, mereka sepertinya bermasalah di urusan bagasi. karena memang bawaan mereka berukuran besar-besar jadi tertahan lama di custom. Saat semua penumpang sudah on board, kita pun harus menunggu mereka kurang lebih 30 menit di dalam pesawat. Ah terlalu!

Pesawat kita adalah Koryo Airlines. National airlines Korea Utara. Kalau menurut survei tentang pesawat (skytrax), Koryo air ini adalah satu-satunya maskapai pemegang 1 star airline. hahahaha agak parno nggak sih jadinya. Tapi dengan segala keunikannya saya pun bersemangat untuk naik Koryo Air. Sebelum memasuki kabin, kita diberikan pilihan surat kabar Pyongyang dari berbagai bahasa untuk dibaca. Kemudian kita disuguhi makan siang di atas pesawat yang saya kira adalah makanan seperti layaknya full service airlines lainnya. Tapi kali ini makanannya sedikit berbeda. Mereka menyajikan hamburger. dan kalau diperhatikan sayapun tidak tahu ini daging apa. sepertinya sapi tapi ada sedikit potongan wortel. Tapi rasanya cukup enak juga ternyata. hehehehe.



Kita pun terlambat sampai di Pyongyang. Dijadwalkan kita tiba sekitar pukul 3 sore. tapi molor sampai jam 6 sore. Alhasil tur guide kita pun sudah menunggu lama di bandara. Ada 3 orang tur guide lokal, 2 cowok dan 1 cewek. Dua orang bernama Mr. Li. dan yang cewek bernama Miss Kim. Bahasa inggris mereka sangat bagus. Dari bandara menuju Hotel tidak terlalu lama, hanya sekitar 30 menit sudah sampai.


Hotel kami berada di sebuah pulau kecil di tengah sungai Taedong. Namanya Hotel Yanggakdo. rata-rata semua turis internasional menginap di sini. Hotel ini memang hotel lama, tapi fasilitasnya termasuk yang paling lengkap di Pyongyang. Oh iya, saya tidak mengerti mengapa mereka membangun hotel ini disebuah pulau sendiri. apakah untuk membuat turis susah keluar dari hotel kali ya. hahaha. Tapi memang benar sih. turis tidak diperkenankan keluar area hotel sendirian tanpa pengawalan guide.


Begitu sampai hotel, kami langsung makan malam dan setelah itu berkeliling hotel untuk melihat fasilitas yang ada di hotel ini. Semuanya seperti flashback ke tahun 80an. Mulai dari interiornya, dandanan pelayannya, sistem belanjanya, semuanya. hahahaa. Makan malam kali ini menunya agak lucu. Ada ikan asin. hahaha. Oh iya, di Korea Utara jangan pernah berharap untuk menemukan restoran fastfood macam McD, KFC, Burger King dan merek barat lainnya ya. Semua yang berbau Amerika atau barat dilarang di sini. tidak usah barat, segala sesuatu yang berbau Jepang dan Korea Selatan juga tidak ada. Kalau Cina masih bisa, tapi tetap dengan pengawasan ketat dari pemerintah. Benar-benar berada di dunia lain pokoknya.



Di dalam hotel terdapat berbagai tempat hiburan. Seperti arena bowling, Billiard, kolam renang, toserba, toko buku, sauna, dll semuanya seperti balik ke jaman dulu.









Di hotel kita juga menjual beragam kartu pos khas Korea Utara. Ada 2 jenis kertu pos, yaitu kartu pos dengan gambar pemandangan dan kartu pos bergambar grafis dengan ilustrasi propaganda. Kalau saya lebih menyukai yang kedua. Lebih khas. Saya pun mengirimkan beberapa kartu pos untuk kerabat di Indonesia. Harga kartu posnya 2 Yuan. dan untuk mengirim ke Indonesia dibutuhkan perangko seharga 8 Yuan. Dalam 2-3 minggu kartu pos akan sampai di Indonesia.

27 Agustus 2014: Monumen dan Taman Bermain
Hari ini bakal menjadi hari yang padat dengan acara. Saya nggak mau melewati breakfast di hotel ini. Penasaran banget sama makanannya. wake up call sekitar pukul 6.30 waktu Pyongyang yang artinya 1 jam lebih awal dari Beijing dan 2 jam lebih awal dari Jakarta. Saya langsung membuka jendela hotel lebar-lebar. Pemandangannya bagus sekali.




Langsung menuju restoran yang dekat lobi. Nah ada 2 restoran disini yang namanya: restoran 1 dan restoran 2. Ternyata kita makan di restoran nomor 1. Menunya prasmanan. Bisa milih dan ternyata hampir sama seperti hotel pada umumnya. Nggak ada menu yang aneh.


Tujuan pertama hari ini tentu saja ke Mansudae hill Grand Monument. Ini adalah sebuah bukit yang di atasnya terdapat patung perunggu dari kedua pemimpin Korea Utara. Presiden mereka, Kim Il Sung dan Pemimpin negara, Kim Jong Il. Oh iya sekedar informasi, Korea Utara hanya memiliki satu presiden abadi yaitu Almarhum Kim Il Sung. Sedangkan Almarhum Kim Jong Il hanya seorang pemimpin negara atau perdana menteri. Serta pemimpin mereka saat ini yaitu Kim Jong Un juga belum bisa disebut presiden. karena hanya Kim Il Sung lah presiden mereka.


Begitu sampai di Mansudae hill ini saya cukup dibuat kagum oleh bangunan, monumen serta arsitektur sekitarnya. Semuanya dibangun sangat simetris dan rapi. Sepertinya mereka sangat memikirkan estetika membuat bangunan. Kita dikasih waktu untuk foto-foto sebelum menuju ke patung pemimpin negara. Oh iya, dan kita sudah di briefing sebelumnya bahwa ada peraturan dalam mengambil foto di Mansudae grand monument ini yaitu dalam mengambil foto patung Kim Il Sung dan Kim Jong Il tidak diperbolehkan mengambil gambar terpotong di bagian tubuhnya. Jadi nggak boleh tuh ngambil foto kepalanya aja atau kakinya aja. Dilarang! Kalau sampai guide lokal tau, bisa di suruh hapus dari kamera kita. Lalu mengambil foto harus lengkap. Tidak boleh hanya salah satu pemimpin saja. Harus dua-duanya. Ini juga bisa disuruh hapus kalau ketahuan. Nah lucunya secara tidak sengaja teman saya mengambil foto saya di depan patung ini dengan posisi saya yang menutupi patung Kim Jong Il. Setelah mengambil foto, dia langsung bilang ke saya "Nang, ini fotonya agak nutupin salah satu patungnya. mau foto ulang?" langsung saja jawab "nah nggak apa apa. bagus malah jadi kesannya gue yang jadi presidennya kan malah. dan ini foto yang dilarang sebenarnya. jadi diemin aja.nggak ketauan ini" hehehe. untung bener nggak ketahuan.

Sebelum momen foto tadi, sebenarnya ada ritual yang harus dilakukan di sini. yaitu memberikan bunga dan hormat di depan patung oleh seluruh rombongan. Untuk memberikan bunga sifatnya tidak wajib. Hanya bagi yang minat saja. Kalau saya sih nggak minat, soalnya disuruh bayar untuk beli bunga. harganya 2 Euro untuk karangan bunga yang kecil dan 4 Euro untuk yang lebih besar. Lumayan mahal kan yah. Nah setelah beberapa orang maju ke depan untuk menaruh bunga. lalu kembali ke barisan dan kami semua harus memberi hormat pada patung pemimpin negara ini. Sebelum meninggalkan Mansudae Hill, saya sempat melihat beberapa pasang pengantin yang akan memberikan penghormatan pada Kim Il Sung dan Kim Jong Il.

Perjalanan dilanjutkan menuju sebuah toko buku dan penjualan berbagai suvenir. Toko buku ini menjual berbagai buku yang kalau diperhatikan isinya hanya seputar sejarah negara, perjuangan Kim Il Sung dan Kim Jong Il, dan pandangan mereka tentang dunia luar dan Amerika Serikat. Penuh Propaganda pokoknya. Yang menarik di toko ini juga menjual pin atau bros yang bentuknya lucu-lucu. Sebenarnya di hotel pun ada yang menjual. Tapi di sini variasinya lebih banyak. saya pun membeli lumayan banyak untuk saya pakai dan buat oleh-oleh. Siapa tahu ada yang suka. hehehe. Sekedar informasi, di Korea Utara, setiap warga negaranya memakai pin di dada sebelah kiri. Nah yang membedakan dengan yang dijual bebas adalah Pin khusus ini bergambar wajah pemimpin negara mereka. Sangat unik. Saya pun bertanya ke Guide lokal kami, apakah bisa memiliki pin khusus tersebut? Dan ternyata kalau memang ingin memilikinya bisa saja. Tapi memakan waktu yang agak lama karena kita harus melengkapi dengan surat-surat untuk mengajukan permintaan. Hmm agak susah ya. Ah ya sudahlah kubatalkan saja. Saya sudah cukup puas dengan pin-pin yang saya beli di toko ini. hahahaha





Tujuan selanjutnya adalah The Grand People's Study House. Ini adalah semacam perpustakaan nasional mereka. Ketika kita sampai memang terlihat sangat sepi. Sedang tidak banyak penduduk lokal yang sedang berkunjung sepertinya. Begitu masuk lobi, terdapat patung Kim Il Sung berukuran besar terbuat dari pualam. Di sini penduduk nggak cuma bisa membaca buku, tapi juga mendengarkan musik barat, nonton acara TV luar yang nggak ada di rumah mereka, belajar bahasa Inggris, komputer dan lain sebagainya. Intinya sih tempat ini adalah sarana untuk membuat warga Korea Utara lebih pintar. Tetapi sayangnya bacaan yang ada di sini lagi-lagi tidak se-objektif apa yang kita tahu di dunia luar. Semua mengambil sudut pandang pemerintah Korea Utara tentang negara lain. Terutama Amerika Serikat. Di dalam kelas bahasa Inggris, kita (turis) bisa masuk dan ikut menjadi pembicara di depan kelas juga loh. Oh iya, ketika saya memasuki ruangan musik yang dipenuhi oleh Boombox jadul (masih pakai kaset) mereka sedang memutar lagu "Hey Jude"nya The Beatles. hahahaha. Vintage!





Di sini kita diajak untuk naik ke balkon paling atas dari gedung Grand People's study house. Dan ya ampuuun pemandangan kota pyongyang bagus banget. semuanya simetris. mereka sangat memikirkan estetika dan agak cenderung OCD yah. hahaha. Ketika gue tanya ke guide, kenapa sih pemerintah bangun jalan lebar-lebar banget? Dia menjawab, semua memang sudah dipikirkan sejak lama. Kita punya kendaraan militer yang berukuran besar (truk, tank, dsb) nah jalanan besar adalah untuk mengakomodasi itu dan juga pemimpin kami sudah memikirkan bahwa kedepannya kami percaya akan menjadi negara besar dan pertumbuhan penduduk juga semakin tinggi. jadi ini sebagai sarana penunjang saja.




Dari situ bus kita sudah menunggu untuk diantarkan ke Arch of triumph. Ini adalah semacam monumen untuk memperingati kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang dari tahun 1925 - 1945. Menurut guide saya, monumen ini lebih tinggi dari Arc du Triomphe di Paris. Dan ini adalah munumen Arc of triumph tertinggi nomor dua di dunia setelah yang ada di Meksiko. hmm okay deh. Hail Lord Kim :)

Sebelum sampai ke Arc of Triumph, Saya sempat melihat bangunan pencakar langit berbentuk segitiga yang sangat menjulang. Ini adalah Ryugyong Hotel. Ini adalah bangunan tertinggi di Pyongyang yang mulai dibangun tahun 1987 dan terhenti pembangunannya di tahun 1992. Akhirnya tahun 2011 eksterior dari hotel ini sudah selesai. Tapi sampai saat ini belum juga diresmikan. Entah mengapa.

Dan inilah penampakan dari Arch of Triumph di Pyongyang :)

Nggak jauh dari Arc of triumph ternayata kita sudah sampai di stasiun Metro bawah tanah Pyongyang. Namanya Stasiun Puhung. Nah menariknya di stasiun ini arsitekturnya sangat mengadaptasi arsitektur Rusia karena sangat mirip stasiun bawah tanah di Moscow. Sangat sangat Lenin style. Kita harus masuk ke bawah tanah sedalam 100 meter di bawah permukaan laut. Naik eskalatornya lama banget. Sekitar 5-6 menit. Setelah sampai di Peron, setiap tembok banyak diisi oleh lukisan-lukisan tentang perjuangan serta sejarah tentang presiden mereka, Kim Il Sung. Lalu di tengah-tengah terdapat surat kabar harian yang dipajang dan bisa dibaca oleh semua warga. Isinya sudah tentu tentang pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong Un yang saat ini sedang memimpin negara.






Kita akan naik kereta sampai ke pemberhentian ke-5. Yaitu di stasiun Yonggwang. Ketika di dalam gerbong, saya tak henti-hentinya memperhatikan interiornya dan ekspresi-ekspresi wajah warga lokal. entah mengapa wajah mereka terlihat sendu dan semuanya seragam. Jarang ada obrolan antara mereka. Sangat berbeda ketika saya di negara-negara lain. Entah mengapa. Mereka memang penuh misteri. Kita benar-benar terbatas untuk berkomunikasi dengan orang lokal. Cenderung tidak bisa malah. Selain kendala bahasa tentunya. Di stasiun Yanggwang ini kita harus menaikin eskalator super panjang dan tinggi lagi. kali ini saya bertanya ke guide, Apakah eskalator ini pernah mati listrik? Gimana naiknya? lalu dijawab dengan sedikit tertawa, oh tentu saja. Sering! hahahaha. Kalau mati listrik ya sudah kita naik tangga manual. Kaya naik gunung. Hahahaha





Dari sini kita diajak untuk menikmati makan siang di restoran hot pot terkenal di Pyongyang, namanya Chongryu. Cukup enak. Oh ya saya juga menyempatkan untuk mencoba bir lokal mereka. Enak juga. Harganya sekitar 2 Euro. Kalau Air mineral botolan harganya sekitar 50 sen Euro atau sekitar 2 Yuan. Harganya hampir mirip di Jakarta lah ya.

Dari restoran ini kita melanjutkan perjalanan ke Workers Party Foundation Monument. Ini adalah monumen untuk merayakan 50 tahun berdirinya partai komunis di negara ini. Bangunan ini berdiri setinggi 50 meter dan dibangun tahun 1995. 3 unsur utama dalam lambang partai komunis adalah Palu, arit, dan kuas. Menggambarkan pekerja, petani, dan kaum intelektual sebagai unsur penting dalam membangun negeri. Apabila kita berjalan ketengah monumen maka akan terlihat ukiran di seluruh dinding yang mengitari monumen. Lalu apabila kita mau jauh lebih ke depan maka akan melihat kota pyongyang yang terlihat sangat lengang dan terlihat bangunan-bangunan yang simetris.




Tidak jauh dari sini kita diajak untuk pergi ke sebuah arena bowling. yang konon katanya penduduk lokal sangat mengemarinya. Suasananya seperti flashback ke tahun 50an malah. Kami sangat menikmati waktu kami di sana untuk bermain bowling untuk satu permainan. Lumayan lah. Di Jakarta saya nggak pernah ke arena bowling. hahahaha


Bis kamipun sudah menunggu di luar untuk melanjutkan perjalanan ke Juche Tower. Letaknya persis di pinggir sungai Taedong. Dari pagi hari saya sudah melihat monumen ini dari jauh. Nah kali ini kita akan masuk dan naik ke puncak menaranya. Menara Juche ini selesai dibangun tahun 1982 dan merupakan hadiah ulang tahun ke-70 untuk presiden Kim Il Sung. Menara ini berdiri setinggi 170 meter dan berbentuk seperti obor. Untuk bisa naik ke puncaknya kita harus membayar 5 Euro per orang. Tapi percaya deh, nggak bakalan rugi karena pemandangan dari atas menara benar-benar million dollar view. Kota Pyongyang cantik banget di lihat dari atas. Sayapun menyempatkan untuk mengambil beberapa foto selfie dengan guide kami. hehehehe.





Selanjutnya adalah ke Victorious Fatherland Liberation War Museum (Korean War museum). Nah museum ini isinya menceritakan tentang terjadinya perang Korea. Terdapat juga Kapal perang USS Pueblo milik Amerika Serikat yang berhasil di ambil alih oleh Korea Utara. Museumnya besar banget dan terlihat masih sangat baru. Di dalamnya ada diorama, mini movie theater, dan ada juga moving theater. Jadi kita duduk di sebuah ruangan besar, kemudian layarnya yang akan berputar. Menurut saya museum ini keren sih. Dan gue percaya banget kalau ini pasti arsitek dan konseptornya bukan orang Korut. Kalau nggak orang cina, ya pasti dari Eropa. Lagi-lagi di museum ini kita benar-benar di doktrin bahwa penyebab terjadinya perang dan pecahnya Korea adalah Amerika Serikat. hahahahaha.





Jam sudah menunjukkan pukul 6.30 petang tapi matahari masih lumayan bersinar. Guide mengajak kami untuk pergi ke restoran untuk makan malam. Menurut jadwal, kami akan makan malam di sebuah restoran bebek panggang terkenal di Pyongyang. Tapi selidik punya selidik, ternyata di pyongyang baru saja dibuka restoran terapung yang dibangun di atas kapal. Wah menarik juga pikir saya. Dan memang benar, restoran ini berada di sebuah kapal beukuran besar. hahaha. dan konon katanya ini termasuk restoran mewah di sini dan kebanyakan yang makan di sini adalah orang penting di Pyongyang. wah beruntung sekali kita. Begitu sampai di meja makan, ternyata mereka sudah menyiapkan berbagai makanan pembuka dan bir dingin tentu saja. Kamipun memulai acara makan malam sambil bercerita tentang banyak hal. Terutama tentang traveling. Ketika jam menunjukkan pukul 7, ternyata kapal ini benar-benar berjalan mengitari sungai Taedong dan melewati spot-spot bagus di pinggir sungai.







Tepat pukul 8 malam kita melanjutkan perjalanan ke Kaeson Youth Park. Ini adalah taman bermain yang buka hanya di malam hari. Yang datang kesini kebanyakan anak muda dan orang-orang kantoran setelah pulang bekerja. Sebenarnya taman ini mirip dengan Dufan di Jakarta. Isinya wahana-wahana permainan. Untuk masuk ke sini, orang lokal tidak dipungut biaya sekalipun. Ini emang khusus diberikan pemerintah untuk menghibur rakyat banyak. Tapi untuk turis dikenakan biaya apabila ingin bermain di sebuah wahana. kita harus membayar 4-5 Euro untuk setiap wahana. Nah dengan kita membayar ini, maka mereka memberi kompensasi jalur ekspres bagi kita. Nggak perlu ngantri. Saya hanya mencoba satu permainan, yaitu roller coaster dengan posisi superman, sama persis dengan yang ada di Genting, Malaysia yang pernah saya naiki juga. Oh iya, di sini kita banyak bertemu dengan warga lokal. Surprisingly, mereka sangat welcome dan ramah, walaupun kita berbicara dengan bahasa yang berbeda. Hanya menggunakan bahasa tangan dan kira-kira saja. hahahaha. Lucunya lagi, Mereka ini sepertinya sangat hobi baris-berbaris ya. Dalam membuat antrian pun mereka secara otomatis membuat barisan tanpa dikomando. Tidak ada yang namanya jalur antri dengan pembatas besi yang mengular tapi mereka tetap sabar teratur dalam berbaris untuk mengantri. Hebat.






Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Waktunya kami kembali ke hotel karena besok akan dipenuhi dengan berbagai acara penting dan harus packing karena kita akan pindah hotel ke luar kota. Good night :)
28 Agustus 2014: Propaganda dan Kota Kaesong
Hari ini kita harus bangun lebih pagi untuk berkunjung ke The Palace of The Sun. Ini adalah istana yang berupa mausoleum dari Jasad Kim Il Sung dan Kim Jong Il di semayamkan. Yap. keduanya memang tidak dikubur atau di kremasi melainkan diawetkan. Sebelumnya kita sudah diberitahu jauh-jauh hari bahwa untuk berziarah ke sini, kita diwajibkan memakai pakaian formal. Untuk cowok, berkemeja, bercelana bahan, boleh memakai dasi atau jas dan bersepatu tertutup. Untuk cewek, memakai dress lengan tertutup, atau celana panjang dengan kemeja, dan bersepatu tertutup. Apabila rok sebatas lutut atau lebih pendek sedikit maka harus memakai stocking. Agak ribet ya. Tapi nggak apa-apa, ini pengalaman sekali seumur hidup. Namanya juga ke tempat yang sakral bagi warga setempat. Maka harus menghormati dong.

Saya memilih memakai kemeja dengan tenun ikat yang dibuatkan khusus oleh Lokalize, brand Indonesia. Ah semuanya memuji kemeja saya. Unik kata teman-teman dari negara lain. Terima kasih Lokalize :) saya juga menyematkan pin khas Korea Utara di dada kiri. Kali ini saya memilih edisi persahabatan antara Korut dan Turki :)


Setelah bus kami berhenti di parkiran, guide kamipun mengumumkan untuk meninggalkan semua smartphone dan tas di dalam bus saja. Jadi yang boleh dibawa hanya dompet, kamera, dan kacamata hitam. Setelah itu pun kami baru boleh masuk ke lobinya. Kita menunggu sebentar di lobi karena masih 15 menit lagi baru dibuka pintunya. Nggak lama, kita sudah diminta untuk berbaris membuat 2 barisan. dan setelah itu kita berjalan ke pintu masuk. Setelah berjalan sekitar 5 meter ternyata kita harus melewati pemeriksaan pertama. Kali ini kacamata hitam, kamera, dan dompet yang ukurannya besar harus dititipkan di penitipan barang. Setelah semua barang aman, kami langsung diminta berbaris untuk melewati eskalator yang panjangnya... panjang banget. Ini eskalator yang seperti di bandara ya. bukan yang tanjakan atau turunan. memakan waktu 7-10 menit untuk melewatinya dan sepanjang berdiri di eskalator kita nggak bisa bercanda apalagi tertawa. Lebih mirip berbisik kali ya baru boleh. Setelah sampai di ujung kita diminta berbaris lagi. Kali ini satu per satu untuk masuk ke sebuah lorong dengan Kipas angin (blower) bertenaga super. Maksudnya adalah membersihkan diri kita dari debu-debu yang menempel. Setelah itu sepatu kita juga harus melewati keset anti bakteri. Entah mengapa sampai segitunya. Kalau mau positive thinking, mungkin memang virus, kotoran atau bakteri dari luar bisa merusak keawetan mayat sang presiden kali ya. itu pikiran saya yah. Saya agak malas bertanya ke guide tentang hal ini. Saya hanya ingin cepat-cepat mengakhiri acara ini. Okay next, belum selesai sampai disitu, Kali ini kita sudah sampai di depan ruangan atau aula yang berisi jenazah dari Kim Il Sung. Ruangannya sangat mewah. Pintunya masih tertutup. Di depan pintu terdapat lambang partai komunis terbuat dari emas. Setelah kita berbaris, pintu pun terbuka. Dan ruangan dengan lighting merah maroon temaram menyambut kita. Di setiap sudut terdapat penjaga dengan senjata lengkap. Kita diminta berbaris 1 baris 4 deret. lalu maju satu persatu untuk memberi hormat pada jenazah. Hormat pertama, kita maju ke depan jenasah lalu memberi hormat. Kemudian pindah ke sisi kiri, lalu memberi hormat lagi. Berjalan lagi ke belakang. Kali ini tidak perlu memberi hormat. Kemudian berjalan lagi ke sisi kanan dan memberi hormat lagi. Jadi total ada 3 kali kita memberi hormat pada Kim Il Sung.
Setelah melewati ruangan tersebut, kita dibawa ke ruangan penuh memorabilia dan barang-barang milik Kim Il Sung selama hidupnya. Ini barang-barang asli bukan replika. Mulai dari mobil yang biasa dipakai, gerbong keretanya, yacht, hingga bintang dan piagam penghargaan yang pernah diraihnya. Semuanya disusun sangat rapi dan disesuaikan dengan tahun pemberiannya. Oh iya yang buat saya menarik adalah terdapat foto ukuran besar Kim Il Sung yang sedang berjabat tangan dengan Presiden Soekarno di tahun 60-an. Kim Il Sung memang pernah berkunjung ke Indonesia. Dan ketika saya tidak sengaja berkata "wow. ada presiden saya" seketika guide saya pun langsung menimpali, "iya, presiden Indonesia, Soekarno adalah salah satu orang hebat di dunia" saya mendengarnya bangga banget. Memang Bung Karno orang yang sangat dihormati oleh segala bangsa ya.
Selanjutnya kita akan memasuki ruangan untuk menghormati Almarhum Kim Jong Il. Pemimpin tertinggi Korea Utara yang meninggal tahun 2011. Sistemnya hampir sama dengan penghormatah terhadap Kim Il sung. Kita kembali memasuki ruangan merah maroon kembali, lalu melakukan ritual penghormatan. Setelah itu baru memasuki ruangan memorabilia yang berisi barang-barang Kim Jong Il selama hidupnya. Mulai mobil dinas, mobil golf, gerbong kereta yang dilengkapi ruang kerja. Nah, secara nggak sengaja saya memperhatikan bahwa Kim Jong Il pakai laptopnya Macbook Pro loh. hahahaha. Sayangnya nggak boleh mengambil foto di sini. Hmm jadi siapa yang anti amerika sebenarnya? Ah sudahlah. Nggak perlu dibahas di sini. Sebenarnya berada di Istana ini saya merasa benar-benar ada dalam tekanan. Situasinya sangat tegang dan dingin banget. Rasanya pengen cepat selesai acara ini.
Setelah prosesi penghormatan terhadap almarhum kedua pemimpin. Kita baru boleh mengambil kamera untuk foto-foto di halaman belakangnya. Banyak orang-orang lokal yang juga sedang foto-foto di sini. Jadi di Korut, kegiatan ziarah ke mausoleum atau kunjungan ke museum adalah salah satu kegiatan hiburan buat mereka. Semacam rekreasi lah. Hehehehe. ajaib ya.

Akhirnya acara mengunjungi istana Mausoleum Kim Il Sung dan Kim Jong Il selesai. Kita diajak untuk mengunjungi makam pahlawan. Letaknya di bukit. dan dari sini bisa terlihat seluruh kota Pyongyang. Di sini kita juga harus memberikan penghormatan. Tapi nggak begitu lama sih kita berada di sini. Kali ini kita akan diajak makan siang dengan menu spesial Korea. Kita surih pilih bibimbap atau cold noodle. Hmm karena aku sudah sering makan bibimbap maka aku pilih cold noodle. Rasanya enak, walaupun agak aneh karena kuahnya dingin banget kaya keluar dari kulkas. Tapi buat pengalaman lumayan lah. Menurut saya lebih enak yang Korea Selatan punya. hehehehe. Selanjutnya kita diajak ke sebuah tempat di Pyongyang yang katanya adalah tempat lahir dari Kim Il Sung. Semacam gubuk gitu tapi sudah di-set seperti museum lah. Di halaman belakangnya dibangun Kim Il Sung University. Tempatnya sangat hijau dan banyak pohon. Ini adalah universitas Kim Il Sung yang lama. Untuk gedung barunya ada di sebelahnya lagi.



Hari ini acara spesial lainnya adalah mengunjungi Mangyongdae Schoolchildren’s palace. Ini adalah sebuah pusat extra-kulikuler untuk anak-anak di Pyongyang. Di sini mereka diajarkan tentang seni dan pertunjukan. Mulai dari musik, tari, drama, kaligrafi, melukis, dll. Kita dipersilakan untuk masuk ke setiap kelas yang berbeda-beda. Dan saya cukup kagum dengan bakat-bakat mereka. Dengan teknologi yang seadanya mereka mampu menghasilkan karya seni yang bagus banget loh. Di kelas piano misalnya, mereka memainkan ensamble lagu-lagu klasik. Kemudian di kelas gitar mereka juga menampilkan ensamble. Di kelas menyanyi, mereka menampilkan lagu-lagu tradisional Korea dengan formasi trio. Aaaahh keren banget. Belum lagi kelas melukis, ini juga nggak kalah kerennya. Dan lewat penjelasan sang Kepala sekolah, untuk bisa belajar di sini nggak diperlukan biaya. Alias GRATIS. Keren banget nggak sih. Setelah kita melihat-lihat setiap kelas, Di jam 4 sore, mereka mengadakan pertunjukan dari murid-murid. Kita dibawa ke sebuah auditorium dan mereka menampilkan performance yang sangat sempurna. Keren bangeeet. memadukan semua seni yang sudah kita lihat sebelumnya.













Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Kali ini kita akan melanjutkan perjalanan ke luar kota. Yaitu kota Kaesong. Ini adalah semacam kota tua di Korea Utara dan merupakan kota yang paling dekat dengan DMZ (demilitarized Zone) yaitu daerah militer perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Nah, kita akan ke DMZ nya keesokan hari. karena sudah bisa dipastikan kita akan sampai di Kaesong pada malam hari. Dari Pyongyang menuju Kaesong dibutuhkan waktu sekitar 3 jam. Kita berangkat dari Pyongyang pukul 5 sore, jadi akan sampai di Kaesong pada pukul 8 malam. Nanti akan dilanjutkan dengan makan malam. Akhirnya pukul 8 malam kita sampai di Kaesong dan langsung menuju hotel namanya Kaesong Folklore Hotel. Bentuknya seperti rumah tradisional Korea. Semacam rumah panggung gitu. Di kasurnya pakai kelambu. Kupikir tidak ada nyamuk jadinya aku lepas itu kelambu. Nggak berapa lama setelah tidur tanpa kelambu, Nyamuk pun siap beraksi. hahahaha. Sayang sekali hotel ini agak tidak terawat. Padahal konsep dan penataan bangunannya sudah bagus. Tidur saya pun malam itu tidak begitu nyenyak. Selain banyak nyamuk, ternyata air panas di hotel ini hanya menyala selama 1 jam dalam sehari. hahahaha.



29 Agustus 2014: DMZ dan perbatasan dengan Korea Selatan
Bangun pagi di kota Kaesong dan bersiap-siap untuk mengunjungi DMZ (Demilitarized Zone) di daerah yang bernama Panmunjom. Panmunjom di Kaesong ini berjarak 110km dari Pyongyang dan hanya 75km dari Seoul, Korsel. DMZ ini adalah perbatasan militer antara Korea Utara dan Korea Selatan. Jam 8.30 pagi kita sudah sampai depan pintu gerbang. Seperti biasa kita tidak boleh mengambil gambar atau foto di tempat-tempat yang tidak memiliki izin untuk memotret. Kita diharuskan berbaris sebelum masuk ke area DMZ. setelah pintu terbuka, ternyata bus kita sudah masuk duluan ke dalam. dan kita dipersilahkan untuk naik ke dalam bus. Tapi tidak boleh memotret ke luar. Karena banyak sekali cctv di sini. Sebelum sampai ke garis perbatasan, kita melewati sawah-sawah dan perkebunan yang memang dibudidayakan di sini. Sesampainya di gedung perbatasan. Salah satu kepala tentara selalu mengikuti kami. dan dia yang memberikan penjelasan mengenai sejarah berdirinya DMZ dan fungsi DMZ hingga saat ini. Memorabilia di sini juga menggambarkan berbagai propaganda mengenai Korea Utara dan Amerika Serikat. Dan di titik ini kita bisa melihat Korea Selatan dari sisi Korea Utara. Begiitu pula wisatawan yang berada si Korea Selatan dapat melihat kami di Korut. hahahahaha. jadi lihat-lihatan.



Ini adalah perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Gedung yang kita lihat di depan adalah milik Korea Selatan. Biasanya kita bisa mengunjungi hingga ke rumah-rumah berwarna biru di depan, tapi saat ini tidak diperbolahkan karena sedang ada kedatangan tentara dari Amerika Sekat di dalam sana.

Setelah mengunjungi DMZ Kita diajak ke salah satu universitas tertua di Korut yang sekarang lebih berfungsi menjadi museum yang bernama Koryo Museum. Di Museum yang berbentuk rumah tradisional Korea ini kita diajak untuk melihat sejarah mengenai bangsa Korea jauh sebelum terjadinya perpecahan antara kedua negara. Diceritakan mengenai zaman kerajaan dan tentang nilai-nilai kemanusiaan di Korea. Saya lebih tertarik dengan museum ini dibandingkan dengan museum perjuangan dan museum perang yang hanya menampilkan sisi heroik dari Kim Il Sung.



Saat makan siang tiba, kita diajak ke Thongil Restaurant di Kaesong. Restoran ini menyajikan makanan khas Korea dan menyediakan juga dog soup saudara-saudara. Sebagai penyayang hewan terutama anjing, saya pun agak malas mendengarnya dan sangat tidak tertarik untuk mencoba. Tapi teman-teman lain sepertinya penasaran untuk mencoba. Untuk menikmati dog soup ini kita harus membayar seharga 5 Euro. Satu mangkok bisa di share untuk 2-3 orang. Melihat penampakan supnya saja saya sudah mau nangis. kebayang muka anjing saya. Sadis juga ya orang Korea. Setelah mencoba sup ini, beberapa teman saya menjelaskan bahwa rasa supnya agak pedas dan rempah-rempah yang kental. Mungkin dibuat seperti itu agar aroma atau rasa khas daging anjing tidak terlalu berasa kali ya. hiiii saya masih ngeri ngebayanginnya.


Setelah ini kita langsung melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Pyongyang. Sore ini kita akan menonton pertunjukan seni yang merupakan acara penyambutan untuk para pemain gulat internasional yang akan bertanding esok hari. Seluruh warga Pyongyang sepertinya sangat antusias dengan event ini. Hal ini terlihat dari ramainya area dekat stadion tempat diselenggarakannya acara ini. Mereka penasaran melihat para atlet gulat yang datang dari berbagai negara termasuk Jepang dan Amerika Serikat. Kita sempat diwawancara juga oleh media-media internasional. salah satunya Washigton post.







Acara pentas seni yang merupakan acara penyambutan untuk atlet gulat internasional dimulai pukul 6 sore. Acara ini merupakan perpaduan musik dan tari yang ditampilkan oleh artis-arts Korea Utara. Lagu yang dmainkan keanyakan lagu perjuangan dan lagu-lagu daerah. Mereka banyak menggunakan alat musik seperti piano dan gitar.Paduan suaranya juga bagus kok. Overall sangat menghibur :)









Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tapi matahari masih cukup bersinar. Saat saya melihat langit di luar gedung pertunjukan. Cahayanya berwarna jingga dan pink. Sepertinya matahari pun turut gembira di hari ini.


Kami diajak untuk berkunjung ke sebuah monumen yang bernama Arch of Reunification. Monumen ini adalah simbol perdamaian Korea yang selesai dibangun pada tahun 2001. Monumen ini sebenarnya sudah kita lewati ketika menuju ke Kaesong.

Malam ini adalah malam terakhir bagi peserta Grup A. Besok kita aan kembali ke Beijing. Untuk yang menggunakan pesawat akan pulang pada pukul 9.30 pagi. dan yang menggunakan kereta akan pulang pada pukul 4 sore waktu Pyongyang. Sedangkan untuk grup B masih akan melanjutkan perjalanan di Korut untuk 3 hari kedepan. Mereka berkesempatan menonton pertandingan wrestling yang tadi sudah kita lihat acara pembukaan dan para pemainnya. Saya termasuk dalam grup A, jadi besok pagi akan kembali ke Beijing. Hiks hiks. Oleh karena itu, untuk merayakan perpisahan kita, maka kita diajak untuk makan malam terakhir di Pyongyang. Kali ini restoran duck barbeque menjadi pilihan. Makanannya enak dan daging bebeknya lembut. Aku suka. Kitapun banyak berbincang-bincang mengenai traveling selanjutnya. Saya tertarik ke Iceland. Beberapa orang lainnya malah penasaran dengan Indonesia. hehehe

Setelah acara makan malam ini sebenarya kita akan melanjutkan berkaraoke di Diplomatic Club di hotel kita. Tapi karena saya sudah ngantuk banget dan besok harus bangun pagi untuk ke bandara. Maka saya lebih memilih untuk tidur saja supaya besok lebih segar.
30 Agustus 2014: Kembali ke Beijing
Tepat Jam 7 pagi kita sudah menuju bandara untuk kembali ke Beijing karena pesawat kita akan berangkat pukul 9.30 waktu Pyongyang. Setibanya di bandara saya mengucapkan sampai jumpa lagi kepada tur guide saya, Miss Kim. Tidak lupa saya memberikan kartu nama dan berkata "keep in touch ya". Setelah menerima kartu nama saya, Miss Kim mengeja nama lengkap saya dan membaca semua informasi yang ada di kartu nama. Tapi entah mengapa tatapan matanya seperti menerawang. Saya pun baru ingat, Buat apa saya memberikan kartu nama lengkap dengan nomor telepon dan email ya. Mereka kan nggak bisa menghubungi saya juga. Di Korea Utara menelepon ke luar negeri dan email sangat sulit. bahkan cenderung tidak bisa. Ah ya sudahlah, mungkin ini terakhir kalinya untuk kami bertemu :(
Saya pun masuk ke dalam gedung keberangkatan. Nah, setelah diperhatikan, gedung keberangkatan ini sama dengan gedung kedatangan. Jadi intinya di Pyongyang hanya terdapat satu gedung bandara. Lucunya lagi, karena bandara ini hanya menangani beberapa penerbangan internasional yaitu ke Cina dan beberapa penerbangan domestik. Jadi sistemnya adalah dari pagi hingga jam 12 Siang, bandara ini merupakan terminal keberangkatan lengkap dengan konter check in bagasi, dan ruang tunggu. Tapi setelah jam 12 akan beralih fungsi menjadi terminal kedatangan lengkap dengan belt bagasi. Untuk konter check in dan ruang tunggu sudah hilang dari pandangan mata alias sudah dibereskan. hahahaha. Jadi sistem bongkar pasang gitu. Lucu yah :D
Korea Utara memang negeri yang penuh teka-teki. Kita nggak pernah tau arah dan masa depan negara ini. Apakah akan selamanya menjadi negeri yang tertutup atau perlahan-lahan akan berubah selama dipimpin Kim Jong Un saat ini. Saya beruntung bisa berkunjung ke negara ini sebelum semuanya berubah dan saya sangat beruntung karena bertemu dengan orang-orang ini. We did it guys! Thank you buat Young Pioneer.

Ah. saya lupa foto bus selfie kita. hahahahaa. wajib diposting. Kalau ada yang tertarik, mengenai rincian budget dan upcoming trip, bisa di check di Young Pioneer Tours Untuk harga kurang lebih sama. Tapi sekarang sepertinya harga sudah naik sekitar 50-100 Euro. Feel free to check ya :) -D-

2 notes
·
View notes
Text
Boracay, Baby!

Sekitar tahun 2009 saya dan teman saya pernah berencana untuk pergi ke Boracay dengan beberapa pertimbangan. Pertama, kapan ya ada tiket murah ke Filipina? Kedua, Ada apa sih di Filipina? kayaknya ga semenarik Thailand. Ketiga, worth it nggak ya kalau sudah jauh-jauh sampai di sana? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul ketika ingin bertualang ke filipina yang akhirnya selalu membuat batal ke Filipina.
Sampai Akhirnya mulai tahun 2010 muncullah berita tentang boracay menjadi salah satu pantai terbaik di dunia. Nah, baru deh menyesal. kenapa nggak dari tahun lalu ke sana ya. Tapi selalu ada kesempatan lain bukan? Akhirnya tahun 2014 ini waktunya saya ke sana. Rute perjalanannya mudah kok. Aku ceritakan catatan perjalananku saja kalau begitu ditambah Akhir Maret- Juni di Boracay adalah Musim panas. Pas lah kalau begitu.
Untuk menuju Boracay ada banyak cara. Tapi yang utama harus sampai di Manila, Ibukota Filipina terlebih dahulu. Untuk penerbangan dari Jakarta-Manila ada beberapa maskapai yang beroperasi. Antara lain Philippine Air, Cebu Pacific Air, Singapore Air, Garuda Indonesia, Air Asia, Tiger air. Tapi kebanyakan harus transit terlebih dahulu. Yang menawarkan penerbangan langsung hanya Philippine Air dan Cebu Pacific Air. Nah dari 2 maskapai tersebut, saya memilih Philippine Air. Philippine Air ini adalah maskapai full service nasional utama di Filipina. Kalau di Indonesia kaya Garuda Indonesia lah. Terkadang Philippine air ini mengadakan promo juga kok. Kalau memang sedang promo, harga penerbangannya bisa setara dengan harga Cebu Pacific Air yang notabene adalah budget airlines (nggak dapet bagasi dan makan). Jadi ada baiknya cek harga philippine air terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli tiket Cebu Pacific Air.
Penerbangan Jakarta-Manila memakan waktu sekitar 4 jam. Pesawat saya terbang pukul 1 dini hari WIB. Sampai di Terminal 2 Bandara Ninoy Aquino sekitar pukul jam 6 pagi Waktu Filipina yang selisih 1 jam lebih cepat dibandingkan Indonesia. Saya memang ingin menghabiskan satu hari ini di Manila terlebih dahulu sebelum ke Boracay dan 2 hari lagi setelah kembali dari Boracay. Tapi sayangnya hari pertama ini entah mengapa saya terserang diare yang sangat membuat tidak nyaman. jadi seharian ini saya lebih banyak istirahat di hotel. Beruntung di Manila saya menginap di Marriott Hotel yang nyaman. Saya pun bisa istirahat dengan tenang dan akhirnya keesokan harinya bisa sehat seperti semula. Untuk cerita lengkap mengenai Manila akan saya posting setelah artikel Boracay ini ya :)
DAY 1
Penerbangan dari Manila ke Boracay pagi ini menggunakan Maskapai Air Asia. Oh iya, karena menggunakan Air Asia maka nanti kita akan mendarat di bandara Kalibo. Ada 2 Bandara di Boracay. yaitu Caticlan dan Kalibo. Untuk Caticlan jaraknya lebih dekat dengan pulau boracaynya. hanya memakan waktu 20 menit. Sedangkan bandara internasional Kalibo memakan waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke pulau Boracay. Sebenarnya lebih enak mendarat di bandara Caticlan. tidak perlu naik Bus untuk ke pelabuhan penyeberangan. hanya perlu naik tricycle (sejenis tuktuk). Hanya saja pesawat yang mendarat di bandara Caticlan adalah pesawat-pesawat kecil. Seperti Philippine Express. Sedangkan untuk Maskapai besar seperti Air Asia, Malaysia Air, Tiger mendarat di Kalibo. Aku ilustrasikan seperti ini ya rute untuk ke Boracay dari kedua bandara di sana:
Caticlan Airport - Tricycle (5-10 minutes) - Caticlan Pier - Boat (15 Minutes) - Boracay
Atau
Kalibo Airport - Bus (2 Hours) - Caticlan Pier - Boat (15 MInutes) - Boracay
Nah, bisa kalian pilih sesuai pertimbangan budget atau waktu. Biasanya pesawat yang mendarat di bandara Caticlan akan sedikit lebih mahal tapi terkadang harga sama saja kok. Oh iya, salah satu pertimbangan saya menggunakan Air Asia yang mendarat di Kalibo adalah karena rata-rata pesawat yang mendarat di Caticlan adalah pesawat kecil dengan baling-baling. jadi nggak apa-apa deh agak jauh tapi pesawatnya besar. hehehe. tapi ternyata bandara yang jauh ini juga bisa menjadi masalah ketika pulang nanti. usahakan untuk mengambil penerbangan yang agak siang apabila mau pulang lewat Kalibo. karena kapal untuk menyeberang baru beroperasi jam 6 pagi. Pertimbangkan waktu perjalanan yang 2,5 jam itu dari Boracay ke bandara Kalibo juga.
Setelah sampai di Kalibo, di sini banyak paket-paket tur yang bisa meng-arrange perjalanan dari bandara sampai ke hotel. rata-rata biayanya sekitar 300-525 peso. ada yang menawarkan hanya satu kali jalan. ada juga yang pulang pergi. tergantung kebutuhan saja. Saya memilih southwest tour. Saya membeli tiket antar jemput ini yang ditawarkan di dalam pesawat airasia seharga 500 peso. Lebih murah 25 peso dibandingkan beli langsung begitu sampai dibandara. Lumayan hemat 25 peso. hehehe
Dari Bandara ini untuk sampai ke pelabuhan caticlan memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam dengan menggunakan bus. Setelah sampai di Pelabuhan Caticlan. Kita langsung diarahkan untuk naik ke kapal yang akan mengantar kita ke pulau Boracay. Sekitar 15 menit kemudian kita sudah sampai di Boracay. yeayy Finally!


Dari Pelabuhan kita sudah di jemput oleh shuttle bus. Bentuknya kaya angkot gitu. dan sudah ditentukan jurusannya sesuai area tempat kita menginap. Saya menginap di Fairways and Bluewater Resort. Letaknya lumayan jauh dari white beach alias Pantai paling terkenal di Boracay. Tapi di Fairways and Bluewater resort ini memiliki private beach. Jadi gak perlu jauh-jauh ke white beach untuk menikmati pantai.



Buat kalian yang ingin liburan ke Boracay-nya sedikit luxurious bisa memilih Fairways and Bluewater ini sebagai pilihan. Ada beberapa resort mewah lain di Boracay seperti Shangri-la, The district resort, dsb. Nanti saya juga mau cerita tentang hotel murah atau hostel murah yang ada di Boracay. Saya stay di Fairways and Bluewater ini hanya satu malam karena ingin mencoba suasana lain di tempat lain di Boracay. Untuk fairways and Bluewater ini yang paling menarik adalah Infinity pool dan lapangan golf terluas di Boracay-nya.



Malam hari adalah paling tepat untuk mengunjungi restoran dan Bar yang ada di Boracay. Oh ya, di Boracay ini Banyak terdapat Bar dengan konsep yang lucu-lucu. jadi sempatkanlah untuk bersenang-senang. datanglah ke sekitaran white beach. Terdapat 3 station di White Beach, Boracay. yaitu Station 1, station 2, dan station 3. Nah kalau Bar banyak terdapat di station 1 dan 2. Sedangkan station 3 sedikit lebih sepi. Bar yang lagi happening di station 2 adalah Epic Bar. Selalu ramai karena penawaran yang menarik. Antara lain hanya membayar 300 peso kita bisa menikmati minum gratis sampai 3 kali. Bahkan beberapa Bar menawarkan 350 peso bisa freeflow. Coba juga Cocomangas. Bar mini ini terletak di station 1 Boracay. Yang special di tempat ini adalah kompetisi minum untuk mewakili negaramu. Ada 15 jenis minuman yang diminum berurutan. apabila kamu berhasil menyelesaikan semuanya maka bendera dan nama negaramu akan terpampang di bar ini, Menggiurkan buat kamu yang masuk ke dalam kategori biang pesta. hehehehe.




Waktu berjalan sangat cepat ketika kamu lagi asyik Bar hopping di white beach. Nggak perlu takut atau khawatir nggak bisa pulang. Di Boracay walaupun sudah pagi buta tetap ada Tricycle yang bersedia mengantar sampai hotel dan suasana tetap aman kok. Nggak horor. Biasanya supir Tricyclenya minta bayaran sekitar 100 peso untuk sampai hotel. 1 Tricycle ini muat hingga 5 orang.
DAY 2
Hari kedua ini saya berencana untuk menikmati suasana lain di Boracay yaitu mengunjungi White beach. Tapi nanti dulu Waktu check out saya masih jam 12 siang. Mari kita nikmati Private beach di resort ini. Karena resort ini sangat besar dengan lapangan golf di sekitarnya. kemana-mana mesti naik golf car mini atau shuttle car yang standby 24 jam. oh i love this resort. Recommended!




Setelah puas menikmati Private beach dan fasilitas di Fairways & Bluewater, saya akan beralih untuk experience boracay ala backpacker maka kami check out pukul 1 siang. Dari Fairways & Bluewater disediakan shuttle car gratis menuju ke D'mall (Station 2) dari situ bisa menyewa Tricycle untuk langsung berpindah ke hotel kami selanjutnya di area White Beach Station 3. Mengapa saya memilih station 3? Karena di station 3 situasinya tidak sehingar bingar di station 1 ataupun 2. Ada banyak penginapan murah di sekitar sini. ada yang berada tepat depan pantai. Ada juga yang agak masuk ke dalam gang. Nah kali ini saya memilih budget hotel yang namanya G Suites. Hotelnya cukup bersih dan decent. tapi ruangannya agak kecil. Letaknya tidak di depan pantai persis. Berada di gang tapi hanya sekitar 25 meter sudah sampai pantai station 3 kok. Tapi kalau kalian termasuk yang ingin menghemat budget, maka budget hotel ini pas untuk kamu.

Siang hari waktunya bersantai menikmati White Beach. Berjalanlah dari station 1 sampai ke station 3. Banyak restoran-restoran menarik untuk dicoba. Jaringan restoran waralaba internasional semacam McD, Subway, Burger King, Shakey's dsb juga mudah ditemukan di sini. Di Station 2 jangan lupa berkunjung ke D'Mall. Ini adalah seperti shopping arcade di Boracay. Banyak toko-toko dan restoran juga di D'Mall ini. Kalau mau mencari suvenir bisa di D'Mall. Cobalah juga restoran Fastfood asal Filipina yang juga nggak kalah menarik. Restoran Pizza Yellowcab salah satunya. Aku lumayan suka dengan menu-menu mereka. Lalu Gerry's Grill yang menyajikan makanan serba barbeque. Ini juga nggak kalah enak. Aku suka.






Siang sampai sore ini saya akan menikmati white beach sampai sunset menjelang. Benar-benar rilex. Satu yang menarik di white beach ini adalah. pantainya bebas sampah. Padahal white beach ini termasuk pantai yang sangat ramai dengan turis. Tapi sepertinya turis yang berenang di pantai masih punya tanggung jawab untuk menjaga lingkungan sekitarnya. White beach ini bentuknya seperti Pantai Kuta di Bali atau Patong Beach di Phuket. untuk kamu yang tidak terlalu suka keramaian dan pantai yang sifatnya turis banget memang nggak aku rekomendasiin. Tapi saya kagum sama mereka dalam menjaga kebersihan pantainya aja sih.
Matahari mulai tenggelam. Sunset di Boracay memang indah. Kalau kamu punya waktu dan suka berlayar. Cobalah untuk berlayar mengelilingi pulau yang ada di sekitar Boracay dengan perahu layar sebelum sunset. Akan sangat menyenangkan.



DAY 3
Semalaman sampai pagi party bukan alasan untuk tidak bangun pagi di Boracay. Matahari sudah tinggi dan siap menghangatkan badan kita. Hari ini saya akan menikmati pantai di daerah Yapak. Nama pantainya adalah Puka Beach. Dengar-dengar sih jauh lebih sepi dibandingkan White Beach. Mari kita coba.
Dari Station 2 kita bisa menyewa tricycle seharga 200 peso. Muat untuk 5 orang. Di boracay ini sudah ada standar harga trayeknya. jadi untuk menawar agak susah. tapi ini juga sudah murah kok. Jaraknya lumayan jauh soalnya dan jalannya naik turun. Ternyata memang benar Puka Beach ini jauh lebih sepi dibandingkan White Beach. dan airnya jauh lebih jernih.




Sebenarnya Ada tempat menarik lain di Boracay yang ingin saya kunjungi saat ini. Yaitu Ariel's Point. Ariel's point ini adalah tebing batu yang kita bisa melompat dati tebing itu dengan 3 pilihan ketinggian. 5 meter, 10 meter dan 15 meter. Menarik buat mereka yang adrenaline junkie. Untuk sampai sana kita harus membayar sekitar 1600 peso per orang karena terletak di pulau lain. Sudah termasuk semuanya (boat, lunch, dan bebas loncat dan watersport ). Tapi nggak jadi karena waktu nggak cukup. Tapi saya merekomendasikan Ariel's point ini. Mungkin next time kalau ke Boracay lagi saya akan ke sana.
Akhirnya saya menghabiskan waktu santai di Puka Beach sampai menjelang sunset. dan kembali ke White beach untuk mencari suvenir untuk oleh-oleh. Ada beberapa tempat lucu di Boracay. Seperti tempat membeli jus yang bisa di refill unlimited selama kamu di Boracay. Namanya Beach Hut Bar. Cukup beli Jus beserta tumblernya setelah itu bisa refill sepuasnya dan bisa berganti-ganti rasanya. Love it!


DAY 4
Hari ini Lebih santai dari sebelumnya. Jadwalnya hanya mau nyantai-nyantai dan bisa bangun agak siang. Sarapan di Shakey's memang paling pas.

Karena gagal ke Ariel's Point akhirnya saya menggantinya dengan Zorbing. Nah Zorbing ini juga menarik kok. Jadi kita masuk ke dalam bola berisi angin dan di gelindingkan dari ketinggian sekitar 50 meter. Biayanya sekitar 450 peso per orang. sudah termasuk antar jemput. Karena letaknya agak jauh dari pantai.


Kembali ke White Bach jangan lupa untuk menyusurinya. Berjalanlah sepanjang Station 1 sampai ke Station 3. Di Station 1 kalian akan menemukan batu yang letaknya agak ke tengah laut. Nah ini namanya Willy's Rock. Sebenarnya hanya batukarang biasa sih. Tapi orang Filipina membangun Gua Maria di sini. jadi kalau naik ke atas karangnya akan menemukan patung Bunda Maria di dalam sebuah batu. Setelah itu nikmatilah sunset yang selalu menenangkan hati.




Hari ini adalah hari untuk bersantai dan menikmati kuliner di Boracay. Karena besok pagi buta kita harus berangkat menuju bandara Kalibo untuk terbang kembali ke Manila. Hari berganti malam dan drama pun terjadi. Flight saya dari kalibo ke Manila adalah pukul 8.30 pagi besok pagi. Jadi kalau mengikuti perhitungan waktu tempuh dari Boracay ke Bandara Kalibo yang jauh itu adalah kita harus sudah jalan pukul 4 atau 5 pagi karena perjalanan akan memakan waktu sekitar 2 jam - 2,5 jam naik kapal dan busnya. Plus harus sampai di bandara jam 7.30. Tapi kenyataannya adalah kapal untuk menyeberang dari Boracay ke pelabuhan Caticlan baru beroperasi pukul 6 pagi. Tidak ada kapal yang boleh berlayar sebelum jam 6 pagi. Otomatis pilihannya adalah kita berangkat ke Kalibo malam ini juga atau kita menyewa kapal untuk berangkat jam 4 pagi dengan sistem imigran gelap alias ketika berlayar tidak boleh menyalakan alat penerang apapun supaya tidak terlihat oleh penjaga di pelabuhan.
DAY 5
Pilihan pun jatuh pada pilihan kedua. Jam 4 pagi saya sudah standby untuk berlayar di pagi buta ala imigran gelap sodara-sodara. hahahaha. no lights dan turun diperkampungan penduduk. Bukan di pelabuhan. Untung hanya 15 menit menyeberangnya. kalau lama-lama bisa stress juga saya. Begitu sampai, jemputan van kita sudah menunggu di sekitar rumah warga. Dan kamipun akhirnya sampai di bandara Kalibo dengan tepat waktu. Puji Tuhan :)
Tips-tips untuk menuju dan Selama di Boracay:
1. Kalau kamu suka cuaca summer dengan matahari sudah terang mulai jam 6 pagi. Pergilah bulan April-Juni. Panasnya seru. Ini termasuk High season tapi worth it kok. Akhir tahun juga peak season tapi cuaca akan lebih mendung dan ada kemungkinan hujan.
2. Pilihlah dengan cermat Bandara untuk mendarat di Boracay. Caticlan atau Kalibo. Kalau Caticlan hanya memakan waktu 20 menit ke Boracaynya (naik tricycle+boat). Kalau Kalibo memakan waktu sekitar 2 sampai 2,5 jam perjalanan (naik bus+boat). Aku sarankan sih lebih baik lewat bandara Caticlan. lebih praktis walaupun bandaranya lebih kecil dan maskapai yang ke sini juga terbatas.
3. Di Boracay banyak banget penginapan murah. Mulai dari yang 75 ribu semalam juga ada. tapi fasilitas ya apa adanya lah ya.
4. Resort Mewah biasanya memiliki private beach dan letaknya agak jauh dari area White Beach. Yang paling terkenal adalah Shangri-La dan Fairways & Bluewater.
5. Kalau ingin menginap di sekitar White Beach, Station 1 & 2 adalah area super ramai. Sedangkan Station 3 cenderung lebih tenang. Kalau kamu suka keramaian silahkan menginap di sekitar station 1 atau 2. Banyak juga hotel bagus di sini.
6. Kalau jalan agak jauh lebih baik gunakan tricycle saja. Cobalah menawar terlebih dahulu. tapi biasanya mereka sudah punya harga sesuai trayek dan ditulis di dekat kursi supir.
7. Kalau hanya menginap di sekitar White Beach. Manfaatkanlah jasa boat untuk island hopping. Biasanya mereka akan menepi juga di Private beach yang dimiliki resort mewah. Tapi karena saya menginap juga di Fairways & Bluewater. jadi saya nggak perlu nyewa boat untuk island hopping.
8. Pergilah ke Ariel's Point! seperti yang tidak saya lakukan. menyesal :(
9. Berjalanlah sepanjang white beach (station 1-3). banyak hal-hal menarik di sekitarnya. Seperti Willy's Rock di station 1 dan tempat-tempat makan dan Bar yang seru.
10. Buat orang Indonesia, karena tone serta warna kulit kita mirip dengan filipino, ada baiknya kalau diajak ngobrol sama pelayan restoran, bar atau penjaga toko, bilang saja kalian dari Indonesia. Mereka akan jauh lebih ramah. karena kalau kalian nggak bilang dari Indonesia, mereka akan cenderung lebih cuek dan mengira kita orang filipino yang sok berbahasa inggris dibandingkan ber tagalog.
11. Jagalah kebersihan di sekitar pantai. dan Enjoy BORACAY!
-D-

0 notes
Text
Thank You, India
Menyambung catatan perjalanan saya ke Ladakh. tidak lengkap rasanya tanpa menceritakan sebelum dan sesudahnya. Benar sekali, karena sebelum menuju Ladakh kita harus menginjakkan kaki terlebih dahulu di ibukota India, yaitu New Delhi. Okay, saya menghabiskan waktu di New Delhi selama 4 hari. 1 hari sebelum menuju Ladakh dan 3 hari setelah pulang dari Ladakh.

Kesan pertama begitu sampai di bandara Indira Gandhi adalah ternyata India tidak seterbelakang itu. Bandara internasionalnya terlihat cukup modern dan bersih. Oh ya untuk warga negara indonesia dibutuhkan visa untuk bisa masuk ke India dan sekarang sudah bisa visa on arrival di bandara-bandara di kota besar India seperti Delhi, Bengaluru, Chennai, Kochi, Kolkata, Hyderabad, Thiruvananthapuram dan Mumbai. Untuk biayanya dibutuhkan 60 USD. Mereka lebih menerima apabila kita membayar dengan USD dibandingkan Rupee. Prosesnya lumayan cepat dan antriannya nggak panjang. oh iya Visa on arrival ini hanya berlaku untuk 12 negara yaitu: Myanmar, Kamboja, Indonesia, Singapura, Finlandia, New Zealand, Laos, Luxemburg, Filipina, Vietnam, Jepang, dan Korea Selatan. Nah selain negara-negara tersebut maka dibutuhkan pengajuan visa di kedutaan besar India di negara masing-masing.




Delhi merupakan kota yang termasuk salah satu dalam daftar kota terpadat di dunia dan saya sangat setuju dengan ini. Dimana-mana banyak sekali manusia. Hotel tempat saya menginap berada di daerah Arakashan road. Kalau di jakarta mungkin seperti daerah Blok M atau malah Mangga besar gitu yah. ramai sekali, dekat pasar dan tentu saja semrawut! Jangan pernah kaget kalau tiba-tiba muncul orang bersepeda, bajaj, becak, tuktuk, sapi dll di jalanan. Apa yang saya lihat saat ini sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di sekitar bandara Indira Gandhi. first impression saya langsung berubah drastis. THIS IS THE REAL INDIA. hahahahaha



Hari pertama di Delhi saya sangat tertarik untuk mengunjungi Red Fort dan makan di restoran yang dinobatkan sebagai restoran terbaik di Delhi versi majalah Time. apalagi kalau bukan restoran Karim's yang berada di daerah pasar dekat tempat saya menginap. Chandni Chowk nama pasarnya. Pertama tama saya berjalan kaki untuk menuju Karim's restoran tapi ternyata jalanannya lumayan jauh, jalanannya masuk-masuk gang dan padat sekali. Padat karena manusia ya. Akhirnya saya memanggil becak sepeda yang bisa muat untuk 4 orang. duduknya ada yang menghadap depan dan ada yang menghadap belakang. yang menghadap belakang agak seram duduknya sih. dan tentu saja jalannya ugal-ugalan. hehehehe


Oh iya buat info tambahan, buat kalian yang cewek, di India tidak ada perempuan memakai celana pendek atau rok pendek di tempat umum. jadi sebisa mungkin nggak usah dipakai kalau berkunjung ke Delhi atau kota lain. Entah mengapa. Ini terjadi pada teman saya yang kebetulan memakai celana pendek pada saat jalan-jalan. Mata mereka tidak berhenti memperhatikan. Agak menyeramkan sebenarnya. tapi karena untuk balik ke hotel untuk berganti celana agak lumayan jauh jadinya dia berusaha menutupi bagian kakinya dengan jaket yang dibawa. Tapi anehnya perempuan-perempuan India umumnya menggunakan pakaian sari yang memperlihatkan lengan dan perut dengan seronok. Itu malah tidak apa-apa. Jadi kesimpulannya adalah bagian paha dan kaki lebih mengundang buat orang-orang india dibandingkan bagian perut keatas. hahahaha. Lucunya lagi, selama berjalan-jalan di sekitar Chandni Chowk jangan kaget kalau banyak orang-orang lokal yang ngajak foto bareng. Mereka menyangka saya dari Korea atau Singapura. kapan lagi disangkain artis. hahaha. diihatin terus kemana-mana. tentu saja selain celana pendek teman saya. hehehe.



Setelah berputar-putar dengan becak di area Chandni Chowk akhirnya sampai di restoran Karim's. Sebenarnya restoran ini bukan restoran fancy. harganya pun cukup terjangkau. Kalau menurut saya untuk keseluruhan saya bisa kasih bintang 4 dari 5 bintang. makanan enak, harga pas, tempat nyaman. Saya paling suka chicken tandoori nya. enaaakk. cobain juga namanya Badshahi Badham Pasanda. Ini daging kambing yang dipotong-potong terus dibumbui pakai rempah dan agak sedikit pedas. enak. Perut kenyang waktunya berkunjung ke Red fort.





Red fort ini adalah sebuah kompleks benteng pertahanan yang dibangun pada tahun 1638. Untuk masuk ke dalam harus membayar 250 rupee untuk turis. kalau untuk orang India sih hanya bayar 10 rupee. Di dalam kompleks ini juga terdapat Jama masjid. Tepatnya di sebelah barat dari Red Fort. Jama Masjid adalah sebuah mesjid yang dibangun sekitar tahun 1640. Sayangnya pada saat saya ke sini tepat sekali di jam sholat Maghrib. Ada peraturan bahwa ketika Jam sholat berlangsung, turis dilarang masuk. Jadi saya hanya bisa melihat2 di bagian luarnya saja. Kalaupun diluar jam sholat ingin masuk ke dalam mesjid tetap bisa dan tidak dipungut biaya kok. saya saja yang salah waktu ketika datang.



Hari sudah petang waktunya balik ke hotel, karena besok pagi harus menuju Ladakh dengan menggunakan pesawat. Saya skip saja mengenai perjalanan ke Ladakh selama 6 hari karena bisa dibaca di artikel "Rock n Roll Himalaya" yang sudah saya posting sebelum ini.

Setelah kembali dari Ladakh, saya ingin lebih relax menikmati New Delhi. Pesawat saya tiba di New Delhi pada pukul 11 pagi. Dan saya langsung menuju hotel. Lokasinya ada di Arakashan Road. Tapi kali ini saya menginap di hotel yang berbeda dengan hotel saya pada waktu pertama kali di Delhi. Nah, hotel saya kali ini adalah Bloomrooms. Ini bukan hotel bintang 5 tapi ketika masuk hotel ini, auranya seperti tidak di Delhi. aura di Arakahsan Road yang penuh hiruk pikuk tiba tiba-tiba berubah ketika masuk ke lobi. Menyenangkan. ini termasuk budget hotel. jadi kamarnya gak bakal seluas Marriott atau Grand Hyatt. tapi percaya deh, worth it banget nginep di sini. Kamarnya nyaman, wifi kenceng, kamar mandi bersih dan kasurnya empuk banget. Oh ya bisa refill air minum sendiri juga dan ada restoran dan cafe Amici di lobinya. nyaman sekali tempatnya.






Dari hotel menuju ke India Gate, Humayun Tomb, atau Inner Circle (shopping arcade) pun cukup mudah. Bisa naik Bajaj, naik MRT atau naik taksi juga nggak mahal. Saya jarang menggunakan bus karena ternyata transportasi lainnya juga sudah cukup baik. Busnya penuh soalnya. agak males juga. saya lebih suka naik bajaj. nah Bajajnya agak sedikit berbeda dengan di sini. jauh lebih canggih, ada argonya dan lebih luas tempat duduknya. Tapi kadang kita mesti juga tawar-tawaran sih sama tukang bajaj nya apalagi kalau mereka tau kita turis biasanya mereka malas pakai argo. Jadi sebelum nawar harga coba cari tau dulu dari orang hotel berapa rata-rata harga menuju tempat-tempat tersebut. biar nggak dibohongi.


Untuk esok hari saya sudah mempunyai rencana untuk mengunjungi Agra. Kota tempat Taj Mahal berada. Ada banyak cara menuju Agra, pertama bisa naik kereta, naik bus, atau dengan menyewa mobil atau taxi. Saya termasuk tidak mau pusing untuk naik kereta atau bus, sehinga pilihan jatuh pada sewa taxi. Alasan pertama adalah karena saya ingin mendapatkan matahari terbit di Taj Mahal, jadi harus lebih pagi berangkatnya. sedangkan kalau naik kereta atau bus baru ada setelah jam 6 pagi. ya mana keburu. Okay dengan keputusan memilih taxi ini maka saya harus berangkat jam 3 pagi. karena perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 - 3 jam. Jadi harga Taxinya ini berbeda-beda. kita bisa memilih yang tidak lewat jalan tol atau yang lewat jalan tol. tentu saja yang lewat jalan tol harganya lebih mahal. tapi memakan waktu yang lebih singkat. Untuk menyewa taxi ini dari delhi ke Agra ini dibutuhkan biaya sebesar 6500 Rupee atau sekitar 1,2 juta Rupiah. tapi karena saya ber 4 maka dibagi per orang hanya membayar 300 ribu Rupiah. lumayan terjangkau lah mengingat perjalannya lama banget.


Sampai di Agra sekitar pukul 5.30. Suasana kotanya sub urban banget. berdebu dan banyak monyet dimana-mana. Kayanya mereka terbiasa untuk berbagi hidup dengan monyet yah. Kita langsung dibawa ke pintu masuk Taj mahal dan mengantri di loket. Untuk harga tiket masuknya adalah 750 rupee. sudah mendapat kain untuk membungkus sepatu kita agar tidak merusak batu marmer di taj mahal. Tukang taxi juga menyarankan kita untuk menggunakan jasa guide yang bisa menjelaskan mengenai Taj Mahal. Biayanya sukarela dan sepantasnya saja katanya. Ya sudah lah. boleh juga. supaya tahu sejarahnya.









Di dekat Taj Mahal terdapat benteng tua yaitu Agra Fort. Nah pembangunan benteng ini berkaitan nih sama sejarah Taj Mahal. Kalau kamu di Agra bakal tau deh ceritanya. Soalnya kalau saya ceritakan di sini bakal nggak seru lagi dan bakal panjang banget. Kalau yang ga sabar pengen tau mungkin bisa googling dulu. Saya nggak masuk ke Agra fort karena penuh banget dan hari sudah siang. jadi hanya berkeliling di sekitarnya saja.


Akhirnya pada pukul 1 siang kami memutuskan untuk kembali ke Delhi. Sampai di delhi sekitar pukul 4 sore dan memutuskan untuk berjalan-jalan di Inner Circle. Nah, Inner Circle ini adalah semacam pusat perbelanjaan tapi bentunya lebih seperti kompleks bukan mall. Seru sih. Banyak restoran dan butik-butik yang bisa dikunjungi. Karena penasaran dengan KFC nya india, saya memutuskan untuk mencoba. Ternyata mereka tidak menyediakan saus sambal hanya ada saus tomat dan... Saus kari. hahahaha rasanya kaya bumbu rendang. Lumayan lah jadi tau. Kapan lagi makan ayam KFC pake saus bumbu rendang. Dan satu lagi kalau belanja di Inda kantong belanjaannya pasti terbuat dari kain atau kertas. Mereka jarang sekali menggunakan kantong plastik. Bagus juga untuk dicontoh yah

Tidak terasa hari ini adalah hari terakhir di Delhi. Besok pagi kami harus kembali ke tanah air. Semua pengalaman di India membuat saya belajar dan mengerti bahwa ada belahan dunia lain yang sangat berbeda budayanya dan dikasih lihat bahwa kehidupan rakyat di Jakarta jauh lebih sejahtera dibandingkan Delhi. Mungkin karena penduduk mereka yang terlalu banyak. Untuk macetnya mungkin tidak separah jakarta, karena kendaraan di Delhi tidak sebanyak jakarta. tapi saking banyaknya orang membuat kotanya agak semrawut. Senggol menyenggol mobil itu biasa dan jarang ada yang marah kalau mobilnya keserempet atau kesenggol. Membunyikan klakson diwajibkan di sini. Tapi harus gue akui kalau kebudayaan mereka sangat terjaga. Terbukti dari banyaknya penduduk yang masih menggunakan Sari kemanapun mereka pergi. Salut. I learned a lot. Nggak salah kalau saya harus mengucapkan, Thank you, India :)
-D

0 notes
Text
Rock n Roll Himalaya
Pegunungan Himalaya adalah satu destinasi yang sudah saya masukkan dalam bucket list saya sejak lama karena dari kecil kalau main game atau nonton film pasti Himalaya selalu disebut sebagai daerah yang tak terjangkau, banyak mitosnya, dekat dengan langit, banyak hewan aneh seperti yeti dan yak. Nah dengan adanya cerita-cerita seperti itu rasa penasaran saya semakin tinggi dan ingin segera menuju ke sana. Tapi yang menjadi pertanyaan saya adalah Himalaya sebelah manakah yang akan saya kunjungi pertama kali. Okay, Pegunungan Himalaya terbentang di antara 5 negara yaitu Pakistan, India, Cina, Bhutan, dan Nepal. Semua orang pasti langsung terbayang Tibet (Cina) dan Nepal di urutan pertama. Kalau saya ingin memulainya justru dari India atau Bhutan. Nah setelah melakukan survei dan bertanya sana sini, akhirnya saya memilih Indian Himalaya sebagai tujuan utama. Ladakh lebih tepatnya.
Mengapa saya memilih Ladakh? Pertama, karena belum banyak yang mengetahui bahwa Indian Himalaya menyimpan banyak misteri dan keindahan. Kedua, saya melihat film 3 Idiots dan melihat bahwa Pangong Lake di Ladakh memang sangat indah. Ketiga, Ladakh memiliki budaya gabungan antara India dan Tibet. Sangat menarik. Nah kebetulan sekali setelah membaca beberapa website atau blog, waktu yang tepat untuk mengunjungi Ladakh adalah saat musim panas. yaitu antara bulan Mei - September. Karena cuaca dinginnya nggak terlalu ekstrim dan salju tidak membatasi kegiatan. Setelah bulan September jalur masuk menuju Ladakh sangat dibatasi dan dibutuhkan perizinan khusus untuk turis karena kalau musim dingin di Ladakh suhu udara bisa mencapai -30°C. Sangat sulit untuk beraktivitas.
Ladakh berada di daerah Jammu dan Kashmir. Bertetangga dengan Tibet dan memiliki ibukota yang bernama Leh. Banyak yang bilang bahwa tempat ini adalah dimana langit dan bumi bersatu. Yap, Ladakh memang atap dunia.
Perjalanan saya mulai dari New Delhi dengan menggunakan pesawat. Sebenarnya ada 2 pilihan untuk sampai Ladakh. Pertama adalah jalan darat dengan menggunakan bus atau menyewa taksi. Bus pun tidak ada yang langsung menuju Leh (Ibukota Ladakh), harus turun di Jammu terlebih dahulu baru setelah itu naik bus lagi dengan jurusan Leh. Lalu untuk sewa taksi dari delhi dipatok harga yang agak mahal dan membutuhkan waktu sekitar 16 jam untuk sampai di Leh. Ladakh tidak memiliki stasiun kereta sehingga tidak ada kereta dari Delhi menuju Leh. Karena pertimbangan itulah akhirnya saya memilih pesawat saja. Lebih cepat dan nyaman. Penerbangan hanya 1 jam dari Delhi menuju Leh. Sebenarnya untuk menghindari perubahan tekanan udara yang drastis lebih disarankan melewati jalan darat, karena tubuh akan pelan-pelan menyesuaikan dengan kondisi tekanan udara dan ketinggian. Tapi karena pertimbangan kemudahan dan penghematan waktu akhirnya saya memilih pesawat. Oh ya sebagai tambahan info, Ladakh ini berada di ketinggian lebih dari 3000 meter di atas permukaan laut. Sehingga dibutuhkan kondisi tubuh yang sangat fit apabila memutuskan untuk pergi kesini. Dimana sehari-hari kita hanya berada di ketinggian 5-20 meter di atas permukaan laut. Jadi terasa sekali perbedaannya. Napas terasa sedikit lebih berat karena oksigen yang menipis. Sebelum berangkat ada baiknya cek kesehatan terlebih dahulu, perbanyak olahraga, dan membawa perlengkapan kesehatan dan obat pribadi secukupnya. High altitude syndrome bisa kena ke siapa aja. ke atlet yang sering berolahraga sekalipun. Daya tahan tubuh seseorang baru terlihat ketika sampai di sini.




DAY 1
Sampai di Bandara Kushok Bakula, Leh sekitar pukul 10 pagi. Cuaca di Leh sangat bagus. Matahari bersinar dan suhu sekitar 20°C. Senangnya. Hari pertama ini kita diwajibkan untuk beristirahat. Disarankan selama 24 jam pertama di Leh untuk istirahat total. Tidur dan duduk-duduk saja. Hal ini dilakukan untuk beradaptasi dengan kondisi tekanan udara di sini. Intinya sih nggak boleh banyak gerak supaya tidak kehabisan oksigen. Dilarang untuk berlari-lari. lah gimana mau lari, orang jalan kaki aja terasa berat. hahahaha.
Ini hotel saya selama di Leh. Pada saat datang hanya ada kami di hotel ini. Yeayy jadi berasa yang punya rumah. Seharusnya hotel saya berada di dekat Leh market. Tapi karena penuh, akhirnya tur leader kami sudah menyiapkan hotel yang lebih bagus dan letaknya agak jauh dari hiruk pikuk pasar. Dan yang paling penting adalah pemandangannya. Pegunungan Himalaya adalah halaman belakang rumah kami. hahahaha. Saya hanya berkeliling sekitar penginapan sebentar untuk foto-foto. Setelah itu langsung istirahat.




Seharusnya memang istirahat 24 jam, tapi menurut jadwal yang di siapkan tur leader kami. kita sudah bisa pergi sekitar jam 4 sore untuk melihat kota Leh, melihat Leh Palace dan menuju ke Shanti stupa. Hmm jadi saya hanya beristirahat sekitar 6 jam saja. Tapi ternyata kalau kondisi kita cukup fit tidak ada masalah kok asal ya dihemat-hemat geraknya. jangan terlalu excited. Puji Tuhan saya termasuk cepat beradaptasi dengan kondisi tekanan udara di Leh. Tujuan pertama kita adalah Leh Palace dan Shanti Stupa yang letaknya tidak teralu jauh dari hotel.




Di Leh Palace kita tidak masuk ke dalam karena sudah sore. Jadi hanya berkeliling di sekitarnya dan melihat kota Leh dari atas bukit. Selanjutnya sebelum menuju Shanti stupa kita ingin berbelanja suvenir di Leh market. Situasi Leh market seperti pasar pada umumnya cukup ramai. Banyak yang bisa kita dapatkan di sini mulai dari makanan khas Ladak, baju-baju hangat, kain, dsb. Bahkan saya menemukan satu toko yang memang khusus menjual pakaian hangat dari berbagai macam kulit dan bulu hewan. Mulai dari yak, rubah, domba, serigala, kuda, hinga beruang. Sampai masuk ke dalamnya pun saya takut. kebayang bau hewan-hewan tersebut. hehehe. Oh ya, salah satu yang menarik untuk diperhatikan adalah wajah orang-orang di Leh yang merupakan perpaduan antara orang tibet dan india. mereka menyebut dirinya dengan Ladakhi.




Setelah berkeliling sekitar Leh Market kita bisa menuju ke Shanti Stupa. Karena letaknya lebih dekat hotel maka kita ke sana saat menuju balik ke hotel. Tapi karena kita terlalu asyik berlama-lama di pasar jadinya sampai di Shanti Stupa sudah agak gelap. Dan udara pun semakin dingin. Siang hari bisa mencapai 20°C, tapi sore langsung turun drastis menjadi 6°C. Jadi di Shanti Stupa pun tidak terlalu lama. Sebenarnya kita bisa saja naik sampai ke stupa besarnya. Jalannya lumayan jauh dan menanjak. Tapi karena ini hari pertama saya di Leh. Saya harus menghemat oksigen dan belum boleh jalan terlalu jauh. Jadinya hanya melihat dari jauh saja.



Paling seru adalah jam makan malam. Saat kembali ke hotel ternyata mereka sudah menyiapkan makan malam dengan hidangan khas Ladakh. Sebenarnya agak mirip dengan makanan India pada umumnya. tapi mereka menyiapkan makanan pembuka yang berisi timun dan tomat. makannya pakai jeruk nipis. enak loh.


DAY 2
Pagi ini kami bangun pagi karena akan dijemput oleh mobil sewaan kami pada jam 8 pagi. Kita pun breakfast di halaman hotel sambil ditemani teh masala. Teh khas dari ladakh yang mirip seperti milk tea tapi ada tambahan rempah-rempahnya. enak banget. hangat di badan. Dan tentu saja disuguhkan pemandangan pegunungan Himalaya di pagi hari. Stunning!




Hari kedua di Ladakh kita akan mengunjungi tempat-tempat seperti Museum Hall of Fame (Museum of Indian Army), Ladakh. Ini berisi tentang sejarah Ladakh dari masa ke masa. Mulai dari kebudayaan hingga ketegangan militer antara India, Pakistan, dan Cina mengenai batas wilayah negara, Mengingat Ladakh berada di perbatasan negara-negara tersebut. Museum ini sebenarnya museum baru. untuk masuk dipungut biaya 10 Rupee. Kalau mau bawa kamera dikenakan biaya tambahan 50 rupee. Saya tetap membawa kamera karena halaman belakang museum ini pemandangannya bagus.





Perjalanan berlanjut menuju ke Likir Monastery dengan melewati Sungai Indus dan Zanskar serta magnetic hill. Pemandangan di sekitar sungai sangat indah. Nggak tahan buat foto-foto. Sedangkan Magnetic hill adalah sebuah tempat dimana terjadi penolakan terhadap gravitasi bumi. saya sendiri sih nggak percaya. karena menurut saya ini hanya optical illusion. Okay, mekanismenya adalah seperti ini: Mobil diparkir di jalanan dengan tanda "park your car here". nggak usah direm. nanti mobil akan bergerak sendiri di jalanan yang posisinya menanjak. Hmm sudah pasti ini hanya ilusi. mengingat jalanan disini memang terlihat sama saja. tidak bisa terlihat jelas apakah menanjak atau menurun. ditambah lagi pegunungan disekitarnya membuat mata semakin tertipu dengan kondisi jalanan yang sebenarnya.



Jimmy, supir kami selama di Ladakh mulai beratraksi dengan mobil yang mesinnya tidak menyala tapi tetap bisa jalan walaupun jalanan memang menanjak. hahahaha
Selanjutnya kita menuju ke Likir Monastery. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam dari magnetic hill ke Likir Monastery. Pemandangan selama menuju ke sana sangat indah. Di kuil ini terdapat patung Buddha yang sangat besar.







cuaca hari ini sangat cerah sehingga semua rencana sesuai jadwal. Perjalanan berikutnya adalah menuju ke Alchi Monastery, salah satu kuil tertua di Ladakh yang berusia lebih dari 1000 tahun dan satu-satunya kuil yang berada di tanah yang datar karena biasanya kuil-kuil di Ladakh berada di perbukitan ataupun gunung. Perjalanan dari Likir Monastery ke Alchi Monastery sekitar 1 jam. Kita sampai sekitar jam 1 siang. Sedangkan untuk bisa masuk ke dalam kuil sekitar jam 2. Alhasil kita manfaatkan dengan makan siang terlebih dahulu. Ada beberapa restoran khas Ladakh di sini yang juga menjual menu-menu western. Entah mengapa saya tidak terlalu cocok dengan makanan yang ada di sekitar Alchi ini. rasanya hambar. Dugaan saya mungkin karena saya agak kekurangan oksigen pada saat itu sehingga agak pusing dan mual. makan pun tidak nyaman. Tapi mau tidak mau harus tetap makan karena asupan energi sangat dibutuhkan walaupun asupan oksigen sedikit. Berikut ini suasana sekitar Alchi Monastery. Di dalam kuil kita tidak boleh memotret.




Semenjak kita di India setiap hari selalu disuguhi makanan bersantan dan kari. Sebenarnya saya penggemar kari tapi ternyata kalau setiap hari makan kari juga bosan ya. akhirnya kita memutuskan untuk meninggalkan kari dan berencana makan malam di restoran apapun selain restoran masakan india. Harga mati. hahahhaa. Akhirnya setelah seharian mengunjungi beberapa kuil tua di Ladakh, kami menjatuhkan pilihan pada restoran Italia yang berada di sekitar Leh market. Namanya Il Forno. Restorannya ada di rooftop sebuah gedung pertokoan. Pizza dan Spaghetti aglio olio nya enak banget dan kalau suka pedas, bisa minta saus sambalnya yang khas. superb! Pemandangan dari restoran ini juga keren banget. Leh Palace terlihat sangat dekat. Kita dikelilingi pegunungan pokoknya. Kita tutup hari ini dengan perut kenyang dan hati senang. Besok kita akan menuju Nubra Valley dengan melewati Khardung-La, yang kataya adalah the highest motorable road in the world. we'll see. Istirahat harus lebih banyak, minum air putih juga supaya nggak sesak napas.





DAY 3
Hari ini saya bangun lebih pagi karena jam 8 pagi kita sudah harus berangkat menuju Nubra Valley dengan melewati Khardung La pass. Jalan raya tertinggi di dunia berada di ketinggian 5600 meter diatas permukaan laut. Beberapa tips dan pesan yang saya terima adalah ketika di Khardung La kita tidak bisa berhenti terlalu lama. Maksimal adalah 30 menit. Oksigen di sana sangat tipis. Sangat mungkin terjadi high altitude sickness. Mendengar pesan seperti itu memang agak membuat sedikit was-was. Tapi kalau ingin ke Nubra Valley memang satu-satunya jalan adalah lewat Khardung La. So, enjoy aja. Jalanan menuju Khardung La pass di beberapa titik memang belum sempurna dan masih berbatu. Dibutuhkan kemampuan menyetir mobil yang sangat handal dan jalanan 2 arah ini sangat berbahaya dan rawan kecelakaan. Karena yang lewat sini nggak hanya mobil tapi juga truk. Lebih berbahaya lagi apabila salju sedang turun. Jalanan akan sangat licin, sehingga untuk mobil harus ditambahkan rantai yang diikatkan pada ban agar tidak tergelincir. Beruntung saya saya sampai di Khardungla sudah sekitar pukul 12.30. Dari kota Leh menuju Khardungla dibutuhkan waktu sekitar 4-5 jam. Lumayan pegel-pegel dan pusing karena jalan berliku-liku. Tapi pemandangan di sekitarnya sangat breath taking. jadi tidak berasa capeknya. Kita berhenti sebentar di Khardung La untuk minum black tea untuk menghangatkan badan. Oh iya satu lagi yang khas adalah di Ladakh ada mie instant merek maggie yang tersedia di warung untuk mengisi perut.porsinya mungin memang kecil. tapi lumayan untuk mengisi perut. Okay kita tidak bisa berlama-lama lagi selain oksigen yang makin dikit, kita juga harus sampai ke Nubra Valley sebelum sore. Jalanan di sini jarang ada lampu. Berikut ini foto perjalanan saya menuju Khardung La.






Situasi di Khardung LA saat itu tidak terlalu dipenuhi salju. tapi udara di sana mencapai 0°C. Lucunya salah satu teman saya memang tidak begitu suka menggunakan celana panjang saat traveling. Dia hanya menggunakan celana pendek dan berhasil sampai di sini. hahahaha. Ajaib. Dan dia tidak terlihat kedinginan sama sekali, sedangkan saya sudah menggunakan baju berlapis lapis dan berjaket tebal. hahahaha. salut!
Perjalanan dilanjutkan untuk mengejar target sampa di Nubra Valley sekitar pukul 4 sore dan sepanjang perjalanan kami hanya melihat pegunungan bersalju.


Nah ada satu makanan lagi yang kita coba saat istirahat sebentar untuk makan siang yang sudah agak terlambat. kita berhenti di sebuah rumah makan kecil. mereka menyajikan masakan berupa kentang yang di rebus dan diolah dengan rempah-rempah. Ah, saya lupa nama makanan ini. Sangat mengejutkan ternyata saya menyukainya. rasanya pas di lidah saya.


Sebelum menuju ke tempat camping, kita menuju sebuah kuil di atas bukit yang bernama Deskit Monastery. Dari kejauhan kita bisa melihat patung Buddha berukuran sangat besar di bukit lainnya dan melihat desa Hunder. Pemandangannya benar-benar surreal ditambah langit saat itu sedang sedikit mendung.







Akhirnya kita sampai di Nubra Valley, tujuan kita ke sini adalah untuk camping dan menuju ke gurun pasir. Tempat kita menginap adalah Nubra Sarai Camp. Tempatnya sangat jauh dari kota dan kalau malam banyak suara anjing-anjing gunung bersahut-sahutan. agak serem sih tapi karena tendanya juga lumayan bagus, jadi kesan seramnya nggak ada kok. Setiap malam dan pagi hari selalu disediakan air panas oleh petugas perkemahan, tapi tetap saja tidak berani mandi. Dingin banget. Makan malam pun disediakan oleh perkemahan. Makanannya lumayan enak-enak. Letak perkemahan kita sangat dekat dengan gurun pasir yang banyak untanya. Jenis untanya adalah Bactrian camel yang bulunya tebal-tebal. Unta ini memang khas pegunungan himalaya.







Menunggu matahari terbenam di gurun pasir ini tapi kondisi udara semakin dingin dan awan juga sangat tebal akhirnya memaksa kita untuk kembali ke perkemahan untuk beristirahat. Di dalam tenda pun makin terasa sangat dingin karena tidak disediakan heater oleh penyedia perkemahan. Hanya bermodalkan selimut tebal, sweater, baju thermal serta tolak angin ternyata lumayan cukup untuk melawan dingin. Selama di Ladakh ini memang tidur saya selalu tidak terlalu nyenyak. Selalu terbangun di sekitar jam 1 atau 2 pagi. proses adaptasi terhadap tekanan udara memang membuat kita terjaga di malam hari walaupun setelah itu bisa tidur lagi. Mungkin karena menyesuaikan dengan kondisi oksigen yang setiap malam mungkin drop. Tapi ini berlangsung di 2-3 hari pertama saja. setelah itu sudah bisa menyesuaikan diri dan tidur pun akan lebih nyenyak. Pagi harinya kita sempatkan untuk melihat-lihat suasana sekitar perkemahan. ada taman penuh bunga matahari ternyata. hehehe
DAY 4


Pagi hari ini kita akan kembali ke Leh untuk melihat Kuil terbesar dan terkaya di Ladakh. Yaitu Hemis monastery dan Thiksey monastery. Untuk sampai ke sana kita harus melewati Khardung La lagi. hahahaha siap siap sesak napas lagi deh nih. Dan entah mengapa pada saat tepat di puncak Khardung La tiba-tiba jalanan di tutup selama kurang lebih 45 menit untuk diperbaiki karena ada jalan yang longsor. Alhasil kita harus menunggu di mobil. Jalanan pun macet. Tidak bisa kemana-mana karena kondisi oksigen juga sangat tipis. Lumayan lah kepala pusing dan badan sedikit lemas. hahahaha. Tapi selama perjalanan pulang ke Leh ini akhirnya saya melihat wujud hewan khas Himalaya, yak. Sebenarnya saya ingin mencoba susu yak yang katanya bisa diminum langsung setelah di perah. Tapi sepanjang perjalanan kita tidak menemukan ibu-ibu yang memelihara yak. Jadi belum kesampaian deh minum susu yak nya.





Menginjakkan kaki di Leh sekitar pukul 3 sore kita langsung dibawa menuju Hemis Monastery, kuil terbesar dan terkaya di Ladakh. Letaknya sekitar 45km dari pusat kota Leh. Bangunannya sebenarnya tidak berbeda jauh dengan kuil-kuil yang sudah saya lihat, yaitu Likir, Deskit, maupun Alchi. Tapi Hemis Monastery memang terlihat lebih ada kehidupan. Banyak terdapat biksu yang sedang bersiap-siap untuk berdoa.






Hemis Monastery memang sangat luas. Masih ada lagi kuil yang tidak kalah megah yaitu Thiksey Monastery. Letaknya tidak jauh dari Hemis. Ketika kembali menuju Leh kita selalu melewati Thiksey. Tapi memang tidak pernah diberitahu. karena letaknya membelakangi kalan raya dan sejajar dengan sungai Indus. Thiksey Monastery disebut-sebut sebagai little Potala. Ya, karena bentuknya dan struktur perbukitannya sangat mirip dengan Istana Potala di Tibet.






Akhirnya kita kembali ke Hotel awal di Leh. Karena masih sore akhirnya kita nongkrong-nongkrong dulu di sekitar Leh market. besok kita akan menuju ke Danau yang terkenal di Ladakh. Apalagi kalau bukan Pangong tso. Tso dalam bahasa ladakh artinya danau. Kalau orang barat biasa menyebutnya dengan Pangong lake. Letaknya 155km dari pusat kota Leh. membutuhkan waktu 5 jam untuk sampai sana. Jadi esok hari kita harus berangkat lebih pagi lagi karena kita tidak menginap di Pangong lake, Harus bolak -balik.
DAY 5
Pagi ini kita berangkat pukul 6 pagi. dengan harapan sudah sampai di Pangong Lake sekitar jam 11 atau 12. Cuaca sangat dingin dan stok kaus kaki saya sudah habis. Alhasil pakai kaus kaki yang memang agak tipis. (benar-benar salah kostum) karena saya pikir kalau pagi tidak sedingin ini. Untuk sampai di Pangong Lake kita harus melewati jalan raya nomor 3 tertinggi di dunia. Chang La yang berada di ketinggian 5360 meter di atas permukaan laut. Sebagai informasi, jalanan di Ladakh yang paling tinggi adalah Khardung La, nomor 2 adalah Taglang La, setelah itu barulah Chang La.
Karena masih pagi, ketika sampai di Chang La semuanya masih tertutup salju. Tapi matahari bersinar sangat sempurna. Gunung salju, langit biru, awan yang terlihat sangat dekat, keledai yang berseliweran, dan tentu saja prayer flags dimana-mana. Indah sekali. Akhirnya kita berhenti sejenak untuk istirahat dan menghangatkan badan. Tersedia black tea dan mie instan Maggie yang bisa diperoleh di warung yang berada di sini. Tapi karena memang suhu yang sangat dingin dan oksigen yang tipis membuat kita tidak bisa berlama-lama di sini. Entah mengapa di Chang La saya merasa lebih dingin dan berat untuk bernapas. apa karena masih terlalu pagi dan belum sempat sarapan menjadi penyebabnya? atau kaus kaki yang terlalu tipis? hmm entahlah. Yang jelas pemandangan di Chang La ini sangat Indah. Terbayar semua!







Setelah berliku-liku melewati pegunungan, akhirnya kita sampai di tujuan utama hari ini. The beautiful Pangong Lake yang berada di ketinggian 14 ribu kaki di atas permukaan laut atau sekitar 4267 meter. Pertama-tama saya sampai kucek-kucek mata sendiri, ini beneran atau tidak. Masalahnya daritadi selalu disuguhkan pemandangan salju dan pegunungan tandus berwarna coklat. Tiba-tiba ada sebuah danau berwarna biru bergradasi dan banyak angsa berenang. Indah banget. Sampai mau nangis melihatnya.
Pangong lake ini membentang dari daratan India hingga ke Tibet (Cina). 40% dimiliki oleh India dan 60%nya adalah milik pemerintah Cina. Tidak heran sebelum memasuki kawasan ini kita harus melewati pengecekan paspor karena daerah ini memang berada di perbatasan. Beberapa film terkenal seperti 3 Idiots menjadikan Pangong lake sebagai setting filmnya di tahun 2009.
Udara di sekitar pangong lake saat itu sangat dingin. sekitar 4-5°C walaupun matahari bersinar sangat cerah tapi anginnya itu dingin sekali. Dan karena terlalu bersemangat saya terkadang lupa bahwa harus selalu menghemat2 oksigen. tidak boleh terlalu excited nanti sesak napas. hehhee. Berikut ini Pemandangan Pangong tso atau Pangong lake itu.




Kututup hari ini dengan senyuman paling lebar yang saya punya. Walaupun melelahkan. Walaupun kedinginan tapi semuanya terbayar dengan pengalaman yang berharga ini. Salut untuk Jimmy, driver merangkap guide yang selalu menemani dan kecanggihannya dalam mengendarai Toyota Innova selama di pegunungan Himalaya. canggih banget! Sekarang kita kembali ke Leh dan harus diakui bahwa ini adalah malam terakhir kita di Ladakh. Besok kita harus kembali ke New Delhi.
DAY 6
Pagi ini kita harus kembali ke New Delhi. Pesawat kami akan terbang pada pukul 10 pagi. Terimakasih untuk semua yang sudah membuat trip kali ini sangat berkesan. Ketiga teman saya, Oni, Ovan, dan Joko. Senang banget akhirnya ada yang mau menemani saya menjelajah Ladakh. Thank you guys :) Oh iya ada satu lagi quote yang sering saya lihat selama di Ladakh dan selalu ada dalam pikiran saya. Sebuat quote dari Dalai Lama "The purpose of our lives is to be happy" Yes. saya happy bertemu dengan orang-orang baru ini dan melihat tempat baru yang merupakan "roof of the world".
-D

1 note
·
View note
Text
3 Hari di Venice: Antara cantik, topeng, pameran anjing, dan banjir.
DAY 1
5 hari saya sudah cukup puas dengan hangatnya cuaca di Roma. Hari ini sudah harus berpindah ke Kota yang biasa di sebut kota dengan seribu kanal. Yap, Venice. Dari Roma menuju Venice memakan waktu sekitar 3,5 jam dengan menggunakan kereta. Saya menggunakan kereta Trenitalia dan mengambil kelas 2 saja. Keretanya sangat on time. tepat jam 10 kereta berangkat. Di dalam kereta ini juga disediakan wi-fi. tapi tidak gratis. tapi tidak mahal kok. hanya perlu log in dan memasukkan nomor kartu kredit nanti otomatis aktif. Tiba di Venice sekitar jam 13.30. Cuaca di Venice kembali dingin dan sedikit gerimis. jadi pakai jaket tebal lagi setelah beberapa hari di Roma yang sudah mulai panas.
Dari stasiun kereta Santa Lucia untuk menuju hotel saya harus menggunakan transportasi air. Ada 2 pilihan yaitu menggunakan water bus atau water taxi. kalau waterbus dengan biaya sekitar 7 Euro sudah bisa sampai ke tujuan. Agak mahal ya. Tapi memang semuanya di Venice sedikit lebih mahal daripada Roma. Karena memang kota turis. jadi semua di charge. Toilet umumnya pun mesti bayar 1,5 Euro. Nah kalau water taxi jauh lebih mahal lagi. saya tidak bertanya harganya berapa tapi memang terlihat lebih mewah sih kapalnya. Ini suasana di depan Stasiun Santa Lucia, Venice.


Kamu bisa memilih mau naik water taxi atau waterbus. Bedanya di harga dan tentu saja kenyamanan. BIsa lihat di bawah ini.


Dari stasiun Santa Lucia untuk menuju hotel, kita harus turun di halte waterbus Ca D'Oro. Nama daerahnya Cannaregio. dari halte tersebut hotel kami hanya berjarak 200 meter. Nggak jauh. Nama hotelnya Alloggi Santa Sofia. Tapi terkadang kalau kita pesan lewat booking.com atau agoda sudah penuh karena kamarnya memang terbatas. jadi lebih baik pesan langsung saja di websitenya. Kamarnya bersih dan nyaman. oh ya, kamar mandinya paling oke. showernya seru. Menyenangkan. i recommend this hotel.



Dari hotel menuju ke Piazza San Marco atau jembatan Rialto juga tidak jauh. Di venice semua bisa dicapai dengan jalan kaki. tapi hati-hati nyasar ya. Jalanannya mirip-mirip. belokannya juga kadang mirip2. hafalkan saja jembatan yang dilewati. Ada banyak jembatan di venice dan biasanya orang lokal menjadikannya sebagai patokan. Jangan lupa bawa peta ya. Biasanya di hotel disediakan.







Cuaca sedikit gerimis sehingga membatasi kegiatan saya selama di Venice. bawaannya jadi pengen makan dan neduh di dalam toko-toko. hangat soalnya. hehehe. Hari pertama ini memang hanya ingin melihat-lihat sekeliling kota venice. Besok rencanya baru kita melihat-lihat galeri seni dan beberapa tempat turis lainnya.
DAY 2
Hari ini saya berencana mengunjungi Galeri seni yang ada di Venice. Karena melihat Venice sebagai kota dengan nilai seni yang tinggi, kurang afdol kalo nggak nyempetin lihat2 galeri ditambah banyak poster-poster di sekeliling yang mempromosikan acara-acara seni.

Tapi sebelum berjalan menuju galeri seni kita mampir dulu ke Basilica San Marco dulu yuk. Pengen lihat bagian dalamnya. Cuaca saat ini lumayan dingin dengan hujan yang rintik-rintik. Modalnya hanya payung dan jaket tebal. hahahaha. Dan kita baru saja dikasih tau bahwa semalam Piazza San Marco banjir, jadi hari ini sedang diberes-beresin. Masih ada sisa banjir semata kaki lah di sekitarnya. Jadi kita antri untuk masuk Basilica San Marco sambil banjir-banjiran ya.




Setelah mempertimbangkan bersama kedua teman saya akhirnya kami memilih pameran karya Salvador Dali. Pameran yang dinamakan The Dali Universe ini diselenggarakan di sebuah galeri yang letaknya dekat dengan Piazza San Marco. Biaya masuknya sekitar 10 Euro. Sayangnya di dalam galeri tidak boleh mengambil gambar. Tapi overall semua karya Dali yang dipamerkan seperti "The Presistence of Memory" dipresentasikan dengan baik.



Sebenarnya hari ini saya berencana untuk naik gondola. Tapi apa boleh buat cuaca menghalangi niat saya. Hujan yang tak kunjung berhenti dan cuaca yang lumayan dingin membuat banyak gondola tidak beroperasi. Akhirnya saya memilih untuk mencoba makasan khas Venice. Italian sandwich. Enak juga ternyata dan mudah didapatkan dimana-mana. Must try!
Rencana saya malam ini adalah makan malam yang agak spesial yaitu dengan menggunakan dresscode. dresscodenya adalah: semua wajib memakai TOPENG! yap. kenapa topeng? karena topeng adalah benda khas yang harus dimiliki ketika kita berkunjung ke Venice. Memakai topeng adalah sebuah tradisi yang sudah ada sejak lama di Venice. Tepatnya sejak abad ke-12 dimana pertama kali diadakannya Venice carnival. Acara tahunan yang sealu diadakan di Venice yang mewajibkan siapa saja untuk memakai topeng dan berpesta.




DAY 3
Tidak terasa hari ini adalah hari terakhir saya di Venice jatuh di hari sabtu yang berarti hari libur untuk warga Venice. Yang uniknya, weekend di sini adalah saatnya para pemilik anjing bisa berjalan-jalan dan saling berkumpul. yes, weekend di Venice adalah saatnya dog runway show. hahahaha. Anjingnya lucu-lucu banget.



Sore hari ini saya harus kembali ke tanah air. Untuk semua pengalaman di benua Eropa saya hanya bisa mengucap Puji Tuhan. sangat bersyukur akhirnya bisa kesampaian mewujudkan salah satu mimpi saya :) Saatnya foto-foto dan belanja. hahaha. Mata hari sangat terang dan cuaca lebih hangat. Let's go out! Sampai jumpa di trip berikutnya
-D





0 notes
Text
Italians Love Small Car
DAY 3
Matahari bersinar sangat cerah. Terlihat warga kota Roma mulai banyak yang keluar rumah buat menikmati matahari. Maklum lah winternya sangat lama. jadi begitu lihat matahari bagaikan barang langka. hahaha. Okay, rencana hari ini saya ingin Shopping dan melihat Trevi Fountain. Dari hotel saya menuju Trevi fountain juga sangat mudah. bisa naik metro. setelah 20 menit sampai di stasiun terdekat dengan Trevi fountain. dari stasiun kita bisa jalan kaki kurang lebih 5 menit untuk sampai di tujuan. There you go.. Trevi Fountain.

Kalau ke Trevi Fountain kita bisa melempar koin ke dalam kolamnya. Kepercayaannya adalah apabila kita melempar koin maka suatu hari nanti akan kembali lagi ke kota Roma. Pertanyaan saya hanya ada dua,
1. Itu tiap hari terkumpul berapa euro yah? Menurut penjelasan orang Roma, koin-koin yang ada akan di sumbangkan untuk keperluan kemanusiaan seperti palang merah dsd. Dan dalam sehari bisa menghasilkan lebih dari 2000 Euro. Hmm hebat yah pariwisata mereka. hahahaha
2. Kalau melempar koin bukan dalam bentuk Euro terjawab nggak ya doanya? hahaha karena saya sempat melempar koin rupiah. hehehehe




Di sekitar Trevi Fountain banyak terdapat butik-butik dan toko menarik. boleh-boleh saja belanja di sini, tapi nanti dulu, masih ada Via Condotti. yap semacam 5th Avenue nya Roma lah. Di jalan ini banyak terdapat butik dari merek ternama. Mulai dari Gucci, Prada, Louis Vuitton, Cartier, Furla dll memiliki butik di sini. Dari Trevi Fountain ke Via Condotti bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 15 menit. Dekat kok.




Di dekat Via Condotti terdapat pelataran tempat orang-orang berkumpul namanya Piazza di Spagna, nah di sini terdapat tangga yang kalau orang inggris bilangnya Spanish Steps. Banyak orang-orang duduk di sini apalagi matahari lagi bersinar terang. jadi pada berjemur deh di sini. Oh iya jangan lupa sambil menikmati gelato yang banyak di jual sekitar sini. Lovely!






Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam tapi matahari masih bersinar. Yap tandanya musim semi sudah tiba... Dari perjalanan saya selama di Roma ini yang paling menarik perhatian adalah kecintaan orang itali terhadap mobil-mobil kecil. kemanapun saya melangkah, di setiap sudut jalan pasti menemukan mobil smart for two, mini coopers, dsb. Padahal ukuran badan mereka besar-besar loh. hehehe.


Hari ini saya puas-puasin berkeliling seluruh Roma karena besok pagi saya sudah harus melanjutkan ke kota lain di Italia, yaitu Venice. See ya.
-D
0 notes
Text
Ciao Roma!
Hari ini cuaca lebih hangat dan saya harus berpindah negara lagi. Kita ke selatan sedikit. Yes, Italia. Saya mengambil penerbangan jam 6 sore. Perjalanan dari Paris menuju Roma memakan waktu sekitar 1 jam 50 menit. Sampai di Roma sekitar jam 8 malam. Di bandara Fiumicino Roma ini banyak shuttle bus yang bisa mengantarkan sampai ke terminal pusat yaitu di Termini dengan membayar 4-6 Euro tergantung dari armada busnya. Termini ini adalah stasiun pusat di Roma baik untuk kereta maupun terminal Bus. Nah kebetulan Hotel saya berada di sekitar stasiun Termini jadi memang paling pas menggunakan shuttle bus ini.
Hotel tempat saya menginap bernama Santa Bibiana. Sebenarnya bentuknya lebih Bed and Breakfast gitu tapi bisa saya pastikan Bed & Breakfast ini sangat homy. Saya mendapat rekomendasi dari teman saya yang memang sudah pernah menginap di sini. Di tripadvisor maupun booking.com pun ulasan mengenai Bed and breakfast ini bisa dibilang excellent. tapi kalau mau pesan lebih baik langsung email langsung saja ke pemiliknya yang bisa diakses dari websitenya. karena kamar di sini sangat terbatas. cuma ada 5 kamar. jadi kalau lewat booking.com sering sudah di bilang penuh. apalagi kalau musim liburan. Kalau kita pesan langsung sama pemiliknya bisa langsung di layani dengan baik. Nama pemiliknya David. Orangnya sangat ramah dan helpful banget. Begitu kita sampai dia langsung memberikan kita peta dan menjelaskan tempat-tempat menarik di Roma. Padahal saat itu kita sampai hotelnya sudah cukup malam. tapi dia menjelaskan dengan ramah dan seru. Oh ya, sebagai tambahan di sini breakfastnya seru, pilihan sereal dan rotinya banyak, menariknya lagi yang menyiapkan semuanya adalah David sendiri. kita bisa dibikinin telur omelet sama dia juga. bisa milih mau diapain masak telurnya. kaya di rumah deh.




Karena sudah cukup malam dan dingin maka kita harus istirahat karena besok kita akan memulai jalan-jalan di kota Roma. Good nite people!
DAY 1
Sebagai turis saya sudah menyusun jadwal untuk hari ini. kebetulan cuaca sangat bersahabat. tidak hujan dan tidak terlalu dingin. Saya memang bangun agak siang karena cuaca semalaman hujan sampai pagi. mau jalan kaki juga agak sedikit malas. Tapi akhirnya saya pun bergegas untuk jalan-jalan. Bermodalkan sebuah peta pemberian David, sang pemilik hotel. sayapun siap bertualang.


Jadi tujuan pertama adalah Colosseum. Dari hotel saya memilih menggunakan metro karena stasiun metro terdapat tidak jauh dari hotel. Jalur metro di Roma jauh lebih simpel dibandingkan Paris. Hanya ada 2 jalur metro di Roma, jadi lebih mudah untuk diingat. jadi apabila tempat yang ingin kita tuju agak jauh dari stasiun metro, lebih baik naik bus saja. untuk menuju Colosseum kita bisa menggunakan metro yang hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit. dan kita langsung turun di Stasiun Coloseo. jadi tepat di dekat pintu masuknya. Enak yah.
Karena saya sampai di Colosseum sudah jam 11an. sebentar lagi memang waktunya makan siang. tapi karena kita masih kenyang oleh sarapan yang lumayan heboh. akhirnya kita tunda dulu makan siangnya ssampai kita berkeliling Colosseum. Antrian sudah sangat panjang mengingat ini adalah har senin setelah paskah. di Italia memang hari libur nasional. Setelah mengantri kurang lebih setengah jam, akhirnya bisa masuk juga ke dalamnya. Yippie....



Di sekitar Colosseum juga terdapat tempat-tempat menarik lainnya seperti taman Palatino. menurut sejarahnya Palatino ini adalah salah satu daerah paling tua di Roma. di daerah ini terdapat bangunan-bangunan tua yang kebanyakan sudah runtuh. tapi masih ada juga yang masih terawat.





DAY 2
Sebagai orang Katolik kalau sudah sampai Roma tapi nggak ke Vatikan itu rasanya aneh. Oleh karena itu hari ini saya berencana untuk berkunjung ke Vatican City dan sekitarnya. Mengingat hari ini adalah hari selasa setelah paskah pasti bakal panjang banget antriannya. Oh ya, sebagai info tambahan, pada hari raya paskah, Museum Vatikan, Sistine Chapel dan Basilica Saint Peter ditutup untuk umum sampai hari senin setelah paskah. Kembali buka pada hari selasanya. Kebayang dong ramainya kaya apa. hahaha.
Ternyata memang benar, antrian menuju museum Vatikan sudah panjang sekali di tambah gerimis di pagi hari yang bikin males-malesan. hehehe. Pintu masuk untuk ke museum berbeda dengan pintu masuk ke Basilica. Kita mesti jalan ke samping atau malah agak di belakang ya. nah di situlah pintu masuk museumnya. Berhubung saya sudah membeli tiket secara online jadi bisa nggak pake antri deh. Ada jalur khusus untuk pembeli tiket online. Senangnya. Untuk tiket masuk Museum Vatikan dikenakan biaya sebesar 16 Euro. Tapi karena saya beli online ada biaya pemesanan sebesar 4 Euro. Jadi totalnya 20 Euro. lumayan sih nambah 4 Euro tapi nggak harus pakai antri di tengah hujan gerimis. Worth it.

Akhirnya kita sampai di dalam museum vatikan. Yang menarik di sini adalah juga terdapat beberapa mumi dari peradaban Mesir kuno hingga ke peradaban di Asia. Berikut ini beberapa benda bersejarah yang ada di Museum Vatikan.






Untuk menuju Sistine Chapel ternyata jalannya panjang banget dibawa muter-muternya. Supaya kita lihat semua karya seni yang ada dulu. Tapi untungnya sepanjang lorong selalu dihadirkan pemandangan yang indah dan langit-langit yang cantik. Dan akhirnya sampai juga di Sistine Chapel. Saya nggak memasukkan fotonya di sini karena... setelah sampai di Sistine Chapel ternyata tidak boleh ambil foto-foto. hahahaha. bisa di googling saja kali yah. Saya juga tidak mengerti mengapa dilarang mengambil foto di dalamnya. asumsi saya sih karena mereka takut Lukisan karya Michaelangelo yang melapisi seluruh permukaan dinding dan atap Sistine Chapel di tiru. atau mungkin juga karena Apabila kita mengambil gambar dengan blitz dapat merusak kualitas lukisannya.yah tapi itu hanya asumsi saya. karena biasanya memang kalau lukisan tidak boleh difoto menggunakan blitz.



Ekspektasi saya terhadap Sistine Chapel yang begitu tinggi ternyata tidak sebanding dengan apa yang saya lihat. Entah karena saat itu Sistine Chapel terlihat agak sedikit gelap karena lampunya banyak yang dimatikan jadi lukisan Michaelangelo pun tidak terlihat terlalu spektakuler. Tapi memang detail lukisannya sangat cantik. Hanya itu ulasan yang bisa saya berikan mengenai Sistine Chapel.
Setelah melihat Sistine Chapel, saya menuju ke Basilica St. Peter. Tapi karena hari sudah cukup siang. kita memutuskan untuk makan di sekitaran Museum Vatikan. Kami memilih restoran kecil yang menyajikan masakan italia dan kita bisa memilih langsung yang sudah tersedia.



Perut full. Waktunya menuju rumah Tuhan. Basilica St. Peter, Here i come... Dari dulu saya cuma bisa melihat misa natal atau paskah di St. Peter lewat televisi. Tapi sekarang sampai juga di tempat ini. Sangat bersyukur :) walaupun hujan dan antrian panjang tapi hati tetap senang. sampai akhirnya bisa masuk ke dalamnya. Indah banget dan menenangkan banget. Sampai mau nangis pas menginjakkan kaki di dalamnya. Bukan lebay tapi memang seperti itu yang di rasakan. beneran. hehehehe.
dipostingan selanjutnya saya akan bercerita tentang sesuatu yang unik di Roma dan Shopping di Roma. see ya
-D





#Rome#Roma#Italia#Europe#Travel#Colosseum#Palatino#Sistine Chapel#Vatican#Basilica St. Peter#Pizza#Termini#Santa Bibiana
0 notes
Text
Easter at Sacré-Cœur
Hari ini adalah hari terakhir saya Paris. Bertepatan dengan hari Minggu Paskah. Jadwal saya hari ini hanyalah pergi ke gereja dan menikmati makan siang yang enak. sudah cukup. Karena letak hotel saya di daerah Montmartre maka gereja terdekat adalah basilika Sacre-coeur. hanya perlu jalan kaki. Gereja ini terletak di atas bukit. Kita harus menaiki tangga yang lumayan jauh untuk sampai di atas. Tapi begitu sampai di atas maka terlihatlah satu kota Paris.





setelah misa saya melanjutkan makan siang di kawasan sekitar Lafayette (lagi). kali ini suasana kota sangat sepi. semua toko tutup. hanya beberapa restoran yang buka. Saya memilih restoran Perancis (lagi lai saya lupa mencatat nama restorannya) tapi enak kok makanannya. kali ini saya mencoba Beef tartare. hahaha

Saya tidak bisa berlama-lama menikmati makan siang saya karena harus melanjutkan penerbangan saya ke Roma. Paris memang tidak cukup dinikmati dalam 4 hari. Kotanya sangat besar. Saya berharap bisa kembali lagi ke Paris. Special thanks untuk sahabat saya Lusiana Dessy yang sudah menemani di perjalanan selama di Amsterdam dan Paris. Till we meet again ya. -D

0 notes
Text
Obral Senyum Monalisa
Hari ketiga di Paris saya bangun lebih pagi karena punya rencana seharian buat berada di museum terbesar di Paris. Apalagi kalau bukan Louvre. Saya pun punya list karya seni apa saja yang menjadi tujuan utama untuk dilihat. Sudah pasti Lukisan Monalisa, Patung Venus De Milo, dan Napoleon room. Itu yang utama. tapi karena saya tau bahwa antrian yang bakal sangat panjang mengingat saat itu adalah musim liburan paskah dan museum yang sangat besar mengharuskan saya berangkat lebih pagi dan meninggalkan 2 teman saya di hotel. karena saya tau mereka pasti bakal lama dandan dll. pasti bakalan siang baru jalan. Okay modal saya hanya peta dan modal tanya sana sini sama orang-orang yang saya temui. Oh iya jangan lupa senyum ya. kan mau lihat Monalisa smile, masa jarang senyum sama orang-orang yang kita tanya di jalan. hahaha. Eh ternyata untuk ke museum Louvre dari hotel saya di daerah Montmartre dengan menggunakan metro sangat mudah. cuma sekitar 15 menit sudah nyampe.


Nah jam masih menunjukkan pukul 9. Antrian belum terlalu panjang. Nggak kebayang siangan dikit lagi kaya apa antriannya. Okay mari kita mengantri. Bayar museumnya setelah kita sampai dalam. jadi antrian di luar ini hanya untuk pemeriksaan barang bawaan saja.

Nah kita sudah di dalam lobi Louvre. Di sini terdapat loket-loket tiket dan restoran. jadi lumayan karena masih pagi saya bisa sarapan dulu. Harga tiket untuk masuk adalah 12 Euro. Oh ya sebagai tambahan, museum ini buka dari jam 9 pagi - jam 6 sore untuk hari Senin, Kamis, Sabtu dan Minggu. Untuk hari Rabu dan Jumat buka dari jam 9 pagi - jam 9.45 Malam. Hari Selasa tutup.
Di museum ini kita dibekali peta agar tidak tersesat di dalamnya karena museumnya sangat luas. terdapat 4 level. di mulai dari level 0 (ground floor), Level -1 (lower ground floor), Level 1, dan level 2. dan terdapat 3 sisi yang berbeda (Richelieu, Sully, dan Denon). Di dalam peta tercantum beberapa karya seni yang di highlight dan penjelasan letak karya tersebut. Sangat membantu. Yuk masuk ke dalamnya













Nah Tujuan utama: lukisan Monalisa dan patung Venus de Milo. Terpenuhi! hahaha senang. tapi nggak nyangka kalao ngantri monalisa ternyata kaya ngantri sembako yah. ramai banget. dan Lukisannya ternyata tidak terlalu besar. hahahaha
Setelah berputar-putar dan mengelilingi seisi museum. walaupun tidak semua dapat saya lihat dengan seksama. suasana museum semakin siang semakin ramai. saya akui memang untuk menikmati dan memperhatikan semua karya yang ada dibutuhkan lebih dari 1 hari. Okay karena saya pun sudah berjanji untuk bertemu teman saya jam 4 di pintu keluar Louvre. maka saya mengakhiri tour Louvre ini. Mereka berdua menyusul saya ke Luvre pada jam 12 siang. Nggak kebayang tuh penuhnya kaya apa.
Tapi sampai jam setengah 5 pun mereka tidak muncul. Ditambah udara semakin dingin saja. akhirnya saya memutuskan untk melanjutkan untuuuukk.... BELANJA saja. kali ini saya ingin ke Galeries Lafayette. ahahahaha. Dari Louvre dapat ditempuh dengan naik metro. langsung turun di basementnya Galeries Lafayette. dan voila.. suasana easter shopping sangat terasa. semua orang berbelanja di hari ini karena esok harinya yaitu Minggu Paskah semua toko di Paris kebanyakan akan tutup. termasuk si Galeries Lafayette ini. so, semua orang belanja kaya orang gila deh. But it's fun!
walaupun capek seharian di museum, walaupun harus berjejalan dengan manusia-manusia di Galeries Lafayette. Tetap obral senyum monalisa lah. Akhirnya saya menemukan teman saya secara tidak sengaja di dalam Galeries lafayette. Tuh kan Tuhan sayang sama saya. hahahaha. Saya tutup dengan makan malam seru di sebuah restoran yang saya lupa namanya. kali ini saya menemukan NASI. yes. NASI. kali ini di padukan dengan ikan Seabass. Enak!
Intinya walaupun berkeliling Paris sendirian. walaupun banyak yang nggak bisa bahasa inggris tetap obral senyum monalisa aja lah. -D

0 notes
Text
Tujuan: PARIS! Seperti Turis Lainnya
Mengunjungi Eropa pertama kalinya tapi nggak ke Paris itu seperti makan sayur tanpa garam. hambar. Jadi ini adalah destinasi wajib untuk memenuhi dream destination saya. Kaya apa sih menara eiffel? Secantik apa sih lukisan Monalisa? Gimana ya rasanya ngopi-ngopi di cafe di Paris? dan gimana serunya belanja di kota mode dunia? Pertanyaan-pertanyaan tersebutlah yang saya ingin cari jawabannya.
Day 1
Dari Praha ke Paris memakan waktu 1 jam 30 menit menggunakan pesawat. Pada saat itu saya mengambil penerbangan malam. Sampai di bandara Charles De Gaulle, Paris sudah hampir jam 11 malam. Untuk menuju pusat kota bisa ditempuh menggunakan metro yang beroperasi hanya sampai jam 11.55. Jadi kita harus agak buru-buru. Drama pun dimulai. metro yang menuju pusat kota ternyata sedang ada masalah. jadinya semua calon penumpang metro dialihkan untuk menggunakan bus yang telah disiapkan untuk menuju ke stasiun metro terdekat untuk melanjutkan dengan metro ke tujuan masing-masing. Belum selesai sampai disitu, sesampainya di stasiun metro Koper saya pun tersangkut di pintu lintasan menuju peron kemudian tiket metro saya terjatuh dan hilang. yah sudah pasrahlah saya kalau sampai tiba2 kena denda. okay sekarang fokus pada koper yang nyangkut. Akhirnya mesti di angkatlah itu koper karena tidak bisa melewati pintu. Setelah melihat orang-orang yang lalu lalang. ternyata pintu di sebelahnya lagi terdapat jalur yang lebih luas dan pintunya sudah rusak. sehingga banyak orang-orang yang lewat juga tanpa menggunakan karcis. duhh tau gitu tadi lewat situ aja. ga perlu angkat2 koper. hmm dan ternyata di Paris banyak juga orang yg bandel yah. naik kereta tanpa karcis. di beberapa stasiun metro terdapat pintu yang rusak dan bisa dilewati begitu saja.
Hotel saya kalau di lihat dari peta memang dekat dengan stasiun metro. tapi karena sudah tengah malam dengan kondisi kota yang sepi tapi bikin parno, karena Paris ini kalo malam ternyata agak mirip Bronx yah. Seperti banyak pejahat gitu. (seperti loh ya. soalnya orangnya agak serem-serem kalau malam) yah namanya juga kota besar ya. ditambah baru saja adaptasi dengan orang-orang yang tidak bisa berbahasa inggris. Deg-degan pun tak bisa di tutupi. Akhirnya kita mampir dulu ke toko burger yang buka 24 jam. Karena buta arah, akhirnya kami dibantu dicarikan taxi oleh pemilik kedai burger itu yang kebetulan orang india. jadi agak bisa berbahasa inggris. Setelah dapat taxi, ternyata jaraknya udah dekat sodara-sodara.. hahahahaa.
Sampai di hotel, ternyata resepsionis sudah menunggu kita. dan langsung di kasih kunci kamar. Dengan nada sedikit pelan dia bilang "there's no elevator in our hotel, and unfortunately, your room is on 6th floor" Dhuaaarrr abis dia ngomong gitu gue mau ngamuk rasanya. Gak liat apa kita bawa koper segede gaban. gue berusaha minta kamar di lantai bawah tapi ternyata semua sedang penuh. well well well. akhirnya kita bersusah payah angkat-angkat koper sampai ke lantai 6 aja dulu. Lumayan lah bakar lemak di musim dingin.
Day 2
Sudah banyak rencana di hari ini. Cuaca di Paris saat itu adalah 10° Celsius. Matahari bersinar cukup terang, tapi anginnya menusuk jiwa raga. hahahaha. Destinasi pertama adalah Katedral Notredame. dari Hotel saya di daerah Montmartre ke Notredame sangat mudah ditempuh menggunakan metro. Kebetulan jarak dari hotel ke stasiun metro hanya sekitar 200 meter. jadi sangat mudah di jangkau. Oh iya, pastikan peta selalu di tangan, karena jalur metro di paris sangatlah banyak. jalan-jalannya pun besar-besar dan jauh. Tidak seperti Amsterdam yang kemana-mana mudah dengan jalan kaki.



Destinasi kita yang pertama untuk hari ini adalah Gereja Katedral Notredame. Gereja berarsitektur gothic ini dibangun tahun 1163 dan sampai sekarang selain sebagai objek wisata kebanggan Paris, gereja ini juga masih melayani misa. Seperti pada saat saya berkunjung. Hari itu adalah hari Kamis Putih kalau dalam agama katolik berarti 1 hari sebelum jumat agung dan di gereja ini tetap mengadakan misa dan kebetulan juga ada peringatan Veneration of the crown of thorns jadi agak lebih ramai dari biasanya.





Setelah menyusuri Katedral Notredame kami sepakat untuk mencari restoran dengan makanan perancis dan tempatnya menyenangkan. Nggak jauh dari gereja Notredame terdapat restoran mungil dan berdesain unik dari luarnya. Ketika melihat pintunya, kami melihat bahwa restoran ini direkomendasikan oleh tripadvisor. hmm nggak ada salahnya untuk dicoba. Nama restorannya Au Vieux Paris. Ternyata ketika di dalamnya pun interior restoran ini sangat menarik. Pelayannya pun sangat ramah dan mampu memberikan penjelasan setiap menu yang kita tanyakan dengan baik walaupun bahasa inggrisnya terkadang agak sulit dimengerti karena dialek perancisnya yang sangat kental. Untuk rasa, saya memberi nilai 8 dari 10. presentasinya menarik. dan rasanya pun oke.





Setelah kita kenyang dengan makanan-makanan enak. Mari kita menuju tujuan wajib buat turis yang mengunjungi Paris. Apalagi kalau bukan menara Eiffel. simbol kota Paris yang sudah ternama. Dari Notredame menuju Eiffel tidak terlalu jauh. kita bisa naik metro lalu turun di stasiun Champ de Mars. lalu jalan sedikit. voila. Eiffel tower pun sudah di depan mata. Kami menghabiskan waktu cukup lama di sini. akrena kebetulan cuaca hari itu sedang bagus. tidak terlalu dingin dan matahari bersinar cukup cerah.




Waktu sudah agak sore. paling seru kalau kita menuju champs elysees. lets go. Meskipun angin semakin dingin tapi kita masih semangat. shopping avenue paling bergengsi di Paris. here we come!






Hari semakin malam. waktunya kembali ke hotel. udara dingin semakin menusuk. Kita akhiri hari ini. Besok saya akan seharian di sebuah museum terkenal di Paris. see ya.
D
0 notes
Text
Kutná Hora & Gereja Tengkorak
Mengerikan ya judulnya? hahaha yap. Hari ini saya akan berjalan-jalan ke luar kota di negara Republik Ceko. Tepatnya kota yang bernama Kutna Hora. Letaknya sekitar 70 km dari Praha. Pilihannya antara naik bus atau kereta. Karena ingin menghemat waktu saya memilih naik kereta dari stasiun pusat Praha. Jadwal kereta setiap 2 jam sekali terakhir sampai jam 3 sore. Saya memilih jadwal kereta jam 11 pagi tadinya kita berencana untuk naik kereta yang lebih pagi agar bisa sampai lebih awal, tapi apa daya cuaca Praha saat itu sangat dingin sekali. jadi kita berangkat agak siang. Rencana saya memang hanya day trip saja. mengingat malam harinya saya harus sudah sampai Praha dan langsung ke airport untuk menuju Paris.
Okay, harga tiket kereta dari Praha ke Kutna Hora PP adalah sekitar 150 Koruna. saya ambil kereta yang kelas 2 saja. jadi bentuk kabinnya kaya ruangan-ruangan gitu isinya 6 orang. duduknya berhadapan. jadi satu baris isinya 3 orang. Nyaman. tapi nggak ada wifi. nggak seperti di Amsterdam. hehehe.
Sampai di Kutna Hora sekitar pukul 12.30 Siang. Anginnya di Kutna Hora ternyata lebih “hore” alias dingin dibandingkan Praha dan suasana kotanya masih kuno. lebih ke pedesaan sih menurut saya. dan tentu saja mistis. Suasana kotanya sepi. Agak sulit menemukan kendaraan umum atau sejenisnya. Tapi dengan modal sebuah peta, ternyata tujuan yang kita inginkan bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki dari stasiun. Kurang lebih 15 menit berjalan kaki, kita sudah sampai di tujuan utama kita hari ini. The Ossuary (Bone Church) at Sedlec. jadi Sedlec ini adalah nama desa gitu lah ceritanya. Ini adalah suasana di sekitar stasiun Kutna Hora.



Dari kejauhan sudah terlihat atap gereja ini. Nggak terlihat tuh salib atau patung-patung Yesus. yang ada di puncak atapnya adalah gambar tengkorak. seperti lambang “danger” gitu. Belum apa-apa udah Heavy metal banget kan? hahaha tunggu dulu, ini belum sampai dalamnya.

Kita sempat nyasar masuk ke perkampungan. ternyata harusnya masuknya lewat jalan utama. jangan motong-motong jalan. malah nyasar deh. Tapi karena udah nanggung, akhirnya kita tetap melewati perkampungan itu. dan voila… kita sampai juga persis di depan gereja tengkorak ini.



Di sini juga ada paket-paket wisatanya dengan harga diskon apabila mengunjungi lebih dari satu tempat di Kutna Hora. Tapi mengingat waktu saya terbatas. Jadi saya hanya mengunjungi Katedral Ossuary ini saja.

Suasana makin menegangkan ketika masuk ke halamannya. Ternyata oh ternyata gereja ini dikelilingi kuburan. jeng jeng jeng….



Katedral Ossuary ini dibangun pada abad 15 setelah terjadinya Black death di abad 14. Pada jaman ini di Eropa ternyadi penyebaran wabah penyakit yang mematikan. Banyak nyawa yang hilang dan menjadikan Kutna hora sebagai tempat pembuangan mayat sehingga banyak sekali jasad yang dikuburkan di sini. Akibat terlalu banyaknya makam dan arwah-arwah yang tidak tenang, maka dibangunlah katedral ini di tengah-tengah pemakaman sebagai tempat mendoakan para arwah yang telah meninggal. Berikut ini interior dari Katedral Ossuary yang terbuat dari tengkorak 40.000 - 70.000 jenazah.





Mistis banget yah? aura di dalam katedralnya pun benar-benar bikin merinding loh. entah mengapa. oh ya, Katedral ini memang hanya sebagai kapel. tidak digunakan untuk pelayanan misa. Jadi lebih mirip sebuah monumen sih. Di bagian depan juga terdapat tempat penjualan suvenir khas dari Kutna Hora. atau lebih tepatnya desa Sedlec ini. Suvenirnya nggak jauh-jauh dari aksesoris atau ornamen-ornamen bentuk tengkorak gitu. Setelah melihat sisi dalamnya. saya berkeliling lagi di sekitar gereja. Ternyata memang benar dikelilingi makam. Lama-lama jadi serem juga. hehehe



Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Kami harus segera kembali ke Praha untuk menuju airport dan melanjutkan ke tujuan saya berikutnya. Kota impian sejak lama dan pusat mode dunia. Apalagi kalau bukan Paris. So, see u in Paris :)
D
3 notes
·
View notes