kurniatidepi

[kurniatidepi]

Hidup senantiasa berubah

Beralih dari satu kesibukan ke kebisingan lainnya

Rasanya baru kemarin aku bergegas pulang karena teriakan ibuku yang memekakkan

Tau-tau hari ini justru aku sudah jadi ibu yang histeris melihat anaknya menangis

Ya, memiliki anak seperti memulai kehidupan yang baru bagiku

Aku melakukan banyak hal untuk pertama kalinya

Ternyata tidak mudah, sedikitpun tidak mudah

Dari mulai menggendong, memandikan, memakaikan bedong, hingga proses mengASIhi yang ternyata tidak segampang itu

Dimulai dari pelekatannya yang kurang tepat sehingga berakibat bayi kurang menyusu di awal-awal kehidupannya, ribetnya cuci steril pompa asi dan dot, sampai pusingnya ngadepin anak bingung puting karena keseringan menyusu pakai dot

Susah. Susah sekali.

Tapi pada titik ini akupun sadar, bahwa membesarkan manusia itu luar biasa pengorbanannya dari mulai waktu, tenaga, kesenangan, hingga kebebasan

Mungkin itulah alasannya kenapa menjadi ibu balasannya surga

Karena hanya Allah yang maha melihat yang bisa tahu bagaimana lelahnya ibu yang rela terjaga demi lelapnya tidur anak-anaknya.

[kurniatidepi]

Sudah putus asa

[kurniatidepi]

Kemudian sadar betapa sendirian nya aku saat ini?

[kurniatidepi]

Love your self dep!

[kurniatidepi]

Semoga Allah kuatkan aku

[kurniatidepi]

Terkadang kita berada pada situasi yang tidak bisa kita pilih

[kurniatidepi]

Kemudian aku bertanya, apa yang membuat hatimu terisi penuh?

[kurniatidepi]

Entah ke mana takdir akan membawa kita.

[kurniatidepi]

Secape itu

[kurniatidepi]

Enough.

[kurniatidepi]

Ingat hari ini

The way he talk to you and the way he hit your head and hold ur neck

Remember what u feel today

[kurniatidepi]

Mari berhenti saling memaki

Mari berhenti berupaya saling pergi

Mari berhenti merasa berjuang sendiri

Mari berhenti merasa paling tersakiti

Mari berhenti dan kita akhiri

[kurniatidepi]

Setelah menikah, aku jadi mengerti tentang konsep jodoh adalah cerminan diri. Jodoh adalah refleksi dari diri kita sendiri. Ketika bercermin kita akan melihat pantulan diri kita di dalamnya. Begitulah aku merasa melihat diriku di dalam suamiku.

[kurniatidepi]

Tadi malam baru saja mengobrol panjang dan dalam dengan suami. Obrolah ini itu menjadi semakin seru karena diawali dengan pertanyaanku, "apakah aku sekarang hidupku normal?"

Sebenarnya pertanyaan itu muncul dibenakku tiap kali membandingkan diri dengan orang lain.

Aku senang sekali membandingkab hidupku dengan postingan instastory orang lain. Entah sejak kapan aku mulai begitu, mungkin sejak aku mulai tidak produktif dengan hidupku sendiri.

Suamiku menjawab, "apa yg membuatmu berpikir bahwa hidupmu tidak normal?"

Katanya, wajar jika sudah menikah lalu prioritasnya berubah. Wajar jika tidak lagi nongkrong dengan teman-teman kuliah dulu. Katanya kehidupan berubah, teman temanku juga berubah. Hidupku pun begitu. Tidak lagi bertemu dan ngobrol dengan teman teman kuliah bukan berarti tidak lagi berteman katanya, hanya saja polanya berubah.

[kurniatidepi]

Kembali lagi, ingin pisah.

[kurniatidepi]

Ternyata aku pernah bahagia. Pernah punya banyak teman.

Sebenarnya, sejauh ini kehidupan berjalan aman aman saja. Pada segala ranah. Sekolahku selesai sampai S2. Selesai kuliah langsung bekerja, tanpa melewati fase menganggur dulu. Dapat pekerjaan yang baik, kemudian diberi rezeki menikah sama Allah.

Kalaupun hari ini aku merasa sempit hingga mau mati, tapi kebaikan dan kemudahan hidup yang di masa lalu patut untuk selalu disyukuri.

Semoga Allah memberikan kekuatan.

[kurniatidepi]

Semoga aku belum terlalu tua, karena di usia ini sudah merindukan banyak hal di masa lalu