learningfromlife-blog2
learningfromlife-blog2
Learning From Life
63 posts
Just an advice for myself . Repairing me. Kita dan Diri adalah Saya
Don't wanna be here? Send us removal request.
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Text
Ramadhan 2 - Penyesalan
Bismillahirrahmanirrahiim
Hari ini terbersit pelajaran hidup yang diberikan-Nya untuk diri. Singkat cerita, pagi ini setelah pulang dari suatu kegiatan, mampirlah saya di pasar pagi atau orang - orang disini mengistilahkannya “Sunday Morning” karena memang kegiatan ini hanya ada di setiap hari Minggu pagi.
Berjejer - jejer orang yang berjualan berbagai macam barang tak ayal membuat para pengunjung lapar mata. Ini itu ingin dibeli, kalaupun tanpa tujuan dan tekad masih lemah dengan godaan, janganlah coba - coba mampir kalau tak ingin kebutuhan hidup tiba - tiba meningkat. Biasanya yang mula-mula tak butuh tiba - tiba menjadi butuh, yang butuhnya biasa saja kemudian bisa jadi sangat butuh, apalagi yang butuh sekali, langsung hajar tanpa terkendali ( based on experience :D ).
Kemudian teringatlah bahwa saya perlu untuk membeli sandal baru karena sandal yang lama memang sudah ‘njeplak’ dan tak nyaman dipakai. Berkelilinglah diri kesana kemari mencari yang sesuai sampai akhirnya di ujung jalan bertemulah saya dengan sandal yang menurut saya cukup 'good looking’, nyaman dipakai dan harganya terjangkau.
“Pak, ini berapa ?” tanya saya sambil menunjuk sandal berwarna coklat. “35 mbak,” jawab si Bapak. “Pas, Pak?” tanya saya lagi, mengajukan penawaran sambil mematut - matutkan sandal itu di kaki. “ Iya, Mbak. Itu sudah untung sedikit saya.” “30 lah, Pak” mulailah naluri emak - emak muncul tanpa disadari. “Wah mbak tambahin sedikit lah buat untung saya, tambah 2000 ya, Mbak” “Waduh, Pak kalau 30 saya ambil lho padahal,” masih tak mau kalah. “Tambah 2000 saja Mbak buat untung saya,” mohon si Bapak.
Sebenarnya agak kasihan juga melihat si Bapak, namun entah setan apa yang membisiki untuk terus tak mau kalah. “Perempuan itu harus pinter nawar lah. Masa iya perempuan gak bisa nawar, kalah sama pedagang ,” bisik sang suara. Karena si bapak masih tetap kekeuh untuk menjual dengan harga yang beliau tawarkan, akhirnya saya mengambil jurus akhir yang sering emak - emak lakukan yaitu… pura - pura pergi. Pastilah dalam 3 hitungan sudah dipanggil lagi, batin saya.
Benar saja, saat saya beranjak akan pergi..1..2…3… “Mbak, jadi ambil yang mana?” teriak Bapak, memanggil saya yang hampir saja meninggalkan tempat. “Jadi boleh 30 ini, Pak,” ujar diri sumringah. “Ya udah ambil saja Mbak,” jawab si Bapak dengan pasrah. Yeay,, dalam hati saya, bukan masalah saya tidak punya uang 2000 lagi, tetapi lebih pada merasa puas karena merasa menang dan berhasil menawar. ( Astaghfirullah…jangan dicontoh ya Kakak - Kakak ). Setelah selesai membayar dan mengucapkan terima kasih, saya pun pulang.
Di tengah perjalanan saya baru merenung dan tersadar atas kejadian yang baru saja dialami. Kok kalau dipikir - pikir lagi keterlaluan sekali ya saya tadi. BAKHIL sekali. KIKIR sekali. PELIT sekali. Bahkan untuk sekedar menambah uang 2000 saja tidak mau. Padahal di dompet ada rizki lebih dari itu. Uang yang mungkin hanya sedikit bagi kita bisa jadi sangat berarti bagi para pedagang. Lagipula sebenarnya yang dicari tadi bukannya untung rugi, namun lebih pada kepuasan karena merasa menang dan berhasil menawar.
Ah, tiba - tiba sedih, padahal ada kesempatan emas untuk bisa berbagi lebih di bulan yang suci, menambah amalan di bulan penuh berkah, serta berbuat kebaikan untuk sesama, malah kejadian yang terjadi seperti itu. Lupa bahwa di kitab petunjuk hidup kita ada perintah untuk tak boleh kikir terhadap harta ( Hati - hati penyakit emak - emak ini ).
Tersadar ketika pulang dengan penuh penyesalan sekaligus rasa syukur karena sudah diberi pelajaran berharga pagi ini. Alhamdulillah ya Allah, terima kasih telah diingatkan. Semoga Kau mengampuni dosa - dosa hambaMu yang lemah ini.
NB : Bapak - Bapak penjual sandal saya doakaan semoga jualannya laris dan berkah, ya. Maafkan saya, Pak :(
290517 #30daysramadhanwriting
4 notes · View notes
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Text
Ramadhan 1 - Jogja
Bismillahirrahmanirrahiim
Satu hal yang patut disyukuri seluas - luasnya yaitu kita masih dapat bersua dengan bulan penuh keberkahan dan kemuliaan. Karena tak semua orang diberi karunia untuk mampu merasakan hal yang sama, bisa jadi orang - orang yang tahun sebelumnya duduk bersama kita, beribadah bersama, berbuka bersama ataupun hanya sempat bertemu barang sejenak, tak semua dari mereka pada detik ini masih tinggal di bumi yang sama tempat kita bersinggah. Ya…kita semua sejatinya memang hanya bersinggah kan, cepat atau lambat kita akan menyusul mereka semua yang telah lebih dulu pulang untuk berada di kehidupan yang sebenar - benarnya ( sudahkah mempesiapkan perbekalan? )
Ramadhan kali ini, Alhamdulillah wasyukurillah masih diperkenankan berada di salah satu bumi Allah, kota istimewa Yogyakarta tercinta. Tak hanya saya, siapapun yang pernah tinggal, menimba ilmu atau sekedar mampir di Yogyakarta pasti pernah merasakan, betapa istimewanya kota yang satu ini. Selain menjadi salah satu tempat tujuan rekreasi dan perkembangan budaya, melihat kehidupan di dalamnya ternyata pun memberi makna. Di waktu - waktu biasa saja banyak kegiatan produktif dan menyenangkan dapat dilakukan. Apalagi di bulan Ramadhan, sensasinya luar biasa dan belum pernah saya temui di kota - kota lain selain di sini ( berdasarkan pengalaman mbolang kesana kemari :D )
Kota yang bertitel kota pendidikan ternyata tak sekedar hanya ungkapan simbolis semata, benar - benar ilmu melimpah ruah dimana - mana. Mulai dari ilmu agama, ilmu umum sampai pada ilmu - ilmu kehidupan semuanya sangat mudah dicari. Majelis ilmu dari pagi sampai malam setiap harinya di setiap masjid ada, tinggal memilih yang dikehendaki. Seminar - seminar mulai dari seminar pendidikan, motivasi, kepenulisan, kewirausahaan, kesehatan dan yang lainnya pun kerap diadakan. Berbagai macam komunitas pun turut aktif berkontribusi membangun masyarakat.
Ah kalau saja tubuh ini dapat dibagi - bagi ingin rasanya mengikuti semua kegiatan penuh kebermanfaatan tersebut. Betapa ruginya jika siapapun yang berkesempatan tinggal di Jogja namun ilmunya tak bertambah, tak pernah kemana - mana atau waktunya habis hanya sekedar untuk jalan-jalan, nongkrong atau main - main saja. Padahal banyak perbekalan yang bisa kita dapatkan disini yang saya belum pernah temui di kota - kota lainnya. Bagi yang ada di Jogja manfaatkan, ya. Mumpung masih ada di sini. Jogja memang selalu istimewa.
Alasan - alasan itulah yang secara tulus hati saya syukuri dan manfaatkan saat ini, karena saya tak tau, belum tentu tahun depan diri ini masih punya kesempatan menuntut ilmu di kota istimewa ini, bahkan belum tentu juga kan nantinya diri ini masih berada di bumi. Main ke Jogja, yuk :)
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”
270517 #30daysramadhanwriting
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bismillahirrahmanirrahiim Beberapa hari yang lalu pada sesi bersih - bersih kamar, tiba - tiba saya menemukan pembatas buku dari sebuah buku bacaan yang pernah saya beli. Membaca kata - kata di dalam pembatas buku tersebut membuat diri tertegun, 'makjleb' sekali pesannya. Bagi manusia yang seringkali tergoda kelalaian dan kemalasan macam saya rasanya seperti tertampar hingga terjun dalam gerbang muhasabah diri. Benar sekali ya, bukankah manusia itu akan semangat jika memang jelas tujuannya, tahu motivasinya, lurus niatnya. Kalau kita merasa diri kita malas untuk melakukan sesuatu hal tertentu, tunggu dulu..coba dicek lagi. Apa memang benar karena kita malas? Atau jangan - jangan kita sendiri yang tak memahami untuk apa melakukan hal - hal yang memang seharusnya kita lakukan tersebut, sampai - sampai begitu lemahnya diri atas godaan. Jalan sedikit, capek. Gerak sedikit, gagal fokus. Apa yang sebenarnya terjadi? Jangan - jangan tujuan kita pun tak jelas hingga belum mampu memantik ataupun membakar semangat diri untuk bergerak bahkan meraihnya. Kalau saja tujuan kita meraih ridho Allah ( dan sudah semestinya demikian ) harusnya kita tak akan pernah lemah dan putus asa, iya kan? Atau jangan - jangan niat kita yang salah, menjadikan langkah berbelok -belok tanpa arah. Bukankah muslim sejati harus terus semangat dalam kebaikan. Dicek lagi dirinya, ya. Dicek lagi hatinya, ya. Yuk saling menyemangati :) NB: The next challenge ~Berbagi Inspirasi di Bulan Ramadhan~ #tampardiri #ngaca #itutesiskerjain 260517
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bismillahirrahmanirrahiim
Setahun yang lalu, untuk pertama kalinya saya bertatap dengan buku - buku tersebut. Saat itu tepatnya di kereta Malioboro Express dalam perjalanan Jogja-Malang di bulan Ramadhan, bersama seorang kawan seperjalanan yang kemudian mengenalkan saya pada bahan bacaan untuk mengisi waktu luang di jalan menuju pulang. Seraya membaca cepat buku yang ternyata isinya cukup membuat diri tertarik, kawan saya bercerita mengenai dirinya. Masya Allah, kala itu saya baru tau bahwa dia ternyata seorang Hafidzah 30 Juz Al Qur'an. Semua hafalan dia selesaikan disambi dengan kuliah S1 nya dulu. Luar biasa sekali. Allahu Akbar. Pengalaman yang penuh inspirasi diceritakan kawan saya, mengenai perjuangannya, suka dukanya, cukup menorehkan sedikit penyesalan dalam diri, “Hellow..dulu S1 ngapain aja??”
Kembali ke masalah buku, ya..buku yang dibawanya membawa banyak inspirasi kepada saya walaupun pada saat itu tak sempat membaca semua sampai selesai. Kawan saya mendapatkan buku - buku itu dari pondok tempatnya menghafal Al Qur'an namun dia tak yakin apakah buku itu diperjualbelikan. Saya sempatkan memoto covernya supaya tak lupa dan berazzam untuk dapat memilikinya suatu hari nanti.
Hari berganti hari..dengan berbagai macam kesibukan saya terlupa akan keinginan memiliki buku - buku itu. Sempat teringat juga dulu saat pergi ke toko buku, namun ternyata belum ditakdirkan untuk bertemu. Pada akhirnya harapan itu sirna tergilas waktu yang kian melaju dan sampailah pada hari ini.
Qadarullah, hampir setahun setelah kejadian itu, saya dipertemukan dengan acara bedah buku dengan buku yang ternyata bukunya sudah saya kenal sebelumnya, yaa buku - buku itu. Benar - benar tak menyangka harapan lama yang terpendam kembali mencuat. Acara bedah buku diisi oleh penulis bukunya sendiri lengkap dengan buku - buku yang dijual saat acara. Alhamdulillah, memang ya sejatinya Allah akan mengabulkan doa - doa kita di saat yang tepat menurut-Nya. Walupun kita bisa jadi terlupa namun Allah tak akan pernah lupa, iya kan?
4 notes · View notes
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Quote
Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan pada kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya
Imam Syafi'i
3 notes · View notes
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Quote
~Kala Usia Menua~Masih dapatkah memperbaiki semuanya, apa - apa yang ada dalam diri dan apa yang hendak dibuat ?
selama detik waktu dunia masih terdengar, selama diri sanggup untuk bernafas, selama mata masih dapat terbuka, semua punya kesempatan yang sama tanpa terkecuali. Tak perlu berputus asa dan berendah diri. Tak perlu ada kata terlambat kecuali masa menghambat . Biarlah sisa waktu yang membuktikan siapakah sang pemenang. Ayo buktikan !!Move!!
3 notes · View notes
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Pesan dari-Nya
2 notes · View notes
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Text
Jangan Pelit Berdoa
Bismillahirrahmanirrahiim
“Jangan pelit berdoa,” nasihat seorang ustadz kala itu di sebuah majelis ilmu" Khawatir sekali kalau berdoa setiap waktu doa kita jadi kurang makbul, tentu saja tidak begitu. Atau jangan - jangan kita malah sebaliknya, berlaku lalai mengingat-Nya.“
Wejangan yang memberi siraman cahaya bagi lumpur dosa yang melekat. Seringkali tanpa sadar kita menempatkan doa pada posisi paling akhir setelah yang lain - lain berlalu tanpa adanya jalan keluar dalam setiap masalah kita. Kalau sudah mentok baru ingat Allah. Berusaha dulu semaksimal mungkin baru berdoa, katanya begitu. Padahal dalam adanya masalah dan harapan, mengingat Allah dalam doa adalah hal utama sebelum berpikir bagaimana usaha yang harus dilakukan untuk mendapatkan harapan. Insya Allah ketika doa kita prioritaskan, ikhtiar yang dilakukan pun akan disertai Allah dalam setiap perjalanan.
Seringkali kita dibutakan logika, lebih peduli pada kemampuan diri, sampai lupa berserah. Mengapa ini terjadi, apa yang harus dilakukan, kemudian diri bingung dan berusaha menyelesaikan semua sendirian ketika ujian menghadang. Lupa bahwa ada yang lebih mengetahui masalah diri. Logika tanpa dasar keimanan justru berbahaya, membuat diri berbenih tinggi hati, merasa diri yang paling tau langkah apa yang harus dilakukan. Ah..logika kita sungguh terbatas. Utamanya berserah dulu baru berusaha dengan berpangkal pada keimanan, iya kan?
Mari bersama belajar untuk membiasakan diri berdoa setiap waktu dalam setiap urusan apa pun itu, walaupun hanya urusan yang menurut kita nampak kecil sampai pada urusan - urusan terbesar diri. Berdoa sebagai langkah awal dalam setiap ikhtiar. Tak peduli nantinya akan terwujud sesuai harapan kita ataupun tidak, yang terpenting Allah tau kita mengingat-Nya, iya kan? Sungguh yakinlah semua itu sudah menjadi keputusan-Nya yang terbaik.
Al-Baqarah:152 - Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
NB: Jazakumullahu khair atas segala inspirasinya :)
290417
2 notes · View notes
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Text
Fastabiqul Khairat
Bismillahirrahmanirrahiim
Dulu di masa sekolah, kita mengenal adanya ranking atau peringkat kelas yang walaupun dari sisi psikologi pendidikan kuranglah baik, cukup membuat anak - anak sekolah pada masa itu ‘termotivasi’ untuk tidak berada pada peringkat bawah ( paling tidak kami belajar lebih giat walau niatnya jadi sedikit bergeser dari idealisme mencari ilmu ). Ah, penerimaan raport memang ajang yang menegangkan.
Selain itu, masih di masa yang sama teringatlah satu momen yang kerapkali dinanti oleh anak - anak kecil , yaitu lomba - lomba pada perayaan hari kemerdekaan. Betapa semua semangat menyambut bulan yang penuh kegembiraan walaupun hanya diiringi sedikit hadiah beberapa buku dan alat tulis sederhana. Memang bukan isi hadiah yang menjadi esensinya, rasa bahagia menjadi pemenang yang tak mampu diungkapkan dengan kata -kata. Perasaan yang tak mampu terbeli oleh apapun hadiah yang diberikan.
Begitu pula dengan Islam, Allah berpesan melalui ayatnya untuk berlomba - lomba dalam kebaikan. Hidup ini suatu kompetisi amalan, akan dilihat siapa - siapa saja manusia yang paling baik amalnya itulah sang pemenang, penghuni jannah yang telah dijanjikan. Istimewanya Islam yaitu kompetisi disini tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan lawan ataupun bergerak secara egois sehingga dapat meninggikan amalan pribadi semata. Semakin banyak orang yang kita gerakkan justru membuat amal kita semakin melambung tinggi, itu pun bukan hanya berasal dari diri sendiri namun juga berasal dari orang lain yang melakukan kebaikan karena kita. Istimewa sekali ya.
Ah kalau saja buku ‘raport’ kita dibagikan sekarang, kira - kira kita mendapat peringkat berapa ya dari seluruh manusia di bumi? Rasulullah sudah pasti berada pada peringkat teratas. Ada pula para Nabi dan Rasul,para sahabat dan alim ulama. Lantas kita? Apakah masuk 100 besar, 1000 besar 10.000 besar atau jangan - jangan kita malah ada di peringkat bawah.
Sederhana saja dalam menilai. Lihat sekeliling, nilai diri berdasar pada orang - orang yang kita kenal atau yang ada di sekitar kita. Apakah sudah ada kebaikan dan kebermanfaatan yang dilakukan melebihi apa yang orang lain lakukan?Apakah telah terukir prestasi - prestasi di dunia sebagai wujud syukur atas segala karunia yang diberikan? Apakah telah terbersit keikhlasan, kerja keras dan semangat seperti apa yang orang lain miliki? Bagaimana kualitas dan kuantitas ibadah kita dibandingkan yang lain? Masih banyak berbagai pertanyaan lain dan hanya diri yang mampu menjawabnya. Mari kita buat sebanyak - banyaknya pertanyaan sebagai bahan renungan.
…dan nantinya buku itu akan diberikan…
bersama lembaran pertanggungjawaban…
#Mari sama -sama berkaca dan berbenah#
230417
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bismillahirrahminarrihiim
Kesadaran selalu mampu membukakan mata, tak menyangka amanah yang diemban cukuplah berat. Alhamdulillah diberi kesempatan untuk memperoleh secercah inspirasi dan nasihat bahwa semua rizki yang diperoleh sejatinya bukan milik pribadi, melainkan modal dari banyak orang untuk tanggung jawab diri. Yaa..terkadang diri khawatir kala teringat dan tersadar, bagaimana jika pada akhirnya nanti dua ratus juta jiwa lebih penduduk Indonesia menuntut hak mereka, membuat langkah ini berjalan berat dalam hisab-Nya ( Apalagi para pemimpin negeri ya ). Bagaimana jika ternyata karunia besar yang Allah berikan belum mampu dioptimalkan bagi kebermanfaatan, apa yang akan diri katakan nanti pada saatnya tiba pertanggungjawaban.
Amanah. Tanggung jawab. Hisab. Rakyat. Indonesia.
Semuanya seakan mengubah pikiran dan perasaan yang sempat terbersit bangga dan bahagia menjadi tanggungan untuk segera dapat tertunaikan (Ah ..mengapa masih saja kerap lalai dan tak bersungguh-sungguh?)
Ayolah….Allah memilih diri menjadi salah satu di antara banyak harapan yang berlomba-lomba memimpikannya bukan berarti tanpa arti. Itu tandanya diri mampu, iya kan? Buktikan. Lakukan yang terbaik.
NB : Ingatkan saya pernah menulis tulisan ini
#learning #reflection #keepfighting
#Indonesia #AkuPastiMengabdi
16042017
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Text
Sepercik Asa
Bismillahirrahmanirrahiim
Jauh di ujung sana, bisa jadi mereka tengah khawatir, diam - diam menyimpan harapan yang sudah semestinya ada namun belum sanggup terwujud. Walapun nampak biasa saja dan dengan ikhlas menerima, hanya hati yang sanggup bicara dan berjalan atas kesabaran yang disimpannya erat - erat, khawatir akan tak sanggupnya penerimaan bertahan.
Kekecewaan bisa jadi muncul ketika satu persatu nampak indah di seberang sana hingga muncul sepercik asa. Namun sayangnya justru harapan tersebut tak dapat diterima oleh kita. Ah tidak adil, mengapa harus menjadi yang bukan diri, keluh kita. Namun sadarkah, hal itu hanya butiran remah bumbu kehidupan pemberi rasa dan sama sekali tak dapat dibandingkan. Tetap secara naluriah cinta mereka jauh lebih besar, jauh meninggalkan kekecewaan itu sendiri, jauh meninggalkan ketaksyukuran yang sempat terbersit seraya berdoa dengan ikhlas pada tiap hembusan sang nafas.
“Semoga sukses dan bahagia selalu, Nak. Jangan lupa selalu berbuat yang terbaik.”
Ah, kapan ya dapat membuat mereka bahagia?
150417
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Quote
Berterimakasihlah kepada siapapun yang pernah hadir dalam kehidupan
Biarpun hanya untuk sekedar berlari ataupun telah lama mengisi hari, pastilah menorehkan pelajaran diri. Bagaimanapun alurnya, bertemankan suka maupun duka, sudah menjadi skenario dari-Nya, iya kan? Terima kasih telah hadir ya :) Mari melanjutkan perjalanan.
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Quote
Sibuk sekali melalaikan diri. Kau pikir akan hidup selamanya?
learner
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Text
Urusi Pikiran Sendiri
Bismillahirrahmanirrahiim
Belum tentu apa yang kita pikirkan mengenai orang lain itu benar adanya. Seringkali kita diliputi dengan prasangka tanpa dasar dan menganggap seolah - olah semua yang diri asumsikan itu yang paling benar. Sungguh terlalu percaya diri. Padahal belum tentu, kan?
Ramai sekali suara diri beropini, “ Eh sepertinya dia begini deh…,” “ Sepertinya dia begitu deh… ” Sok tau sekali dengan apa yang dipikirkan orang lain dan menganggap apa yang kita sebut ‘insting’ atau ‘feeling’ itu memang benar - benar terjadi. Lalu mengapa jadi kita yang ribut megurusi dan menilai pikiran orang lain, urusi saja pikiran kita sendiri yang penuh prasangka itu. Toh nantinya yang akan kita pertanggungjawabkan adalah pikiran diri sendiri, bukan pikiran orang lain
250317
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bismillahirrahmanirrahiim
Pernah punya barang elektronik? Pastinya kita tau ketika membeli barang - barang elektronik selalu ada buku panduan ( manual book ) yang menyertai. Isinya berupa petunjuk pengoperasian barang secara benar dan tak jarang memuat cara perawatan barang supaya tidak rusak. Mengapa perlu ada petunjuk dan mengapa perlu petunjuk? Ya karena barang tersebut merupakan ciptaan manusia yang banyak digunakan oleh manusia lainnya yang tak ikut membuatnya. Pastilah kita tidak paham cara menggunakannya jika tidak diberi petunjuk. Apa akibatnya jika kita tidak mengikuti prosedur yang ada? Bisa jadi barang akan error bahkan rusak yang berarti kita harus memperbaikinya. Masih bagus jika masih bisa diperbaiki. Kalau pun kerusakan telah fatal berarti barang tidak bisa digunakan lagi yang artinya harus membeli yang baru.
Analogi yang sama bisa kita lihat pada diri kita, manusia. Kita adalah ciptaan, ciptaan yang unik malahan. Ketika ciptaan - ciptaan yang secara umum diciptakan manusia perlu dioperasikan oleh penggunanya, kita sebagai ciptaan mampu mengoperasikan diri kita sendiri. Masya Allah memang luar biasa ya yang menciptakan kita.
Sebagaimana ciptaan pada umumnya, kita sebagaimana makhluk ciptaan tak dibiarkan begitu saja tanpa kendali. Ada manual book atau buku panduan penggunaan, supaya diri ini tidak kongslet, error dan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam kasus kita sebagai manusia, permasalahan permasalahan itu bisa berupa diri yang galau, stress, malas, lalai, berbuat maksiat, berpikiran buruk dan berbagai macam keburukan lainnya.
Padahal jika kita mengikuti petunjuk yang ada dalam manual book kita, hal - hal demikian seharusnya tak perlu terjadi. Sudah tau kan mengenai buku petunjuk tersebut? Kalam yang dibuat oleh pencipta menusia, yang mengetahui segala sesuatu mengenai ciptaan-Nya sampai pada hal yang sekecil - kecilnya. Al Qur'anul Kariim, panduan semua makhluk di bumi tanpa terkecuali. Ketika kita merasa ada bagian diri yang “rusak”, yuk cari tau cara memperbaikinya dengan membuka kitab suci yang merupakan panduan hidup kita. Ketika kita tidak tau kita harus kemana dan bagaimana, yuk dibuka lagi buku petunjuk langkah hidup diri. Tak perlu sok - sok an ingin memperbaiki diri sendiri tanpa dasar. Tak baik berjalan tak jelas tanpa arah. Toh yang paling mengetahui diri kita ya yang menciptakan kita.
Sungguh perintah Allah itu memang sebenarnya ada demi kebaikan diri sendiri. Ketika Allah menyuruh manusia memperbanyak bertilawah, pada hakikatnya hal tersebut sebagai pengingat supaya kita sebagai ciptaan-Nya berada pada jalan pengoperasian yang benar dan selamat sampai tujuan. Semoga.
#jangansampaierrorya #ayodiperbaiki
NB: Teringat nasihat seorang kawan dan beberapa kali pun disebutkan dalam tausiyah para ustadz.
#jum'atmubarok
240417
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Text
No Choice
Bismilllaahirrahmanirrahiim Di suatu masa, acap kali kita dihadapkan pada kenyataan bahwa yang terjadi dalam hidup sepenuhnya bukan pilihan kita. Ya..tak dapat dipungkiri terkadang pilihan langkah itu ada, walaupun toh tetap saja di ujung sana Allah Yang Maha Berkuasa untuk menentukan arah perjalanan diri. Namun ada kalanya di masa lain kita dipilihkan begitu saja tanpa kita tau dan bisa jadi tanpa kita mau. Mengapa begini..mengapa begitu..masih saja bertanya. Berhentilah berlaku macam itu. Sungguh akal kita amat terbatas untuk bersikap sok tau mengenai apa pun yang terjadi dalam kefanaan, sampai - sampai menganggap yang tak adil berada di hadapan. Apa masih percaya bahwa pilihan itu yang terbaik? Semuanya ada maksudnya, bukan? Walaupun saat ini kita belum mengerti. Semoga suatu hari kita memahami. #ItuYangNamanyaTakdir #230417
1 note · View note
learningfromlife-blog2 · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bismillahirrahmanirrahiim Bumi tengah diguyur hujan deras ditemani sang angin yang turut aktif memainkan perannya. Langit tesapu oleh awan gelap tanpa mengizinkan parajurit sang surya untuk bertugas menyelimuti bumi dengan kehangatan. Suara gemuruh petir tak henti - hentinya bertasbih memuji kebesaran Rabb-Nya, membuat hati ini tergetar di setiap kilatan cahya tiba - tiba muncul di depan mata. Betapa suasana semacam ini mengingatkan kita sebagai seorang makhluk benar - benar tanpa daya upaya, berserah diri dan berdoa menjadi jalan terbaik yang dapat diikhtiarkan. Bahwa bisa jadi apa yang kita pandang menyeramkan di luar sana justru membawa malaikat - malaikat Nya turun ke persinggahan, menyapa setiap penghuni yang masih mau memuji Allah di tengah keadaan yang memang sudah semestinya. Rupanya Dia sedang menyapa ciptaan-Nya. Atau apakah memang hati kita yang telah membatu untuk tak merasakan itu? #210317
1 note · View note