lifegoeson-post
lifegoeson-post
Halo^^
13 posts
wellcome to my room 😊
Don't wanna be here? Send us removal request.
lifegoeson-post · 4 years ago
Text
Manusia itu mahluk yang unik sekali dan penuh misteri..
Coba saja perhatikan detail dari setiap manusia (entah itu sistem organ kita, tingkah laku kita, tingkah laku orang, dan lain sebagainnya) benar-benar sangat mengagumkan... Tidak terbayang potensi apa yang bisa dilakukan oleh satu manusia..
Ini sesuatu yang hanya bisa dikerjakan oleh-Nya.. Maha karya yang luar biasa..
0 notes
lifegoeson-post · 4 years ago
Text
Belakangan aku banyak nonton nihongo mantappu di YT
Video2nya bikin aku semangat belajar...
Kak Jerome jurusannya susah "matematika terapan" trus kuliah di Jepang harus belajar bahasa baru.. Belum lagi bikin konten dan editingnya
Wow keren banget, walau aku tau video2 dia sejak lama, cuman liat kontennya selalu bikin mood untuk berjuang lebih lagi...
Aku ga mau biarin pikiran "Ah dia bisa gitu gara2 anugrah," kebiasaan kebanyakan orang indo ini mah. Klo ada yang pinter atau berhasil sesuatu di bilang hoki / privilege. Keduanya memang bener ada pengaruhnya.. Tpi jangan lupa kerja keras orang untuk memperoleh apa yang mereka mimpikan terlepas dari embel2 anugrah dkk
Kata2 kyk gitu ga hanya nyakitin orng yang di katain begitu, tpi nyakitin diri sendiri. Kata2 begitu seolah2 nganggep usaha orng ga ada apa2nya, dan kata2 yang sama bikin orng yang bersangkutan jadi percaya bahwa orang yang berhasil meraih mimpinya karena anugrah.
Jadi, mereka bukannya semangat malah jadi malas "toh aku gini gini aja dari dulu, yaudah pasrah deh,"
Ya persepsi kyk gitu bakal jadi toxic ke diri sendiri...
Jangan hanya liat hasilnya saja, jangan lupa untuk melihat apa yang terjadi dibalik layar. Engga semua orang mau untuk berkorban, kebanyakan hanya ingin untung banyak, rugi dikit. Eaa kapitalis in the blood wkwkw profit! Profit! Profit! *jargon suatu merek*
Ingat selalu, jangan pernah lupa akan sejarah.
0 notes
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
Senang Bisa Bermanfaat
(shit aku ga tahan buat ga nuangin isi perasaanku wkwkwk)
Hari ini (tepatnya kamarin), aku seneng banget karena tulisan pertamaku yang di upload di website linimassa dapet respon yang positive. Awalnya aku takut banget, takut ada yg komplain juga, karena sudah lama aku engga ngewawancarai orang atau aktif di bidang jurnalistik (terakhir SMP). Tapi setelah liat respon mereka yang positive dan antusias, khususnya dari kawan2 di Komunitas AlasKaki, aku jadi lega dan ikut senang. 😸
Aku meliput mereka, karena kebetulan sekali kemarin (11/02) pulang dari rapat di kampus aku lihat kegiatan mereka membuat mural di jalan Setia Budi, dan itu menarik perhatianku yg kebetulan juga menyukai seni.
Iseng cerita dengan Ristya, ternyata itu adalah kegiatan dari komunitas di kampusnya (ISI dps). Langsung aku minta kontaknya dan wawancarai. Aku juga sempet untuk lihat2 akun instagram Komunitas AlasKaki yang isi banyak karya keren dan konten yang lucu-lucu (saya suka orang ngegas, ntapss AlasKaki wkwkwk). Aku sebenarnya pingin sih ikut gabung dan melihat langsung aktivitas mereka dalam periode tertentu, tapi sayang pandemi membatasi aktivitasku dan mereka, mungkin di lain waktu.. Hehehe
Secara pribadi, aku melihat Komunitas AlasKaki punya potensi kuat untuk bisa jadi lebih besar dari yang sekarang. Aku harap Komunitas AlasKaki semakin dikenal banyak orang dan menyalurkan aspirasi-aspirasi mereka dan masyarakat dalam bentuk karya seni visual mereka.
Semoga kedepannya jurusan Seni dan Seniman tidak lagi disepelekan publik yang kerap menganggap ilmu seni adalah perkara gampang yang tak sebanding dengan ilmu akademis. Padahal mereka yang berkata demikian, buat lingkaran saja tidak bisa..
[sejujurnya aku ga tau gimana ngungkapin rasa senangku, sampe kemarin pagi triak2 dan loncat2, yg paling ku suka adalah tulisanku bermanfaat buat orang lain😳😁]
#renungandiniharibyrhw
Dps, 14/02/21 (04:14)
https://instagram.com/aalaskaki?igshid=dvx5t2aaniye (please take a time to see their Ig's Account😉)
instagram
0 notes
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
Ah aku bodoh sekali, ceroboh, aku ga pandai menentukan keputusan, pemalu garis keras, halu..
Rasa 'insecure' ku sudah berada tingkat yg lebih jauh..
Tapi ya sudahlah.. sudah lewat juga..
0 notes
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
Senyum itu Penting
Tumblr media
Beberapa waktu lalu saat pulang dari pasar, aku mengendarai motorku dengan pelan. Sore itu suasana jalan cukup ramai dengan anak-anak kecil yang bermain. Salah satu anak perempuan (kisaran tk besar) berdiri disamping rumahnya, lalu dia mencakup kedua telapak tangannya di depan dadanya dan menunduk sambil tersenyum ke arahku yang saat itu sedang lewat.
Lalu, aku memberikan senyumku balik padanya (walau pakai masker, tapi tetap dapat di lihat tersenyum, karena mataku tidak akan terlihat klo aku senyum). Respon adik perempuan itu sangan lucu bagiku. Dia masuk kedalam rumah sambil berteriak dengan girang dan berkata "Ibu... tadi aku disenyumin balik..."
Ini salah satu pengalamanku... Sebelumnya aku sempat menerima pengalaman tentang manfaat tersenyum, saat aku pertama kali pergi ke TBK. Dan lagi pengalaman itu dengan anak-anak..
Sejak pengalaman di TBK tersebut aku baru tahu, hal kecil seperti senyum saja dapat membuat orang lain senang. Andai ini ku sadari sejak awal...
Tersenyumlah, dengan demikian kau mungkin secara tidak sengaja menyalurkan semangatmu pada mereka yang harinya kurang baik. :)
Jangan lupa tersenyum😊
(renunganmalamharibyrhw)
Dps, 09/02/21 (22:32)
0 notes
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
"Jika ingin mahir menulis, maka harus banyak membaca. Jika ingin mahir berbicara, maka harus banyak mendengar." - Bu Kadek Dwita (04/02/21)
Motivasi yang bagus, dari salah satu dosen politik di kumpusku. She's one of the best teacher, I've ever seen.
Dps, 08/02/21
0 notes
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
Literally, me rn 😅
“When I am silent, I have thunder hidden inside.”
— Rumi 
3K notes · View notes
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
“The universe created you for a reason, now go out there and find out what it is.”
— Nikita Gill 
1K notes · View notes
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
Bukan Sekedar Bencana Alam Biasa
Saat kegiatan live report siang tadi, kelompokku mengangkat topik tentang banjir di Kalimantan Selatan. Kebetulan peranku tadi sebagai narasumber ahli lingkungan. Karena waktu live report yang terbatas, jadi aku tidak bisa menyampaikan keseluruhan isi pikiranku. Sehingga, aku menuliskan apa yang ingin aku sampaikan secara menyeluruh disini.
Mengenai bencana banjir di Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu, saya melihatnya bukan sekedar bencana alam biasa. Yang menarik disini adalah adanya campur tangan pemerintah yang menjadi salah satu faktor penyebab bencana alam itu terjadi. Memang benar bahwa curah hujan yang tinggi menjadi salah satu penyebab banjir yang memang tidak bisa kita pungkiri.
Namun, adanya sejumlah kondisi yang "memperburuk" yang ikut menyertainya merupakan bagian dari unsur kebijakan pemerintah yang telah dibuat sebelum-sebelumnya. Seperti minimnya kebijakan yang memihak kepada kelestarian alam dan kesejahteraan masayarakat setempat, serta pengawasan terhadap hutan yang kurang ketat. Tiap tahunnya pertambangan di Kalimantan semakin meningkat dan area hutan semakin sempit, belum lagi adanya penambangan2 "nakal" yang masih berkeliaran.
Hal-hal tersebut tentu saja berdampak besar terhadap kondisi tanah (alam) dan juga kesejahteraan masyarakat. Akibat rusaknya alam ditambah dengan iklim yang mendukung terjadinya bencana alam mengakibatkan warga kehilangan tempat tinggalnya dan juga tempat bekerjanya. Hal ini saja sudah mengurangi hak kelayakan hidup masyarakat, yang sesungguhnya menjadi tanggungjawab pemerintah yang telah di atur dalam konstitusi kita.
Selain itu, refleksi dari bencana banjir di Kalimantan Selatan juga telah menunjukan adanya pengurangan hak sipil politik masyarkat yang dimana didalamnya terdapat kebebasan berpendapat. Selama ini sejumlah masyarakat dan aktivis lingkungan sudah melakukan kritik terhadap pemerintah terkait lingkungan, namun hasil yang diterima adalah buzzer dan area hutan yang semakin menyempit. (ya, memang jaman sekarang cukup sulit mengutarakan pandangan yg berbeda dengan yang duduk diatas). Tidak hanya di Kalimantan, di sejumlah daerah lain kegiatan pertambangan sangat menganggu kehidupan warga, seperti mereka harus menempuh jalan yang lebih jauh agar terhindar dari debu dan alat berat pertambangan, dan tentu saja hal tersebut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Nah, dari problem tersebut (agar tak sekedar omong doang, ya kan!?), sempat terlintas dalam benak saya beberapa solusi.
Pemerintah harus membuat kebijakan (salah satunya: minerba) yang pro terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.
Pemerintah pusat dan daerah harus melakukan langkah-langkah kongkret untuk memperketat penjagaan lahan, dari penambang nakal dan penggundulan hutan yang semena-mena.
Pemerintah perlu melakukan komunikasi yang baik dengan warga setempat, menjamin kehidupan yang layak, dan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan perencanaan. Agar ekonomi warga setempat tertolong.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210119185255-4-217266/data-klhk-luas-hutan-di-kalsel-turun-62-periode-1990-2019
https://amp.dw.com/id/wwf-kalimantan-bakal-kehilangan-75-persen-hutan-pada-2020/a-39124270
(renunganmalamharibyrhw)
Dps, 06/02/21 (23:23)
0 notes
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
Perempuan
Tumblr media
Di tahun 2021 ini, saya banyak belajar mengenai perempuan. Di tahun ini, ada sejumlah tanggungjawab yang saya emban, seperti tanggungjawab sebagai anak, sebagai pelajar, sebagai pekerja, sebagai seorang ketua, dan tentu saja sebagai perempuan. Tanggungjawab ini membuat saya sedikit bisa merasakan dan membayangkan bagaimana keretakan yang dialami perempuan selama ini.
Dalam masyarakat perempuan dituntutut untuk selalu bersikap baik, suci, pandai dalam melaksanakan kebudayaan, dan pandai mengurus rumah tangga. Banyak perempuan yang harus bekerja, mengurus rumah tangga, dan mendidik anak.
Bayangkan saja usai pulang kerja, seorang perempuan harus menyiapkan makanan, membersihkan pakaian, mendidik anak, dan esok paginya harus menyiapkan makanan kembali sebelum pergi kerja, belum lagi pekerjaan tambahan lainnya seperti membuat banten. Kondisi yang tak berbeda jauh, saat ini saya juga merasa sedikit lelah karena harus bekerja, belajar, mengerjakan pekerjaan rumah, pekerjaan mebanten dan sejenisnya, serta tanggungjawab diorganisasi.
Dalam konteks ini yang harus dipahami adalah bahwa perempuan tidak bisa hanya full mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja, tidak bisa juga full bekerja. Berbeda dengan laki-laki, sifat feminim perempuan menyebabkan mereka sulit untuk tak memberikan kasih sayang atau mengabaikan keluarganya.
Terkadang hanya karena ego, kaum laki-laki enggan untuk membantu mengerjakan pekerjaan perempuan (mencuci pakaian, masak, dkk). Kadang pula ego tersebut, membuat sejumlah laki-laki menumpahkan tanggungjawabnya pada perempuan, membiarkan perempuan yang bekerja dan mengurus rumah tangga. Tak jarang saya menemukan peristiwa disekitar saya, dimana sang suami menumpahkan semua tenggungjawabnya kepada sang istri, sementara sang suami tetap bermalas-malasan. Kesadaran ini harus dipahami tidak hanya oleh perempuan tapi laki-laki itu sendiri, mereka harus mampu bekerjasama dan memahami satu sama lain.
Disini saya tidak mencoba menunjukan bahwa laki-laki selalu salah. Tapi yang saya kemukakan disini adalah realita yang masih dihadapi oleh perempuan. Bukan berarti hal serupa juga tidak bisa terjadi pada kaum laki-laki.
Dunia ini tidak lengkap tanpa Adam dan Hawa, bukan hanya kaum Adam saja ataupun kaum Hawa saja. Keduanya memiliki kodratnya masing-masing yang harus saling dimengerti dan dihargai.
Saya bersyukur menjadi perempuan dan merasakan hal ini, karena (tanpa mengurangi rasa hormat kepada kaum laki-laki) saya bisa memberikan manfaat lebih banyak kepada orang sekitar, yg bukan hanya sekedar tuntutan tapi kesadaran dari diri sendiri.
(renunganmalamharibyrhw)
Dps, 02/02/21 (repost)
2 notes · View notes
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
Tadi siang ada kegiatan FGD singkat yg dilakukan oleh salah satu UKM di Unud. Nah, temanya itu menarik walau simple, yaitu mengenai mahasiswa yg salah jurusan. Dalam kegiatan itu, ada salah satu perserta yang mengisahkan soal keluh-kesahnya sebagai anak pertama yang menerima pendidikan keras dari orang tuanya.
Berangkat dari cerita itu, aku menjadi "bernostalgia" sendiri dengan pengalamanku waktu kecil. Tidak berbeda jauh, aku juga mendapat pendidikan keras sejak kecil, atau bisa di bilang pengalaman keras sejak kecil, walaupun aku bukan anak pertama.
Waktu saya kecil (sebelum tk-sd), saya dilarang menonton film kanak-kanak yang menurut ayahku tidak bermanfaat (ex: dora, spongebob, dkk). Jadi, aku sejak kecil disuguhi dengan tontonan metro tv (walau ngga ngerti soal politik saat itu) dan animasi tentang science. Disamping itu ibuku juga cukup galak sehingga aku kerap terkena hukuman fisik atas kesalahan kecil ataupun besar. Berbeda dengan kakak-kakakku yang berani menentang, aku tergolong anak yang tidak banyak protes.
Keluargaku sangat jarang liburan, mungkin jika orang lain melihat kehidupanku, mereka akan berpikir ini menyedihkan. Tapi sesungguhnya tidak sepenuhnya demikian. Hal ini terlihat jelas saat pandemi seperti sekarang, teman-temanku banyak terbebani karena tidak bisa liburan, sedangkan aku tidak merasakan beban seperti itu.
Didikan ayahku yang demikian membuat aku terbiasa dan suka membaca. Aku menemukan "liburanku" dalam buku. Sehingga, walau sehari aja aku merasa ada yang kurang kalau tidak membaca (buku akademik atau non-akademik).
Selain itu waktu tk, aku tidak ada teman. Kata salah satu anak disana memberitahu aku, kalau ada sejumlah teman yang tidak menyukaiku dan mengajak yg lain untuk menjauhiku. Padahal aku tidak pernah berperilaku buruk padanya. Mungkin karena aku "asing" dari anak2 disana + hanya rumahku saja yang jaraknya sangat jauh, sedangkan mereka tinggal disekitar area tk. Ditambah lagi aku waktu kecil memang bukan anak yang cerewet. Tapi aku engga terlalu terganggu akan hal itu, karena duniaku saat itu sudah bahagia karena suka banget sama buku bobo.
Saat sd ku juga sempat mendapat perlakuan yang sama, tapi setelah penghasutnya pindah sekolah aku baru dekat dengan beberapa teman. Semakin bertambah umur tidak hanya kawan sebaya yang tak menyukaiku, tapi juga sejumlah guru. Dari perlakuan tidak dianggap dikelas, ranking diturunkan, sampai dihukum membersihkan kantin sekolah. Tapi yang lebih merepotkan adalah guru yang memberikan perhatian lebih padaku. Beberapa dari mereka kerap menyuruhku melakukan ini itu.
Seiring berjalannya waktu aku juga makin sadar, kalau sebelum sebelumnya aku sangat jarang senyum, sehingga menimbulkan kesan sombong dan judes (aku akui ekspresiku engga enak dipandang). Terus aku sering melakukan monolog, yang bikin orang salah paham (misalnya: tiba2 bilang "mampus" padahal kata itu aku tujuin untuk diriku sendiri).
Sikapku yang lebih suka hal yang serius2 berakar dari pengalamanku waktu kecil. Sekarang ini ku lagi belajar berdamai dengan diri sendiri. Secara tidak sadar, aku selalu menyalahkan diri sendiri dari hal sepele hingga hal besar dan hal ini jadi suatu kebiasaanku. Tapi memang sulit, aku mencoba belajar sedikit demi sedikit..
Ya intinya disini adalah apa pun itu (baik atau buruk) pasti memiliki nilai (value)nya masing2. Karena kita (manusia) lah yang memberi nilai atas hidup ini bukan mengharapkan nilai.
(renunganmalamharibyrhw)
Dps, 06/02/21 (22:29)
1 note · View note
lifegoeson-post · 5 years ago
Text
CINTA ATAU HAK?
Beberapa kali terbesit dalam pikiranku sebuah pertanyaan "apakah mencintai itu harus hanya dengan seorang saja?" Dalam menjawab pertanyaan itu seiring dengan berjalannya waktu, aku belajar dari pengalaman, buku, dan ceramah, Aku sampai pada kesimpulan bahwa kini makna "Cinta" disempitkan oleh masyarakat. Kata Cinta itu dipisahkan dari kata "cinta kasih".
Kini banyak orang mengkaitkan cinta dengan hubungan khusus dan sebuah kepemilikan. Disini saya bukanlah ahli cinta atau sejenisnya, tapi berdasarkan apa yang ku baca, ku dengar, dan ku alami, mencintai merupakan hal yang indah, baik antar sesama ataupun antara mahluk lain. Cinta yang sering di bayangkan orang kebanyakan sebagai suatu hubungan, sesungguhnya hanya berupa tuntutan HAK. Artinya, karena dua insan sudah memutuskan saling mengikat satu sama lain, maka mereka memiliki hak untuk menuntut cinta dari pasangannya. Sehingga wajar saja, timbul rasa kecewa yang mendalam apabila seseorang tidak mendapat "HAK tersebut" dari pasangannya.
Makanya sebelum mengikat diri pada hubungan yang lebih serius, orang yang bersangkutan harus sudah memahami makna cinta kasih.
Hanya dengan cinta kasih saja segala keburukan dapat dikalahkan.
(renunganmalamharibyrhw)
Dps, 3/2/21 (23:57)
0 notes
lifegoeson-post · 8 years ago
Photo
Tumblr media
[Friday, August 4th] Amazing days with you guys😃
1 note · View note